2 : 236-241
ISSN : 1411 - 8327
Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011
1
Program Pascasarjana Biologi, 2Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya Malang. Jl. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur.
Tlpn: (0341) 551611 Fax: (0341) 565420 Email : haris.alidz@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi perkembangan oosit kambing lokal dengan diameter
berbeda pada medium dengan suplementasi cairan folikel. Ovarium diperoleh dari Rumah Pemotongan
Hewan, Kota Malang. Ovarium dicuci dan ditampung dalam larutan NaCl pada suhu 32-35oC yang telah
ditambah streptomycin dan penicillin. Oosit diperoleh melalui aspirasi folikel menggunakan syringe 10
mL dan needle 18G. Oosit dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan diameter yaitu kelompok-1 (diameter
di bawah 160,5 µm), kelompok-2 (160,5-170,0 µm) dan kelompok-3 (diameter di atas 170,0 µm). Cairan
folikel diperoleh dengan melakukan pooling cairan folikel kambing berdiameter 3-8 mm. Medium maturasi
menggunakan tissue culture medium-199 + 10% cairan folikel. Oosit dimaturasi selama 26 jam pada 39oC
dan 5% CO2 kelembaban maksimum. Kompetensi perkembangan oosit yang diamati meliputi tingkat
ekspansi sel kumulus dan tingkat maturasi inti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oosit yang termasuk
dalam kelompok-2 dan 3 memiliki jumlah paling banyak mencapai ekspansi kumulus tingkat 1 (63,8 dan
74%) dan metafase II (56,6% dan 68,5%). Dapat disimpulkan bahwa diameter oosit berpengaruh terhadap
kompetensi perkembangan oosit dan dapat dipertimbangkan sebagai kriteria seleksi oosit.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the developmental competence of local goats oocytes on the
basis of their diameter in the medium supplemented with follicular fluid. Ovaries obtained from
Slaughterhouse, Malang City were collected and washed with NaCl containing streptomycin and penicillin
at 32-35oC. Oocytes were obtained by follicular aspiration using a 10 ml syringe and needle 18 G needle.
Oocytes were then divided into 3 groups on based at their diameter, group 1 (<160,5 µm), group 2 (160,5-
170,0µm) and group 3 (> 170,0µm). Follicular fluid was obtained by pooling the goat follicular fluid from
follicles which have 3-8 mm in diameter. Maturation medium used was TCM-199 + 10% follicular
fluid.Oocytes matured for 26 hours at 39oC and 5% CO2 with maximum humidity. Observation of oocyte
developmental competence includes level cumulus cell expansion and maturation level of the nucleus. The
results showed that the oocytes in groups 2 (160,5-170,0µm) and 3 (> 170,0µm) have a maximum of
cumulus expansion level 1 (63,8 and 74%) and metaphase II (56,6% and 68,5%).It is concluded that the
diameter of oocytes had an influence on oocyte developmental competence (p <0,05), and can be considered
for oocytes selection criteria.
236
Ali Harris, et al Jurnal Veteriner
237
Jurnal Veteriner Juni 2015 Vol. 16 No. 2 : 236-241
Tabel 1. Hubungan diameter oosit kambing lokal dengan ekspansi sel kumulus
Keterangan : Nilai menunjukkan rataan±simpangan baku dan persentase. Notasi huruf yang berbeda
pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (p<0,05)
238
Ali Harris, et al Jurnal Veteriner
Tabel 2. Hubungan diameter oosit kambing lokal dengan tingkat maturasi inti
Maturasi Inti
Diameter Oosit Jumlah Oosit
GV GVBD M-I M-II TI
Keterangan : GV: germinal vesicle; GVBD: germinal vesicle breakdown; M-I: metafase I; M-II; metafase II;
TI: tidak teridentifikasi. Nilai menunjukkan rataan±simpangan baku dan persentase. Notasi
huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (p<0,05)
antara kelompok 2 dan 3 tidak berbeda nyata. melaporkan bahwa selama oosit tumbuh, terjadi
Sementara itu oosit kelompok 1 banyak tertahan perubahan kondisi intraseluler pada nukleus
pada fase GV (29,2%) dan GVBD (20,8%). dan sitoplasma yang memengaruhi kemampuan
Perbedaan hasil yang diperoleh antara kelompok perkembangan oosit.
1, 2, dan 3 menunjukkan antar kelompok Perubahan kondisi intraseluler yang terjadi
tersebut terdapat perbedaan kemampuan pada oosit yang sedang tumbuh, berpengaruh
perkembangan. juga terhadap diameter oosit. Perubahan kondisi
Perbedaan kemampuan mencapai metafase intraseluler yang terjadi pada oosit dapat berupa
II antar oosit yang memiliki perbedaan diameter terjadinya akumulasi ion, karbohidrat dan
mengindikasikan adanya perbedaan kondisi meningkatkannya jumlah organel seperti
intraseluler yang berpengaruh terhadap ribosom dan mitokondria yang berpengaruh juga
kompetensi perkembangan oosit dalam mencapai terhadap peningkatan volume dan diameter oosit
maturasi inti. Berdasarkan hasil yang diperoleh, (Fair et al., 1997; Hyttel et al., 1997; Johnson
menunjukkan bahwa oosit yang termasuk pada dan Everitt, 2007). Perubahan kondisi fisiologi
kelompok 3 dan 2 memiliki kompetensi intraseluler pada oosit tersebut selain berperan
perkembangan yang lebih baik dalam mencapai dalam maturasi oosit, berperan juga dalam
maturasi inti bila dibandingkan dengan oosit proses fertilisasi dan perkembangan oosit
kelompok 1. Hasil ini menunjukkan bahwa oosit mencapai embrio (Johnson dan Everitt, 2007).
yang termasuk dalam kelompok 3 dan 2 Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan
memiliki kondisi intraseluler yang telah siap hasil penelitian yang dilaporkan oleh Lucas et
untuk memasuki tahap metafase II bila al, (2002) pada babi, Lequarre et al.,(2005) pada
dibandingkan dengan kondisi intraseluler oosit sapi, Khatir et al., (2007) pada unta, dan Evecen
pada kelompok 1. Hal ini mengindikasikan et al., (2010) pada anjing yang menunjukkan
bahwa oosit yang termasuk dalam kelompok 1 bahwa oosit dengan diameter yang lebih besar
masih dalam proses pertumbuhan, sehingga memiliki kemampuan perkembangan yang lebih
kondisi intraseluler yang meliputi nukleus dan baik.
sitoplasma belum memiliki kemampuan untuk Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan
menyelesaikan proses mencapai metafase II. Hal hasil penelitian Haque et al., (2012) dan Da
inilah yang menyebabkan masih banyak oosit Costa et al., (2013) yang menunjukkan bahwa
yang termasuk dalam kelompok 1 hanya suplementasi cairan folikel dapat mendukung
mencapai GV dan GVBD. perkembangan maturasi oosit. Kondisi tersebut
Kondisi ini sejalan dengan pernyataan karena cairan folikel mengandung materi yang
Evecen et al., (2010) bahwa oosit membutuhkan dapat mendukung dan menstimulasi perkem-
modifikasi intraseluler sebelum memiliki bangan oosit (Malekshah et al., 2005). Hal ini
kemampuan dalam menyelesaikan maturasi seperti yang dinyatakan oleh Wahjuningsih dan
inti, fertilisasi, dan pembentukan embrio. Djati (2012) bahwa cairan folikel dapat
Keadaan tersebut dinyatakan pula oleh Ledda digunakan sebagai bahan suplementasi dalam
et al., (1999) dan Lucas et al., (2002) yang maturasi in vitro.
239
Jurnal Veteriner Juni 2015 Vol. 16 No. 2 : 236-241
240
Ali Harris, et al Jurnal Veteriner
Haque SAM, Khandoker MAMY, Kabiraj SK, Lequarre AS, Vigneron C, Ribaucour F, Holm
Asad LY, Fakruzzaman M, Tareq KMA. P, Donnay I, Dalbies-Tran R, Callsen H,
2012. Effect of goat follicular fluid in vitro Mermillod P. 2005. Influence of antral follicle
production of embryos in Black Bengal size on oocyte characteristics and embryo
Goats. Iranian Journal of Applied Animal development in the bovine. Theriogenology
Science 2(3): 287-294. 63: 841-859.
Harris A, Ciptadi G, Rahayu S. 2014. The Lucas X, Martinez EA, Roca J, Vazquez JM, Gil
morphological measurement of immature MA, Pastor LM, Alabart JL. 2002.
oocyte obtained from follicle different size in Relationship between antral follicle size,
Indonesian local goat. International Journal oocyte diameters and nuclear maturation of
of Biosciences. 4(4): 211-216. immature oocytes in pigs. Theriogenology
871-885.
Heleil B, Fayed M. 2010. Developmental
competence of bufallo oocytes from follicles Malekshah AK, Moghaddam AE. 2005. Follicular
of different diameters selected by brilliant fluid and cumulus cells synergistically
cresyl blue staining.Global Veterinaria improve mouse early embryo development
4: 176-184. in vivo. J. Reproduction and Development
51: 195-199
Hyttel P, Fair T, Callesen H, Greve T. 1997.
Oocyte growth, capacitation and final Nicolas MO, Leese G, Picton HM, Harris SE.
maturaration in cattle. Theriogenology 2005. Fluctuation in bovine ovarian
47: 23-32. follicular fluid composition throughout the
oestrous cycle.Reproduction 129:219-228.
Isobe N, Terada T. 2001. Effect of bovine follicular
fluid added to the maturation medium on Pujol M, Lopez-Bejar M, Paramio MT. 2004.
sperm penetration in pig oocytes matured Developmental competence of heifer oocytes
in vitro. Journal of International selected using the brilliant cresyl blue (BCB)
Development and Cooperation7(1): 59-66. Test. Theriogenology 61: 735-744.
Johnson MH, Everitt BJ. 2007. Essential Rahman ANMA, Abdullah RB, Khadijah WEW.
Reproduction. Australia. Blackwell 2008. In vitro maturation of oocytes with
Publishing. special reference to goat: A. Review.
Biotechnology 7: 599-611.
Khatir H, Carolan C, Lonergan P, Mermillod P.
1997. Characterization of calf follicular fluid Wahyuningsih S,Djati S. 2012. Protein
and Its ability to support cytoplasmic expression of goat follicular fluid
maturation of cow and calf oocyte. Journal (GFF).Journal of Agricultural Science and
of Reproduction and Fertility 111(1): 267- Technology 2: 917-920.
275.
Wang ZG, Zu ZR, Yu SD. 2007. Effects of oocytes
Khatun M, Mohammad MUB, Jalal UA, Aminul collection techniques and maturation media
H, Mohammd BR, Mohammed S. 2010. In on in vitro maturation and subsequent
vitro maturation and fertilization of embryo development in Boer goat. J Anim
prepubertal and pubertal black bengal goat Sci 52(1): 21-25.
oocytes. Journal of Veterinary Science 12(1):
75-82.
Ledda S, Bogliolo L, Leoni G, Naitana S. 1999.
Follicular size affects the meiotic competence
of in vitro matured prepubertal and adult
oocytes in sheep. Reprod Nutr Dev 39: 503-
508.
241