Anda di halaman 1dari 3

TELAAH JURNAL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PICO
HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN
RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN
Eny Sulistiyani1, Isri Nasifah S,SiT., M.Keb2, Puji Lestari, S.SiT3
1 Mahasiswa AKBID Ngudi Waluyo
Email : Eny.sulistiyani.11@gmail.com
2 Staf Dosen Prodi DIII Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : inasifah@gmaol.com
3 Staf Dosen Prodi DIII Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : puji0604@gmail.com

A. PROBLEM
Di BPM Endang Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak Simongan
Semarang Barat pada bulan Januari sampai dengan Juni 2015 didapatkan
71 persalinan normal dimana terdapat 50 (70,42%) ibu bersalin mengalami
ruptur perineum. Berat badan bayi baru lahir pada ibu yang mengalami
rupture perineum, 22 ibu berat lahir bayinya 2500 sampai 3000 gram, 27
ibu berat lahir bayinya 3000-4000 gram dan 1 ibu berat lahir bayinya 2300
gram. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah komplikasi pada ibu
dengan cara melakukan asuhan sayang ibu dimana dilakukan pertolongan
persalinan APN dengan benar diharapkan dapat mencegah terjadinya
rupture perineum.

B. INTERVENTION
Berdasarkan luas robekan (JNPK-KR, 2008) dimana derajat satu:
robekan terjadi pada selaput lendir (mukosa) vagina, komisura posterior,
dengan atau tanpa mengenai kulit perineum 1-1,5 cm. Tidak perlu untuk
dilakukan penjahitan tetapi dipastikan bahwa luka tidak menimbulkan
perdarahan dan luka masih baik dan beraturan dan derajat dua : robekan
terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum. Perlu untuk dilakukan jahitan secara jelujur atau dengan teknik
tertentu yang dianjurkan.

C. COMPARISON
Jurnal : HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT
RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA
KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin
mengalami laserasi derajat I dengan berat badan lahir bayi cukup (antara
2500-4000 gram) sebanyak 40 orang (48,8 %), sedangkan paling sedikit
ibu bersalin mengalami laserasi derajat IV dengan berat badan lahir bayi
lebih (lebih dari 4000 gram) sebanyak 1 orang (1,2 %). Selanjutnya untuk
mengetahui Hubungan Berat Badan Lahir dengan Derajat Ruptur
Perineum pada Persalinan Normal, digunakan Analisis Uji Rank Spearman
diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,016 dengan taraf kesalahan 5 %
(0,05). Sehingga ρ value < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Yang berarti ada hubungan secara bermakna antara berat badan lahir
dengan derajat ruptur perineum pada persalinan normal.

Jurnal : HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR


DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN
SPONTAN
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum
pada ibu bersalin spontan di BPM Endang Minaharsi, Amd. Keb
Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun 2015. Hal ini ditunjukan
dengan responden yang berat badan bayi lahirnya kurang sebagian besar
utuh perineumnya sebanyak 4 responden, BBL cukup sebagian besar
mengalami ruptur perineum sebanyak 69
responden (73,4%) dan yang berat badannya lebih semuanya mengalami
ruptur perineum sebanyak 1 responden (100,0%). Hasil penelitian ini ada
kesesuaian dengan teori menurut Saifuddin (2008), semakin besar berat
bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Hal
ini terjadi karena semakin besar berat badan bayi yang dilahirkan akan
meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum karena perineum tidak
cukup kuat menahan regangan kepala bayi dengan berat badan bayi yang
besar, sehingga pada proses kelahiran bayi dengan berat badan bayi lahir
yang besar sering terjadi ruptur perineum.

D. OUT COME
Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah komplikasi pada ibu dengan
cara melakukan asuhan sayang ibu dimana dilakukan pertolongan
persalinan APN dengan benar diharapkan dapat mencegah terjadinya
rupture perineum.

Anda mungkin juga menyukai