PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN

SUBDIT PERLENGKAPAN JALAN

Disampaikan dalam
SOSIALISASI BIDANG LALU LINTAS
Medan, 26 Oktober 2016
 STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT

DIREKTUR LALU LINTAS

KASUBBAG TU
PERHUBUNGAN DARAT

KASUBDIT KASUBDIT
KASUBDIT KASUBDIT
PERLENGKAPAN LALU LINTAS
MRLLJ ANDALALIN JALAN SDP

KASI KASI KASI KASI

MANAJEMEN EVALUASI PENGAWASAN MANAJEMEN
LL ANDALALIN TEKNIS PJ LL

KASI KASI ALUR

KASI
KASI PENGAWASAN
AHLI
PENGAWASAN DAN
REKAYASA LL
ANDALALIN USAHA PJ PERAMBUAN

2
 DASAR HUKUM 3

1.UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

2.PP NO. 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK
SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

3.PP NO. 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

4.PERMENHUB NO.PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS

5.PERMENHUB NO.PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN

6.PERMENHUB NO. PM.49 TAHUN 2014 TENTANG APILL

7. PERMENHUB NO. PM.96 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN

MRLL

8. KEPMENHUB NO. KM.3 / 1994 TENTANG ALAT PENGENDALI DAN PENGAMAN PEMAKAI
JALAN

9. PERATURAN DIRJEN HUBDAT NO SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PERLENGKAPAN JALAN

10. PERATURAN DIRJEN HUBDAT NO SK.2778/AJ.004/DRJD/2015 TENTANG PELAKSANAAN

TD-BUPPJ DAN TD-BUPBPJ
 PERLENGKAPAN JALAN
 PANJANG JALAN NASIONAL DI SELURUH INDONESIA 47.017,27 KM
 PERLENGKAPAN JALAN UTAMA BERUPA:
o RAMBU LALU LINTAS;
o MARKA JALAN;
o GUARDRAIL.

TERPASANG
NO. JENIS SATUAN KEBUTUHAN %
(2014-2016)
1 RAMBU LALU UNIT 89.594 470.170 19 %
LINTAS
2 MARKA JALAN METER 119.584.966 178.665.626 67 %
3 GUARDRAIL METER 973.671 1.492.700 65 %
*) Rata-rata Fasilitas Perlengkapan Jalan yang Terpasang di Jalan Nasional sebesar 50%
(Tahun 2016)

4
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PERLENGKAPAN JALAN

Pengadaan dan pemasangan PJ harus sesuai dengan aturan yang berlaku

 PERMASALAHAN PERLENGKAPAN JALAN

1. PERLENGKAPAN JALAN UTAMA RAMBU, MARKA, DAN GUARDRAIL

BARU TERPASANG 50 % DARI KEBUTUHAN;
2. TINGKAT KERUSAKAN PERLENGKAPAN JALAN RATA-RATA MENCAPAI
18,67 % (berdasarkan HASIL SURVAI DI PROVINSI BALI) ;
3. SISTEM DATA BASE PERLENGKAPAN JALAN YANG ADA BELUM
BEROPERASI SECARA OPTIMAL;
4. SPESIFIKASI TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN PERLU DISEMPURNAKAN
SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI;
5. KETERBATASAN ANGGARAN PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
PERLENGKAPAN JALAN;
6. PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN TUMPANG TINDIH DENGAN
KEMENPUPERA;
7. PERUSAHAAN PERLENGKAPAN JALAN BELUM MEMILIKI SURAT
KETERANGAN TANDA DAFTAR SESUAI PERATURAN DIRJEN
PERHUBUNGAN DARAT NOMOR SK.2778/AJ.004/DRJD/2015 TENTANG
PELAKSANAAN TANDA DAFTAR BADAN USAHA PEMBUAT
PERELENGKAPAN JALAN DAN TANDA DAFTAR BADAN USAHA
 7
PERLENGKAPAN JALAN

a. Rambu Lalu Lintas;

PERLENGKAPAN b. Marka Jalan;
JALAN c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. Alat Penerangan Jalan;
e. Alat pengendali dan pengaman
Pengguna Jalan;
f. Alat pengawasan dan pengamanan
Jalan;
g. Fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki,
SETIAP JALAN YANG dan penyandang cacat; dan
DIGUNAKAN UNTUK LALU h. Fasilitas pendukung kegiatan Lalu
LINTAS UMUM WAJIB Lintas dan angkutan Jalan yang
berada di Jalan dan di luar badan
DILENGKAPI DENGAN Jalan.
(UU 22/2009 PASAL 25)
(PP 79/2013 PASAL 26)
 PERLENGKAPAN JALAN

PETUNJUK TEKNIS TENTANG PERLENGKAPAN JALAN

 Tata Cara Pengadaan,

Pemasangan, Perbaikan, dan
Pemeliharaan
 Persyaratan Teknis
Perlengkapan Jalan

8
 9
PERLENGKAPAN JALAN
LARANGAN PERUSAKAN

(2) Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada
fungsi perlengkapan jalan (UU 22/2009 Pasal 28)  pidana Pasal 275

KETENTUAN PIDANA
Mengakibatkan  Kurungan max 1 bulan; atau
gangguan pada fungsi  Denda max Rp. 250.000,-
perlengkapan jalan

Merusak perlengkapan  Kurungan max 2 bulan; atau

 Denda max Rp. 50.000.000,-
jalan
 PERLENGKAPAN JALAN
PENYELENGGARAAN PERLENGKAPAN JALAN MELIPUTI
KEGIATAN :

PERENCANAAN,
PENGADAAN
PEMELIHARAAN PENGHAPUSAN

DILAKUKAN OLEH ((UU 22/2009 Pasal 26 &PP 79/2013 PASAL 27)

JAL.KAB/
Jalan Nasional Jalan Provinsi JAL.KOTA Jalan TOL
BUPATI/ BADAN PENYELENGGARA
MENTERI GUBERNUR WALIKOTA JALAN TOL

setelah mendapatkan penetapan

Menteri Perhubungan

10
PERLENGKAPAN JALAN

PENETAPAN KEBIJAKAN PENGGUNAAN JARINGAN JALAN

DAN GERAKAN LALU LINTAS YANG BERUPA PERINTAH,
LARANGAN, PERINGATAN, ATAU PETUNJUK HARUS
DINYATAKAN DENGAN RAMBU LALU LINTAS, MARKA
JALAN, DAN/ATAU ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS.

DILAKUKAN OLEH
JAL.KAB/
Jalan Nasional Jalan Provinsi JAL.KOTA Jalan TOL
PERATURAN MENTERI PERTURAN DAERAH PERATURAN PERATURAN MENTERI
PERHUBUNGAN PROVINSI DAERAH KOTA PERHUBUNGAN
 KETENTUAN PENYELENGGARAAN PERLENGKAPAN JALAN
Pasal 5 PM No.96 Thn 2015 ttg Pedoman Pelaksanaan Kegiatan MRLL

Pelaksanaan kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan nasional yang berada di Kota dan
(1) Ibukota Kabupaten dapat dilakukan oleh Bupati/Walikota setelah mendapat persetujuan Direktur
Jenderal Perhubungan Darat
Pelaksanaan kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan nasional yang berada di Provinsi
(2) DKI dapat dilakukan oleh Gubernur setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

*) PEREKAYASAAN
PERENCANAAN
 Pengadaan
 Identifikasi masalah lalu lintas
 Inventarisasi dan analisis situasi
 Pemasangan
arus lalu lintas  Perbaikan
 pemeliharaan

*) PJ yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan

PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PERLENGKAPAN JALAN

1. Pembuatan Perlengkapan Jalan Wajib dilakukan oleh Badan Usaha

Pembuat Perlengkapan Jalan (BUPPJ) yang telah memiliki TD-
BUPPJ
2. Penyediaan Bahan Perlengkapan Jalan wajib dilakukan oleh Badan
Usaha Penyedia Bahan Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ)
3. BUPPJ dan BUPBPJ harus memenuhi persyaratan:
a. Spesifikasi Teknis Bahan Perlengkapan Jalan;
b. Perlengkapan dan Peralatan Produksi;
c. Sumber Daya Manusia yang Berkompetensi di Bidang
Perlengkapan Jalan

PERATURAN DIRJEN HUBDAT NO SK.2778/AJ.004/DRJD/2015 TENTANG

PELAKSANAAN TD-BUPPJ DAN TD-BUPBPJ
 ARAH KEBIJAKAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN
PERLENGKAPAN JALAN 2017

1. TARGET RAMBU TERPASANG 100% SAMPAI

TAHUN 2019 (ARAHAN MENHUB DAN DIRJEN
HUBDAT)
2. PRIORITAS PEMASANGAN PERLENGKAPAN
JALAN:
a. RAMBU (RAMBU PERINTAH, PETUNJUK,
BATAS KECEPATAN DAN KELAS JALAN);
b. RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN
(RPPJ);
c. GUARDRAIL/DELINEATOR (DI DAERAH
PEGUNUNGAN/RAWAN KECELAKAAN);
d. MARKA JALAN;
14
 ARAH KEBIJAKAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN
PERLENGKAPAN JALAN 2017

3. PRIORITAS PEMELIHARAAN PERLENGKAPAN

JALAN:
a. APILL/WARNING LIGHT;
b. PENERANGAN JALAN UMUM;
c. RAMBU DAN RPPJ.

KARENA KETERBATASAN ANGGARAN, LOKASI DIPRIORITASKAN

PADA IBUKOTA PROVINSI DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN

15
PRIORITAS PEMBANGUNAN PERLENGKAPAN JALAN

• Koridor utama jalan nasional;

• Jalan nasional yang menghubungkan
simpul-simpul transportasi dan objek
vital perhubungan;
• Jalan nasional yang rawan kecelakaan;
• Jalan nasional yang menunjang destinasi
pariwisata berskala nasional;

16
SPESIFIKASI TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN
A. UMUR TEKNIS
1. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS, RAMBU LALU LINTAS ,
PAKU JALAN, ALAT PENERANGAN JALAN, PAGAR PENGAMAN
JALAN, CERMIN TIKUNGAN, DELINEATOR, ALAT PENGENDALI
PEMAKAI JALAN MEMILIKI UMUR TEKNIS 5 (LIMA) TAHUN.
2. MARKA JALAN DAN PITA PENGGADUH MEMILIKI UMUR TEKNIS
2 (DUA ) TAHUN.
B. UKURAN DAUN RAMBU DIAMETER MINIMAL 750 mm UNTUK
JALAN NASIONAL.
C. RAMBU LALU LINTAS STANDAR MINIMAL MEMILIKI NILAI
RETROREFLEKTIF ASTM TIPE II DAN RPPJ MINIMAL MEMILIKI
NILAI RETROREFLEKTIF ASTM TIPE IV.
C. MARKA JALAN HARUS MEMILIKI TINGKAT RETROREFLEKTIF
MINIMAL (Ra) 200 miliCandela/M²/Lux (WARNA PUTIH MAUPUN
KUNING) PADA UMUR 0-6 BULAN SETELAH APLIKASI. PADA
AKHIR TAHUN KE-1 TINGKAT RETROREFLEKTIF MINIMAL 150
miliCandela/M²/Lux.
SPESIFIKASI TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN
 SETIAP BAHAN PERLENGKAPAN JALAN YANG AKAN
DIPERGUNAKAN HARUS LULUS UJI LABORATORIUM DENGAN
MENUNJUKKAN SERTIFIKAT UJI LABORATORIUM, DI
LABORATORIUM RESMI DALAM NEGERI ATAU LUAR NEGERI.
 PADA SETIAP PERLENGKAPAN JALAN DIBUBUHI STIKER
PERLENGKAPAN JALAN TULISAN SUMBER PENDANAAN, TAHUN
ANGGARAN DAN ISI PASAL 275 UU NOMOR 22/2009 TENTANG
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.
 DALAM PEMASANGAN ZEBRA CROSS HARUS DALAM BENTUK
PAKET BERUPA MARKA DAN RAMBU-RAMBU
KELENGKAPANNYA.
 DALAM PEMASANGAN WARNING LIGHT HARUS DALAM BENTUK
PAKET BERUPA PITA PENGGADUH DAN RAMBU – RAMBU
KELENGKAPANNYA.
 Spesifikasi Teknis Rambu
Standar
Existing
 Warna dasar: tipe II (ASTM
D4956);
 Simbol, angka dan huruf :
tipe II (ASTM D4956)
 Khusus rambu larangan
dengan kata-kata
 warna dasar tipe I (ASTM
D4956) dan
 Simbol, angka dan huruf tipe
IV (ASTM D4956)
Future *)
 Warna dasar: tipe IV (ASTM
D4956);
 Simbol, angka dan huruf :
tipe IV (ASTM D4956)
 Khusus rambu larangan
dengan kata-kata
 warna dasar tipe I (ASTM
D4956) dan
 Simbol, angka dan huruf tipe
XI (ASTM D4956)

*) Spesifikasi tersebut sudah digunakan pada pengadaan dan

pemasangan marka dengan dana re-lokasi APBN 2015
 SPESIFIKASI TEKNIS RAMBU
STANDART

• Ukuran daun rambu diameter

minimal 750 mm untuk jalan
nasional
• Retroreflective minimal ASTM
(American Standard for Testing
Material) Tipe IV (rambu standard)
dan Tipe IV (RPPJ)
• Jenis konstruksi tiang rambu dengan
bentuk portal;
• Rangka untuk menempel daun
rambu dengan double siku;
• ASTM untuk melihat ketahanan
terhadap Cuaca, Kelembaban Nisbi,
Asam, dan Kelapukan
 Spesifikasi Teknis Rambu
RPPJ
Existing Future *)
Warna dasar: tipe I Warna dasar: tipe IV
(ASTM D4956); (ASTM D4956);
Simbol, angka dan Simbol, angka dan
huruf : tipe IV (ASTM huruf : tipe IV (ASTM
D4956) D4956)
*) Spesifikasi tersebut sudah digunakan pada pengadaan dan
pemasangan marka dengan dana re-lokasi APBN 2015
 SPESIFIKASI TEKNIS RPPJ

• Memiliki nilai koefisiensi retroleflektif (RA) minimal

sesuai dengan pembagian jenis material retroreflektif
dengan huruf dan dasar menggunakan ASTM D4956
Tipe IV
• Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta
bagian belakang dilengkapi dengan perekat berjenis
precoated adhesive
• Bahan logam berbentuk pipa bulat, pipa segi delapan,
besi profile H atau besi profile u
• tahan terhadap proses korosi dan oksidasi, dengan atau
tanpa lapisan anti karat pencegah korosi dan oksidasi,
termasuk bagian berlubang untuk sambungan baut
• Tiang tunggal pipa berdiameter minimal 55 mm
dengan tebal 2 mm
• Besi siku 3x30x30 mm
• Pipa bulat di cor beton K-250 (sesuai standard
konstruksi indonesia)
 SPESIFIKASI TEKNIS RAMBU LALU LINTAS

1 Bahan daun rambu

 Alumunium ketebalan minimal 2,0 mm
 Bahan ACP: terbuat dari plat alloy tipe 1100 dengan ketebalan minimal 3,0
mm. Rujukan standar ASTM D790-07 (flextural strength), ASTM D339-09
(adhesion), ASTM D2794-3(2004) (rapid deformation), AAMA 2605-05
(resistensi terhadap korosi), dan ASTM D696-08 (coefficient of linear thermal
expansion)
Terbuat dari bahan yang tidak licin

2 Mampu memantulkan cahaya (retroreflektif)

3  Warna dasar : tipe IV (ASTM D4956);

 Simbol, angka dan huruf : tipe IV (ASTM D4956)
 Khusus rambu larangan dengan kata-kata
 warna dasar tipe I (ASTM D4956) dan
 Simbol, angka dan huruf tipe 11 (ASTM D4956)

4 Tiang : logam (bulat, segi delapan, besi profil H atau besi profil U)
: beton (bulat, H)

5 Bangunan Konstruksi: K 175  tiang biasa dan K 250  tiang F

 PERSYARATAN TEKNIS
RAMBU LALU LINTAS

RAMBU BERDASARKAN JENISNYA :

a.RAMBU PERINGATAN;
b.RAMBU LARANGAN;
c.RAMBU PERINTAH;
d.RAMBU PETUNJUK

Rambu Konvensional Rambu Elektronik

Rambu konvensional berupa rambu Rambu elektronik berupa rambu yang

dengan bahan yang mampu informasinya dapat diatur secara
memantulkan cahaya atau retro elektronik
reflektif
RAMBU LALU LINTAS KONVENSIONAL TERDIRI ATAS :
a. DAUN RAMBU; DAN
b. TIANG RAMBU.

Deskripsi detail rambu konvensional:

1. Ukuran daun rambu dibagi menjadi ukuran kecil, sedang, besar
dan sangat besar.
2. Setiap daun rambu wajib dipasang stiker logo perhubungan di
bagian depan sebelah bawah yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan.
3. Tiang rambu dapat berbentuk tiang tunggal, tiang F, tiang kupu-
kupu dengan tiang tunggal, atau tiang gawang (gantry) dengan
tiang ganda atau lebih.

PM 13 Tahun 2014 Pasal 5 ayat (3)

 SPESIFIKASI TEKNIS RAMBU TERBARU

26
 PENEMPATAN RAMBU LALU LINTAS

PENEMPATAN DAN PEMASANGAN RAMBU LALU LINTAS HARUS

MEMPERHATIKAN (pasal 33 PM 13/2014):

1. DESAIN GEOMETRIK JALAN;

2. KARAKTERISTIK LALU LINTAS;
3. KELENGKAPAN BAGIAN KONSTRUKSI JALAN;
4. KONDISI STRUKTUR TANAH;
5. PERLENGKAPAN JALAN YANG SUDAH TERPASANG;
6. KONSTRUKSI YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PENGGUNA JALAN;
DAN
7. FUNGSI DAN ARTI PERLENGKAPAN JALAN LAINNYA.

PENEMPATAN DAN PEMASANGAN RAMBU LALU LINTAS HARUS PADA

RUANG MANFAAT JALAN
 MINIMUM 1,75
METER DAN
MAKSIMUM 2,65
METER DIUKUR
DARI PERMUKAAN
JALAN SAMPAI
DENGAN SISI DAUN
A RAMBU BAGIAN
BAWAH

Pasal 36, PM 13/2014

B
 C

D
 32
RAMBU HARUS MEMILIKI REFLEKTIF
ALAT UJI REFLEKTIF RAMBU
PENGATURAN PENGGUNAAN RAMBU ELEKTRONIK
(VARIABLE MASSAGE SIGNS)

VMS di Indonesia

VMS di Amerika
 Merak
Cilegon Barat
Bakauheni AH1
Pantai Anyer
Bandar Lampung
Menandakan lokasi Menandakan nomor rute
pariwisata. tertentu.

Ko t a Be ka si
Bula k Ka pa l

Ja ka rt a
Kra nji Ba ndung
Stasiun KA Bekasi Lewat Jalan Tol

Menandakan lokasi utilitas Menandakan rute tertentu.

umum dan fasilitas sosial.
CONTOH APLIKASI SALAH
RAMBU LALU LINTAS

bentuk dan ukuran pada pada Rambu

Peringatan tidak sesuai dengan ketentuan
dalam PM. 13 Tahun 2014

SESUAI DENGAN
... m KETENTUAN DALAM
PM. 13 TAHUN 2014

Penulisan petunjuk jurusan ATM BNI

tidak sesuai dengan ketentuan dalam PM.
13 Tahun 2014 Pasal 19 ayat 2
 CONTOH APLIKASI YANG SALAH

SAMBUNGAN STIKER DAUN RAMBU TIDAK BASE PLATE TIANG LPJU TIDAK MENEMPEL
SEMPURNA PADA PONDASI

37
37
 PERSYARATAN TEKNIS
MARKA JALAN

Marka Jalan Dapat Berupa:

a.Peralatan
b.Tanda

Peralatan Tanda

1. Paku Jalan; 1. Marka membujur

2. Alat Pengarah Lalu Lintas Sementara; 2. Marka Melintang
Dan 3. Marka Serong
3. Pembagi Lajur Atau Jalur Sementara. 4. Marka Lambang
5. Marka Kotak Kuning, dan
6. Marka Lainnya
 39

1. MARKA JALAN BERUPA TANDA DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN

BERUPA:
a. CAT;
b. TERMOPLASTIC;
c. COLDPLASTIC; ATAU
d. PREFABRICATED MARKING.;

2. MARKA JALAN BERUPA TANDA MEMILIKI KETEBALAN PALING RENDAH 2 (DUA)

MILIMETER DAN PALING TINGGI 30 (TIGA PULUH) MILIMETER DI ATAS PERMUKAAN
JALAN;

3. WARNA MARKA JALAN BERUPA TANDA SECARA UMUM BERWARNA PUTIH

4. WARNA MARKA JALAN BERUPA TANDA BERWARNA KUNING MEMILIKI ARTI

LARANGAN BERHENTI BAGI SELURUH KENDARAAN DIATAS MARKA JALAN
TERSEBUT
 40

5. DAPAT MEMANTULKAN CAHAYA PADA MALAM HARI (RETROREFLEKTIF) DENGAN

TINGKAT MINIMAL 300 miliCandela/M²/Lux PADA UMUR 0-6 BULAN SETELAH
APLIKASI DAN PADA AKHIR TAHUN KE-1 TINGKAT REFROREFLEKTIF MINIMAL 100
miliCandela/M²/Lux;

TINGKAT RETROREFLEKTIF
(mcd/m2/lux)

6. UMUR TEKNIS 2 TAHUN;

7. BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM SPESIFI KASI INI TIDAK BOLEH LEBIH
DARI 1 TAHUN DARI TANGGAL PRODUKSI (TIDAK KADALUARSA) 40
 MARKA JALAN WARNA PUTIH
DENGAN RETROREFLECTIVITY KURANG DARI
100 mcd/m²/lux

MARKA JALAN WARNA PUTIH DENGAN RETROREFLECTIVITY LEBIH DARI

200 mcd/m²/lux
ALAT UJI REFLEKTIF MARKA
 43
CONTOH PENGADAAN MARKA JALAN SATU PAKET DENGAN
RAMBU LALU LINTAS
CONTOH PENGADAAN MARKA JALAN SATU PAKET DENGAN RAMBU
LALU LINTAS
MARKA JALAN
 46
IMPLEMENTASI MARKA PROFILE

Jalan menikung dan menjelang simpang berbahaya

 CONTOH IMPLEMENTASI MARKA PROFILE

Profile

Pembagi jalur pada jalan menikung

 PAKU JALAN

1 PAKU JALAN Berfungsi Sebagai Reflektor Marka Jalan Khususnya Pada Cuaca
Gelap Dan Malam Hari Yang Dapat Berfungsi Dalam Kondisi Permukaan Jalan
Kering Ataupun Basah.

Berwarna Kuning Digunakan Untuk Pemisah Jalur Atau Lajur

a
Lalu Lintas.

b Berwarna Merah Digunakan Pada Garis Batas Di Sisi Kiri Jalan.

c Berwarna Putih Digunakan Pada Garis Batas Sisi Kanan Jalan.

3 PAKU JALAN memiliki umur teknis selama 5 (lima) tahun

4 Spesifikasi Teknis PAKU JALAN Harus sesuai dengan Peraturan Dirjen Hubdat
Nomor SK 7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan
48
 BENTUK PAKU JALAN

 Bujur Sangkar, dengan ukuran:

0,10 meter, untuk jalan dengan kec. rencana < 60
km/jam
0,15 meter, untuk jalan dengan kec. rencana > 60
km/jam
 4 (empat) persegi panjang, dengan ukuran panjang
0,20 meter dan lebar > 0,10 meter.
 Bundar dengan ukuran diameter > 0,1 (nol koma
satu) meter.
BENTUK PAKU JALAN

Bujur sangkar

Empat persegi panjang

Bulat
 51
PAKU JALAN

DENGAN MENGGUNAKAN PAKU JALAN

BULAT BERBAHAN KACA,
BERDASARKAN PENGAMATAN DI
LAPANGAN DAYA PANTULNYA LEBIH
MENYALA JIKA TERKENA PANTULAN
SINAR LAMPU SEPERTI GAMBAR DI
SAMPING
 ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS

APILL

TENAGA LISTRIK TENAGA SURYA

1. APILL UNTUK MENGATUR KENDARAAN 1. APILL UNTUK MENGATUR KENDARAAN

DAN/ATAU PEJALAN KAKI DAN/ATAU PEJALAN KAKI

2. APILL UNTUK MEMBERIKAN 2. APILL UNTUK MEMBERIKAN

PERINGATAN BAHAYA KEPADA PEMAKAI PERINGATAN BAHAYA KEPADA PEMAKAI
JALAN (WARNING LIGHT) JALAN (WARNING LIGHT)

APILL memiliki umur teknis selama 5 (lima) tahun

 ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS

PENGADAAN APILL SATU PAKET DENGAN ZEBRA CROSS

54
 55

Jenis lampu yang berbeda

memberikan tingkat kejelasan
yang berbeda
 PAGAR PENGAMAN JALAN

1 PAGAR PENGAMAN Adalah Kelengkapan Tambahan Pada Jalan Yang

Berfungsi Sebagai Pencegah Pertama Bagi Kendaraan Bermotor Yang Tidak
Dapat Dikendalikan Lagi Agar Tidak Keluar Dari Jalur Lalu Lintas

PAGAR PENGAMAN dipasang pada jalan menikung dapat dilengkapi dengan

2
pemasangan rambu pengarah tikungan (chevron)

3 PAGAR PENGAMAN memiliki umur teknis selama 5 (lima) tahun

4 Spesifikasi Teknis Pagar Pengaman Harus sesuai dengan Peraturan Dirjen Hubdat
Nomor SK 7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan
PAKET GUARD RAIL DENGAN RAMBU
CHEVRON UNTUK DAERAH TIKUNGAN

PEMASANGAN GUARD RAIL KURANG

TEPAT TANPA DILENGKAPI CHEVERON
UNTUK DAERAH TIKUNGAN
PAGAR PENGAMAN

Bahan tiang post tidak sesuai dengan

peraturan Dirjen Hubdat
Nomor SK 7234/AJ.401/DRJD/2013
yaitu berupa tipe Pelat Baja Gelombang
Lapis Seng Pagar (Flex Beam Guard
Rail)

Bahan tiang post berupa tipe Pelat Baja

Gelombang Lapis Seng Pagar (Flex Beam
Guard Rail)
 59
DELINEATOR

1 TANDA PATOK TIKUNGAN (DELINEATOR) adalah suatu unit konstruksi yang

diberi tanda yang dapat memantulkan cahaya (reflektif) berfungsi sebagai
pengarah dan sebagai peringatan bagi pengemudi pada waktu malam hari, bahwa
di sisi kiri atau kanan delineator adalah daerah bahaya

2 Lokasi serta jarak pengulangan penempatan Tanda patok tikungan atau delineator
disesuaikan dengan hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas

Terbuat Dari Pipa Besi Atau Pipa Plastik Yang Dilengkapi Dengan Bahan Bersifat
3
Reflektif

4 Memiliki Umur Teknis Selama 5 (Lima) Tahun

5 Spesifikasi Teknis TANDA PATOK TIKUNGAN (DELINEATOR) Harus sesuai

dengan Peraturan Dirjen Hubdat Nomor SK 7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang
Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan
 60
DELINEATOR
 61

www.dephub.go.id
E-mail : hubdat@hubdat.web.id