Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PENETAPAN ISU

1. IDENTIFIKASI ISU
Isu adalah sebuah masalah yang muncul akibat dari kesenjangan antara realita
(kondisi saat ini) dengan kondisi ideal (harapan para stakeholder). Rancangan aktualisasi ini
dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada instansi kerja penulis di ruang ICU
RSUD Selong. Isu-isu yang ditemukan oleh penulis antara lain sebagai berikut :
1. Kurangnya kepatuhan keluarga pasien tentang pembatasan jam kunjung penunggu pasien di
ruang ICU.
2. Kurangnya KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada keluarga pasien tentang
enam langkah cuci tangan pada saat akan masuk ruang ICU
3. Rendahnya pemakaian alat pelindung diri oleh perawat saat akan mlakukan tindakan
asptik di ruang ICU
4. Kurangnya penerapan orientasi ruangan pada pasien baru di ruang ICU
5. Kurangnya KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada pasien dan keluarga pasien
tentang pnanganan kecemasan pada pasien palliative care di ruang ICU

2. PENETAPAN ISU

Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan
menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan –
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan alat bantu APKL (Aktual,
Problematik, Kelayakan, Kekhalayakan) dan USG (Urgency, Seriousness dan Growth).
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL (Aktual, Problematik, Kelayakan,
Kekhalayakan)
Analisis APKL membantu menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat actual, problematic, kekhayalakan, dan kelayakan dari isu –
isu yang ditemukan di lingkungan RSUD DR SOEDJONO SELONG
Aktual artinya benar- benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki masalah yang kompleks
sehingga perlu segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut
hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Untuk menentukan isu
mana yang akan diangkat dari isu-isu yang muncul tersebut, maka digunakan alat
penetapan isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak).
Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1
sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3
berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu dengan total
skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan
dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.

 Analisis APKL (Aktual, Problematik, Khalayakan, Layak)


IDENTIFIKASI ISU Total
No. Masalah
A P K L

1. Kurangnya kepatuhan keluarga 3 2 3 3 11 4


pasien tentang pembatasan jam
kiunjung penunggu pasien di ruang
ICU
2. Kurangnya KIE (Komunikasi, 4 4 3 4 15 1
Informasi dan Edukasi) kepada
keluarga pasien tentang 6 langkah
cuci tangan pada saat akan masuk
ruang ICU
3. Rendahnya pemakaian alat 4 3 3 4 14 2
pelindung diri oleh prawat saat
akan mlakukan tindakan asptik di
ruang ICU
4. Kurangnya penerapan orientasi 3 2 4 3 12 3
ruangan pada pasien baru di
ruang ICU
5. Kurangnya KIE (Komunikasi, 2 2 2 2 8 5
Informasi dan Edukasi) kepada
keluarga pasien tentang spiritual
di ruang ICU

Keterangan:
A: Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan matriks APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Layak) diatas, didapatkan skor tertinggi untuk masalah :
Kurangnya KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada keluarga pasien
tentang 6 langkah cuci tangan pada saat akan masuk ruang ICU

b. Analisis prioritas isu menggunakan USG (Urgency, Seriousness dan Growth)


Hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang
kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis
USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang dilakukan untuk menentukan
prioritas isu melalui tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu
isu atau masalah. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1
sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3
berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu dengan total
skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan
dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG terkait isu-isu di
RSUD dr R Soedjono Selong
Dari masalah inti tersebut yaitu Kurangnya KIE (Komunikasi, Informasi
dan Edukasi) kepada keluarga pasien tentang 6 langkah cuci tangan pada saat akan
masuk ruang ICU, dilakukan tapisan dengan menggunakan USG, sebagai berikut:

 Manajement Analisis USG (Urgency, Seriousness,Growth)


No Masalah U S G Total
1. Kurangnya KIE 4 4 4 12
(Komunikasi,
Informasi dan
Edukasi) kepada
keluarga pasien
tentang 6 langkah
cuci tangan pada saat
akan masuk ruang
ICU
2. Kurangnya 2 3 3 8
penerapan orientasi
ruangan pada pasien
baru di ruang ICU
3. Rendahnya 4 2 4 10
pemakaian alat
pelindung diri oleh
prawat saat akan
mlakukan tindakan
asptik di ruang ICU
Keterangan:

U : Urgency Skor 5 : sangat USG


S : Seriousness Skor 4 : USG
G : Growth Skor 3 : cukup USG
Skor 2 : kurang USG
Skor 1 : tidak USG
Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan metode USG maka peserta diklat
mengangkat isu tentang “Kurangnya KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada keluarga
pasien tentang 6 langkah cuci tangan pada saat akan masuk ruang ICU”

Dampak Isu

Keadaan ini akan mengakibatkan dampak bagi intern rumah sakit dan ekstern rumah
sakit, karena jika keluarga psien tidak melakukan hand hygine akan menybarkan infeksi ke
pasien yang di rawat di rumah sakit yang akan berpotensi mengancam nyawa pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan itu sendiri dan juga akan meningkatkan inveksi nosokomial sehingga akan
mengurangi mutu pelayanan di rumah sakit.

1. GAGASAN PEMECAHAN ISU


Upaya melakukan peningkatan pengetahuan keluarga pasien dalam membedakan tempat
membuang sampah medis dan non medis, penulis memiliki beberapa gagasan pemecahan
masalah antara lain:
a. Melakukan konsultasi kepada atasan langsung terkait rancangan aktualisasi
b. Mempelajari SOP dan Petunjuk Teknis 6 langkah cuci tangan mnggunakan hand wash
dan hand scrubd
c. Membuat komitmen bersama tim ICU RSUD Selong
d. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada keluarga pasien tentang 6
langkah cuci tangan penunggu pasien serta resiko yang akan terjadi kepada pasien yang
dirawat apabila keluarga tidak patuh.
e. Pembuatan leaflet yang berisikan 6 langkah cuci tangan dan
f. Menaruh handscrubd ditempat yang mudah di jangkau oleh keluarga pasien
g. Mengevaluasi hasil aktualisasi

Anda mungkin juga menyukai