Anda di halaman 1dari 18

SISTEM KONTROL PENGAPIAN

Dibuat oleh :

Iqbal Tanjung (1751019)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN D-III

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

TAHUN 2019

SISTEM KONTROL PENGAPIAN


I. Pendahuluan
Fungsi sistem pengapian pada motor bensin adalah untuk menyalakan campuran udara-
bahan bakar yang telah dikompresikan di dalam ruang pembakaran. Hal ini akan terjadi pada saat
yang tepat untuk mengawali terjadinya pembakaran.
Gambar 3.1 Skema sistem pengapian

Pembakaran dimulai dengan sistem pengapian memasok suatu bunga api listrik yang akan
melompati celah di pinggir ruang pembakaran pada busi. Panas dari busi akan menyalakan
campuran udara-bahan bakar yang terkompresi.

Campuran yang terbakar akan menaikkan tekanan di dalam silinder sehingga mendorong
torak ke bawah silinder, untuk selanjutnya mesin dapat “hidup”. Apabila bunga apinya lemah (tidak
cukup panas) atau terjadi pada saat yang salah, tekanan pembakaran maksimum tidak terbentuk di
dalam ruang pembakaran
1.Sistem Pengapian baterei
Sistem pengapian baterai biasanya terdiri dari baterai, koil pengapian (ignition coil), distributor,
kondensor, kabel tegangan tinggi dan busi.
Ada pun komponen-komponen dalam sistem pengapian adalah sebagai berikut:

1). Baterai (Accumulator)


Baterai adalah alat elektrokimia yang dibuat untuk mensuplai arus listrik ke sistem starter,
sistem pengapian, lampu-lampu dan system kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan arus listrik dalam
bentuk energy kimia yang dikeluarkan bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem
kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Dalam baterai terdapat terminal positif dan negatif dalam
bentuk plat. Plat-plat tersebut biasanya terbuat dan timbal dan timah. Karena itu baterai sening disebut
baterai timah. Ruang dalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya untuk baterai mobil 6 sel) dan
dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam di dalam larutan elektrolit.
Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah (12 Volt). Kutub negatif baterai dihubungkan
dengan masa, sedangkan kutub positif baterai dengan koil, pengapian .
a).Baterai Basah
Susunan akumulator dalam keadaan kosong atau belum terisi dengan tenaga listrik terdiri
dari sebuah baki dari gelas atau ebonit yang didalamnya diisi dengan larutan asam
sulfat(H2SO4) yang ditempatkan paling sedikit tiga buah pelat yang terdiri dari oksidasi
plumbum(PbO). Ketiga pelat tersebut dipasang dalam akumulator secara sejajar. Antara pelat yang
satu dengan pelat yang lain dipasang sebuah pemisah yang terbuat dari serbuk kayu yang
dimampatkan, dan dikenal dengan istilah separator. Pelat yang berada ditengah separator akan
menjadi pelat positif, sedangkan pelat yang berada disebelah kanan dan kiri saparatif akan menjadi
pelat negatif, oleh karena sel belum terisi sumber tenaga listrik, maka pelat-pelat tersebut dalam
keadaan tidak bermuatan. Besarnya kuat arus yang dihasilkan sebuah akumulator tergantung pada
luas pelat yang digunakan sehingga semakin besar pelat yang dipakai, maka semakin besar pula
kuat arus yang dihasilkan.
Pada akumulator dalam keadaan terisi tenaga listrik, maka susunannya akan
berubah secara kimiawi yaitu terdiri dari Pb sebagai anoda (kutub negatif)
dan PbO2 sebagaikatoda (kutub positif), serta elektrolit larutan asam sulfat (H2SO4). Oleh karena
sudah diisi muatan listrik, maka dalam asam sulfat (SO4 2− ). Tiap sel pada akumulator
mempunyai beda potensial ± 2 volt, sehingga akumulator yang berpotensial 6 volt mempunyai 3
buah sel yang dihubungkan secara seri. Baterai penyimpan arus listrik (aki) yang dirancang untuk
kendaraan bermotor memiliki beberapa bagian antara lain :
1) Kotak dengan dinding penyekat untuk memisahkan sel-sel
Kotak baterai tersusun dari penutup dan bahan penahan asam (karet atau plastik). Kotak baterai
modern mengganjal tepi-tepi sekeliling dasar kotak bagian luar untuk tujuan pengganjalan. Didalam
kotak baterai, sisa-sisa elemen mengalir sepanjang memenuhi lantai kotak dan kaki batas dasar pelat
yang ada,berupa partikel padat yaitu kerak pada pelat selama pengoperasian. Ruangan antara sisa
elemen terbentuk dikenal dengan ruang endapan/ruang sedimen.. Lapisan kerak ini, yang terdiri dari
timah dan dapat menghantarkan listrik, dapat berakumulasi dalam ruang ini tanpa menyentuh ujung
terbawah pelat yang dapat menyebabkan
hubungan pendek. Kotak akumulator ditambahkan dengan penyekat dalam masing-
masing sel. Sel-sel itu terkumpul rapat dalam konstruksi akumulator. Didalamnya ditempatkan
elemen-elemen separator atau pemisah antara pelat positif dan pelat negatif.

2) Satu lembar penutup dengan sel pembuka dan sumbat ventilasi


Pada sel baterai modern menyatu dengan elemen-elemen, semua ditutup dan direkatkan
oleh sebuah penutup. Penutup ini mempunyai satu pembuka untuk masing-masing sel sehingga
sel-sel dapat diisi dengan elektrolit. Pembuka ini ditutup dengan ventilasi yang disekrup
padatempatnya, masing-masing sumbat mempunyai sebuah lubang.
3) Elemen-elemen
Eleman terdiri dari pelat positif dan pelat negatif yang dipasang bersama dengan pemisah atau
separator antara masing-masing pelat. Bahan aktif pelat muatan positif berisi timah
peroxida(PbO2) warna cokelat gelap. Ketika bahan aktif pada pelat muatan negatif berisi timah
murni dalam bentuk timah karang (Pb, warna abu-abu metalik). Masing-masing kelompok pelat
positif dan pelat negatif tersambung secara bersama oleh sabuk pengikat pelat tersendiri dimana
pelat berada. Masing-masing biasanya mempunyai satu lebih banyak pelat negatif dari pada pelat
positif
jadi dua pelat bagian luar biasanya negatif.
4) Pemisah/separator antara masing-masing pelat.
Pelat-pelat harus ditutup satu sama lain tetapi tidak boleh bersentuhan, hal ini dapat terjadi apabila
pelat bengkok atau ketika partikel menggumpal pada permukaannya. Karena hal itu dapat
menyebabkan hubungan pendek ketika sebuah elemen diselipkan. Penyekat ini dipastikan bahwa
pelatdengan polaritas berlawanan, dipisahkan secukupnya satu sama lain dengan secaralistrik,
dengan harapan untuk mengalirkan elektron, ditutup satu sama lain.
5) Sel penghubung
Masing-masing sel dalam baterai dihubungkan dalam hubungan seri. Hubungan ini dipakai dalam
penghubung sel, dalam rangka mengurangi bagian dalam dan berat.
6) Plastik pemisah
Berfungsi untuk pelindung masing-masing sel terhadap kotak pemisah sel/rangka
7) Terminal positif negatif
Pengikat pelat menggabungkan pelat positif dalam sel pertama yang dihubungkan dengan terminal
positif pada baterai dan juga sabuk pelat menghubungkan pelat negatif dalam sel terakhir yang
dihubungkan dengan terminal positif dan negatif pada baterai, voltase maksimum berada antara
dua terminal 6 atau 12 volt. Berikut gambar terminal pada baterai:

b). Baterai Kering


Akumulator kering yang dirancang untuk kendaraan bermotor memiliki beberapa bagian antara
lain :
1) Kotak akumulator
Bak akumulator kering terbuat dari besi yang dilapisi dengan bahan plastik pada bagian luarnya.
Penggunaan bahan besi ini dimaksudkan karena zat asam yang digunakan(KOH) dapat
melarutkan semua zat kecuali besi.

a) Satu lembar penutup dengan sel pembuka


Pada akumulator ini semua ditutup dan direkatkan oleh sebuah penutup. Penutup ini
mempunyai satu pembuka untuk untuk lubang pengisi cairan elektrolit (KOH.)
b) Elemen-elemen.
Elemen terdiri dari pelat positif terdapat di dalam tabung-tabung positif dan pelat negatif
pada kantung-kantung negatif yang dipasang bersama dengan pemisah atau separator antara
masing-masing pelat. Masa aktif dari plat positif maupun dari plat negatif dicampur dengan zat-
zat yang dapat menambah penghantar dan berliang renik (berpori). Campuran ini dimasukkan
dalam tabung-tabung gepeng dari besi dan dari susunan tabung-tabung ini merupakan suatu
pelat. Dan sebagai hubungan keluarnya menggunakan besi.

c) Terminal positif negatif


Pengikat pelat menggabungkan pelat positif dalam sel positif yang dihubungkan dengan
terminal positif pada baterai dan juga sabuk pelat menghubungkan pelat negatif dalam sel negative

Prinsip Kerja Baterai (akumulator)


Akumulator bekerja berdasarkan reaksi kimia yaitu reaksi redoks yang terjadi baik
selama pengisian maupun selama pengosongan. Reaksi kimia pada akumulator
tersebut bersifatreversible, artinya reaksi kima yang terjadi selama pengisian sangat berlawanan
dengan reaksi yang terjadi pada saat pengosongan.
Selama pengisian terjadi pengubahan energi listrik ke energi kimia, dan sebaliknya pada saat
pengosongan terjadi pengubahan energi kimia menjadi energi listrik. Ketika akumulator dalam
keadaan kosong (tidak ada energi listrik) maka elektroda-elektroda dihubungkan dengan sumber
tenaga listrik dari luar. Kutub positif dari sumber tenaga listrik dari luar sebagai katoda
dihubungkan dengan kutub positif akumulator. Dan kutub negatif sumber tenaga listrik dari luar
sebagai anoda dihubungkan dengan kutub negatif akumulator.
Dengan demikian pada sumber energi listrik terjadi aliran listrik yaitu elektron mengalir dari anoda
ke katoda dan arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sedangkan aliran listrik yang terjadi pada
akumulator basah yaitu elektron yang mengalir dari katoda ke anoda, dan arus listrik mengalir dari
anoda ke katoda. Dengan adanya aliran listrik tersebut, maka akan menimbulkan reaksi kimia
(reaksi redoks) yang mengakibatkan terbebasnya zat-zat dalam akumulator yaitu
4 PbSO menjadi Pb, PO2, ion H + , dan ion SO4 2− , sedangkan pada akumulator kering terjadi
reaksi kimia Ni(OH) 2 akan berubah menjadi Ni(OH) 3 , sedangkanFe(OH) 2 karena dikurangi zat
asamnya berubah menjadi Fe.
Selama pengosongan pada akumulator, juga terjadi perubahan energi yaitu dari energi kimia
menjadi energi listrik. Pada pengosongan, terjadi pengaliran listrik yaitu elektron mengalir
dariPb atau kutub negatif (sebagai anoda) ke PbO2 atau kutub positif (sebagai katoda). Sedangkan
arus listrik mengalir dari kutub positif atau PbO2 (sebagai katoda) ke kutub negatif
atau Pb(sebagai anoda) sehingga adanya aliran tersebut mengakibatkan terjadinya reaksi kimia.
Pada akumulator kering elektron mengalir dari kutub negatif Fe(OH) 2 , ke Ni(OH) 2 atau kutub
positif. Sedangkan arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

2). Kunci Kontak (Ignition Switch)


Kunci kontak berguna untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari baterai ke koil
pengapian (ignition coil). juga berhubungan dengan motor starter, jika dinyalakan akan
memutarkan motor starter
3). Koil Pengapian (Ignition Coil).
Koil pengapian (ignition coil) berfungsi menaikkan tegangan yang diterima dari baterai
(12 V) menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih), agar dapat terjadi loncatan bunga api listrik
pada elektroda busi sehingga dapat memungkinkan terjadinya pembakaran di ruang bakar. Pada
koil pengapian (ignition coil), kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi. Kumparan-
kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dan baterai menjadi tegangan tinggi dengan
cara induksi elektromagnet.
Inti besi (core), yang dikelilingi oleh kumparan, terbuat dan baja silikon tipis yang digulung
ketat, Kumparan sekunder dan kawat tembaga tipis (diameter 0,05-0,1 mm) yang digulung 15000-
30000 kali lilitan pada inti besi, sedangkan kumparan primer terbuat dan kawat tembaga yang
relatif lebih tebal (diameter 0,5-1,0 mm) yang digulung l50-300 kali lilitan mengelilingi kumparan
sekunder.
Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (chort circuit,) antar 1apisan yang
berdekatan, antara lapisan satu dengan lainnya disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan
sekat yang tinggi. Seluruh ruangan kosong dalam tabung kumparan diisi dengan minyak atau
campuran penyekat untuk menambah daya tahan terhadap panas. Salah satu ujung dan kumparan
primer dihubungkan dengan terminal negative primer sedangkan ujung yang lain dihubungkan
dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa, dengan
ujungnya dihubungkan dengan kumparan primer lewat terminal positif primer, sedangkan ujung
yang lain dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas. Kedua kumparan
digulung dengan arah yang sama, dengan kumparan primer pada bagian luar. Koil pengapian
(ignition coil) mempunyai tiga terminal yaitu:
a. Terminal (+) dihubungkan dengan baterai.
b. Terminal (-) dihubungkan dengan platina (breaker point) dan kondensor.
c. Terminal tegangan tinggi dihubungkan dengan busi.
4).Distributor
Distributor berfungsi sebagai alat pemutus dan pembagi arus pengapian yang akan di salurkan
ke spark plug (busi)

a).Rotor
Rotor merupakan suatu komponen dalam system pengapian. Rotor berfungsi sebagai
pembagi arus ke beberapa busi, sesuai dengan system pengapiannya.

b).Platina
Platina (breaker point) berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumpaian
primer dan koil pengapian (ignition coil), untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
kumparan sekunder dengan jalan induksi magnet listrik.Induksi terjadi saat platina (breaker point)
diputus atau terbuk

c).Tutup distributor
Tutup distributor berfungsi sebagai penutup platina dan sebagai tempat kabel yang dialiri
oleh arus. Tutup distributor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh koil pengapian (ignition coil) dan rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder
sesuai dengan urutan pengapian.

d). Kondensor.
Kondensor berguna untuk mencegah timbulnya bunga api pada kontak pemutus arus sewaktu
membuka dan mempercepat arus primer menjadi pulih kembali dengan tujuan menaikkan tegangan
koil sekunder. Kemampuan dan suatu kondensor dapat ditunjukkan dengan berapa besar
kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur dalam mikrofarad (μ f).

e).Vaccum Advancer
Vaccum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(kevakuman). Bagian ini terdiri dan plat pembawa (breaker plate) dan vaccum advancer. Prinsip kerja
vakum advancer adalah memanfaatkan kevakuman yang terjadi pada lubang di atas throtle
valve, yang selanjutnya dinibali menjadi gaya tarik tersebut di teruskan untuk menggerakkan plat
pembawa (breaker plale), dengan gerakan putar yang berlawanan dengan putaran bubungan (cam
lobe,).
Karena platina (breaker point,) menempel pada breaker plate maka dengan berputarnya plat
pembawa (breaker plale) ini menyebabkan platina (breaker point) lebih awal membukanya. Hal ini
berarti pelayanan busi terjadi lebih awal (lebih cepat).

6. Kabel Tegangan Tinggi

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dan koil
pengapian (ignition coil) ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam koil pengapian (ignition coil) ke busi melalui distributor
tanpa adanya kebocoran. OIeh sebab itu, penghantar (core) dibungkus.

7. Busi

Busi berfungsi untuk memberikan loncatan bunga api melalui elektrodanya ke dalam ruang
pembakaran, apabila ada arus tegangan energi mengalir ke busi. Komponen utama busi yaitu:
a. Insulator keramik,
Insulator berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai insulator antara
elektroda tengah dengan wadah (cassing). Gelombang yang dibuat pada permukaan insulator
keramik berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara terminal dan wadah (cassing)
untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api tegangan tinggi. Insulator terbuat dari porselen
aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik, kekuatan mekanikal,
kekuatan dielektrik, pada temperature tinggi dan penghantar panas (thermical conductivity).
b. Cassing,
Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting busi terhadap
mesin.
c. Elektrode Tengah
Elektroda tengah terdiri dari:
1) Sumbu pusat : mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang ditimbulkan oleh elektroda.
2) Seal glass : merapatkan antara poros tengah (center shaft) dan insulator keramik dan mengikat
antara poros tengah (center shaft) dan elektroda tengah.
3) Resistor : mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan frekuensi radio.
4) Copper core (inti tembaga) : merambatkan panas dan elektroda dan ujung insulator agar cepat
dingin.
5) Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa (elektroda masa).
lektroda Masa
Elektroda Masa dibuat sama dengan elektroda tengah, dengan tujuan memudahkan loncatan bunga
api agar menaikkan kemampuan pengapian.
Cara Kerja Sistem Pengapian (Ignation System) Pada Motor Bensin

Prinsip Kerja Sistem Gambar Pengapian Konvensional

Apabila kunci kontak dihubungkan, arus lisirik akan mengalir dan baterai melalui kunci
kontak ke kumparan primer, ke platina (breaker point) dan ke massa. Dalam keadaan seperti ini
platina (breaker pont) masih dalam keadaan tertutup
Akibat mengalimya arus pada kumparan primer, maka inti besi menjadi magnet. Bila platina
(breaker point) membuka arus yang mengalir pada kumparan primer akan terputus dan
kemagnetan pada inti besi akan segera hilang. Hilangnya kemagnetan ini akan menyebabkan pada
kumparan primer dan kumparan sekunder timbul tegangan induksi. Karena jumlah kumparan pada
kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer, maka tegangan yang timbul pada
kumparan sekunder akan lebih besar atau dengan kata lain pada kumparan sekunder akan timbul
tegangan tinggi.
Tegangan tinggi ini akan disalurkan ke rotor distributor untuk dibagi-bagikan ke busi pada tiap
silinder yang mengakhiri langkah kompresinya. Selanjutnya tegangan tinggi pada busi akan diubah
menjadi percikan bunga api guna pembakaran bahan bakar pada ruang bakar.
2.Sistem Pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI).
Sistem pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI). merupakan sistem pengapian
elektronik yang sangat popular digunakan pada mesin sepeda motor maupun mobil. Sistem
pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI) terbukti lebih menguntungkan dan lebih baikdibanding
sistem pengapian konven-sional (menggunakan platina). Dengan sistem Capacitor Discharge
Ignition (CDI), tegangan pengapian yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga
proses pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin sempurna. Dengan demikian,
terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari. Selain itu, dengan sistem Capacitor
Discharge Ignition (CDI) tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Peran platina
telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil
pulsa generator) yang dipasang dekat flywheelgenerator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser
coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara
terpisah).
Secara umum beberapa kelebihan sistem pengapian Capacitor Discharge
Ignition (CDI) dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional adalah antara lain :
1. Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian terjadi secara otomatis yang
diatur secara elektronik.
2. Lebih stabil, karena tidak ada loncatan bunga api seperti yang terjadi pada breaker point (platina)
sistem pengapian konvensional.
3. Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina.
4. Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan terhadap air dangoncangan.
5. Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak platina tidak ada.
Cara Kerja Sistem Pengapian CDI
Pada saat magnet permanent (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan
dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil. Arus ini akan diterima oleh CDI
unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus
setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor
(kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan
sebelumSCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan
arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu)
dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke
katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus
(discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil
pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi
sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan
sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya
mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara
dalamruang bakar.
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh
magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa,
sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem
pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian
dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor.
Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan
kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil
pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan
bunga api pada busi.
Urutan kerja sistem pengapian pada Capacitor Discharge Ignition (CDI) adalah sebagai
berikut :
1. Baterai
Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian, hal itu disebabkan
plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat kutub negatip membangkitkan hidrogen. Pada
proses elektrolisa air, volume elektrolit menurun, sehingga membutuhkan pengisian kembali.
2. Kunci Kontak
Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang kita inginkan.
Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan kelistrikan pada rangkaian pengapian
sehingga memfungsikan komponen. Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen
pengapian :
1) ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil, contoh tape
mobil ( sound system ).
2) OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.
3) ON atau IG menghubungkan arus atau tegangan dari baterai ke ignition (Coil +).
4) ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater (T.50) sehingga motor stater
akan berputar menggerakkan mesin.
3. Ignition Coil
Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut: Komponen ini meningkatkan tegangan baterai
(12V) untuk membangkitkan tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk
pengapian. Primary dan secondary coil diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan
secara intermittent ke primary coil, terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk
membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil. Koil pengapian dapat membangkitkan
tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan koil. Tegangan tinggi
pada Pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI)adalah pada saat arus dari kapasitor dengan
cepat mengalir ke kumparan primer.
4. Unit Pemotong Arus
Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang akan menimbulkan arus
listrik AC. Arus akan diterima oleh Capacitor Discharge Ignition (CDI) unit dengan besar tegangan
antara 100-400volt. Arus AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode dan disimpan
oleh capasitor di unit Capacitor Discharge Ignition (CDI).
5. Distributor
Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui urutan
pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat beberapa komponen yang menjadi
satu mempunyai fungsi tersendiri. Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu
:
1) Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit Capacitor Discharge Ignition (CDI) dan komponen
didalamnya.
2) Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.
3) Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan tinggi.
6. Busi
Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat tegangan tinggi dari Ignition Coiluntuk
dapat melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi ini menimbulkan bunga api dan suhu tinggi
di antara elektroda tengah dan massa busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang
dikompresikan. Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu yang lama,
meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan tekanan.
Sifat-sifat
 Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
 Daya pengapian terbaik pada putaran tinggi.
 Putaran start harus lebih besar dari 200 rpm
 Sering digunakan pada motor kecil seperti sepada motor

3. Sistem pengapian IIA (Integrated Ignition Assembly).


Sistem pengapian (Integrated Ignition Assembly).IIA adalah sistem pengapian full transistor
dengan keunggulan secara konstruksi koil pengapian terletak didalam distributor. Sistem pengapian
digunakan pada motor bensin untuk membakar campuran udara dan bensin agar menghasilkan
pembakaran yang optimal. Sistem pengapian ini menggunakan sistem pengapian full transistor hanya
saja keunggulannya adalah koil pengapian disatukan didalam distributor sehingga dari segi konstruksi
lebih kompak dan praktis. ( Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 42 ) Sistem pengapian full
transistor yang dikembangkan untuk menghapuskan perlunya pemeliharaan berkala seperti pada
sistem pengapian konvensional, yang pada akhirnya mengurangi biaya pemeliharaan bagi pemakai.
Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang didalam distributor untuk
menggantikan breaker point dan cam. Signal generator membangkitkan tegangan untuk
mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada koil pengapian. Sedang pada
IIA ( Integrated Ignition Assembly ) koil pengapian terletak didalam distributor sehingga lebih praktis
dan kompak.
Komponen Sistem Pengapian IIA Baterai
baterai adalah sebuah elemen kimia yang bekerja sedemikian rupa sehingga mampu
menyimpan arus listrik. Dalam sistem ini baterai berfungsi sebagai penyuplai arus baik ke koil
pengapian maupun ke igniter untuk mengaktifkan power transistor.
1). Distributor
Distributor adalah komponen yang vital dalam sistem ini. Di dalam distributor sistem ini
terdapat beberapa komponen dan yang membedakan sistem IIA ini adalah koil pengapian yang
terletak didalam distributor.

2). Rotor Koil


Berfungsi mendistribusikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian ke
masing-masing silinder sesuai Firing Order (urutan penyalaan). 2. Signal generator Perbedaan utama
pada sistem pengapian transistor dengan sistem pengapian konvensional adalah pada signal
generator dan igniter yang menggantikan breaker point dan cam. Signal generator adalah semacam
generator arus bolak balik yang berfungsi untuk menghidupkan power transistor didalam igniter untuk
memutuskan arus primer pada koil pengapian pada saat pengapian yang tepat. Signal
generator terdiri dari magnet permanen yang memberi garis gaya magnet kepada pick up coil yang
berfungsi untuk membangkitkan arus AC
dan signal rotor yang menginduksi tegangan AC didalam pick up coil sesuai dengan saat
pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-gigi sebanyak jumlah silinder. Pada Nissan twin cam jumlah
gigi pada signal rotor berjumlah 4 buah sesuai jumlah silindernya.

Garis gaya magnet dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick up coil.
Celah udara antara rotor dan pick up coil menyebabkan kepadatan garis gaya magnet berubah-ubah
sehingga membangkitkan tegangan pada pick up coil.
Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan posisi signal rotor terhadap pick up coil, perubahan
garis gaya magnet dan gaya gerak listrik yang dihasilkan.

Saat gigi rotor berada pada posisi A , celah dengan pick up coil adalah yang terbesar sehingga
gaya magnetnya pun sangat lemah dan tidak ada tegangan yang dibangkitkan. Pada posisi B
perubahan garis gaya magnet adalah yang terbesar dan gaya gerak listrik yang dihasilkan maksimum.
Pada posisi antara B dan C perubahan garis gaya magnet berkurang dan gaya listrik yang dihasilkan
juga berkurang.Karena gaya gerak listrik dalam pick up coil diinduksikan dengan arah melawan
perubahan garis gaya maka arah gaya listrik terbalik pada saat gigi signal rotor mendekati pick up coil
seperti terlihat pada posisi B dan posisi D, dan pada posisi itulah tegangan yang dihasilkan tertinggi
dengan arah yang berkebalikan.

3).Igniter
Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi oleh igniter.
Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima signal dari signal
generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut, dan power transistor yang akan
memutus dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai signal yang diterima
dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi Dwell control yang berfungsi untuk mengatur lamanya arus
yang masuk ke kumparan primer pada koil pengapian. Igniter juga dilengkapi dengan sirkuit pembatas
arus yaitu untuk membatasi arus maksimum pada kumparan primer yang disebut Current limiting
circuit.

4).Sentrifugal advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin, yaitu saat putaran mesin
naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian. Pemeriksaan
komponen pada sentrifugal dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, lepas vacuum hose
dan sumbat vacuum hose tersebut.
Naikkan putaran mesin dan periksa saat pengapian dengan timing light apakah terjadi pemajuan saat
pengapian sesuai pertambahan putaran mesin, jika tidak terjadi pemajuan saat pengapian maka lepas
distributor dan periksa dan gantilah sentrifugal spring.
5).Vacuum advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat kevakuman
dalam karburator naik maka tekanan dalam diafragma bertambah dan menekan spring sertacontroler
rod sehingga akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian. Pemeriksaan vacuum
advancer dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, hubungkan vacuum
pump ke nipple dan tambahkan vacuum pada vacuum pump secara bertahap dan periksa apakah
terdapat pemajuan saat pengapian sesuai penambahan vacuum pada vacuum pump. Jika tidak
terjadi pemajuan saat pengapian kemungkinan besar terjadi gangguan pada diafragma atau pada
spring. Untuk kerusakan tersebut lepaskan ditributor dan gantilah komponen yang mengalami
gangguan.
6). Koil Pengapian
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi ±12 kV agar mampu menjadi
percikan bunga api pada elektroda busi.

7). Kabel Tegangan Tinggi.


Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik tegangan tinggi dari distributor
ke busi.
8). Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyimpan sementara arus listrik kumparan primer pada saat
terjadi self induction sewaktu terjadi pemutusan arus primer. Pemutusan arus primer secara tiba-tiba
menyebabkan efek self induction sehingga tegangan primer naik, untuk itulah digunakan kondensor
untuk menyimpan sementara arus tersebut dan melepaskannya saat arus primer terhubung kembali.
Spesifikasi kapasitas kondensor sistem pengapian IIA adalah 0,5 μF.
9). Busi
Busi berfungsi untuk membuat loncatan bunga api dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh
koil pengapian. Pemeriksaan pada busi meliputi pemeriksaan keausan pada elektroda busi,
pemeriksaan elektroda terhadap endapan karbon, dan pemeriksaan insulator porselen dari keretakan.
Prinsip Kerja Sistem Pengapian IIA
Aliran arus saat sistem pengapian ini bekerja sangat kompleks, terutama aliran arus
pada igniter. Oleh karena itu rangkaian igniter pada gambar berikut ini akan disederhanakan pada
kerja power transistor.

1). Mesin Mati


Saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ke titik P. Tegangan pada titik P berada
dibawah tegangan basis yang diperlukan untuk mengaktifkan transistor melalui pengatur tegangan
R1 dan R2, akibatnya transistor akan tetap OFF selama mesin mati, dan tidak ada arus yang mengalir
ke kumparan primer koil pengapian. ( Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 38 )

2). Mesin Hidup (Pick up coil menghasilkan tegangan positif)


Saat mesin dihidupkan maka signal rotor pada distributor akan berputar, dan menghasilkan
tegangan AC dalam pick up coil. Bila tegangan yang dihasilkan adalah positif tegangan ini
ditambahkan dengan tegangan dari batere yang dialirkan ke titik P untuk menaikkan tegangan pada
titik Q diatas tegangan kerja transistor, dan transistor ON. Akibatnya arus primer koil akan mengalir
melalui C ke E. ( Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 38 )

3). Mesin Hidup (Pick up coil menghasilkan tegangan negatif)


Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick up coil adalah negatif, tegangan ini ditambahkan
pada tegangan titik P sehingga tegangan pada titik Q turun dibawah tegangan kerja transistor dan
transistor OFF. Akibatnya arus primer koil terputus dan tegangan tinggi diinduksi pada kumparan
sekunder koil pengapian. (Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 39)

Gambar 3.24 Aliran arus saat pick up coil menghasilkan tegangan negative
Diagram Sirkuit Pengapian IIA

Pasokan bahan bakarnya mengandalkan sistem injeksi elektronik (electronic fuel injection),
sementara untuk urusan pengapian, seluruh varian Taruna baru telah menggunakan sistem tanpa
distributor yang membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Pasalnya, dengan
sistem DLI (distributor less ignition) ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga
pengapian jauh lebih besar serta stabil dan merata di tiap silindernya. Efeknya, pembakaran menjadi
lebih sempurna, mesin lebih efisien namun bertenaga.

4.Sistem pengapian (distributor less ignition)DLI


Ada berbagai jenis sistem pengapian. Sebagian besar sistem ini dapat ditempatkan menjadi
salah satu dari tiga kelompok yang berbeda: pemutus titik sistem pengapian konvensional jenis
(digunakan sejak awal 1900-an), sistem pengapian elektronik (populer sejak pertengahan tahun 70-
an), dan sistem pengapian distributorless ignation (diperkenalkan di pertengahan 80-an).

Sistem pengapian DLI adalah suatu sistem pengapian eletronik tanpa distributor yang
membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Sistem DLI (distributor less ignition)
ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga pengapian jauh lebih besar serta stabil
dan merata di tiap silindernya. Efeknya, pembakaran menjadi lebih sempurna, mesin lebih efisien
namun bertenaga.
Gambar di bawah. Sebuah sistem pengapian DLI dibagi menjadi sirkuit primer dan
sekunder. Rangkaian utama membawa tegangan rendah. Sirkuit ini hanya beroperasi pada baterai
dan dikendalikan oleh poin pemutus dan saklar pengapian. Rangkaian sekunder terdiri
dari : gulungan sekunder koil, kabel tegangan tinggi antara distributor dan kumparan (biasa disebut
kabel coil) pada distributor koil eksternal, tutup distributor, distributor rotor, spark plug
Distributor adalah elemen pengendali sistem. Menghidupkan arus utama dan
mematikan dan mendistribusikan arus ke busi yang tepat setiap kali percikan dibutuhkan. Distributor
adalah perumahan diam mengelilingi poros berputar. poros yang digerakkan dengan kecepatan mesin
satu-setengah oleh camshaft mesin melalui roda gigi distributor drive. Sebuah cam di dekat bagian
atas poros distributor memiliki satu lobus untuk setiap silinder mesin. cam beroperasi poin kontak,
yang dipasang di piring dalam perumahan distributor.
Sebuah rotor melekat ke atas poros distributor. Ketika tutup distributor di tempat,
sepotong pegas logam di tengah tutup membuat kontak dengan strip logam di atas rotor. Akhir luar
rotor lewat sangat dekat dengan kontak terhubung ke busi memimpin sekitar bagian luar tutup
distributor.
Kumparan adalah jantung dari sistem pengapian. Pada dasarnya, itu tidak lebih dari
transformator yang mengambil tegangan relatif rendah (12 volt) yang tersedia dari baterai dan
meningkat ke titik di mana ia akan api busi sebanyak 40.000 volt. "Coil" Istilah mungkin keliru karena
sebenarnya ada dua gulungan kawat luka tentang inti besi. Kumparan ini terisolasi satu sama lain dan
seluruh majelis tertutup dalam kasus-diisi minyak. Kumparan primer, yang terdiri dari beberapa
putaran relatif kawat berat, dihubungkan dengan dua terminal utama yang terletak di atas kumparan.
Kumparan sekunder terdiri dari banyak berubah dari kawat halus. Terhubung ke sambungan tegangan
tinggi di atas kumparan (menara ke mana kawat kumparan dari distributor dicolokkan).
Dalam kondisi normal, daya dari baterai dimasukkan melalui kawat resistor atau hambatan ke
sirkuit primer dari koil dan kemudian membumi melalui titik pengapian di distributor (titik ditutup).
Energi rangkaian kumparan primer dengan tegangan baterai menghasilkan aliran arus melalui
gulungan primer, yang menginduksi lapangan, sangat besar magnetik intens. Medan magnet ini tetap
selama arus dan titik tetap tertutup.

Sebagai distributor berputar cam, poin didorong terpisah, melanggar sirkuit primer dan
menghentikan aliran arus. Mengganggu aliran arus primer menyebabkan medan magnet runtuh.
Sama seperti arus yang mengalir melalui kawat menghasilkan medan magnet, medan magnet
bergerak melintasi kawat akan menghasilkan arus. Sebagai runtuh medan magnet, garis-garis gaya
salib belitan sekunder, mendorong arus di dalamnya. Karena terdapat banyak berubah lebih dari
kawat pada gulungan sekunder, tegangan dari gulungan primer diperbesar cukup sampai 40.000 volt.
Tegangan dari gulungan kumparan sekunder mengalir melalui kumparan memimpin tegangan
tinggi ke pusat distributor cap, dimana didistribusikan oleh rotor ke salah satu terminal luar di tutup.
Dari sana, mengalir melalui spark plug mengarah ke busi. Proses ini terjadi dalam sepersekian detik
dan diulang setiap kali membuka dan menutup poin, yang sampai 1500 kali per menit dalam mesin 4-
silinder di siaga.

Untuk mencegah tegangan tinggi dari pembakaran titik, kondensor dipasang di sirkuit. Hal ini
menyerap beberapa kekuatan gelombang arus listrik yang terjadi selama runtuhnya medan magnet.
kondensor ini terdiri dari beberapa lapisan aluminium foil dipisahkan oleh isolasi. Lapisan foil ini
mampu menyimpan listrik, membuat gelombang listrik dari kondensor.
Tegangan terjadi setelah poin terbuka mungkin mencapai 250 volt karena jumlah energi
tersimpan di gulungan primer dan medan magnet berikutnya. Sebuah kondensor yang cacat tidak
akan menyerap getaran dari aliran yang bergerak cepat ketika aliran listrik terbuka dan arus dapat
memaksa jalan di seluruh perbedaan titik, menyebabkan percikan dan pembakaran.
Distributorless sistem pengapian
Cara kerja sistem pengapian distributorless. Busi dibakar langsung dari gulungan. Waktu
percikan dikendalikan oleh Ignition Control Unit (ICU) dan Engine Control Unit (ECU). Sistem
pengapian distributorless memiliki satu coil per silinder, atau satu kumparan untuk setiap pasangan
silinder.
Sistem ini menggunakan satu coil pengapian per dua silinder. Jenis sistem ini sering dikenal
sebagai sisa percikan metode distribusi. Dalam sistem ini, setiap silinder dipasangkan dengan lawan
silinder di urutan tembak (biasanya 1-4, 2-3 pada mesin 4-silinder, atau 1-4 2-5, 3-6 pada motor 6
silinder. Ujung-ujung setiap kumparan mengarah sekunder yang melekat pada busi untuk pasangan
berlawanan. Kedua plugs berada di silinder pendamping, silinder yang pada Top Dead Center (TDC)
pada waktu yang sama. Namun, kedua plugs dipasangkan berlawanan dengan ujung siklus mesin 4
stroke. Ketika salah satu plugs berada di TMA pada langkah kompresi, yang lain pada TDC dari
knalpot stroke. Salah satu plugs yang ada di kompresi dikatakan silinder pemroses dan satu di stroke
knalpot, silinder buang. Ketika pembuangan kumparan, baik percikan pada colokan yang sama untuk
menyelesaikan rangkaian seri.
Sejak polaritas gulungan primer dan sekunder yang tetap, satu plug selalu kebakaran di arah
depan dan yang lainnya secara terbalik. Hal ini berbeda dari sistem konvensional menembakkan
semua colokan ke arah yang sama setiap waktu. Karena permintaan energi tambahan, desain coil,
waktu jenuh dan arus utama juga berbeda. Ini desain ulang sistem yang memungkinkan energi yang
lebih tinggi akan tersedia dari gulungan distributorless, lebih dari 40 kilovolt di semua rentang rpm.
Distributorless Ignition (DLI) menggunakan crankshaft sensor magnetik, sensor camshaft
posisi, atau keduanya, untuk menentukan posisi crankshaft dan kecepatan mesin. Sinyal ini dikirimkan
ke modul pengapian atau modul kontrol mesin kontrol yang kemudian memberi energi kumparan yang
sesuai.
Keuntungan dari distributor dalam teori, adalah:
a) Jangka waktu penyesuaian singkat
b) Tidak ada distributor cap dan rotor
c) Tidak ada bagian yang bergerak untuk aus
d) Tidak distributor untuk mengakumulasi kelembaban dan menyebabkan masalah mulai
e) Distributor Tidak untuk drive sehingga memberikan drag mesin kurang
Komponen utama dari pengapian distributorless pada taruna oxxy 2005 adalah:
 ECU atau Engine Control Unit
 ICU atau Unit Ignition Control
 Device Memicu Magnetik seperti crankshaft Posisi Sensor dan Camshaft Position Sensor
 Coil Paket

waktu pengapian adalah pengukuran, dalam derajat rotasi poros engkol, dari titik di mana
percikan api busi di setiap silinder. Hal ini diukur dalam derajat sebelum atau setelah Top Dead Center
(TDC) dari stroke kompresi. Karena membutuhkan sepersekian detik untuk busi untuk menyalakan
campuran di dalam silinder, busi memercikan api sedikit sebelum piston mencapai TMA. Jika tidak,
campuran tidak akan benar-benar tersulut sebagai piston melewati TMA dan kekuatan penuh ledakan
itu tidak akan digunakan oleh mesin. Pengapian waktu pada banyak kendaraan saat ini dikendalikan
oleh komputer kontrol mesin dan tidak disesuaikan. Namun waktu tersebut dapat dibaca
menggunakan alat scan tersambung ke konektor data link.
Pengukuran waktu diberikan dalam derajat perputaran poros engkol sebelum piston mencapai
TMA (BTDC). Jika pengaturan untuk pengapian 5 ° BTDC, busi harus api 5 ° sebelum piston mencapai
TMA masing-masing. Ini hanya berlaku, namun, ketika mesin berada pada kecepatan idle. Dengan
meningkatnya kecepatan mesin, piston lebih cepat. Busi harus membakar bahan bakar lebih cepat
jika harus benar-benar tersulut ketika piston mencapai TMA. Untuk melakukan ini, distributor memiliki
berbagai sarana memajukan percikan waktu dengan meningkatnya kecepatan mesin.

Jika pengapian diatur terlalu jauh maju (BTDC), kunci kontak dan perluasan bahan bakar
dalam silinder akan terjadi terlalu cepat dan cenderung memaksa piston ke bawah ketika masih
melakukan perjalanan. Hal ini menyebabkan ping mesin. Jika pengapian percikan diatur terlalu jauh
terbelakang, setelah TMA (ATDC), piston akan telah melewati TMA dan mulai dalam perjalanan turun
saat bahan bakar dinyalakan. Hal ini akan menyebabkan piston dipaksa turun untuk hanya sebagian
dari perjalanan nya. Hal ini akan mengakibatkan performa mesin yang buruk dan kurangnya
power/usaha.

Anda mungkin juga menyukai