Anda di halaman 1dari 38

BANDUL

Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia


PENDIDIKAN FISIKA 2014
Abstrak
Telah dilakukan suatu praktikum tentang bandul dengan tujuan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis, menentukan
percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhana serta menentukan nilai periode ayunan
bandul matematis dan bandul fisis. Pada bandul matematis dan bandul fisis besar periodenya tidak
dipengaruhi oleh massa dan panjang tali. Sesuai dengan ketetapan nilai percepatan gravitasi
sebesar 9,8 m/s2 atau 10 m/s2. Praktikum ini terdiri atas 2 kegiatan yakni kegiatan pertama bandul
matematis dan yang kedua bandul fisis. Banyaknya ayunan yang digunakan adalah 10 kali ayunan.
Pada kegiatan pertama diperoleh hasil bahwa yang mempengaruhi besar periode adalah panjang
tali sedangkan massa dan simpangan tidak mempengaruhi dan terbukti secara teori. Dari hasil
perhitungan nilai percepatan gravitasi untuk bandul matematis diperoleh hasil sebesar 9,8 m/s 2
sedangkan pada bandul fisis sebesar 10 m/s2 dan terbukti secara teori. Untuk menentukan besar
nilai periode ayunan bandul matematis dan fisis menggunakan rumus secara berturut-turur
l 2l t
T=2π√ dan T=2π√ dapat pula melalui rumus T = .
g 3g n

Kata kunci : ayunan, bandul fisis, bandul matematis, periode, simpangan

RUMUSAN MASALAH
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan bandul
matematis dan bandul fisis ?
2. Bagaimana cara menentukan percepatan gravitasi dengan metode ayunan
sederhana ?
3. Bagaimana cara menentukan nilai periode ayunan bandul matematis dan
bandul fisis ?
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis.
2. Menentukan percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhana.
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai periode ayunan bandul matematis dan
bandul fisis.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Bandul matematis
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun
secara bebas dan periode yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno
yang mempunyai ayunan. Gerak bandul merupakan gerak harmonic sederhana
yang terdiri dari tali dengan panjang L dan beban bermassa m. Gaya yang bekerja
pada beban adalah beratnya mg dan tegangangan T pada tali. Gerak harmonik
sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh elalu sama
(tetap). Gerak harmonik sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk
sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.Gerak
periodic adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam
interval waktu tetap [1].
A. Bandul matematis
Sebuah benda yang massanya dianggap sebagai sebuah pertikel yang
terletak dipusat massanya,diikat dan digantung dengan tali lentur pada sebuah
titik tetap. Bila benda itu diberi simpangan awal sehingga tali membentuk
sudut yang cukup kecil terhadap arah vertikal dan kemudian benda
dilepaskan,maka benda akan berayun disekitar titik setimbangnya pada
sebuah bidang datar vertikal dengan frekuensi tetap.sistem yang demikian itu
disebut bandul sederhana atau bandul matematis [2].


l

mg sin  mg cos 
mg
Gambar 9.1: Bandul matematis
Pada bandul matematis, mg sin θ disebut sebagai gaya pemulih.
Berdasarkan hukum newton untuk gerak rotasi,dapat dituliskan;
∑ τ =Iα
d2 θ
-(mg sin θ)l=I
dt2
d2 θ mgl sin θ
+ =0
dt2 I

Karena I adalah momen inersia bandul,dengan I=ml2,sehingga akan


diperoleh:
d2 θ mgl sin θ
2 + = 0,untuk θ<< maka sin 𝜃 ≅ 𝜃 sehingga,
dt ml

d2 θ g
+ θ=0 [9.1]
dt2 l
g
Dari persamaan 9.1,diperoleh bahwa ω2 = l , sehingga periode bandul

sederhana itu adalah:


l
T=2π√g [9.2]

Dengan T = periode osilasi (s)


l = panjang tali (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) [2]
Sebuah pendulum sederhana atau suatu variasinya, juga merupakan alat
yang tepat dan meyakinkan untuk pengukuran percepatan gravitasi g, karena
L dan T dapat diukur dengan mudah dan tepat.
B. Bandul Fisis
Bandul fisis adalah sembarang pendulum nyata, menggunakan suatu
benda dengan ukuran terhingga, kontras dengan model idealisasi dari
pendulum sederhana dengan semua massanya terkonsentrasi pada satu titik
tunggal. Bandul fisis atau pendulum fisik bias saja memiliki massa distribusi
massa yang rumit, jauh berbeda dari pendulum sederhana.
Bandul fisis digunakan untuk mengggambarkan gerak berayun dari
bandul yang disebabkan oleh gravitasi. Untuk membuat bandul (pendulum),
beratnya (m.g), tergantung dari titik tetap, disebut pivot. Dengan menarik
pendulum kembali dan melepaskan, itu akan berayun bolak-balik karena
tarikan gravitasi dan tegangan di sepanjang tali atau kawat yang
menggantungkan berat tadi. Gerakan ini terus berlanjut sebagai akibat inersia.
Menurut hukum dasar inersia, ketika benda dalam keadaan istirahat
atau bergerak, ia akan terus dalam keadaan itu kecuali ditindaklanjuti oleh
kekuatan eksternal. Dalam kasus bandul fisis, bandul akan terus berayun
kecuali kekuatan eksternal bertindak untuk menghentikannya. Karena tidak
ada kekuatan eksternal bertindak di atasnya, itu dapat terus berayun tanpa
batas melalui busur yang sama.
Ketika pendulum berayun, energi keadaan yang berubah berdasarkan
tempat di busur benda, tapi semuanya tetap sama dalam jumlah total potensial
dan kinetik energi benda dengan kata lain, energi kekal. Pada titik tertinggi
bandul, ia tidak memiliki kecepatan dan semua energi dalam sistem adalah
energi potensial. Ketika jatuh melalui busur, benda memperoleh energi
kinetik dan kecepatan sambil kehilangan energi potensial. Setelah melewati
bagian bawah busur, ia mulai lambat dan kehilangan energi kinetik sambil
mendapatkan energi potensial dan ketinggian. Meskipun energi kinetik dan
potensial bervariasi, pengukuran fisika bandul menunjukkan bahwa total tetap
sama di semua titik di busur pendulum [4].
Dalam bandul fisis, hambatan udara dan gesekan diasumsikan tidak ada
pada benda. Karena energi dari sistem bandul adalah kekal, dikatakan
memiliki gerak terus-menerus, yang dapat dilanjutkan tanpa batas selama
tidak ada energi yang hilang ke objek atau lingkungan lainnya. Fakta bahwa
pendulum terus berayun dengan cara yang sama dari waktu ke waktu adalah
mengapa hal itu digunakan dalam jam untuk menjaga waktu, dan pada
awalnya digunakan untuk melakukan pengukuran gaya gravitasi [3].
Untuk bandul fisis perhatikan gambar 9.2
Berdasarkan hukum newton,
dapat dituliskan:

 l ∑ τ=I𝛼
2 pusat massa
batang l d2 θ
-(mg sin θ)× =I 2
2 dt
mg sin  d2 θ mgl sin θ
mg cos  2 + =0
dt I
mg
Gambar 9.2. Bandul fisis

1
Karena I adalah momen inersia batang yang diputar diujungnya,dengan I= 3 ml2,

sehingga akan diperoleh:


l
d2 θ mg sin θ
+ 2
= 0,untuk θ<< maka sin θ ≅ θ sehingga,
dt2 1 2
ml
3

d2 θ 3g
+ 2l θ = 0 [9.3]
dt2
3𝑔
Dari persamaan 9.3,diperoleh bahwa ω2 = ,sehingga periode bandul sederhana
2𝑙

itu adalah:
2l
T=2π√3g [9.4]

Dengan T = periode osilasi batang(s)


l = panjang batang (cm)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) [2]

Alat dan Bahan


1. Alat
a. Satu set statif penggantung 1 buah
b. Neraca Ohauss 311 gram 2 buah
c. Benang / tali 1 buah
d. Mistar plastik 1 buah
e. Busur derajat 1 buah
f. Stopwatch 1 buah
2. Bahan
a. Bandul matematis 6 buah
b. Bandul fisis 1 buah
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : simpangan (o/cm)
2. Variabel kontrol : panjang tali (cm), massa bandul (gr), jumlah ayunan
3. Variabel respon : periode ayunan (s)
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : massa bandul (gr)
2. Variabel kontrol : panjang tali (cm), simpangan(o/cm), jumlah ayunan
3. Variabel respon : periode ayunan (s)
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi : panjang tali (cm)
2. Variabel kontrol : massa bandul (gr), simpangan (o/cm), jumlah ayunan
3. Variabel respon : periode (s)
Kegiatan 4
1. Variabel manipulasi : sudut simpangan (o)
2. Variabel kontrol : massa batang (gr), panjang batang (cm), jumlah ayunan
3. Variabel respon : periode ayunan (s)

DefinisiOperasionalVariabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : simpangan (o/cm)
Simpangan adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh bandul matematis dari
titik setimbangnya yang digantung dengan benang, diukur menggunakan busur
derajat dengan satuan derajat (o).
2. Variabel kontrol : panjang tali (cm), massa bandul (gr), jumlah ayunan
a. Panjang tali adalah panjang benang yang digunakan untuk menggantung
bandul matematis pada statif, diukur dari titik menggantung (poros ayunan)
sampai pada pengikat beban menggunakan mistar 1 m dengan satuan cm.
b. Massa bandul adalah massa beban (bandul) yang digantung menggunakan
benang diukur menggunakan neraca ohauss 311 gr dengan satuan gram.
c. Jumlah ayunan adalah banyaknya gerak bolak-balik yang dilakukan bandul
matematis. Pada kegiatan ini ada 10 kali ayunan.
3. Variabel respon : periode ayunan (s)
Periode ayunan adalah banyaknya waktu yang digunakan bandul matematis
dalam melakukan 1 kali gerak bolak-balik, diukur menggunakan stopwatch
dengan satuan sekon.
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : massa bandul (gr)
Massa bandul adalah massa beban (bandul) yang digantung menggunakan
benang diukur menggunakan neraca ohauss 311 gr dengan satuan gram.
2. Variabel kontrol : panjang tali (cm), simpangan(o/cm), jumlah ayunan
a. Panjang tali adalah panjang benang yang digunakan untuk menggantung
bandul matematis pada statif, diukur dari titik menggantung (poros
ayunan) sampai pada pengikat beban menggunakan mistar 1 m dengan
satuan cm.
b. Simpangan adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh bandul matematis
dari titik setimbangnya yang digantung dengan benang, diukur
menggunakan busur derajat dengan satuan derajat (o).
c. Jumlah ayunan adalah banyaknya gerak bolak-balik yang dilakukan
bandul matematis. Pada kegiatan ini ada 10 kali ayunan.
3. Variabel respon : periode ayunan (s)
Periode ayunan adalah banyaknya waktu yang digunakan bandul matematis
dalam melakukan 1 kali gerak bolak-balik, diukur menggunakan stopwatch
dengan satuan sekon.
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi : panjang tali (cm)
Panjang tali adalah panjang benang yang digunakan untuk menggantung
bandul matematis pada statif, diukur dari titik menggantung (poros ayunan)
sampai pada pengikat beban menggunakan mistar 1 m dengan satuan cm.
2. Variabel kontrol : massa bandul (gr), simpangan (o/cm), jumlah ayunan
a. Massa bandul adalah massa beban (bandul) yang digantung menggunakan
benang diukur menggunakan neraca ohauss 311 gr dengan satuan gram.
b. Simpangan adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh bandul matematis dari
titik setimbangnya yang digantung dengan benang, diukur menggunakan
busur derajat dengan satuan derajat (o).
c. Jumlah ayunan adalah banyaknya gerak bolak-balik yang dilakukan bandul
matematis. Pada kegiatan ini ada 10 kali ayunan.
3. Variabel respon : periode (s)
Periode ayunan adalah banyaknya waktu yang digunakan bandul matematis
dalam melakukan 1 kali gerak bolak-balik, diukur menggunakan stopwatch
dengan satuan sekon.
Kegiatan 4
1. Variabel manipulasi : sudut simpangan (o)
Sudut simpangan adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh bandul fisis dari
titik setimbangnya yang digantung pada statif, diukur menggunakan busur
derajat dengan satuan derajat (o).
2. Variabel kontrol : massa batang (gr), panjang batang (cm), jumlah ayunan
a. Massa batang adalah massa beban (bandul) yang diukur menggunakan
neraca ohauss 311 gr dengan satuan gram.
b. Panjang batang adalah panjang batang (bandul) yang digantung pada statif,
diukur dari titik menggantung (poros ayunan)/pangkal sampai pada ujung
batang menggunakan mistar 1 m dengan satuan cm.
c. Jumlah ayunan adalah banyaknya gerak bolak-balik yang dilakukan
bandul fisis. Pada kegiatan ini ada 10 kali ayunan.
3. Variabel respon : periode ayunan (s)
Periode ayunan adalah banyaknya waktu yang digunakan bandul fisis dalam
melakukan 1 kali gerak bolak-balik, diukur menggunakan stopwatch dengan
satuan sekon.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1
Bandul matematis
1. Menimbang massa bandul (beban yang akan digantung pada statif)
2. Menggantungkan bandul dengan seutas tali pada statif
3. Mengukur panjang tali penggantung, mencatat hasilnya pada tabel hasil
pengamatan.
4. Memberikan simpangan bandul sebesar ±5 derajat (atau menyatakan
simpangannya dalam sudut yang kecil (<140)) kemudian melepaskan bandul.
Mengukur waktu yang dibutuhkan bandul untuk berayun sebanyak 10 kali
ayunan.
5. Mengulangi langkah 4 di atas dengan simpangan yang berbeda sebanyak 5
kali, mencatat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.
6. Dengan cara yang sama lakukan langkah 4) sampai 5) dengan mengubah
massa bandulsebanyak 5 kali (panjang tali dan simpangan dikonstankan).
Mencatat hasil pengamatan pada tabel.
7. Melakukan langkah 4) sampai 5) dengan mengubah panjang tali sebanyak 10
kali (massa bandul dan simpangan dikonstankan). Mencatat hasil pengamatan
pada tabel.
Kegiatan 2
Bandul fisis
1. Menggantungkan batang pada pengait yang terpasang pada statif.
2. Memberikan simpangan pada batang sekitar ± 3 derajat kemudian dilepaskan,
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk berayun sebanyak 10 kali ayunan.
Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
3. Melakukan kegiatan 2 untuk sudut yang lain, mengulangi sampai anda
memperoleh 5 data.
4. Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
A. Bandul Matematis
Kegiatan 1. Hubungan simpangan dengan periode
Panjang tali = |57,00 ± 0,05| cm
Massa bandul = |20,010 ± 0,005| cm
Jumlah ayunan = 10 kali
Tabel 1. Pengaruh simpangan terhadap periode ayunan
Simpangan (o/cm) Waktu (s)
|5,0 ± 0,5| |13,9 ± 0,1|
|7,0 ± 0,5| |14,2 ± 0,1|
|9,0 ± 0,5| |14,3 ± 0,1|
|11,0 ± 0,5| |14,5 ± 0,1|
|14,0 ± 0,5| |14,3 ± 0,1|

Kegiatan 2. Hubungan massa bandul dengan periode ayunan


Panjang tali = |57,00 ± 0,05| cm
Simpangan = |10,0 ± 0,5| (o/cm)
Jumlah ayunan = 10 kali
Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa bandul (gram) Waktu (s)
|4,940 ± 0,005| |14,9 ± 0,1|
|10,010 ± 0,005| |14,9 ± 0,1|
|20,010 ± 0,005| |14,9 ± 0,1|
|50,040 ± 0,005| |14,9 ± 0,1|
|100,010 ± 0,005| |14,8 ± 0,1|
|200,110 ± 0,005| |15,1 ± 0,1|

Kegiatan 3. Hubungan panjang tali dengan periode ayunan


Masssa bandul = |20,010 ± 0,005| gram
Simpangan = |10,0 ± 0,5| (o/cm)
Jumlah ayunan = 10 kali
Tabel 3. Pengaruh panjang tali terhadap periode ayunan
Panjang tali (cm) Waktu (s)
|50,00 ± 0,05| |14,3 ± 0,1|
|45,30 ± 0,05| |13,5 ± 0,1|
|38,10 ± 0,05| |12,5 ± 0,1|
|31,10 ± 0,05| |11,2 ± 0,1|
|24,20 ± 0,05| |10,0 ± 0,1|

B. Bandul Fisis
Tabel 4. Periode ayunan batang
No. Sudut simpangan (o) Waktu (s)
|13,0 ± 0,1|
1 |5,0 ± 0,5| |13,0 ± 0,1|
|13,1 ± 0,1|
|13,0 ± 0,1|
2 |7,0 ± 0,5| |13,1 ± 0,1|
|12,9 ± 0,1|
|13,0 ± 0,1|
3 |9,0 ± 0,5| |12,7 ± 0,1|
|13,0 ± 0,1|
|13,0 ± 0,1|
4 |11,0 ± 0,5| |12,8 ± 0,1|
|12,9 ± 0,1|
|12,8 ± 0,1|
5 |14,0 ± 0,5| |13,1 ± 0,1|
|13,0 ± 0,1|

ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Bandul Matematis
1. Berdasarkan tabel 1, 2 dan 3 diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi
periode ayunan sederahana/matematis. Adapun faktor yang mempengaruhi
periode ayunan sederhana adalah panjang tali, sedangkan simpangan, jumlah
ayunan dan massa bandul tidak mempengaruhi besar periode ayunan
sederhana. Besar simpangan tidak mempengaruhi periode ayunan sederhana
dengan syarat simpangannya (<140). Jumlah ayunan juga tidak mempengaruhi
besar periode ayunan sederhana baik itu 5 kali ayunan maupun 10 kali ayunan
hasilnya tetap sama. Kemudian massa juga tidak mempengaruhi besar periode
ayunan sederhana antara massa 5 gr sama waktu tempuhnya dengan massa 50
gram jadi terbukti massa tidak mempengaruhi periode ayunan sederhana.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi periode ayunan
sederhana adalah panjang tali. Semakin panjang tali maka semakin besar pula
waktu yang digunakan untuk melakukan 10 kali ayunan sehingga periodenya
pun semakin besar pula, begitupun sebaliknya.
l
2. Analisis dimensi persamaan T = 2π√g

l
T = 2π√g

T satuanya adalah sekon (s) dengan dimensi T


l
T = 2π√g

m
s = 2π√m/s²

2π konstan dan tidak memiliki satuan


L
T=√
LT-2

L1/2
T= 1/2
(LT-2 )

L1/2
T=
(L1/2 T-1 )
1
T=
T-1

T=T
l
Dari analisis dimensi di atas dapat dinyatakan bahwa persamaan T = 2π√g

adalah benar.
3. Periode ayunan pada kegiatan 3
Analisis ketidakpastian periode ayunan berdasarkan teori :
l
T = 2π √g
1 1
T = 2π . l2 . g-2
δT
dT = | δl | dl

δ2π.l1/2 g-1/2
dT = | | dl
δl

dT =|2π. l-1/2 g-1/2 | dl


1 1
- -
dT 2π. l 2 g 2
=| 1 1 | dl
T -
2π. l2 g 2
∆l
∆T = | 2l | T

Analisis ketidakpastian periode ayunan berdasarkan praktikum :


T = t.n-1
δT
dT = | δt | dt

dT = n-1 dt
dT n-1
=| | dt
T T

dT n-1
=| | dt
T tn-1
∆T ∆𝑡
=|𝑡|
T
∆t
𝛥T = | t | T

a. Periode ayunan untuk panjang tali 1


Panjang tali = 50 cm = 0,5 m
g = 9,8 m/s2
1) Berdasarkan teori
l₁
T1 = 2π√ g

22 0,5 m
T1= 2x 7
√9,8 m/s²
T1 = 6,286 x 0,225 s
T1 = 1,414 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2 x 0,5| 1,414

∆T = 0,0005 x 1,414
∆T = 0,000707 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,000707
= x 100 %
1,414

= 0,0005 x 100 %
= 0,05 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,05 %
= 99,95 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 14,14 ± 0,007 | x 10-1 s
2) Berdasarkan praktikum
t = 14,3 s
n = 10 kali
t 14,3
T=n= = 1,43 s
10
∆t
∆T = | | T
t
0,1
= |14,3| 1,43

= 0,007 x 1,43
= 0,01 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,01
= 1,43 x 100 %

= 0,7 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,7 %
= 99,3 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 1,430 ± 0,010 | s
b. Periode ayunan untuk panjang tali 2
Panjang tali = 45,30 cm = 0,453 m
g = 9,8 m/s2
1) Berdasarkan teori
l
T2 = 2π√ g2

22 0,453 m
T2 = 2x 7
√9,8 m/s²

T2 = 6,286 x 0,214 s
T2 = 1,345 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2 x 0,453| 1,345

∆T = 0,000552 x 1,345
∆T = 0,000742 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,000742
= x 100 %
1,345

= 0,000552 x 100 %
= 0,0552 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,0552 %
= 99,9448 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 13,45 ± 0,007 | x 10-1 s
2) Berdasarkan praktikum
t = 13,5 s
n = 10 kali
t 13,5
T=n= = 1,35 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,1
= |13,5| 1,35

= 0,0074 x 1,35
= 0,01 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,01
= 1,35 x 100 %

= 0,74 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,74 %
= 99,26 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 1,350 ± 0,010 | s
c. Periode ayunan untuk panjang tali 3
Panjang tali = 38,10 cm = 0,381 m
g = 9,8 m/s2
1) Berdasarkan teori
l
T3 = 2π√g

22 0,381 m
T3 = 2x
7
√9,8 m/s²

T3 = 6,286 x 0,2 s
T3 = 1,26 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2 x 0,381| 1,26

∆T = 0,00066 x 1,26
∆T = 0,00083 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,00083
= x 100 %
1,26

= 0,00066 x 100 %
= 0,066 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,066 %
= 99,934 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 12,60 ± 0,008 | x 10-1 s
2) Berdasarkan praktikum
t = 12,5 s
n = 10 kali
t 12,5
T=n= = 1,25 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,1
= |12,5| 1,25

= 0,008 x 1,25 s
= 0,01 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,01
= 1,25 x 100 %

= 0,8 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,8 %
= 99,2 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 1,250 ± 0,010 | s
d. Periode ayunan untuk panjang tali 4
Panjang tali = 31,10 cm = 0,311 m
g = 9,8 m/s2
1) Berdasarkan teori
l
T4 = 2π√g

22 0,311 m
T4= 2x 7
√9,8 m/s²

T4 = 6,286 x 0,18 s
T4 = 1,132 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2 x 0,311| 1,132

∆T = 0,000803 x 1,132
∆T = 0,00091 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,00091
= x 100 %
1,132

= 0,000803 x 100 %
= 0,08 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,08 %
= 99,92 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 11,32 ± 0,009 | x 10-1 s
2) Berdasarkan praktikum
t = 11,2 s
n = 10 kali
t 11,2
T=n= = 1,12 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,1
= |11,2| 1,12

= 0,007 x 1,12
= 0,01 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,01
= 1,12 x 100 %

= 0,9 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,9 %
= 99,1 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 1,120 ± 0,010 | s
e. Periode ayunan untuk panjang tali 5
Panjang tali = 24,2 cm = 0,242 m
g = 9,8 m/s2
1) Berdasarkan teori
l
T5 = 2π√g

22 0,242 m
T5= 2x
7
√9,8 m/s²

T5 = 6,286 x 0,16 s
T5 = 1,01 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2 x 0,311| 1,01

∆T = 0,0016 x 1,01
∆T = 0,0016 s
∆T
KR = x 100 %
T
0,0016
= x 100 %
1,01

= 0,0016 x 100 %
= 0,16 % (4AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 0,16 %
= 99,84 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 10,10 ± 0,016 | x 10-1 s
2) Berdasarkan praktikum
t = 10 s
n = 10 kali
t 10
T = n = 10 = 1 s
∆t
∆T = | t | T
0,1
= | 10 | 1

= 0,01 x 1
= 0,01 s
∆T
KR = T
x 100 %
0,01
= x 100 %
1

= 1 % (3AB)
DK = 100 % - KR
= 100 % - 1 %
= 99 %
PR = | T ± ∆T | s
= | 1,00 ± 0,01 | s

Tabel 5. Perbandingan periode bandul matematis kegiatan 3


Panjang tali (m) Waktu (s) Periode T = 𝑡 (s) 𝑙
𝑛 Periode T= 2𝜋√𝑔 (s)

|0,5000 ± 0,0005| | 14,3 ± 0,1| | 1,430 ± 0,010 | | 14,14 ± 0,007 | x 10-1


|0,4530 ± 0,0005| |13,5 ± 0,1| | 1,350 ± 0,010 | | 13,45 ± 0,007 | x 10-1
|0,3810 ±0,0005| |12,5 ± 0,1| | 1,250 ± 0,010 | | 12,60 ± 0,008 | x 10-1
|0,3110 ±0,0005| |11,2 ± 0,1| | 1,120 ± 0,010 | | 11,32 ± 0,009 | x 10-1
|0,2420 ± 0,0005| |10,0 ± 0,1| | 1,00 ± 0,01 | | 10,10 ± 0,016 | x 10-1

4. Plot grafik hubungan antara T2 dan l.


Periode yang dimasukkan dalam grafik yakni berdasarkan praktikum
No Panjang tali l (m) T2 (s2)
1 0,5 2,0449
2 0,453 1,8225
3 0,381 1,5625
4 0,311 1,2544
5 0,242 1

y = 0,2476x - 0,0032
R² = 0,9986
0,6

0,5

0,4
panjang tali (l)

0,3

0,2

0,1

0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
T2
Grafik 1. Hubungan antara T2 dengan l
Besar percepatan gravitasi dari plot grafik
l
T= 2π√g

l
T2 = 4π² g

l
g= 4π²

l
k= 4π² T²
∆y l
m = ∆x = T²

k = m 4π²
y = mx + c
y = 0,247x - 0,003
maka m = 0,247
22 1936
g = 0,247 × 4 ( ) ² N/m = 0,255 × N/m = 9,8 m/s2
7 49

mencari ∆g melalui grafik


R2 = 0,998
DK = 100% R2
DK = 100% 0,998 = 99,8%
KR = 100% - DK = 100% - 99,8% = 0,2% (4 AB)
∆g
KR = 100%
g
KR g 0,2% 9,8
∆g = = = 0,02 m/s2
100% 100%

PF = | g ± ∆g | satuan
PF = | 9,800 ± 0,020 | m/s2
Mencari ∆g melalui rumus
l
T= 2π√g

l
T2 = 4π² g

g = 4π2 l.T-2
∂g ∂g
dg = | ∂l | dl+ |∂T| dT

dg = |T-2 dl| + |2lT-3 dT|

dg T-2 dl 2lT-3 dT
=| |+| |
g g g

dg T-2 dl 2lT-3 dT
=| |+| |
g lT -2
lT-2
∆g ∆l
= | l | + |2T-1 ∆T|
g
∆l 2∆T
∆g = [| l | + | |] g
T
0,0005 2 x 0,0001
∆g = [| |+| |] 9,8
0,75 0,18

∆g = (0,00066 + 0,0011) 9,8


∆g = 0,02 m/s2 (hasilnya sama dengan melalui grafik)
∆g
KR = x 100%
g
0,02
= x 100%
9,8

= 0,0054 x 100%
= 0,2% (4AB)
PF = | g ± ∆g | satuan
= | 9,800 ± 0,020 | m/s2
Kegiatan 2. Bandul Fisis
1. Periode ayunan batang berdasarkan tabel 4
a. Simpangan 50
t1 +t2 +t3 13,0+13,0+13,1
t̅ = = =13,03 s
3 3

δ1 = |13,0 – 13,03| = 0,03


δ1 = |13,0 – 13,03| = 0,03
δ1 = |13,1 – 13,03| = 0,07
𝛿𝑚𝑎𝑥 = ∆t = 0,07
∆t
KR = x 100%
t
0,07
= 13,03 x 100%

= 0,0054 x 100%
= 0,54% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,54%
= 99,46 %
PF = | t ± ∆t | s
= | 13,03 ± 0,070 | s
1) Berdasarkan praktikum
t 13,03
T=n= = 1,303 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,07
= |13,03| 1,303

= 0,007 s
∆T
KR = x 100%
T
0,007
= 1,303 x 100%

= 0,0054 x 100%
= 0,54% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,54%
= 99,46 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 1,303 ± 0,007 | s
2) Berdasarkan teori
2l
T = 2π √3g
1 1
T = 2π . 2l2 . 3g-2
δT
dT = | δl | dl

δl1/2
dT = | | dl
δl

dT =|l-1/2 dl|
1
-
dT l 2 dl
=| 1 |
T l2

∆l
∆T = | 2l | T

Panjang batang = 64,40 cm = 0,644 m


2l
T = 2π√3g

22 2 x 0,644
=2x 7
√ 3 x 9,8

1,288
= 6,286√ 29,4

= 6,286√0,044
= 6,286 x 0,21
= 1,32 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2x0,644| 1,32

∆T = 0,0004 s
∆T
KR = x 100%
T
0,0004
= x 100%
1,32

= 0,0003 x 100%
= 0,03% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,03%
= 99,97 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 13,20 ± 0,004 |x10-1 s
b. Simpangan 70
t1 +t2 +t3 13,0+13,1+12,9
t̅ = = = 13 s
3 3

δ1 = |13,0 – 13| = 0
δ1 = |13,1 – 13| = 0,1
δ1 = |12,9 – 13| = 0,1
𝛿𝑚𝑎𝑥 = ∆t = 0,1 s
∆t
KR = x 100%
t
0,1
= x 100%
13

= 0,0077 x 100%
= 0,77% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,77%
= 99,23 %
PF = | t ± ∆t | s
= | 13,00 ± 0,100 | s
1) Berdasarkan praktikum
t 13
T = n = 10 = 1,3 s
∆t
∆T = | t | T
0,1
= | 13 | 1,3

= 0,01 s
∆T
KR = x 100%
T
0,01
= x 100%
1,3

= 0,0077 x 100%
= 0,77% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,77%
= 99,23 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 1,300 ± 0,010 | s
2) Berdasarkan teori
Panjang batang = 64,40 cm = 0,644 m
2l
T = 2π√3g

22 2 x 0,644
=2x 7
√ 3 x 9,8

1,288
= 6,286√ 29,4

= 6,286√0,044
= 6,286 x 0,21
= 1,32 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2x0,644| 1,32

∆T = 0,0004 s
∆T
KR = x 100%
T
0,0004
= x 100%
1,32

= 0,0003 x 100%
= 0,03% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,03%
= 99,97 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 13,20 ± 0,004 |x10-1 s
c. Simpangan 90
t1 +t2 +t3 13,0+12,7+13,0
t̅ = = =12,9 s
3 3

δ1 = |13,0 – 12,9| = 0,1


δ1 = |12,7 – 12,9| = 0,2
δ1 = |13,0 – 12,9| = 0,1
𝛿𝑚𝑎𝑥 = ∆t = 0,2
∆t
KR = x 100%
t
0,2
= 12,9 x 100%

= 0,016 x 100%
= 1,6% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 1,6%
= 98,4 %
PF = | t ± ∆t | s
= | 12,9 ± 0,20 | s
1) Berdasarkan praktikum
t 12,9
T=n= = 1,29 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,2
= |12,9| 1,29

= 0,02 s
∆T
KR = x 100%
T
0,02
= 1,29 x 100%

= 0,016 x 100%
= 1,6% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 2,3%
= 97,7 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 1,29 ± 0,02 | s
2) Berdasarkan teori
Panjang batang = 64,40 cm = 0,644 m
2l
T = 2π√3g

22 2 x 0,644
=2x 7
√ 3 x 9,8

1,288
= 6,286√ 29,4

= 6,286√0,044
= 6,286 x 0,21
= 1,32 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2x0,644| 1,32

∆T = 0,0004 s
∆T
KR = x 100%
T
0,0004
= x 100%
1,32

= 0,0003 x 100%
= 0,03% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,03%
= 99,97 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 13,20 ± 0,004 |x10-1 s
d. Simpangan 110
t1 +t2 +t3 13,0+12,8+12,9
t̅ = = =12,9 s
3 3

δ1 = |13,0 – 12,9| = 0,1


δ1 = |12,8 – 12,9| = 0,1
δ1 = |12,9 – 12,9| = 0
𝛿𝑚𝑎𝑥 = ∆t = 0,1
∆t
KR = x 100%
t
0,1
= 12,9 x 100%

= 0,0078 x 100%
= 0,78% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,78%
= 99,22 %
PF = | t ± ∆t | s
= | 12,90 ± 0,100 | s
1) Berdasarkan praktikum
t 12,9
T=n= = 1,29 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,1
= |12,9| 1,29

= 0,01 s
∆T
KR = x 100%
T
0,01
= 1,29 x 100%

= 0,0078 x 100%
= 0,78% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,78%
= 99,22 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 1,290 ± 0,010 | s
2) Berdasarkan teori
Panjang batang = 64,40 cm = 0,644 m
2l
T = 2π√3g

22 2 x 0,644
=2x 7
√ 3 x 9,8

1,288
= 6,286√ 29,4

= 6,286√0,044
= 6,286 x 0,21
= 1,32 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2x0,644| 1,32

∆T = 0,0004 s
∆T
KR = x 100%
T
0,0004
= x 100%
1,32

= 0,0003 x 100%
= 0,03% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,03%
= 99,97 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 13,20 ± 0,004 |x10-1 s
e. Simpangan 140
t1 +t2 +t3 12,8+13,1+13,0
t̅ = = = 12,96 s
3 3
δ1 = |12,8 – 12,96| = 0,16
δ1 = |13,1 – 12,96| = 0,14
δ1 = |13,0 – 12,96| = 0,04
δmax = ∆t = 0,16
∆t
KR = x 100%
t
0,16
= 12,96 x 100%

= 0,012 x 100%
= 1,2% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 1,2%
= 98,8 %
PF = | t ± ∆t | s
= | 12,9 ± 0,16 | s
1) Berdasarkan praktikum
t 12,96
T=n= = 1,296 s
10
∆t
∆T = | t | T
0,16
= |12,96| 1,296

= 0,016 s
∆T
KR = x 100%
T
0,016
= 1,296 x 100%

= 0,012 x 100%
= 1,2% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 1,2%
= 98,8 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 1,29 ± 0,016 | s
2) Berdasarkan teori
Panjang batang = 64,40 cm = 0,644 m
2l
T = 2π√3g

22 2 x 0,644
=2x 7
√ 3 x 9,8
1,288
= 6,286√ 29,4

= 6,286√0,044
= 6,286 x 0,21
= 1,32 s
∆l
∆T = | 2l | T
0,0005
∆T = |2x0,644| 1,32

∆T = 0,0004 s
∆T
KR = x 100%
T
0,0004
= x 100%
1,32

= 0,0003 x 100%
= 0,03% (4AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,03%
= 99,97 %
PF = | T ± ∆T | s
= | 13,20 ± 0,004 |x10-1 s
2. Nilai percepatan gravitasi (g) untuk setiap nilai T.
2l
T = 2π√3g

2l
T2 = 4π² 3 g
2l
g = 4π² 3 T²

ketidakpastiannya
∂g ∂g
dg= | ∂l | dl + |∂T| dT

dg= T-2 dl + 2 l T-3 dT


dg T-2 2lT-3
= dl + dT
g g g

∆g T-l 2lT-3
= ∆l + ∆T
g -2
lT lT-2
∆l 2 ∆T
∆g = | + |g
l T

a. Periode 1
2l
g = 4π² 3 T²
22 2 × 0,644
g = 4 ( 7 )2 3 × 1,303²

g = 9,99 m/s2 =10 m/s2


∆l 2 ∆T
𝛥g = | + |g
l T
0,0005 2 × 0,007
𝛥g = | + | 10 m/s2
0,644 1,303

𝛥g = |0,00078+ 0,074| x 10 m/s2


𝛥g = 0,07478 x 10 m/s2
𝛥g = 0,7478 m/s2
Δg 0,7478
KR = = ×100%
g 10

=7,478 % (2AB)
PF = |10 ± 0,7| m/s2
b. Periode 2
2l
g = 4π² 3 T²
22 2 × 0,644
g = 4 ( 7 )2 3 × 1,3²

g = 10,03 m/s2
∆l 2 ∆T
𝛥g = | + |g
l T
0,0005 2 × 0,010
𝛥g = | + | 10,03 m/s2
0,644 1,3

𝛥g = |0,00078+ 0,015| x 10,03 m/s2


𝛥g = 0,01578 x 10,03 m/s2
𝛥g = 0,158 m/s2
Δg 0,158
KR = = ×100%
g 10,03

=1,58 % (3AB)
PF = |10,0 ± 0,16| m/s2
c. Periode 3
2l
g = 4π² 3 T²
22 2 × 0,644
g = 4 ( 7 )2 3 × 1,29²

g =10,2 m/s2
∆l 2 ∆T
𝛥g = | + |g
l T
0,0005 2 × 0,02
𝛥g = | + | 10,2 m/s2
0,644 1,29

𝛥g = |0,00078+ 0,031| x 10,2 m/s2


𝛥g = 0,03178 x 10,2 m/s2
𝛥g = 0,32 m/s2
Δg 0,32
KR = = ×100%
g 10,2

= 3,13 % (2AB)
PF = |10,2 ± 0,32| m/s2
d. Periode 4
2l
g = 4π² 3 T²
22 2 × 0,644
g = 4 ( 7 )2 3 × 1,29²

g = 10,2 m/s2
∆l 2 ∆T
𝛥g = | + |g
l T
0,0005 2 × 0,010
𝛥g = | + | 10,2 m/s2
0,644 1,29

𝛥g = |0,00078 + 0,016| x 10,2 m/s2


𝛥g = 0,017 x 10,2 m/s2
𝛥g = 0,17 m/s2
Δg 0,17
KR = = ×100%
g 10,2

= 1,67 % (3AB)
PF = |10,2 ± 0,17| m/s2

e. Periode 5
2l
g = 4π² 3 T²
22 2 × 0,644
g = 4 ( 7 )2 3 × 1,296²

g = 10,09 m/s2
∆l 2 ∆T
𝛥g = | + |g
l T
0,0005 2 × 0,016
𝛥g = | + | 10,09 m/s2
0,644 1,296

𝛥g = |0,00078+ 0,025| x 10,09 m/s2


𝛥g = 0,02578 x 10,09 m/s2
𝛥g = 0,260 m/s2
Δg 0,260
KR = = ×100%
g 10,09

=2,6 % (3AB)
PF = |10,1 ± 0,26| m/s2

PEMBAHASAN
Praktikum ini terdiri atas 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah bandul
matematis dan kegiatan kedua adalah bandul fisis. Bandul matematis terdiri atas
tiga kegiatan kegiatan. Kegiatan pertama adalah mencari hubungan/pengaruh
simpangan terhadap periode ayunan sederhana. Kegiatan kedua adalah mencari
hubungan/pengaruh massa bandul terhadap periode ayunan dan kegiatan ketiga
adalah mencari hubungan/pengaruh panjang tali terhadap periode ayunan. Bandul
fisis hanya terdiri atas satu kegiatan, yakni mencari periode batang dengan
memanipulasi sudut simpangannya.
Pada bandul matematis, untuk kegiatan pertama jika dilihat tabel hasil
pengamatan diperoleh data dimana waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 10
kali ayunan dengan simpangan yang berbeda hampir sama, memiliki perbedaan
sekitar 0,1 sekon. Dan berdasarkan teori mengatakan bahwa simpangan tidak
mempengaruhi besar periode ayunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
praktikum ini sedikit berbeda dengan teori akan tetapi perbedaannya cukup tipis.
Mungkin disebabkan adanya kesalahan dalam pengambilan data oleh praktikan
dan pada saat bandul berayun juga bergerak berotasi jadi mungkin disebabkan
oleh hal tersebut.
Kemudian pada kegiatan kedua jika dilihat tabel hasil pengamatan diperoleh
data dimana waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 10 kali ayunan dengan
massa yang berbeda sama, hanya ada 2 data memiliki perbedaan sekitar 0,1 sekon.
Dan berdasarkan teori mengatakan bahwa massa bandul tidak mempengaruhi
besar periode ayunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa praktikum ini sedikit
berbeda dengan teori akan tetapi perbedaannya cukup tipis hanya dua data yang
berbeda. Mungkin disebabkan adanya kesalahan dalam pengambilan data oleh
praktikan dan pada saat bandul berayun juga bergerak berotasi jadi mungkin
disebabkan oleh hal tersebut.
Pada kegiatan ketiga jika dilihat tabel hasil pengamatan diperoleh data
dimana waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 10 kali ayunan dengan panjang
tali yang berbeda memiliki waktu tempuh (periode) yang berbeda. Dan
berdasarkan teori mengatakan bahwa panjang tali mempengaruhi besar periode
ayunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa praktikum ini berhasil. Dimana
diperoleh hasil untuk panjang tali 50 cm besar periodenya 1,43 s, panjang tali
45,30 cm besar periodenya 1,35 s, panjang tali 38,10 cm besar periodenya 1,25 s,
panjang tali 31,10 cm besar periodenya 1,12 s, dan panjang tali 24,2 cm besar
periodenya 1 s. Jika dibandingkan antara hasil perhitungan periode menggunakan
t l
rumus T= dengan rumus T=2π√g hasilnya sama jika hanya diambil 2 AB
n

sedangkan jika diambil 3 AB perbedaannya sekitar 0,01. Dari anlisis grafik


diperoleh nilai percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s2. Sesuai dengan teori besar
percepatan gravitasi 9,8 m/s2 atau 10 m/s2. Sehingga praktium ini dapat dikatakan
berhasil.
Untuk bandul fisis periode ayunannya sama setiap sudut simpangan yang
berbeda yakni sebesar 1,3 sekon. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada bandul
fisis sudut simpangan juga tidak mempengaruhi besar periode ayunan. Untuk nilai
percepatan gravitasi setiap periode diperoleh hasil sekitar 10 m/s2. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan teori.
l
Adapun untuk membuktikan bahwa persamaan T=2π√g benar maka

dilakukan analisis dimensi dan terbukti bahwa persamaan tersebut memang benar.
Dari hasil keseluruhan dapat dikatakan bahwa praktikum ini berhasil adapun
kesalahan yang terjadi mungkin disebabkan oleh praktikan itu sendiri dalam
pengambilan data.

SIMPULAN DAN DISKUSI


1. Faktor yang mempengaruhi besar periode ayunan pada bandul matematis dan
bandul fisis adalah panjang tali. Massa dan simpangan tidak mempengaruhi
periode ayunan.
l
2. Percepatan gravitasi dapat ditentukan menggunakan rumus T=2π√g untuk

bandul matematis dapat pula ditentukan dari hasil analisis grafik hubungan l
dengan T2.
3. Nilai periode ayunan bandul matematis dapat diperoleh melalui rumus secara
l t
teori yakni T=2π√g dapat pula melalui rumus T= . Untuk periode ayunan
n

2l
bandul fisis diperoleh melalui rumus secara teori yakni T=2π√3g dapat pula
t
melalui rumus T= n.

Dalam praktikum diharapkan kepada parapraktikan agar lebih tertib dan


tenang selama prraktikum dan kiranya hati-hati saat menggunakan alat dan bahan.

DAFTAR RUJUKAN
[1]Halliday, Resnick, Walker. 2010. Fisika Dasar Jilid 1. Ciracas: Erlangga
[2]Herman, asisten LFD. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar:
Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
[3]Serway, Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jagakarsa, Jakarta :
Salemba Teknika
[4]Young, Hugh D dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai