Anda di halaman 1dari 10

1.

Tes Fonetik

Tes fonetik adalah metode yang paling efisien untuk mengendalikan dimensi
vertikal.Selama tes fonetik tidak diterapkan, dimensi vertikal seharusnya tidak dianggap benar.
Antaranya adalah metode fonetik yang dianjurkan oleh Silverman. Metode ini juga dikenali
sebagai “jarak bicara terkecil (closest speaking space)” dimana garis oklusi pasien ditentukan
terlebih dahulu. Kemudian pasien disuruh mengucapkan “yess” dan posisi gigi saat pengucapan
dipertahankan dan ditandai. Jarak antara garis oklusi dan garis saat pengucapan “yess” adalah jarak
bicara terkecil. Jarak bicara terkecil yang normal adalah sekitar 1- 1,5 mm. Jarak bicara yang
melebihi 1,5 mm menunjukan dimensi vertikal rendah. Jarak bicara yang kurang dari 1 mm
menunjukan dimensi vertikal tinggi.

Gbr.3.12. Ketika pengucapan “s, t, sh” posisi lidah dengan gigi tiruan atas
Jika gigi bersentuhan, maka tidak ada ruang interoklusal yang cukup selama berbicara, dan
akan sangat penting untuk mengurangi dimensi vertikal. Tes fonetik lainnya yang penting dalam
menentukan dimensi vertikal oklusal adalah :

1. Membuat pasien mengucapkan "s, s, s, s" dengan cepat, gigi anterior dan posterior
diperiksa. Kemudian mengamati pasien selama percakapan normal. Pasien juga
dapat membaca dari majalah atau buku.
2. Overlap vertikal dan horizontal gigi anterior dapat diuji dengan meminta pasien
mengatakan kata “jury”, “jerry". Jika ada jarak yang tidak cukup, gigi bawah akan
bertabrakan dengan gigi atas.
3. Dokter gigi harus memastikan bahwa lidah menutupi jarak interoklusal dengan
gerakan ke depan, dengan meminta pasien mengucapkan kata-kata yang dimulai
dengan "D '" (Gbr. 3.13).

Gbr. 3.13. Ketika pengucapan “t” dan “d” posisi lidah dengan gigi tiruan atas

4. Membuat pasien mengulangi huruf "m" dengan cepat, dokter gigi harus yakin
bahwa rahang bawah tetap stabil dan hanya bibir yang bergerak. Selama tes ini,
kata "Mississippi" atau "Emma" dapat digunakan.
2. estetik

1. Penampilan Bibir dalam Posisi Istirahat

Panjang bibir atas meningkat dengan bertambahnya usia dan setelah pencabutan gigi. Gigi
insisivus atas akan berada sejajar atau yang lebih tinggi dari bibir atas (Gambar 3.27 dan 3.28).

Gbr.3.27 dan 3.28. Setelah pencabutan gigi dan dengan bertambahnya umur,
meningkatnya panjang bibir atas.

Untuk melihat apakah posisi gigi sudah benar, posisi bibir pada dasarnya harus diperiksa
dari dua aspek, yaitu lateral dan frontal. Ketika gigitiruan dimasukkan ke dalam mulut, filtrum
bibir harus menutupi sedikit lubang, tepi filtrum harus menonjol, dan bibir harus sedikit rata
terhadap sudut mulut. Perataan ini harus diakhiri dalam alur nasolabial. Alur nasolabial tidak boleh
berubah bentuk dan harus menonjol, memisahkan bibir dan pipi (Gbr. 3.29a-d). Sepertiga gigi
insisivus bawah harus menyentuh permukaan bagian dalam bibir bawah, dan permukaan luar
semua gigi insisivus harus membuat kurva bulat.
Gbr. 3.29. (a,b) tampak depan dari sulkus nasolabial, filtrum, dan bibir. (a) sebelum memakai
gigi tiruan, (b) setelah memakai gigi tiruan, (c) tampak samping dari sulkus nasolabial sebelum
memakai giig tiruan, (d) tampak samping setelah memakai gigi tiruan

2. Memeriksa Garis Senyum

Garis senyum adalah salah satu faktor terpenting estetika. Dalam posisi tersenyum, bibir
bawah menciptakan kurva yang bagus yang dikenal sebagai garis senyum. Kurva ini dapat
digunakan sebagai panduan untuk penyusunan gigi anterior atas. Ketika pasien tersenyum,
ekspresi yang baik terjadi jika tepi insisal gigi atas mengikuti garis bibir bawah. Tepi gigi insisivus
atas harus sejajar dengan bibir bawah, juga saat tersenyum. Jika adaptasi ini tidak dilengkapi atau
terjadi kontur terbalik, garis yang dibuat oleh bibir bawah ketika tersenyum tidak akan serasi
dengan tepi insisal gigi, dan situasi ini akan membuat penampilan yang tidak menyenangkan.
Kontur terbalik biasanya akan memberikan tampilan gigi tiruan buatan. Posisi vertikal kaninus
atas efektif dalam pembentukan garis senyum. Garis senyum akan lebih sejajar dengan bibir bawah
jika tepi gigi kaninus diposisikan sedikit lebih pendek daripada gigi insisivus (Gbr. 3.43a-f).
Gbr. 3.43. (a) penentuan estetik dari garis senyum. (b-e) kontrol untuk menentukan
estetik dari garis senyum. (f) garis senyum yang tercapai sebagai hasil dari kontrol

Sebagian besar pasien menginginkan gigi anterior atas yang lebih besar dan lebih terlihat
selama tersenyum (Gbr. 3.44a-c). Orientasi vertikal gigi anterior bawah adalah panduan yang lebih
baik daripada gigi atas. Ketika mulut sedikit terbuka, ujung gigi kaninus mandibula dan cusp bukal
dari gigi premolar pertama diposisikan pada sudut mulut setinggi bibir bawah (Gbr. 3.45). Harus
diperhitungkan bahwa posisi vertikal gigi tidak terbentuk dengan benar jika gigi tiruan anterior
diposisikan di bawah atau di atas sudut mulut. Jika gigi bawah melebihi batas bibir pada sudut
mulut, gigi anterior akan tumpang tindih yang berlebihan, tingkat bidang oklusi tinggi, atau
dimensi vertikal tinggi (Gbr. 3.46). Jika gigi bawah di bawah garis bibir, maka sebaliknya. Jika
bentuk garis senyum terbalik, estetika akan terganggu.
Gbr. 3.45. Hubungan antara
bibir bawah dan gigi anterior
bawah

Gbr. 3.46. Penyusunan gigi


anterior bawah lebih tinggi dari
bibir bawah
Gbr. 3.44. (a-c) garis senyum,
diatur sesuai permintaan pasien

Beberapa modifikasi dapat dilakukan selama penyusunan gigi untuk meningkatkan


penampilan alami gigi tiruan. Akan lebih alami ketika tepi insisal dari insisivus lateral diposisikan
lebih tinggi daripada insisivus sentral dan kaninus. Jika satu insisivus sentral diposisikan lebih
labial atau lingual daripada insisivus sentral lainnya, atau dua insisivus sentral di rotasi secara
mesial dan diposisikan di anterior, penampilan yang lebih alami akan terlihat. Mengikis tepi insisal
gigi insisivus akan memberikan kesan gigi yang aus. Ini akan memberikan penampilan yang lebih
alami jika satu atau dua gigi insisivus lateral diposisikan lebih lingual gigi sebelahnya dan
permukaan mesial gigi kaninus ditempatkan pada permukaan distal gigi insisivus lateral (Gbr.
3.48a-d).

Gbr. 3.48. Untuk meningkatkan penampilan gigi tiruan yang alami, modifikasi dapat
dilakukan selama penyusunan gigi
3. Warna anasir gigi tiruan

Hue, saturation, brilliance, dan translusensi adalah parameter yang digunakan

untuk memilih warna gigi tiruan yang sesuai.

a. Hue (warna)

Hue adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna
yang lain. Warna gigi biasanya berada dalam kisaran kuning dan kuning-merah. Seiring
bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik serta
pengaruh lainya. Oleh karena itu, hue anasir gigi tiruan yang dipilih harus disesuaikan dengan usia
pasien untuk menghasilkan penampilan yang alami.

b. Saturation

Saturation adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang kuat dengan
yang lemah. Tingkat saturation gigi tiruan bergantung pada ketebalan material gigi tiruan tersebut.
Semakin tebal material, maka efek warnanya akan semakin intens.

c. Brilliance

Brilliance adalah kecerahan atau kegelapan sesuatu obyek. Seseorang yang berkulit cerah
secara umumnya memiliki gigi dengan warna yang cerah dan kurang jenuh, maka gigi tampil cerah
sesuai dengan warna kulit. Seseorang yang berkulit gelap biasanya memiliki gigi yang berwarna
gelap sesuai dengan warna kulit wajah. Oleh karena itu, gigi tiruan harus dipilih sesuai dengan
warna kulit wajah pasien untuk menghasilkan penampilan yang lebih alami. Selain warna kulit,
usia juga mempengaruhi brilliance anasir gigi tiruan. Pasien muda mempunyai gigi yang lebih
cerah dengan warna pulpa dapat dilihat melalui enamel yang translusen yang sedangkan pasien
tua mempunyai gigi yang lebih gelap dan opak karena deposisi dentin sekunder dan reduksi
ukuran kamar pulpa. Gigi pasien tua juga biasanya kelihatan bercak coklat yang disebabkan oleh
penumpukan stein akibat dentin yang terekspos.

d. Translusensi

Translusensi adalah sifat obyek yang membenarkan cahaya melewatinya tanpa


menghasilkan gambaran yang nyata. Translusensi merupakan representasi 3 dimensi dari
brilliance. Translusensi yang tinggi cenderung menunjukkan brillianceyang rendah sehingga
cahaya dapat melewatinya. Sedangkan gigi yang tampilannya opak menunjukkan translusensi
yang rendah dan sedikit menyerap cahaya.

4. Ukuran anasir gigi tiruan

Ukuran anasir gigi tidak hanya berhubungan dengan estetis dental tetapi juga dengan
estetis facial. Sementara ukuran gigi harus proporsional antara satu sama lain, ukuran gigi juga
harus proporsional dengan ukuran wajah karena variasi kasar ukuran gigi terhadap ukuran wajah
berdampak buruk terhadap estetis optimal. Selain ukuran wajah, panjang bibir, ukuran dan relasi
lengkung rahang, serta jenis kelamin juga menjadi faktor yang mempengaruhi ukuran gigi tiruan.

a. Ukuran anasir gigi tiruan anterior

• Panjang

Pada kondisi normal, servikal gigi anterior bertumpang tindih dengan ridge anterior secara
servikal sebanyak 2-3mm. Ujung insisal gigi insisivus rahang bawah kelihatan di bawah
posisi istirahat bibir.

• Lebar

Lebar gigi diukur dengan membuat tanda di sudut mulut pada oklusal rim dan bagian distal
kaninus maksila dapat diindikasikan melalui tanda yang dibuat pada oklusal rim atas di
bagian sudut mulut. Jarak antara tanda-tanda tersebut diukur dari bagian labial oklusal rim.
Lebar gigi anterior disusun mengikut lebar yang diindikasi oleh oklusal rim.

b. Ukuran anasir gigi tiruan posterior

Ukuran anasir gigi tiruan posterior terbagi menjadi tiga:

- Lebar Bukolingual

Lebar bukolingual gigi tiruan harus lebih kecil daripada lebar gigi asli yang akan diganti.
Gigi tiruan yang terlalu lebar dibagian bukolingual akan menyebabkan pembentukan
permukaan poles dalam arah salah sehingga sayap gigi tiruan dibagian bukal dan lingual
melekuk ke bagian oklusal. Hal ini akan menyebabkan penampilan pasien kelihatan tidak
alami.

- Lebar mesiodistal

Lebar mesiodistal gigi posterior ditentukan dengan daerah edentulus di antara distal kuspid
rahang bawah dan daerah menonjol rahang bawah. Setelah semua keenam gigi rahang
bawah anterior diposisikan di posisi yang benar, tanda dibuat pada puncak ridge rahang
bawah yaitu di bagian anterior retromolar pad. Tanda ini mengindikasikan jarak maksimum
yang dapat dicapai oleh gigi tiruan posterior yang akan disusun.

- Panjang vertikal permukaan bukal

Gigi tiruan posterior harus dipilih sesuai dengan spasi antara lengkung rahang dan panjang
total gigi anterior. Panjang gigi premolar pertama rahang atas harus sesuai dengan panjang
gigi kaninus rahang atas untuk mecapai nilai estetis yang optimal.

3. Penyusunan anasir gigi tiruan

Kesalahan dalam penyusunan gigi tiruan merupakan kesalahan yang sangat parah dan
paling sering terjadi dalam proses pembuatan GTP. Apabila kompleks otot fasialis yang
terlibat dalam ekspresi wajah tidak berada di posisi fisiologis antara gigi tiruan dan basis
gigi tiruan maka wajah pasien akan kelihatan lebih tua. Hal ini juga dikenali sebagai
“denture look” yang paling sering terjadi pada pemakai GTP yang padat. Sudut mulut
kelihatan menurun, border vermilion bibir hilang, nasolabial melipat ke dalam, dan
terbentuk keriput di atas bibir atas.

Nallaswamy,deepak (2003). Textbook off prosthodontic. India. Jaypee Brothers Medical


Publishers (P)

Anda mungkin juga menyukai