2. Nama Pabrik : PT DANKOS FARMA,Jakarta 3. Expired date : 12 2020 4. BUD : 08 2020 5. No. Batch : CAMXA80825 6. Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh strain- strain bakteri yang peka : - Infeksi kulit dan jaringan lunak : Staphylococcus bukan penghasil penisillinase, Streptococcus, E. coli - Infeksi saluran pernapasan : H. influenzae, Streptococcus, S. pneumoniae, Staphylococcus bukan penghasil penisillinase, E.c oli - Infeksi saluran genitourinary : E. coli, P. mirabillis dan S. faecalis - Gonore : N. gonorrhoeae bukan penghasil penissilanase 7. Dosis : - Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg adalah 25-500 mg tiap 8 jam - Anak-anak denan berat badan < 20 kg adalah 20-40 mg/kg BB sehari dalam dosis dibagi 8 jam - Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan dosis. Pada penderita yang menerima dialisa peritoneal, dosis maksimum yang dianjurkan 500/mg hari - Gonokokus urethritis adalah 3 g amoxicillin sebaga dosis tunggal - Anak-anak lebih dari 8 g sebaiknya diberikan sediaan sirup kering 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : tidak tergantung dengan adanya makanan 10. Kontraindikasi : penderita hipersensitifitas atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotic beta lactam ( penissilin, sefalosporin ) 11. Efek samping : - Reaksi kepekaan seperti erythematous maculopapular rashes, urtikaria, serum sickness - Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutama terjadi pada penderita hipersensitif terhadap penicillin - Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare - Rekasi- reaksi hematologikal ( biasanya bersitat reversible ) 12. Interaksi obat : - Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang kadar amoxicillin dalam darah - Penggunaan bersamaan allopurinol dapat menyebabkan peningkatan terjadinya reaksi kulit 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori B 14. Perhatian : - Hati- hati pemberian obat ini pda penderita leukemia limphatik, karena kepekaan terhadap rash kulit yang disebabkan amoxicillin - Dapat menyebabkan terjadinya colitis yang berat - Sebelum pengobatan dengan amoxicillin harus dilakukan pemeriksaan reaksi kepekaanterhdap penicillin - Amoxicillin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui - Jangan digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendri karena amoxicillin oraltidak menembus ke dalam cairan serebrospinal 15. Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30oc
Paracetamol 1. Golongan obat : Obat bebas
2. Nama pabrik : PT. PROMEDRAHARDJO FARMASI INDUSTRI, Sukabumi-Indonesia 3. Expired date : April 2020 4. BUD : April 2020 5. No. Batch : 008150D0240 6. Indikasi : meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam 7. Dosis : - Dewasa : 1 tablet 3-4 kali sehari - Anak-anak 6-12 tahun : ½ - 1 tablet 3-4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : dapat diminum sebelum atau sesudah makan 10. Kontra indikasi : - Penderita gangguan fungsi hati yang berat - Penderita hipersensitif terhadap obat ini 11. Efek samping : penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati dan reaksi hipersensitivitas 12. Interaksi obat : - Berinterkasi dengan warfarin, meningkatkan efek dari warfarin - Berinterkasi dengan isoniazid, isoniazid akan meningkatkan level atau efek paracetamol dengan mempengaruhi enzim hati CYP2E1 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori B 14. Perhatian : - Hati-hati penggunaan pada enderita penyakit ginjal. - Bila setelah 2 hari demam tidak turun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segara hubungi unit pelayanan kesehatan - Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alcohol meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati 15. Penyimpanan : Disimpan pada tempat sejuk( 15oc-25oc ) dan kering Salbutamol 1. Golongan obat : Obat Keras, OWA 2. Nama Pabrik : PT GRAHA FARMA, Solo-Indonesia 3. Expired date : 07 2022 4. BUD : 07 2022 5. No. Batch : ( tidak tercantum pada kemasan obat ) 6. Indikasi : kejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronchitis kronis dan emphysema 7. Dosis : - 2 mg : Dewasa dan anak > 12 tahun, 1-2tablet dikonsumsi 3-4 kali sehari. Dosis dapat dinaikkan secara berangsur. Untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih rendah. 4mg : ½ tablet dikonsumsi 3-4 kali sehari - Anak 2-6 tahun, 2mg : 1/2 – 1 tablet dikonsumsi 3-4 kali sehari. 4 mg ¼ - ½ tablet dikonsumsi 3-4 kali sehari - Anak 6-12 tahun, 2 mg : 1 tablet, dikonsumsi 3-4 kali sehari. 4mg ½ tablet, dikonsumsi 3-4 kali sehari 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : digunakan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan 10. Kontraindikasi : penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol 11. Efek samping : - pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius - pada pemakaian dosis yang besar dapat meyebabkan tremor halus pada otot skelet ( biasanya tangan ), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan ketegangan. Efek ini terjadi pada semua perangsang adreno reseptor beta - vasodilator perifer, gugup, hiperaktif, epitaxis ( mimisan ), susah tidur 12. interaksi obat : - efek salbutamol dihambat oleh β2 – antagonis - pemberian bersamaan dengan monoamine oksidase dapat menimbulkan hipertensi berat. - Salbutamol dan obat-obatan beta-blocker non selektif seperti propranolol, tidak bias diberikan bersamaan 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : - Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi, gangguan kardiovaskuler, hipertiroid, dan diabetes melitus - Meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaan salbutamol selama kehamikan trimester pertama hanya jika benar-benar diperlukan - Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui kemungkinan diekskresi melalui ASI - Hati- hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanan belum diketahui secara pasti - Pemberian intavena pada pasien diabetik, perlu dimonitor kadar gula darah 15. Penyimpanan : simpan di bawah suhu 30oc Albendazole 1. Golongan obat : Obat Keras ; OWA 2. Nama Pabrik : PT. HOLI PHARMA,Bandung- Indonesia 3. Expired date : April 2021 4. BUD : Agustus 2020 5. No. Batch : 1904088 6. Indikasi : Untuk pengobatan kecacingan. Infeksi tunggal atau campuran yang disebabkan oleh : - Ascharis lumbricoides( cacing gelang ) - Trichuris trichiura ( cacing cambuk ) - Enterobius vermicularis ( cacing kremi ) - Ancylostoma duodenale ( cacing tambang ) - Taenia ( cacing pita ) - Strongyloides stercoralis - Necator americanus ( cacing tambang ) 7. Dosis : - Dosis umum untuk dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun : 1 tablet 400 mg diberikan sekaligus sebagai dosis tunggal - Pada kasus dimana diduga atau terbukti adanya penyakit cacing pita atau strongloides, dosis 400 mg setiap hari diberikan selama 3 hari berturut-turut 8. Cara pemakaian : secara Oral 9. Waktu pemakaian : Saat atau sesudah makan 10. Kontraindikasi : - Wanita hamil atau yang diduga hamil dan menyusui - Penderita yang hipersensitif terhadap albendazole dan golongan benzimidazole lain 11. Efek samping : - Diare, sakit kepala, mual, muntah, pruritus, mulut kering, nyeri perut - Gangguan pada liver, demam, leukopenia, reaksi-reaksi alergik - Efek fatal tetapi jarang yang pernah dilaporkan adalah granulocytopenia atau pancytopenia 12. Interaksi obat : cimetidine, prazikuantel dan deksametason dilaporkan dapat meningkatkan plasma metabolit aktif albendazole 13. Pemantauan untuk ibu hamil dan menyusui : kategori C 14. Perhatian : - Hati-hati terhadap kemungkinan kerusakan retuna yang disebabkan oleh “ Albendazole inducted change “ terhadap lesi - Hati- hati penggunaan pasien gangguan hati dan ginjal - Selama pengobatan hendaknya fungsi hati dimonitor - Keamanan pemakaian pada anak-anak dibawah umur 2 tahun belum dapat dipastkan 15. Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30oc dan terlindung dari cahaya amlodipine 1. Golongan Obat : Obat Keras 2. Nama Pabrik : PT. PHARMA LABORATORIES, Bekasi- Indonesia 3. Expired date : 07 2020 4. BUD : 07 2020 5. No. Batch : 071268 6. Indikasi : digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasopastik (angina prinzmetal atau variant angina ). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupunkombinasi dengan antihipertensi dan antianginal lain 7. Dosis : - Dosis awaldianjurkan adalah 5 mg satukali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu kli sehari. Untuk melakukan titrasi dosis diperlukan waktu 7-14 hari - Pada pasien usia lanjut atau dengan keahlian fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada awal terapi adalah 2,5 kkg atau satu kali sehari. bilaa,lodipine diberikan kombinasu dengan antihipertensi lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg - Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun vasopastik adalah 5mg- 10mg, dengan penyesuian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi hati. - Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian Bersama obat-obatan golongan thiazide, ACE Inhibitor, beta-blocker, nitrate dan nitroghycerine sublingual 8. Cara Pemakaian : Secara Oral 9. Waktu Pemakaian : dapat diberikan sebelum atau sesudah makan 10. Kontraindikasi : amlodipine tidak dapat diberikan terhadap pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine 11. Efek samping : secara umum efek samping yang sering terjadi adalah edema, sakit kepala, fatigue, nyeri dan peningkatan atau penurunan berat badan. 12. Interaksi obat : - Pemberian Bersama dengan digoksin tidakemrubah kadar digoksin serum ataupun bersihan ginjal digoksin pada pasien normal - Amlodipine tidak mempunyai efekterhadap ikatan protein dari obat-obat digoksin, phenytoin, warfarin dan indomethacin - Pemberian Bersama cimetidine atau antacid tidak mengubah farmakokinetik amlodipine 13. Pemakaian untuk ibu hamil dan menyusui : Kategori C 14. Perhatian : - Pada pasien dengan gangguan fungsi hati - Waktu paruh amlodipine lebih Panjang, sehingga perlu pengawasan - Pasien gagal ginjal, dimana perubahan konsentrasi plasma amlodipine tidak berhubungan dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga amlodipine dapat diberikan dengan dosis biasa - Pasien usia lanjut, waktu yang perlu diperhatikan untuk mencapai kadar puncak dalam plasma serupa pada pasien yang lebih muda maupun usia lanjut. Amlodipine dalam penggunaan dosis yang serupa pada pasien muda dan usia lanjut dapat ditoleransi lebih baik. Amlodipine dapat diberikan pada pasien usia lanjut dengan dosis yang umum digunakan. 15. Penyimpanan : Simpan dibawah suhu 30oc, terlindung dari cahaya matahari Novadiar ® 1. Golongan obat : Obat bebas ( Kaolin ; Pektin ) 2. Nama pabrik : PT. PHARMACEUTICAL INDUSTRIES, Gresik-Indonesia 3. Expired date : Jun 2020 4. BUD : Jun 2020 5. No. Batch : ( tidak tertulis pada kemasan ) 6. Indikasi : untuk pengobatan pada diare yang tidak diketahui penyebabnya 7. Dosis : - Dewasa dan anak-anaka umur 12 tahun, 2 sendok takar ( 10 ml ), maksimal 12 sendok takar ( 60 ml ) dalam 24 jam - Anak-anak 6-12 tahun, 1-2 sendok takar ( 5- 10 ml ), maksimal 6 sendok takar ( 30ml ) dalam 24 jam. Pemberian setiap kali sesudah buang air besar. 8. Cara pemakaian : Secara oral 9. Waktu pemakaian : Diminum setiap selesai buang air besar dengan feses encer 10. Kontraindikasi : - Jangan diberikan pada penderita obstruksi konstipasi harus dihindari - Jangan diberikan pada penderita obstruksi usus atau pada pasien yang hipersensitif terhadap obat ini 11. Efek samping : konstipasi yang bersifat sementara 12. Interaksi obat : dapat menurunkan kadar digoksin 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori N ( belum dikategorikan ) 14. Perhatian : - Jika diare pada anak-anak disertai dengan dehidrasi, unutk pengobatan awal harus diberikan cairan oral dehidrasi seperti oralit - Jangan digunakan lebih dari 2 hari atau pada keadaan demam tinggi. Jangan digunakan pada anak-anak umur 3- 6 tahun, kecuali atas petunjuk dokter - Dapat mempengaruhi absorbpsi obat-obat lain, karena itu dianjurkan interval waktu2- 3jam antara pemberian obat-obat oral lain dengan obat ini - Jika gejala-gejala masih berlangsung teus, segera konsultasikan dengan dokter - Penggunaan pada penderita diare hanya digunakan untuk mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan tinja dan menyerap racun, bukan ditujukan sebagai pengganti oralit 15. Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 25oc, terlindung dari cahaya matahari SCOPMA ® 1. Golongan obat : Obat keras Hyoscine butylbromide 2. Nama pabrik : PT. IFARS Pharmaceutical Laboratories, Solo – Indonesia 3. Expired date : April 2021 4. BUD : Agustus 2020 5. NoBatch : 90204 6. Indikasi : spasme saluran gastrointestinal dansaluran urogenital, dan pada pencegahan dan penanganan spasme dismenore 7. Dosis : - Anak 6-12 tahun : 1kaplet 3 kali sehari - Dewasa : 1-2 kaplet 4 kali sehari Kaplet harus ditelan utuh dengan sedikit cairan 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : dapat diberikan sebelum dan sesudah makan 10. Kontraindikasi : - Pasien yang hipersensitifitas terhadap hyoscine butylbromide - Gangguan fungsi hati dan ginjal berat - Tukak saluran pencernaan - Hipertrofi prostat dengan retensi urin - Glaucoma - Minestenia gravis - Takiaritmia 11. Efek samping : mulut kdan kulit kering, produksi keringat berkurang, jantung berdebar, mengantuk, pusing, mual, muntahm sembelit dan tremor 12. Interaksi obat : - Meningkatkan efek samping jika dikonsumsi bersamaan dengan obat antidepresan trisiklik atau antikolinergik, seperti chlorpheniramine - Meningkatkan efek mengantuk, jika digunakan dengan obat penenang atau alcohol - Menurunkan efektivitas obat penghambat asetilkolinesterase,seperti donepezil, galantamine, rivastigmine, atau tacrine 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : kategori c 14. Perhatian : - Konsultasikan lebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan hyoscine butylbromide untu anak usia di bawah 12 tahun dan orang lanjut usia diatas 65 tahun - Hindari aktivitas yang memerlukan konsentrasi, misalnya menyetir kendaraan, karena obat ini dapat menyebabkan efek mengantuk - Jika terjadi rekasi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi hyoscine butylbromide segera temui dokter 15. Penyimpanan : simpan pada suhu kamar (25- 30oc) dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari cahaya matahari
Metronidazole 1. Golongan obat : obat keras
2. Nama pabrik : PT. NOVAPHARIN, Gresik- Indonesia 3. Expired date : Mei 2023 4. BUD : Agustus 2020 5. No. batch : 190527129 6. Indikasi : - Urethritis dan vaginitis yang disebabkan trichomonas vaginalis - Amebiasis ( intestinal danhepatic amebiasis ) - Pencegahan infeksi anaerob paska operasi - Giardiasis yang disebabkan oleh giardia lambiasis 7. Dosis : - Amoebiasis : a. Dewasa intenstinal amoebiasis : 750 mg 3 kali sehari selama 5-10 hari b. Dewasa, hepatic amoebiasis : 750 mg 3 kali sehari selama 5-10 hari c. Anak : 35-50 mg/kg BB sehari dibagi dlam 3 dosis selama 10 hari - Trichomomiasis : Untuk mencegah reinfeksi, suami atau istri penderita diberi dosis yang sama a. Dewasa : 2 gram dalam dosis tunggal selama 1 hari atau dalam dosis terbagi 500mg 2 kali sehari atau 250 mg selama 7 hari berturut-turut b. Anak : 15 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 selama 7-10 hari - Giardiasis a. Dewasa : 250mg-500mg, 3 kali sehari selama 5-7 hari atau 2 gram sehari dalam dosis tunggal selama 3 hari b. Anak : 5 mg/kg BB 3kali sehari selama 5-7 hari - Infeksi bakteri anaerobic : untuk infeksi yang serius, Metronidazole i.v diberikan pada awal pengobatan, a. Dewasa 7,5 mg kg/BB setiap 6 jam ( ± 500 mg untuk dewasa dengan berat badan 70 kg ) maksimal 4gram sehari selama 7-10 hari 8. Cara pemakain : secara oral 9. Waktu pemakaian : diminum pada waktu makan atau sesudah makan 10. Kontraindikasi : dikontraindikasikan pada kondisi berikut : - Alergi atau riwayat alergi terhadap nitromidazole lainnya - Kehamilan trimester pertama. Meskipun belum ada bukti ilmiah pada manusia dan masih kontroversi, namun pada hewan percobaan menunjukkan efek teratogenic pada fase organogenesis 11. Efek samping : - Kadang- kadang timbul mual rasa mual, anoreksi, nyeri pada epigastrum - Efek samping serius yang dilaporkan : convulsive seizure dan neuropati perifer - Rasa tidak enak di mulut, furred tongue, mual, muntah, atau gangguan pada saluran cerna sering dilaporkan - Urtikaria, kemerahan pada kulit, pruritus, angioedema dan anafilaksi yang jarang dilaporkan pernah terjadi - Mengantuk, pusing, sakit kepala, ataksi dan urin berwarna gelap (karena metabolit metronidazole ) pernah dilaporkan meskipun jarang - Leukopeni nigan yang reversible pernah dilaporkan pada beberapa pasien 12. Interaksi obat : - Menurunkan efektivitas dari kontrasepsi hormonal, sehingga seseorang dapat hamil meskipun menggunakan kontrasepsi - Menurunkan efektivitas vaksin yang berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan, seperti vaksin tipes - Meningkatkan risiko perdarahan, bila digunakan dengan warfarin - Menurunkan efektivitas metronidazole jika digunakan dengan phenobarbital - Meningkatkan efek samping dari metronidazole jika digunakan dengan cimetidine - Meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat lithium, phenytoin, tacrolimus dan carbamazepine 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : - Trimester 1 :Kategori C - Trimester 2 dan 3 : Kategori B 14. Perhatian : - Jika terjadi alergi atau overdosis, segera temui dokter - Beritahukan dokter jika sedang atau pernah menggunakan disulfiram dalam 2 mingu terakhir. Biasanya metronidazole tidak dapat digunakan bersamaan dengan disulfiram karena dapat menimbulkan delusi dan halusinasi 15. Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30oc dan kering dalam wadah tertutp rapat, terlindung dari cahaya
Vitamin B6 1. Golongan obat : Vitamin
2. Nama Pabrik : PT. Kimia Farma 3. Expired date : 11 2019 4. BUD : 11 2019 5. No. Batch : L60526B 6. Indikasi : - Mengatasi kekurangan vitamin B6 - Mengatasi mual saat kehamilan (morning sickness ) - Mengatasi pyridoxine dependent seizure - Mengatasi anemia sideroblastic 7. Dosis : - Kekurangan vitamin B6 : Maksimal 150mg/ hari - Anemia sideroblastic : Maksimal 400 mg/hari - Morning sickness : 75 mg 1 kali sehari 8. Cara pemakaian : Secara oral 9. Waktu pemakaian : Sebelum dan sesudah makan 10. Kontraindikasi : - 11. Efek samping : sakit kepala, mengantuk, mual dan kesemutan atau mati rasa pada lengan dan tungkai 12. Interaksi obat : - Mengurangi efektivitas vitamin B6 jika digunakan Bersama pil KB, isoniazid, dan antibiotic penicillin - Menurunkan efektivitas obat levodopa, phenytoin, dan phenobarbital 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kateogori A dan Kategori C 14. Perhatian : - Beri tahu dokter mengenai penggunaan obat-obat, termasuk vitamin lain atau herba yang rutin dikonsumsi - Hati-hati pada penggunaan jangka Panjang diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya - Jika terjadi rekasi alergi atau overdosis, segera temui dokter. 15. Penyimpanan : disimpan pada suhu 30oc Metoclorpramide HCl 1. Golongan obat : Obat keras ; OWA 2. Nama pabrik : PT. GRAHA FARMA, Solo- Indonesia 3. Expired date : April 2020 4. BUD : April 2020 5. No. Batch : ( tidak tercantum pada kemasan ) 6. Indikasi : - Meringankan/mengurangi gastroparesis akut dari yang kambuh kembali - Menghilangkan rasa panas sehubungan refluks esophagitis - Menanggulangi mual dan muntah metabolic karena obat, radiasi atau sesudah operasi 7. Dosis : - Dewasa : 3 kali sehari ½- 1 tablet - Anak-anak : maks. 0,5 mg/kg BB, dosis tunggal - Anak < 6 tahun : maks 0,1 mg/kg BB, dosis tunggal 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : Diberikan 30 menit sebelum makan dan atau sebelum tidur 10. Kontraindikasi : pasien epilepsy, perdarahan GI, obstruksi atau perforasi pheonchromocyta 11. Efek samping : sakit kepala, pusing, gelisah, mual, diare, impoten, kelainan darah, gangguan menstruasi, ginekomastia, galaktorea atau keluar ASI 12. Interaksi obat : - Meningkatkan risiko sindrom serotonin jika digunakan Bersama dengan obat antidepresan golongan SSRI - Berisiko menurunkan efektivitas digoxin - Berisiko meningkatkan efeksamping ciclosporin - Berisiko saling mengurangi efek obat, bila diberikan Bersama dopamine 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori B 14. Perhatian : - Hindari mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan metoclorpramide - Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter 15. Penyimpanan : disimpan pada suhu kamar 30oc
Cotrimoxazole 1. Golongan obat : Obat keras
2. Nama pabrik : PT. Mersifarma TM, Sukabumi- Indonesia 3. Expired date : Feb 2020 4. BUD : Feb 2020 5. No. Batch : A80230 6. Indikasi : untuk mengobati infeksi-infeksi oleh bakteri yang sudah resisten terhadap sulfamethoxazole tapi masih peka terhdapa trimethropin 7. Dosis : - Dosis dewasa : 2 x sehari 2 tablet. - Dosis anak usia 5-12 tahun : 2 x sehari 1 tablet. - Dosis anak usia 1-5 tahun : 2 x sehari ½ tablet. - Pada kondisi infeksi yang lebih berat, dosis dapat ditingkatkan 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : dapat diminum bersama dengan makanan 10. Kontraindikasi : - Jangan menggunakan antibiotik ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi antibiotic trimethoprim dan sulfamethoxazole, obat- obat golongan sulfonamide lainnya. - Penggunaan obat ini untuk pasien dengan gangguan hati dan ginjal yang berat sebaiknya dihindari. - Jangan digunakan untuk wanita hamil terutama menjelang kelahiran, anak < 2 tahun (kecuali untuk pengobatan atau pencegahan pneumocytosis jiroveci (P. carinii) pada bayi dari usia empat minggu atau lebih) - Obat ini diketahui ikut keluar bersama air susu ibu, oleh karena itu pemakaian cotrimoxazole untuk ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter 11. Efek samping : pada umumnya efek samping yang sering terjadi adalah mual, muntah, ruam, diare, demam,gatal nyeri otot dan sendi 12. Interaksi obat : - Diberikan Bersama obat anti hipertensi golongan ACE Inhibitor dapat menyebabkan terjadinya hyperkalemia - Obat-obat golongan sulfonilurea meningkatkan efek farmakologi cotrimoxazole - Obat-obat diuretic terutama golongan thiazide meningkatkan potensi terjadinya penurunan kadar trombosit, terutama utnuk usia lanjut 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori D 14. Perhatian : - Penggunaan antibiotic harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam,gatal, sakit ternggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul - Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma bronkial - Pasien yang menggunakan antibiotic ini harus mengkonsumsi cukup cairan untuk mencegah kristaluria 15. Penyimpanan : simpan pada suhu 30oc. hindarkan dari kelembababn dan panas Levofloxacin 1. Golongan obat : obat keras 2. Nama pabrik : PT. PROMEDRAHADRJO FARMASI INDUSTRI, Sukabumi-Indonesia 3. Expired date : Januari 2021 4. BUD : Agustus 2020 5. No. batch : 13318A0020 6. Indikasi : untuk mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat 7. Dosis : Untuk mengobati pneumonia - 750 mg secara oral atau lewat IV setiap 24 jam 7-14 hari Untuk mengobati sinusitis, dosis levofloxacin - 500 mg secara oral atau lewat IV setiap 24 jam selama 10-14 hari; atau 750 mg secara oral atau lewat IV setiap 24 jam selama 5 hari Untuk megobati bronchitis - 500 mg secara oral atau lewat IV sekali sehari salama 7 hari 8. Cara pemakaian : Oral 9. Waktu pemakaian : dapat diberikan sebelum atau sesudah makan 10. Kontraindikasi : levofloxacin kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap levofloxacin atau kuinolon golongan lainnya 11. Efek samping : diare atau sembelit, mual, muntah, gangguan tidur ( insomnia ), sakit kepala atau pusing ringan, vagina gatal atau keluar cairan dan rekasi alergi yang meliputi gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan 12. Interaksi obat : - Menurunkan penyerapan levoflacaxin jika dikonsumsi bersamaan dengan sukralfat, antasida yang mengandung magnesium atau aluminium - Meningkatkan risiko tendon berat bila dikonsumsi bersamaan dengan kortikosteroid - Gangguan kadar glukosa bila dikonsumsi bersamaan dengan obat anti diabetes - Meningkatkan stimulasi sistem saraf pusat dan risiko kejang bila dikonsumsi dengan OAINS 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori kehamilan C 14. Perhatian : Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika anda memiliki kondisi medis seoerti - Gangguan irama jantung - Gangguan elektrolit - Diabetes - Riwayat penyakit kejiwaan - Gangguan sistemsaraf pusat - Gangguan ginjal - Kehamilan dan menyusui 15. Penyimpanan : simpan pada suhu 30oc Hydrocortisone acetate 1. Golongan obat : Obat Keras 2. Nama pabrik : PT. KIMIA FARMA, Medan- Indonesia 3. Expired date : April 2020 4. BUD : April 2020 5. No. batch : ( tidak terdapat kemasan ) 6. Indikasi : bekerja dengan cara menekan kerja zat- zat yang memicu rekasi peradangan dan alergi. 7. Dosis : dioleskan sebanyak 3 hingga 3 kali sehari/hati 8. Cara pemakaian : topikal 9. Waktu pemakaian : pada saat terkena alergi 10. Kontraindikasi : - Hydrocortisone tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini - Obat ini juga tidak boleh digunakan pada lesi dengan infeksi yang diketahui, misalnya candida, karena dapat memperparah infeksi 11. Efek samping : gangguan pegnlihatan, pembengkakan dan peningkatan berat badan, depresi dan gangguan perilaku, diikuti dengan kejang-kejang, hypokalemia dan tekanan darah tinggi 12. Interaksi obat : - Bersama dengan thiazide dapat meningkatkan efek hiperglikemia dan hypokalemia - Obat antiinflamasi dapat meningkatkan resiko ulkus peptis dan perdarahansaluran pencernaan - Ciclosporin dan kortikosteroid dapat saling menghambat dan meningkatkan efek dari hydrocortisone 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : - Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan hydrocortisone, segera temui dokter - Jangan menirima vaksin selaama menggunaakn hydrocortisone karena dikhawatirkan vaksin tidak bekerja dengan baik 15. Penyimpanan : simoan di bawah suhu 25oc serta terlindung dari cahaya matahari Piroxicam 1. Golongan obat : obat keras 2. Nama pabrik : PT. FIRST MEDIPHARMA, Sidoarjo- Indonesia 3. Expired date : Apr 2024 4. BUD : Agustus 2020 5. No. batch : 020395 6. Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala arthritis, seperti peradangan, pembengkakan, serta kaku dan nyeri otot. 7. Dosis : 20 mg/hari penggunaannya ditinjau dari hari ke 5 hingga 2 minggu setelah pemakaian 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : sesudah makan 10. Kontraindikasi : wanita hamil, menyusui dan mengalami masalah kesuburan 11. Efek samping : perut kembung, nyeri ulu hati, konstipasi atau diare, sakit kepala, mual dan muntah 12. Interaksi obat : - Probenecid; meningkatkan risiko efek samping piroxicam - ACE Inhibitors atau diuretic; karena piroxicam dapat menurunkan efek samping obat-obatan tersebut - Cholestyramine; menurunkan keefetifan piroxicam 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : - Jangan mengkonsumsi piroxicm melebihi batas atau durasi yang dianjurkan dokter - Selama menggunakan piroxicam, beri tahu dokter sebelum menjalani pengobatan medis apapun - Tanyakan mengenai dosis anak-anak kepada dokter - Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter 15. Penyimpanan : Disimpan pada suhu 30oc BUFACETINE 1. Golongan obat : Obat keras Chloramphenicol 2. Nama pabrik : PT. BUFA ANEKA, Semarang- Indonesai 3. Expired date : Apr 21 4. BUD : Agustus 2020 5. No. batch : I02 6. Indikasi : infeksi pada kulit yang disebabkan baktei gram positif dan gram negative, khususnya yang sensitive terhadap chloramphenicol 7. Dosis : oleskan 3-4 kali sehari pada kulit yang sakit dan sekitarnya atau menurut petunjuk dokter 8. Cara pemakaian : topikal 9. Waktu pemakaian : pada saat infeksi pada kulit 10. Kontraindikasi : penderita yang hipersensitif terhadap chloramphenicol 11. Efek samping : kemungkinan terjadi reaksi hipersensitif bagi penderita yang peka berupa - Gatal-gatal dan perasaan terbakar - Angioneuromatic udema - Dermatis vesikular - Maculopapular - urticaria 12. Interaksi obat : - Parasetamol mempengaruhi kadar kloramfenikol serum - Potensiasi efek antikoagulan oral, siklofosfamid dan fenitoin 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : penggunaan jangka Panjang dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan mikroorganisme yang tidak peka terhadap fungi. Bila terjadi super infeksi hentikan pengobatan. 15. Penyimpanan : Disimpan pada suhu 30oc Sulcolon ® 1. Golongan obat : Golongan obat Keras Sulfasalazin 2. Nama pabrik : PT BERNOFARM, Sidoarjo- Indonesia 3. Expired date : May 2020 4. BUD : May 2020 5. No. batch : TSF53144 6. Indikasi : - Keadaan eksaserbasi ringan sampai sedang ulseratif colitis dan Crohn’s disease - Pasien dengan rheumatoid artritis dan pasien anak-anak dengan polyarticular-course juvenile rheumatoid arthritis, yang tidak memiliki respon yang adekuat terhdap salisilat atau obat-obatan anti inflamasi nonsteroidal lainnya 7. Dosis : Ulseratid colitis, dosis disesuaikan dengan respon dan toleransi penderita. Dosis awal - Dewasa : 6-8 kaplet salut enteric sehari dlam dosis terbagi - Anak-anak 40-60 mg/kg BB sehari, dibagi dalam 3-6 dosis - Dosis pemeliharaan 4 kaplet salut enteric ( 2g ) sehari Rematoid artritis - Dewasa 2g sehari, dibagi dalam 2dosis Juvenile rheumatoid arthritis- polyarticular course - Anak anak > 6 tahun 30-50 mg/kg BB dibagi dalam 2 dosis - Dosis maksimum 2 g/hari 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : setelah makan 10. Kontraindikasi : - hipersensitif terhadap sulfonamide dan salisilat. - Anak < 2 tahun - Obstruksi usus dan saluran kemih 11. Efek samping : merasa tidak enak badan, nafsu makan berkurang, sakit kepala, nyeri perut, diare, batuk, susah tidur, ruam kulit yang terasa gatal, tinnitus, sakit pada mult, gangguan indera perasa 12. Interaksi obat : - Mengganggu penyerapan saam folat - Mengurangi kadar sulfasalazine dalam darah jika dikonsumsi bersamaan dengan etambutol atau rifampisin 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori D 14. Perhatian : - Disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan memperbanyak minum air putih selama mengonsumsi sulfasalazine guna mencegah gangguang ginjal - Jika terjadi rekasi alergi dan overdosis segara temui dokter - Sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin selama mengonsumsi sulfasalazine karena obat ini dpat menyebabkan pusing 15. Penyimpanan : Disimpan pada suhu 30oc Chlorpromazine HCl 1. Golongan obat : Obat keras 2. Nama pabrik : PT. FIRST MEDIPHARMA, Sidoarjo- Indonesia 3. Expired date : Feb 2020 4. BUD : Feb 2020 5. No. batch : A90273 6. Indikasi :neurosis, gangguan system saraf pusat yang memerlukan penenang, anaesthesia pramedikasi, hipotensi terkontrol, induksi hiporthemia dan anti muntah 7. Dosis : disesuaikan dengan keadaan penderita, sebaiknya dimulai dengan dosis rendah, kemudia ditingkatkan secara berangsur-angsur - Dewasa : 10-25 mg tiap 4-6 jam - Psikosis : 200- 800 mg/hari - Anak-anak : 0,5 mg/kg BB tiap 4-6 jam (bila sangat perlu ) 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : sebelum atau sesudah makan 10. Kontraindikasi : - Pasien dengan depresi tulang belakang, gagal ginjal dan kerusakan hati yangberat - Hipersensitivitas pada phenothiazine - Jangan digunakan untuk vertigo dan mabuk perjalanan - Jangan digunakan pada bayi dibawah 6 bulan - Sindroma reye - Koma yang disebabkan oleh Barbiturates dan Alkohol 11. Efek samping : penyakit kuning, hipotensi pastural, depresi pernapasan, dyscrasias darah, dystonia akut, akathisia, tardive dyskinesia, tardive dyskinesia, gangguan penglihatan 12. Interaksi obat : - Alcohol, depresan system saraf pusat, guanethidine, antikolinergik - Propranolol meningkatkan konsentrasi plasma- chlorpromazine - Menimbulkan efek aditif hipotensi 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : pengawasan harus diberikan untuk pasien epilepsy, hipotiroidisme, myasthenia gravis, hipertropi prostat dan glaukoma 15. Penyimpanan : Disimpan pada suhu 30oc Amitripthylin 1. Golongan obat : Obat keras ; Psikotropika 2. Nama pabrik : PT INDOFARMA, Bekasi-Indonesia 3. Expired date : Mei 2021 4. BUD : Agustus 2020 5. No. batch : 1703011 6. Indikasi : Untuk mengatasi depresi, meringankan kecemasan sehingga dapat meningkatkan energi dan membuat pasien beristirahat dengan muda. Seain itu indikasi obat ini adalah mengataasi gangguan makan, nyeri akibat infeksi herpes zoster dan mencegah migrain 7. Dosis : dosis awal 3-4 tablet, kemudian ditingkatkan sampai 6 tablet dalam dosis terbagi. Dosis dapat ditingkatkan bertahap setiap minggu tergantung dari respon klinik penderita dan tidak melebihi 12 tablet / hari 8. Cara pemakaian : Secara Oral 9. Waktu pemakaian : Sebaiknya dikonsumsi pada malam hari 10. Kontraindikasi : dikontraindikasikan jika terdapat riwayat hipersensitivitas terhadap obat atau komponen obat, psien dengan riwayat serangan infark jantung, terutama yang disertai blok jantung yang mendapat cisapride 11. Efek samping : rasa kering pada mulut, sembelit, retensi urin, sedasi, leukopenia, nausea, postural hipotensi, dizziness, tremor dan skin rash 12. Interaksi obat : - Interaksi dengan guanetidin & klonidin - Amitriptilin dapat meningkatkan efek simpatik dari obat adrenergik 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : - Penghentian pengobatan sebaiknya secara bertahap - Sebaiknya tidak menjalankan kendaraan atau mesin - Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui , anak remaja dibawah 16 tahun - Hati-hati bila digunakan pada penderita gangguan fungsi hati, hipertiroid, penderita glaucoma sudut sempit 15. Penyimpanan : Simpan ditempat sejuk 15- 25oc dan kering Domperidone 1. Golongan obat : Obat Keras 2. Nama pabrik : PT. NOVAPHARIN, Gresik- Indonesia 3. Expired date : Apr 2020 4. BUD : Agustus 2020 5. No. batch : ( tidak terdapat pada kemasan ) 6. Indikasi : meredakan mual dan muntah, ganggun pencernaan , dan refluks asam lambung 7. Dosis : Meredakan mual dan muntah - Dewasa dan anak usia > 12 tahun atau > 35kg adalah 10 mg tiap 3 kali sehari. dosis maksimum adalah 30 mg per hari - Anakusia < 12 tahun dengan berat badan maksimum 35 kg, dosis 0,25 mg/kg BB dikonsumsi hingga3x sehari. Dosis maksimum adalah 0,75 mg/kg BB per hari Gangguan pergerakan saluran pencernaan - Dewasa, dosis 10 mg 3 kali sehari. Dosis maksimum adalah 30mg per hari 8. Cara pemakaian : secara oral 9. Waktu pemakaian : diminum 30- 1 jam sebelum makan agar efek kerjanya optimal 10. Kontraindikasi : tumor hipofise yang mengeluarkan prolatin 11. Efek samping : pusing, sakit kepala, mengantuk, nyeri payudara, cemas, denyut jantung meningkat, dan diare 12. Interaksi obat : - domperidone dapat menghambat efek hipoprolatinemik dari bromocriptine - Efek pengosongan lambung akan terhambat jika digunakan secara bersamaan dengan obat analgetik jenis opiod dan antimukarinik 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : - Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, hati, memiliki tumor pada kelenjar hipofisi, memiliki masalah pada jantung, dan memiliki sistem pencernaan misalnya perdarahan atau penyumbatan 15. Penyimpanan : Disimpan pada suhu 25oc Epinephrine 1. Golongan obat : Golongan Obat keras 2. Nama pabrik : PT ETHICA Industri Farmasi, Jakarta-Indonesia 3. Expired date : 07 2020 4. BUD : Agustus 2019 5. No. batch : 97LG0098 6. Indikasi : mengatasi syok anafilatiktik akibat alergi ; obstruksi saluran napas yanf reversibel 7. Dosis : Pada dewasa - Henti jantung : 1 mg IV/IO setiap 3-5 menit setelah resusitasi jantung paru atau 2-2,5 mg setipa 3-5 menit melalu endotracheal tube jika akses intravena atau intraoseus belum didapat - Anafilasisi berat 0,2-0,5 mg IM/SC dengan larutan 1;1000;1mg/ml setiap 5 menit - Brakikardia simtomatik, jika tidak respons terhadap sulfas atropine dapat dilanjutkan dengan epinefrin drip 2-10 mcg/menitatau 0,1-0,5 mcg.kg.menit 8. Cara pemakain : Secara IV/IM 9. Waktu pemakaian : disuntikkan 10. Kontraindikasi : pada syok anafilaksis, glaucoma sudut tertutup, penggunaan Bersama hidrokarbon halogen dan silopropan pada anastesi umum, persalinan. 11. Efek samping : berkeringat, mual hingga muntah, rasa gelisah , pusing atau nyeri kepala, tubuh menjadi lemas, pucar dan bagian ekstremitas teraba dingin hingga berwarna kebiruan pada jari tangan ataupun jari kaki, nyeri dada, memiliki rasa tidak nyaman hingga dada terasa berat, menggigil 12. Interaksi obat : - Dapat terjadi gangguan irama jantung jika digunakan Bersama dengan cisapride dan indapamide - Meningkatkan tekanan darah bila digunakan Bersama dengan linezolide 13. Pemakaian untuk ibu hamil & menyusui : Kategori C 14. Perhatian : pasien dengan diabetes, asma bronkial kronik, emfisema; penyakit degenerative jantung pada lanjut usia. Dapat menyebabkan perdarahan otakpada pemberian dosis tinggi atau injeksi IV yang tidak disengaja, Lanjut Usia 15. Penyimpanan : Disimpan didalam lemari pendingin ( 2-4oc ) dan terlindung dari cahaya matahari