Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM CT-SCAN LANJUT

CT – SCAN KEPALA TANPA KONTRAS

Oleh :

Indah Dwy Wahyuning Tyas

151610383022

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RADIOLOGI


PENCITRAAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Mampu menyiapkan data gambar yang akan dilakukan post-processing
2. Mampu melaksanakan post-processing CT Scan MSK (muskulo skeletal)
regio femur
3. Mampu membuat print gambar CT – Scan MSK regio femur dengan
menggunakan berbagai media
4. Mampu menyajikan gambaran CT – Scan setelah melakukan post-
processing

1.2 Waktu dan Tempat


Waktu : Rabu, 14 Agustus 2019
Pukul : 10.00 – 11.30
Tempat : Lab. Komputer 201 Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

1.3 Landasan Teori


1.3.1 Anatomi Femur

Otak Femur, tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, dan


meneruskan berat tubuh dari os coxae kepada tibia sewaktu kita
berdiri. Ujung proksimal femur terdiri dari sebuah caput femoris,
collum femoris dan dua trochanter dimana ada throchanter major dan
trochanter minor. (Brunner and Suddarth. 2002).
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal
berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan
tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang
disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh
garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle
lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta
permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat
fossa intercondylar. (Frank H. 2011)
Adapun Arteri pada femur yang disebut arteri femoralis yang
merupakan lanjutan dari a.iliaca externa setelah arteri ini melewati
tepi caudal ligamentum inguinale. Arteria iliaca commucis setinggi
articulus lumbosacralis membentuk bifurcatio menjadi arteri iliaca
interna (= A. hypogastrica) dan arteri iliaca externa. A.iliaca externa
menuju ke bagian pertengahan ligamentum inguinale, berjalan
melalui lacuna vasorum sebagai arteri femoralis, yang berada di
sebelah lateral dari vena femoralis. (Frank H. 2011)
1.3.2 Indikasi pemeriksaan
1. Trauma (Fraktur)
Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi
antara ujung permukaan articular caput femur dan regio
interthrocanter dimana collum femur merupakan bagian terlemah
dari femur. Secara umum fraktur collum femur merupakan fraktur
intrakapsular dimana suplai pembuluh darah arterial ke lokasi
fraktur dan caput femur terganggu dan dapat menghambat proses
penyembuhan. Pembuluh yang memiliki risiko tinggi terkena
adalah cabang cervical ascenden lateralis dari arteri sircumflexa
femoralis medialis. Aliran darah yang terganggu dapat
meningkatkan risiko nonunion pada lokasi fraktur dan
memungkinkan terjadinya nekrosis avaskular pada caput femur.
Berdasarkan lokasi anatomisnya fraktur collum femoris
dapat dibedakan menjadi:

1. Fraktur Intrakapsular
Fraktur intrakapsular atau fraktur femur proksimal
merupakan suatu keadaan dimana pembuluh darah pada bagian
proksimal femur terganggu sehingga menyebabkan penyatuan
kembali atau union pada fraktur terhambat. Fraktur intrakapsular
sendiri dapat dibagi berdasarkan daerah collum femur yang dilalui
oleh garis fraktur menjadi: fraktur subkapital. Fraktur subkapital
terjadi apabila garis fraktur yang melewati collum femur berada
tepat di bawah caput femur, fraktur transervikal terjadi apabila
garis fraktur melewati setengah atau pertengahan collum femur.
Fraktur subkapital dan transervikal biasanya dapat mengakibatkan
terganggunya aliran darah pada caput femur sehingga biasanya
tatalaksana pada fraktur ini adalah penggantian caput femur,
fraktur basiliar terjadi apabila garis fraktur melewati bagian basis
collum femur. Fraktur pada daerah ini tidak mengganggu
vaskularisasi caput femur sehingga biasanya tidak perlu dilakukan
penggantian caput femur.
2. Fraktur Ekstrakapsular
Fraktur ekstrakapsular meliputi fraktur yang terjadi pada
daerah intertrochanter dan daerah subtrochanter.
a. Fraktur intertrochanter terjadi apabila garis fraktur
melintang dari trochanter mayor ke trochanter minor.
Kemungkinan penyatuan pada fraktur ini lebih besar dibandingkan
dengan fraktur jenis intrakapsular dan kemungkinan komplikasinya
juga lebih kecil.
b. Fraktur subtrochanter terjadi apabila fraktur terjadi di
sebelah bawah dari trochanter. Perdarahan yang mungkin terjadi
pada fraktur ini cenderung lebih hebat dibandingkan dengan fraktur
collum femur lainnya karena banyaknya anastomosis cabang arteri
femoral medial dan lateral di area subtrochanter.
3. Non Trauma (Infeksi, Tumor)

1.3.3 Persiapan Pasien


1. Pasien yang non kooperatif, gelisah, diberikan sedari agar tenang
2. Asesoris pasien yang dapat menimbulkan artefak harus dilepas

1.3.4 Prosedur Pemeriksaan


1. Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan
posisi kaki dekat dengan gantry (feet first) dengan kaki di internal
rotationkan.
2. Parameter Pemeriksaan :
Scout : AP dan Lateral
Range : Caput femur-1/3 os femur
Window width : 1500
Window level : 300
Tube Voltage/mA : 120kV/ 200
Rotation Time (s) : 0,75 s
Pitch : 0,6
Slice Thickness : 0,8 mm
Increment : Overlapping
3. Pengolahan Gambar
 Mengolah data menjadi gambaran axial, coronal, dan
sagital.
 MPR dan VR untuk trauma.
 MPR, MIP, dan VR untuk non trauma.
BAB II

METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
1. Laptop
2. File berisi hasil pemeriksaan pasien
3. Modul
4. Aplikasi Radiant Dicom Viewer
2.2 Tata Laksana Praktikum
1. Buka aplikasi Radiant Dicom Viewer
2. Pilih menu scan folder
3. Pilih data CT-Scan Femur
4. Tunggu data masuk ke aplikasi
5. Pilih menu MPR
a. Buat irisan axial
b. Buat irisan coronal
c. Buat irisan sagital
6. Volume Rendering
a. Buat tampilan dari AP
b. Buat tampilan dari Lateral
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


A. Filming
3.2 Analisa Hasil
Pada praktikum kali ini membahasan tentang post processing dari
pemeriksaan CT-Scan Kepala tanpa Kontras. Post processing dilakukan
setelah scanning pada pasien selesai. Sedangkan pada praktikum ini post
processing dilakukan pada aplikasi radiant dicom yang dapat di instal ditiap-
tiap laptop. Bahan yang digunakan untuk praktikum adalah laptop serta data
hasil scanning CT-Scan kepala sehingga dapat dilakukan rekonstruksi. Dari
data yang didapat, pada praktikum kali ini dilakukan post processing pada
hasil pemeriksaan pasien Mr. S yang berusia 55 tahun. Data tersebut
merupakan data CT-Scan kepala non kontras yang kemudia dilakukan post
processing dengan menggunakan Window Width dan Window Level yang
normal yaitu 40 dan 60. Slice thinknes yang digunakan adalah 5mm. dari hasil
post processing tersebut dapat dievaluasi bagian-bagian dari kepala, mulai soft
tissue hingga tulang yang menyusun kepala, dengan begitu hasil ini dapat
membantu dokter dalam menegakkan diagnostic untuk pasien. Pada praktikum
ini dilakukan dua kali film. Yang pertama adala volume rendering dan yang
kedua adalah MPR. Pada beberapa pemeriksaan MPR digunakan untuk
evaluasi stroke sedangkan Volume Rendering digunakan untuk trauma
evaluasi trauma.
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
 Didalam evaluasi pada post prosessing dapat dilakukan
rekontruksi MPR dan Vr pada aplikasi Radian Dicom
 CT-Scan Kepala dapat dapat memperlihatkan ventrikel, sinus,
hypothalamus, thalamus, EAM, cerebullum, pons, corpus calosum,
gray matter, petrous ridge, sphenoid sinus, frontal sinus, dan
mastoids cells.
 Teknik pemotongan ct kepala axial adalah garis lurus antara orbita
dengan meatus acusticus externus
 Pada modalitas CT-Scan dapat terlihat jelas dan baik untuk
menvisualisasikan soft tissue dan tulang namun sedikit tidak di
rekoemdasikan untuk pembuluh darah kecuali dengan
pemeriksaan khusus. Selain itu kita dapat memainkan WW dan
WL sesuai dengan kebutuhan
1.2 Saran
 Diperlukan ketelitian khusus saat melakukan post processing CT-
Sinus agar dapat mengevaluasi rongga-rongga yang ada
 Dalam melakukan pengolahan post processing diperlukan
kesabaran extra dikarenakan saat post processing di aplikasi tidak
tersedia menu undo, dengan begitu saat kesalahan terjadi kita harus
mengulang
 Mahasiswa harus mengerti teknik rekontruksi gambar di dalam
aplikasi radiant dicom.
DAFTAR PUSTAKA

Feigin, V., 2006 ; stroke ; PT Buana Ilmu Populer, Jakarta.


Ganong, William F, 2003. Fisiologi Saraf & Sel Otot. Dalam H. M.
Djauhari Widjajakusumah: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta:
EGC.Hal.49
Moir D, Rickert WS, Levasseur G, LaroseY, Maertens R, White P, et al.
Comparison of Mainstream and Sidestream Marijuana and Tobacco Cigarette
Smoke Produced under Two Machine Smoking Conditions.Chem. Res.
Toxicol.2008
Noback,R.Charles. The Human Nervous System - Structure and Function
6th ed. . Humana Press; 2005
Purves. 2004 . Neuroscience: Third Edition. Massachusetts, Sinauer
Associates,Inc. http://id.wikipedia.org/wiki/Refleks. January 5th 2010. Diakses
pada 3 maret 2019,pukul 02.30

Anda mungkin juga menyukai