Tema Meterial
Tema Meterial
PERTEMUAN II
KONSEP MATERIALITAS
PADA KEILMUAN DESAIN INTERIOR
Team Teaching Pengetahuan Bahan dan Proses 2019
KONSEP
MATERIALITAS
Konsep yang menerangkan tentang penggunaan dan terapan
berbagai bahan atau zat dalam medium bangunan.
1
2/9/2019
1. topologi
2. morfologi
3. sustainability
4. materialitas
5. habitat, dan
6. civic form
2
2/9/2019
3
2/9/2019
BAHAN/ MATERIAL
DIBAGI BERDASARKAN
CARA
PENGGUNAANNYA SIFATNYA
TERJADINYA
DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN
AGAR MENGHASILKAN
DESAIN
KUAT
TEPAT GUNA
BERESTETIKA
TINGGI
4
2/9/2019
MENURUT TERJADINYA
1. Bahan Alami
Merupakan bahan yang didapat langsung dari alam. Biasanya digunakan sebagai bahan
baku dalam proyek interior tanpa merubah fisiknya, namun tetap memerlukan
penyesuaian dalam pengolahan di pabrik/ pengrajin agar menghasilkan ukuran, bentuk,
warna dan persyaratan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan desain.
2. Bahan Buatan
Merupakan produk yang dibuat dengan cara diolah terlebih dahulu di mana setelah
menjadi bentuk olahan, bahan bakunya tidak dapat dikenali lagi. Seiring berkembangnya
teknologi dengan sangat pesat, saat ini bahkan hasil pengolahan secara industri di pabrik
dapat menghasilkan sebuah bahan yang bentuk, corak dan warnanya sangat beragam.
5
2/9/2019
MENURUT PENGGUNAANNYA
Penggolongan bahan dapat dilihat dari berbagai segi. Namun, dalam ilmu desain
interior yang lazim dilakukan adalah dengan cara menggolongan jenis material dari
segi fungsinya. Fungsi tersebut dapat dibagi sesuai dengan elemen/ cakupan yang
menjadi wilayah kerja desain interior. Biasanya, sebuah bahan dapat digolongkan
menjadi beberapa kategori, yaitu:
MENURUT SIFATNYA
1. Bersifat Fisik
Sifat ini biasanya berkaitan dengan keadaan dalam sebuah bahan yang menyangkut
kekuatannya. Misalnya kuat terhadap gaya tekan, kuat terhadap gaya tarik dll. Setiap
material memiliki sifat fisik yang berbeda-beda di mana seringkali sifat ini menjadi
sebuah ciri khas.
Contoh: Kayu alami dikenal kuat dan indah, plastik dikenal lentur.
6
2/9/2019
2. Sifat Kimia
Sifat ini biasanya berkaitan dengan reaksi dari material terhadap kejadian yang bersifat
kimiawi. Misal, sebuah material tahan terhadap cairan sedangkan yang lainnya tidak.
Contoh: Aluminium dinilai kuat terhadap zat cair dan perubahan suhu jika
dibandingkan dengan besi yang bisa dengan cepat terkena korosi.
Artinya, Aluminium adalah material kuat jika dilihat dari sifat kimianya, sedangkan besi
sebaliknya.
PERSYARATAN DESAIN
Setiap karya desain selalu memiliki acuan keberhasilan. Dalam ilmu desain interior,
sebuah karya dapat dikatakan berhasil jika bisa memenuhi 3 aspek yaitu:
1. kuat,
2. tepat guna
3. memiliki nilai estetika yang baik.
Sebuah bahan dapat menjadi hal yang sangat vital bagi keberhasilan sebuah proyek.
Pasalnya, keberhasilan desain dapat terjadi ketika seorang desainer dapat memilih
bahan/material yang paling tepat untuk dipakai dalam desain yang dia buat.
Maka dari itu, pengetahuan akan faktor teknis dan non-teknis dalam pemilihan sebuah
bahan pun perlu menjadi pertimbangan.
7
2/9/2019
1. Faktor Teknis
Material yang bagus, mahal dan kuat tidak akan menghasilkan bangunan
sebaik yang diinginkan, apabila teknis pengerjaanya tidak benar atau tidak tepat.
Pengerjaan yang benar dan tepat harus didukung oleh tenaga dan alat kerja
yang sesuai.
2. Faktor Non-teknis
Faktor non teknis yang dihadapi dalam hal memilih material bangunan; misalnya
adalah sosial-budaya, sosial politik., ekonomi, dll.
Faktor lainnya adalah faktor sosial ekonomi. Dalam hal ini, memilih material
ditentukan oleh keadaan ekonomi atau pertimbangan-pertimbangan
ekonomis. Misalnya kemampuan orang untuk membeli material, rencana
penggunaan bangunan (untuk dipakai sendiri, disewakan, dijual dan sebagainya)
rencana umur bangunan (sementara, permanen dan sebagainya).
8
2/9/2019
Faktor lain yang berpengaruh juga faktor sosial politik. Dalam hal ini, istilah yang
tepat barangkali adalah “policy” pemerintah mungkin
saja menentukan kebijakan-kebijakan (langsung atau tidak) berhubungan dengan
material bangunan. Misalnya larangan membuat kapur dari karang laut.
1. Kesesuaian Fungsi
Fungsi dapat diartikan sebagai “guna” (peruntukan), yaitu maksud dari menjawab
pertanyaan “untuk apa sebuah desain dibuat?”
Dalam ilmu desain, dikenal istilah “Form follow Function” atau bentuk mengikuti fungsi,
pertama kali diperkenalkan oleh Louis Sullivan (1896).
Ia mengatakan bahwa bentuk adalah akibat dari perwadahan fungsi, suatu konsekuensi
terstruktur dari hadirnya fungsi yang merupakan gambar dari kegiatan dimana kegiatan
tersebut membutuhkan ruang untuk keberlangsungannya.
Bentuk mengikuti fungsi adalah salah satu persepsi / teori arsitektur yang paling modern
di era arsitektur modern.
9
2/9/2019
Karakter ruang
Tujuan ini biasanya berhubungan erat dengan pemilihan material dan kemudahan dalam
perawatan (durability and maintenance)
3. Estetika
Secara umum, estetika berarti keindahan atau sesuatu yang menimbulkan kesan
kenikmatan visual dalam desain. Dalam hal estetika ini, dikenal dengan adanya
kaidah-kaidah estetika, yang dapat dilihat secara terpisah atau bersamaan dengan lainnya;
Sehingga menghasilkan tampilan yang estetik, yang dalam skala besar menghasilkan sebuah
kesan misalnya: rasa kagum, takjub dan respek.
10
2/9/2019
Simetri/ kesejajaran
Hierarki/ kontras
Repetisi/ irama
SIMETRI SIMETRI
AXIS
KONTRAS
KONTRAS
11
2/9/2019
REPETISI
12
2/9/2019
Hubungan antar ruang memerlukan suatu prinsip penataan yang disebut hirarki ruang.
Hirarki ruang adalah suatu prinsip yang berdasarkan pendapat bahwa setiap ruang di
dalam rumah tinggal mempunyai tingkatan hirarki. Hirarki disini adalah tingkatan
dalam hal ke privasi-an. Semakin tinggi ruang dalam tingkatan ke privasian, semakin
terbatas akses bagi orang lain untuk memasukinya. Hirarki ruang bersifat universal ,
berlaku dimana-mana. Di perkotaan maupun di desa, dimanapun manusia membentuk
kelompok masyarakat.
13
2/9/2019
14
2/9/2019
KESIMPULAN
Pertimbangan Pemilihan Material Berdasarkan Konsep Materialitas
Dapat Mempengaruhi:
15
2/9/2019
16
2/9/2019
Konsep Mebel
17
2/9/2019
TERIMA KASIH
18