Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STERILISASI PENYARINGAN

Dosen Pengampu : M. Walid S. Farm,. Apt.


Disusun Oleh :

1. Reny Triyani (0540030312)


2. Dwi Listyani (0540030412)
3. Ayu Farhana (0540030512)
4. Rizky Oktaviani (0540030612)
5. Annisa Nur Setyaningsih (0540030712)
6. Dwi Septiyani (0540030812)
7. Nurmira Lestari Ningtyas (0540030912)
8. M. Yulian Firdaus (0540030111)

PRODI D-III FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta
alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta segala isinya, karena berkat pimpinan,
bimbingan, bantuan, izin serta bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Sterilisasi penyaringan” ini.
Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Muh Walid, M.Si selaku dosen mata kuliah Farmasetika
atas bimbingannya.
Topik pada makalah ini adalah definisi Sterilisasi Penyaringan, khususnya
mengarah pada pembahasan mengenai bagaimana Sterilisasi Penyaringan. Kami
mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti buku, internet, maupun orang-
orang yang memiliki kemampuan lebih mendalam mengenai topik yang kami bahas.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca demi peningkatan kualitas makalah.

Pekalongan, 16 Desember 2015.

DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4

2.1 Sterilisasi.......................................................................................... 4

2.2 Perkembangan Sterilisasi................................................................. 4

2.3 Pengertian Sterilisasi Penyaringan................................................... 4

2.4 Macam Sterilisasi Penyaringan........................................................ 4

2.4.1 Filter Membran (Screen atau Ayakan)..................................... 8

2.4.2 Cara Kerja Filter Membran (Screen atau Ayakan).................. 8

2.4.3 Keuntungan dan kerugian Filter Membran)....................... 8

2.5.1 Filter Kedalaman (Depth Filtration)........................................ 8

2.5.2 Cara Kerja Filter Kedalaman (Depth Filtration)..................... 8

2.5.3 Keuntungan dan kerugian Filter Kedalaman........................... 8

2.6.1 Filter Berkefeld........................................................................ 8

2.6.2 Cara Kerja Filter Berkefeld..................................................... 8

2.6.3 Keuntungan dan kerugian Filter Berkefeld............................. 8


2.7.1 Filter Chamberland..............................…….....…………. 9

2.7.2 Cara Kerja Filter Chamberland............................................... 10

2.7.3 Keuntungan dan kerugian Filter Chamberland....................... 10

BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN...................................................... 25

5.1 Simpulan........................................................................................... 25

5.2 Saran................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-
penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran daripada si pengidap itu
sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien
yang ada di rumah sakit paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang
dapat membahayakan kehidupannya sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam
hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu


metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari
asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit
melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun
mekanik) yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut
dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika
sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling
resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme,
dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.
Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam
amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sterilisasi?
2. Apa itu sterilisasi filtrasi?
3. Apa saja macam-macam sterilisasi filtrasi?
4. Bagaimana keuntungan dan kerugian dari masing-masing macam metode
sterilisasi filtrasi?
5. Apa peran manfaat dari masing-masing metode sterilisasi filtrasi di bidang
farmasi?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Agar pembaca mengetahui apa pengertian dari sterilisasi.
b. Agar pembaca mengetahui apa pengertian dari sterilisasi filtrasi.
c. Agar pembaca mengetahui macam metode dalam sterilisasi filtrasi penyaringan.
d. Agar pembaca mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dari masing
masing macam sterilisasi filtrasi penyaringan.
e. Agar pembaca mengetahui apa saja peran dan manfaat dari masing masing
macam sterilisasi filtrasi penyaringan dalam bidang farmasi.

1.4 Manfaat Penulisan


Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami arti dari sterilisasi,
macam-macam sterilisasi, prosesnya berikut keuntungan dan kerugian dari masing-
masing macam metode sterilisasi penyaringan atau filtrasi. Khususnya yang berguna
bagi peran farmasi.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA.

2.1 Pengertian Sterilisasi.

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik
bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk
menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-
bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan
untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi,
atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam steralisasi di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.

c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.

d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril


selesai.

e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.

f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan sterilisasi ulang.

Macam-macam teknik sterilisasi antara lain:


 Teknik filtrasi.
Sterilisasi dengan teknik filtrasi digunakan dengan menggunakan suatu
penyaring dengan ukuran pori-pori 0,22-0,45 mikron yang ditekan dengan gaya
sentrifugasi atau pompa vakum, sehingga mikroba tertahan pada penyaring
tersebut.
 Teknik pemanasan
- Pemijaran, yaitu dengan cara membakar alat pada api langsung, contoh: jarum
inokulum, pinset, batang L.
- Panas kering, yaitu dengan pemanasan melalui suhu lebih dari 180OC dengan
menggunakan oven selama 1 jam. Teknik ini cocok digunakan untuk alat yang
terbuat dari kaca seperti tabung erlenmeyer, tabung reaksi.
- Uap air panas, yaitu dengan menggunakan uap dari air panas. Tepat digunakan
untuk bahan yang mempunyai kandungan air, sehingga tidak terjadi dehidrasi.
- Uap panas bertekanan, menggunakan autoklaf dengan tekanan 15 psi dan suhu
120OC.

2.2 Perkembangan Sterilisasi

Teknik sterilisasi filter digunakan pertama kali pada tahun 1890 oleh Charles
Chamberland ketika penelitian tentang virus mulai berkembang. Filter digunakan sebagai
untuk menahan mikroorganisme yang pada udara dan memisahkan virus dari
mikroorganisme lain.

2.3 Pengertian Sterilisasi Penyaringan

SOLID LIQUID FILTRASI

Prinsip umum

Pemisahan zat tidak terlarut dari suspensi cair-padat dapat dipisahkan dari komponen cair
dengan cara menggunakan aliran menuju membrane berporos (filter) yang dapat menahan
komponen padat. Sedangkan komponen cairan dapat langsung melewati filter. Terdapat 4
cara pada proses ini, yaitu filtrasi gravitasi, filtrasi tekanan, filtrasi vakum, dan
sentrifugasi. Setelah itu didapatkan cake (pelet) dan dimurnikan dengan pemberian zat
pelarut kembali. Kemudian didapatkan pelet yang bersih dari filtrate dan dikeringkan.

Pada proses filtrasi ini, ketebalan dari filtrate berbanding lurus dengan waktu tetapi
berbanding terbalik dengan tekanan. -Δpc = ()

Dimana, η= viskositas filtrate ; w= massa padatan yang disimpan per satuan volum
filtrate ; V= volum filtrate dalam waktu t ; A= Luas filter

Jika terjadi penyumbatan pelet maka dimungkinkan untuk menghitung nilai. Dalam pelet
tersebut, nilai meningkat seiring meningkatnya tekanan dan kedalaman pelet di media
filtrasi.
α = α0 (-Δpc)s

dimana α0 dan s merupakan konstanta empiris ; s merupakan koefisien kompresibilitas

Siklus filtrasi dilakukan dengan mempertahankan penurunan tekanan total pelet dan
media. Hal ini disebut filtrasi tekanan konstan. Sedangkan jika pelet terbentuk selama
filtrasi, laju aliran filtrate berkurang atau laju aliran dipertahankan kemudian tekanan
meningkat, maka hal ini disebut filtrasi dengan laju konstan

Faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan penyaringan :

 Ukuran pori

 Tekanan

 Sudut kontak antara membran dan cairan

 Saluran partikel mikroba

Parameter Sterilisasi filtrasi

 Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari penyaring adalah parameter yang harus
dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan
reproduksibel.

 Ukuran pori penyaring 0,2 μm atau kurang dari 0,2 μm .

Keuntungan sterilisasi Filtrasi

 Proses Cepat

 Dapat digunakan untuk menyaring substansi yang peka terhadap suhu

 Dapat untuk larutan air atau minyak, pelarut organik, cairan kental, udara dan gas

Kerugian Sterilisasi Filtrasi

 Dapat meloloskan virus dan beberapa mycoplasma


 Dapat mengabsorbsi filtrat dalam jumlah tertentu

 Dapat menyebabkan ion logam masuk kedalam filtrat

 Membran filtrat dapat tersumbat, dan mungkin terjadi kebocoran

2.4 Macam Sterilisasi Penyaringan

2.4.1 Filter Membran (Screen atau Ayakan)

Filtrasi membran adalah suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih komponen
tanpa menggunakan panas dan juga telah menjadi alat dasar dalam pembuatan larutan-
larutan steril, dan penggunanya telah dikuatkan secara resmi oleh United State
Pharmacopoeia (USP) dan The US Food and Drug Administration (FDA). Membran
dengan porositas berkisar dari 0,2 atau 0,45 mikron biasanya dispesifikasikan untuk
penyaringan-penyaringan steril. Komponen-komponen akan terpisah berdasarkan ukuran
dan bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semi-permeable. Hasil pemisahan
berupa retentate (bagian dari campuran yang tidak melewati membran)
dan permeate (bagian dari campuran yang melewati membran). Dalam kisaran porositas
ini, penyaring membran mungkin tersumbat dengan cepat, sehingga digunakan prafilter
untuk menghilangkan beberapa benda koloid untuk menyempurnakan siklus
penyaringan. Formulasi sederhana seperti larutan-larutan intravenous, obat mata dan
produk dalam air lainnya dapat disaring langsung melalui membran dalam cara yang
ekonomis

Penyaring membran terutama berfungsi dengan mengayak atau dengan menyaring


partikel dari larutan atau gas, Jadi menahannya diatas permukaan penyaring. Karena sifat
penyaring membran dan ketebalannya yang terbatas, media penyaring mempunyai
kemampuan menangkap hanya sedikit; hal ini merupakan suatu mekanisme yang dapat
diterapkan pada fungsi penyaring yang mempunyai kedalaman seperti yang terbuat dari
gelas dan kertas. Dalam beberapa hal, penyaring membran juga berfungsi dengan gaya
tarik elektrostatis. Hal ini khususnya cocok untuk penyaringan gas kering, di mana
muatan elektrostatis cenderung meningkat karena efek gesekan gas yang mengalir.
Salah satu penggunaan penyaringan membran yaitu pada uji sterilisasi sebagai berikut:

1. cairan dan serbuk yang dapat larut yang bersifat bakteriostatik atau fungistatik,
untuk memisahkan mikroba kontaminan dari penghambat pertumbuhan.
2. untuk bahan seperti minyak, salep, atau krem yang dapat melarut kedalam larutan
pengencer bukan bakteriostatik atau bukan fungistatik

3. untuk uji sterilitas permukaan atau lumen kritis alat-alat kesehatan.

Filtrasi dengan membran dapat memisahkan makromolekul dan koloid dari larutannya.
Serat membran mempunyai diameter pori yang berbeda. Berdasarkan ukuran pori,
membran filtrasi dibagi menjadi membran mikrofiltrasi (MF), yang mempunyai diameter
pori 0,1 μm, membran ultrafiltrasi (UF) dengan pori 0,001μm, dan reverse osmosis (RO)
dengan pori 0,0001 μm.

Gambar ukuran pori membrane 0,0001 μm.

Penyaring untuk tujuan sterilisasi umumnya dilaksanakan menggunakan rakitan


yang memiliki membran dengan porositas nominal 0,2 μm atau kurang, berdasarkan pada
pembanding yang telah divalidasi tidak kurang 107 suspensi Pseudomonas diminuta
(ATCC 19146) tiap cm2 dari luas permukaan penyaring. Media membran penyaring yang
tersedia saat ini yaitu selulosa asetat, selulosa nitrat, fluorokarbonat, polimer akrilik,
polikarbonat, poliester, poli vinil klorida, vinil, nilon, politef dan juga membran logam,
dan ini dapat diperkuat atau ditunjang oleh bahan berserat internal. Rakitan penyaring
membran harus diuji untuk integritas awal sebelum digunakan, dengan ketentuan bahwa
uji tersebut tidak menggunakan validitas sistem uji, dan harus diuji sesudah proses
penyaringan selesai, untuk menunjukkan bahwa rakitan penyaring mempertahankan
integritas sepanjang prosedur penyaringan berlangsung. Uji penggunaan khusus adalah uji
titik gelembung, uji aliran udara difusif, uji penahan tekanan, dan uji aliran ke depan.
Semua uji harus dikaitkan dengan retensi mikroba.

2.4.2. Cara Kerja Filter Membran.

Cara kerja membrane filter yaitu :

1. Sterilisasi dasar corong dan corong menggunakan bunsen.


2. Mengeluarkan kertas membrane dari pembungkus.
3. Meletakkan kertas membrane pada dasar corong.
4. Merakit peralatan dengan memasang corong pada dasar corong.
5. Membuka
6. Menuang sampel dan menyalakan pompa vakum
7. Melepaskan corong.
8. Mengangkat kertas membrane ke dalam cawan.
9. Menginkubasi cawan pada suhu dan waktu yang tepat.

Prosedur uji sterilitas menggunakan penyaringan membran. Jika tekhnik penyaringan


membran digunakan untuk bahan cair yang dapat diuji dengan cara inokulasi langsung ke
dalam media uji, uji tidak kurang dari volum dan jumlah seperti yang tertera pada
Pemilihan spesimen uji dan masa inkubasi. Peralatan Unit penyaring membran yang
sesuai terdiri dari satu perangkat yang dapat memudahkan penanganan bahan uji secara
aseptik dan membran yang telah diproses dapat dipindahkan secara aseptic untuk
inokulasi ke dalam media yang sesuai atau satu perangkat yang dapat ditambahkan media
steril ke dalam penyaringnya dan membran di inkubasi in situ. Membran yang sesuai
umumnya mempunyai porositas 0,45 μm, dengan diameter lebih kurang 47 mm, dan
kecepatan penyaringan air 55 ml sampai 75 ml per menit pada tekanan 70 cmHg. Unit
keseluruhan dapat dirakit dan disterilkan bersama dengan membran sebelum digunakan,
atau membran dapat disterilkan secara terpisah dengan cara apa saja yang dapat
mempertahankan karakteristik penyaring dan menjamin sterilitas penyaring dan
perangkatnya. Jika bahan uji berupa minyak, membran dapat disterilkan terpisah, dan
setelah melalui pengeringan, unit dirakit secara aseptik.

setelah melalui pengeringan, unit dirakit secara aseptik.


Gambar alat filtrasi membrane untuk uji sterilitas

Prinsip tekhnik filtrasi membran ini adalah dengan menyaring cairan sampel melewati
saringan yang sangat tipis dan yang terbuat dari bahan sejenis selulosa. Membran ini
memiliki pori-pori berukuran mikroskopis dengan diameter lebih kecil daripada ukuran
sel mikroba pada umumnya. Jadi selama proses penyaringan berlangsung, sel-sel yang
terdapat pada sempel akan terjebak dari peralatan filtrasi kedalam cawan petri berisi
media. Kertas membran ini bersifat solid sehingga dapat menahan sel yang terjebak tetap
pada posisinya dan kemudian dapat berkembang tanpa bercampur dengan sel lain yang
ikut terjebak juga. Nutrisi yang terdapat pada media akan berdifusi dan terserap kedalam
kertas membrane sehingga sel-sel yang tersebar acak dan kasat mata itu dapat tumbuh
menjadi koloni yang dapat dihitung dengan mata telanjang setelah melewati masa waktu
inkubasi tertentu. Bentuk, warna dan sifat lain dari masing-masing koloni tergantung
kepada jenis mikroba yang berada pada kertas membran.

2.4.3 Keuntungan dan kerugian Filter Membran (Screen atau Ayakan). .

Keuntungan sterilisasi filtrasi (dengan membran filter) :

1. Dapat mensterilkan bahan-bahan (ex. Obat-obat, cerra, vitamin, media, nutrient


khusus, dll) yang tidak tahan dengan pemanasan.
2. Membran filter relatif tidak mahal

3. Dapat menyaring dalam volume besar

4. Membran filter dapat diautoklaf atau dibeli dalam kondisi steril.

5. Dapat menganalisa sampel dengan volume yang besar dalam waktu yang singkat
yang dibatasi oleh kekentalan dan kekeruhan cairan sampel.
6. Dapat menganalisa sampel dengan jumlah mikroba yang sedikit (peningkatan
keakuratan pendeteksian mikroba).

7. Inhibitor pada sampel yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba seperti


antibiotik, klorin atau zat pengawet dapat terbilas.

8. Pada umumnya cawan yang digunakan berukuran kecil (50mm) sehingga dapat
menghemat penggunaan media dan tempat pada inkubator.

9. Praktis dalam preparasinya, dapat dilakukan berulang kali penyaringan


(melipatgandakan cabang corong) dan reprodusibel.

10. Sangat cocok untuk mikroba aerob (jika dibandingkan dengan pour plate) yang
sebagian besar menjadi faktor pengontaminasi yang penting pada produk industri.

11. Melalui proses pengeringan tertentu, kertas membran yang telah ditumbuhi koloni
dapat dijadikan dokumen atau data permanen demi kepentingan perekaman data.

Kerugian sterilisasi filtrasi (dengan membran filter) :

1. Dapat meloloskan virus dan beberapa mycoplasma.


2. Dapat mengabsorbsi filtrat dalam jumlah tertentu.

3. Dapat menyebabkan ion logam masuk ke dalam filtrat.

4. SAL kurang dari sterilisasi panas basah dan panas kering.

5. Membran filter dapat tersumbat, dan mungkin terjadi kebocoran.

6. Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang terlalu
pekat walaupun pengenceran dapat dilakukan dengan pengenceran bertingkat.
Sulit untuk menghitung mikroba pada sampel yang berampas atau memiliki
banyak partikel (kekeruhan tinggi) karena partikel tersebut akan menyumbat pori-
pori kertas membran.
7. Sulit untuk menghitung mikroba pada sampel dengan kekentalan yang tinggi
karena membutuhkan waktu penyaringan yang lama.
2.4.4 Aplikasi filtrasi membran filter dalam dunia farmasi yaitu:
a. Teknik filtrasi membran untuk menghitung mikroba.

2.5.1 Filter Kedalaman (Depth Filtration)

Depht filter adalah filter berbagai filter yang menggunakan porous media
filtrasi untuk mempertahankan partikel di seluruh media, bukan yang hanya di permukaan
medium. Filter ini biasanya digunakan ketika cairan yang akan disaring mengandung
beban tinggi partikel karena, relatif terhadap jenis lain filter, mereka dapat
mempertahankan massa besar partikel sebelum menjadi tersumbat. Untuk menyaring
sejumlah besar cairan maka penggunaan penyaring abses – selulosa (penyaring dalam )
adalah sangat tepat. Lapisan tersebut terdiri dari suatu jaringan rapat serabut selulosa dan
serabut abses dengan ketebalan kira – kira 4 mm. Partikel dengan garis tengah yang besar
dihilangkan dari larutan melalui kerja ayakan. Sedangkan partikel dengan dimensi lebih
kecil melalui adsorpsi.

2.5.2. Mekanisme Kerja Filter Kedalaman (Depth Filtration)

Mikroorganisme yang besar seperti ragi,jamur lain dan bentuk sporanya serta
bakteri berukuran besar dapat terjaring. Jenis FKS memiliki kemampuan menjerat yang
jauh lebih kuat terhadap pengotoran bakterial. Jenis ini akan menjerat seluruh kuman
patogen dan sporanya serta pirogen material penyaring – filtrasi. Garis tengah porinya
sesuai dengan lapisan penyaring SEITZ.

2.5.3 Keuntungan dan kerugian Filter Kedalaman (Depth Filtration)

Keuntungan depth filter yaitu :

b. Sebagai penyaring di laboratorium ( penyaring satu lapis ).


c. Sebagai penyaring berlapis banyak yang menyatu dalam alat penyaring lempeng.
d. Sebagai penyaring yang dilakukan dengan diberikan tekanan atau hampa udara.
e. Lapisan yang bertanda EK pada umumnya di gunakan dalam penyaring bebas bakteri.

Kerugian depth filter yaitu :


a. Adanya pelepasan serabut asbes dari penyaring dan masuk kedalam filtrat akibatnya
akan timbul permasalahan toksikologis yang baru dikenali dkemudian hari, bahwa
serabut asbes dapat menimbulkan kanker melalui kerja rangsang.
2.5.4 Aplikasi Depth Filter dalam dunia farmasi :

a. Biasanya digunakan dalam industri untuk menyaring mikroorganisme yang besar


sepaerti ragi, jamur dan bentuk sporanya, serta bakteri berukuran besar.

2.6.1 Cake Filter

Cake filter adalah Bahan padat atau setengah padat terkonsentrasi yang
dipisahkan dari cairan dan tetap pada filter setelah penyaringan tekanan. Filter cake
disebut juga dengan Blotong yang merupakan limbah padat hasil dari proses produksi
pembuatan gula, dimana dalam suatu proses produksi gula akan dihasilkan blotong dalam
jumlah yang sangat besar.

2.6.2 Mekanisme Kerja Cake Filter

Pada awal filtasi sebagaian partikel padat masuk ke dalam pori medium dan tidak dapat
bergerak lagi , tetapi segera setelah itu bahan itu terkumpul pada permukaan septum.
Setelah periode pendahuluan yang berlangsung beberapa saat itu , zat padat itulah yang
melakukan filtrasi , bukan septum lagi. Ampas itu terlihat mengumpul sampai ketebalan
tertentu pada permukaan itu dan harus sewaktu – waktu di keluarkan.

2.6.3 Keuntungan dan kerugian Filter Cake

Keuntungan Cake Filter yaitu:

a. Mudah Digunakan, Memiliki sistem mekanisme yang sederhana sehingga


pengoperasian dan pengeluaran cake menjadi muda.
b. Fleksibel, Memudahkan untuk menambah atau mengurangi kapasitas cake yang
diinginkan dengan menambahkan atau mengurangi plate filter dalam unit filter
press.
c. Biaya Perawatan Rendah, Karena filter press menggunakan komponen-komponen
yang bergerak secara minimal sehingga biaya perawatan yang dibutuhkan lebih
ekonomis.

Kerugian filter cake yaitu:


a. Pada awal filtrasi sebagian partikel padat masuk kedalam pori medium dan tidak
dapat bergerak lagi, tetapi segera setelah itu terkumpul pada permukaan septum.
Setelah periode pendahuluan yang berlangsung beberapa saat itu zat padat itulah
yang melakukan filtrasi bukan septum lagi. Ampas itu terlihat mengumpul sampai
ketebalan tertentu pada permukaan itu dan harus sewaktu-waktu dikeluarkan.

2.6.4 Aplikasi Filter Cake dalam dunia farmasi


a. Membantu perusahaan farmasi untuk mempercepat produksi dispersi blotong dengan
menghilangkan pra- perendaman dan memungkinkan konfigurasi cepat dari zona geser
mixser dalam rangka mencapai geser yang diinginkan. Dalam pengoperasian peralatan
filtrasi cake filter berfungsi:
1. Menyaring ampas.
2. Memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kristal atau lumpur.
3. Membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang.

2.7.1 Screen Filter

Screen filter (Layar Filter)adalah jenis filter menggunakan layar kaku atau
fleksibel untuk memisahkan pasir dan partikel halus lainnya dari air.

2.7.2 Mekanisme Kerja Screen Filter.

Mekanisme layar filter dalam gaya luar (gaya hidrolik atau mekanik) yang akan
ditekan untuk membentuk bawah tindakan pori-pori, adsorpsi menghasilkan utama, air
menyaring padatan tersuspensi. Backwash, pencabutan serat filter menekan gaya
mengembang, desorpsi terserap padatan dan diskors dan bilas dengan air backwash
dihapus. Sebagai bahan serat yang sangat tipis, ditekan untuk membentuk pori-pori juga
sangat kecil, sehingga akurasi penyaringan yang sangat tinggi, baik yang ideal adalah
filter. Namun, jika air minyak, akan sangat merepotkan. Karena serat sintetis umumnya
pro-minyak, minyak akan memiliki tepi penyerapan yang kuat, sementara minyak diserap
ke serat filter pada filter setelah serat sebagai pengikat untuk tetap bersatu, itu adalah rilis
sulit, backwashing sulit. Filter ini berlaku untuk air sebagai sumber air air penyaringan air
dalam formasi permeabilitas rendah. Memiliki aplikasi yang telah lebih berhasil. Selain
itu, beberapa lembaga penelitian dalam negeri (seperti Jianghan Mesin Research Institute)
adalah mempelajari-minyak non-serat dan modifikasi serat, tujuan dari filter ini adalah
digunakan untuk menyaring minyak dalam air yang dihasilkan, telah membuat kemajuan
besar. Jika bahan serat dapat sendiri mengurangi daya serap minyak ke tingkat yang
memadai, media fiber filter, udara bagian Ingersoll-Rand kompresor, khususnya serat
filter akan ladang minyak permeabilitas rendah menghasilkan air air injeksi ulang
perangkat ideal filter.

2.7.3 Keuntungan dan kerugian Screen Filter.

Keuntungan screen filter yaitu :

a. Digunakan untuk memisahkan filter pasir dan partikel halus lainnya dari udara atau air
untuk aplikasi irigasi.

Kerugian screen filter yaitu :

a. Screen filter tidak di gunakan untuk menyaring bahan organik , seperti ganggang
jenis kontaminan yang biasanya menyumbat saringan bila penurunan tekanan
yang siknivikan terjadi difilter.

2.7.4 Aplikasi Screen Filter dalam dunia farmasi.

a. Digunakan dalam saringan minyak dan cairan lainnya.


b. Penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal kasar
penjernihan air minum pengolahan limbah cair.
c. pemasangan pada layar monitor dapat menghindari keluhan pada mata

2.8 Penerapan Filtrasi Untuk Sterilisasi Udara.

Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril dan suatu biakan kuman tidak
tercemar oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup dengan kapas
( kondisi kapas kering ), karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, karena kapas yang basah
memungkinkan kuman menembus kedalam. Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-
kuman udara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang
disebut laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring terlebih
dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas waktu pemakaiannya dan
harus diganti dengan yang baru apabila sudah tidak berfungsi lagi.

BAB 3

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
a. Filtrasi adalah penyaringan yang dapat menahan mikroba hingga mikroba yang
dikandung dapat dipisahkan secara fisika.
b. Sterilisasi yaitu suatu proses atau teknik membebaskan suatu cairan atau gas dari
semua bentuk kehidupan ( Mikrooganisme ).
c. Sterilisasi dengan penyaringan yaitu suatu sterilisasi dengan gas atau cairan di
bebaskan dari semua mikroorganisme hidup dengan cara melewatkannya pada
saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecinya (filtrasi) sehingga
mikroorganisme tertahan diatas pori pori saringan tersebut, sedangkan filtratnya
ditampung dalam wadah yang steril. Metode ini termasuk sterilisasi secara
mekanik
d. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah
rusak jika terkena panas atau mudah menguap (volatile) atau dilakukan untuk
menyaring substansi yang peka terhadap suhu.
e. Macam-macam contoh sterilisasi dengan penyaringan yaitu Membran Filter,
Depth Filter, Cake Filter, dan Screen Filter.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi
sempurnanya makalah ini. Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat
memahami tentang proses sterilisasi filtrasi penyaringan serta macam-macam sterilisasi
filtrasi penyaringan. Pada makalah berikutnya diharapkan agar menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen kesehatan. Jakarta

Dhadhang, W. K, Teuku N. S. S. 2012. Telnologi Sediaan Farmasi. Laboratotium


Farmasetika Unsoed: Purwokerto.

Lachman, Leon., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI – Press, Jakarta

Zulfikar, 2011, Filtrasi, www.chem-is-try, Diakses tanggal 12 Desember 2015.


https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/23/uji-sterilitas-dengan-tekhnik-
penyaringan-membran/ Diakses tanggal 12 Desember 2015.

http://poethree-sweetgirl.blogspot.co.id/2011/04/screen-filter.html Diakses tanggal 12


Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai