Disusun Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
“Integrasi Nilai Islami Pada Pasien Perawatan Islami” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perawatan Paliatif & Menjelang Ajal. Penyusun
membentuk sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak
dan jiwa sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan
pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi. Makalah ini dibuat oleh penyusun
karena itu, segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan
lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang semakin padat, baik itu seorang pelajar, mahasiswa, pekerja keras, dan berbagai
aktivitas lainnya yang dapat memporsir waktu, sehinnga tak jarang di antara mereka
kurang memperhatikan kestabilan kesehatan tubuh mereka dan tanpa mereka sadari
dan rasakan secara langsung, suatu rasa sakit atau penyakit serta penurunan
Masalah kesehatan masyarakat merupakan sasaran dan objek utama oleh para
profesi kesehatan. Oleh karena itu, penanganannya tidak boleh sembrono dan asal-
asalan. Para profesi kesehatan harus memiliki lab skill yang terpondasi dengan baik
sebelum mereka turun menangani, hingga hal ini dapat membantu masyarakat
“Sakit” bukan hanya masalah fisik semata tetapi lebih luas dari itu yaitu
menyangkut masalah psiko juga. Dengan demikian kepedulian terhadap mereka yang
sakit seharusnya perlu dilihat secara utuh dan menyeluruh dari segi bio, psiko, sosio,
spiritual. Manusia sebagai makhluk sosial tentu saja membutuhkan bantuan dan
pertolongan orang lain karena pada dasarnya seorang individu tidak mampu
manusia merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk menjaga manusia agar
1
membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik yang sangat diperlukan
oleh pasien. Hal ini didasarkan pada status pasien yang merupakan makhluk bio-
psiko-sosio kultural dan spiritual yang dapat merespon secara holistik dan unik
yang harus diperhatikan perawat yaitu peningkatan persepsi dan sikap tentang
kesehatan yang semakin maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah
pelayanan keperawatan dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan
manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya
pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam
segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang
2
memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu
memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien akan dioperasi, pasien kritis atau
pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual.
penyembuhan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
paliatif.
D. Manfaat Penulisan
paliatif.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang bekerja paling lama berada
pasien dengan penyakit-penyakit tertentu. Bagi mereka yang sakit, melakukan ibadah
sangat sulit.
Dalam islam, sakit merupakan cobaan atau ujian yang diberikan Allah SWT.
Tidak hanya kepada orang yang sedang menderita sakit, tetapi juga kepada orang
disekitarnya. Hal ini terjadi ketika Allah SWT memberikan Nabi Ayyub As. penyakit
kusta hingga sekujur tubuhnya dipenuhi dengan ulat belatung, kecuali hati yang
digunakan untuk berdzikir dan mengingat Allah SWT. Kesabaran dan ketabahan Nabi
Ayyub As. menjadikannya lulus dalam ujian Allah SWT. Tetapi tidak dengan
keluarganya, karena dalam masa sakitnya ini salah satu istri dan anaknya
meninggalkannya dalam kesendirian. Konteks inilah yang menjadikan suatu musibah
seperti sakit merupakan ujian bagi seseorang, anggota keluarga, dan orang di
sekitarnya.
Allah SWT memberikan suatu ganjaran besar bagi orang yang tabah dan sabar
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al- Bukhari Dan Muslim, berikut ini:
4
Artinya : “Dari Qabishah dari Sufyan dari Al-A’msy dari Ibrahim Al-Taymi
dari Al-Harits Ibn Suwaid dari Abdullah Ra. berkata bahwa saya telah datang
kepada Rasulullah pada masa sakitnya dan menyentuhnya, sementara ia dalam
kondisi sangat panas. Kemudian saya berkata, engkau dalam kondisi panas
sekali wahai Rasul, dan itu bertanda bahwa engkau mendapat dua pahala.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Betul, tidaklah seorang muslim
ditimpa muslim ditimpa musibah berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah
menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon mengugurkan
daun-daunya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5
membuat sial pelakunya, menyebabkan turunnya siksaan Allah di dunia sebelum
siksaannya di akhirat.
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan, guna menolong orang yang sakit dan untuk meningkatkan kesehatan.
Karena kesehatan merupakan modal untuk menjalani aktivitas, seperti bekerja,
beribadah, dan aktivitas lainnya. Ajaran islam selalu menekankan setiap orang untuk
menjaga kesehatan dan memakan makanan yang baik dan halal untuk menunjukan
bahwa Islam mendukung kesehatan, sebab makanan merupakan salah-satu penentu
sehat atau tidaknya seseorang.
Profesi keperawatan dalam islam dipandang sebagai profesi yang mulia. Akan
tetapi, hal itu berlaku apabila asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
syari’ah islam, yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam
islam.
Anjuran islam untuk hidup bersih menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat
melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan
sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang
airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-
thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka
kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit
seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan
menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama
sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman
atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi
perawat tidak bisa dihindari. Keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan
secara sederhana, tradisional sampai pada yang semi modern dan super modern.
6
Peranan perawat tidak sebatas memberikan pengobatan secara fisik melainkan
juga pengobatan psikis (kejiwaan) pasien. Diyakini, dengan dibantu oleh terapi secara
psikis akan lebih membantu kesembuhan pasien karena kondisi kejiwaannya lebih
tenang. Kedudukan perawat amat penting, karena satu-satunya tenaga kesehatan yang
secara 24 jam dituntut untuk selalu di samping pasien. Kebutuhan dasar manusia
dalam pandangan keperawatan meliputi biologi, psikis, sosial, dan spiritual hingga
fungsi perawat untuk membantu pasien. Dalam menjalankan tugas, seorang perawat
harus melandasi kepada pikiran dan perasaan cinta, afeksi, dan komitmen mendalam
kepada pasiennya
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan profesional serta memiliki
sikap profesional sesuai kode etik profesi. Nilai-nilai islami dalam peran dan fungsi
perawat profesional:
1. Peran Pelaksana
Peran ini dikenal dengan istilah care giver, yaitu peran perawat dalam
klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini
rehabilitator.
holistic, sehingga kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat
7
orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi
melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan
tentang tujuan dan manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan
atau tindakan keperawatan. Dalam islam, kita tidak boleh membuka aib
saudara kita sendiri karena jika kita membukanya sama saja kita memakan
janganlah mencari-cari kesalah orang lain dan jangan lah sebahagian kamu
8
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seseorang diantara kamu
Allah Maha Penerima lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat ayat 12).
mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini
memberikan dukungan.
kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang
berada dibawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan
kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat). Allah SWT
berfirman:
9
Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Mujadilah:
11).
duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
Dalam agama Islam sendiri, perawatan paliatif yang dapat diterapkan adalah:
10
1. Membimbing Pasien Untuk Berwudhu atau Bertayamum (Thaharah)
bahkan perawatpun harus mapan dalam membantu pasien saat bersuci. Pada saat
hendak melaksanakan ibadah maka perawat harus bisa membantu pasien untuk
Qur’an dan sunah. Pertama yang harus dilakukan oleh perawat membimbing
pasien untuk berwudhu, bila pasien tidak mampu, perawat yang akan membantu
untuk melakukan tayamum. Tayamum adalah bentuk thaharah (bersuci) sebagai
ketika wudhu dan mandi tidak dapat dilaksanakan. Allah Ta’ala berfirman:
kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
11
2. Membimbing Pasien Sholat Apabila Waktunya Telah Tiba
Shalat hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap orang yang beriman yang
keadaan sakit. Shalat dibebankan kepada setiap kaum muslimin dan tidak boleh
meninggalkannya, kecuali bagi orang gila, anak kecil yang belum baligh, dan
wanita yang sedang haid atau nifas. maka dari itu sebagai perawat kita wajib
bisa dengan posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa
melakukan dalam posisi berbaring dengan menghadap ke arah kiblat. Dan untuk
pasien yang kondisinya sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam hati. Allah
Ta’ala berfirman:
wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk” (QS. Al-
Baqarah: 238).
orang sakit, rahmat Allah, dan karunia Allah, dengan begitu pasien akan
Ta’ala berfirman:
12
Terjemahnya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
bagi yang sedang sakit. Seorang perawat harus mampu membimbing berdoa
pasiennya agar lekas diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Allah SWT
berfirman:
Keadaan batin pasien tidak stabil, selalu berprasangka buruk dengan apa
yang Allah ujikan kepadanya. Sebagai perawat yang profesional kita harus
mampu membimbing pasien agar selalu mengingat Allah (dzikir) agar batin
pasien menjadi lebih tenang dan tidak berprasangka buruk terhadap apa yang
13
pasien hadapi. Dzikir adalah mengingat Allah. Bila seseorang berdoa dengan
khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berdzikir dan
ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” (HR.
Hakim).
14
memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut. Cukuplah
Artinya: “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat
lâ ilâha illallâh”.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Bimbingan rohani islam dalam perawatan paliatif dapat dilakukan dengan cara
pasien agar selalu berdzikir kepada Allah, membimbing untuk bersabar dan
B. Saran
Aspek akidah, ibadah dan akhlak sangat berpengaruh pada etika dan proses
umat Islam dalam menjalani kehidupan. Agama Islam telah mengatur semua hal
secara detail. Semua itu termaktub dalam Alquran dan As-Sunnah. Juga, Nabi
Muhammad sebagai utusan Allah untuk menyampaikan risalah kebaikan menjadi
teladan bagi umat Islam. Umat Islam diharapkan dapat konsisten dan terus mengasah
tingkat spiritualitasnya, serta dapat menjadi imam/pemimpin terhadap diri sendiri dan
orang lain. Hubungan sesama manusia ini tak jauh dari berbagai permasalahan,
16
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Isep Zainal. (2009). Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Komarudin (ed.) et.al. (2012). Dakwah dan Konseling Islam. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra.
Pandi W, Emma. (2010). Sehat Cara Al-Qur’an & Hadis. Jakarta: Hikmah.
17