Anda di halaman 1dari 132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PREDIKSI KOMPOSISI GLYCERYL MONOSTEARATE DAN CETYL


ALCOHOL SEBAGAI EMULSIFYING AGENT MENGGUNAKAN
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL DALAM SEDIAAN LIP BALM
DENGAN PEWARNA EKSTRAK BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus Web.)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Agata Dessynta Putri
NIM : 088114129

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PREDIKSI KOMPOSISI GLYCERYL MONOSTEARATE DAN CETYL


ALCOHOL SEBAGAI EMULSIFYING AGENT MENGGUNAKAN
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL DALAM SEDIAAN LIP BALM
DENGAN PEWARNA EKSTRAK BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus Web.)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Agata Dessynta Putri
NIM : 088114129

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku


untuk yang kukasihi :

Papa, Mama, dan Adrian

Teman-teman dan Almamaterku

“Apapun yang terjadi,yang Anda yakini adalah kekuatan Anda


Apapun yang terjadi, Anda harus tetap pada tujuan Anda
Apapun yang terjadi, yang Anda yakini adalah yang akan terjadi.”
―Mario Teguh

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji Syukur dan terima kasih dihanturkan kepada Allah Bapa di Surga

atas berkat, rahmat, dan penyertaan-Nya selama penelitian dan penyusunan skripsi

berjudul “Prediksi KomposisiGlyceryl monostearate dan Cetyl alcohol sebagai

Emulsifying agent menggunakan Aplikasi Desain Faktorial dalam Sediaan Lip

balm dengan Pewarna Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizusWeb.)”

sebagai tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan saran selama pembuatan tugas akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi penguji.

4. Ibu Rini Dwiastuti, M. Sc., Apt selaku Dosen Penguji atas kesediaannya

meluangkan waktu untuk menjadi penguji.

5. Ibu Dewi Setyaningsih, M. Sc., Apt; Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si;

Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M. Sc yang telah banyak memberikan

saran dan masukan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas

kesabarannya dalam mengajar penulis selama perkuliahan.

7. Pak Musrifin, Wagiran, Agung, Ottok, Iswandi, serta laboran-laboran lain dan

segenap karyawan atas bantuannya selama penelitian berlangsung.

8. Partnerku selama penelitian dan penyusunan skripsi, Evelyn Puspita Rini dan

Lies Dewi, terima kasih atas segala kerja sama, dukungan, dan canda tawa

yang mencerahkan hati.

9. Teman-teman skripsi lantai satu Anastasia Mardilla, Yessy Lusiana Dewi,

Dea Greta Zagoto, Sin Lie Fransisca Martina Octaviani, Intan Cyntia, Arum

Mangastuti Poernomo, Budiastuti Nurrochmah, Dian Prasanti,Mariana,

Yohana Tika Ameliawati, Octo Rahadian Pius, Ananda Siwi Lesmana,

Natalia Noveli Hardita, Silvia Natalia, Eddie Hindrianto, dan kelompok atas

bantuan, kerja sama, dukungan, dan canda tawanya di laboratorium.

10. Teman-teman angkatan 2008, khususnya teman-teman FST atas suka duka

dan kebersamaannya selama ini “One for the FST”, dan untuk kelompok

praktikum C1.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun yang berguna bagi perkembangan penulis.

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Penelitiaan ini bertujuan untuk memprediksi komposisi dari


emulsifying agent yang diteliti dan mengetahui faktor yang berpengaruh secara
signifikan antara glyceryl monostearate,cetyl alcohol, ataukah interaksi keduanya
terhadap daya sebar, daya lekat, dan pergeseran ukuran droplet sediaan lip balm
dengan pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.).
Penelitian ini merupakan rancangan kuasi eksperimental dengan variabel
eksperimental ganda (desain faktorial) dengan dua faktor, yaitu glyceryl
monostearate dan cetyl alcohol dengan dua level, yaitu level tinggi dan level
rendah. Sifat lip balm yang diuji adalah daya sebar dan daya lekat, sedangkan
stabilitas lip balm yang diuji adalah ukuran droplet, pergeseran ukuran droplet, dan
stabilitas warna setelah penyimpanan selama 1 bulan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa glyceryl monostearate
mempengaruhi respon daya sebar dan daya lekat secara signifikan. Namun baik
glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksi keduanya tidak signifikan
mempengaruhi respon ukuran droplet dan pergeseran ukuran droplet. Tidak dapat
ditemukan area superimposed contour plot dari pergeseran ukuran droplet, daya
lekat, dan daya sebar.

Kata kunci : glyceryl monostearate, cetyl alcohol, lip balm, pewarna ekstrak
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.), desain faktorial

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

With the aims to determine the emulsifying agent composition and to


determine the significant influence among glyceryl monostearate, cetyl alcohol,
and its interaction on the spreadability, adhesion , and droplet size shift of lip balm
with red dragon fruits extract colour (Hylocereus polyrhizusWeb.). This study was
quasi experimental research with double experimental design (factorial design)
with two factor glyceryl monostearate-cetyl alcohol and two level which are high
level-low level. The propeties of lip balm investegeted were adhesion and
spreadability, while the stability tests were droplet size, droplet size shift, and
colour stability after one month storage.
The result showed that glyceryl monostearate significantly influenced on
determining adhesion and spreadability. Whereas glyceryl monostearate, cetyl
alcohol, and its interaction did not significantly influenced on determining droplet
size and droplet size shift. The superimposed contour plot area of droplet size shift,
adhesion, and spreadability can not be obtained.

Keyword : glyceryl monostearate, cetyl alcohol, lip balm, red dragon fruits
extract colour (Hylocereus polyrhizus Web.), and factorial design

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................vi

PRAKATA.............................................................................................................vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................ix

INTISARI.................................................................................................................x

ABSTRACT..............................................................................................................xi

DAFTAR ISI..........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL...................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xix

BAB I. PENGANTAR..............................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

1. Rumusan permasalahan...........................................................................3

2. Keaslian penelitian..................................................................................3

3. Manfaat penelitian..................................................................................3

B. Tujuan Penelitian..........................................................................................4

BABII. PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................................5

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Buah Naga Merah.........................................................................................5

B. Betasianin.....................................................................................................7

C. Bibir..............................................................................................................9

D. Kosmetik.....................................................................................................11

E. Lip balm......................................................................................................13

F. Sistem EmulsiKosmetik..............................................................................17

G. Emulsifying agent........................................................................................18

1. Cetyl alcohol.........................................................................................19

2. Glyceryl monostearate..........................................................................20

H. Hidrophile-Lipophile Balances (HLB).......................................................20

I. Desain Faktorial..........................................................................................21

J. Landasan Teori............................................................................................25

K. Hipotesis.....................................................................................................27

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................28

B. Variabel Penelitian......................................................................................28

C. Definisi Operasional...................................................................................29

D. Bahan dan Alat Penelitian...........................................................................31

1. Bahan penelitian.................................................................................31

2. Alat penelitian.......................................................................................32

E. Tata Cara Penelitian....................................................................................32

F. Analisis Hasil..............................................................................................36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................38

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Penyarian Pigmen Betasianin Buah Naga Merah ......................................38

B. Analisis Kualitatif Betasianin menggunakan Spektrofotometri Visibel.....39

C. Pembuatan Basis Lip balm..........................................................................41

D. Pembuatan Sediaan Lip balm......................................................................43

E. Penentuan Tipe Emulsi Sediaan Lip balm..................................................47

F. Daya Sebar, Daya Lekat, dan Stabilitas Sediaan Lip balmdengan Pewarna

Ekstrak Buah Naga Merah..........................................................................51

1. Ukuran droplet.....................................................................................51

2. Pergeseran ukuran droplet.....................................................................54

3. Daya sebar.............................................................................................60

4. Daya lekat.............................................................................................63

5. Stabilitas warna.....................................................................................66

G. Prediksi Komposisi Glyceryl monostearate dan Cetyl alcohol..................68

1. Pergeseran ukuran droplet.....................................................................68

2. Daya sebar ............................................................................................69

3. Daya lekat ............................................................................................69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................71

A. Kesimpulan.................................................................................................71

B. Saran...........................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................72

LAMPIRAN............................................................................................................76

BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................113

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Komposisi per 100 gram daging buah naga merah..........................6

Tabel II. Karakteristik fisika kimia buah naga merah......................................7

Tabel III. Hubungan HLB...............................................................................21

Tabel IV. Rancangan percobaan desain faktorial dua faktor & dua

level ................................................................................................24

Tabel V. Formula lipstick acuan.....................................................................33

Tabel VI. Formula modifikasi dalam 100g lip balm........................................33

Tabel VII. Range bahan yang digunakan dan yang diperbolehkan..................47

Tabel VIII. Nilai HLB formula..........................................................................50

Tabel IX. Analisis variansi respon ukuran droplet sediaan lip balm...............52

Tabel X. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

terhadap respon ukuran droplet sediaan lip balm...........................52

Tabel XI. Hasil perhitungan ukuran droplet setelah pembuatan dan setelah

penyimpanan satu bulan..................................................................54

Tabel XII. Analisis variansi respon pergeseran ukuran droplet sediaan

lip balm.............................................................................................58

Tabel XIII. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

terhadap respon pergeseran ukuran droplet sediaan lip balm.........58

Tabel XIV. Hasil pengukuran daya sebar sediaan lip balm...............................61

Tabel XV. Analisis variansi respon daya sebar sediaan lip balm.....................61

Tabel XVI. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap respon daya sebar sediaan lip balm..................................62

Tabel XVII. Hasil pengukuran daya lekat sediaan lip balm................................64

Tabel XVIII. Analisis variansi respon daya lekat sediaan lip balm......................64

Tabel XIX. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya terhadap

respon daya lekat sediaan lip balm..................................................65

Tabel XX. Hasil pergeseran warna selama penyimpanan.................................67

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buah naga merah...............................................................................6

Gambar2. Struktur Betasianin............................................................................8

Gambar3. Struktur fisiologi bibir......................................................................9

Gambar4. Struktur cetyl alcohol......................................................................19

Gambar5. Struktur glyceryl monostearate.......................................................20

Gambar 6. Gugus kromofor dan auksokrom betasianin....................................39

Gambar 7. Spektra absorbsi betasianin buah naga merah literatur....................40

Gambar 8. Spektra absorbsi betasianin ekstrak buah naga merah.....................40

Gambar 9. Browning reaction dan pengaruh vitamin C...................................45

Gambar 10. Pewarnaan lip balm dengan methylen bluesecara mikroskopik.....48

Gambar 11. Pewarnaan lip balm dengan sudan III secara mikroskopik.............49

Gambar 12. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl

alcohol,dan interaksinya terhadap respon ukuran droplet

(µm)................................................................................................53

Gambar 13. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula 1...............................55

Gambar 14. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula a...............................56

Gambar 15. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula b...............................56

Gambar 16. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula ab.............................57

Gambar 17. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl alcohol,

dan interaksinya terhadap respon pergeseran ukuran droplet

(%) ..................................................................................................59

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 18. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl alcohol,

dan interaksinya terhadap respon daya sebar (cm)..........................62

Gambar 19. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl alcohol

dan interaksinya terhadap respon daya lekat (detik)………….…..66

Gambar 20. Contour plot daya sebar lip balm....................................................69

Gambar 21. Contour plot daya lekat lip balm.....................................................70

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Notasi desain faktorial dan percobaan desain faktorial......................77

Lampiran 2. Data perhitungan HLB dan rHLB .....................................................78

Lampiran 3. Data pengujian sediaan lip balm.........................................................80

Lampiran 4. Perhitungan efek...............................................................................90

Lampiran 5. Hasil uji menggunakan Program R....................................................92

Lampiran 6. Penentuan rentang daya lekat dan daya sebar lip balm......................94

Lampiran 7. Penimbangan jumlah penambahan bahan lip balm............................96

Lampiran 8. Determinasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizusWeb.)............97

Lampiran 9. Foto lip balm.......................................................................................98

Lampiran 10. Dokumentasi...................................................................................100

Lampiran 11. Diagram warna Munsell Color System...........................................102

Lampiran 12. Material Safety Data Sheet dari bahan-bahan yang digunakan......103

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang beriklim tropis dengan terik sinar

matahari yang cukup besar karena terletak di tengah garis khatulistiwa. Hal ini

berpotensi menyebabkan bibir kering, pecah-pecah, bahkan penyakit actinic

chelitis. Untuk memperbaiki kondisi bibir tersebut, diperlukan sediaan kosmetik

lip balm yang dapat merawat bibir. Lip balm tidak hanya berfungsi sebagai lip

moisturizer yang memberi kelembapan pada bibir, namun lip balm juga berfungsi

memberikan lapisan occlusive sebagai perlindungan.

Saat ini timbul ketertarikan konsumen untuk membeli produk kosmetik

yang alami dan aman. Hal ini masuk akal karena kosmetik kontak dengan badan

sehingga harus selektif dalam memilih kosmetik. Selain itu dengan adanya

„natural and green issue‟ membuat produk kosmetik yang alami menjadi laku di

pasaran (Fridd, 1999).

Dalam penelitian ini, dibuat lip balm yang mengandung ekstrak buah

naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.) sebagai pewarna alami dan sumber

antioksidan. Buah naga merah dapat digunakan sebagai pewarna alami karena

mengandung pigmen merah-ungu betasianin yang termasuk dalam pigmen larut

air (Tang and Norziah, 2007). Warna memainkan peran penting pada sediaan

kosmetik karena dapat menarik minat konsumen dan memberikan nilai estetika

tersendiri. Kandungan betasianin dan vitamin C pada buah naga merah juga

1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berfungsi sebagai antioksidan alami yang dapat menangkal radikal bebas reactive

oxigen species (ROS) yang dihasilkan oleh sinar matahari.

Pigmen betasianin dan vitamin C dalam ekstrak buah naga merah

bersifat larut air. Sedangkan lip balm mempunyai basis minyak dan lilin sehingga

keduanya tidak dapat bercampur. Untuk mengatasi hal ini dibuat sediaan lip balm

dengan sistem emulsi air dalam minyak yang berada dalam range HLB 4-6.

Diperlukan emulsifying agent untuk menurunkan tegangan permukaan agar

ekstrak buah naga merah dan basis dapat bercampur.

Emulsifying agent yang digunakan adalah glyceryl monostearate dan

cetyl alcohol. Digunakan kombinasi emulsifying agent karena dapat

meningkatkan stabilitas lip balm. Emulsifying agent yang digunakan dalam

penelitian ini adalah emulsifying agent non ionik karena sifatnya yang tidak toksik

dan tidak mengiritasi kulit. Glyceryl monostearate adalah emulsifying agent

dengan nilai HLB 3,8 yang efektif digunakan pada sistem w/o atau o/w dan

merupakan agen pendispersi pigmen pada minyak maupun padatan dalam lemak,

sedangkan cetyl alcohol sering digunakan sebagai emulsifying agent kombinasi

bagi sistem w/o dengan nilai HLB 15,5 (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2006).

Dilakukan prediksi komposisi kedua emulsifying agent tersebut dengan

metode desain faktorial agar didapatkan sediaan yang acceptable. Dengan desain

faktorial dapat diketahui efek faktor yang berpengaruh terhadap respon (Amstrong

and James, 1996). Respon yang diteliti adalah daya sebar, daya lekat, dan

pergeseran ukuran droplet.


3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Rumusan permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat

penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Adakah pengaruh yang signifikan antara glyceryl monostearate, cetyl alcohol

atau interaksi keduanya terhadap daya sebar, daya lekat, dan pergeseran

ukuran droplet lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah?

b. Apakah ditemukan area prediksi komposisi antara glyceryl monostearate dan

cetyl alcohol yang sesuai standar terbatas pada level yang diteliti?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan oleh penulis, buah naga merah

telah banyak digunakan sebagai bahan pewarna makanan dan sediaan kosmetik

namun penggunaan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.) sebagai

pewarna alami lip balm dengan komposisi emulgator glyceryl monostearate dan

cetyl alcohol belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis : dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat

menambah informasi ilmu pengetahuan mengenai lip balm dengan

pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.) dengan

menggunakan glyceryl monostearate dan cetyl alcohol sebagai emulsifying

agent.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Manfaat metodologis : dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menambah informasi ilmu pengetahuan mengenai aplikasi desain faktorial

dalam bidang kefarmasian untuk menghasilkan suatu formula lip balm

yang sesuai standar terbatas pada level yang diteliti.

c. Manfaat praktis : dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat

memperoleh komposisi formula yang sesuai standar sehingga

menghasilkan lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus Web.) yang memenuhi standar daya sebar, daya

lekat, dan pergeseran ukuran droplet.

B. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui faktor yang berpengaruh secara signifikan antara glyceryl

monostearate, cetyl alcohol, ataukah interaksi keduanya terhadap daya

sebar, daya lekat, dan pergeseran ukuran droplet lip balm dengan pewarna

ekstrak buah naga merah.

b. Memperoleh prediksi komposisi glyceryl monostearate dan cetyl alcohol

sebagai emulsifying agent dalam lip balm dengan pewarna ekstrak buah

naga merah terbatas pada level yang diteliti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Buah Naga Merah

1. Klasifikasi

Buah naga merupakan kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae

(sub famili Hylocereanea). Buah ini termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari

beberapa spesies, diantaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan

bernilai komersial tinggi. Secara lengkap klasifikasi buah naga merah disajikan

sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Subfamili : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus polyrhizus Web.

(Hardjadinata, 2010).

5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Morfologi

Gambar 1. Buah naga merah (Hardjadinata,2010)

Bentuk buah ada yang bulat dan bulat panjang. Umumnya buah berada

di dekat ujung cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih dari satu

pada setiap cabang sehingga terkadang posisi buah saling berdekatan. Saat matang

sempurna daging buah sangat tebal, berair (juicy), dan warna daging buah sangat

menawan (tergantung jenisnya). Daging buah dihiasi dengan tebaran biji-biji kecil

berwarna hitam pekat. Rata-rata bobot buah umumnya berkisar 400-800 g/buah,

tergantung jenis buah naga yang dibudidayakan (Hardjadinata,2010).

3. Kandungan

Tabel I. Komposisi per 100 g daging buah naga merah

Zat Gizi Kandungan


Air (g) 82,5-83,0
Protein (g) 0,16-0,23
Lemak (g) 0,21-0,61
Serat/dietary fiber (g) 0,7-0,9
Betakaroten (mg) 0,005-0,012
Kalsium (mg) 6,3-8,8
Fosfor (mg) 30,2-36,1
Besi (mg) 0,55-0,65
Vitamin B1 (mg) 0,28-0,30
Vitamin B2 (mg) 0,043-0,045
Vitamin C (mg) 8-9
Niasin (mg) 1,297-1,300
(Hardjadinata,2010).
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kegunaan

Buah naga mungkin masih awam di telinga sebagian orang. Selain

namanya unik, bentuk buahnya juga ganjil. Namun di balik bentuknya yang unik

ini, buah naga banyak dibudidayakan karena memiliki beragam khasiat. Isi

buahnya memiliki banyak khasiat seperti mencegah kanker usus besar,

menurunkan kadar kolesterol, menjaga kesehatan jantung, mengobati kencing

manis, darah tinggi, meredakan penyakit asma, batuk, keracunan kimia logam,

bahkan dapat meningkatkan ketajaman mata, menguatkan daya kerja otot, dan

dapat menghaluskan kulit. Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah

segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi

sekitar 90% dari berat buah (Khairuzzaman, 2010).

5. Karakteristik fisika kimia

Tabel II. Karakteristik fisika kimia buah naga merah

Sifat (per 100 g) Nilai


pH 4,3-4,7
Total titratable acids (g.L-1) 2,4-2,5
Total soluble solids (°Brix) 7,1-10,7
Energi (kcal.100g-1) 37,9
(Phebe and Chew, 2009).

B. Betasianin

Pigmen utama bunga dan buah adalah antosianin, karotenoid, dan

betalain. Betalain merupakan pigmen bernitrogen dan bersifat larut dalam air.

Betalain mempunyai dua subklas yaitu betasianin dan betaxantin yang masing-

masing memberikan warna merah-violet dan kuning-oranye pada bunga, buah,

dan jaringan vegetatif (Grotewold, 2006).


8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Betasianin merah-ungu merupakan hasil kondensasi asam belatamat

dengan cyclo-DOPA menjadi betanidin aglikon yang merupakan bentuk

mayoritas betasianin secara alami (Christinet, 2004).

Gambar 2. Struktur betasianin (Stintzing et al., 2004)

Pigmen betasianin mempunyai stabilitas yang rendah terhadap panas,

cahaya, oksigen, dan sulfur dioksida, terutama pada kondisi berarir. Hal ini

membuat betasianin tidak dapat diproses dengan panas terlalu lama. Bentuk

serbuk kering dari pigmen betasianin mempunyai stabilitas yang lebih baik bila

dibandingkan bentuk cairnya karena keterbatasan kandungan air. Penambahan

vitamin C juga dapat membantu menstabilkan pigmen. Pigmen stabil pada pH 5.0

dan kestabilan warna tidak dipengaruhi pH pada range 3.0 hingga 7.0 (Fridd,

1999).

Betasianin mempunyai sifat antioksidan yang kuat. Betasianin dapat

menjerap reactive oxigen spesies seperti radikal hidroksil (OH·) yang merupakan

agen penyebab kerusakan oksidatif (Rebecca, Boyce, and Chandran, 2010).


9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Bibir

S. SQUAMOUS

CORNEOCYTES

S. SPINOSUM
EPIDERMIS

S. BASALE

DERMIS

Gambar 3. Struktur fisiologi bibir (Taylor, 2011)

Lapisan terluar dari kulit adalah epidermis dan lapisan ini mempunyai

pelindung yang disebut dengan stratum corneum. Di bawah lapisan epidermis ini

terdapat dermis. Seperti bagian lain pada kulit, bibir memiliki ketiga lapisan

tersebut, perbedaannya adalah lapisan stratum corneum pada bibir lebih tipis dari

lapisan kulit lain pada tubuh. Bibir juga tidak mempunyai kelenjar minyak yang

menjaga kulit tetap lembab dan satu-satunya sumber pelembab bagi bibir adalah

air liur. Hal ini menyebabkan kulit bibir menjadi mudah kering dan pecah-pecah

(Anonimb, 2009).

Bibir mempunyai sedikit keratin dan kulit bibir relatif lebih tipis

dibandingkan lapisan kulit pada umumnya. Bibir juga tidak mempunyai pigmen

melanin sehingga pembuluh darah kapiler dapat terlihat dan menyebabkan bibir

berwarna merah (Mitsui, 1997).


10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjolnya stratum

germinativum, dan aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit

bibir, maka bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit

lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan

untuk sediaan cat bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen, dan zat

pengawet yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu (Ditjen POM,

1985).

Kulit bibir dapat mengalami kerusakan. Salah satunya adalah actinic

chelitis yang merupakan kelainan degeneratif kronis pada bibir. Etiologi akibat

terpapar cahaya matahari yang cukup lama. Gambaran klinis pada tahap awal

terlihat mild edema dan erythema serta bersisik dan kering pada vermillion border

bibir bawah. Pada lesi yang telah berkembang, epitel menjadi tipis dan halus

dengan area putih keabu-abuan diikuti erythema. Cara perawatan dengan proteksi

bibir terhadap cahaya matahari.

Beberapa metode perawatan actinic chelitis adalah :

a. Cryosurgery dan electrosurgery. Kelemahan dari metode ini adalah timbul

rasa sakit dan nyeri, kerusakan sel, dan pembentukan scar.

b. Carbon dioxide laser. Kelemahan dari metode ini adalah timbulnya scar.

c. Chemical peeling. Menggunakan 50% asam trikloroasetat. Penelitian

menunjukkan keberhasilan dari metode ini kurang dari 30%. Selain itu timbul

rasa nyeri selama pengobatan. Peeling dan scrubber juga menyebabkan

pembentukan kembali sel kulit yang mudah terkelupas.


11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cara terbaik mencegah actinic chelitis adalah dengan menghindari

paparan sinar matahari terlalu lama dan menggunakan produk perawatan bibir

yang mampu melindungi kerusakan akibat cahaya matahari (Anonimc, 2009).

D. Kosmetik

Kosmetik diambil dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu “cosmetic”.

Kata “cosmetic” ini berasal dari bahasa Yunani, “kosmetikos”, yang berarti

kecakapan dalam menghias, juga dari kata “kosmein” yang berarti menata atau

menghias. Dalam pengertiannya, kosmetik adalah paduan beragam bahan yang

siap digunakan pada bagian luar badan, seperti kulit, rambut, kuku, bibir, dan

organ kelamin luar. Kosmetik dapat juga digunakan pada gigi dan rongga mulut.

Fungsinya untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,

melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak

dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Sari, 2011).

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah

untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,

meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut

dari kerusakan sinar ultra violet, polusi, dan faktor lingkungan yang lain,

mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan

menghargai hidup (Kusantati, 2008).

Sub Bagian Kosmetik Medik Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, membagi kosmetik

atas:
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Kosmetik pemeliharaan dan perawatan, yang terdiri atas: kosmetik

pembersih (cleansing), kosmetik pelembab (moisturizing), kosmetik

pelindung (protecting), dan kosmetik penipis (thinning).

b. Kosmetik rias/dekoratif, yang terdiri atas: kosmetik rias kulit terutama

wajah, kosmetik rias rambut, kosmetik rias kuku, kosmetik rias bibir, dan

kosmetik rias mata.

c. Kosmetik pewangi/parfum. Termasuk dalam golongan ini: deodoran dan

antiperspiran, after shave lotion, dan parfum.

Dengan penggolongan yang sederhana ini, setiap jenis kosmetik akan

dapat dikenal kegunaannya dan akan menjadi acuan bagi konsumen di dalam

bidang kosmetologi (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetika yang digunakan untuk perawatan kulit harus berfungsi

untuk memelihara kesehatan kulit, mempertahankan kondisi kulit agar tetap baik

dan mampu mencegah timbulnya kelainan kulit (Kusantati, 2008).

Usaha kembali ke alam (back to nature) mempengaruhi pula dunia

kosmetik dengan adanya usaha untuk mempopulerkan kembali serta menggali

kembali kosmetika tradisional yang telah lama terlupakan. Namun oleh sebagian

produsen, mungkin berdasarkan pertimbangan teknis ekonomis, hanya

menggunakan sebagian unsur tradisional saja pada kosmetika produksinya, selain

bahan yang sering dipakai dalam kosmetika modern dan cara modern yang tidak

memakai tenaga manusia secara langsung. Hal ini yang kita kenal sebagai

kosmetika semitradisional (Wasitaatmadja, 1997).


13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Lip balm

Lip balm adalah bahan dari lilin yang diaplikasikan secara topikal pada

bibir untuk mengurangi bibir kering. Cuaca kering, suhu dingin, dan angin

mempunyai efek kering pada kulit karena menghilangkan kelembapan kulit. Efek

kekeringan ini terutama terlihat pada bibir karena kulit bibir sangat tipis sehingga

bibir terlebih dahulu memperlihatkan tanda kekeringan. Bahan pelindung seperti

waxes dan petroleum jelly mencegah hilangnya kelembapan. Bahan tambahan

lain seperti perasa, pewarna dan, sunscreeens masing-masing mempunyai

keunggulan spesifik sehingga dapat meningkatkan fungsi lip balm (Anonimd,

2010).

Ada dua jenis lip balm, berbentuk stik padat seperti lipstick dan berupa

krim dalam pot kecil. Fungsi dari lip balm adalah untuk melindungi bibir dari

kekeringan akibat sinar matahari dan menjaga kelembapannya. Lip balm melapisi

permukaan bibir sehingga mencegah bakteri dan kuman penyebab penyakit

menempel pada bibir. Cara memakai lip balm dengan cara mengoleskan langsung

lip balm stik pada bibir dan menggunakan jari atau cotton bud untuk lip balm krim

dalam pot. Oleskan dua atau tiga kali sehari. Sebagian orang menambahkan lip

gloss di atas lip balm untuk menghindari kesan seperti lilin pada bibir (Han,2010).

Sebelum memakai lipstick, sebaiknya bibir diolesi dengan lip balm

yang berfungsi untuk melembabkan dan membantu mencegah bibir pecah-pecah

serta terkelupas. Lip balm diperlukan agar lipstick tampak lebih menyatu

(Kusantati, 2008).
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Komposisi lip balm

Bahan baku kosmetika (lip balm) sangat bervariasi dan banyak

jumlahnya. Untuk memenuhi kebutuhan dasar produksi, ada beberapa bahan baku

yang penting, yaitu :

a. Waxes dan oils

Wax (malam) adalah bahan mirip material plastis yang dibuat dari

sarang lebah, terdiri atas: wax sejati yang terdiri atas ester asam lemak bebas dan

alkohol dengan berat molekul yang tinggi, misalnya beeswax; wax ester yang

sebenarnya bukan wax asli karena mengandung gliserida yaitu ester gliserol dan

asam organik lainnya; wax mineral atau hidrokarbon; wax sintesis; waxy

substances yaitu hidrogenated oils dan alkohol semacam setil alkohol, dikenal

sebagai lanette wax.

b. Pengawet

Kosmetika yang terdiri atas berbagai macam lemak dan minyak

merupakan bahan yang mudah ditumbuhi mikroorganisme bakteri, amuba, dan

jamur yang akan merusak bahan sehingga terjadi perubahan bau (tengik) dan

warna. Untuk menanggulangi hal ini, diperlukan zat pengawet (preservatif).

Bahan pengawet adalah bahan pencegah dekomposisi preparat dengan cara

menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

c. Antioksidan

Kosmetika juga mudah teroksidasi oleh udara sehingga terjadi

pemecahan bahan yang terkandung di dalamnya yang akan mengubah warna dan

bentuk kosmetika. Untuk mencegah hal tersebut, digunakan bahan antioksidan.


15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bahan dasar kosmetika yang mudah teroksidasi adalah bahan yang berasal dari

lemak, misal : minyak mineral, minyak jagung, dan minyak kastor. Antioksidan

yang digunakan harus memenuhi syarat tidak berbau agar tidak mengganggu

wangi wangi parfum dalam kosmetika, tidak berwarna, tidak toksik, dan tidak

berubah meskipun disimpan lama.

d. Pewarna

Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2

jenis, yaitu :

1. Pewarna yang dapat larut dalam cairan (soluble), air, alkohol, atau minyak.

Contoh warna kosmetik ialah pewarna asam (acid dyes) yang merupakan

golongan terbesar pewarna pakaian, makanan, dan kosmetik; solvent dyes

yang larut dalam air atau alkohol; dan xanthene dyes yang biasa dipakai

dalam lipstick.

2. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), yang terdiri atas

bahan organik dan inorganik, misalnya lakes dan besi oksida.

Tidak semua zat warna dapat digunakan untuk kosmetika. Kulit di

beberapa bagian tubuh sensitif terhadap warna tertentu sehingga memerlukan

warna khusus, seperti kulit sekitar mata, kulit sekitar mulut, bibir, dan kuku

(Wasitaatmadja, 1997).

e. Parfum

Perlu perhatian khusus dalam memilih parfum, terutama harus dapat

diterima konsumen dan bebas dari resiko iritasi. Parfum yang dipilih harus

mampu menutupi bau lemak dari basis dan tidak menyebabkan iritasi bibir.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f. Surfaktan

Surfaktan kadang-kadang ditambahkan dalam pembuatan sediaan

pewarna bibir untuk memudahkan pembasahan dan dispersi partikel-partikel

pigmen warna yang padat (Wilkinson and Moore, 1982).

2. Persyaratan lip balm

Persyaratan atau karakteristik yang diharapkan pada sediaan bibir yang

berwarna adalah sebagai berikut.

a. Harus memiliki penampilan yang menarik, yaitu permukaan yang halus

dari warna yang seragam, bebas dari kerusakan seperti berlubang atau

permukaan yang tidak halus disebabkan oleh agregat warna atau kristal.

b. Harus tidak berbahaya, baik secara dermatologi maupun saat digunakan.

c. Harus mudah digunakan, memberikan lapisan pada bibir tidak berlebihan

berminyak dan mempunyai warna yang stabil (Wilkinson and Moore,

1982).

3. Pembuatan lip balm

Secara umum metode pembuatan lip balm sama dengan pembuatan

lipstick yaitu pencetakan hasil leburan menurut tahapan berikut ini:

a. Pelarutan zat warna dalam fase minyak. Proses pelarutan ini bila perlu

dapat dibantu dengan pemanasan untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik.

b. Penyiapan komponen basis lemak dan lilin dengan teknik

peleburan/pelelehan, penyaringan (bila perlu), dan pengadukan.

Komponen basis tersebut dapat dilelehkan bersamaan dalam satu wadah,


17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tetapi sebaiknya dipisah antara lilin dan lemak, setelah keduanya melebur

baru dicampur.

c. Pendispersian zat warna ke dalam campuran basis lemak dan lilin yang

telah dilebur dengan pengadukan sampai homogen, setelah suhu turun

ditambahkan pengharum.

d. Pencetakan lip balm. Setelah dicetak, lip balm akan segera membeku dan

siap untuk dikemas (Nowack, 1985).

F. Sistem Emulsi Kosmetik

Emulsi adalah sistem dispersi yang terdiri dari 2 cairan yang tidak

saling campur, dimana salah satu fase terdispersi di dalam fase yang lain dan

biasanya terdiri dari air dan minyak. Jika air yang merupakan fase kontinyu, maka

disebut sistem emulsi minyak dalam air (M/A) dan ketika fase kontinyu adalah

minyak, maka disebut emulsi air dalam minyak (A/M). Salah satu faktor yang

mempengaruhi pembentukan tipe emulsi adalah emulsifying agent yang dipilih

(Aulton dan Diana, 1991).

Uji yang dapat digunakan untuk mengetahui emulsi tipe M/A atau

A/M adalah :

1. Miscibility test

Emulsi M/A dapat bercampur dengan air dan tipe A/M dapat

bercampur dengan minyak.


18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Conductivity measurement

Emulsi dengan fase kontinyu berupa air dapat menghantarkan listrik,

sedangkan emulsi dengan fase kontinyu berupa minyak tidak dapat

menghantarkan listrik.

3. Staining test

Menggunakan pewarna yang larut air atau minyak, dimana salah

satunya akan terlarut, dan mewarnai fase kontinyu (Billany, 2002).

Sistem emulsi pada kosmetik mempunyai banyak keunggulan, sebagai

contoh dapat sebagai barrier perlindungan melawan hilangnya kandungan lembab

pada kulit dan dapat berfungsi sebagai penangkal cahaya matahari (pada emulsi

sunscreen). Karakteristik fisika kimia yang perlu dikontrol pada sistem emulsi

kosmetik adalah formulasi dan stabilitas pada penyimpanan seperti sifat alir yang

mengontrol daya sebar sediaan. Dalam pembuatan emulsi kosmetik juga perlu

mengontrol proses yang dapat menghasilkan distribusi ukuran droplet yang baik

(Tharwat, 2005).

G. Emulsifying agent

Emulsifying agent merupakan suatu molekul yang mempunyai rantai

hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya. Emulsifying

agent akan dapat menarik fase minyak dan fase air sekaligus dan emulsifying

agent akan menempatkan diri berada di antara kedua fase tersebut. Keberadaan

emulsifying agent akan menurunkan tegangan permukaan fase minyak dan fase air

(Friberg, Quencer, and Hilton, 1996).


19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penggunaan campuran dua macam emulsifying agent biasanya lebih

stabil dibanding penggunaan emulsfying agent tunggal dengan menjumlahkan

HLB secara langsung. Emulsifying agent dapat dicampurkan dengan

perbandingan dan proporsi yang sesuai (Allen, 2002).

Surfaktan non ionik biasa digunakan dalam seluruh tipe produk

kosmetik dan farmasetik (Rieger, 1996). Surfaktan non ionik memiliki rentang

dari komponen larut minyak untuk menstabilkan emulsi A/M hingga material

larut air yang memberikan produk M/A. Surfaktan ini biasa digunakan untuk

kombinasi emulsifying agent larut air dan larut minyak untuk membentuk lapisan

antarmuka yang penting untuk stabilitas emulsi yang optimum. Emulsifying agent

non ionik memiliki toksisitas dan iritasi yang rendah (Billany, 2002).

Pada penelitian ini digunakan dua macam emulgator, yaitu

1. Cetyl alcohol

Gambar 4. Struktur cetyl alcohol (Anonima, 1986)

Cetyl alcohol digunakan sebagai bahan pengemulsi dan bahan

pengeras dalam sediaan topikal. Cetyl alcohol dapat meningkatkan viskositas dan

kestabilan sediaan. Kelarutan dapat meningkat jika suhu dinaikkan. Titik lelehnya

45-52°C dan titik didihnya 344°C. Larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan

meningkat dengan meningkatnya temperatur, bercampur bila dilelehkan dengan

lemak, parafin, dan isopropil miristat (Anonima, 1986).

Cetyl alcohol ditambahkan untuk memperoleh produk akhir yang halus


20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan lembut. Cetyl alcohol juga memberikan kelembutan pada kulit tempat

aplikasi, dan menghasilkan produk yang mudah berpenetrasi. Cetyl alcohol

mempunyai nilai HLB sebesar 15 (Bennett, 1970).

2. Glyceryl monostearate

Gambar 5. Struktur Glyceryl monostearate (Anonima, 1986)

Glyceryl monostearate digunakan sebagai non ionik emulsifier,

stabilizer, emollient dan plastictizer pada berbagai macam jenis makanan dan

sediaan farmasetik. Glyceryl monostearate efektif digunakan pada emulsi w/o

maupun o/w dan merupakan agen pendispersi pigmen pada minyak maupun

padatan dalam lemak. Nilai HLB glyceryl monostearate adalah 3,8 (Rowe et al.,

2006).

Glyceryl monostearate larut dalam etanol panas (95%), eter,

kloroform, aseton panas, dan minyak mineral. Praktis tidak larut dalam air, namun

dapat didispersikan dalam air dengan penambahan sedikit surfaktan. Titik leleh

50-60°C. Umumnya tidak menyebabkan toksik dan iritasi (Anonima, 1986).

H. Hidrophile-Lipophile Balances (HLB)

Aplikasi sistem HLB dapat menghasilkan sistem emulsi air dalam

minyak (A/M), minyak dalam air (M/A), atau membuat sistem bertindak sebagai

detergen dan agen pelarut. Tabel II menunjukkan bahwa emulgator dengan

karakter hidrofil dan larut air mempunyai nilai HLB yang tinggi (di atas 11,0) dan
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akan menghasilkan tipe emulsi M/A. Sedangkan emulgator dengan karakter lipofil

dan larut minyak mempunyai nilai HLB yang rendah (di bawah 9,0) dan akan

menghasilkan emulsi tipe A/M. Dua atau lebih emulgator dapat dicampur untuk

mencapai nilai HLB yang ideal sehingga didapat emulsi yang stabil (Taylor,

2011).

Tabel III. Hubungan HLB

Range HLB Penggunaan


4-6 Emulsi A/M
7-9 Agen Pembasah
10-18 Emulsi M/A
13-15 Detergen
10-18 Pelarut
(Taylor, 2011).

Penggunaan emulgatoragent dapat berupa campuran dua macam

emulgatoragent. Adapun perhitungan HLB campurannya yaitu:

HLB ( ) ( )

Dimana :

x : jumlah/volume emulgatoragent 1

y : jumlah/volume emulgatoragent 2

x + y : jumlah/volume total kedua emulgatoragent

A : nilai HLB emulgatoragent 1

B : nilai HLB emulgatoragent (Allen, 2002).

I. Desain Faktorial

Desain faktorial adalah pendekatan eksperimental kuno yang

dilakukan dengan meneliti efek dari suatu variabel eksperimental dengan menjaga
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

variabel lain konstan. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk

menentukan secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang

signifikan. Signifikan berarti perubahan dari level rendah ke level tinggi pada

faktor-faktor menyebabkan perubahan besar pada responnya (Bolton, 1990).

Perencanaan percobaan faktorial merupakan suatu metode rasional

untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari besaran yang

berpengaruh terhadap kualitas produk (Voigt, 1984).

Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,

efek, dan respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon

(Voigt, 1984). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Efek adalah

perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Efek faktor atau

interaksi merupakan rata-rata respon pada level tinggi dikurangi rata-rata respon

pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang diamati.

Respon yang diamati harus dikuantitatifkan (Bolton, 1990).

Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang

masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan

level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk

mengetahui faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu

respon. Desain faktorial dengan dua faktor dalam suatu percobaan memberikan

pertanyaan sebagai berikut.

a. Apakah faktor A memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?

b. Apakah faktor B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?


23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Apakah interaksi faktor A dan B memilii pengaruh yang signifikan terhadap

suatu respon? (Bolton, 1990).

Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu

teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu

atau lebih variabel bebas. Model yang dipilih dari analisis tersebut adalah model

matematika (Bolton, 1990).

Jumlah percobaan dalam desain faktorial adalah 2n, 2 menunjukkan

level dan n menunjukkan jumlah faktor. Langkah untuk percobaan faktorial terdiri

dari kombinasi semua level dari faktor. Desain percobaan yang paling sederhana

adalah percobaan dengan 2 faktor dan 2 level (22). Dari percobaan dengan desain

faktorial 22 dapat diperoleh persamaan dengan konsep :

Y = B0+B1(X1) + B2(X2) + B12(X1)(X2)

dimana :

Y = respon hasil percobaan

X1X2 = level yang nilainya mulai (-1) sampai (+1)

B0,B1,B2,B12 = koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan

B0 = rata-rata hasil semua percobaan (Bolton, 1990).

Untuk penerapan rumus ini diperlukan empat percobaan, yaitu X1 dan

X2 pada level rendah, X1 pada level tinggi dan X2 pada level rendah, X1 pada level

rendah dan X2 pada level tinggi, X1 dan X2 pada level tinggi. Untuk

mempermudah perhitungan, level tinggi dari faktor diubah menjadi +1 dan level

rendah dari faktor diubah menjadi -1 (Bolton, 1990).


24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat

percobaan (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah

faktor).

Tabel IV. Rancangan percobaan desain faktorial dua faktor & dua level

Formula Faktor A Faktor B Interaksi


1 - - +
a - + -
b + - -
ab + + +

Keterangan :

Formula 1 = faktor A level rendah, faktor B level rendah

Formula a = faktor A level rendah, faktor B level tinggi

Formula b = faktor A level tinggi, faktor B level rendah

Formula ab = faktor A level tinggi, faktor B level tinggi

Berdasarkan persamaan di atas, dengan substitusi secara matematis,

dapat dihitung besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi dengan

menggunakan rumus :

( ( )) ( )
1. Efek A =

( ( )) ( )
2. Efek B =

( ) (( ) )
3. Efek interaksi A dan B = (Bolton, 1990).

Desain faktorial mempunyai beberapa keuntungan. Metode ini

memiliki efiisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan


25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa

metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor,

maupun efek interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi

jumlah penelitian jika dibandingkan dengan meneliti dua efek faktor secara

terpisah (Bolton, 1990).

J. Landasan Teori

Sinar matahari dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur kulit

bibir. Paparan sinar matahari yang terlalu lama bahkan dapat mengakibatkan

actinic chelitis dan mengaktifkan ROS yang dapat merusak kulit. Untuk

mengatasi hal ini diperlukan adanya kosmetik skin care yang mampu melindungi

terhadap cahaya matahari dan mengandung antioksidan. Salah satu produk

kosmetik perawatan bibir yang sering digunakan oleh wanita adalah lip balm. Lip

balm dapat melindungi kulit bibir yang tipis dari kekeringan dan pecah-pecah

dengan cara melapisi kulit bibir (occlusive) dan melembapkannya. Lip balm yang

beredar di pasaran banyak yang mengandung zat pewarna untuk menambah

estetika, memberi warna tipis natural pada bibir, serta lebih menarik minat

konsumen dibandingkan lip balm yang transparan.

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.) dapat diekstrak dan

digunakan sebagai pewarna alami dan sumber antioksidan pada lip balm karena

buah naga merah mengandung pigmen betasianin yang berwarna merah-ungu.

Pigmen betasianin ini bersifat larut air, sedangkan basis lip balm bersifat minyak

dan mengandung lemak. Untuk mendispersikan pigmen betasianin pada basis lip
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

balm dan bahan-bahan lip balm lainnya diperlukan emulgator pada formulasi lip

balm. Adanya emulgator dapat membentuk sistem emulsi w/o pada proses

pencampuran bahan pada sediaan lip balm dan menjaga sistem tetap dalam bentuk

w/o saat lip balm memadat, sehingga zat warna betasianin dapat bercampur dalam

basis lemak dari sediaan lip balm.

Dipilih glyceryl monostearate dan cetyl alcohol sebagai emulsifying

agent dalam formulasi lip balm karena keduanya termasuk emulgator non ionik

yang aman digunakan dan tidak membuat iritasi pada kulit bibir. Digunakan

kombinasi dua macam emulgator agar diperoleh sediaan yang stabil dengan HLB

campuran yang mendekati rHLB sistem emulsi A/M. Komposisi dari glyceryl

monostearate dan cetyl alcohol harus diperhatikan karena akan berpengaruh

terhadap respon daya sebar, daya lekat, dan pergeseran ukuran droplet pada

sediaan lip balm. Pengaruh yang terjadi dapat dievaluasi menggunakan desain

faktorial dua faktor dan dua level.


27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K. Hipotesis

Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Adanya pengaruh yang signifikan antara glyceryl monostearate, cetyl

alcohol, atau interaksi keduanya terhadap daya sebar, daya lekat, dan

pergeseran ukuran droplet lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga

merah (Hylocereus polyrhizus Web.).

2. Adanya area prediksi komposisi dari glyceryl monostearate dan cetyl

alcohol sebagai emulsifying agent yang sesuai standar terbatas pada level

yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan

menggunakan variabel eksperimental ganda (desain faktorial).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi glyceryl

monostearate dan cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam formula lip balm

dengan pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.), dalam

level rendah dan level tinggi.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah daya sebar, daya lekat,

ukuran droplet, pergeseran ukuran droplet, dan stabilitas warna sediaan.

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan

bahan yang digunakan, suhu pemanasan, suhu pendinginan, dan lama waktu

pencampuran.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan

28
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelembaban udara ruangan untuk pembuatan dan saat penyimpanan, kontaminasi

debu, dan kontaminasi mikroba.

C. Definisi Operasional

1. Lip balm adalah bahan dari lilin yang diaplikasikan secara topikal pada bibir

untuk mengurangi bibir kering.

2. Ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.) adalah hasil

penyarian daging buah naga merah dengan pelarut etanol 80%. Pada

penelitian ini digunakan daging buah naga merah yang didapatkan dari

perkebunan buah naga di Sendangsana, Kulon Progo, Yogyakarta.

3. Betasianin adalah pigmen yang berasal dari tumbuhan dan mempunyai sifat

larut dalam air berwarna merah-violet.

4. Emulsifying agent adalah molekul dengan salah satu ujungnya berupa

hidrokarbon non-polar, dan ujung lainnya polar, hal ini memudahkan

memegang kedua fase minyak dan fase air sehingga dapat mempertahankan

tegangan antar muka kedua fase.

5. Cetyl alcohol merupakan campuran dari alkohol alifatik yang biasa digunakan

sebagai pengemulsi dan bahan pengeras dalam sediaan topikal.

6. Glyceryl monostearate adalah nonionik emulsifier, stabilizer, emollient dan

plastictizer pada berbagai macam jenis makanan dan sediaan farmasetik,

efektif digunakan pada emulsi w/o maupun o/w dan merupakan agen

pendispersi pigmen pada minyak maupun padatan dalam lemak.


30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Daya sebar adalah kemampuan lip balm untuk menyebar pada bibir setelah lip

balm dioleskan. Nilainya didapat dengan menggunakan alat uji daya sebar

berupa kaca bulat berskala yang diberi beban 200 g dan dinyatakan dalam

satuan cm.

8. Daya lekat adalah kemampuan lip balm untuk melekat cepat pada bibir setelah

lip balm dioleskan. Nilainya didapat dengan menggunakan alat uji daya lekat

yang dibebani beban dengan berat 20 g dan dinyatakan dalam satuan detik.

9. Stabilitas warna adalah kemampuan lip balm untuk bertahan dalam batas

spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode waktu penyimpanan dan

penggunaan untuk menjamin kekuatan dan kualitas warna.

10. Ukuran droplet adalah besarnya droplet sediaan lip balm yang diamati

menggunakan mikroskop.

11. Desain faktorial merupakan pendekatan eksperimental sederhana yang

dilakukan dengan meneliti efek dari suatu variabel eksperimental dengan

menjaga variabel lain konstan. Penelitian ini menggunakan desain faktorial

dua faktor (glyceryl monostearate dan cetyl alcohol) dan dua level (level

rendah dan level tinggi).

12. Respon adalah hasil percobaan yang perubahannya diamati secara kuantitatif

dalam penelitian, dalam hal ini daya sebar, daya lekat, ukuran droplet, dan

pergeseran ukuran droplet.

13. Faktor adalah tiap besaran yang memberikan pengaruh terhadap respon.

Faktor pertama dalam penelitian ini yaitu glyceryl monostearate dan faktor

kedua yaitu cetyl alcohol.


31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Level adalah jumlah atau banyaknya faktor yang nilainya dinyatakan secara

numerik. Penelitian ini menggunakan dua level yaitu level rendah dan level

tinggi baik untuk glyceryl monostearate maupun untuk cetyl alcohol.

15. Efek adalah pengaruh perubahan faktor terhadap respon karena adanya variasi

level, dapat dihitung secara matematis berdasarkan rumus desain faktorial

dengan menghitung selisih rata-rata respon level tinggi dikurangi respon level

rendah.

16. Spektrofotometri visibel adalah alat yang digunakan untuk mengukur serapan

senyawa yang berwarna. Nilainya dinyatakan dalam absorbansi.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daging buah naga

merah (Hylocereus polyrhizus Web.) dari perkebunan buah naga merah di

Sendangsana, Kulon Progo, Yogyakarta; white oil dari PT Brataco Chemica

Yogyakarta; paraffinum liquidum dari PT Brataco Chemica Yogyakarta; beeswax

dari PT Brataco Chemica Yogyakarta; carnauba wax dari CV Total Equipment

Semarang,; lanolin dari Laboratorium Solid-Semi Solid Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta; madu dari Carefour Yogyakarta; vitamin C dari

Laboratorium Solid-Semi Solid Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; methyl

paraben dari Laboratorium Solid-Semi Solid Universitas Sanata Dharma; vanilli

dari Carefour Yogyakarta; glyceryl monostearate dari PT Brataco Chemica

Yogyakarta; cetyl alcohol dari Laboratorium Solid-Semi Solid Universitas Sanata


32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dharma Yogyakarta; etanol 80% dari Laboratorium Farmakognosi Fitokimia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; methylen blue dari Laboratorium Sediaan

Steril Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sudan III dari Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-

Germany), neraca analitik (Mettler Toledo GB3003-Switzerland), waterbath

(Tamson Zoetermeer 0023-Holland), hotplate (LMS-1003 Daihan Labtech

co.,LTD-Korea), termometer, cawan porselen, lemari pendingin (Sanken), alat uji

daya lekat, gelas objek (2,54 cm x 7,62 cm dan tebal 0.8 mm microscope slides-

China), kaca bulat berskala, seperangkat anak timbang, stopwatch, kain

penyaring, mikroskop (Motic, B3 Professional Series), sentrifuge (Dijkstra),

rotary evaporator (Kika Labortechnik), alumunium foil, diagram munsell color

system, Spektrofotometri visibel (Optima SP3000).

E. Tata Cara Penelitian

Pembuatan lip balm dengan ekstrak buah naga merah (Hylocereus

polyrizus Web.) menggunakan acuan formula dasar komposisi lipstick yang

dimodifikasi. Menggunakan formula acuan lipstick karena basis lip balm sama

dengan lipstick. Perbedaannya adalah lipstick diformulasikan untuk kosmetik

dekoratif sedangkan lip balm diformulasikan untuk merawat bibir (skin care).

Formula lipstick acuan dapat dilihat pada tabel V berikut:


33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V. Formula lipstick acuan

Formula Komposisi (%)

Emollien / minyak 40-55


Lilin 8-13
Plasticizer 2-4
Pewarna 3-8
Pengkilap 3-6
Zat aktif 0-2
Pengisi 4-15
Parfum 0,05-0,1
Pengawet 0,5
(Howard, 2000).

Formula lipstick di atas dimodifikasi menjadi :

Tabel VI. Formula modifikasi dalam 100 g lip balm

Formula Bahan F1 Fa Fb Fab

White oil 23 23 23 23
Emollien
Paraffin Liquidum 25 25 25 25
Beeswax 8 8 8 8
Lilin
Carnauba Wax 4 4 4 4
Plasticizer Lanolin 7 7 7 7
Ekstrak buah naga
Pewarna 5 5 5 5
merah
Pengkilap Madu 9 9 9 9
Zat aktif Vitamin C 2 2 2 2
Glyceryl
6,23 10,38 6,23 10,38
Emulgator monostearate
Cetyl alcohol 1,28 1,28 2,13 2,13
Parfum Vanilli 4 4 4 4
Pengawet Metil paraben 0,5 0,5 0,5 0,5
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembuatan sediaan lip balm dengan ekstrak buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus Web.) :

a. Penyarian pigmen betasianin pada daging buah naga

Buah naga yang telah dipilih dicuci hingga bersih kemudian daging

buah dipisahkan dari kulitnya. Daging buah yang telah dipisahkan ditimbang

sebanyak 20 g. Selanjutnya ditambahkan 40 mL etanol 80% kemudian diblender

selama 15 menit. Campuran kemudian disaring dengan menggunakan kain

penyaring dan filtratnya dikumpulkan kemudian di evaporasi menggunakan rotary

evaporator pada suhu 40˚C hingga massa menjadi setengah dari massa awal atau

lebih pekat. Kemudian masukkan dalam oven pada suhu 40°C selama 2 hari

hingga ekstrak berbentuk pasta kental. Sampel yang didapatkan kemudian

disimpan pada wadah yang ditutup dengan alumunium foil. Penyimpanan

dilakukan dalam almari pendingin pada suhu 4˚C (Phebe and Chew, 2009).

b. Pembuatan basis lip balm

Carnauba wax dimasukkan di atas waterbath diatur suhunya pada

suhu 80oC-86°C. Setelah meleleh sempurna beeswax dilelehkan di atas waterbath

pada suhu 66°C-68°C. Setelah semua wax meleleh sempurna, di tempat yang

terpisah lanolin dinaikkan di atas waterbath, tunggu hingga meleleh kemudian

dicampurkan dalam campuran carnauba wax dan beeswax.

c. Pembuatan sediaan lip balm

White oil dan paraffin liquidum ditambahkan sedikit demi sedikit

dalam campuran basis (b), sambil diaduk hingga homogen. Setelah bercampur
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sempurna, turunkan suhu hingga 45°C dan tambahkan emulgator glyceryl

monostearate dan aduk hingga leleh dan terlarut homogen

Pigmen hasil ekstraksi daging buah naga merah dilarutkan dengan

sedikit aquadest, kemudian dicampur dengan emulgator cetyl alcohol yang

sebelumnya sudah digerus dan ditambah sedikit aquadest. Diaduk homogen.

Kemudian tambahkan vitamin C, metil paraben, madu, dan vanilli. Kemudian

diaduk dalam cawan porselin hingga larut homogen. Campuran tersebut

dimasukkan dalam campuran basis lip balm dan minyak yang telah diangkat dari

waterbath, kemudian diaduk hingga homogen. Setelah bercampur homogen dan

agak kental, campuran dituang ke dalam pot wadah lip balm, kemudian cetakan

diketuk-ketuk agar campuran mencapai dasar pot dan tidak ada rongga, kemudian

dibiarkan hingga dingin dan memadat pada suhu ruangan.

d. Penentuan tipe emulsi

Lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah diletakkan pada

gelas objek. Masing-masing lip balm tersebut ditambahkan 1 tetes methylen blue.

Cara yang sama dilakukan dengan menggunakan pereaksi warna sudan III.

Kemudian dilakukan pengamatan apakah lip balm bertipe O/W atau W/O secara

mikroskopik.

e. Pengujian daya sebar lip balm

Lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah ditimbang 0,1 g

dan diletakkan di tengah kaca bulat berskala yang sudah diolesi gelatin. Kaca

bulat lainnya yang sudah ditimbang diletakkan di atasnya dan diletakkan beban

200 g selama 1 menit kemudian diukur diameter penyebarannya.


36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f. Pengujian daya lekat lip balm

Seperangkat alat uji daya lekat, gelas objek, anak timbangan 1000 g

dan 20 g, dan stopwatch disiapkan. Sebanyak 0,03 g lip balm dioleskan pada gelas

objek yang telah ditentukan luasnya (2,54 cm x 6 cm), gelas objek lain diletakkan

di atas olesan lip balm tersebut, kemudian ditekan dengan beban 1000 g selama 5

menit. Gelas objek dipasang pada alat uji, kemudian dilepaskan beban seberat 20

g dan dicatat waktunya hingga objek gelas terpisah (Mardianti, 2011).

g. Pengujian Mikromeritik

Lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah diletakkan di atas

gelas objek. Kemudian ditetesi methylen blue dan ditutup dengan gelas penutup.

Lalu objek gelas diletakkan pada mikroskop dan dilakukan pengamatan. Diameter

droplet yang ada diukur sebanyak 500 partikel. Pengujian dilakukan pada lip balm

48 jam sesudah pembuatan dan 1 bulan penyimpanan (Kusumowardani, 2010).

h. Pengujian stabilitas warna lip balm

Warna lip balm dilihat kesesuaiannya dengan diagram warna dari

Munsell Color System yang memiliki kode tertentu. Pengujian dilakukan setelah

48 jam sesudah pembuatan, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 1 bulan penyimpanan.

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data daya lekat-daya

sebar, ukuran droplet, pergeseran ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan,

dan pergeseran warna. Melalui model rancangan desain faktorial dapat dihitung

besarnya efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya dalam


37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sediaan lip balm dengan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.)

sebagai pewarna.

Ukuran droplet dilihat dari nilai percentile 90 menggunakan program

PSPP. Perhitungan perbandingan ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan

dianalisis signifikansinya terhadap ukuran droplet 48 jam setelah pembuatan

dengan analisis statistik parametrik untuk distribusi normal dan analisis

nonparametrik untuk distribusi tidak normal. Analisis parametrik dilakukan

dengan uji T berpasangan dan untuk analisis nonparametrik dapat dilakukan

dengan Mann-Whitney untuk data yang tidak berpasangan atau Wilcoxon untuk

data yang berpasangan.

Data daya sebar, daya lekat dan ukuran droplet lip balm 48 jam setelah

pembuatan, serta stabilitas ukuran droplet yang diamati dengan adanya pergeseran

ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan dianalisis menggunakan program R

pada taraf kepercayaan 95%. Dari hasil analisis, akan diperoleh nilai p

(probability value) persamaan. Apabila nilai p yang diperoleh kurang dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa setiap faktor dan interaksinya dapat memberikan

efek yang signifikan terhadap respon.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini sediaan yang dibuat adalah lip balm. Lip balm

merupakan salah satu jenis kosmetik untuk merawat dan melembabkan kulit bibir.

Menurut Mitsui (1997) lapisan stratum corneum pada bibir sangat tipis dan

dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak,

sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam udara yang

dingin dan kering. Iklim tropis di Indonesia yang kering dan kuatnya paparan

sinar matahari juga berbahaya bagi kulit bibir. Untuk itu, diperlukan sediaan lip

balm yang berfungsi sebagai pelembab dan pelindung karena lip balm membentuk

lapisan tipis pada permukaan bibir. Lapisan ini juga dapat menghambat

penguapan air kulit dari stratum corneum sehingga kandungan air tetap terjaga

dan kulit bibir menjadi lembab.

Lip balm yang dibuat menggunakan pewarna dari ekstrak buah naga

merah yang mengandung pigmen alami betasianin dan vitamin C yang bermanfaat

bagi kulit bibir karena bersifat antioksidan. Ekstrak buah naga merah diperoleh

dengan proses penyarian dengan pelarut etanol 80%. Ekstrak yang diperoleh

berbentuk ekstrak kental.

A. Penyarian Pigmen Betasianin Buah Naga Merah

Pigmen betasianin buah naga merah diperoleh melalui proses ekstraksi

menggunakan blender. Penyari yang digunakan dalam penyarian ini adalah etanol

38
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80% karena betasianin bersifat polar dan dapat larut dalam etanol. Selain itu

etanol juga mudah diuapkan pada saat menghilangkan pelarut menggunakan

rotary evaporator. Suhu yang digunakan pada rotary evaporator dan oven adalah

40°C untuk menghindari rusaknya pigmen betasianin yang tidak tahan terhadap

panas diatas suhu 50°C.

B. Analisis Kualitatif Betasianin menggunakan Spektrofotometri Visibel

Spektrofotometri visibel merupakan suatu teknik spektroskopik

menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak dengan menggunakan

spektrofotometer. Suatu senyawa yang dapat dianalisis menggunakan

spektrofotometri visibel adalah senyawa yang memiliki kromofor dan auksokrom,

serapannya antara 380-780 nm (Rohman dan Gandjar, 2007).

Gambar 6. Gugus kromofor dan auksokrom betasianin


40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transisi yang terjadi pada suatu molekul dengan struktur yang berbeda

adalah tidak sama satu dengan molekul lain sehingga spektra absorpsinya juga

berbeda. Dengan demikian dapat bermanfaat sebagai analisis kualitatif. Betasianin

menunjukkan absorbansi pada panjang gelombang 537 nm (Tang and Norziah,

2007).

Uji kualitatif senyawa betasianin dilihat dari spektra absorbansi

maksimum ekstrak buah naga merah yang dibuat dibandingkan dengan spektra

absorbsi dalam literatur. Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa spektra ekstrak

sesuai dengan literatur.

Gambar 7. Spektra absorbsi betasianin buah naga merah literatur


(Tang and Norziah, 2007)

Gambar 8. Spektra absorbsi betasianin ekstrak buah naga merah


41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pembuatan Basis Lip balm

Pada proses pembuatan lip balm, langkah awal yang harus dilakukan

adalah pembuatan basis lip balm. Komponen bahan yang digunakan untuk

membuat basis lip balm sama dengan basis lipstick, yaitu minyak, lemak, dan

waxes. Dalam penelitian ini digunakan campuran beeswax, carnauba wax dan

lanolin.

Beeswax digunakan sebagai waxes pada sediaan lip balm. Hal ini

karena beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat yang baik, dimana membantu

untuk menghasilkan massa homogen. Beeswax mempunyai sifat retensi minyak

yang baik dimana berperan sebagai pengikat untuk bergabung bersama komponen

yang berbeda dalam formulasi dan dapat memperbaiki struktur. Peran sebagai

pengikat yang baik dapat membantu untuk menghasilkan massa yang homogen.

Carnauba wax juga digunakan sebagai campuran waxes dengan

beeswax. Carnauba wax yang digunakan tidak boleh terlalu banyak karena akan

membuat lip balm terlalu keras dan sulit dioleskan pada bibir. Digunakan dua

jenis waxes karena penggunaan satu jenis waxes saja belum cukup untuk

menghasilkan sediaan lip balm yang baik. Selain itu penggunaan beeswax secara

tunggal akan membuat permukaan lip balm menjadi tidak rata.

Menurut Wasitaatmadja (1997), fungsi dan guna wax dalam kosmetika

adalah membentuk film penolak air, larut dalam minyak sehingga membentuk

lapisan emollien yang tertinggal pada kulit, serta dapat membentuk lapisan

berkilat dan pembuat bentuk padat pada lip balm. Hal ini menjadikan wax sangat
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sesuai bila digunakan sebagai basis lip balm karena mampu melindungi kulit bibir

dan menjadikan bibir terlihat berkilau indah.

Lanolin digunakan sebagai plasticizers. Lanolin merupakan pelumas

yang berasal dari lemak (sebum) pada kulit domba. Lanolin yang digunakan

dalam pembuatan lip balm ini tidak terlalu banyak, karena apabila terlalu banyak

maka akan membuat lip balm menjadi berbau tidak sedap (tengik).

Lanolin diklaim mempunyai sifat melarutkan pewarna dan dapat

bertindak sebagai agen pengikat untuk bahan lain, cenderung dapat

meminimalkan retak pada basis, keluarnya cairan dari permukaan basis, dan

berperan sebagai plasticizers. Direkomendasikan untuk meningkatkan kilauan dari

basis (Wilkinson dan Moore, 1982).

Proses pembuatan basis lip balm dilakukan dengan cara melelehkan

kedua wax pada suhu 80°C-86°C karena titik leleh carnauba wax sebesar 80°C-

86°C. Carnauba wax dilelehkan pertama, setelah meleleh sempurna kemudian

suhu diturunkan menjadi 66°C-68°C untuk melelehkan beeswax. Pelelehan wax

tersebut di atas waterbath menggunakan cawan porselin. Pemanasan bertujuan

untuk mempermudah pencampuran karena semua bahan sudah berbentuk cairan,

dimana mencampurkan bahan yang berupa cairan lebih mudah dan homogen

daripada bahan yang berupa padatan atau semi padat. Prinsip pemanasan

menggunakan waterbath, yaitu dengan menggunakan panas uap air, sehingga

bahan-bahan yang dilelehkan tidak kontak langsung dengan panas untuk

menghindari kerusakan bahan.


43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Urutan pencampuran dimulai dari wax lalu kemudian lanolin karena

jika dilihat dari urutan titik lebur masing-masing bahan, titik lebur lanolin paling

rendah yaitu berkisar antara 38-44°C. Hal ini bertujuan agar menjaga kestabilan

dari lanolin yang mempunyai titik lebur di bawah beeswax karena apabila

pencampuran dilakukan dari titik lebur yang paling rendah, maka ketika akan

mencampur bahan yang titik leburnya lebih tinggi maka harus menaikkan suhu

dan hal ini berpotensi menurunkan kestabilan dari lanolin yang suhu titik leburnya

lebih rendah. Pencampuran juga dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk agar

campuran yang dihasilkan dapat homogen.

D. Pembuatan Sediaan Lip balm

Sediaan lip balm merupakan salah satu jenis kosmetik untuk perawatan

kulit bibir. Dalam pembuatan lip balm, seringkali produsen menambah bahan

pewarna untuk manarik minat konsumen karena lip balm yang berwarna memberi

kesan bibir terlihat cerah alami dan berkilau. Pada penelitian ini digunakan

pewarna dari bahan alami ekstrak buah naga merah yang mengandung pigmen

betasianin agar sediaan lip balm berwarna pink keunguan.

Sediaan lip balm harus mengandung emollien yang cukup terkait

fungsinya yang melindungi kulit bibir dari kekeringan. Campuran minyak

digunakan sebagai emollien untuk memperoleh paduan yang tepat dengan wax

membentuk lapisan yang sesuai dalam pengaplikasiannya pada kulit bibir.

Menghasilkan produk lip balm yang mudah disebar dan memiliki lapisan tipis

dengan daya menutup yang baik. Emollien yang digunakan dalam pembuatan lip
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

balm ini adalah white oil dan paraffin liquidum. Keduanya dicampurkan sedikit

demi sedikit ke dalam basis lip balm yang sudah dibuat (a) kemudian suhu

diturunkan hingga 45°C dan masukkan emulgator glyceryl monostearate. Suhu

diturunkan karena glyceryl monostearate mempunyai sifat polimorfi dan

kehilangan fungsinya sebagai emulsifying agent bila suhu terlalu tinggi, dimana

bentuk α yang berfungsi sebagai emulgator dapat berubah menjadi bentuk β yang

bertindak sebagai wax matrik.

Dari proses optimasi, ekstrak kental yang didapat dari proses ekstraksi

sebelum dicampur dengan bahan-bahan pembuatan lip balm lainnya perlu

ditambah sedikit aquadest. Hal ini karena ekstrak yang diperoleh sangat pekat dan

kental sehingga apabila langsung dicampur dengan bahan lain maka ekstrak akan

menggumpal dan tidak dapat bercampur dengan baik. Digunakan aquadest

sebagai pelarut karena ekstrak yang mengandung pigmen betasianin larut dalam

air, selain itu aquadest tidak berinteraksi dan dapat bercampur dengan bahan lain.

Ekstrak kemudian dicampurkan dengan emulgator cetyl alcohol yang sudah

digerus dan ditambah sedikit aquadest untuk mempermudah proses pencampuran

ekstrak dan emulgator karena cetyl alcohol berbentuk kepingan padat. Selanjutnya

dicampur dengan vitamin C, metil paraben, madu, dan vanilli.

Vitamin C berfungsi sebagai zat aktif (antioksidan) dari sediaan lip

balm, dapat melindungi kulit bibir dari bahaya radikal bebas, anti wrinkle, dapat

mencegah ketengikan yang terjadi karena oksidasi minyak dan lemak, dan juga

dapat melindungi dan meningkatkan stabilitas pigmen betasianin (Fridd, 1999).


45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Vitamin C dapat menghambat browning reaction pada buah. Browning

reaction terjadi apabila enzim polifenolase mengkatalis proses oksidasi dari fenol

yang secara alami terdapat dalam buah, kemudian membentuk senyawa yang

disebut kuinon. Kuinon dapat berpolimerisasi untuk membentuk melanin yang

dapat membentuk pigmen coklat. Vitamin C dapat menghambat browning

reaction dengan cara mereduksi kuinon kembali ke bentuk senyawa fenol

(Lattanzio, 1989).

Gambar 9. Browning reaction dan pengaruh vitamin C (Lattanzio, 1989)

Metil paraben berfungsi sebagai pengawet dan antimikroba. Pengawet

diperlukan dalam formula karena lip balm dikemas dalam bentuk pot yang

pengolesannya pada bibir menggunakan jari atau kuas dimana hal ini

meningkatkan resiko kontaminasi mikroba. Madu berfungsi sebagai pearl serta

dapat melembabkan dan menghaluskan kulit. Vanilli berfungi sebagai fragrance

yang dapat meningkatkan penerimaan konsumen. Fragrance dibutuhkan untuk

menutupi bau tengik dari lanolin.


46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Campuran ekstrak tersebut kemudian dituang sedikit demi sedikit

sambil diaduk dalam campuran basis lip balm, emollien, dan emulgator glyceryl

monostearate yang sudah diangkat dari waterbath. Proses pencampuran ekstrak

tanpa pemanasan untuk menghindari rusaknya pigmen betasianin dalam ekstrak

dan menjaga kestabilan vitamin C dan madu yang tidak tahan suhu tinggi. Pada

saat pencampuran harus diaduk dengan cepat agar pigmen tidak menggumpal dan

menjaga agar semua bahan sudah tercampur rata sebelum basis memadat.

Setelah semua bahan-bahan tercampur rata, kemudian dilanjutkan

dengan penuangan ke dalam pot lip balm. Saat menuang campuran lip balm tetap

harus diaduk secara kontinyu dengan pengadukan manual agar tidak memadat

sebelum dituang karena setelah diangkat dari waterbath tidak ada lagi proses

pemanasan. Pot dituang campuran lip balm sambil diketuk-ketukkan agar tidak

ada rongga dalam sediaan lip balm yang dibuat, sehingga keseragaman bobotnya

terjamin.

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji iritasi terhadap sediaan lip balm

dengan pewarna alami ekstrak buah naga merah yang dibuat. Namun, sediaan ini

tidak menimbulkan iritasi pada kulit bibir karena bahan-bahan yang digunakan

masih berada dalam batas aman penggunaan. Range penggunaan bahan-bahan

yang terdapat dalam formula lip balm dengan pewarna alami ekstrak buah naga

merah dapat dilihat pada tabel VII.


47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel VII. Range bahan yang digunakan dan diperbolehkan

Bahan Range yang Penggunaan Sumber


Digunakan dalam Lip balm
dalam atau batas yang
Penelitian (%) diperbolehkan
(%)
White oil 23% 40% (Wilkinson dan Moore,
1982)
Paraffin 25% 25% (Wilkinson dan Moore,
Liquidum 1982)
Beeswax 8% 5-20% (Keithler, 1956)
Carnauba Wax 4% 10% (Wilkinson dan Moore,
1982)
Lanolin 7% 10% (Wilkinson dan Moore,
1982)
Ekstrak buah 5% - -
naga merah
Madu 9% - -
Vitamin C 2% 10% (Goldberg, 2004)
Metil Paraben 0,5% 1% (Guin, 1995)
Vanilli 4% 2-4% (Wilkinson dan Moore,
1982)
Glyceryl 6,23 - 10,38% 42% (Wilkinson dan Moore,
monostearate 1982)
Cetyl alcohol 1,28 – 2,13% 2-5% (Rowe et al., 2006)

E. Penentuan Tipe Emulsi Sediaan Lip balm dengan Pewarna Ekstrak


Buah Naga Merah

Pengujian tipe emulsi dalam sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak

buah naga merah dalam penelitian ini menggunakan metode pewarnaan dengan

methylene blue dan sudan III dan dengan bantuan alat mikroskop. Methylene blue

merupakan zat warna yang bersifat larut air dan dapat menyebabkan droplet

berwarna biru jika emulsi bertipe A/M atau medium sekeliling droplet yang

berwarna biru jika emulsi bertipe M/A.


48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fase air

Fase
minyak

Formula 1 Formula a

Fase air

Fase
minyak

Formula b Formula ab

Gambar 10. Pewarnaan lip balm dengan methylen blue secara mikroskopik

Pada gambar 10, terlihat bahwa droplet-droplet berwarna biru gelap,

sedangkan medium berwarna lebih terang. Hal ini memperlihatkan bahwa droplet

merupakan fase air dan medium merupakan fase minyak, sehingga dapat

dikatakan bahwa keempat formula merupakan emulsi dengan tipe A/M.

Sudan III merupakan zat warna yang bersifat larut minyak dan dapat

menyebabkan medium sekeliling droplet yang berwarna merah jika emulsi bertipe

A/M.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fase air

Fase
minyak

Formula 1 Formula a

Fase air

Fase
minyak

Formula b Formula ab

Gambar 11. Pewarnaan lip balm dengan sudan III secara mikroskopik

Pada gambar 11, terlihat bahwa droplet-droplet berwarna putih,

sedangkan medium berwarna merah. Hal ini memperlihatkan bahwa droplet

merupakan fase air dan medium merupakan fase minyak, sehingga dapat

dikatakan bahwa keempat formula merupakan emulsi dengan tipe A/M.

Tipe emulsi pada sediaan lip balm dapat diprediksi dari perhitungan

nilai HLB sebelum pembuatan. Tipe emulsi yang diinginkan adalah tipe A/M

karena fase terdispers adalah droplet berisi ekstrak buah naga merah yang larut air

dan fase pendispers adalah basis lilin. Emulsi bertipe M/A yang mempunyai

karakter hidrofil dan larut air ditunjukkan oleh nilai HLB yang tinggi (di atas
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11,0), sedangkan emulsi bertipe A/M yang mempunyai karakter lipofil dan larut

minyak ditunjukkan oleh nilai HLB yang rendah (di bawah 9,0) (Taylor, 2011).

Nilai HLB pada keempat formula sediaan lip balm harus memenuhi

required HLB (rHLB) yang dibutuhkan oleh sistem. rHLB merupakan nilai HLB

yang dibutuhkan oleh sistem yang mengandung fase minyak dalam jumlah

tertentu. rHLB sediaan lip balm untuk keempat formula adalah 5,71, dimana nilai

rHLB tersebut akan membentuk suatu sistem emulsi dengan tipe A/M. Berikut

adalah nilai HLB dari masing-masing formula.

Tabel VIII. Nilai HLB formula

Formula Nilai HLB


1 5,79
a 5,08
b 6,78
ab 5,81

Nilai HLB keempat formula mempunyai nilai di bawah 7 karena efek

deterjensi dan solubilisasi tidak diinginkan dalam penelitian ini, agar dapat

diketahui efek glyceryl monostearate dan cetyl alcohol sebagai emulsifying agent

terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak

buah naga merah. Nilai HLB keempat formula memperlihatkan bahwa sistem

emulsi mempunyai tipe A/M. Hal ini sesuai dengan hasil uji tipe emulsi dengan

metode pewarnaan.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Daya Sebar, Daya Lekat, dan Stabilitas Sediaan Lip balm dengan
Pewarna Ekstrak Buah Naga Merah

Pengujian sediaan lip balm meliputi daya sebar dan daya lekat pada

waktu 48 jam setelah pembuatan. Selain itu, ukuran droplet, stabilitas ukuran

droplet, dan stabilitas warna juga diuji dan diukur pergeserannya setelah 1 bulan

penyimpanan. Dari hasil pengujian diharapkan dapat diketahui kualitas dari lip

balm yang dibuat.

1. Ukuran droplet

Ukuran droplet merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi kestabilan sediaan lip balm yang menggunakan sistem emulsi.

Droplet diukur menggunakan mikroskop dengan program Motic perbesaran

40x10. Untuk mengetahui ukuran droplet dari lip balm, dilakukan dengan

menghitung nilai percentile 90, dimana nilai ini menggambarkan 90% ukuran

droplet yang muncul. Nilai percentile 90 dianalisis menggunakan program PSPP.

Semakin kecil ukuran droplet, maka kestabilan lip balm semakin baik

karena ukuran droplet yang kecil dapat meningkatkan viskositas, karena droplet-

droplet tersebut menjebak medium ke dalamnya, akibatnya tahanan untuk

mengalir semakin besar, sehingga droplet-droplet yang ada dalam sistem menjadi

immobile. Dengan sistem yang immobile maka droplet akan sukar bergerak,

sehingga kecenderungan untuk mendekat dan bergabung semakin kecil, diimbangi

dengan kapasitas kerja emulsifying agent yang baik pada lapisan antarmuka fase

minyak dengan fase air, dimana emulsifying agent membentuk struktur kaku yang
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berfungsi sebagai barrier yang mencegah droplet untuk bergabung (Nielloud and

Mestres, 2000).

Tabel IX. Analisis variansi respon ukuran droplet sediaan lip balm

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr (>F)


A-Glyceryl monostearate 1 0,320 0,320 0,973 0,3529
B-Cetyl alcohol 1 0,282 0,282 0,857 0,3816
AB 1 0,039 0,039 0,117 0,7411
Residuals 8 2,633 0,329

Dari hasil uji statistik menggunkan Program R (Tabel IX)

menunjukkan bahwa harga p yang dihasilkan untuk respon ukuran droplet lip

balm memperlihatkan bahwa glyceryl monostearate, cetyl alcohol, maupun

interaksi keduanya memberikan efek yang tidak signifikan secara statistik

terhadap respon ukuran droplet lip balm. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p dari

glyceryl monostearate, cetyl alcohol, maupun interaksi keduanya lebih dari 0,05.

Nilai efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

terhadap respon ukuran droplet dari sediaan lip balm, dapat dilihat pada tabel X di

bawah ini.

Tabel X. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya terhadap


respon ukuran droplet sediaan lip balm

Efek
A- glyceryl 0,325
monostearate
B- cetyl alcohol │ -0,305│
AB │ -0,115│

Nilai efek cetyl alcohol dan interaksi kedua emulgator menunjukkan

nilai negatif yang berarti efek yang diberikan adalah penurunan respon ukuran

droplet. Sedangkan nilai efek pada glyceryl monostearate bernilai positif yang
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berarti efek yang diberikan adalah peningkatan respon ukuran droplet. Efek yang

paling besar ditunjukkan glyceryl monostearate dengan nilai efek sebesar 0,325.

10.2
Ukuran Droplet (µm)

10
9.8
9.6 level rendah Cetyl alcohol
9.4 level tinggi Cetyl alcohol
9.2
0 5 10 15
Glyceryl monostearate

Gambar 12a

10.1
Ukuran Droplet (µm)

10
9.9
9.8
9.7
9.6 level rendah GMS
9.5
9.4 level tinggi GMS
9.3
0 1 2 3
Cetyl alcohol

Gambar 12b

Gambar 12. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl


alcohol,dan interaksinya terhadap respon ukuran droplet (µm)

Pada gambar 12, seiring dengan peningkatan penggunaan glyceryl

monostearate, respon ukuran droplet akan meningkat pada penggunaan level

rendah dan level tinggi cetyl alcohol (gambar 12a), sedangkan pada peningkatan

penggunaan cetyl alcohol akan menurunkan respon ukuran droplet pada

penggunaan level rendah dan level tinggi glyceryl monostearate (gambar 12b).
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pergeseran ukuran droplet

Untuk mengetahui kestabilan suatu sistem emulsi dapat dianalisis dari

pergeseran ukuran dropletnya. Pergeseran ukuran droplet dapat dilihat dari

pergeseran nilai percentile 90 pada sediaan lip balm 48 jam setelah pembuatan

dan setelah penyimpanan selama 1 bulan. Selain itu dapat dilihat juga melalui

profil pergeseran ukuran droplet pada masing-masing formula. Pergeseran ukuran

droplet yang signifikan menunjukkan adanya peristiwa koalesen yang merupakan

salah satu fenomena ketidakstabilan emulsi. Koalesen adalah peristiwa

penggabungan droplet-droplet membentuk ukuran yang lebih besar.

Tabel XI. Hasil perhitungan ukuran droplet setelah pembuatan dan setelah
penyimpanan satu bulan

Formula Setelah Setelah 1 Pergeseran Ukuran Keterangan


Pembuatan bulan Droplet
(1) 9,533±0,345 11,343±0,352 19,175±7,841 Signifikan
(a) 9,973±0,407 10,84±0,685 8,96±10,874 Tidak signifikan
(b) 9,34±0,571 10,563±1,023 13,198±10,43 Tidak signifikan
(ab) 9,553±0,840 10,1±0,693 5,94±6,205 Tidak signifikan

Normalitas rata-rata ukuran droplet diketahui dengan menggunakan uji

Shapiro-Wilk. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Shapiro-Wilk karena

sampel yang digunakan kecil (kurang dari atau sama dengan 50). Dari hasil uji

normalitas, terlihat hasil distribusi rata-rata ukuran droplet pada keempat formula

adalah normal. Hal ini karena nilai P>0,05. Kemudian dilakukan analisis

parametrik dengan uji t berpasangan menggunakan program PSPP untuk

membandingkan rata-rata ukuran droplet setelah pembuatan dan selama

penyimpanan. Uji t berpasangan digunakan karena sampel berasal dari sediaan lip

balm yang sama. Berdasarkan pengujian tersebut didapatkan hasil pada formula a,
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b, dan ab tidak ada perbedaan ukuran droplet yang signifikan karena nilai Sig.(2-

tailed) pada keempat formula lebih dari 0,05. Sedangkan perbedaan ukuran

droplet pada formula 1 signifikan karena nilai Sig.(2-tailed) sama dengan 0,05.

Berdasarkan tabel XI terlihat bahwa sediaan lip balm pada keempat

formula mengalami peningkatan ukuran droplet. Pada keempat formula dapat

dikatakan droplet mengalami salah satu peristiwa ketidakstabilan emulsi, yaitu

koalesen. Ukuran droplet dapat meningkat selama penyimpanan karena terjadi

penurunan kapasitas emulsifying agent yang digunakan. Hal ini dapat

menyebabkan ketika droplet mendekat dapat bergabung membentuk ukuran yang

lebih besar karena emulsifying agent tidak dapat menahan gaya van der walls

antar droplet. Pergeseran ukuran droplet terkecil terlihat pada formula ab dengan

level tinggi pada kedua emulgator, sedangkan pergeseran ukuran droplet terbesar

terlihat pada formula 1 dengan level rendah pada kedua emulgator. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan emulgator akan membantu

menstabilkan sediaan lip balm yang dibuat.

Pergeseran ukuran droplet dapat dilihat perbandingannya pada diagram

batang berikut ini.

250
200
Frekuensi

150
ukuran droplet F1
100 48 jam
50 ukuran droplet F1 1
0 bulan
2.09 5.83 9.57 13.31 17.05
Ukuran Droplet (µm)

Gambar 13. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula 1


56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan gambar 13, ukuran droplet pada formula (1) berada pada

rentang antara 1,16-18,75 µm, dimana terlihat bahwa setelah 1 bulan

penyimpanan, secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah droplet pada droplet

ukuran besar dan terdapat penurunan jumlah droplet pada droplet ukuran kecil,

penurunan yang ekstrim terutama pada droplet ukuran 7,7 µm. Secara statistik,

pergeseran ukuran droplet setelah penyimpanan berbeda secara signifikan.

250
200
150 ukuran droplet Fa
48 jam
100
ukuran droplet Fa 1
50 bulan
0
2.09
3.96
5.83

9.57
11.44
13.31
15.18
17.05
18.92
7.7

Gambar 14. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula a

Berdasarkan gambar 14, ukuran droplet pada formula (a) berada pada

rentang antara 1,63-15,82 µm, dimana terlihat setelah 1 bulan penyimpanan,

secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah pada droplet ukuran besar dan

terdapat penurunan jumlah droplet ukuran kecil. Pergeseran ukuran droplet, dalam

hal ini kenaikan ukuran, tidak berbeda signifikan setelah penyimpanan.

200

150
Frekuensi

100 ukuran droplet Fb


48 jam
50 ukuran droplet Fb 1
0 bulan
2.09 5.83 9.57 13.31 17.05
Ukuran Droplet (µm)

Gambar 15. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula b


57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan gambar 15, ukuran droplet pada formula (b) berada pada

rentang antara 1,63-18,93 µm, dimana terlihat setelah 1 bulan penyimpanan,

terjadi peningkatan jumlah droplet pada ukuran besar,terutama droplet ukuran

11,44 µm. Sedangkan pada droplet ukuran kecil, mengalami penurunan jumlah

terutama droplet ukuran 3,96 µm. Secara keseluruhan, terjadi kenaikan ukuran

droplet walaupun tidak berbeda signifikan.

200
150
Frekuensi

100 ukuran droplet Fab


48 jam
50
ukuran droplet Fab
0
1 bulan
2.09
3.96
5.83

9.57

18.92
11.44
13.31
15.18
17.05
7.7

Ukuran Droplet (µm)

Gambar 16. Kurva ukuran droplet dan frekuensi formula ab

Berdasarkan gambar 16, ukuran droplet pada formula (ab) berada pada

rentang 2,33-18,39 µm, dimana terlihat setelah 1 bulan penyimpanan, terjadi

peningkatan jumlah droplet pada droplet ukuran kecil, kemudian penurunan

jumlah droplet ukuran sedang dan terjadi kenaikan jumlah droplet ukuran besar.

Secara keseluruhan, terjadi kenaikan ukuran droplet yang tidak signifikan.

Berdasarkan gambar 13-16 terlihat bahwa pada keempat formula

terjadi pergeseran kurva ke arah kanan, dimana ukuran droplet cenderung bergeser

ke ukuran yang lebih besar.


58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XII. Analisis variansi respon pergeseran ukuran droplet sediaan lip
balm

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr (>F)


A-Glyceryl monostearate 1 228,95 228,953 2,8006 0,1328
B-Cetyl alcohol 1 60,71 60,705 0,7426 0,4139
AB 1 6,56 6,562 0,0803 0,7841
Residuals 8 654,00 81,750

Hasil uji statistik menggunakan Program R (Tabel XII) menunjukkan

harga p yang dihasilkan untuk respon pergeseran ukuran droplet sediaan lip balm

memperlihatkan bahwa efek yang dihasilkan glyceryl monostearate, cetyl alcohol

dan interaksi antara glyceryl monostearate dan cetyl alcohol tidak signifikan

secara statistik untuk mempengaruhi respon pergeseran ukuran droplet sediaan lip

balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.)

yang dibuat karena nilai p lebih besar dari 0,05.

Nilai efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

terhadap respon pergeseran ukuran droplet dari sediaan lip balm, dapat dilihat

pada tabel XIII berikut ini.

Tabel XIII. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya


terhadap respon pergeseran ukuran droplet sediaan lip balm

Efek
A- glyceryl │-17,473│
monostearate
B- cetyl alcohol │ -8,997│
AB 2,957

Nilai efek pada glyceryl monostearate dan cetyl alcohol menunjukkan

nilai negatif yang berarti efek yang diberikan adalah penurunan respon pergeseran

ukuran droplet lip balm. Sedangkan nilai efek pada interaksi kedua emulgator
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bernilai positif yang berarti efek yang diberikan adalah peningkatan respon

pergeseran ukuran droplet. Efek yang paling besar ditunjukkan oleh glyceryl

monostearate dengan nilai efek sebesar -17,473.

25
Pergeseran Ukuran

20
Droplet (%)

15
10 level rendah Cetyl alcohol
5 level tinggi Cetyl alcohol
0
0 5 10 15
Glyceryl monostearate

Gambar 17a

25
Pergeseran Ukuran

20
Droplet (%)

15
10 level rendah GMS
5 level tinggi GMS
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Cetyl alcohol

Gambar 17b

Gambar 17. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl alcohol,
dan interaksinya terhadap respon pergeseran ukuran droplet (%)

Pada gambar 17, seiring dengan peningkatan penggunaan glyceryl

monostearate, respon pergeseran ukuran droplet akan menurun pada penggunaan

level rendah dan tinggi cetyl alcohol (gambar 17a), sedangkan pada peningkatan

penggunaan cetyl alcohol, respon pergeseran ukuran droplet juga menurun pada

penggunaan level rendah dan tinggi glyceryl monostearate (gambar 17b).


60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Daya sebar

Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi yang

bertanggung jawab terhadap kemudahan saat diaplikasikan di kulit, pengeluaran

dari wadah, dan yang paling penting mempengaruhi penerimaan konsumen. Uji

daya sebar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana lip balm dapat menyebar

ketika diaplikasikan pada kulit. Cara melakukan uji daya sebar adalah dengan

menimbang sejumlah lip balm pada kaca bulat berskala yang sudah dioleskan

gelatin agar menyerupai struktur kulit bibir, kemudian ditutup dengan kaca

penutup dan ditimpa beban. Sediaan lip balm yang sudah menyebar kemudian

diukur penyebarannya pada tiga sisi agar hasil akurat karena penyebaran lip balm

tidak berbentuk bulat rata pada setiap sisinya. Hasil pengukuran pada ketiga sisi

kemudian dibagi 3 agar diperoleh hasil akhir rata-rata besar penyebaran lip balm.

Lip balm yang baik harus memiliki tiksotropi yang ideal.

Viskositasnya harus cukup tinggi untuk menghasilkan lip balm yang padat bila

dikemas dalam pot, namun karena adanya sifat tiksotropi, lip balm dapat

mengalami penurunan viskositas saat dioleskan dan menyebar pada kulit bibir

pada temperatur 32°C (temperatur kulit bibir). Sifat ini dapat menghasilkan

lapisan lembut pada bibir dengan tekanan minimum sehingga memudahkan

penggunaan. Semakin mudah lip balm dioleskan pada kulit, semakin tinggi pula

daya sebarnya sehingga luas permukaan kontak dengan kulit akan lebih banyak

(Taylor, 2011).

Hasil pengukuran respon daya sebar dari sediaan lip balm yang

diperoleh dan dinyatakan dalam satuan cm, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XIV. Hasil pengukuran daya sebar sediaan lip balm

Formula 1 a b ab
Daya Sebar 2,1±0,11 1,87±0,14 2,13±0,06 1,68±0,09

Tabel XIV menunjukkan bahwa hasil pengukuran respon daya sebar

terbesar ditunjukkan oleh formula b (glyceryl monostearate level rendah dan cetyl

alcohol level tinggi), sedangkan daya sebar terendah ditunjukkan oleh formula ab

(glyceryl monostearate level tinggi dan cetyl alcohol level tinggi).

Tabel XV. Analisis variansi respon daya sebar sediaan lip balm

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr (>F)


A-Glyceryl monostearate 1 0,347 0,347 32,286 0,0005
B-Cetyl alcohol 1 0,019 0,019 1,787 0,2180
AB 1 0,039 0,039 3,587 0,0948
Residuals 8 0,086 0,011

Hasil uji statistik menggunakan Program R (Tabel XV) menunjukkan

harga p yang dihasilkan untuk respon daya sebar lip balm memperlihatkan bahwa

glyceryl monostearate memberikan efek yang signifikan secara statistik terhadap

respon daya sebar sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus Web.) yang dibuat karena nilai p<0,05. Sedangkan pada

cetyl alcohol dan interaksi antara glyceryl monostearate dan cetyl alcohol

menghasilkan nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan efek yang

dihasilkan oleh cetyl alcohol dan interaksi antara glyceryl monostearate dan cetyl

alcohol tidak signifikan secara statistik untuk mempengaruhi respon daya sebar

sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus

polyrhizus Web.) yang dibuat.


62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nilai efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

terhadap respon daya sebar sediaan lip balm, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel XVI. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya


terhadap respon daya sebar sediaan lip balm

Efek
A- glyceryl monostearate │-0,34│
B- cetyl alcohol │-0,08│
AB │-0,11│

Nilai efek pada kedua emulgator dan interaksinya menunjukkan nilai

negatif yang berarti efek yang diberikan adalah penurunan respon daya sebar lip

balm. Efek yang paling besar ditunjukkan oleh glyceryl monostearate dengan nilai

efek sebesar │-0,34│.

2.5
Repon Daya Sebar (cm)

2
1.5
1 level rendah Cetyl alcohol
0.5 level tinggi Cetyl alcohol
0
0 5 10 15
Glyceryl monostearate

Gambar 18a

2.5
Respon Daya Sebar

2
1.5
(cm)

1 level rendah GMS


0.5 level tinggi GMS
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Cetyl alcohol

Gambar 18b

Gambar 18. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl alcohol,
dan interaksinya terhadap respon daya sebar (cm)
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada gambar 18, seiring dengan peningkatan penggunaan glyceryl

monostearate, respon daya sebar akan menurun pada penggunaan level rendah dan

level tinggi cetyl alcohol (gambar 18a), sedangkan pada peningkatan penggunaan

cetyl alcohol akan meningkatkan respon daya sebar pada penggunaan level rendah

glyceryl monostearate dan menurunkan respon daya sebar pada penggunaan level

tinggi glyceryl monostearate (gambar 18b).

4. Daya lekat

Daya lekat lip balm merupakan kemampuan lip balm untuk dapat

melekat cepat pada kulit bibir. Pengamatan daya lekat lip balm bertujuan untuk

melihat seberapa cepat waktu yang diperlukan sediaan lip balm untuk dapat

melekat setelah dioleskan pada kulit bibir, sehingga dapat menimbulkan

kenyamanan penggunanya.

Daya lekat dari sediaan lip balm harus mampu bertahan dan tidak

mudah terkikis saat bibir digunakan untuk makan dan minum. Lip balm juga

harus dapat mempertahankan sifatnya yang memberikan lapisan pelindung pada

bibir. Semakin lama lip balm melekat pada bibir maka semakin lama pula lip balm

dapat melindungi bibir.

Daya lekat dari sediaan lip balm diukur dengan menggunakan

seperangkat alat uji daya lekat, yang terdiri dari tempat beban, objek gelas sebagai

tempat lip balm yang diuji, beban, dan alat plastik yang memiliki pengait pada

kedua sisinya, sisi pertama untuk menahan gelas objek dan sisi kedua untuk

menahan tempat beban. Pengujian daya lekat untuk sediaan lip balm pada
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian ini diadaptasi dari alat uji daya lekat untuk unguenta karena kemiripan

sifat semisolid dari lip balm dan unguenta. Sediaan lip balm yang akan diuji

ditimbang sebanyak 0,03 g dengan asumsi bahwa 0,03 g tersebut adalah berat

sediaan lip balm saat dioleskan pada kulit bibir. Lip balm yang sudah ditimbang

diatas salah satu sisi objek gelas tersebut kemudian ditutup dengan objek gelas

lain dan ditekan beban seberat 1000 g diatasnya selama 5 menit. Tujuannya agar

sediaan lip balm tersebut dapat merata sepenuhnya pada gelas objek dan dapat

melekatkan salah satu sisi dari dua gelas objek yang telah dioleskan lip balm.

Pengujian daya lekat lip balm dilihat dari waktu dimana dengan pemberian beban

seberat 20 g dapat memisahkan kedua objek gelas yang saling melekat.

Hasil pengukuran respon daya lekat dari sediaan lip balm yang

diperoleh dan dinyatakan dalam satuan detik, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel XVII. Hasil pengukuran daya lekat sediaan lip balm

Formula 1 a b ab
Daya Lekat 7,67±2,52 16±7,21 9,67±5,51 22,33±6,03

Tabel XVII menunjukkan bahwa hasil pengukuran respon daya lekat

terbesar ditunjukkan oleh formula ab (glyceryl monostearate level tinggi dan cetyl

alcohol level tinggi), sedangkan daya lekat terendah ditunjukkan oleh formula 1

(glyceryl monostearate level rendah dan cetyl alcohol level rendah).

Tabel XVIII. Analisis variansi respon daya lekat sediaan lip balm

Df Sum Sq Mean Sq F value Pr (>F)


A-Glyceryl monostearate 1 330,75 330,75 10,584 0,0116
B-Cetyl alcohol 1 52,08 52,08 1,667 0,2328
AB 1 14,08 14,08 0,451 0,5209
Residuals 8 250,00 31,25
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil uji statistik menggunakan Program R (Tabel XVIII)

menunjukkan harga p yang dihasilkan untuk respon daya lekat lip balm

memperlihatkan bahwa glyceryl monostearate memberikan efek yang signifikan

secara statistik terhadap respon daya lekat (p<0,05), sedangkan cetyl alcohol dan

interaksi antara kedua emulsifying agent memberikan efek yang tidak signifikan

terhadap respon daya lekat sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga

merah (Hylocereus polyrhizus Web.) yang dibuat (p>0,05).

Nilai efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya

terhadap respon daya lekat dari sediaan lip balm, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel XIX. Efek glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksinya


terhadap respon daya lekat sediaan lip balm

Efek
A- glyceryl monostearate 10,495
B- cetyl alcohol 4,165
AB 2,165

Nilai efek pada kedua emulgator dan interaksinya menunjukkan nilai

positif. Nilai efek tersebut bernilai positif yang berarti efek yang diberikan adalah

peningkatan respon daya lekat lip balm. Efek yang paling besar ditunjukkan oleh

glyceryl monostearate dengan nilai efek sebesar 10,495. Hal ini sesuai teori

bahwa bahan yang bersifat emollient seperti GMS dapat meningkatkan daya lekat

sediaan (Poucher’s, 1997).


66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25
Respon Daya Lekat
(detik) 20
15
10 level rendah Cetyl alcohol
5 level tinggi Cetyl alcohol
0
0 5 10 15
Glyceryl monostearate

Gambar 19a

25
Respon Daya Lekat

20
(detik)

15
10 level rendah GMS
5 level tinggi GMS
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Cetyl alcohol

Gambar 19b

Gambar 19. Grafik hubungan efek faktor glyceryl monostearate, cetyl alcohol,
dan interaksinya terhadap respon daya lekat (detik)

Pada gambar 19, seiring dengan peningkatan penggunaan glyceryl

monostearate, respon daya lekat akan meningkat pada penggunaan level rendah

dan level tinggi cetyl alcohol (gambar 19a), sedangkan pada peningkatan

penggunaan cetyl alcohol akan meningkatkan respon daya lekat pada penggunaan

level rendah dan level tinggi glyceryl monostearate (gambar 19b).

5. Stabilitas warna

Stabilitas warna dari sediaan lip balm dapat dilihat dari diagram

Munsell Color System yang berisi kode warna. Tabel XX memperlihatkan


67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perbedaan kode warna sediaan lip balm 48 jam setelah pembuatan dan setelah

penyimpanan selama 1 bulan.

Tabel XX. Hasil pergeseran warna selama penyimpanan

Formula 48 jam setelah 1 bulan setelah


pembuatan pembuatan
F1 replikasi 1 2.5 RP 6/8 7.5 YR 7/12
F1 replikasi 2 2.5 RP 7/8 7.5 YR 7/12
F1 replikasi 3 2.5 RP 6/8 7.5 YR 7/10
Fa replikasi 1 2.5 RP 7/8 7.5 YR 7/8
Fa replikasi 2 2.5 RP 7/8 7.5 YR 7/10
Fa replikasi 3 2.5 RP 7/8 7.5 YR 7/8
Fb replikasi 1 2.5 RP 6/12 2.5 YR 7/10
Fb replikasi 2 2.5 RP 6/12 2.5 YR 7/10
Fb replikasi 3 2.5 RP 6/14 2.5 YR 7/10
Fab replikasi 1 2.5 RP 6/12 2.5 YR 7/8
Fab replikasi 2 2.5 RP 6/12 2.5 YR 7/10
Fab replikasi 3 2.5 RP 6/12 2.5 YR 7/8

Dari data tabel XX. terlihat bahwa kode warna dari sediaan lip balm

mengalami perubahan. Kode warna lip balm pada saat 48 jam setelah pembuatan

pada keempat formula dan ketiga replikasi menunjukkan kode RP (red purple)

yang berarti lip balm berwarna merah keunguan, sedangkan kode warna lip balm

setelah penyimpanan selama 1 bulan pada semua formula dan semua replikasi

menjadi YR (yellow red) yang berarti lip balm berwarna kuning kemerahan. Hal

ini menunjukkan bahwa sediaan lip balm mengalami degradasi warna yang

disebabkan oleh vitamin C yang teroksidasi terlebih dahulu karena pengaruh

cahaya, suhu, dan oksigen selama proses pembuatan dan penyimpanan sehingga

tidak bisa mereduksi kuinon kembali ke bentuk asalnya. Hal ini mengakibatkan

melanin terbentuk dan terjadi proses browning reaction.


68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Prediksi Komposisi Glyceryl monostearate dan Cetyl alcohol

Prediksi komposisi dilakukan untuk menentukan perbandingan

glyceryl monostearate dan cetyl alcohol pada sediaan lip balm yang menghasilkan

respon daya lekat, daya sebar, dan pergeseran droplet yang sesuai standar di

pasaran. Range daya lekat lip balm yang beredar di pasaran adalah 5-37 detik,

range daya sebar lip balm di pasaran adalah 1,7-2,0 cm, dan pergeseran ukuran

droplet kurang dari 10%.

Contour plot dari daya lekat, daya sebar, dan pergeseran ukuran

droplet dibuat berdasarkan perhitungan persamaan desain faktorial, sehingga

dapat diperoleh area prediksi komposisi untuk hasil yang diinginkan. Ketiga area

kemudian digabungkan menjadi contour plot superimposed.

1. Pergeseran ukuran droplet

Persamaan desain faktorial untuk respon pergeseran ukuran droplet lip

balm dari hasil uji menggunakan Program R adalah:

Y = 50,1979 – 3,5348 A – 12,2563 B + 0,8386 AB

Nilai probabilitas yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah

0,3675. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh untuk respon

pergeseran ukuran droplet sediaan lip balm tidak signifikan karena p>0,05,

sehingga persamaan yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk memprediksi

respon pergeseran ukuran droplet sediaan lip balm. Tidak dibuat contour plot

pergeseran ukuran droplet.


69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Daya sebar

Persamaan desain faktorial untuk respon daya sebar lip balm adalah:

Y = 1,87767 + 0,02763 A + 0,43954 B – 0,06426 AB

Nilai probabilitas yang diperoleh 0,00215. Hal ini menunjukkan bahwa

persamaan yang diperoleh untuk respon daya sebar sediaan lip balm signifikan

karena p<0,05, sehingga persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk

memprediksi respon daya sebar sediaan lip balm.

Berdasarkan persamaan desain faktorial tersebut dibuat contour plot

seperti pada gambar 20 :

Gambar 20. Contour plot daya sebar lip balm

3. Daya lekat

Persamaan desain faktorial untuk respon daya lekat lip balm adalah:

Y = 1,9410 + 0,4356 A – 5,3003 B + 1,2284 AB


70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nilai probabilitas yang diperoleh 0,04557. Hal ini menunjukkan bahwa

persamaan yang diperoleh untuk respon daya lekat sediaan lip balm signifikan

karena p<0,05, sehingga persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk

memprediksi respon daya lekat sediaan lip balm.

Berdasarkan persamaan desain faktorial tersebut dibuat contour plot

seperti pada gambar 21 :

Gambar 21. Contour plot daya lekat lip balm

Pada penelitian ini, tidak dapat ditemukan area superimposed contour

plot karena berdasarkan signifikansi persamaan, terdapat satu persamaan yang

tidak signifikan, yaitu pergeseran ukuran droplet.


71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Glyceryl monostearate mempengaruhi respon daya sebar dan daya lekat secara

signifikan. Namun baik glyceryl monostearate, cetyl alcohol, dan interaksi

keduanya tidak signifikan mempengaruhi respon ukuran droplet dan

pergeseran ukuran droplet dalam sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak

buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.).

2. Area superimposed contour plot tidak ditemukan dalam komposisi emulsifying

agent glyceryl monostearate dan cetyl alcohol pada sediaan lip balm dengan

pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.).

B. Saran

1. Perlu dilakukan penambahan antioksidan selain vitamin C, seperti BHT atau

vitamin E yang mampu menjaga stabilitas warna sediaan lip balm dengan

pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.).

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang proses pembuatan sediaan lip

balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web.)

dengan emulsifying agent glyceryl monostearate dan cetyl alcohol, meliputi

lama waktu pencampuran, suhu pemanasan, dan suhu pendinginan.

3. Perlu dilakukan metode penyarian perkolasi untuk menyari buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus Web.) selain penyarian dengan blender.


72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical


Compounding, 2nd ed., American Pharmaceutical Association, USA,
pp. 263–268.

Amstrong, N.A. and James,K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and


Interpretation, Taylor and Francis Ltd., London, pp. 140.

Anonima, 1986, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed., editor Ainley


wade and Paul J weller, American Pharmaceutical Association,
Washington, pp. 93, 155, 308.

Anonimb, 2009, "What Are Lips?", http://www.blistex.com/lip-care/what-are-lips,


diakses tanggal 2 September 2011.

Anonimc, 2009, Actinic Chelitis, http://www.scribd.com/doc/55255128/Cheilitis,


diakses tanggal 14 Januari 2012.

Anonimd, 2010, Lip balm, http://en.wikipedia.org/wiki/Lip_balm, diakses tanggal


29 Agustus 2011.

Aulton, M.E. and Diana M.C., 1991, Pharmaceutical Practice, Longman


Singapore Publishers Ptc Ltd, Singapore, pp. 109-111.

Bennett, H.F.A.I.C.,1970, New Cosmetic Formulary, Chemical Publishing


Company, Inc., New York, pp. 35-36.

Billany, M., 2002, Suspensions and Emulsions, in Aulton, M. E., (Ed),


Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd ed., ELBS
with Churchill Livingstone, New York, pp. 342, 344, 348.

Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics, Practical and Clinical Application,


2nd ed., Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 553-556.

Christinet L., 2004, Characterization and Functional Identification of A Novel


Plant Extradiol 4,5-dioxygenase Involved in Betalain Pigment
Biosynthesis in Portulaca grandiflora, PhD thesis, Universite de
Lausanne.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan RI, 1985, Formularium


Kosmetika Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979, Farmakope


Indonesia, jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Friberg, S.E., Quencer L.G., and Hilton M.L., 1996, Theory of Emulsions, in
Lieberman H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., (Eds.).
Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Volume 1, 2nd ed.,
Revised and Expanded, Marcel Dekker Inc., New York, pp.57.

Fridd, P., 1999, Natural Ingredients in Cosmetics II, Micelle Press, England, pp.
33-36, 47-48.

Goldberg, D. J., 2004, Secrets of Great Skin, Innova Publishing, New York, pp.
148.

Grotewold, E., 2006, The genetics and biochemistry of floral pigments, Annu. Rev.
Plant Biol., pp. 57, 761-780.

Guin, J., 1995, Practical Contact Dermatitis, Health Professional Division, pp.
342.

Han, C., 2010, Make-up Bibir Sesuai Aura dan Feng Shui, PT Gedia Pustaka
Utama, Jakarta, pp.20.

Hardjadinata, S., 2010, Budi Daya Buah Naga Super Red secara Organik,
Penebar Swadaya, Jakarta, pp.19, 23-24.
Howard, I.M., 2000, Cosmeceuticals Drugs vs Cosmetics, Marcel Dekker Inc,
California, pp. 303-305.

Keithler, W., 1956, The Formulation of Cosmetics and Cosmetic Specialties, Drug
and Cosmetic Industry, New York, pp. 387.

Khairuzzaman, A., 2010, Mengungkap Rahasia 63 Buah Berkhasiat Istimewa, IN


AzNa Books, Yogyakarta, pp.100.

Kusantati, H., 2008, Tata Kecantikan Kulit untuk SMK, Jilid 1, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, pp. 105-106, 109, 134.

Kusumowardani, 2010, Optimasi Komposisi Emulsifying Agent Tween 80 dan


Span 80 dalam Virgin Coconut Oil Cream : Aplikasi Desain Faktorial,
Skripsi, Universitas Sanata Dharma, pp.26-27.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lattanzio, V., 1989, The Beneficial Effect of Citric and Ascorbic Acid on the
Phenolic Browning Reaction in Stored Artichoke Heads. Food Chem,
pp. 33-39.

Mardianti, D. C., 2011, Pengaruh Komposisi Beeswax dan Candelilla Wax


Sebagai Basis Terhadap Sifat Fisis Sediaan Lipstick Dengan Pelembab
Minyak Buah Alpukat (Persea americana Mill.), Skripsi, Universitas
Sanata Dharma, pp 34.

Mitsui, 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Netherland, pp. 385-388.

Nielloud, F., dan Mestres, G.M., 2000, Pharmaceutical Emulsions and


Suspensions, Marcel Dekker Inc., New York, pp.2-8

Nowack, G. A., 1985, Cosmetic Preparation, Verlag fur chen, Ausburg, pp.82.

Phebe, D and Chew, M. K., 2009, Red-fleshed Pitaya (Hylocereus polyrhizus


Web.) Fruit Color and Betacyanin Content Depend on Maturity, Food
Research Journal, pp. 233-236.

Poucher’s, W.A., 1997, Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, 9th ed,
Chapman and Hall, London, pp. 170.

Rebecca, O.P.S., Boyce, A.N., dan Chandran S., 2010, Pigmen Identification and
Antioxidant Properties of Red Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus
Web.), Academic Journals, pp. 1452.

Rohman, A., dan Gandjar, I.B., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, pp. 378-390.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2006, Handbook of Pharmaceutical


Excipient, 5th ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 308-309.

Sari, N.R., 2011, All About COSMETIC. Cara Pintar Memilih Kosmetik,
Mocomedia, Jakarta, pp.13.

Stintzing, F.C., Kammerer, D., Schieber, A., Adama, H., Nacoulma O.G., and
Carle, R., 2004, Betacyanins and Phenolic Compounds from
Amaranthus spinosus L. and Boerhavia erecta L., Naturforsch, pp.
59c, 1-8.

Tang, C.S., and Norziah M.H., 2007, Stability of Betacyanin Pigments from Red
Purple Pitaya Fruit (Hylocereus polyrhizus Web.) : Influence of pH,
Temperature, Metal Ion, and Ascorbic Acid, Indo.J.Chem, pp. 7(3),
327-331.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Taylor, M. S., 2011, Stabilisation of water-in-oil emulsions to improve the


emollient properties of Lipstick, Thesis, University of Birmingham,
Birmingham pp. 5, 16, 21-22.

Tharwat, F.T., 2005, Applied Surfactans Principles and Applications, Verlag


GmbH, United Kingdom, pp. 405.

Voigt, R., 1984, Buku Pegangan Teknologi Farmasi, Edisi V, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, pp. 141.

Wasitaatmadja, S. M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta, UI-Press,


pp. 28, 30, 35-37.

Wilkinson, J.B. dan Moore, R.J., 1982, Harry‟s Cosmeticology, Longman Group
Ltd., London, pp. 314, 322-3236.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Notasi desain faktorial dan percobaan desain faktorial

1. Notasi desain faktorial

Formula Faktor A Faktor B Interaksi


1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +

Keterangan : Level tinggi : +

Level rendah : -

Faktor A : Glyceryl monostearate

Faktor B : Cetyl alcohol

2. Percobaan desain faktorial

Formula Glyceryl monostearate (g) Cetyl alcohol (g)


1 6,23 1,28
a 10,38 1,28
b 6,23 2,13
ab 10,38 2,13
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Data perhitungan HLB dan rHLB

1. Perhitungan rHLB

Bahan rHLB Jumlah


White oil 6 23
Paraffin Liquidum 4 25
Beeswax 5 8
Carnauba wax 12 4
Lanolin 8 7
 67

rHLB = ( )+( )+( )+( )+( )

= 5,71

2. Perhitungan HLB

HLB Glyceryl monostearate = 3,8

HLB Cetyl alcohol = 15,5

rHLB = (HLB GMS x ϰ) + (HLB Cetyl Alcohol x ϰ)

5,71 = 3,8ϰ + 15,5ϰ

ϰ = 0,83 x 12,5 = 10,38  berat GMS level tinggi

1-ϰ = 0,17 x 12,5 = 2,13  berat Cetyl alcohol level tinggi

GMS dan Cetyl alcohol level rendah adalah 60% dari level tinggi.

Glyceryl Cetyl alcohol Jumlah (g)


monostearate (g) (g)
Formula 1 6,23 1,28 7,51
Formula a 10,38 1,28 11,66
Formula b 6,23 2,13 8,36
Formula ab 10,38 2,13 12,43
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula 1

HLB = ( )+( )

= 3,15 + 2,64

= 5,79

Formula a

HLB = ( )+( )

= 3,38 + 1,70

= 5,08

Formula b

HLB = ( )+( )

= 2,83 + 3,95

= 6,78

Formula ab

HLB = ( )+( )

= 3,15 + 2,66

= 5,81
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Data pengujian sediaan lip balm

1. Daya lekat

Formula (1) Formula (b)


Replikasi 48 jam Replikasi 48 jam
(detik) (detik)
1 8 1 6
2 5 2 7
3 10 3 16
Mean 7,67 Mean 9,67
SD 2,52 SD 5,51

Formula (a) Formula (ab)


Replikasi 48 jam Replikasi 48 jam
(detik) (detik)
1 18 1 23
2 8 2 28
3 22 3 16
Mean 16 Mean 22,33
SD 7,21 SD 6,03

Normalitas

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

F1 .219 3 . .987 3 .780


Fa .276 3 . .942 3 .537
Fb .353 3 . .824 3 .174
Fab .211 3 . .991 3 .817

a. Lilliefors Significance Correction


81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Daya sebar

Formula (1) Formula (b)


Replikasi 48 jam Replikasi 48 jam
(cm) (cm)
1 2,16 1 2,1
2 1,97 2 2,2
3 2,17 3 2,1
Mean 2,1 Mean 2,13
SD 0,11 SD 0,06

Formula (a) Formula (ab)


Replikasi 48 jam Replikasi 48 jam
(cm) (cm)
1 1,83 1 1,77
2 2,03 2 1,67
3 1,76 3 1,6
Mean 1,87 Mean 1,68
SD 0,14 SD 0,09

Normalitas

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

F1 .369 3 . .787 3 .085


Fa .288 3 . .928 3 .482
Fb .283 3 . .934 3 .505
Fab .213 3 . .990 3 .806

a. Lilliefors Significance Correction


82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Stabilitas warna

Formula (1)

Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 1 bulan


1 2.5 RP 6/8 2.5 RP 7/12 2.5 R 6/8 7.5 R 7/8 7.5 YR 7/12
2 2.5 RP 7/8 2.5 RP 7/10 2.5 R 7/8 10 R 7/8 7.5 YR 7/12
3 2.5 RP 6/8 2.5 RP 7/10 2.5 R 7/8 10 R 7/8 7.5 YR 7/10

Formula (a)

Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 1 bulan


1 2.5 RP 7/8 5 R 7/8 7.5 YR 7/12 7.5 YR 7/12 7.5 YR 7/8
2 2.5 RP 7/8 5 R 6/8 5 R 6/8 7.5 YR 7/8 7.5 YR 7/10
3 2.5 RP 7/8 5 R 7/8 7.5 YR 7/12 7.5 YR 7/12 7.5 YR 7/8

Formula (b)

Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 1 bulan


1 2.5 RP 6/12 2.5 R 6/8 5 R 6/8 5 YR 7/12 2.5 YR 7/10
2 2.5 RP 6/12 2.5 R 6/8 5 R 6/10 5 R 6/12 2.5 YR 7/10
3 2.5 RP 6/14 2.5 R 6/6 5 R 6/8 5 YR 7/12 2.5 YR 7/10

Formula (ab)

Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 1 bulan


1 2.5 RP 6/12 2.5 R 6/8 7.5 R 7/8 5 R 6/10 2.5 YR 7/8
2 2.5 RP 6/12 2.5 R 6/8 7.5 R 6/8 5 R 7/10 2.5 YR 7/10
3 2.5 RP 6/12 2.5 R 6/6 7.5 R 7/8 5 R 6/10 2.5 YR 7/8
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Ukuran droplet & pergeseran ukuran droplet

Formula (1)

Formula (a)

Formula (b)

Formula (ab)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Normalitas dan signifikansi

Formula (1)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
F1 .318 3 . .887 3 .345
a. Lilliefors Significance Correction
P>0,05 (normal)

P≤0,05 (signifikan)

Formula (a)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Fa .308 3 . .901 3 .389
a. Lilliefors Significance Correction
P>0,05 (normal)

P>0,05 (tidak signifikan)


85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula (b)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Fb .336 3 . .856 3 .257
a. Lilliefors Significance Correction
P>0,05 (normal)

P>0,05 (tidak signifikan)

Formula (ab)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
.212 3 . .990 3 .811
a. Lilliefors Significance Correction
P>0,05 (normal)

P>0,05 (tidak signifikan)


86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perhitungan pergeseran ukuran droplet

Formula 1

Replikasi 1: Replikasi 2: Replikasi 3:

= x 100% = x 100% = x 100%

= 22,199% = 10,272% = 25,054%

Replikasi Ukuran droplet 48 Ukuran droplet 1 Pergeseran ukuran


jam (µm) bulan (µm) droplet (%)
1 9,37 11,45 22,199
2 9,93 10,95 10,272
3 9,30 11,63 25,054
Mean 9,533 11,343 19,175
SD 0,345 0,352 7,841

Formula a

Replikasi 1: Replikasi 2: Replikasi 3:

= x 100% = x 100% = x 100%

= 21,272% = 4,935% = 0,673%

Replikasi Ukuran droplet 48 Ukuran droplet 1 Pergeseran ukuran


jam (µm) bulan (µm) droplet (%)
1 9,59 11,63 21,272
2 9,93 10,42 4,935
3 10,40 10,47 0,673
Mean 9,973 10,84 8,96
SD 0,407 0,685 10,874
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula b

Replikasi 1: Replikasi 2: Replikasi 3:

= x 100% = x 100% = x 100%

= 25,054% = 5,438% = 9,101%

Replikasi Ukuran droplet 48 Ukuran droplet 1 Pergeseran ukuran


jam (µm) bulan (µm) droplet (%)
1 9,30 11,63 25,054
2 9,93 10,47 5,438
3 8,79 9,59 9,101
Mean 9,34 10,563 13,198
SD 0,571 1,023 10,43

Formula ab

Replikasi 1: Replikasi 2: Replikasi 3:

= x 100% = x 100% = x 100%

= 0% = 5,442% = 12,38%

Replikasi Ukuran droplet 48 Ukuran droplet 1 Pergeseran ukuran


jam (µm) bulan (µm) droplet (%)
1 10,47 10,47 0
2 8,82 9,30 5,442
3 9,37 10,53 12,38
Mean 9,553 10,1 5,94
SD 0,840 0,693 6,205

Formula Setelah Setelah 1 Pergeseran Ukuran Keterangan


Pembuatan bulan Droplet
(1) 9,533±0,345 11,343±0,352 19,175±7,841 Signifikan
(a) 9,973±0,407 10,84±0,685 8,96±10,874 Tidak signifikan
(b) 9,34±0,571 10,563±1,023 13,198±10,43 Tidak signifikan
(ab) 9,553±0,840 10,1±0,693 5,94±6,205 Tidak signifikan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula (1)

interval nilai frekuensi frekuensi


tengah
1.16-3.02 2.09 1 7
3.03-4.89 3.96 73 59
4.90-6.76 5.83 Sesudah 114 Setelah 113
6.77-8.63 7.7 pembuatan 216 penyimpanan 144
8.64-10.5 9.57 (48 jam) 73 (1 bulan) 102
10.51-12.37 11.44 19 45
12.38-14.24 13.31 4 22
14.25-16.11 15.18 - 4
16.12-17.98 17.05 - 3
17.99-19.85 18.92 - 1

Formula (a)

interval nilai frekuensi frekuensi


tengah
1.16-3.02 2.09 9 5
3.03-4.89 3.96 96 35
4.90-6.76 5.83 Sesudah 127 Setelah 97
6.77-8.63 7.7 pembuatan 180 penyimpanan 195
8.64-10.5 9.57 (48 jam) 52 (1 bulan) 86
10.51-12.37 11.44 24 63
12.38-14.24 13.31 7 16
14.25-16.11 15.18 5 3
16.12-17.98 17.05 - -
17.99-19.85 18.92 - -
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Formula (b)

interval nilai frekuensi frekuensi


tengah
1.16-3.02 2.09 8 6
3.03-4.89 3.96 130 52
4.90-6.76 5.83 Sesudah 140 Setelah 95
6.77-8.63 7.7 pembuatan 148 penyimpanan 179
8.64-10.5 9.57 (48 jam) 57 (1 bulan) 86
10.51-12.37 11.44 10 59
12.38-14.24 13.31 7 16
14.25-16.11 15.18 - 5
16.12-17.98 17.05 - 1
17.99-19.85 18.92 - 1

Formula (ab)

interval nilai frekuensi frekuensi


tengah
1.16-3.02 2.09 4 4
3.03-4.89 3.96 88 109
4.90-6.76 5.83 Sesudah 116 Setelah 128
6.77-8.63 7.7 pembuatan 181 penyimpanan 160
8.64-10.5 9.57 (48 jam) 69 (1 bulan) 53
10.51-12.37 11.44 25 30
12.38-14.24 13.31 10 12
14.25-16.11 15.18 6 2
16.12-17.98 17.05 1 1
17.99-19.85 18.92 - 1
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Perhitungan efek

- Ukuran droplet

Formula Glyceryl monostearate Cetyl alcohol Interaksi Respon


1 -1 -1 +1 9,53
a +1 -1 -1 9,97
b -1 +1 -1 9,34
ab +1 +1 +1 9,55

Efek Glyceryl monostearate = 0,325

Efek Cetyl alcohol = = - 0,305

Efek interaksi = = - 0,115

- Pergeseran ukuran droplet

Formula Glyceryl monostearate Cetyl alcohol Interaksi Respon


1 -1 -1 +1 19,175
a +1 -1 -1 8,96
b -1 +1 -1 13,198
ab +1 +1 +1 5,94

Efek Glyceryl monostearate = - 17,473

Efek Cetyl alcohol = = - 8,997

Efek interaksi = = 2,957


91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Daya lekat

Formula Glyceryl monostearate Cetyl alcohol Interaksi Respon


1 -1 -1 +1 7,67
a +1 -1 -1 16
b -1 +1 -1 9,67
ab +1 +1 +1 22,33

Efek Glyceryl monostearate = 10,495

Efek Cetyl alcohol = = 4,165

Efek interaksi = = 2,165

- Daya sebar

Formula Glyceryl monostearate Cetyl alcohol Interaksi Respon


1 -1 -1 +1 2,1
a +1 -1 -1 1,87
b -1 +1 -1 2,13
ab +1 +1 +1 1,68

Efek Glyceryl monostearate = - 0,34

Efek Cetyl alcohol = = - 0,08

Efek interaksi = = - 0,11


92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Hasil uji menggunakan Program R

1. Ukuran droplet

2. Pergeseran ukuran droplet


93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Daya sebar

4. Daya lekat
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Penentuan rentang daya lekat dan daya sebar lip balm

Rentang daya lekat dan daya sebar ditentukan berdasarkan hasil uji

daya lekat dan daya sebar dari sediaan lip balm pot yang beredar di pasaran.

Pemilihan sediaan lip balm yang beredar di pasaran berdasarkan dari

kemiripan komposisi yang digunakan pada sediaan lip balm yang dibuat. Pada

penelitian ini, digunakan 3 macam lip balm dengan komposisi tiap formula yang

berbeda. Formula masing-masing lip balm standar yang digunakan adalah :

a. Lip balm I Tender Care pot dari Oriflame Sweden mempunyai komposisi :

petrolatum, caprylic/capric triglyceride, paraffinum liquidum, cera alba, paraffin,

acetylated lanolin, cetyl alcohol, tocopheryl acetate, propylparaben.

b. Lip balm II Tender Care Vanilla pot dari Oriflame Sweden mempunyai

komposisi : petrolatum, caprylic/capric triglyceride, paraffinum liquidum, cera

alba, paraffin, acetylated lanolin, cetyl alcohol, tocopheryl acetate,

propylparaben, vanilli.

c. Lip balm III Flower pot dari PT Guangdong Shantou Hua Sheng Plastic

Co.,Ltd mempunyai komposisi : white oil, beeswax, candelila wax, tocopheryl

acetate, dimethicon, lanolin, octyl salicylate, propylparaben.

No Jenis Lip balm Daya Lekat Daya Sebar


(detik) (cm)
1. Tender Care 10 1,8
2. Tender Care 5 1,9
3. Tender Care 7 1,9
4. Tender Care Vanilla 14 1,9
5. Tender Care Vanilla 23 1,7
6. Tender Care Vanilla 12 2,0
7. Flower 29 2,0
8. Flower 37 1,8
9. Flower 26 1,9
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil uji daya lekat dan daya sebar sediaan lip balm yang

beredar di pasaran, yang memiliki kemiripan komposisi dengan lip balm yang

dibuat pada penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa rentang daya lekat pada

penelitian antara 5-37 detik dan rentang daya sebar pada penelitian antara 1,7-2,0

cm.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Penimbangan jumlah penambahan bahan lip balm

Untuk menghindari massa dari sediaan lip balm yang hilang, maka

penimbangan dilebihkan 5% dari jumlah bahan yang digunakan dalam formulasi.

Bahan Jumlah (g) Jumlah + 5% (g)


White oil 23 24,15
Paraffin Liquidum 25 26,25
Beeswax 8 8,4
Carnauba Wax 4 4,2
Lanolin 7 7,35
Ekstrak buah naga merah 5 5,25
Madu 9 9,45
Vitamin C 2 2,1
Glyceryl monostearate Level rendah 6,23 6,54
Level tinggi 10,38 10,90
Cetyl alcohol Level rendah 1,28 1,34
Level tinggi 2,13 2,24
Vanilli 4 4,2
Metil paraben 0,5 0,53
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Determinasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)


98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Foto lip balm

F1 48 jam Fa 48 jam

F1 7 hari Fa 7 hari

F1 14 hari Fa 14 hari

F1 21 hari Fa 21 hari

F1 30 hari Fa 30 hari
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fb 48 jam Fab 48 jam

Fb 7 hari Fab 7 hari

Fb 14 hari Fab 14 hari

Fb 21 hari Fab 21 hari

Fb 30 hari Fab 30 hari


100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Dokumentasi

Buah naga merah Pohon naga merah Ekstrak naga merah

Alat uji daya sebar Alat uji daya lekat Almari pendingin

Timbangan analitik Waterbath Blender

Mikroskop Rotary evaporator Oven


101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran Droplet 48 jam Ukuran Droplet 1 bulan

F1 F1

Fa Fa

Fb Fb

Fab Fab
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Diagram warna Munsell Color System


103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Material Safety Data Sheet dari bahan-bahan yang digunakan

1. White oil

MSDS white oil diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927364
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Paraffin Liquidum

MSDS paraffin liquidum diambil dari sumber :

http://lex.si/en/varnostni_listi/Paraffinum%20perliquidum-r_0488%20ang.pdf
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Beeswax

MSDS beeswax diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927322
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Carnauba wax

MSDS carnauba wax diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923319
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Lanolin

MSDS lanolin diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924454
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Vitamin C

MSDS vitamin C diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922972
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Glyceryl monostearate

MSDS glyceryl monostearate diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924173
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Cetyl alcohol

MSDS cetyl alcohol diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923363
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Vanilli

MSDS vanilli diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927641
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Metil Paraben

MSDS metil paraben diambil dari sumber :

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926083
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 3 Desember 1989 di

Yogyakarta. Lahir sebagai anak pertama dari dua

bersaudara pasangan Bapak R. Bambang Sucipto dan

Ibu M.I. Suryastuti, dan memiliki seorang adik bernama

Adrian Naga Putra. Penulis telah menyelesaikan masa

studinya di TK Sekar Melati Yogyakarta pada tahun

1994-1996, SD Karitas Nandan Yogyakarta pada tahun

1996-2002, SMP N 6 Yogyakarta pada tahun 2002-2005, SMA N 6 Yogyakarta

pada tahun 2005-2008, dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2008-2011. Mempunyai pengalaman kerja sebagai asisten

praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Semi Solid Liquid (2011). Selain itu

penulis pernah menjadi panitia Titrasi 2010 sebagai koordinator sie P3K,

Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi USD 2009 penyuluhan tentang obat

bebas di Paingan, serta Panitia Sumpahan Apoteker (2010).

Anda mungkin juga menyukai