A. Pendahuluan
Fungsi sistem pengapian pada motor bensin adalah untuk menyalakan campuranudara-
bahan bakar yang telah dikompresikan di dalam ruang pembakaran. Hal ini akan terjadi pada saat
yang tepat untuk mengawali terjadinya pembakaran.
Pembakaran dimulai dengan sistem pengapian memasok suatu bunga api listrik yang akan
melompati celah di pinggir ruang pembakaran padabusi. Panas dari busi akan menyalakan
campuran udara-bahan bakar yang terkompresi.
Campuran yang terbakar akan menaikkan tekanan di dalam silinder sehingga mendorong
torak ke bawah silinder, untuk selanjutnya mesin dapat “hidup”. Apabila bunga apinya lemah
(tidak cukup panas) atau terjadipada saat yang salah, tekanan pembakaran maksimum tidak
terbentuk di dalam ruang pembakaran.
B. Jenis-jenis Sistem Pengapian
1.Sistem Pengapian baterei
Sistem pengapian baterai biasanya terdiri dari baterai, koilpengapian (ignition coil),
distributor, kondensor, kabel tegangan tinggi danbusi.
Ada pun komponen-komponen dalam sistem pengapian adalah sebagaiberikut:
1). Baterai (Accumulator).
Baterai adalah alat elektrokimia yang dibuat untuk mensuplai arus listrik ke sistem
starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan system kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan arus
listrik dalam bentuk energy kimia yang dikeluarkan bila diperlukan dan mensuplainya ke
masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Dalam baterai terdapat
terminal positif dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat tersebut biasanya terbuat dan timbal dan
timah. Karena itu baterai sening disebut baterai timah. Ruang dalamnya dibagi menjadi beberapa
sel (biasanya untuk baterai mobil 6 sel) dan dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen
yang terendam di dalam larutan elektrolit. Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah (12
Volt). Kutub negatif baterai dihubungkan dengan masa, sedangkan kutub positif baterai dengan
koil, pengapian .
a).BateraiBasah
Susunan akumulator dalam keadaankosong atau belum terisi dengan tenaga listrik terdiri
dari sebuah baki dari gelas atau ebonit yang didalamnya diisi dengan larutan asam sulfat
(H2SO4) yang ditempatkan paling sedikit tiga buah pelat yang terdiri dari oksidasi
plumbum(PbO). Ketiga pelat tersebut dipasang dalam akumulator secara sejajar. Antara pelat
yang satu dengan pelat yang lain dipasang sebuah pemisah yang terbuat dari serbuk kayu yang
dimampatkan, dan dikenal dengan istilah separator. Pelat yang berada ditengah separator akan
menjadi pelat positif, sedangkan pelat yang berada disebelah kanan dan kiri saparatif akan
menjadi pelat negatif, oleh karena sel belum terisi sumber tenaga listrik, maka pelat-pelat
tersebut dalam keadaan tidak bermuatan. Besarnya kuat arus yang dihasilkan sebuah akumulator
tergantung pada luas pelat yang digunakan sehingga semakin besar pelat yang dipakai, maka
semakin besar pula kuat arus yang dihasilkan.
Pada akumulator dalam keadaan terisi tenaga listrik, maka susunannya akan berubah
secara kimiawi yaitu terdiri dari Pb sebagai anoda (kutub negatif) dan PbO2 sebagaikatoda
(kutub positif), serta elektrolit larutan asam sulfat (H2SO4). Oleh karena sudah diisi muatan
listrik, maka dalam asam sulfat (SO4 2− ). Tiap sel pada akumulator mempunyai beda potensial
± 2 volt,sehingga akumulator yang berpotensial 6 volt mempunyai 3 buah sel yang dihubungkan
secara seri. Baterai penyimpan arus listrik (aki) yang dirancang untuk kendaraan bermotor
memiliki beberapa bagian antara lain :
b). BateraiKering
Akumulator kering yang dirancang untuk kendaraan bermotor memiliki beberapa bagian
antara lain :
1) Kotak akumulator
Bak akumulator kering terbuat dari besi yang dilapisi dengan bahan plastik pada bagian
luarnya. Penggunaan bahan besi ini dimaksudkan karenazat asam yang digunakan(KOH) dapat
melarutkan semua zat kecuali besi.
4).Distributor
Distributor berfungsi sebagai alat pemutus dan pembagi arus pengapian yang akan di
salurkan ke spark plug (busi).
a).Rotor
Rotor merupakan suatu komponen dalam system pengapian. Rotor berfungsi sebagai
pembagi arus ke beberapa busi, sesuai dengan system pengapiannya.
Gambar 3.9. rotor
b).Platina
Platina (breaker point) berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui
kumpaian primer dan koil pengapian (ignition coil), untuk menghasilkan arus listrik tegangan
tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan induksi magnet listrik. Induksi terjadi saat platina
(breaker point) diputus atau terbuk
Keterangan
a). Coil d) Point riding on cam rotating cam
b). Poin platina .
c). Diam penyesuaian e). Poros nok
f.)Kondesor.
c).Tutup Distributor
Tutup distributor berfungsi sebagai penutup platina dan sebagai tempat kabel yang dialiri
oleh arus.Tutup distributor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil) dan rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-
masing silinder sesuai dengan urutan pengapian.
.
e).Vaccum Advancer
Vaccum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(kevakuman). Bagian ini terdiri dan plat pembawa (breaker plate) dan vaccum advancer. Prinsip
kerja vakum advancer adalah memanfaatkan kevakuman yang terjadi pada lubang di atas throtle
valve,yang selanjutnya dinibali menjadi gaya tarik tersebut di teruskan untuk menggerakkan plat
pembawa (breakerplale), dengan gerakan putar yang berlawanan dengan putaran bubungan (cam
lobe,).
Karena platina (breaker point,) menempel pada breaker plate maka dengan berputarnya
plat pembawa (breaker plale) ini menyebabkan platina (breaker point) lebih awal membukanya.
Hal ini berarti pelayanan busi terjadi lebih awal (lebih cepat).
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dan koil
pengapian (ignition coil) ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam koil pengapian (ignition coil) ke busi melalui
distributor tanpa adanya kebocoran. OIeh sebab itu, penghantar (core) dibungkus.
7.Busi
Busi berfungsi untuk memberikan loncatan bunga api melalui elektrodanya ke dalam
ruang pembakaran, apabila ada arus tegangan energi mengalir ke busi. Komponen utama busi
yaitu:
a. Insulator keramik,
Insulator berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai insulator
antara elektroda tengah dengan wadah (cassing). Gelombang yang dibuat pada permukaan
insulator keramik berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara terminal dan wadah
(cassing) untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api tegangan tinggi. Insulator terbuat dari
porselen aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik, kekuatan
mekanikal, kekuatan dielektrik, pada temperature tinggi dan penghantar panas (thermical
conductivity).
b. Cassing,
Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting busi
terhadap mesin.
c. Elektrode Tengah
Elektroda tengah terdiri dari:
1)Sumbu pusat : mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang ditimbulkan oleh
elektroda.
2)Seal glass : merapatkan antara poros tengah (center shaft) dan insulator keramik dan
mengikat antara poros tengah (centershaft) dan elektroda tengah.
3)Resistor : mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan frekuensi radio.
4)Copper core (inti tembaga) : merambatkan panas dan elektroda dan ujung insulator
agar cepat dingin.
5)Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa (elektroda masa).
d.Elektroda Masa
Elektroda Masa dibuat sama dengan elektroda tengah, dengan tujuan memudahkan
loncatan bunga api agar menaikkan kemampuan pengapian.
Gambar 3.14. Busi
Busi-busi
Batarai
Rotor
Kunci kontak
kondensator
Distributor
koil
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh
magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil
pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelanwaktu pengapian seperti
pada sistem pengapiankonvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat
pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan
putaranmotor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerjalebih cepat dari contact
breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat,sehingga
kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengancepat dan menghasilkan tegangan yang
cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
Urutan kerja sistem pengapian pada Capacitor Discharge Ignition(CDI)adalah sebagai
berikut :
1. Baterai
Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian, hal itu
disebabkan plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat kutub negatip membangkitkan
hidrogen. Pada proses elektrolisa air, volume elektrolit menurun, sehingga membutuhkan
pengisian kembali.
2. Kunci Kontak
Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang kita inginkan.
Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan kelistrikan pada rangkaian
pengapian sehingga memfungsikan komponen.Beberapa posisi kunci kontak yang
mempengaruhi komponen pengapian :
1) ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil,
contoh tape mobil ( sound system ).
2) OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.
3) ON atau IG menghubungkan arus atau tegangan dari baterai ke ignition (Coil +).
4) ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater (T.50) sehingga
motor stater akan berputar menggerakkan mesin.
3. Ignition Coil
Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut: Komponen ini meningkatkan tegangan
baterai (12V) untuk membangkitkan tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk pengapian.
Primary dan secondary coil diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan secara intermittent
ke primary coil, terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk
membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil. Koil pengapian dapat membangkitkan
tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan koil. Tegangan
tinggi pada Pengapian Capacitor Discharge Ignition(CDI)adalah pada saat arus dari kapasitor
dengan cepat mengalir ke kumparan primer.
4. Unit Pemotong Arus
Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang akan menimbulkan
arus listrik AC. Arus akan diterima olehCapacitor Discharge Ignition(CDI) unit dengan besar
tegangan antara 100-400volt. Arus AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode
dan disimpan oleh capasitor di unit Capacitor Discharge Ignition(CDI).
5. Distributor
Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui urutan
pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat beberapa komponen yang
menjadi satu mempunyai fungsi tersendiri. Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
besar, yaitu :
1) Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit Capacitor Discharge Ignition(CDI)
dan komponen didalamnya.
2) Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.
3) Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan tinggi.
6. Busi
Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat tegangan tinggi dari Ignition Coil untuk
dapat melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi ini menimbulkan bunga api dan suhu
tinggi di antara elektroda tengah dan massa busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan
bakar yang dikompresikan. Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu
yang lama, meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan tekanan.
Sifat-sifat
Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
Daya pengapian terbaik pada putaran tinggi.
Putaran start harus lebih besar dari 200 rpm
Sering digunakan pada motor kecil seperti sepada motor
Sistem pengapian (Integrated Ignition Assembly).IIA adalah sistem pengapian full transistor
dengan keunggulan secara konstruksi koil pengapian terletak didalam distributor. Sistem
pengapian digunakan pada motor bensin untuk membakar campuran udara dan bensin agar
menghasilkan pembakaran yang optimal.Sistem pengapian ini menggunakan sistem pengapian
full transistor hanya saja keunggulannya adalah koil pengapian disatukan didalam distributor
sehingga dari segi konstruksi lebih kompak dan praktis. ( Fundamental of Electricity Step 2,
1996 : 42 ) Sistem pengapian full transistor yang dikembangkan untuk menghapuskan perlunya
pemeliharaan berkala seperti pada sistem pengapian konvensional, yang pada akhirnya
mengurangi biaya pemeliharaan bagi pemakai.
Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang didalam distributor untuk
menggantikan breaker point dan cam. Signal generator membangkitkan tegangan untuk
mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada koil pengapian. Sedang
pada IIA ( Integrated Ignition Assembly ) koil pengapian terletak didalam distributor sehingga
lebih praktis dan kompak.
Gambar3.17distributor IIA
Garis gaya magnet dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick up coil.
Celah udara antara rotor dan pick up coil menyebabkan kepadatan garis gaya magnet berubah-
ubah sehingga membangkitkan tegangan pada pick up coil.
Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan posisi signal rotor terhadap pick up coil,
perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik yang dihasilkan.
Gambar 3.20 Perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik.
3).Igniter
Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi oleh igniter.
Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima signal dari
signal generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut, dan power
transistor yang akan memutus dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai
signal yang diterima dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi Dwell control yang berfungsi untuk
mengatur lamanya arus yang masuk ke kumparan primer pada koil pengapian. Igniter juga
dilengkapi dengan sirkuit pembatas arus yaitu untuk membatasi arus maksimum pada kumparan
primer yang disebut Current limiting circuit.
Gambar 3.21 Sirkuit Igniter.
4).Sentrifugal advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin, yaitu saat putaran
mesin naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian.
Pemeriksaan komponen pada sentrifugal dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin,
lepas vacuum hose dan sumbat vacuum hose tersebut.
Naikkan putaran mesin dan periksa saat pengapian dengan timing light apakah terjadi pemajuan
saat pengapian sesuai pertambahan putaran mesin, jika tidak terjadi pemajuan saat pengapian
maka lepas distributor dan periksa dan gantilah sentrifugal spring.
5).Vacuum advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat kevakuman
dalam karburator naik maka tekanan dalam diafragma bertambah dan menekan spring serta
controler rod sehingga akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian.
Pemeriksaan vacuum advancer dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, hubungkan
vacuum pump ke nipple dan tambahkan vacuum pada vacuum pump secara bertahap dan periksa
apakah terdapat pemajuan saat pengapian sesuai penambahan vacuum pada vacuum pump. Jika
tidak terjadi pemajuan saat pengapian kemungkinan besar terjadi gangguan pada diafragma atau
pada spring. Untuk kerusakan tersebut lepaskan ditributor dan gantilah komponen yang
mengalami gangguan.
6). Koil Pengapian
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi ±12 kV agar mampu
menjadi percikan bunga api pada elektroda busi.
8). Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyimpan sementara arus listrik kumparan primer pada saat
terjadi self induction sewaktu terjadi pemutusan arus primer. Pemutusan arus primer secara tiba-
tiba menyebabkan efek self induction sehingga tegangan primer naik, untuk itulah digunakan
kondensor untuk menyimpan sementara arus tersebut dan melepaskannya saat arus primer
terhubung kembali. Spesifikasi kapasitas kondensor sistem pengapian IIA adalah 0,5 μF.
9). Busi
Busi berfungsi untuk membuat loncatan bunga api dari tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh koil pengapian. Pemeriksaan pada busi meliputi pemeriksaan keausan pada elektroda busi,
pemeriksaan elektroda terhadap endapan karbon, dan pemeriksaan insulator porselen dari
keretakan.
Gambar 3.23 Aliran arus saat Pick up coil menghasilkan tegangan positif
3). Mesin Hidup (Pick up coil menghasilkan tegangan negatif)
Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick up coil adalah negatif, tegangan ini
ditambahkan pada tegangan titik P sehingga tegangan pada titik Q turun dibawah tegangan kerja
transistor dan transistor OFF. Akibatnya arus primer koil terputus dan tegangan tinggi diinduksi
pada kumparan sekunder koil pengapian. (Fundamental of Electricity Step 2, 1996 : 39)
Gambar 3.24 Aliran arus saat pick up coil menghasilkan tegangan negative
Ada berbagai jenis sistem pengapian. Sebagian besar sistem ini dapat ditempatkan
menjadi salah satu dari tiga kelompok yang berbeda: pemutus titik sistem pengapian
konvensional jenis (digunakan sejak awal 1900-an), sistem pengapian elektronik (populer sejak
pertengahan tahun 70-an), dan sistem pengapian distributorless ignation (diperkenalkan di
pertengahan 80-an).
Sistem pengapian DLI adalah suatu sistem pengapian eletronik tanpa distributor yang
membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Sistem DLI (distributor less
ignition) ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga pengapian jauh lebih besar
serta stabil dan merata di tiap silindernya. Efeknya, pembakaran menjadi lebih sempurna, mesin
lebih efisien namun bertenaga.
Gambar di bawah. Sebuah sistem pengapian DLI dibagi menjadi sirkuit primer
dan sekunder. Rangkaian utama membawa tegangan rendah. Sirkuit ini hanya beroperasi pada
baterai dan dikendalikan oleh poin pemutus dan saklar pengapian. Rangkaian sekunder terdiri
dari : gulungan sekunder koil, kabel tegangan tinggi antara distributor dan kumparan (biasa
disebut kabel coil) pada distributor koil eksternal, tutup distributor, distributor rotor, spark plug
Distributor adalah elemen pengendali sistem. Menghidupkan arus utama dan
mematikan dan mendistribusikan arus ke busi yang tepat setiap kali percikan dibutuhkan.
Distributor adalah perumahan diam mengelilingi poros berputar. poros yang digerakkan dengan
kecepatan mesin satu-setengah oleh camshaft mesin melalui roda gigi distributor drive. Sebuah
cam di dekat bagian atas poros distributor memiliki satu lobus untuk setiap silinder mesin. cam
beroperasi poin kontak, yang dipasang di piring dalam perumahan distributor.
Sebuah rotor melekat ke atas poros distributor. Ketika tutup distributor di tempat,
sepotong pegas logam di tengah tutup membuat kontak dengan strip logam di atas rotor. Akhir
luar rotor lewat sangat dekat dengan kontak terhubung ke busi memimpin sekitar bagian luar
tutup distributor.
Kumparan adalah jantung dari sistem pengapian. Pada dasarnya, itu tidak lebih dari
transformator yang mengambil tegangan relatif rendah (12 volt) yang tersedia dari baterai dan
meningkat ke titik di mana ia akan api busi sebanyak 40.000 volt. "Coil" Istilah mungkin keliru
karena sebenarnya ada dua gulungan kawat luka tentang inti besi. Kumparan ini terisolasi satu
sama lain dan seluruh majelis tertutup dalam kasus-diisi minyak. Kumparan primer, yang terdiri
dari beberapa putaran relatif kawat berat, dihubungkan dengan dua terminal utama yang terletak
di atas kumparan. Kumparan sekunder terdiri dari banyak berubah dari kawat halus. Terhubung
ke sambungan tegangan tinggi di atas kumparan (menara ke mana kawat kumparan dari
distributor dicolokkan).
Dalam kondisi normal, daya dari baterai dimasukkan melalui kawat resistor atau
hambatan ke sirkuit primer dari koil dan kemudian membumi melalui titik pengapian di
distributor (titik ditutup). Energi rangkaian kumparan primer dengan tegangan baterai
menghasilkan aliran arus melalui gulungan primer, yang menginduksi lapangan, sangat besar
magnetik intens. Medan magnet ini tetap selama arus dan titik tetap tertutup.
Sebagai distributor berputar cam, poin didorong terpisah, melanggar sirkuit primer dan
menghentikan aliran arus. Mengganggu aliran arus primer menyebabkan medan magnet runtuh.
Sama seperti arus yang mengalir melalui kawat menghasilkan medan magnet, medan magnet
bergerak melintasi kawat akan menghasilkan arus. Sebagai runtuh medan magnet, garis-garis
gaya salib belitan sekunder, mendorong arus di dalamnya. Karena terdapat banyak berubah lebih
dari kawat pada gulungan sekunder, tegangan dari gulungan primer diperbesar cukup sampai
40.000 volt.
Tegangan dari gulungan kumparan sekunder mengalir melalui kumparan memimpin
tegangan tinggi ke pusat distributor cap, dimana didistribusikan oleh rotor ke salah satu terminal
luar di tutup. Dari sana, mengalir melalui spark plug mengarah ke busi. Proses ini terjadi dalam
sepersekian detik dan diulang setiap kali membuka dan menutup poin, yang sampai 1500 kali per
menit dalam mesin 4-silinder di siaga.
Untuk mencegah tegangan tinggi dari pembakaran titik, kondensor dipasang di sirkuit.
Hal ini menyerap beberapa kekuatan gelombang arus listrik yang terjadi selama runtuhnya
medan magnet. kondensor ini terdiri dari beberapa lapisan aluminium foil dipisahkan oleh
isolasi. Lapisan foil ini mampu menyimpan listrik, membuat gelombang listrik dari kondensor.
Tegangan terjadi setelah poin terbuka mungkin mencapai 250 volt karena jumlah energi
tersimpan di gulungan primer dan medan magnet berikutnya. Sebuah kondensor yang cacat
tidak akan menyerap getaran dari aliran yang bergerak cepat ketika aliran listrik terbuka dan arus
dapat memaksa jalan di seluruh perbedaan titik, menyebabkan percikan dan pembakaran.
Waktu pengapian adalah pengukuran, dalam derajat rotasi poros engkol, dari titik
di mana percikan api busi di setiap silinder. Hal ini diukur dalam derajat sebelum atau
setelah Top Dead Center (TDC) dari stroke kompresi. Karena membutuhkan sepersekian
detik untuk busi untuk menyalakan campuran di dalam silinder, busi memercikan api
sedikit sebelum piston mencapai TMA. Jika tidak, campuran tidak akan benar-benar
tersulut sebagai piston melewati TMA dan kekuatan penuh ledakan itu tidak akan
digunakan oleh mesin. Pengapian waktu pada banyak kendaraan saat ini dikendalikan oleh
komputer kontrol mesin dan tidak disesuaikan. Namun waktu tersebut dapat dibaca
menggunakan alat scan tersambung ke konektor data link.
Pengukuran waktu diberikan dalam derajat perputaran poros engkol sebelum
piston mencapai TMA (BTDC). Jika pengaturan untuk pengapian 5 ° BTDC, busi harus
api 5 ° sebelum piston mencapai TMA masing-masing. Ini hanya berlaku, namun, ketika
mesin berada pada kecepatan idle. Dengan meningkatnya kecepatan mesin, piston lebih
cepat. Busi harus membakar bahan bakar lebih cepat jika harus benar-benar tersulut ketika
piston mencapai TMA. Untuk melakukan ini, distributor memiliki berbagai sarana
memajukan percikan waktu dengan meningkatnya kecepatan mesin.