Anda di halaman 1dari 9

Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189

Hubungan Senam Hamil Dengan Rupture Perineum Pada Ibu Bersalin Di


BPS Hj Warsiningsih
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes*
=============================================================
ABSTRAK

Salah satu tingkat untuk mengendalikan tingkat laserasi penineum adalah dengan melakukan
senam hamil. Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan
robekan perineum pada ibu bersalin di BPS. Hj. Warsiningsih pada periode Januari-Juni 2015. Tujuan
khusus yaitu diketahuinya distribusi frekuensi ibu bersalin yang melakukan senam hamil di BPS Hj.
Warsiningsih Periode Januari-Juni 2016,diketahuinya distribusi frekuensi kejadian laserasi perineum
pada ibu bersalin yang melakukan senam hamil di BPS Hj. Warsiningsih Periode Januari-Juni 2015,
diketahuinya hubungan senam hamil dengan robekan perineum pada ibu bersalin di BPS Hj.
Warsiningsih Periode Januari-Juni 2015. Penelitian tentang hubungan senam hamil dengan robekan
perineum di BPS.Hj. Warsiningsih merupakan suatu studi deskriptif analitik yang menggunakan data
primer dengan desain penelitian cross sectional. Data diperoleh dengan cara pengisian kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu bersalin Periode Januari-Juni 2015. Dengan
jumlah populasi sebanyak 60 orang, dan sampel sebanyak 60 orang menggunakan metode total
sampling dengan variabel independen senam hamil dan dependen rupture perineum.Analisa data yang
digunakan adalah Chi Square. Dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh hasil P Value 0,002 (P Value)
dan nilai keeratan (Phi) = 0,377. Kesimpulan : Ada hubungan senam hamil dengan kejadian
rupture perineum pada ibu bersalin di BPS Hj Warsiningsih dengan keeratan cukup erat.
Kata Kunci : Senam Hamil, Ruptur Perineum

=====================================================================

A. Latar Belakang, Masalah dan Tujuan jumlah yang bervarisi banyaknya. Sumber
Kehamilan dan persalinan merupakan proses perdarahan dapat berasal dari perineum,
alamiah (normal) dan bukan proses patologi vagina, serviks, dan robekan uterus (Mochtar,
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi 2005) Robekan jalan lahir merupakan
atau abnormal (Nurul Jannah, 2012) penyebab kedua tersering dari perdarahan
Senam hamil dianjurkan pada wanita hamil pasca persalinan. Robekan dapat terjadi
agar saat melahirkan tiba dapat dijalani lebih bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
mulus dan ibu siap saat persalinan tiba. Dengan pasca persalinan dengan uterus yang
latihan pernafasaan yang telah dilakukan pada berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
senam hamil. Sang ibu tidak lagi kesusahan robekan serviks atau vagina. Robekan
mengikuti perintah dokter atau bidan saat perineum terjadi pada hampir semua persalinan
melahirkan. Banyak manfaat yang diperoleh pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
dengan mengikuti latihan senam hamil ini. berikutnya, kesalahan pada teknik mengejan
Terutama bagi ibu yang kandungannya sudah juga bisa berdampak terjadi robekan perineum
lebih dari 32 minggu. Misalnya sang ibu sudah yaitu bilamana ibu bersalin mengejan sambil
siap melahirkan dan memperlancar proses mengangkat bokong, selain itu proses
persalinan (Fania,2010). Persalinan adalah mengejan tidak maksimal, juga bisa
proses dimana bayi, plasenta dan selaput memperparah robekan perineum (daerah antara
ketuban keluar dari uterus ibu. Robekan jalan vagina dan anus). (Cunningham, dkk, 2006)
lahir selalu memberikan perdarahan dalam
1
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189

Salah satu tingkat untuk mengendalikan di rumah guna mengurangi robekan perineum
tingkat laserasi penineum adalah dengan pada saat persalinan. Namun ada beberapa
melakukan senam hamil. Senam hamil pasien yang tidak melakukan senam hamil. Dan
merupakan bentuk olah raga yang berguna tingginya kejadian rupture perineum. Pada
untuk membantu wanita hamil muntuk periode Januari-Juni 2015 pasien yang partus
memperoleh tenaga yang baik sehingga ada 52 ibu bersalin, yang mengalami rupture
memperlancar proses persalinan. Senam hamil pada bulan januari ada 4 ibu bersalin, Februari
disarankan bagi ibu yang pertama kali hamil. ada 5 ibu bersalin, Maret ada 4 ibu bersalin,
Serta ibu yang pernah mengalami kesulitan April 3 ibu bersalin, Mei 4 ibu bersalin, Juni 4
dalam persalinan atau melahirkan anak ibu bersalin. Jadi total ibu bersalin yang
prematur (Widianti & Proverawati, 2010) mengalami rupture perineum pada ibu bersalin
Berdasarkan data World Health Organization periode Januari-Juni yaitu 24 ibu bersalin.
(WHO) pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti
rupture perineum pada ibu bersalin. Angka ini tertarik untuk melakukan penelitian dengan
diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun judul “Hubungan senam hamil dengan rupture
2050, seiring dengan semakin tingginya bidan perineum pada ibu bersalin di BPS
yang tidak mengetahui asuhan kebidanan Hj.Warsiningsih”
dengan baik. Di Amerika 26 juta ibu bersalin Rumusan Masalah
yang melakukan senam hamil 20 % Masih tingginya kejadian rupture perineum
diantaranya mengalami rupture perineum dan paada ibu bersalin pada periode Januari-Juni
yang tidak melakukan senam hamil 45%, yang 2015 dan belum diketahuinya hubungan senam
tidak melakukan senam hamil 15% tidak ruptur hamil dengan rupture perineum pada ibu
perineum, 20% rupture perineum. Di Asia bersalin di BPS. Hj. Warsiningsih
rupture perineum juga merupakan masalah Tujuan Penelitian
yang cukup banyak dalam masyarakat, 50 % Mengetahui Hubungan senam hamil dengan
dari kejadian rupture perineum di dunia terjadi rupture perineum pada ibu bersalin di BPS. Hj.
di Asia. Prevalensi ibu bersalin yang telah Warsiningsih
melakukan senam hamil yang mengalami Manfaat Penelitian
rupture perineum di Indonesia pada golongan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
umur 25-30 tahun yaitu 24 % sedang pada ibu bahan evaluasi dan masukan bagi tenaaga
bersalin usia 32 –39 tahun sebesar 62 %. kesehatan agar bisa memberikan asuhan kepada
(Hilmy,2014).. BPS Hj. Warsiningsih masyarakat khususnya bagi ibu hamil tentang
merupakan salah satu bidan diwilayah Buaran I pengaruh aktivitas fisik senam hamil terhadap
Jakarta Timur. Bidan Hj. Warsiningsih telah terjadinya laserasi perineum
menggalakan senam hamil pada setiap pasien
yang melakukan ANC dengan cara mengajari METODE PENELITIAN
pasien cara-cara senam hamil untuk dilakukan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
jenis penelitian Analitik .Dengan rancangan
2
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189

Survey Cross Sectional. Penelitian ini untuk Analisa Data: analisa Univariat dan Bivariat :
mengidentifikasi hubungan senam hamil Uji Chi Squere melalui bantuan komputer
dengan Rupture perineum pada ibu bersalin di program windows SPSS (Statistik Program for
BPS. Hj. Warsiningsih periode Januari-Juni Social Sciene) dengan rumus sebagai berikut :
2015 dengan jenis data yang bersifat primer.
Kerangka Konsep

Senam Keterangan :
Hamil Ruptur Perineum
x² : Chi kuadra
Paritas
Berat Badan 0 : Nilai Observasi
.
E : Frekuensi yang diharapkan/ nilai espektasi
Populasi seluruh ibu bersalin periode Januari-
Variabel dikatakan berhubungan jika p value <
Juni 2015 di BPS. Hj. Warsiningsih sebanyak
nilai alpha (0,05).
60 orang. Sampel: total sampling mengambil
Aturan yang berlaku pada uji Chi square
sampel dari seluruh ibu bersalin periode
adalah :
Januari-Juni 2015 di BPS. Hj. Warsiningsih.
1. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai Expected
adalah 60 orang.
(Harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan
Variabel Penelitian. Variabel independen
adalah Fisher’s Exact Test
dalam penelitian ini adalah senam hamil dan
2. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5,
variabel dependen rupture perineum.
maka uji yang dipakai sebaiknya Continuity
Alat dan Bahan: Data yang dikumpulkan
Correction
merupakan data primer yang diperoleh
3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2 , misalnya 3
menggunakan kuesioner yang merupakan
x 2, 3 x 3 dan sebagainya, maka digunakan uji
daftar pertanyaan yang ditujukan kepada
Pearson Chi Sque
responden.

HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
1. Proporsi Gambaran Senam Hamil
Tabel 1 Distribusi frekuensi senam hamil ibu bersalin

No. Senam hamil N %

1. Senam hamil 45 75

2. Tidak senam hamil 15 25

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu melakukan senam hamil yaitu 45 orang
(75%)

3
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189

2. Karakteristik Ibu bersalin berdasarkan umur


Tabel 2 Karakteristik Ibu Bersalin berdasarkan umur di BPS Hj Warsiningsih.
No Umur N %
1 dibawah 20 tahun 5 8,34
2 20- 35 Tahun 40 66,66
3 diatas 35 tahun 15 25
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden pada kelompok kasus paling banyak berusia 20-
35 tahun yaitu sebanyak 40 orang atau 66,66% .

3. Karakteristik Ibu Bersalin berdasarkan Paritas


Tabel 3
Karakteristik Ibu Bersalin berdasarkan Paritas di BPS Hj Warsiningsih.
No. Paritas N %
1. Primipara 10 16,67
2. Multipara 42 70
3. Grandemulti 8 13,33
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa paling banyak adalah multipara yaitu sebanyak 42 orang
atau 70%

4. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan berat badan Bayi


Tabel 4
Karakteristik Ibu Bersalin berdasarkan Berat Badan Bayi di BPS Hj Warsiningsih.

No. Berat badan N %

1. BBLR 2 3,3

2. BBLN 48 80

3. BBLL 10 16,7

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa responden pada kelompok kasus paling banyak adalah
BBLN yaitu sebanyak 48 bayi atau 80% .

4
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189
Analisa Bifariat

Tabel 5 Hubungan senam hamil dengan Ruptur Perineum pada ibu bersalin di BPS Hj Warsinigsih

Kategori Ruptur % Tidak Ruptur % Total P value CC


perineum perineum F % (95%CI)
Senam hamil 16 35,5 29 64,5 45 75 0,002 0,377

Tidak senam 11 73,33 4 26,67 15 25


hamil
27 45 33 55 60 100

Berdasarkan pada tabel.5 diketahui bahwa dari 45 orang (75%) ibu bersalin yang melakukan
senam hamil dari total 60 ibu, sebanyak 33 ibu bersalin (55%) dengan persalinan normal tidak
mengalami ruptur perinium , dan sebanyak 27 ibu post partum mengalami ruptur . Untuk 45 orang ibu
yang tidak melakukan senam hamil sebanyak 16 ibu bersalin (35,5%) mengalami ruptur dan hanya 4
ibu bersalin ( 26,67%) yang tidak mengalami ruptur.
Berdasarkan uji statistik chi square didapatkan nilai p-value sebesar 0,002 yang berarti
terdapat hubungan uji korelasi chi square dengan nilai signifikansi p value 0,002 yang berarti terdapat
hubungan uji korelasi chi square dengan nilai signifikansi p value 0,002

PEMBAHASAN
5. Ibu bersalin yang mengalami ibu biasanya menghadapi kecemasan dan panik
ruptur dan melakukan senam hamil (Eli, 2011). Selain itu terdapat 10 responden
di BPS HjWarsiningsih. yang melahirkan bayi dengan berat badan
Hasil penelitian menunjukan dari 45 >3600 gram dan sebagian besar robekan
ibu post partum (75%) yang mengikuti senam perineum yang dialami ibu pada saat persalinan
hamil, sebanyak 27 ibu bersalin (45%) hanya mengalami robekan sampai dengan
mengalami ruptur perineum pada persalinan derajat I-II. Hal ini juga diperkuat dengan
normal. Hal ini disebabkan karena ibu tidak Alamsyah (2012) bahwa yang dapat
rutin dalam melakukan senam hamil dan rata- mengakibatkan terjadinya robekan perineum
rata ibu yang mengalami robekan pada saat yaitu berat janin lebih dari 3500 gram, karena
persalinan hanya melakukan senam hamil 2-4 resiko trauma partus melalui vagina seperti
kali selama kehamilan. Menurut Anggraeni distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak
(2010) senam hamil dilakukan sejak usia pada ibu.
kehamilan 28 minggu sampai dengan masa
kelahiran. Manfaat dari senam hamil yang
3. Ibu bersalin yang mengalami ruptur
dilakukan secara teratur membantu dalam
dan tidak melakukan senam hamil di
menjaga kesehatan dan kelancaran proses
BPS Hj Warsiningsih
persalinan dan nifas karena senam hamil akan
membuat tubuh menjadi lentur terutama pada Berdasarkan hasil penelitian dari 15 ibu
otot-otot jalan lahir. Kelenturan otot ini sangat bersalin (25%) yang yang tidak melakukan
diperlukan karena saat menghadapi persalinan senam hamil terdapat 29 ibu bersalin (64,45%)

5
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189
yang mengalami ruptur dan yang tidak perineum dimungkinkan karena pengaturan
mengalami ruptur sebanyak 4 ibu bersalin posisi yang benar pada saat persalinan, dan
(26,67%). Hasil penelitian menunjukan menurut data yang di peroleh dari 29
sebagian besar ibu bersalin yang mengalami responden yang tidak mengalami robekan
robekan karena tidak mengikuti senam hamil. perineum sebagian besar aktif dalam mengikuti
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang senam hamil pada saat kehamilnya. Hal ini
dilakukan oleh Turlina (2015), tentang sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
hubungan senam hamil dengan terjadinya pencegahan robekan perineum sesuai dengan
robekan perineum diperoleh hasil ibu bersalin teori Aprillia (2011) yaitu dapat di cegah
spontan yang tidak mengikuti senam hamil dengan pengaturan posisi yang benar saat
sebagian besar (62,5%) mengalami robekan persalinan, senam hamil, perineum messagge,
perineum dan hampir sebagian (37,5%) tidak dan yoga prenatal.
mengalami robekan perineum. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang 4. Ibu bersalin yang tidak ruptur dan
mendasari ibu bersalin yang mengikuti senam tidak melakukan senam hamil di BPS
hamil dan tidak mengalami robekan perineum Hj Warsiningsih
spontan yaitu pengalaman dimana ibu bersalin
spontan saat hamil sering melakukan latihan- Berdasarkan hasil penelitian dari 15 ibu post
latihan relaksasi yang dapat membuat perineum partum (25%) yang yang tidak melakukan
menjadi lentur. Latihan senam hamil pada senam hamil hanya 4 ibu post partum (26,67%)
umumnya dan khususnya pada senam yang tidak mengalami rutur. Menurut asumsi
kebugaran panggul. peneliti 3 ibu post partum (26,67%) yang tidak
melakukan senam hamil dan tidak mengalami
3. Ibu bersalin yang tidak ruptur dan ruptur dikarenakan oleh faktor lain seperti
melakukan senam hamil di BPS Hj paritas, dan teknik meneran ibu yang bagus dan
Warsiningsih ibu dengan persalinan yang lebih dari dua kali
atau multipara, sehingga otot kewanitaanya
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 45 sudah lentur, sehingga memudahkan ibu dalam
orang (75%) ibu yang melakukan senam proses persalinan. Hasil penelitian, yang
hamil,sebanyak 29 ibu post partum (64,5%) dilakukan oleh Ardiani (2013), dari 23
tidak mengalami robekan pada persalinan responden yang meneran tidak benar
normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan didapatkan (71,9%) yang mengalami kejadian
penelitian Turlina (2015), hasil penelitian ruptur perineum. Hal ini disebabkan oleh cara
menunjukan rata-rata sebagian responden ibu dalam mengatur nafas saat mengedan dan
mengikuti senam hamil sebanyak (61,9%) tidak juga cara melakukan dorongan saat meneran,
mengalami robekan dan sebagian responden sehingga diperlukan pimpinan maksimal
yang mengalami robekan hanya pada derajat I. penolong agar ibu dapat mengedan dengaan
Responden yang tidak mengalami robekan benar untuk mengurangi kejadian ruptur

6
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189
perineum. Ibu harus didukung untuk meneran (55,8%). Ada hubungan yang signifikan antara
dengan benar pada saat ia merasakan dorongan senam hamil terhadap robekan perineum pada
dan memang ingin mengejan. Ibu mungkin ibu bersalin primigravida di Puskesmas
merasa dapat meneran secara efektif pada Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota
posisi tertentu. Selain teknik meneran yang Salatiga. (p-value 0,029 < α (0,05). Responden
benar, juga karena ibu rutin dalam melakukan yang aktif mengikuti senam hamil tidak
pemeriksaan ANC, dan aktivitas ringan mengalami robekan perineum dikarenakan
dirumah seperti berjalan dipagi hari sehingga senam hamil yang dilakukan secara teratur
ibu dapat meminimalkan resiko pada saat sehinggan dapat membantu elastisitas otot
persalinan seperti robekan perineum, dengan dasar panggul dan akan memperoleh hasil yang
melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau efektif. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
antenatal care, dapat terpantaunya kehamilan dengan mengikuti senam hamil dapat
ibu, mulai dari kondisi janin sampai taksiran bermanfaat dalam proses persalinan yaitu ibu
berat janin, sehingga dapat meminimalisir dan dapat melatih ketenangan menghadapi proses
mengantisipasi komplikasi pada saat persalinan persalinan, memperkuat dan mempertahankan
nanti. Selain itu pencegahan terjadinya ruptur elastisitas pada saat mengejan otototot dasar
yaitu dengan mengajarkan senam hamil pada panggul dan otot paha bagian dalam
ibu hamil. Senam yang dilakukan ibu hamil mengendur secara aktif sehingga otot dasar
merupakan salah satu persiapan fisik dalam panggul yang lemas tidak akan mudah robek
menghadapi persalinan. Senam ibu hamil yang saat melahirkan (Hulliana, 2012).
dilakukan secara rutin sangat membantu
kelancaran dalam proses persalinan (Widianti KESIMPULAN
& Proverawati, 2010).
1. Dari 45 (75%) ibu post partum yang
5. Hubungan antara senam hamil dengan melakukan senam hamil dan sebagian besar
kejadian ruptur perineum pada persalinan tidak mengalami ruptur perineum pada
normal di BPS Hj Warsiningsih persalinan normal sebanyak 29 ibu post partum
(64,5%) di BPS Hj Warsiningsih.
Hasil analisa bivarit menunjukan menunjukan 2. Dari 15 (25%) ibu post partum yang tidak
uji korelasi Chi Square dengan nilai melakukan senam hamil dan sebagian besar
signifikansi p value 0,002< 0,05), hal ini mengalami ruptur perineum pada persalinan
disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan normal sebanyak 11 (73,33%) di di BPS Hj
antara senam hamil dengan terjadinya robekan Warsiningsih
perineum spontan. Selain itu penelitian yang 3. Terdapat hubungan antara senam hamil
dilakukan oleh Riswati (2015) hasil penelitian dengan kejadian ruptur perineum pada
menunjukkan sebagian besar responden tidak persalinan normal dengan nilai signifikansi p
aktif senam hamil (62,8%), dan sebagian besar value 0,002
responden mengalami robekan perineum

7
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189
DAFTAR PUSTAKA pukul 11:40WIB, pada tanggal 28
November 2014
Anggraini, (2015). Hubungan Pijat Perineum
Hullian, (2012). Panduan menjalani
Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu
kehamilan sehat. Jakarta: Puspa Suara
Bersalin Primipara Di BPM
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan
Kecamatan Metro Selatan Kota Metro,
Kebidanan Kehamilan,. Yogyakarta :
Jurnal Kebidanan Poltekkes
C.V Andi Offset. Hal;1,159
Tanjungkarang Anik dkk. 2011.
JNPK-KR., 2011, Asuhan Persalinan Normal,
Senam Hamil,Senam Nifas,Terapi
Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan
Musik. Jakarta: Trans Info Media.
Klinik-Kesehatan Reproduksi,
hal;46,50.
Perkumpulan Obstetri Ginekologi
Ardiani, (2013). Pengaruh Senam Hamil
Indonesia (JNPK-KR/POGI), dan
Terhadap Kejadian Ruptur Perineum
JHPIEGO Corporation.
Pada Ibu Bersalin Primipara di BPS
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit
Haji Nawangsih Semarang, Jurnal
Kandungan, dan KB Jakarta: Buku
Kebidanan Ngudi Waluyo Semarang
Kedokteran EGC. hal;132,135,.
Aziz Alimul.2007. Metode Penelitian
Mochtar, Rustam.2005. Sinopsis Obstetri.
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Edisi 1. Jilid 1. Jakarta: Buku
Jakarta;Salemba Medika. Hal;56
Kedokteran EGC. hal;98
Cunningham, dkk. 2006. F. Obstetri
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian
Williams. Jakarta: Buku Kedokteran
Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
EGC. hal;71.
hal;36,37,41,83,86,
Depkes. 2010. Jarak Kelahiran sehat
Oxorn, Harry.2009. Ilmu Kebidanan.
Dewi dkk. 2012. Asuhan Kehamilan untuk
Fisiologi dan Patologi Persalinan
kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Jakarta;Yayasan Essentia Medica.
hal;56
hal;165.
Ewa Molika. 2015. 275 Tanya Jawab Seputar
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010.
Kehamilan dan Melahirkan.
Ilmu Kebidanan, Patologi dan
Jakarta;Vicosta publishing. Hal;126
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
Hakimi, M. 2010). Ilmu Kebidanan Patologi
Yayasan Esentia Medika. Hal;141
dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta
Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Analisis
: Yayasan Essentia Medica (YEM).
Data Kesehatan. Depok : Fakultas
hal;66
Kesehatan Masyarakat Universitas
Hani,Umi dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada
Indonesia
kehamilan fisioogi. Jakarta: Salemba
Puti, Fania dr. 2010. Buku Pintar Ibu Hamil.
Medika. hal;69
Yogyakarta : Second hope. hal;110
Hilmy.2014.angkarupturesenamhamil(Hilmy,
Riswati, (2015). Senam Hamil Terhadap
dalamhttp://stikesharapanmama.blogs
Robekan Perineum Pada Ibu Bersalin
pot.com, 2014). Artikel Diunggah
8
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj
Persalinan – Vol 11 No 1- Mei 2020 ISSN: 2086-8189
Primigravida Di Puskesmas Tegalrejo, Lamongan, Jurnal Kebidanan
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Muhammadiyah
Skripsi Kebidanan Stikes Ngudi Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Waluyo Kebidanan. Jakarta;Salemba
Rukiyah,dkk.2009.Asuhan kebidanan
Medika. hal;129
I.Jakarta: TIM. hal;67
Saifuddin. 2009. Buku Acuan Nasional
Widianti, A.T. & Proverawati, A. 2010.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Senam Kesehatan. Yogyakarta:
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Nuha Medika. hal;47
Sarwono Prawirohardjo. hal;462 Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis Kebidanan. Jakarta: Yayasan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Bina Pustaka Sarwono
R&D). Bandung: Alfabeta.hal;47
Prawirohardjo. hal;146,150
Sulityawati,Ari. 2012. Asuhan kebidanan Pada
Yulaikhah, Lily. 2009. Kehamilan.
Masa kehamilan. Jakarta:Salemba
Mediaka. hal;67
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Turlina, (2015). Hubungan Antara Senam hal;51
Hamil Dengan Terjadinya Robekan
Perineum Spontan Di Bpm Wiwik
Azizah Said Desa Duriwetan
Kecamatan Maduran Kabupaten

9
Royani Chairiyah, S.SiT, M.Kes* Hubungan Senam Hamil dengan Ruptur Perineum di BPS Hj

Anda mungkin juga menyukai