Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Definisi
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada
tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang 4 karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).
Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif
tentang penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan
ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku
menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti visual
menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan perawatan diri
dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain. Pada akhirnya reaksi
negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi untuk
meningkatkan isolasi sosial. (Wald & Alvaro, 2004).
Gangguan citra tubuh adalah keadaaan dimana seseorang mengalami atau
beresiko mengalami gangguan dalam pencerapan diri seseorang (Carpenito-Moyet,
2009). Gangguan ini biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang
penampilan fisik mereka. Gangguan citra tubuh ini, misalnya dialami oleh seseorang
wanita selama masa kehamilan. Ketidakpuasan tubuh, berfokus pada “Membangun
tubuh” dan sering di operasionalkan sebagai perbedaan antara sosok ideal dan sosok
nyata diri saat ini.

B. Perkembangan Citra Tubuh Positif


Pada anak, misalnya persepektif sekarang dan masa lalu klien tentang
tubuhnya, fungsi fisiologis, pematangan perkembangan, dan tanggapan dari orang lain
mempengaruhi perkembangan citra tubuh. Masa remaja mungkin adalah periode kritis
pembangunan untuk pembentukan citra tubuh karena perubahan pubertas memaksa
perubahan citra tubuh remaja sebagai tambahan informasi, perkembangan citra tubuh
positif menurut usia dipetakan dibawah ini.
USIA PERKEMBANGAN
Usia lahir- 1 tahun a. Belajar untuk menoleransi frustasi
kecil
b. Belajar untuk percaya

Page 1
1-3 tahun a. Belajar menyukai tubuh
b. Mempelajari penguasaan:
- keterampilan motoric
- kemampuan bahasa
- pelatihan usus
3-6 tahun a. belajar inisiatif
b. belajar mengenai sex typing (anak
menyadari gendernya dan berperan
sesuai dengan nilai dan atribut
tersebut)
c. mengidentifikasi dengan parenting
model
d. meningkatkan keterampilan,
motoric, bahasa

6-12 tahun a. mengembangkan ketekunan


b. memiliki identifikasi peran sex
yang jelas
c. mempelajari interaksi rekan
d. mengembangkan keterampilan
akademik
Remaja a. menetapkan identitas diri dan peran
seksual
b. menggunakan pemikiran abstrak
c. mengembangkan system nilai
pribadi

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala gangguan citra tubuh, (Harnawatiaj, 2008) yaitu :
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh

Page 2
4. Persepsi negatif pada tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi gangguan citra tubuh


Gangguan citra tubuh disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kerusakan atau kehilangan
bagian tubuh; perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh; serta tindakan
pembedahan. Selain itu, gangguan citra tubuh juga dapat disebabkan oleh penyakit,
seperti Splenomegali. Splenomigali merupakan pembesaran organ limpa yang terus
menerus, sehingga mengakibatkan pembesaran abdomen kuadran kiri klien. Kondisi
semacam ini membuat klien tidak puas dengan kondisi tubuhnya.

E. Komponen citra tubuh


Citra tubuh terdiri dari tiga komponen, yaitu realitas tubuh (body reality), ideal tubuh
(body ideal), dan perwujudan tubuh (body presentation), (Price dalam Carpenito-
Moyet, 200
9).
1. Realitas tubuh
Pada komponen ini, tubuh seperti itu benar benar ada, dibatasi oleh efek genetika
manusia dan keausan kehidupan di lingkungan luar (seperti yang mungkin
dijelaskan dalam pemeriksaan dokter formal). Hal ini dapat berubah, baik akibat
proses penuaan dan karena kita menggunakan dan menyalahgunakan nya.
Perubahan nyata dalam realitas tubuh dikaitkan dengan trauma, keganasan,
infeksi, dan mal nutrisi.
2. Ideal tubuh
Merupakan gambaran dikepala kita tentang bagaimana kita ingin tubuh kita
terlihat dan tampil. Hal hal yang mempengaruhi ideal tubuh meliputi norma sosial
dan budaya, periklanan, dan perubahan sikap terhadap kebugaran, dan kesehatan.
Perubahan dalam realitas tubuh mengancam ideal tubuh, namun kelainan pada
ideal tubuh (misalnya anoreksia nervosa) juga dapat mempengaruhi ekuilibrium
secara langsung.

Page 3
3. Perwujudan tubuh
Kenyataan tubuh jarang memenuhi standar ideal tubuh. Dalam upaya membuat
keseimbangan ini, penyajian tubuh digunakan. Hal ini adalah tentang bagaimana
tubuh secara harfiah disajikan ke lingkungan luar, seperti cara kita berpakaian,
mempelai pria, berjalan, berbicara, berpose, dan menggunakan alat peraga, seperti
tongkat dan alat bantu dengar. Sama hal nya, kelumpuhan atau kehilangan
anggota tubuh juga mempengaruhi penyajian tubuh.

F. Pathway

Page 4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi. Faktor
predisposisi gangguan citra tubuh terdiri dari tiga : faktor biologis, psikologis, dan
sosial budaya.
a. Faktor Biologis :
Gangguan citra tubuh turut dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor biologis
yang oaling dominan terlihat adalah ketidakpuasan terhadap bentuk dan
ukuran tubuh. Akan tetapi hal ini bukanlah pemicu utama. Bolton 2010
menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kesehatan turut
mempengaruhi citra tubuh seseorang, seperti pada klien penderita penyakit
kronis atau kondisi lain seperti amputasi, stroke, mastektomi, luka bedah,
cidera saraf tulang belakang atau hilangnya bagian/ fungsi tubuh.
b. Faktor Psikologis :
Berkaitan dengan depresi, rendah diri, dan ketidaksempurnaan yang dirasakan
oleh seseorang. Seperti gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai
masyarakat, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak
realistis.
c. Faktor Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya bertentangan
dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan,
kegagalan peran sosial.

2. Faktor Presipitasi
a. Trauma
b. Penyakit, kelainan hormonal
c. Operasi atau pembedahahan
d. Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ; maturasi
e. Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.

Page 5
f. Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ; radioterapi, kemoterapi.

3. Sumber Koping :
a. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
b. Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
c. Bakat tertentu
d. Pekerjaan, penghasilan.
e. Keyakinan diri yang positif.

4. Mekanisme Koping :
a. Konstruktif
1) Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta
nasehat/saran.
2) Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian rewards,
antisipasi.
b. Destruktif
Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.

5. Data Yang Perlu Dikaji


a. Objektif :
1) Hilangnya bagian tubuh.
2) Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
3) Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
4) Menolak melihat bagian tubuh.
5) Menolak menyentuh bagian tubuh.
6) Aktifitas sosial menurun.
b. Subjektif :
1) Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan
hasil operasi.
2) Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
3) Menolak berinteraksi dengan orang lain.
4) Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang
terganggu.
5) Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.

Page 6
6) Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
c. Konsep diri :
Ideal diri : tidak realistis, ambisius
d. Sosial budaya :
1) Nilai budaya yang ada di masyarakat.
2) Nilai budaya yang dianut individu

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul adalah : Gangguan Citra Tubuh (Body
Image, Disturbed)
Pohon masalah gangguan citra tubuh :

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Perubahan bentuk, ukuran, fungsi, serta


kehilangan anggota tubuh

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Perencanaan
Keperawat Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
an (Tuk/Tum)
Gangguan TUM : Pasien 1.1 Bina hubungan saling Kepercayaan diri
citra tubuh Pasien dapat menunjukan percaya dengan pasien merupakan
meningkatkan tanda-tanda mengukapkan prinsip hal yang akan
citra tubuh dan percaya kepada komunikasi terapeutik : memudah perawat
dapat berinteraksi perawat melalui : a. mengucapkan salam dalam melakukan
dengan orang lain a. Ekpresi wajah terapeutik. Sapa pendekatan

Page 7
tanpa terganggu cerah, pasien dengan keperawatan atau
terseyum ramah, baik verbal intervensi
TUK 1 : pasien b. Mau ataupun non-verbal selanjutnya terhadap
dapat membina berkenalan b. berjabat tangan pasein
hubungan saling c. Ada kontak dengan pasien
percaya mata c. perkenalkan diri
d. Bersedia dengan sopan
menceritakan d. tanykan nama
perasaannya lengkap pasien dan
e. Bersedia nama panggilan
mengungkapk yang disukai pasien
an masalah e. jelaskan tujuan
pertemuan
f. membuat kontrak
topik, waktu, dan
tempat setiap kali
bertemu pasien
g. tunjukan sikap
empati dan
menerima pasien
apa adanya
h. beri perhatian
kepada pasien dan
perhatian kebutuhan
dasar pasien
TUK 2 : Kriteria evaluasi : Diskusikan persepsi pasien Kekuatan ego
mengindentifikasi pasien dapat tentang citra tubuhnya : dulu tingkat tertentu,
citra tubuh pasien mengindentifikasi dan saat ini, perasaan seperti kapasitas
citra tubuhnya tentang citra tubuhnya dan untuk uji realitas,
harapan terhadap citra kontrol diri, atau
tubuhnya saat ini tingkat intergritas
ego, dibutuhkan
sebagai dasar asuhan

Page 8
keperawatan
kemudian
TUK 3 : pasien Kriteria hasil : Diskusikan potensi bagian Memfasilitasi
dapat pasien dapat tubuh yang lain dengan
mengidentifikasi mengidentifikasi memanfaatkan
potensi ( aspek potensi positif kelebihan.
positif ) dirinya yang dimiliki Keterbukaan dan
pengertian tentang
kemampuan yang
dimiliki adalah
prasyarat untuk
berubah. Pengertian
tentang kemampuan
yang dimiliki diri
memotivasi pasien
untuk tetap
mempertahakan
penggunaannya
TUK 4 : pasien Kriteria hasil : 4.1 bantu pasien untuk Pasien lebih percaya
dapat mengetahui Pasien tahu meningkatkan fungsi bagian diri
cara – cara atau bagaimana tubuh yang terganggu
tindakan untuk meningkatkan
meningkatkan citra tubuh
citra tubuh
TUK 5 : Kriteria hasil : Ajarkan pasien Pasien bertanggung
Pasien dapat Pasien meningkatkan citra tubuh jawab terhadap
melakukan cara – mendemonstrasik dengan cara : dirinya dalam
cara untuk an tindakan yang 5.1 Gunakan protese, wig, meningkatkan citra
meningkatkan akan mengurangi kosmetik atau yang lainnya tubuh
citra tubuh gangguan citra sesegera mungkin. Gunakan
tubuhnya pakaian yang baru Motivasi penting
5.2 Motivasi pasien untuk untuk meningkatkan
melihat bagian yang hilang rasa percaya diri

Page 9
secara lengkap pasien
5.3 Bantu pasien menyentuh
bagian tersebut
5.4 Motivasi pasien untuk
melakukan aktifitas yang
mengarah pada
pembentukan tubuh yang
ideal
TUK 6 : Kriteria hasil : Lakukan interaksi secara Agar pasien lebih
Pasien dapat Pasien merasa bertahap dengan cara : percaya diri.
berinteraksi dirinya berharga 6.1 Susun jadwal kegiatan
dengan orang lain dan dapat sehari – hari Setelah dapat
tanpa terganggu berinteraksi tanpa 6.2 Dorong pasien untuk berinteraksi dengan
gangguan melakukan aktifitas sehari – orang lain dan
hari dan terlibat dalam memberikan
aktifitas keluarga dan sosial kesempatan pasien
6.3 Dorong pasien untuk dalam mengikuti
mengunjungi teman atau aktifitas, pasien
orang lain yang berarti / merasa lebih percara
mempunyai peran penting diri
baginya
6.4 Beri pujian terhadap Motibasi penting
keberhasilan pasien untuk meningkatkan
melakukan interaksi rasa percaya diri
pasien.
TUK 7 : Kriteria eveluasi : 7.1 Jelaskan dengan Keluarga merupakan
Pasien mendapta 1. keluarga keluarga tentang gangguan sistem pendukun
dukungan dapat citra tubuh yang terjadi pad utama bagi pasien
keluarga untuk mengenal pasein dan merupakan
mengontrol masalah 7.2 Jelaskan kepada bagian penting dari
gangguan citra gangguan keluarga cara mengatasi rehabilitasi pasien
tubuh citra tubuh masalah gangguan citra
2. keluarga tubuh

Page
10
mengetah 7.3 Menyediakan fasilitas
ui cara untuk memenuhi kebutuhan
mengatasi pasien di rumah
masalah 7.4 Memfasilitasi interaksi
gangguan di rumah
citra tubuh 7.5 Melaksanakan kegitan di
3. keluarga rumah dan sosial
mampu 7.6 Memberikan pujian atas
merawat kegiatan yang telah
pasien dilakukan pasien
gangguan 7.7 Ajarkan kepada keluarga
citra tubuh untuk mengevaluasi
4. keluarga perkembangan kemampuan
mampu pasien, seperti pasien
mengeval mampu menyentuh dan
uasi melihat anggota tubuh yang
kemampu terganggu, melakukan
an pasien aktifitas di rumah dan di
dan masyarakat tanpa hambatan
memberik 7.8 Berikan pujian yang
an pujian realistis terhadap
atas keberhasilan keluarga
keberhasil 7.9 TAK : stimulasi persepsi
annya HDR.

Page
11
KASUS FIKTIF DAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. KASUS
Tn.S, usia 65 menegeluh badannya terasa lemas pada extremitas kiri(tangan
dan kaki). Klien mengatakan tubuhnya tidak akan bisa di gerakkan kembali. Klien
terlihat murung dan sedih. Klien terlihat memegangi bagian tubuhnya yang sakit.
Setelah dibawa ke Rumah Sakit Tn. S terdiagnosa penyakit Stroke Hemoragic.
Keluarga memberi semangat pada Tn.S atas penyakitnya ini.
B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn.S
Umur : 65 th
Alamat : Jl. Kamboja no. 5
Pekerjaan : Tidak bekerja
Dx Medis : Stroke Hemoragic

b. Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan terasa lemas pada tubuh bagian sebelah kiri

c. Faktor Predisposisi
a. Biologis:
Klien tidak memiliki penyakit menurun atau menular dan klien tidak memiliki
riwayat trauma lainnya
b. Psikologis
1. Klien tidak mengalami perubahan sikap saat berkomunikasi sejak ia
dirawat di rumah sakit
2. Klien menganggap sakitnya merupakan cobaan dari Allah
3. Klien ingin sekali cepat pulih agar tidak merasa merepotkan orang lain

Page
12
4. Klien belum pernah mengalami sakit seperti ini dan ia menganggap
anggota tubuhnya yang lemas sudah tidak bisa berfungsi seperti semula

c. Sosial Budaya
Usia klien 60 tahun, jenis kelamin klien laki-laki, tingkat pendidikan klien
yaitu SMA, untuk biaya pengobatan, klien menggunakan bantuan dari pemerintah
yaitu progam BPJS. Klien saat ini sudah tidak bekerja, saat sakit sekarang tetangga
klien banyak yang mengejenguk klien dan keluargapun memahami kondisi yang
dialami klien. Klien beragama Islam

d. Faktor Presipitasi
Saat dikaji Tn.S mengatakan hal negatif seperti tidak bisa digunakan lagi
bagian tubuhnya yaitu anggota gerak kiri. Tn.S tampak sedih, jika diajak berbicara
merespon dengan lambat, tampak lesu dan bingung, dan susah untuk konsentrasi.
Pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah 130/90 mmHg, Suhu 36 °C, Nadi
85x/m, Pernapasan 22x/m. Tn. S mengatakan agak pusing.

d. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD : 130/90 mmHg HR : 85x/menit
S : 36° C RR : 22x/menit
2. Antropometri
BB : 60 kg TB : 162 cm
e. Psikososial
1. Genogram Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Tinggal serumah

Page : Pasien Tn S.
13
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien menganggap anggota tubuhnya yang lemas sudah tidak bisa
sembuh seperti semula, klien paling suka terhadap wajahnya
b. Identitas : klien seorang laki-laki dan sudah menikah, klien menerima statusnya
sebagai laki-laki dan ayah bagi anak-anaknya
c. Peran : klien memahami perannya sebagai laki-laki pada umumnya
d. Ideal diri : klien berharap dapat sembuh seperti semula dan dapat berfungsi lagi
sehingga dapat berkumpul dengan keluarga
e. Harga diri : klien menganggap dirinya akan merepotkan orang lain karena
mengurusnya
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan sebelum terdiagnosa penyakit ini kedua dua anaknya mereka
sering bertemu dirumah,dan suka bertamasya saat hari libur bersama istri dan
anak .
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum dirawat di RS sering bergaul dengan bapak-bapak sekitar rumahnya,
namun setelah dirawat di RS pasien tidak mau bergaul dengan pasien lainnya
karena alasannya malu dengan kondisinya, pasien tampak sering menyendiri,
kontak mata pasien kurang saat berinteraksi dan pasien sering melamun.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan merasa kehilangan karena sebagian tubuhnya tidak bisa di
gerakkan.
4. Spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit rajin sholat 5 waktu dan setelah dirawat di RS
pasien tetap rajin sholat 5 waktu.

f. Status Mental
1. Penampilan
√ Rapi

Page
14
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh tinggi, rambutlurus
, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita, pasien saat duduk bersama teman-
temanya terkadang hanya melamun.
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras √ Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam pembicaraan
sesuai atau nyambung dengan pertanyaan
3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
√ Gelisah √ Tremor
Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme
Pasien tampak gelisah karena tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Saat
berinteraksi tampak pasien mengerak-gerakkan tanganya, tangannya tampak tremor .
4. Alam Perasaan
√ Sedih
Ketakutan
Putus asa
√ Khawatir
Gembira berlebihan
Pasien mengatakan takut merepotkan anggota keluarga, karena tidak bisa melakukan
aktivitas secara normal.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil

Page
15
Tidak sesuai
Saat di wawancari kadang pasien menunjukan ekspresi yang sedih.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
Curiga
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan sesuai/ baik,
kontak mata dengan pasien perawat sedikit kurang, pasien cenderung menatap
kedepan padahal perawat ada di sampingnya, pembicaraan pasien keheranan saat
ditanyai, kadang pasien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Pasien merespon pembicaraan dengan baik,tidak ada yang salah saat melangsungkan
pembicaraan
Proses Pikir
a. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi Isolasi sosial
Phobia Ide yang terkait Pesimisme
Hipokondria Pikiran Magis Bunuh Diri
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar Pikir

Curiga Kontrol pikir

Pasien mengatakan tidak ada yang mengendalikan pikiranya. Pasien tidak


mampunyai pikiran yang aneh-aneh

Page
16
Arus Pikir

Sirkumstansial Flight of idea


Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Pengulangan pembicaraan
Inkoheren Logorea
Perkataan pasien dapat dimengerti dengan baik oleh perawat, selama interaksi
berangsung dapat diketaui bahwa pembicaraan sudah terarah.
Tingkat Kesadaran
Bingung Disorientasi waktu
Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
Pasien menyadari bahwa dirinya berada di RS, orientasi waktu dan tempat
8. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabusi
Untuk Memori segera menjawab dengan baik tidak ada gangguan ingatan dalam
jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
- Jangka panjang : Pasien mengatakan lahir tahun 195
- Jangka pendek : Pasien mengatakan yang membawa kerumah sakit adalah
istrinya
- Jangka saat ini : Pasien masih ingat tadi pagi makan dengan nasi dan sayur
9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Pasien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara sederhana misalnya
berhitung dari 1 sampai 10.
10. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Pasien mengatakan menyadari bahwa dirinya sakit dan dibawa ke RS

Page
17
g. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Makanan disiapkan oleh perawat dirumah sakit pasien mau makan 3x sehari 1 porsi
habis, pasien dibatu saat makan.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah, selama dirumah sakit pasien BAB 1kali
sehari dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK 4-5 x/hari dan dibantu saat di toilet.
3. Mandi
Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dibantu, gosok gigi 1kali sehari dan
dibantu.
4. Berpakaian/berhias
Pasien dibantu saat memakai pakaian
5. Istirahat Tidur
Pasien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang terbangun
ditengah malam, serta gelisah karena merasa sakit pada bagian tubuhnya.
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh perawat , pasien
selalu meminum obatnya sampai habis
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera pulang, pasien mengatakan jika nanti sudah pulang
pasien akan meminum obat yang akan diberikan oleh rumah sakit, pasien
mengatakan jika ia bisa kembali normal, pasien akan menjaga kesehatannya dengan
rutin mengecek kesehatannya.
8. Aktifitas dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah seperti menyiram
tanaman.
9. Aktifitas di luar Rumah
Pasien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.

h. Mekanisme Koping

Page
18
Mekanisme koping adaptif klien yaitu berbicara dengan orang lain, namun sedikit merasa
tidak percaya diri.

i. Masalah Psikososial dan Lingkungan


√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, pasien mampu berinteraksi dengan
orang lain namun merasa tidak percaya diri dengan keadaannya.
j. Aspek Medik
Diagnosa Medik : Stroke Haemoragic
Terapi Medik : citicolin 2x500mg
OMZ 1x1
PCT inf 3x500mg
Asam tranexamat 3x500mg
Manitol 1x125

2. Analisa Data

No. Data Fokus Masalah


1. DS: Gangguan konsep diri: gangguan
- Pasien mengatakan tidak ingin memiliki citra tubuh
anggota tubuh yang tidak berfungsi
- Pasien merasa sedih dengan kondisinya
- Pasien mengatakan takut jika tidak bisa
sembuh seperti semula
- Pasien mengatakan pasrah terhadap
penyakitnya
DO:
- Pasien tampak lesu, lemas dan tidak
bersemangat
- Pasien sering memegangi anggota
tubuhnya yang sedang sakit.
2. DS: Gangguan konsep diri:
- Pasien mengatakan tidak percaya diri saat Gangguan harga diri rendah
berbicara dengan anggota keluarganya

Page
19
ataupun orang lain.
DO:
- Pasien tampak murung
- Pasien selalu menunduk saat diajak bicara
Pohon Masalah
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Akibat

Core (Masalah Utama) Gangguan citra tubuh

Penyebab Perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh

3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: Gangguan citra tubuh
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl No. Dx Keperawatan Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria Hasil Tindakan

17- 1 Gangguan citra TUM : Pasien Setelah 1x interaksi -Mendiskusikan


klien menunjukkan
09- tubuh dapat meningkatkan persepsi tentang citra
tanda – tanda
201 citra tubuh dan dapat percaya kepada tubuh yang dulu dan
perawat :
8 berinteraksi dengan saat ini
a. Ekspresi wajah
orang lain tanpa cerah, tersenyum -Mendiskusikan
b. Mau berkenalan
terganggu potensi bagian tubuh
c. Ada kontak mata
TUK 1 : d. Bersedia yang lain
menceritakan
-Klien dapat -Membantu klien
perasaannya
mengidentifikasi e. Bersedia untuk meningkatkan
mengungkapkan
citra tubuhnya fungsi bagian tubuh
masalahnya
-Klien dapat yang terganggu
mengidentifikasi -Membantu klien
aspek positifnya untuk
mengoptimalkan
bagian tubuh yang

Page
20
masih normal
-Melakukan interaksi
secara bertahap

TUK 2 : Kriteria evaluasi : Diskusikan persepsi


mengindentifikasi pasien dapat pasien tentang citra
citra tubuh pasien mengindentifikasi tubuhnya : dulu dan
citra tubuhnya saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya
dan harapan terhadap
citra tubuhnya saat ini
TUK 3 : pasien dapat Kriteria hasil : Diskusikan potensi
mengidentifikasi pasien dapat bagian tubuh yang lain
potensi ( aspek mengidentifikasi
positif ) dirinya potensi positif yang
dimiliki

Page
21
CATATAN PERKEMBANGAN/DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. S


Umur : 65 tahun

Hari/tgl Implemetasi Evaluasi


Senin/17/9/2018 DS: S: Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan tidak ingin berlarut-larut
tidak ingin memiliki memikirkan
anggota tubuh yang kekurangannya. Pasien
tidak berfungsi juga mengatakan akan
- Pasien merasa sedih berfokus pada
dengan kondisinya kesembuhannya dengan
- Pasien mengatakan cara berlatih mobilisasi
takut jika tidak bisa
sembuh seperti
semula
- Pasien mengatakan
pasrah terhadap
penyakitnya
DO:
- Pasien tampak lesu, O: Wajah pasien tampak
lemas dan tidak lebih ceria dan
bersemangat bersemangat, karena
- Pasien sering semangat pasien untuk
memegangi anggota sembuh dan mendapat
tubuhnya yang dukungan dari keluarga
sedang sakit.

Page
22
DAFTAR PUSTAKA

Susilawati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sutejo. 2012. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Page
23
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Gangguan Citra Tubuh
SP I
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO : pasien tampak lesu dan lemas
DS: pasien mengatakan tidak percaya diri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Citra Tubuh (Body Image, Disturbed)
3. Tujuan khusus
Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
4. Tindakan keperawatan
Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1 Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang
hilang,rusak, mengalami gangguan.
1.2 Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
1.3 Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
1.4 Mengevaluasi perasaan pasien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN.
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik.
Selamat pagi, …..
Perkenalkan nama saya ...... , biasa dipanggil ...... Saya mahasiswa Keperawatan
Poltekkes Jakarta 3.
Nama (bapak/ibu) siapa ? biasanya dipanggil apa ? Saya yang akan membantu dan
merawat bapak/ibu) hari ini. Kalau butuh bantuan, dapat menghubungi saya.
2. Evaluasi/ validasi
Nama (bapak/ibu) siapa?

Page
24
Bagaimana perasaan (bapak/ibu) saat ini ?
Apa keluhan (bapak/ibu) saat ini ?
3. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang apa yang (bapak/ibu) rasakan
sekarang ini?
Tempat : kita mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau diruangan ini.
Waktu :, baik untuk waktu nya sekitar 20 menit saja ya

FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :


a. Bagaimana perasaan (bapak/ibu) (pegang tangan/pundak pasien) setelah
mengalami bencana ini dan kehilangan fungsi tangan kiri (bapak/ibu)
b. Kemudian, apa yang (bapak/ibu) lakukan ketika perasaan bersalah dan putus
asa (bapak/ibu) muncul?
c. Maaf, sekarang (bapak/ibu) hanya memiliki satu tangan yang berfungsi dan
dapat berfungsi dengan baik. Apa yang ingin (bapak/ibu) lakukan hanya dengan satu
tangan sebelah kanan?
d. Jangan kecil hati (bapak/ibu), tangan sebelah kanan (bapak/ibu) kan masih
bisa digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan kaki (bapak/ibu) juga dapat
di fungsikan dengan baik
e. Ya, saya menegerti. Sekarang saya ajarkan (bapak/ibu) bagaimana agar bisa
tetap beraktivitas dengan menggunakan tangan kanan,dan malatih tangan kiri bisa
berfungsi kembali (bapak/ibu)
f. Dulu sebelum mengalami masalah ini (bapak/ibu). Apa saja kegiatan /
aktivitas yang dilakukan dirumah?
g. Apa sekarang bapak/ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut ?
h. Tapi sebelumnya mari coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan
aktivitas yang ringan-ringan
i. Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.”
(tulis atau masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku Rencana
tindakan pasien).”

FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
1. Evaluasi subjektif.

Page
25
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang dan melakukan latihan hari ini.
2. Evaluasi objektif
Tersenyum menatap perawat.
3. Rencana tindak lanjut
Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa saja yang
sudah kita lakukan hari ini dan Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat
melatih nya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah
4. Kontrak yang akan datang
Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu beberapa cara
untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang lain dan melatihnya
dengan-kegiatan yang lain. Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Gangguan Citra Tubuh
SP II

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS : pasien mengatakan mulai bisa menggunakan tangan kanan dan tangan
kiri pasien sudah mulai bisa digerakkan
DO: pasien tampak masih sudah mulai tersenyum

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Citra Tubuh (Body Image, Disturbed)

3. Tujuan khusus
Tuk.2. pasien mampu mengidentifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi
fungsi tubuh, anggota tubuh dan merencanakan kegiatan kedepan untuk
pasien.

4. Tindakan keperawatan
Tuk.2. pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
2.1 Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.
2.2 Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.

Page
26
2.3 Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.
2.4 Mengevaluasi perasaan pasien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN.
FASE ORIENTASI
1.Salam terapeutik.
Selamat pagi, masih ingat dengan saya bapak/ibu?
2.Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan ………..saat ini ? masih ingat nama saya, bagus. kita janji akan
ketemu hari ini.
3.Kontrak
Topik : sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincang bincang dan
mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan pekerjaan yang lainnya dan
mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang mengalami stroke.
Waktu : kita ngobrol mau berapa lama ? 20 menit cukup.
Tempat : kita mau ngobrol dimana ? diruangan ini lagi.

FASE KERJA (langkah- langkah tindakan keperawatan) :


1.Bagaimana perasaan bapak/ibu sekarang, apakah sudah membaik? Dan apakah ada
yg yg membebani pikiran bapak/ibu?
2.Jika bapak/ibu kesuliatan dalam menggunakan tangan kiri bapak, bapak bisa
meminta bantuan orang disekitar
3.Sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibu lakukan
kedepannya?

FASE TERMINASI
1.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
a.Evaluasi subjektif.
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang- bincang dan melatih
tangan kiri bapak/ibu?
b.Evaluasi objektif
Bagaimana ekspresi klien ? apakah klien terlihat nyaman ? adakah kontak
mata ?

Page
27
2.Rencana tindak lanjut.
Hari ini saya sudah memberitahu bapak apa yang harus dilakukan jika bapak
kesulitan menggunakan tangan kiri, jangan lupa libatkan keluarga/tetangga
3.Kontrak yang akan datang
Ini adalah pertemuan terakhir ya bapak/ibu, jika bapak rasa dengan kehadiran
saya bisa membantu membuat perasaan bapak membaik, bapak bisa hubungi
saya kapan saja.

Page
28

Anda mungkin juga menyukai