Etika Profesi Kel 4
Etika Profesi Kel 4
MAKALAH
Oleh
JURUSAN GIZI
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah mengizinkan dan
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah, “Macam-macam Organisasi Profesi Gizi di Indonesia dan perkembangan
Profesi Gizi”. Makalah ini dibuat bertujuan memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Sosio Etika Profesi.
Selesainya makalah ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1.1 PERSAGI
Tenaga ahli di bidang gizi sebagai warga yang setia dari Negara Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menyadari dan
bertanggung jawab penuh akan kewajibannya terhadap negara dan bangsa Indonesia.
Kami juga berkeyakinan bahwa perbaikan gizi merupakan salah satu unsur penting
dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Tekad yang bulat untuk
menyumbangkan tenaga dan pikiran demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat,
disatukan dalam satu wadah organisasi profesi Nutrisionis-Dietisien yang disebut
Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau disingkat PERSAGI, dan tidak berafiliasi kepada
suatu organisasi politik.
Organisasi profesi ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1957 dengan nama
semula Persatuan Ahli Nutrisionis Indonesia yang disempurnakan pada tanggal 26 Mei
1960 dan kemudian pada tanggal 20 Juli 1965 dan terakhir tanggal 19 Nopember 1989
menjadi Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Dewan Pimpinan Pusat organisasi profesi
Persatuan Ahli Gizi Indonesia ini berkedudukan di Jakarta dan terdaftar di Departemen
Kesehatan Republik Indonesia sebagai organisasi profesi dengan nomor daftar
00091007.
b. Visi & Misi
Organisasi profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia mempunyai visi dan misi. Visi
organisasi profesi ini adalah mencapai status gizi masyarakat yang optimal pada tahun
2010. Yang dimaksud dengan status gizi masyarakat optimal adalah suatu keadaan gizi
pada tingkat setinggi mungkin yang dapat dicapai sesuai dengan perkembangan (1)
iptek, (2) sarana dan prasarana, dan (3) kemampuan manajemen, pada suatu kurun
waktu tertentu.
Menjadikan gizi sebagai basis paradigma, basis pencerdasan bangsa dan basis
peningkatan produktivitas.
Menjadikan penduduk Indonesia memahami, menyadari dan melaksanakan pola
makan sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang di
beberapa negara lain disebut “Nutritional Guidelines”.
Menjadikan pelayanan gizi yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat banyak sebagai bagian integral dari pelayanan masyarakat.
Memberikan kesempatan lebih luas kepada daerah untuk menyusun kebijakan
gizi sesuai dengan masalah dan keadaan daerah masing-masing.
c. Lambang Organisasi
d. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
DEWAN PUSAT PERWAKILAN PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
(DPP PERSAGI)
e.
Struktur Organisasi DPP PERSAGI (2009 s.d 2014)
f. Program Kerja
Kementerian Kesehatan
1. Membuat buku standar seperti Modul Pelatihan, konselor MP AS,
buku PGRS, buku Pedoman Gizi Haji, Modul Pelatihan Motivator
ASI di Tempat Kerja, Modul Pelatihan Konselor ASI, dan Modul
Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan.
2. Membantu dalam pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan
kementrian kesehatan terkait dengan gizi
3. Terbitnya Permenkes Nomor 26 Tahun 2013 tentang Praktik Gizi
4. Menyusun dokumen kesehatan (gizi) antara lain standar
kompetensi lulusan, standar kurikulum DIII Gizi, standar kurikulum
DIV Gizi, penilaian pencapaian kompetensi
BPOM
1. Narasumber dalam analisa gizi produk yang dipasarkan, bahan bebahaya,
kadar bahan makanan yang dinjurkan.
2. Bekerjasama dalam menetapkan kecukupan gizi.
BAPPENAS dan MENKOKESRA
1. Memberi masukan dalam menetapkan kebijakan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran makanan dalam kebudayaan merupakan kegiatan ekspresif
yang memperkuat kembali hubungan – hubungan dengan kehidupan sosial,
sanksi-sanksi, agama, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dengan berbagai
dampaknya.
Pada masyarakat budaya Sasak makanan adalah segala sesuatu yang dapat
dimakan yang dapat mengenyangkan dan menyenangkan hati.
DAFTAR PUSTAKA
http://persagi.org/portal/profile-organisasi/sejarah/
http://pergizi.org/index.php/profil-pergizi-pangan-indonesia.html