Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN DAN ANALISIS SEMEN MANUSIA

NAMA : Athifah Nada

NIM : 2107101010143

KELAS : B-02

MATA KULIAH : BIOLOGI KEDOKTERAN

DOSEN : drh. Baidillah Zulkifli, M.Si dan Drs. Zulfitri M.Biomed

TUJUAN :
1. Mempelajari bagaimana evaluasi semen manusia
2. Untuk mengukur interitas sel spermatozoa
ALAT DAN BAHAN :
1. Motilitas
 Semen
 Mikropipet
 Objek glass
 Cover glass
 Mikroskop

2. Hypo Osmotic Swelling (HOS) Test


1. Semen
2. Larutan HOS
1. 2,7 gr fruktosa/ 100 ml
2. Natrium sitrat 2H20 1,47 gr/ 100 ml
3. Larutan Alternatif
3. Aquabidest
4. Aquadest
4. Mikroskop

PROSEDUR KERJA :
a. Motilitas:
 Teteskan menggunakan mikropipet sebanyak 10-15 ml semen diatas objek glass yang
bersih.
 Kemudian tutuplah menggunakan cover glass 24X24 mm, tetapi jangan ditekan
biarkan cover glass mengapung di atas semen.
 Siapan kemudian diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X40 dengan
kondensor diturunkan agar didapat cahaya lebih membias. Bila ada dianjurkan
menggunakan mikroskop fase kontas ( beda fase).
 Lapangan pandang diperiksa secara sistematis ( dilakukan 5-6 lapangan pandang dan
dapatkan sel sperma sampai 100 sel yang diamati) dan molitis sel sperma yang dilihat
di catat

b. Hypo Osmotic Swelling (HOS) Test


Pembuatan Larutan HOS
1) 2,7 gr fruktosa / 100 ml
2) Natrium sitrat 2H2O 1,47 gr / 100 ml
3) Ditambahkan 100 ml larutan a dan 100 ml dsb larutan HOS
Larutan Alternatif :
1) Aquabidest Pemakaian aquabidest sebagai larutan HOS selama 5 menit
ternyata dapat melingkarkan ekor sel spermatozoa, tetapi prinsipnya
belum begitu tepat. Apakah rasionya 1:1 atau 1:2. Aapakah ada
perbedaan ?
2) Aquadest Penggunaan Aquadest dapat terjadi penggelembungan terlalu
besar, sehingga mengakibatkan membrane pecah. Sel spermatozoa
tadinya sempat melingkar ekornya akhirnya lurus kembali.
Cara pengujian Uji dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan HOS pada 0,1 ml semen. 0,5 sampai
2 jam kemudian amati di bawah mikroskop

HASIL PENGAMATAN :
Motilitas Semen
Hypo Osmotic Swelling (HOS) Test

PEMBAHASAN :
Pada praktikum analisis semen manusia, Semen merupakan hasil sekresi kelamin jantan
secara normal yang diejakulasikan pada saat perkawinan. Semen terdiri dari dua bagian yaitu
plasma seminalis dan spermatozoa atau sel kelamin jantan. Spermatozoa adalah sel gamet
pria yang membuahi sel telur wanita atau ovum pada saat reproduksi. Persentase fungsional
sperma dapat dievaluasi melalui analisis semen.
Pemeriksaan analisis semen merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan sperma untuk melakukan pembuahan (fertilisasi). Salah satu parameter
pemeriksaan sperma adalah motilitas sperma yang melihat pergerakan yang dialami pada
sperma. Pengujian motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma yang
bergerak dengan bebas setelah sampel mengalami liquefasi. Kualitas sperma yang baik
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dapat memperoleh keturunan. Kualitas hasil
sperma analisa ditentukan dari bagaimana dan dimana penampungan sperma dilakukan.
Proses dan tempat penampungan sangat menentukan kualitas hasil pemeriksaan sperma.
Sperma dikatakan normal apabila total spermatozoa motil mencapai 40%, dengan presentasi
motilitas progresif 32%. (Ayutama dkk, 2019)
Sperma dikatakan normal apabila total spermatozoa motil mencapai 40%, dengan presentasi
motilitas progresif 32%. Beberapa faktor yang memengaruhi motilitas sperma adalah usia,
berat badan, stres, konsumsi alkohol, pekerjaan, radiasi gelombang elektromagnetik, dan
infeksi (Ansalsi, 2017).
Motilitas pada ekor spermatozoa memberikan pergerakan pada sperma. Energi yang
digunakan oleh sperma untuk bergerak disuplai dalam bentuk Adenosine Triposphat yang
disintesis oleh mitokondria pada badan ekor. Menurut WHO (1988), ada beberapa kategori
motilitas sperma yaitu:
1. Sperma bergerak ke depan atau lurus seperti roket.
2. Sperma bergerak dengan gerakan lambat dan tidak lurus ke depan
3. Sperma bergerak zig-zag dan berputar putar.
4. Sperma tidak bisa bergerak
(Riset,L.M,2019)
Penurunan motilitas diduga berkaitan dengan ion Ca++ yang dapat memengaruhi membran
plasma dari spermatozoa itu sendiri. Namun di balik semua faktor tersebut terdapat faktor
utama yang mampu menghilangkan motilitas spermatozoa, yaitu faktor asupan energi untuk
bergerak. Semakin lama semen berada di suhu ruangan maka akan semakin meningkatkan
tingkat kematian spermatozoa karena rusaknya membran plasma yang berakibat pada
terganggunya suplai energi spermatozoa sehingga menurunkan motilitas. (Wahyu, 2019)
Uji HOS didasarkan pada sifat semipermeable membran ekor sperma. Uji HOS diperiksa di
bawah kondisi larutan hiperosmotik, air akan masuk melalui membran ekor sperma yang utuh
(tidak rusak) sehingga ekor sperma bertambah. Pertambahan volume tersebut akan
menyebabkan ekor sperma membengkok sebaliknya jika membrane ekornya rusak maka air
yang masuk akan keluar lagi. Dalam hal ini ekor tidak mengalami perubahan volume
sehingga tidak membengkok. (Ikasari,N.M.,2017)

DAFTAR PUSTAKA
Ayutama, W., Rizkianti, T. and Fauziah, C., HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN MOTILITAS
SPERMATOZOA PADA ANALISIS SEMEN PRIA DI SAMMARIE FAMILY HEALTHCARE 2019. Jurnal
Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 4(2), pp.335-342.

Ikasari, N.M., 2017. GAMBARAN VIABILITAS SPERMA PADA PEROKOK AKTIF (Doctoral dissertation,


Muhammadiyah University of Semarang).

RISET, L.M., 2019.PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG.

Wahyu Ganesha P, I. N. (2019). GAMBARAN MOTILITAS SPERMA PADA PEROKOK AKTIF (Doctoral
dissertation, Politeknik Kesehatan Denpasar).

Anda mungkin juga menyukai