A. Definisi
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada
tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang 4 karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).
Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif
tentang penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan
ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku
menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti visual
menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan perawatan diri
dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain. Pada akhirnya reaksi
negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi untuk
meningkatkan isolasi sosial. (Wald & Alvaro, 2004).
Gangguan citra tubuh adalah keadaaan dimana seseorang mengalami atau
beresiko mengalami gangguan dalam pencerapan diri seseorang (Carpenito-Moyet,
2009). Gangguan ini biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang
penampilan fisik mereka. Gangguan citra tubuh ini, misalnya dialami oleh seseorang
wanita selama masa kehamilan. Ketidakpuasan tubuh, berfokus pada “Membangun
tubuh” dan sering di operasionalkan sebagai perbedaan antara sosok ideal dan sosok
nyata diri saat ini.
Page 1
1-3 tahun a. Belajar menyukai tubuh
b. Mempelajari penguasaan:
- keterampilan motoric
- kemampuan bahasa
- pelatihan usus
3-6 tahun a. belajar inisiatif
b. belajar mengenai sex typing (anak
menyadari gendernya dan berperan
sesuai dengan nilai dan atribut
tersebut)
c. mengidentifikasi dengan parenting
model
d. meningkatkan keterampilan,
motoric, bahasa
Page 2
4. Persepsi negatif pada tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan
Page 3
3. Perwujudan tubuh
Kenyataan tubuh jarang memenuhi standar ideal tubuh. Dalam upaya membuat
keseimbangan ini, penyajian tubuh digunakan. Hal ini adalah tentang bagaimana
tubuh secara harfiah disajikan ke lingkungan luar, seperti cara kita berpakaian,
mempelai pria, berjalan, berbicara, berpose, dan menggunakan alat peraga, seperti
tongkat dan alat bantu dengar. Sama hal nya, kelumpuhan atau kehilangan
anggota tubuh juga mempengaruhi penyajian tubuh.
F. Pathway
Page 4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CITRA TUBUH
A. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi. Faktor
predisposisi gangguan citra tubuh terdiri dari tiga : faktor biologis, psikologis, dan
sosial budaya.
a. Faktor Biologis :
Gangguan citra tubuh turut dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor biologis
yang oaling dominan terlihat adalah ketidakpuasan terhadap bentuk dan
ukuran tubuh. Akan tetapi hal ini bukanlah pemicu utama. Bolton 2010
menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kesehatan turut
mempengaruhi citra tubuh seseorang, seperti pada klien penderita penyakit
kronis atau kondisi lain seperti amputasi, stroke, mastektomi, luka bedah,
cidera saraf tulang belakang atau hilangnya bagian/ fungsi tubuh.
b. Faktor Psikologis :
Berkaitan dengan depresi, rendah diri, dan ketidaksempurnaan yang dirasakan
oleh seseorang. Seperti gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai
masyarakat, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak
realistis.
c. Faktor Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya bertentangan
dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan,
kegagalan peran sosial.
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma
b. Penyakit, kelainan hormonal
c. Operasi atau pembedahahan
d. Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ; maturasi
e. Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
Page 5
f. Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ; radioterapi, kemoterapi.
3. Sumber Koping :
a. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
b. Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
c. Bakat tertentu
d. Pekerjaan, penghasilan.
e. Keyakinan diri yang positif.
4. Mekanisme Koping :
a. Konstruktif
1) Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta
nasehat/saran.
2) Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian rewards,
antisipasi.
b. Destruktif
Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.
Page 6
6) Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
c. Konsep diri :
Ideal diri : tidak realistis, ambisius
d. Sosial budaya :
1) Nilai budaya yang ada di masyarakat.
2) Nilai budaya yang dianut individu
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul adalah : Gangguan Citra Tubuh (Body
Image, Disturbed)
Pohon masalah gangguan citra tubuh :
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Perencanaan
Keperawat Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
an (Tuk/Tum)
Gangguan TUM : Pasien 1.1 Bina hubungan saling Kepercayaan diri
citra tubuh Pasien dapat menunjukan percaya dengan pasien merupakan
meningkatkan tanda-tanda mengukapkan prinsip hal yang akan
citra tubuh dan percaya kepada komunikasi terapeutik : memudah perawat
dapat berinteraksi perawat melalui : a. mengucapkan salam dalam melakukan
dengan orang lain a. Ekpresi wajah terapeutik. Sapa pendekatan
Page 7
tanpa terganggu cerah, pasien dengan keperawatan atau
terseyum ramah, baik verbal intervensi
TUK 1 : pasien b. Mau ataupun non-verbal selanjutnya terhadap
dapat membina berkenalan b. berjabat tangan pasein
hubungan saling c. Ada kontak dengan pasien
percaya mata c. perkenalkan diri
d. Bersedia dengan sopan
menceritakan d. tanykan nama
perasaannya lengkap pasien dan
e. Bersedia nama panggilan
mengungkapk yang disukai pasien
an masalah e. jelaskan tujuan
pertemuan
f. membuat kontrak
topik, waktu, dan
tempat setiap kali
bertemu pasien
g. tunjukan sikap
empati dan
menerima pasien
apa adanya
h. beri perhatian
kepada pasien dan
perhatian kebutuhan
dasar pasien
TUK 2 : Kriteria evaluasi : Diskusikan persepsi pasien Kekuatan ego
mengindentifikasi pasien dapat tentang citra tubuhnya : dulu tingkat tertentu,
citra tubuh pasien mengindentifikasi dan saat ini, perasaan seperti kapasitas
citra tubuhnya tentang citra tubuhnya dan untuk uji realitas,
harapan terhadap citra kontrol diri, atau
tubuhnya saat ini tingkat intergritas
ego, dibutuhkan
sebagai dasar asuhan
Page 8
keperawatan
kemudian
TUK 3 : pasien Kriteria hasil : Diskusikan potensi bagian Memfasilitasi
dapat pasien dapat tubuh yang lain dengan
mengidentifikasi mengidentifikasi memanfaatkan
potensi ( aspek potensi positif kelebihan.
positif ) dirinya yang dimiliki Keterbukaan dan
pengertian tentang
kemampuan yang
dimiliki adalah
prasyarat untuk
berubah. Pengertian
tentang kemampuan
yang dimiliki diri
memotivasi pasien
untuk tetap
mempertahakan
penggunaannya
TUK 4 : pasien Kriteria hasil : 4.1 bantu pasien untuk Pasien lebih percaya
dapat mengetahui Pasien tahu meningkatkan fungsi bagian diri
cara – cara atau bagaimana tubuh yang terganggu
tindakan untuk meningkatkan
meningkatkan citra tubuh
citra tubuh
TUK 5 : Kriteria hasil : Ajarkan pasien Pasien bertanggung
Pasien dapat Pasien meningkatkan citra tubuh jawab terhadap
melakukan cara – mendemonstrasik dengan cara : dirinya dalam
cara untuk an tindakan yang 5.1 Gunakan protese, wig, meningkatkan citra
meningkatkan akan mengurangi kosmetik atau yang lainnya tubuh
citra tubuh gangguan citra sesegera mungkin. Gunakan
tubuhnya pakaian yang baru Motivasi penting
5.2 Motivasi pasien untuk untuk meningkatkan
melihat bagian yang hilang rasa percaya diri
Page 9
secara lengkap pasien
5.3 Bantu pasien menyentuh
bagian tersebut
5.4 Motivasi pasien untuk
melakukan aktifitas yang
mengarah pada
pembentukan tubuh yang
ideal
TUK 6 : Kriteria hasil : Lakukan interaksi secara Agar pasien lebih
Pasien dapat Pasien merasa bertahap dengan cara : percaya diri.
berinteraksi dirinya berharga 6.1 Susun jadwal kegiatan
dengan orang lain dan dapat sehari – hari Setelah dapat
tanpa terganggu berinteraksi tanpa 6.2 Dorong pasien untuk berinteraksi dengan
gangguan melakukan aktifitas sehari – orang lain dan
hari dan terlibat dalam memberikan
aktifitas keluarga dan sosial kesempatan pasien
6.3 Dorong pasien untuk dalam mengikuti
mengunjungi teman atau aktifitas, pasien
orang lain yang berarti / merasa lebih percara
mempunyai peran penting diri
baginya
6.4 Beri pujian terhadap Motibasi penting
keberhasilan pasien untuk meningkatkan
melakukan interaksi rasa percaya diri
pasien.
TUK 7 : Kriteria eveluasi : 7.1 Jelaskan dengan Keluarga merupakan
Pasien mendapta 1. keluarga keluarga tentang gangguan sistem pendukun
dukungan dapat citra tubuh yang terjadi pad utama bagi pasien
keluarga untuk mengenal pasein dan merupakan
mengontrol masalah 7.2 Jelaskan kepada bagian penting dari
gangguan citra gangguan keluarga cara mengatasi rehabilitasi pasien
tubuh citra tubuh masalah gangguan citra
2. keluarga tubuh
Page
10
mengetah 7.3 Menyediakan fasilitas
ui cara untuk memenuhi kebutuhan
mengatasi pasien di rumah
masalah 7.4 Memfasilitasi interaksi
gangguan di rumah
citra tubuh 7.5 Melaksanakan kegitan di
3. keluarga rumah dan sosial
mampu 7.6 Memberikan pujian atas
merawat kegiatan yang telah
pasien dilakukan pasien
gangguan 7.7 Ajarkan kepada keluarga
citra tubuh untuk mengevaluasi
4. keluarga perkembangan kemampuan
mampu pasien, seperti pasien
mengeval mampu menyentuh dan
uasi melihat anggota tubuh yang
kemampu terganggu, melakukan
an pasien aktifitas di rumah dan di
dan masyarakat tanpa hambatan
memberik 7.8 Berikan pujian yang
an pujian realistis terhadap
atas keberhasilan keluarga
keberhasil 7.9 TAK : stimulasi persepsi
annya HDR.
Page
11
KASUS FIKTIF DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Tn.S, usia 65 menegeluh badannya terasa lemas pada extremitas kiri(tangan
dan kaki). Klien mengatakan tubuhnya tidak akan bisa di gerakkan kembali. Klien
terlihat murung dan sedih. Klien terlihat memegangi bagian tubuhnya yang sakit.
Setelah dibawa ke Rumah Sakit Tn. S terdiagnosa penyakit Stroke Hemoragic.
Keluarga memberi semangat pada Tn.S atas penyakitnya ini.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn.S
Umur : 65 th
Alamat : Jl. Kamboja no. 5
Pekerjaan : Tidak bekerja
Dx Medis : Stroke Hemoragic
b. Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan terasa lemas pada tubuh bagian sebelah kiri
c. Faktor Predisposisi
a. Biologis:
Klien tidak memiliki penyakit menurun atau menular dan klien tidak memiliki
riwayat trauma lainnya
b. Psikologis
1. Klien tidak mengalami perubahan sikap saat berkomunikasi sejak ia
dirawat di rumah sakit
2. Klien menganggap sakitnya merupakan cobaan dari Allah
3. Klien ingin sekali cepat pulih agar tidak merasa merepotkan orang lain
Page
12
4. Klien belum pernah mengalami sakit seperti ini dan ia menganggap
anggota tubuhnya yang lemas sudah tidak bisa berfungsi seperti semula
c. Sosial Budaya
Usia klien 60 tahun, jenis kelamin klien laki-laki, tingkat pendidikan klien
yaitu SMA, untuk biaya pengobatan, klien menggunakan bantuan dari pemerintah
yaitu progam BPJS. Klien saat ini sudah tidak bekerja, saat sakit sekarang tetangga
klien banyak yang mengejenguk klien dan keluargapun memahami kondisi yang
dialami klien. Klien beragama Islam
d. Faktor Presipitasi
Saat dikaji Tn.S mengatakan hal negatif seperti tidak bisa digunakan lagi
bagian tubuhnya yaitu anggota gerak kiri. Tn.S tampak sedih, jika diajak berbicara
merespon dengan lambat, tampak lesu dan bingung, dan susah untuk konsentrasi.
Pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah 130/90 mmHg, Suhu 36 °C, Nadi
85x/m, Pernapasan 22x/m. Tn. S mengatakan agak pusing.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD : 130/90 mmHg HR : 85x/menit
S : 36° C RR : 22x/menit
2. Antropometri
BB : 60 kg TB : 162 cm
e. Psikososial
1. Genogram Keterangan
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal serumah
Page : Pasien Tn S.
13
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien menganggap anggota tubuhnya yang lemas sudah tidak bisa
sembuh seperti semula, klien paling suka terhadap wajahnya
b. Identitas : klien seorang laki-laki dan sudah menikah, klien menerima statusnya
sebagai laki-laki dan ayah bagi anak-anaknya
c. Peran : klien memahami perannya sebagai laki-laki pada umumnya
d. Ideal diri : klien berharap dapat sembuh seperti semula dan dapat berfungsi lagi
sehingga dapat berkumpul dengan keluarga
e. Harga diri : klien menganggap dirinya akan merepotkan orang lain karena
mengurusnya
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan sebelum terdiagnosa penyakit ini kedua dua anaknya mereka
sering bertemu dirumah,dan suka bertamasya saat hari libur bersama istri dan
anak .
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum dirawat di RS sering bergaul dengan bapak-bapak sekitar rumahnya,
namun setelah dirawat di RS pasien tidak mau bergaul dengan pasien lainnya
karena alasannya malu dengan kondisinya, pasien tampak sering menyendiri,
kontak mata pasien kurang saat berinteraksi dan pasien sering melamun.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan merasa kehilangan karena sebagian tubuhnya tidak bisa di
gerakkan.
4. Spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit rajin sholat 5 waktu dan setelah dirawat di RS
pasien tetap rajin sholat 5 waktu.
f. Status Mental
1. Penampilan
√ Rapi
Page
14
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh tinggi, rambutlurus
, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita, pasien saat duduk bersama teman-
temanya terkadang hanya melamun.
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras √ Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam pembicaraan
sesuai atau nyambung dengan pertanyaan
3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
√ Gelisah √ Tremor
Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme
Pasien tampak gelisah karena tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Saat
berinteraksi tampak pasien mengerak-gerakkan tanganya, tangannya tampak tremor .
4. Alam Perasaan
√ Sedih
Ketakutan
Putus asa
√ Khawatir
Gembira berlebihan
Pasien mengatakan takut merepotkan anggota keluarga, karena tidak bisa melakukan
aktivitas secara normal.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
√
Page
15
Tidak sesuai
Saat di wawancari kadang pasien menunjukan ekspresi yang sedih.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
Curiga
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan sesuai/ baik,
kontak mata dengan pasien perawat sedikit kurang, pasien cenderung menatap
kedepan padahal perawat ada di sampingnya, pembicaraan pasien keheranan saat
ditanyai, kadang pasien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Pasien merespon pembicaraan dengan baik,tidak ada yang salah saat melangsungkan
pembicaraan
Proses Pikir
a. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi Isolasi sosial
Phobia Ide yang terkait Pesimisme
Hipokondria Pikiran Magis Bunuh Diri
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar Pikir
Page
16
Arus Pikir
Page
17
g. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Makanan disiapkan oleh perawat dirumah sakit pasien mau makan 3x sehari 1 porsi
habis, pasien dibatu saat makan.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah, selama dirumah sakit pasien BAB 1kali
sehari dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK 4-5 x/hari dan dibantu saat di toilet.
3. Mandi
Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dibantu, gosok gigi 1kali sehari dan
dibantu.
4. Berpakaian/berhias
Pasien dibantu saat memakai pakaian
5. Istirahat Tidur
Pasien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang terbangun
ditengah malam, serta gelisah karena merasa sakit pada bagian tubuhnya.
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh perawat , pasien
selalu meminum obatnya sampai habis
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera pulang, pasien mengatakan jika nanti sudah pulang
pasien akan meminum obat yang akan diberikan oleh rumah sakit, pasien
mengatakan jika ia bisa kembali normal, pasien akan menjaga kesehatannya dengan
rutin mengecek kesehatannya.
8. Aktifitas dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah seperti menyiram
tanaman.
9. Aktifitas di luar Rumah
Pasien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.
h. Mekanisme Koping
Page
18
Mekanisme koping adaptif klien yaitu berbicara dengan orang lain, namun sedikit merasa
tidak percaya diri.
2. Analisa Data
Page
19
ataupun orang lain.
DO:
- Pasien tampak murung
- Pasien selalu menunduk saat diajak bicara
Pohon Masalah
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Akibat
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: Gangguan citra tubuh
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl No. Dx Keperawatan Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria Hasil Tindakan
Page
20
masih normal
-Melakukan interaksi
secara bertahap
Page
21
CATATAN PERKEMBANGAN/DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Page
22
DAFTAR PUSTAKA
Susilawati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sutejo. 2012. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Page
23
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Gangguan Citra Tubuh
SP I
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO : pasien tampak lesu dan lemas
DS: pasien mengatakan tidak percaya diri
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Citra Tubuh (Body Image, Disturbed)
3. Tujuan khusus
Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
4. Tindakan keperawatan
Tuk 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1 Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang
hilang,rusak, mengalami gangguan.
1.2 Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
1.3 Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
1.4 Mengevaluasi perasaan pasien
Page
24
Bagaimana perasaan (bapak/ibu) saat ini ?
Apa keluhan (bapak/ibu) saat ini ?
3. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang apa yang (bapak/ibu) rasakan
sekarang ini?
Tempat : kita mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau diruangan ini.
Waktu :, baik untuk waktu nya sekitar 20 menit saja ya
FASE TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
1. Evaluasi subjektif.
Page
25
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang dan melakukan latihan hari ini.
2. Evaluasi objektif
Tersenyum menatap perawat.
3. Rencana tindak lanjut
Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa saja yang
sudah kita lakukan hari ini dan Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat
melatih nya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah
4. Kontrak yang akan datang
Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu beberapa cara
untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang lain dan melatihnya
dengan-kegiatan yang lain. Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS : pasien mengatakan mulai bisa menggunakan tangan kanan dan tangan
kiri pasien sudah mulai bisa digerakkan
DO: pasien tampak masih sudah mulai tersenyum
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Citra Tubuh (Body Image, Disturbed)
3. Tujuan khusus
Tuk.2. pasien mampu mengidentifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi
fungsi tubuh, anggota tubuh dan merencanakan kegiatan kedepan untuk
pasien.
4. Tindakan keperawatan
Tuk.2. pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
2.1 Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.
2.2 Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.
Page
26
2.3 Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.
2.4 Mengevaluasi perasaan pasien.
FASE TERMINASI
1.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
a.Evaluasi subjektif.
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang- bincang dan melatih
tangan kiri bapak/ibu?
b.Evaluasi objektif
Bagaimana ekspresi klien ? apakah klien terlihat nyaman ? adakah kontak
mata ?
Page
27
2.Rencana tindak lanjut.
Hari ini saya sudah memberitahu bapak apa yang harus dilakukan jika bapak
kesulitan menggunakan tangan kiri, jangan lupa libatkan keluarga/tetangga
3.Kontrak yang akan datang
Ini adalah pertemuan terakhir ya bapak/ibu, jika bapak rasa dengan kehadiran
saya bisa membantu membuat perasaan bapak membaik, bapak bisa hubungi
saya kapan saja.
Page
28