Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur
Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur
ALKALI
Sifat Fisika Unsur Golongan Alkali
Jari-jari atom dan massa jenis bertambah sedangkan titik Lebur dan titik didih. Sementara energi ionisasi
dan keelektronegatifan berkurang. Potensial elektroda menggambarkan daya reduksi dalam larutan dari
atas ke bawah cenderung bertambah kecuali Litium mempunyai potensial elektroda paling tinggi.
Sangat reaktif, mudah terbakar oleh O2 dari Udara, sehingga harus disimpan dalam minyak
tanah. Pada pembakaran selalu terbentuk peroksida.
2 Na + O2 → Na2O2 Natrium peroksida
Bereaksi sangat hebat dengan air, dimana makin ke bawah reaksinya semakin hebat (diseratai
timbulnya panas)
2Na + H2O → 2 NaOH + H2(g) + a kkal
Mudah bereaksi dengan asam,membentuk garam dan gas hidrogen.
2K + H2SO4 → 2 K2SO4 + H2 (g)
Dapat bereaksi langsung dengan halogen, membentuk garam.
2K + Br2 → 2 KBr
Reaksi nyala logam alkali (Litium, Natrium, Kalium, Cesium)
ALKALI TANAH
HALOGEN
Unsur halogen mudah menangkap sebuah elektron sehingga dapat membentuk ion negatif satu. Makin
kecil nomor atomnya semakin mudah menangkap elektron, sehingga makin reaktif. Jadi F2 adalah unsur
yang paling reaktif dan merupakan oksidator terkuat.
Sifat Kimia
Larut dalam air, membentuk asam halogenida dan asam hipohalit. Larutan halogen , dalam air
disebut aqua halogenida, yang bersifat oksidator.
Dapat bereaksi dengan gas Hidrogen membentuk asam halogenida. Reaksi antara H2 dan
Cl2 dipercepat dengan adanya sinar matahari sebagai katalisator. Reaksi ini dapat berlangsung karena
pengaruh sinar Matahari disebut reaksi fotosintesa.
Reaksi Dengan Basa membentuk garam
Reaksi Dengan Logam Halogen bereaksi dengan logam menghasilkan logam halogenida dengan
bilangan oksidasi yang tinggi.
Sifat Fisika
Unsur Halogen (X) terdapat sebagai unsur diatomik. Kestabilan unsur halogen berkurang dari Cl2 ke I2.
Pada pemanasan molekul X2 mengalami disosiasi atom-atomnya. Molekul halogen bersifat non polar.
Gaya dispersi (gaya London bertambah besar sesuai dengan bertambahnya Massa molekulnya (Mr)).
Maka titik lebur dan titik didih halogen meningkat dari F2 ke I2. Pada suhu kamar Fluorin dan Klorin
berupa gas, Bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan Iodin berupa zat padat yang
mudah menyublim.
Pada pemanasan, Iodin pada tidak mencair melainkan lengsung menguap. Halogen mempunyai warna
dan bau tertentu, Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda (kloros berarti hijau),
Bromin berwarna merah tua, Iodin pada berwarna hitam sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua
berbau rangsang dan menusuk. Larutan halogen juga berwarna. Larutan klorin berwarna hijau muda,
larutan bromin berwarna coklat merah (makin merah jika makin pekat), sedangkan larutan Iodin berwarna
coklat. Halogen lebih mudah larut dalam pelarut non polar seperti karbon tetra klorida (CCl4) dan
kloroform (CHCl3), iodine berwarna ungu.
GAS MULIA
Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si),
nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga semakin ke
kanan semakin besar diakibatkan oleh jari-jari atomnya yang semakin ke kanan semakin kecil. Kekuatan
ikatan antaratom dalam logam meningkat (dari Na ke Al). Hal ini berkaitan dengan pertambahan elektron
valensinya. Silikon merupakan semikonduktor/isolator karena
termasuk metaloid. Unsur ini mempunyai ikatan kovalen yang sangat besar, begitu juga dengan fosfor,
belerang, dan klorin yang merupakan isolator karena termasuk unsur nonlogam
(Sumber: http://www.chem-is-try.org).
Natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan oksidator terkuat. Meskipun natrium,
magnesium, dan aluminium merupakan reduktor kuat, tetapi kereaktifannya berkurang dari Na ke Al.
Sedangkan silikon merupakan reduktor yang sangat lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-
oksidator kuat, misalnya klorin dan oksigen. Di lain pihak selain sebagai reduktor, fosfor juga merupakan
oksidator lemah yang dapat mengoksidasi reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang
mempunyai daya reduksi lebih lemah daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat
daripada fosfor. Sementara klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam karena klorin
adalah oksidator kuat.Unsur-unsur periode ketiga, yaitu NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, H2SiO3, H3PO4,
H2SO4, dan HClO4.
Sifat hidroksida unsur-unsur periode ketiga tergantung pada energi ionisasinya. Hal ini dapat dilihat dari
jenis ikatannya. Jika ikatan M – OH bersifat ionik dan hidroksidanya bersifat basa karena akan melepas
ion OH– dalam air, maka energi ionisasinya rendah. Tetapi jika ikatan M – OH bersifat kovalen dan tidak
lagi dapat melepas ion OH–, maka energi ionisasinya besar. NaOH tergolong basa kuat dan mudah larut
dalam air, Mg(OH)2 lebih lemah daripada NaOH tetapi masih termasuk basa kuat. Namun Al(OH)3
bersifat amfoter, artinya dapat bersifat asam sekaligus basa. Hal ini berarti bila Al(OH)3 berada pada
lingkungan basa kuat, maka akan bersifat sebagai asam, sebaliknya jika berada pada lingkungan asam
kuat, maka akan bersifat sebagai basa. Sedangkan H2SiO3 atau Si(OH)4, merupakan asam lemah dan
tidak stabil, mudah terurai menjadi SiO2 dan H2O. Begitu pula dengan H3PO4 atau P(OH)5 yang juga
merupakan asam lemah. Sementara H2SO4 atau S(OH)6 merupakan asam kuat, begitu juga HClO4 atau
Cl(OH)7 yang merupakan asam sangat kuat.