Anda di halaman 1dari 16

“STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG

PT BERAU COAL, BERAU, KALIMANTAN TIMUR”

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

OLEH
M. GHIBRAN ALIEF AKBAR
D621 13 019

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2016
ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

A. TOPIK KERJA PRAKTEK...................................................................... 1

B. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1

C. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2

D. TUJUAN KERJA PRAKTEK ................................................................... 2

E. LANDASAN TEORI ............................................................................. 2

1. Reklamasi.................................................................................... 2

2. Tahap-Tahap Reklamasi ............................................................... 3

3. Dasar hukum ............................................................................... 3

4. Perencanaan Reklamasi ................................................................ 4

5. Pelaksanaan Reklamasi ................................................................. 6

6. Persiapan Lahan .......................................................................... 6

7. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi .............................................. 7

8. Pengertian Revegetasi .................................................................. 9

F. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................... 10

G. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................... 12

H. PENUTUP ......................................................................................... 13

I. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 13

iii2
A. TOPIK KERJA PRAKTEK

“STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG PT BERAU COAL, BERAU,

KALIMANTAN TIMUR”.

B. LATAR BELAKANG.

Kegiatan penambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga

menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang

selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Kegiatan penambangan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting

atau bertanggung jawab terhadap penanganan lingkungan setelah dilakukannya

eksploitasi lahan tambang. Akibat yang mungkin ditimbulkan apabila tidak dilakukannya

penanganan yang baik terhadap lahan pasca tambang antara lain kondisi fisik, kimia dan

biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi

bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, PH rendah,

pencemaran oleh logam-logam berat, serta penurunan populasi mikroba tanah. Untuk

itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak

terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan metode reklamasi

lahan yang rusak akibat kegiatan eksploitasi. Dengan reklamasi tersebut diharapkan

mampu memperbaiki lahan yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan

lebih baik dari kondisi semula.

Berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 mengenai reklamasi pasca

tambang, kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan

penambangan berakhir, terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi

sebaiknya di lakukan secepat mungkin pada lahan bekas penambangan yang telah

selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan penambangan tersebut secara keseluruhan

belum selesai karena masih terdapat deposit bahan tambang yang belum ditambang.

1
Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas tambang agar

kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan

masalah pada kerja praktek ini adalah bagaimana proses reklamasi dan revegetasi lahan

pasca tambang di PT Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur.

D. TUJUAN KERJA PRAKTEK

Tujuan kerja praktek ini antara lain:

1. Menambah pengalaman kerja secara nyata dilapangan sebelum mengaplikasikan-

nya kedalam dunia kerja.

2. Mengetahui tahapan proses reklamasi dan revegetasi di PT Berau Coal, Berau,

Kalimantan Timur.

3. Mengetahui sistem dan teknis pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang PT

Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur.

E. REKLAMASI

1. Pengertian Reklamasi

Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang

rusak agar bisa menjadi daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat

kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

kemampuan yang mengacu pada penataan lingkungan hidup yang berkelanjutan

agar menjadi seperti keadaan semula, (Tojib Alfiah, Forum RHLBT).

Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

No. 18 Tahun 2008, pasal 1 butir 2 adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki

atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha

pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya.

2
Reklamasi berdasarkan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 pasal

1 ayat 26, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan

dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

2. Tahap - Tahap Reklamasi

Ruang lingkup reklamasi (keputusan menteri kehutanan dan perkebunan

No. 149, tahun 1999) meliputi tahapan kegiatan:

1). Investasi lokasi reklamasi

2). Penetapan lokasi reklamasi

3). Perencanaan reklamasi

a).Penyusunan reklamasi

b).Penyusunan rancangan reklamasi

4). Pelaksanaan reklamasi

a).Penyiapan lahan

b).Pengaturan bentuk lahan (land scaping)

c).Pengadalian erosi dan sedimentasi

d).Pengolahan lapisian olah (top soil)

e).Revegetasi

f).Pemeliharaan

3. Dasar Hukum

Upaya pengendalian dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap

lingkungan hidup dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai

berikut:

1). Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2010 tentang reklamasi pasca tambang.

2). Undang-Undang No.23 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan

lingkungan hidup.

3
3). Permenhut P39/2010 tentang pola umum, kriteria dan standar rehabilitasidan

reklamasi hutan.

4). Permenhut P4/2011 tentang pedoman reklamasi hutan.

5). Permenhut P60/2009 tentang pedoman penilaian keberhasilan reklamasi

hutan.

6). Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang Minerba.

7). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan reklamasi

tambang.

4. Perencanaan Reklamasi

Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik, agar

dalam pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki, dalam hal

ini reklamasi harus disesuaikan dengan tata ruang perencanaan reklamasi harus

sudah disiapkan sebelum melakukan operasi penambangan dan merupakan

program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan.

1). Pemerian Lahan/Tinjauan Dari Kondisi Lahan

Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang terpenting untuk

merencanakan jenis perlakuan dalam kegiatan reklamasi, jenis perlakuan

reklamasi dipengaruhi oleh berbagai faktor utama:

a).Kondisi iklim

b).Geologi

c).Jenis tanah

d).Bentuk alam

e).Air permukaan dan air tanah

f).Flora dan fauna

g).Penggunaan lahan

h).Tata ruang dan lain-lain

4
Untuk lahan data yang dimaksud diperlukan suatu studi lapangan, dari

berbagai faktor tersebut diatas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis

tanah merupakan faktor yang penting.

2). Pemetaan

Rencana operasi penambangan yang sudah memperhatikan upaya

reklamasi atau sebaliknya dengan sendirinya akan saling mendukung dalam

pelaksanaan kedua kegiatan tersebut, rencana (tahapan pelaksanaan) reklamasi

ditetapkan sesuai dengan kondisi setempat dan rencana kemajuan

penambangan, rencana tahap reklamasi tersebut dilengkapi dengan peta skala

1:1000 atau skala lainnya yang disetujui, disertai gambar-gambar teknis

bangunan reklamasi, selanjutnya peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks

dengan skala memadai.

Di dalam peta tersebut digambarkan situasi penambangan dan

lingkungan, misalnya kemajuan penambangan, timbunan tanah penutup,

timbunan terak (slag), penyimpanan sementara tanah pucuk, kolam pengendap,

kolam persediaan air, pemukiman, sungai jembatan, jalan, revegetasi, dan

sebagainya serta mencantumkan tanggal situasi/ pembuatannya.

3). Rencana Desain Reklamasi

Adapun rencana desain yang coba diterapkan adalah reklamasi sistem

pot, pada metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk

membantu tanaman tumbuh guna memulihkan tanah disekitarnya. Lahan yang

akan dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sesuai ukuran dan jenis pohon yang

akan ditanam. Kemudian ukuran lubang juga mesti disesuaikan dengan jenis

tanaman yang akan ditanam serta jarak tanam yang di inginkan.

5
5. Pelaksanaan Reklamasi

Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan

rencana tahunan pengelolaan lingkungan yang telah disetuju dan harus sudah

selesai pada waktu yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan kegiatan

reklamasi perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/zona

akhir yang telah disepakati tercapai.

Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang

mempengaruhi pelaksanaan reklamasi, pelaksanaan reklamasi umumnya

merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan

teknik sipil meliputi: pembuatan teras, saluran pembuangan akhir (SPA),

bangunan pengendali lereng, check dam, dan lain-lain yang disesuaikan dengan

kondisi setempat. Pekerjaan teknik vegetasi meliputi: pola tanam, sistem

penanaman (monokultur, multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan

kondisi setempat, tanaman penutup dan lain-lain. Pelaksanaan reklamasi lahan

meliputi kegiatan sebagai berikut:

1). Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan

bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang

kadar rendah yang belum dimanfaatkan.

2). Pengendalian erosi dan sedimentasi.

3). Pengelolaan tanah pucuk (top soil).

4). Revegatasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas tambang

untuk tujuan lainnya.

6. Persiapan Lahan

1). Pengamatan Lahan Bekas Penambangan, kegiatan ini meliputi:

a).Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak

digunakan di lahan yang akan direklamasi.

6
b).Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun

dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari

lingkungan.

c).Pembuangan atau penguburan potongan beton dll pada tempat

khusus.

d).Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen.

e).Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang

direklamasi.

2). Pengaturan Bentuk Lahan

Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi setempat

kegiatan ini meliputi:

a).Pengaturan bentuk lereng

- Pengaturan bentuk lereng dimaksud untuk mengurangi kecepata

air limpasan (run off), erosi dan sedimentasi serta longsor.

- Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berteras–

teras.

b).Pengaturan saluran pembuangan air

- Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk

mengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat

mengurangi kerusakan lahan akibat erosi.

- Jumlah/kerapatan dan bentuk (SPA) tergantung dari bentuk lahan

dan luas areal yang direklamasi.

7. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Defenisi erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah, sedimen, dan

partikel lain akibat angin, air, atau es, sedangkan sedimentasi proses

pengendapan material cair atau padat pada suatu lokasi baik itu lahan tambang

7
ataupun daerah luar tambang dari kondisi lahan yang terganggu yang biasanya

terlarut dalam suatu daerah sungai atau laut.

Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama

kegiatan penambangan dilihat dari faktor kerugian yang timbulkan dan setelah

penambangan erosi dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah,

terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di alur-alur sungai, faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah: curah hujan, kemiringan

lereng (topografi), jenis tanah, dan tanaman penutup tanah, maka dari itu

sebelum melakukan penambangan maka diperlukan perencanaan pengendali

erosi dan sedimentasi. Beberapa cara mengendalikan erosi dan air limpasan

adalah sebagai berikut:

1). Meminimalisir areal terganggu dengan:

a).Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi.

b).Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan.

c).Penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penambangan.

d).Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan.

e).Pemberian Sangsi terkait pelanggaran.

2). Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan:

a).Pembuatan teras-teras.

b).Pembuatan SPA.

c).Dam pengendali.

3). Meningkatkan peresapan air tanah (infiltrasi) dengan:

a).Dengan penggaruan tanah searah kontur.

b).Akibat penggaruan tanah menjadi gembur dan volume tanah

meningkat sebagai media perakaran tanah.

c).Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.

8
4). Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan dengan:

a).Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai

dengan perlakuan yang berlaku dan harus di dalam wilayah kuasa

tambang.

b).Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak

mengandung sedimen.

c).Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan

permanen yang dilengkapi dengan saluran pengelak.

d).Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah

ditampung dan dibelokkan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan

terlalu curam.

e).Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan

sebaiknya sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan atas

tanah.

f).Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, cek dam

dari beton, kayu atau dalam bentuk lain.

8. Prngertian Revegetasi

Revegetasi menurut keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No.

146 tahun 1999 adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali pada lahan

bekas tambang.

Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan

teknis tanaman, persediaan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan

penanaman dan pemeliharaan tanaman.

1). Penyusunan rancangan teknis tanaman

Penyusunan rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan

revegetasi yang menggambarkan kondisi detail kegiatan revegetasi yang

9
menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang ditanam, uraian jenis

pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya

dan tata waktu pelaksanaan kegiatan.

2). Persiapan lapangan

Pada umumnya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan

lahan tanah dan kegiatan perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting

agar keberhasilan tanamanan tanaman dapat tercapai.

3). Pengadaan bibit atau persemaian

Bibit yang dibutuhkan untuk revegetasi dapat memenuhi melalui

pembelian bibit siap tanam atau melalui pengadaan bibit.

4). Pelaksanaan penanaman

Tahap pelaksanaan penanaman meliputi pengaturan arah larikan

tanaman, pemasangan ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang tanaman dan

penanaman.

5). Pemeliharaan

Tingkat keberhasilan dari suatu metode penanaman akan berkurang bila

tidak dilakukannya pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan

untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa shingga dapat

diwujudkan keadaan optimal bagi pertumbuhan tanaman.

F. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode pelaksanaan yang digunakan adalah dengan cara metode pengamatan

langsung dan tidak langsung yang ditunjang oleh beberapa literatur baik buku maupun

jurnal yang berkaitan, serta informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi di

lapangan.

10
a. Persiapan

Tahapan persiapan merupakan tahapan yang berisi kegiatan pendahuluan

sebelum dilakukan kerja praktek. Tahapan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan

yang lebih rinci, antara lain:

1) Perumusan Masalah

Perumusan masalah dimaksudkan untuk mengetahui masalah apa yang akan

digunakan, dalam hal ini perumusan masalah akan membantu dalam kegiatan

pengambilan data agar lebih terkontrol.

2) Administrasi

Pengurusan masalah administrasi merupakan pengurusan segala bentuk

perizinan kegiatan kerja praktek kepada pihak-pihak terkait.

3) Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengkaji buku-buku teks, jurnal, dan laporan

sebelumnya mengenai pemboran yang mendukung dalam penulisan laporan

hasil ini, termasuk informasi yang didapatkan dari media internet.

b. Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data

1) Data primer

Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan,

meliputi pengambilan data yang sifatnya secara langsung di lapangan.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai pelengkap,

yang meliputi geologi regional daerah penelitian serta topografi dari

lingkungan pertambangan.

c. Tahapan Penyusunan Laporan

Tahapan ini menjadi tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kerja praktek, yang

mana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan dan

11
kemudian dituangkan dalam bentuk laporan hasil sesuai dengan format dan kaidah

penulisan yang telah ditetapkan Program Studi Teknik Pertambangan Universitas

Hasanuddin.

d. Seminar dan Penyerahan Laporan

Hasil akhir dari kerja praktek ini akan dipresentasikan dalam seminar Program

Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin, setelah melalui

penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari seminar.

Laporan akhir kemudian diserahkan kepada Ketua Program Studi Teknik

Pertambangan Universitas Hasanuddin.

Diagram Alir Tahapan Kerja Praktek:

STUDI ORIENTASI
PERSIAPAN
LITERATUR LAPANGAN

PENGAMBILAN PENGOLAHAN
DATA
DATA DATA

PENYUSUNAN
ANALISIS DATA KESIMPULAN
LAPORAN

G. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dapat diatur berdasarkan jadwal perusahaan.

Namun jika diperkenankan, kami mengajukan kerja praktek ini dilaksanakan pada:

Waktu : Februari 2017 – Maret 2017

Tempat : PT Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur

12
Tabel rencana jadwal kegiatan kerja praktek:

Tahun 2017
Kegiatan Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek


Penyusunan Laporan Kerja
Praktek

H. PENUTUP

Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu pertimbangan

bagi pihak PT Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur. Besar harapan kami agar kiranya

proposal ini disambut dengan senang hati. Kesempatan yang diberikan oleh pihak

perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

I. DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1998, Perkembangan Pertambangan dan Energi di Propinsi Kalimantan Selatan,


Banjarbaru: Kanwil Pertambangan dan Energi Propinsi Kalimantan Selatan.
Diklat Pengawasan Lingkungan Hidup Dan Kegiatan Pertambangan, Pusdiklat
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008, Rehabilitasi Kerusakan Lahan
Akibat Kegiatan Pertambangan, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hardjowigeno, S.,Widiatmaka, 2007, Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan


Tataguna Lahan, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

SNRI (Sekretariat Negara Republik Indonesia), 2008, Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan
Tambang.

SNRI (Sekretariat Negara Republik Indonesia), 2010, Peraturan Pemerintah Nomor 78


Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

Soemarno Witoro Soelarno, 1998, Peraturan dan Kebijaksanaan Lingkungan


Pertambangan, Makalah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pertambangan Umum.

13

Anda mungkin juga menyukai