Pendahuluan
Fungsi sistem pengapian pada motor bensin adalah untuk menyalakan campuran udara-
bahan bakar yang telah dikompresikan di dalam ruang pembakaran. Hal ini akan terjadi pada saat
yang tepat untuk mengawali terjadinya pembakaran.
4).Distributor
Distributor berfungsi sebagai alat pemutus dan pembagi arus pengapian yang akan di salurkan
ke spark plug (busi)
a).Rotor
Rotor merupakan suatu komponen dalam system pengapian. Rotor berfungsi sebagai
pembagi arus ke beberapa busi, sesuai dengan system pengapiannya.
b).Platina
Platina (breaker point) berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumpaian
primer dan koil pengapian (ignition coil), untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
kumparan sekunder dengan jalan induksi magnet listrik.Induksi terjadi saat platina (breaker point)
diputus atau terbuk
c).Tutup distributor
Tutup distributor berfungsi sebagai penutup platina dan sebagai tempat kabel yang dialiri
oleh arus. Tutup distributor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan
oleh koil pengapian (ignition coil) dan rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing silinder
sesuai dengan urutan pengapian.
d). Kondensor.
Kondensor berguna untuk mencegah timbulnya bunga api pada kontak pemutus arus sewaktu
membuka dan mempercepat arus primer menjadi pulih kembali dengan tujuan menaikkan tegangan
koil sekunder. Kemampuan dan suatu kondensor dapat ditunjukkan dengan berapa besar
kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur dalam mikrofarad (μ f).
e).Vaccum Advancer
Vaccum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(kevakuman). Bagian ini terdiri dan plat pembawa (breaker plate) dan vaccum advancer. Prinsip kerja
vakum advancer adalah memanfaatkan kevakuman yang terjadi pada lubang di atas throtle
valve, yang selanjutnya dinibali menjadi gaya tarik tersebut di teruskan untuk menggerakkan plat
pembawa (breaker plale), dengan gerakan putar yang berlawanan dengan putaran bubungan (cam
lobe,).
Karena platina (breaker point,) menempel pada breaker plate maka dengan berputarnya plat
pembawa (breaker plale) ini menyebabkan platina (breaker point) lebih awal membukanya. Hal ini
berarti pelayanan busi terjadi lebih awal (lebih cepat).
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dan koil
pengapian (ignition coil) ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam koil pengapian (ignition coil) ke busi melalui distributor
tanpa adanya kebocoran. OIeh sebab itu, penghantar (core) dibungkus.
7. Busi
Busi berfungsi untuk memberikan loncatan bunga api melalui elektrodanya ke dalam ruang
pembakaran, apabila ada arus tegangan energi mengalir ke busi. Komponen utama busi yaitu:
a. Insulator keramik,
Insulator berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai insulator antara
elektroda tengah dengan wadah (cassing). Gelombang yang dibuat pada permukaan insulator
keramik berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara terminal dan wadah (cassing)
untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api tegangan tinggi. Insulator terbuat dari porselen
aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik, kekuatan mekanikal,
kekuatan dielektrik, pada temperature tinggi dan penghantar panas (thermical conductivity).
b. Cassing,
Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting busi terhadap
mesin.
c. Elektrode Tengah
Elektroda tengah terdiri dari:
1) Sumbu pusat : mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang ditimbulkan oleh elektroda.
2) Seal glass : merapatkan antara poros tengah (center shaft) dan insulator keramik dan mengikat
antara poros tengah (center shaft) dan elektroda tengah.
3) Resistor : mengurangi suara pengapian untuk mengurangi gangguan frekuensi radio.
4) Copper core (inti tembaga) : merambatkan panas dan elektroda dan ujung insulator agar cepat
dingin.
5) Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api ke masa (elektroda masa).
lektroda Masa
Elektroda Masa dibuat sama dengan elektroda tengah, dengan tujuan memudahkan loncatan bunga
api agar menaikkan kemampuan pengapian.
Apabila kunci kontak dihubungkan, arus lisirik akan mengalir dan baterai melalui kunci
kontak ke kumparan primer, ke platina (breaker point) dan ke massa. Dalam keadaan seperti ini
platina (breaker pont) masih dalam keadaan tertutup
Akibat mengalimya arus pada kumparan primer, maka inti besi menjadi magnet. Bila platina
(breaker point) membuka arus yang mengalir pada kumparan primer akan terputus dan
kemagnetan pada inti besi akan segera hilang. Hilangnya kemagnetan ini akan menyebabkan pada
kumparan primer dan kumparan sekunder timbul tegangan induksi. Karena jumlah kumparan pada
kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer, maka tegangan yang timbul pada
kumparan sekunder akan lebih besar atau dengan kata lain pada kumparan sekunder akan timbul
tegangan tinggi.
Tegangan tinggi ini akan disalurkan ke rotor distributor untuk dibagi-bagikan ke busi pada tiap
silinder yang mengakhiri langkah kompresinya. Selanjutnya tegangan tinggi pada busi akan diubah
menjadi percikan bunga api guna pembakaran bahan bakar pada ruang bakar.
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet,
ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem
pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional.
Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya
tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih
cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat
cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang
cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
Urutan kerja sistem pengapian pada Capacitor Discharge Ignition (CDI) adalah sebagai berikut
:
1. Baterai
Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian, hal itu disebabkan
plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat kutub negatip membangkitkan hidrogen. Pada
proses elektrolisa air, volume elektrolit menurun, sehingga membutuhkan pengisian kembali.
2. Kunci Kontak
Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang kita inginkan.
Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan kelistrikan pada rangkaian pengapian
sehingga memfungsikan komponen. Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen
pengapian :
1) ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil, contoh tape
mobil ( sound system ).
2) OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.
3) ON atau IG menghubungkan arus atau tegangan dari baterai ke ignition (Coil +).
4) ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater (T.50) sehingga motor stater
akan berputar menggerakkan mesin.
3. Ignition Coil
Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut: Komponen ini meningkatkan tegangan baterai
(12V) untuk membangkitkan tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk
pengapian. Primary dan secondary coil diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan
secara intermittent ke primary coil, terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk
membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil. Koil pengapian dapat membangkitkan
tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan koil. Tegangan tinggi
pada Pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI)adalah pada saat arus dari kapasitor dengan cepat
mengalir ke kumparan primer.
4. Unit Pemotong Arus
Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang akan menimbulkan arus
listrik AC. Arus akan diterima oleh Capacitor Discharge Ignition (CDI) unit dengan besar tegangan
antara 100-400volt. Arus AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode dan disimpan
oleh capasitor di unit Capacitor Discharge Ignition (CDI).
5. Distributor
Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui urutan
pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat beberapa komponen yang menjadi
satu mempunyai fungsi tersendiri. Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu
:
1) Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit Capacitor Discharge Ignition (CDI) dan komponen
didalamnya.
2) Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.
3) Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan tinggi.
6. Busi
Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat tegangan tinggi dari Ignition Coiluntuk
dapat melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi ini menimbulkan bunga api dan suhu tinggi
di antara elektroda tengah dan massa busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang
dikompresikan. Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu yang lama,
meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan tekanan.
Sifat-sifat
Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
Daya pengapian terbaik pada putaran tinggi.
Putaran start harus lebih besar dari 200 rpm
Sering digunakan pada motor kecil seperti sepada motor
Garis gaya magnet dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick up coil.
Celah udara antara rotor dan pick up coil menyebabkan kepadatan garis gaya magnet berubah-ubah
sehingga membangkitkan tegangan pada pick up coil.
Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan posisi signal rotor terhadap pick up coil, perubahan
garis gaya magnet dan gaya gerak listrik yang dihasilkan.
Saat gigi rotor berada pada posisi A , celah dengan pick up coil adalah yang terbesar sehingga
gaya magnetnya pun sangat lemah dan tidak ada tegangan yang dibangkitkan. Pada posisi B
perubahan garis gaya magnet adalah yang terbesar dan gaya gerak listrik yang dihasilkan maksimum.
Pada posisi antara B dan C perubahan garis gaya magnet berkurang dan gaya listrik yang dihasilkan
juga berkurang.Karena gaya gerak listrik dalam pick up coil diinduksikan dengan arah melawan
perubahan garis gaya maka arah gaya listrik terbalik pada saat gigi signal rotor mendekati pick up coil
seperti terlihat pada posisi B dan posisi D, dan pada posisi itulah tegangan yang dihasilkan tertinggi
dengan arah yang berkebalikan.
3).Igniter
Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi oleh igniter.
Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima signal dari signal
generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut, dan power transistor yang akan
memutus dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai signal yang diterima
dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi Dwell control yang berfungsi untuk mengatur lamanya arus
yang masuk ke kumparan primer pada koil pengapian. Igniter juga dilengkapi dengan sirkuit pembatas
arus yaitu untuk membatasi arus maksimum pada kumparan primer yang disebut Current limiting
circuit.
4).Sentrifugal advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin, yaitu saat putaran mesin
naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian. Pemeriksaan
komponen pada sentrifugal dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, lepas vacuum hose
dan sumbat vacuum hose tersebut.
Naikkan putaran mesin dan periksa saat pengapian dengan timing light apakah terjadi pemajuan saat
pengapian sesuai pertambahan putaran mesin, jika tidak terjadi pemajuan saat pengapian maka lepas
distributor dan periksa dan gantilah sentrifugal spring.
5).Vacuum advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat kevakuman
dalam karburator naik maka tekanan dalam diafragma bertambah dan menekan spring sertacontroler
rod sehingga akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian. Pemeriksaan vacuum
advancer dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, hubungkan vacuum
pump ke nipple dan tambahkan vacuum pada vacuum pump secara bertahap dan periksa apakah
terdapat pemajuan saat pengapian sesuai penambahan vacuum pada vacuum pump. Jika tidak
terjadi pemajuan saat pengapian kemungkinan besar terjadi gangguan pada diafragma atau pada
spring. Untuk kerusakan tersebut lepaskan ditributor dan gantilah komponen yang mengalami
gangguan.
6). Koil Pengapian
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi ±12 kV agar mampu menjadi
percikan bunga api pada elektroda busi.
Pasokan bahan bakarnya mengandalkan sistem injeksi elektronik (electronic fuel injection),
sementara untuk urusan pengapian, seluruh varian Taruna baru telah menggunakan sistem tanpa
distributor yang membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Pasalnya, dengan
sistem DLI (distributor less ignition) ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga
pengapian jauh lebih besar serta stabil dan merata di tiap silindernya. Efeknya, pembakaran menjadi
lebih sempurna, mesin lebih efisien namun bertenaga.
Ada berbagai jenis sistem pengapian. Sebagian besar sistem ini dapat ditempatkan menjadi
salah satu dari tiga kelompok yang berbeda: pemutus titik sistem pengapian konvensional jenis
(digunakan sejak awal 1900-an), sistem pengapian elektronik (populer sejak pertengahan tahun 70-
an), dan sistem pengapian distributorless ignation (diperkenalkan di pertengahan 80-an).
Sistem pengapian DLI adalah suatu sistem pengapian eletronik tanpa distributor yang
membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Sistem DLI (distributor less ignition)
ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga pengapian jauh lebih besar serta stabil
dan merata di tiap silindernya. Efeknya, pembakaran menjadi lebih sempurna, mesin lebih efisien
namun bertenaga.
Gambar di bawah. Sebuah sistem pengapian DLI dibagi menjadi sirkuit primer dan
sekunder. Rangkaian utama membawa tegangan rendah. Sirkuit ini hanya beroperasi pada baterai
dan dikendalikan oleh poin pemutus dan saklar pengapian. Rangkaian sekunder terdiri
dari : gulungan sekunder koil, kabel tegangan tinggi antara distributor dan kumparan (biasa disebut
kabel coil) pada distributor koil eksternal, tutup distributor, distributor rotor, spark plug
Distributor adalah elemen pengendali sistem. Menghidupkan arus utama dan
mematikan dan mendistribusikan arus ke busi yang tepat setiap kali percikan dibutuhkan. Distributor
adalah perumahan diam mengelilingi poros berputar. poros yang digerakkan dengan kecepatan mesin
satu-setengah oleh camshaft mesin melalui roda gigi distributor drive. Sebuah cam di dekat bagian
atas poros distributor memiliki satu lobus untuk setiap silinder mesin. cam beroperasi poin kontak,
yang dipasang di piring dalam perumahan distributor.
Sebuah rotor melekat ke atas poros distributor. Ketika tutup distributor di tempat,
sepotong pegas logam di tengah tutup membuat kontak dengan strip logam di atas rotor. Akhir luar
rotor lewat sangat dekat dengan kontak terhubung ke busi memimpin sekitar bagian luar tutup
distributor.
Kumparan adalah jantung dari sistem pengapian. Pada dasarnya, itu tidak lebih dari
transformator yang mengambil tegangan relatif rendah (12 volt) yang tersedia dari baterai dan
meningkat ke titik di mana ia akan api busi sebanyak 40.000 volt. "Coil" Istilah mungkin keliru karena
sebenarnya ada dua gulungan kawat luka tentang inti besi. Kumparan ini terisolasi satu sama lain dan
seluruh majelis tertutup dalam kasus-diisi minyak. Kumparan primer, yang terdiri dari beberapa
putaran relatif kawat berat, dihubungkan dengan dua terminal utama yang terletak di atas kumparan.
Kumparan sekunder terdiri dari banyak berubah dari kawat halus. Terhubung ke sambungan tegangan
tinggi di atas kumparan (menara ke mana kawat kumparan dari distributor dicolokkan).
Dalam kondisi normal, daya dari baterai dimasukkan melalui kawat resistor atau hambatan ke
sirkuit primer dari koil dan kemudian membumi melalui titik pengapian di distributor (titik ditutup).
Energi rangkaian kumparan primer dengan tegangan baterai menghasilkan aliran arus melalui
gulungan primer, yang menginduksi lapangan, sangat besar magnetik intens. Medan magnet ini tetap
selama arus dan titik tetap tertutup.
Sebagai distributor berputar cam, poin didorong terpisah, melanggar sirkuit primer dan
menghentikan aliran arus. Mengganggu aliran arus primer menyebabkan medan magnet runtuh.
Sama seperti arus yang mengalir melalui kawat menghasilkan medan magnet, medan magnet
bergerak melintasi kawat akan menghasilkan arus. Sebagai runtuh medan magnet, garis-garis gaya
salib belitan sekunder, mendorong arus di dalamnya. Karena terdapat banyak berubah lebih dari
kawat pada gulungan sekunder, tegangan dari gulungan primer diperbesar cukup sampai 40.000 volt.
Tegangan dari gulungan kumparan sekunder mengalir melalui kumparan memimpin tegangan
tinggi ke pusat distributor cap, dimana didistribusikan oleh rotor ke salah satu terminal luar di tutup.
Dari sana, mengalir melalui spark plug mengarah ke busi. Proses ini terjadi dalam sepersekian detik
dan diulang setiap kali membuka dan menutup poin, yang sampai 1500 kali per menit dalam mesin 4-
silinder di siaga.
Untuk mencegah tegangan tinggi dari pembakaran titik, kondensor dipasang di sirkuit. Hal ini
menyerap beberapa kekuatan gelombang arus listrik yang terjadi selama runtuhnya medan magnet.
kondensor ini terdiri dari beberapa lapisan aluminium foil dipisahkan oleh isolasi. Lapisan foil ini
mampu menyimpan listrik, membuat gelombang listrik dari kondensor.
Tegangan terjadi setelah poin terbuka mungkin mencapai 250 volt karena jumlah energi
tersimpan di gulungan primer dan medan magnet berikutnya. Sebuah kondensor yang cacat tidak
akan menyerap getaran dari aliran yang bergerak cepat ketika aliran listrik terbuka dan arus dapat
memaksa jalan di seluruh perbedaan titik, menyebabkan percikan dan pembakaran.
Distributorless sistem pengapian
Cara kerja sistem pengapian distributorless. Busi dibakar langsung dari gulungan. Waktu
percikan dikendalikan oleh Ignition Control Unit (ICU) dan Engine Control Unit (ECU). Sistem
pengapian distributorless memiliki satu coil per silinder, atau satu kumparan untuk setiap pasangan
silinder.
Sistem ini menggunakan satu coil pengapian per dua silinder. Jenis sistem ini sering dikenal
sebagai sisa percikan metode distribusi. Dalam sistem ini, setiap silinder dipasangkan dengan lawan
silinder di urutan tembak (biasanya 1-4, 2-3 pada mesin 4-silinder, atau 1-4 2-5, 3-6 pada motor 6
silinder. Ujung-ujung setiap kumparan mengarah sekunder yang melekat pada busi untuk pasangan
berlawanan. Kedua plugs berada di silinder pendamping, silinder yang pada Top Dead Center (TDC)
pada waktu yang sama. Namun, kedua plugs dipasangkan berlawanan dengan ujung siklus mesin 4
stroke. Ketika salah satu plugs berada di TMA pada langkah kompresi, yang lain pada TDC dari
knalpot stroke. Salah satu plugs yang ada di kompresi dikatakan silinder pemroses dan satu di stroke
knalpot, silinder buang. Ketika pembuangan kumparan, baik percikan pada colokan yang sama untuk
menyelesaikan rangkaian seri.
Sejak polaritas gulungan primer dan sekunder yang tetap, satu plug selalu kebakaran di arah
depan dan yang lainnya secara terbalik. Hal ini berbeda dari sistem konvensional menembakkan
semua colokan ke arah yang sama setiap waktu. Karena permintaan energi tambahan, desain coil,
waktu jenuh dan arus utama juga berbeda. Ini desain ulang sistem yang memungkinkan energi yang
lebih tinggi akan tersedia dari gulungan distributorless, lebih dari 40 kilovolt di semua rentang rpm.
Distributorless Ignition (DLI) menggunakan crankshaft sensor magnetik, sensor camshaft
posisi, atau keduanya, untuk menentukan posisi crankshaft dan kecepatan mesin. Sinyal ini dikirimkan
ke modul pengapian atau modul kontrol mesin kontrol yang kemudian memberi energi kumparan yang
sesuai.
Keuntungan dari distributor dalam teori, adalah:
a) Jangka waktu penyesuaian singkat
b) Tidak ada distributor cap dan rotor
c) Tidak ada bagian yang bergerak untuk aus
d) Tidak distributor untuk mengakumulasi kelembaban dan menyebabkan masalah mulai
e) Distributor Tidak untuk drive sehingga memberikan drag mesin kurang
Komponen utama dari pengapian distributorless pada taruna oxxy 2005 adalah:
ECU atau Engine Control Unit
ICU atau Unit Ignition Control
Device Memicu Magnetik seperti crankshaft Posisi Sensor dan Camshaft Position Sensor
Coil Paket
waktu pengapian adalah pengukuran, dalam derajat rotasi poros engkol, dari titik di mana
percikan api busi di setiap silinder. Hal ini diukur dalam derajat sebelum atau setelah Top Dead Center
(TDC) dari stroke kompresi. Karena membutuhkan sepersekian detik untuk busi untuk menyalakan
campuran di dalam silinder, busi memercikan api sedikit sebelum piston mencapai TMA. Jika tidak,
campuran tidak akan benar-benar tersulut sebagai piston melewati TMA dan kekuatan penuh ledakan
itu tidak akan digunakan oleh mesin. Pengapian waktu pada banyak kendaraan saat ini dikendalikan
oleh komputer kontrol mesin dan tidak disesuaikan. Namun waktu tersebut dapat dibaca
menggunakan alat scan tersambung ke konektor data link.
Pengukuran waktu diberikan dalam derajat perputaran poros engkol sebelum piston mencapai
TMA (BTDC). Jika pengaturan untuk pengapian 5 ° BTDC, busi harus api 5 ° sebelum piston mencapai
TMA masing-masing. Ini hanya berlaku, namun, ketika mesin berada pada kecepatan idle. Dengan
meningkatnya kecepatan mesin, piston lebih cepat. Busi harus membakar bahan bakar lebih cepat
jika harus benar-benar tersulut ketika piston mencapai TMA. Untuk melakukan ini, distributor memiliki
berbagai sarana memajukan percikan waktu dengan meningkatnya kecepatan mesin.
Jika pengapian diatur terlalu jauh maju (BTDC), kunci kontak dan perluasan bahan bakar
dalam silinder akan terjadi terlalu cepat dan cenderung memaksa piston ke bawah ketika masih
melakukan perjalanan. Hal ini menyebabkan ping mesin. Jika pengapian percikan diatur terlalu jauh
terbelakang, setelah TMA (ATDC), piston akan telah melewati TMA dan mulai dalam perjalanan turun
saat bahan bakar dinyalakan. Hal ini akan menyebabkan piston dipaksa turun untuk hanya sebagian
dari perjalanan nya. Hal ini akan mengakibatkan performa mesin yang buruk dan kurangnya
power/usaha.
Popular
Tags
Archives
SISTEM PENGAPIAN
I. Pendahuluan Fungsi sistem pengapian pada motor bensin adalah untuk menyalakan campuran udara-
bahan bakar yang t...
MAKALAH MOTOR BENSIN
MOTOR BENSIN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem bahan bakar dalam suatu mesin
merupakan suatu sistem yang sangat domin...
MESIN LAS
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara menca...
TIME
VISITOR
FANS PAGE
BLOGGER KALENDER
CATEGORIES
materi
Media Pembelajaran
Mesin
Mesin Perkakas
Motor Bensin
Motor Diesel
Pengertian motor bakar
Pengertian teknik Otomotif
Teknik Mesin
Berita Terkini
« »
« »
« »
Get this widget
Pengikut
Copyright © 2012 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN | Powered by Blogger
Design by Web2feel | Blogger Template by NewBloggerThemes.com