Anda di halaman 1dari 2

Himbauan Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas

Untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan lalulintas bagi karyawan yang menggunakan kendaraan
pribadi dalam perjalanan ke/dari kantor, karyawan dihimbau untuk memperhatikan beberapa aspek
berkendara aman sebagai beikut:

 bahaya apa saja yang mengancam tiap saat dari segala arah di jalan raya, yang bisa
membahayakan pengendara/pengemudi.
 cara mengoperasikan kendaraan dengan baik dan benar, dan fungsi operasional peralatan
kendali kendaraan.
 membaca dan menginterpretasikan secara cepat dan tepat situasi kondisi dan peristiwa di jalan
raya.

Jadi untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, sebaiknya:

 Jangan paksakan mengemudikan kendaraan bila secara fisik dan atau psikis tidak nyaman.
 Jangan paksakan mengemudikan kendaraan bila kendaraan kurang beres.
 Hindari jalan yang rawan kecelakaan atau mengundang bahaya, kecuali anda sangat mahir
dalam prediksi dan penanganan resiko atau mengerti mengenai manajemen resiko.
 Jangan mengendarai kendaraan dalam cuaca yang tidak mendukung.

Pengemudi kendaraan bermotor pada waktu mengemudi kendaraan bermotor dijalan, wajib:

 Mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar secara normal, tidak sembrono atau ugal-
ugalan.
 Mengutamakan keselamatan pejalan kaki, penunggang sepeda, dan pengendara kendaraan
lainnya.
 Memiliki SIM dan STNK yang masih berlaku, sebagai tanda bukti lulus uji atau tanda bukti lain
yang sah dalam hal ini dilakukan pemeriksaan.
 Mematuhi peraturan lalu lintas dan ketentuan tentang rambu-rambu lalu lintas,
mempergunakan helm bagi pengemudi dan penumpang kendaraan bermotor roda 2 (dua)
 Mengenakan sabuk keselamatan (safety belt) bagi pengemudi dan penumpang kendaraan roda
4 (empat) atau lebih.

Kemampuan Fisik, Stamina Pengendara

Ada beberapa hal penting yang didapat dari kursus mengemudi secara aman. Misalnya, agar tetap
berada dalam kondisi fit atau siap-siaga, seorang pengendara harus beristirahat setelah melajukan
kendaraannya dengan kelajuan diatas 80 km/jam selama dua jam tanpa jeda. Jika ia tidak mau
beristirahat dan terus melajukan kendaraannya diatas 80 km/jam, maka bisa dipastikan kondisi fisiknya
akan menurun. Jika keadaannya baik-baik saja, maka pengendara itu bisa selamat sampai ke tujuan.
Namun, jika tiba-tiba terjadi keadaan darurat, dapat dipastikan bahwa ia tidak bisa bereaksi secara
benar karena staminanya sudah menurun.
Jarak Aman Antar Kendaraan Bermotor

Karena sulitnya menemukan jarak aman ideal saat berkendaraan didalam kota, jika memang kendaraan
yang kita kendarai kelajuannya diatas batas jarak aman, misalnya kelajuan 80 km/jam dan jarak dengan
kendaraan di depan kurang dari 5 m, atau kendaraan kita lebih laju dari yang berada di depan, maka
sebaiknya kita memberikan isyarat berupa lampu atau klakson kepada pengendara di depan kalau kita
ingin mendahuluinya.

Helm dan Kecelakaan lalu lintas

Helm (helmet) adalah salah satu alat proteksi cidera kepala yang kemungkinan besar terjadi pada
pengemudi kendaraan bermotor. Penggunaan helm standar SNI sudah menjadi kewajiban bagi
pengendara motor, mengingat jumlah sepeda motor adalah mendominasi 75% dari jumlah kendaraan di
jalanan. Dan karena itu, pengendara motor menjadi korban terbanyak kecelakaan di jalanan di Indonesia.
Peraturan wajib helm ini ditetapkan dalam peraturan SK Menteri Perhubungan No.188/Aj. 403/PHB/86.
Helm dianggap dapat memberikan proteksi sebesar 29% terhadap cidera kepala. Pemakaian helm dapat
menurunkan cidera kepala dan kematian.

Anda mungkin juga menyukai