Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KOROSI PADA BESI

AKMAL RAHMANTO
ALYARA DINAR RAMADHANTI
BUNGA LATIFA BADRI
DIFA NADIA KALILA
NAFILAH DYAS RAHMADILA
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum kimia yang berjudul “Korosi pada Besi” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Laporan ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian laporan ini.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga laporan ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Tangerang Selatan, 5 Oktober 2018

Penulis
JUDUL : Korosi pada Besi

TUJUAN : 1. Mengamati perubahan korosi/perkaratan besi


2. Mengamati proses oksidasi dan reduksi pada besi

LANDASAN TEORI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara
pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap
sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen
juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi.
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek
dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda,
dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron menuju besi itu sendiri.
Perkaratan besi melibatkan oksigen dan air. Besi tidak berkarat dalam air tidak
beroksigen. Perkaratan besi juga tidak terjadi dalam minyak meskipun ada oksigen.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi besi dipandang sebagai proses elektrokimia. Suatu tempat pada permukaan besi
menjadi anoda, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e Ered=0,44 V
Elektrok yang dilepaskan bermigrasi melalui logam ke bagian lain pada permukaan besi
yang bertindak sebagai katoda. Pada katoda, oksigen mengalami reduksi.
O2(g) + 4H+ + 4e  2H2O(l)+ Ered=1,23 V
Tampak bahwa H+ terlibat dalam reaksi reduksi oksigen. Penurunan konsentrasi H+
(peningkatan pH) menyebabkan reduksi O2 terhambat. Dapat diamati bahwa dalam larutan
dengan pH sekitar 9-10, besi tidak akan mengalami korosi.
Fe2+ yang terbentuk pada anoda selanjutnya dioksidasi menjadi Fe3+. Ion Fe3+ kemudian
membentuk besi(III) oksida berhidrat yang dikenal sebagai karat besi.
4Fe2+(aq) + O2(g) + 2XH2O(l)  2Fe2O3.xH2O(s) + 8H+(aq)
Karena katoda umumnya daerah yang mengandung oksigen terbanyak, maka karat besi
lebih banyak terjadi disana.

Berbagai faktor lain yang mempercepat perkaratan adalah :


- pH larutan,
- adanya garam, serta
- kontak dengan logam yang lebih sukar teroksidasi

ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Gelas beker 250ml
- Pengaduk
- Gelas plastik pudding 5 buah
- Kompor listrik
Bahan :
- NaOH
- NaCl
- HCl
- Indikator PP
- Aquadest
- Agar-agar putih
- Paku

LANGKAH KERJA
1. Siapkan gelas plastik pudding 5 buah, beri label 1-5
2. Masukkan sedikit NaOH ke dalam gelas nomor 2, NaCl ke dalam gelas nomor 3, HCl ke
dalam gelas nomor 4 dan Indikator PP ke dalam gelas nomor 5
3. Masukkan agar-agar ke dalam gelas beker dan tambahkan 200ml aquadest, panaskan
sampai mendidih
4. Masukkan larutan agar-agar ke dalam gelas pudding sepertiga gelas, aduk
5. Masukkan paku ke tiap-tiap gelas, paku harus tenggelam
6. Amati pada 30 menit, 1 jam, 1 hari, 3 hari dan 5 hari, catat pengamatan pada tabel.

PENGAMATAN
Gelas 30 menit 1 jam 1 hari 3 hari 5 hari
agar semakin
agar
menyusut,
menyusut,
warna putih
agar agar warna putih
terdapat
1 agar memadat, memadat, terdapat
bitnik-bintik
(tanpa memadat, warna putih, warna putih, bitnik-bintik
hitam, paku
perlakuan) warna putihh paku mulai paku mulai hitam, paku
sangat
berkarat berkarat mulai berkarat
berkarat pada
pada setiap
bagian
ujungnya
ujungnya
agar semakin
agar
surut dan
mengeras
mulai
agar tidak agar tidak agar tidak tapi lunak,
2 mengeras,
memadat, memadat, memadat, warna putih,
(NaOH) warna putih,
warna kuning warna kuning warna kuning paku tidak
paku tidak
mengalami
mengalami
perubahan
perubahan
agar sangat
sering dan
agar memadat agar pecah,
pecah, warna
agar agar dan lentur, wana putih,
3 putih seperti
memadat, memadat, warna putihh, paku berkarat
(NaCl) berkristal,
warna putih warna putih paku mulai setengah
paku berkarat
berkarat badan
setengah
badan
agar semakin
agar tidak
pecah dan
agar mulai terlalu padat agar pecah
menyusut,
memadat, tetapi tidak serta
agar mulai warna
4 warna putih, cair, paku menyusut,
memadat, kuning,
(HCl) mulai ada menghitam warna putih,
warna putih hamper
gelembung dengan paku mulai
seluruh
pada paku bitnik-bintik berkarat
permukaan
coklat
paku berkarat
agar sangat
agar menyusut,
agar padat agar mengeras
agar memadat, warna putihh
5 keras, paku dan menyusut,
memadat, warna putihh, terdapat
(PP) berkarat warna putih,
warna putih paku mulai bitnik hitam,
sempurna paku berkarat
berkarat paku sangat
berkarat

PEMBAHASAN
Pada pengamatan selama 5 hari, gelas 1 yang tidak dilakukan tindakan apapun
mengalami oksidasi sehingga paku berkarat, namun tidak seluruh bagian paku mengalami
oksidasi. Kemudian, pada gelas kedua yang berisi NaOH tidak terlalu mengalami oksidasi,
terlihat dari karat yang terjadi sangat sedikit di bagian badan paku. Selanjutnya pada gelas ketiga
yang berisi NaCl mengalami oksidasi walaupun tidak seluruh terjadi di bagian badan paku
namun tetap terlihat mengalami oksidasi. Kemudian di gelas ke empat yang diberi HCl sangat
mengalami oksidasi, terlihat dari warna paku yang berwarna kekuningan hampir di seluruh
bagian paku dan juga terlihat menguning di bagian agar agar. Di gelas terakhir yang diberi
indikator PP hasilnya paku sangat berkarat karena indikator PP saat dituangkan ke dalam agar
agar tidak merubah warna agar sehingga larutan bersifat asam dan menyebabkan reaksi oksidasi
semakin cepat.

KESIMPULAN
Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak
mengalami korosi terjadi pada paku di larutan NaOH. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak
langsung antara oksigen dan air serta plastik merupakan pencegahan agar tidak terjadi korosi.
Kemudian dari praktek tersebut dibenarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak
antara udara dan air. Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi
dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita
menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat
membuatnya berkarat.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Adalah
A) Air
B) Oksigen

Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi


A) Elektrolit
B) Permukaan Besi

Cara Mengatasi Korosi Adalah


A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat
LAMPIRAN

1 jam
1 hari

3 hari
5 hari

Anda mungkin juga menyukai