Anda di halaman 1dari 8

Idea Nursing Journal Vol. VIII No.

2 2017
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445
METODE PENCEGAHAN LUKA DECUBITUS PADA PASIEN BEDREST TOTAL
MELALUI PERAWATAN KULIT

Method of Preventing Decubitus Injury in Bedrest Patients Through Total Skin Care

Henny Syapitri1*, Laura Mariati Siregar2, Daniel Ginting3


1,2
Program Studi Ners, Universitas Sari Mutiara Indonesia
3
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email: heny_syahfitri86@yahoo.com

ABSTRAK
Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat
lemah, dan lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah
sakit. Upaya pencegahan terjadinya luka tekan sebaiknya dilakukan sedini mungkin sejak pasien teridentifikasi
berisiko mengalami luka tekan. Nigela sativa oil mengandung berbagai karbohidrat rendah gula, protein,
berbagai asam amino, asam lemak, vitamin, mineral dan serat. Saponin yang terkandung dalam nigella sativa
berperan dalam membantu proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode
pencegahan luka decubitus pada pasien bedrest total melalui perawatan kulit. Desain penelitian yang digunakan
adalah Quasi Experiment dengan rancangan pre-test and post test control group design. Subjek dalam penelitian
ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien yang berisiko mengalami luka tekan di dengan
tirah baring lama (bedrest total) melalui pengkajian risiko dekubitus. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, pengukuran derajat resiko decubitus dan pengukuran Index Massa Tubuh (IMT). Data
dianalisa dengan menggunakan dependent T-test yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata derajat resiko
decubitus sebelum dan sesudah perlakukan pada masing-masing kelompok, sedangkan untuk menganalisis
perbandingan rata-rata derajat resiko decubitus pada ke 2 kelompok dengan menggunakan independent T-
test.Hasil penelitian didapatkan rata-rata derajat resiko dekubitus pada kelompok intervensi adalah 7,73
sedangkan rata-rata derajat dekubitus pada kelompok kontrol adalah10,41.Hasil uji statistik didapatkan p-value
0,000 (p<0,05), artinyaterdapat perbedaan rata-rata derajat resiko dekubitus secara siginifikan antara kelompok
intervensi dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagi data evidance based practise
pada pasien bedrest total dan dapat dijadikan sebagai manajemen non farmakologi/terapi komplementer bagi
perawat, tim medis dan tenaga kesehatan lainnya.

Kata kunci: nigela sativa oil, bedrest total, decubitus.

ABSTRACT
Decubitus is a problem faced by patients with chronic diseases, weak patients, and paralysis for a long time,
even today experienced by many hospitalized patients. In efforts to prevent the occurrence of injuries should be
done as soon as possible since the patient is identified at risk of injury press. Nigela sativa oil contains various
low-sugar carbohydrates, proteins, various amino acids, fatty acids, vitamins, minerals and fiber. Saponins
contained in nigella sativa play a role in helping the wound healing process. This study aims to apply the
method of preventing decubitus injury in bedrest patients through total skin care. The research design used was
Quasi Experiment with pre-test design and post test control group design. Subjects in this study were patients
who met the inclusion criteria of patients at risk of injury pressed with bed rest of the total (bedrest total)
through the assessment of risk dekubitus. Data collection was done by interview, observation, measurement of
risk degree decubitus and measurement of Body Mass Index (IMT). Data were analyzed by using dependent T-
test which was aimed to compare mean of decubitus risk level before and after treatment in each group,
whereas to analyze the comparison of mean of degree of decubitus risk in the 2 groups using independent T-test.
The result showed that the average of decubitus risk level in the intervention group was 7.73 while the mean of
decubitus level in the control group was 10,41. The statistical test results obtained p-value 0,000 (p <0.05),
meaning that there is a significant difference in the degree of decubitus risk between the intervention group and
the control group. The results of this study can be used as evidance based practice data in total bedrest patients
and can be used as non-pharmacology/complementary therapeutic management for nurses, medical teams and
other health workers.

Keywords: nigela sativa oil, bedrest total, decubitus.

15
Idea Nursing Journal Henny Syapitri, dkk

PENDAHULUAN asam amino, asam lemak, vitamin, mineral dan


Tekanan yang berkepanjangan serat. Nigela sativa juga mengandung unsur
merupakan penyebab utama ulkus dekubitus aktif secara farmakologi yaitu thymoquinone,
karena tekanan dapat menyebabkan iskemia ditymoquinone, thymohydroquinone dan
jaringan lunak.Ternyata, banyak faktor lain thymol yang berguna untuk memberantas
yang juga ikut berperan dalam terjadinya ulkus berbagai penyakit pada kondisi akut dan
dekubitus seperti shear (geseran/luncuran), kronis. Zat aktif seperti thymoquinone yang
Friction (gesekan), kelembaban yang dikandung oleh Nigela Sativa mempunyai efek
berlebihan, dan mungkin juga infeksi anti-inflamasi dan menghambat edema serta
(Maklebust & Sieggreen, 2001). berfungsi sebagai antioksidan dan pertahanan
Dekubitus merupakan masalah yang imunitas (Gilani, Jabeen&Khan, 2004).
dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit Penelitian Yildiz, et al (2008)
kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien menyimpulkan bahwa Nigela sativa oil dapat
yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat menghambat kerusakan sel akibat referfusi
ini merupakan suatu penderitaan sekunder iskemiksetelah terjadinya cedara hati pada
yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang tikus. NS juga dapat mengobati dan
dirawat di rumah sakit (Morison 2003). menyembuhkan luka pada kulit tikus (Zinadah,
Hasil penelitian Suheri (2009) 2009). Penelitian ini bertujuan untuk
menunjukkan bahwa lama hari rawat dalam mengetahui efektivitas Nigela Sativa Oil untuk
terjadinya luka dekubitus pada pasien mencegah terjadinya luka dekubitus pada
immobilisasi 88,8% muncul luka dekubitus pasien tirah baring lama di RSU Sari Mutiara
dengan rata-rata lama hari rawat pada hari ke Medan.
lima perawatan. Jaringan kutan menjadi rusak Tujuan penelitian adalah untuk
atau hancur, mengarah pada pengrusakan mengidentifikasi gambaran karakteristik
progesif dan nekrosis dari jaringan lunak responden yang terdiri dari: usia, jenis
dibawahnya (Smeltzer 2002, Potter dan Perry kelamin, IMT pada kelompok intervensi dan
2005). kontrol.Mengidentifikasi perbedaan resiko
Terkait dengan peran perawat dalam dekubitus sebelum dan sesudah dilakukan
upaya pencegahan luka tekan, Potter and Perry perawatan kulit dengan nigela sativa
(2005) menyatakan ada 3 (tiga) area intervensi oil.Membandingkan resiko dekubitus antara
keperawatan utama dalam pencegahan luka kelompok intervensi dengan kelompok
tekan yakni (pertama) perawatan kulit yang kontrol.
meliputi perawatan hygiene dan pemberian
topikal, (kedua) pencegahan mekanik dan METODE
dukungan permukaan yang meliputi Penelitian ini merupakan penelitian
penggunaan tempat tidur, pemberian posisi analitik komparatif dengan menggunakan
dan kasur terapeutik dan (ketiga) edukasi. Di desain quasi eksperimental dengan pendekatan
Indonesia, pekerjaan perawat terikat oleh kode control group pre testandpost test design.
etik profesi dimana terhadap pasien perawat Instrumen pengumpulan data pada
melaksanakan tugasnya bersumber pada penelitian ini adalah lembar obsevasi untuk
kebutuhan pasien, dan terhadap tugas perawat mengukur derajat resiko luka dengan
mengutamakan perlindungan dan keselamatan menggunakan pengkajian DESIGN (yang
pasien serta matang dalam dalam dikembangkan oleh Sanada dan kawan- kawan
mempertimbangakan kemampuan jika di Tokyo) merupakan singkatan dari:
menerima atau mengalihtugaskan tanggung D : Deep / Kedalaman
jawab yang ada hubungannya dengan E : Exudates / eksudat atau pus
keperawatan. Dengan demikian, melakukan S : Size / Ukuran
penelitian terhadap aspek perawatan kulit I : Inflamation / Inflamasi
untuk mencegah luka tekan adalah peran G : Granulation / Granulasi
perawat dalam upaya mencari evidence based N : Necrosis / Nekrotik
terbaik dalam perawatan pasien dan bentuk
pelaksanaan kode etik keperawatan di Populasi dalam penelitian ini adalah
Indonesia. seluruh pasien yang dirawat inap di RSU Sari
Nigela sativa oil mengandung berbagai Mutiara. Sampel yang dipilih pada penelitian
karbohidrat rendah gula, protein, berbagai ini adalah pasien yang memenuhi kriteria

16
Idea Nursing Journal Vol. VIII No. 2 2017

inklusi yaitu pasien yang berisiko mengalami Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
luka tekan di dengan tirah baring lama jenis kelamin
(bedrest total) melalui pengkajian risiko Intervensi Kontrol
Jenis Kelamin
dekubitus menggunakan skala Norton dengan n % n %
skor < 14, kemudian dipilih secara acak dan 1. Laki-Laki 7 31,8 7 31,8
ditetapkan sebagai subjek penelitian sebesar 2. Perempuan 15 68,2 15 68,2
22 responden untuk kelompok kontrol dan 22
responden untuk kelompok intervensi. Pada
kelompok kontrol diberikan perawatan standar Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa
sedangkan pada kelompok intervensi diberikan perbedaan indeks massa tubuh (IMT)
perlakuan berupa pengolesan nigella sativa oil responden pada kelompok intervensi dan
sekitar 20 ml pada bagian penonjolan tulang 1 kelompok kontrol dalam kategori normal,
kali sehari selama 7 hari. rata-rata IMT responden pada kelompok
Untuk menentukan jenis uji yang akan intervensi adalah 22,08, dan pada kelompok
digunakan pada analisis bivariat, maka terlebih kontrol rata-rata IMTnya adalah 20,25. IMT
dahulu dilakukan uji homogenitas dan uji terendah dari seluruh responden adalah 14,0
normalitas. Untuk mengetahui perbedaan skor dan IMT tertinggi adalah 28,9.
penilaian resiko sebelum dan sesudah
diberikan perawatan kulit digunakan uji Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
parametrik dependent t-test, untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT)
perbedaan skor penilaian resiko antara Intervensi Kontrol
Varia
kelompok perawatan kulit menggunakan Min- Min-
bel Mean Sd Mean Sd
Max Max
nigela sativa oil dengan kelompok perawatan
14,0- 14,7-
kulit standar digunakan uji parametrik IMT 22,08 4,06 22,25 4,01
28,9 27,2
independent t-test
Hasil analisa dari tabel 4 menunjukkan
HASIL
nilai rata-rata dekubitus pretest dan posttest
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
pada kelompok intervensi. Rata-rata derajat
perbedaan umur responden kelompok
resiko dekubitus pada kelompok intervensi
intervensi dengan kelompok kontrol tidak jauh
sebelum diberikan Nigela Sativa Oil sebesar
berbeda, rata-rata umur responden kelompok
10,86 dengan nilai terendah 10 dan nilai
intervensi adalah 50 tahun, dan pada
tertinggi 14 kemudian setelah diberikan
kelompok kontrol rata-rata umurnya adalah 52
intervensi rata-rata derajat resiko dekubitus
tahun. Umur termuda dari seluruh responden
adalah sebesar 7,73 dengan nilai terendah 5
adalah 20 tahun dan usia tertua adalah 73
dan nilai tertinggi 14.
tahun.
Hasil analisa menunjukkan nilai rata-
rata derajat dekubitus pretest dan posttest pada
Tabel 1.Distribusi responden berdasarkan usia
kelompok kontrol. Rata-rata derajat resiko
Intervensi Kontrol dekubitus pada kelompok kontrol sebelum
Varia
bel
Mean Sd
Min-
Mean Sd
Min- diberikan nigela sativa oilsebesar 11,0 dengan
Max Max nilai terendah 9 dan nilai tertinggi 14,
20- 20- kemudian setelah diberikan intervensi rata-rata
Usia 50,32 12,99 52,18 13,21
71 73
derajat resiko dekubitus adalah sebesar 10,41
dengan nilai terendah 8 dan nilai tertinggi 13.
Berdasakan tabel 2 dapat dilihat bahwa
jenis kelamin responden pada kelompok Tabel 4. Distribusi derajat dekubitus pre test-
intervensi dan kelompok kontrol setara, yaitu posttest perawatan kulit dengan nigela sativa
responden yang berjenis kelamin laki-laki oil
sejumlah 7 orang (31,8%) dan responden yang Derajat
Min-
berjenis kelamin perempuan sejumlah 15 Kelompok Resiko n Mean Sd
Max
orang (68,2%). Decubitus
Pretest 22 10,86 0,99 10-14
Intervensi
Posttest 22 7,73 2,93 5-14
Pretest 22 11,00 1,38 9-14
Kontrol
Posttest 22 10,41 1,29 8-13

17
Idea Nursing Journal Henny Syapitri dkk

Tabel 5 menunjukkan bahwa derajat deviasi 1,38. Setelah dilakukan intervensi


dekubitus Pretest pada kelompok intervensi perawatan kulit standardidapatkan rata-rata
diperoleh nilai P= (P>0,05) dan dekubitus derajat resiko dekubitus sebesar 10,41 dengan
posttest diperoleh nilai P= (P>0,05). Derajat standar deviasi 1,29. Rata-rata selisih derajat
dekubitus Pretest pada kelompok kontrol dekubitus pre–post test sebesar 0,59 artinya
diperoleh nilai P= (P>0,05) dan derajat terjadi penurunan derajat resiko dekubitus.
dekubitus posttest diperoleh nilai P= (P>0,05). Hasil analisis uji paired T-Test diperoleh nilai
Karena seluruh data berdistribusi p value adalah 0,054 (p> 0,05) sehingga Ha
normal, maka analisis bivariat yang digunakan ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
untuk mengukur derajat dekubitus sebelum ada perbedaan yang bermakna antara derajat
dan sesudah dalam penelitian ini adalah resiko dekubitus sebelum dan sesudah
dengan mengunakan uji T Dependent dan perawatan kulit standar.
untuk mengukur perbedaan derajat dekubitus
pada kelompok intervensi, dan kelompok Tabel 7. Derajat resiko dekubitus sebelum dan
kontrol dengan menggunakan uji T sesudah diberikan perawatan kulit standar
Independent. (kelompok kontrol)
Variabel n Mean SD p value
Tabel 5. Uji normalitas derajat dekubitus Derajat dekubitus
22 11,00 1,38
sebelum dan sesudah intervensi (Pretest)
0,054
Derajat dekubitus
Shapiro-wilk (p>0,05) 22 10,41 1,29
(Posttest)
Variabel Intervensi
Intervensi Kontrol
-Kontrol
Derajat resiko Tabel 8 menunjukkan rata-rata derajat
0,501 0,126 0,231
dekubitus Pretest resiko dekubitus pada kelompok intervensi
Derajat resiko adalah 7,73 sedangkan rata-rata derajat
0,122 0,257 0,116
dekubitus Posttest
dekubitus pada kelompok kontrol
adalah10,41.Hasil uji statistik didapatkan p-
Berdasarkan tabel 6 diketahui rata-rata value 0,000 (p<0,05), berarti pada alpa 5%
derajat resiko dekubitus pada kelompok dapatterlihatperbedaan rata-rata derajat resiko
intervensi sebelum adalah 10,86 dengan dekubitus secara siginifikan antara kelompok
standar deviasi 0,99. Setelah dilakukan intervensi dengan kelompok kontrol.
intervensi pemberian nigella sativa oil
didapatkan rata-rata derajat resiko dekubitus Tabel 8. Perbandingan rata-rata derajat resiko
sebesar 7,73 dengan standar deviasi 2,93. dekubitusantara kelompok intervensi dan
Rata-rata selisih derajat dekubitus pre–post kelompok kontrol
test sebesar 3,13 artinya terjadi penurunan Variabel N Mean SD p value
derajat resiko dekubitus. Hasil analisis uji Kelompok
paired T-Test diperoleh nilai p value adalah 22 7,73 2,93
Intervensi
0,000 (p < 0,05) sehingga H0 ditolak. Maka 0,000
Kelompok
22 10,41 1,29
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang Kontrol
bermakna antara derajat resiko dekubitus
sebelum dan sesudah perawatan kulit dengan PEMBAHASAN
nigella sativa oil. Berdasarkan usia responden
Hasil penelitian didapatkan rata-rata
Tabel 6. Derajat resiko dekubitus sebelum dan umur responden yang terkena dekubitus pada
sesudah diberikan nigella sativa oil (kelompok kelompok intervensi adalah 50 tahun, dan pada
intervensi) kelompok kontrol rata-rata umurnya adalah 52
p tahun. Umur termuda dari seluruh responden
Variabel n Mean SD
value adalah 20 tahun dan usia tertua adalah 73
Derajat resiko
dekubitus (Pretest)
22 10,86 0,99 tahun.
0,000 Studi yang dilakukan oleh Kane et.al
Derajat resiko
22 7,73 2,93
dekubitus (Posttest) (1989) dalam Burhanuddin tahun 2013
mencatat adanya luka dekubitus yang terbesar
Berdasarkan tabel 7 diketahui rata-rata pada penduduk berusia lebih dari 75 tahun.
derajat resiko dekubitus pada kelompok Lansia mempunyai potensi besar untuk
kontrol sebelum adalah 11,00 dengan standar mengalami dekubitus oleh karena berkaitan

18
Idea Nursing Journal Vol. VIII No. 2 2017

dengan perubahan kulit akibat bertambahnya Berdasarkan indeks masa tubuh (IMT)
usia, kecenderungan lansia yang lebih sering Dari hasil penelitian terlihat bahwa
berbaring pada satu posisi oleh karena itu perbedaan indeks massa tubuh (IMT)
imobilisasi akan memperlancar resiko responden pada kelompok intervensi dan
terjadinya dekubitus pada lansia. Sedangkan kelompok kontrol dalam kategori normal,
menurut Prayitno (2002, dalam Suhartini rerata IMT responden pada kelompok
2006) mengatakan bahwa setiap orang dalam intervensi adalah 22,08, dan pada kelompok
rentang usia ini tidak mempunyai penghasilan kontrol rerata IMT nya adalah 20,25. IMT
dan tidak berdaya mencari nafkah. Timbulnya terendah dari seluruh responden adalah 14,0
kemunduran fisik pada rentang usia ini dan IMT tertinggi adalah 28,9.
ditandai dengan beberapa serangan penyakit Menurut Geyer, et al (2003, dalam
seperti gangguan pada sirkulasi darah, Stinson, Porter & Eakin 2003) menunjukkan
persendian, sistem pernafasan, neurologik, semakin tinggi tekanan permukaan (ditandai
metabolik, neoplasma dan mental sehingga dengan berat badan) maka semakin tinggi pula
meningkatnya resiko terkena ulkus dekubitus. kejadian ulkus dekubitus pada lansia dan orang
Umur akan meningkatkan risiko yang berisiko terkena ulkus dekubitus.
terjadinya luka tekan jika didukung oleh faktor
lain yang berpengaruh dalam perkembangan Analisis perbedaan rata-rata derajat
luka tekan, antara lain intensitas gesekan dan dekubitus sebelum dan sesudah intervensi
tekanan, kelembaban, status nutrisi, anemia, nigella sativa oil
infeksi, demam, gangguan sirkulasi perifer, Nigella sativa oil merupakan salah satu
obesitas, dan keheksia (Potter & Perry, 2005). terapi obat tradisional dalam penyembuhan
Meningkatnya frekuensi gangguan patologis luka. Berbagai penelitian telah
yang berhubungan dengan usia dipengaruhi memperlihatkan efek nigella sativa sebagai
oleh berbagai mekanisme, seperti buruknya antioksidan, analgesik, antipiretik, anti-
status nutrisi, keganasan, defisiensi vitamin hipertensi, bronkodilator, anti-bakteri,
dan mineral, anemia, gangguan imun, imunodulator, anti-ulkus, anti-jamur, anti-
gangguan kardiovaskuler dan pernafasan, helmintes, berpotensi meningkatkan sistem
penyakit vaskuler perifer dan penyakit kekebalan tubuh, antitumor, antideabetik, efek
sistemik, dan infeksi kronis (Morison, 2004). menurunkan kadar lemak, menurunkan
Penelitian lain memperlihatkan bahwa sekitar cholesterol serum, menurunkan triglyserid,
28% pasien di rumah sakit berpeluang untuk menurunkan lemak total, meningkatkan serum
menderita luka dekubitus, dan 2/3 penderita insulin yang berefek sebagai hipoglikemik,
luka dekubitus tersebut terjadi pada pasien menghambat nekrosis hepar, renoprotektif, dan
berusia lanjut (Suriadi, 2007). serta mempunyai efek yang berpengaruh
terhadap sistem saraf (Sopia, 2009).
Berdasarkan jenis kelamin Leir tahun 2010 menyatakan bahwa
Dari hasil penelitian yang diperoleh minyak essensial memiliki manfaat dalam
bahwa dari 44 responden terdapat jenis melindungi kulit terhadap penekanan dan
kelamin laki-laki pada kelompok intervensi gesekan, memberikan hidrasi yang optimal dan
dan kelompok kontrol setara, yaitu sebanyak 7 mencegah anoksia sel. Asam lemak yang
responden (31,8%). Sedangkan untuk yang terkandung di dalam minyak meningkatkan
berjenis kelamin perempuan untuk kelompok daya kohesif stratum korneum dan mencegah
intervensi dan kelompok kontrol setara yaitu terjadinya transcunaneous water loss dan
sebanyak 15 responden (68,2 %). proliferasi sel yang berlebihan. Penelitian ini
Menurut Suriadi (2004) dalam Widodo juga menunjukkan bahwa aplikasi topikal
2007) jenis kelamin bukan termasuk faktor asam lemak esensial efektif dalam
risiko dekubitus. Ada beberapa faktor meningkatkan hidrasi dan elastisitas kulit
hormonal penting yang berkemungkinan sertamembantumencegah terjadinya ulkus
berperan dalam menerangkan adanya dekubitus pada pasien dengan status gizi
perbedaan antara pria dan wanita, yaitu kaum buruk.
wanita dilindungi oleh hormon estrogen Prioritas dalam perawatan luka lokal
sebelum masa menopause. pada dasarnya adalah sama dengan luka
apapun juga yaitu dengan menggunakan SOP
yang sudah baku: mengatasi perdarahan

19
Idea Nursing Journal Henny Syapitri dkk

(hemostasis); mengeluarkan benda asing yang meningkatkan pembentukan jaringan granulasi


dapat bertindak sebagai fokus infeksi; dan epitilialisasi dan melindungi luka dari
melepaskan jaringan yang mengalami trauma lebih lanjut serta masuknya
devitalisasi krusta yang tebal, dan pus; mikroorganisme patogen (Morison, 2015).
meningkatkan pembentukan jaringan granulasi Dalam penelitian ini didapatkan hasil
dan epitilialisasi dan melindungi luka dari rata-rata derajat resiko dekubitus pada
trauma lebih lanjut serta masuknya kelompok intervensi adalah 7,73 sedangkan
mikroorganisme patogen (Morison, 2015). rata-rata derajat dekubitus pada kelompok
Dalam penelitian ini diketahui rata-rata kontrol adalah 10,41. Hasil uji statistic
derajat dekubitus pada kelompok intervensi didapatkan p-value 0,000 (p<0,05), yang
sebelum adalah 10,86. Setelah dilakukan berarti pada alpa 5% terlihat perbedaaan rerata
intervensi pemberian nigella sativa oil derajat resiko dekubitus secara signifikan
didapatkan rata-rata derajat resiko dekubitus antara kelompok intervensi dengan kelompok
sebesar 7,73. Rata-rata selisih derajat kontrol.
dekubitus pre-post test sebesar 3,13 artinya Hasil penelitian ini sesuai dengan studi
terjadi penurunan derajat resiko dekubitus. yang dilakukan oleh Yusuf (2014), bahwa
Penurunan rata-rata derajat dekubitus ini pada kelompok perlakuan (diberi nigella
disebabkan oleh kandungan yang terdapat sativa oil), rata-rata membutuhkan waktu
dalam jintan hitam yang mempunyai α thujene, penyembuhan luka pasca pencabutan gigi
2 (1H) – naphthalenone, α – pinene, α – sekitar 5 hari. Sedangkan kelompok kontrol
phellandrene, limonene, thymoquinone, (tidak deberikan nigella sativa oil)
mystricin yang memberi kontribusi dalam efek memerlukan proses penyembuhan luka rata-
antimikroba. Jintan hitam mempunyai efek rata 9 hari. Hasil uji statistik menunjukkan
anti-bakteri karena thymoquinone, thymol, dimana nilai p = 0,009, artinya terdapat
apinene, dan pcymene dapat menghambat perbedaan lama penyembuhan yang bermakna
pembentukan asam nukleat (RNA) dan sintesis antara kelompok perlakuan dengan kelompok
protein (Alsawaf, 2010). kontrol.
Hasil analisis uji paired T-Test
diperoleh nilai p value adalah 0,000 (p < 0,05) KESIMPULAN
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna Berdasarkan hasil penelitian mengenai
antara derajat resiko dekubitus sebelum dan efektivitas Nigela Sativa Oil untuk mencegah
sesudah perawatan kulit dengan nigella sativa terjadinya luka dekubitus pada pasien tirah
oil. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang baring lama di RSU Sari Mutiara Medan,
dilakukan Widodo (2007), menyatakan bahwa dapat disimpulkan bahwa dari 44 responden
pada hari ketiga, keenam dan kesembilan, yang mengalami dekubitus rata-rata(mean)
kedua skala pengkajian dekubitus karakteristik yang diperoleh adalah umur, yang
menunjukkan adanya perbedaan yang mengalami dekubitus rata-rata(mean) derajat
signifikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa dekubitus sebelum dilakukan intervensi adalah
penilaian angka risiko dekubitus dapat sebesar 10,86 dan setelah dilakukan tindakan
berubah-ubah setiap hari sesuai dengan berbagai perlakuan sebesar 7,73.
kondisi pasien dan pelayanan perawatan yang Perbedaaan rata-rata derajat dekubitus
diberikan dalam upaya mencegah risiko sebelum dan sesudah pemberian nigella sativa
dekubitus. oil, hasil uji statistic p-value (p< 0,05), dapat
disimpulkan ada perbedaan yang bermakna
Analisis perbandingan rata-rata resiko antara derajat dekubitus sebelum dan sesudah
dekubitus antara kelompok intervensi pemberian nigella sativa oil di RS.Sari
dengan kelompok kontrol Mutiara Medan tahun 2017.
Prioritas dalam perawatan luka lokal Disarankan bagi pasien dengan luka
pada dasarnya adalah sama dengan luka dekubitus maupun keluarga pasien agar selalu
apapun juga yaitu dengan menggunakan SOP menggunakan nigella sativa oil yang telah
yang sudah baku: mengatasi perdarahan terbukti efektifitasnya dalam penyembuhan
(hemostasis); mengeluarkan benda asing yang dekubitus dengan hasil penelitian
dapat bertindak sebagai fokus infeksi; ini.Masyarakat diharapkan tahu tentang
melepaskan jaringan yang mengalami manfaat nigella sativa oil sehingga masyarakat
devitalisasi krusta yang tebal, dan pus; dapat memanfaatkan dan membudidayakan

20
Idea Nursing Journal Vol. VIII No. 2 2017

tumbuhan tersebut dan mengolahnya sehingga complications after stroke. United


dapat menambah penghasilan masyarakat. Kingdom : University of Edinburgh.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk melanjutkan penggunaan nigella sativa Lestari., Ni Ketut Sri.(2010). Pengaruh
oil bagi semua penderita dekubitus sehingga massage minyak kelapa terhadap
penyembuhan luka lebih cepat, mengurangi pencegahan dekubitus pada Pasien
derajat luka dan mempercepat hari rawat stroke di Rumah Sakit Pusat Angkatan
pasien.Perlu dilakukan penelitian dengan Darat Gatot Soebroto Jakarta Pusat.
jumlah sampel yang lebih banyak dan menguji [Skripsi]. Diperoleh dari:
variabel confounding lainnya yang http://www.library.
berhubungan dengan luka dekubitus.Untuk upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312
mendapatkan hasil yang lebih akurat perlu 022/bab1.pdf.
adanya kelompok pembanding (kelompok
kasus-kelompok kontrol). Perlu dilakukan Mansi, KMS. (2006). Effects of oral
kombinasi perlakuan pemberian nigella sativa administration of water extract of
oil dengan perlakuan lain yang secara teroritis nigella sativa on the hypothalamus
dianggap dapat menurunkan derajat dekubitus. pituitary adrenal axis in experimental
diabetes.
KEPUSTAKAAN
Alsawaf, S.D.,& Alnaemi, H.S.(2010). Effect Morrison, MJ.(2015). Manajemen luka,
of Nigella sativa (Seed and oil) on The Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Bacteriological Quality of Soft White Mukti, E.N. (2005). Penelusuran hasil
Cheese. Iraqi J of Vet Sci, Vol. 25, No.1, penelitian tentang intervensi
2011,21-27. keperawatan dalam pencegahan
terjadinya luka dekubitus pada orang
Andika, S.(2011). Upaya Perawat untuk dewasa. Dikutippada tanggal 15 Januari
mencegah terjadinya luka dekubitus 2016, dari: http://www
dalam persepsi pasien yang mengalami .fik.ui.ac.id/?show=detailnewsekode=26
trauma orthopedi di ruangan Rindu B3 e tbl=riset.
RSUP H.Adam Malik Medan. [Skripsi].
Fakultas Keperawatan USU. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Apparelyzed.(2005).Pressure sores, pressure Cipta.
ulcers or decubitus ulcers. Dikutip dari:
http://www.apparelyzed.com/pressuresor Potter., Patricia, A. & Anne, G., Perry. (2011).
es.html. Fundamental keperawatan Buku 1. Ed.
7. Jakarta: Salemba Medika.
Bashandy, AES. (2006). Effect of fixed oil
Nigella Sativa on male fertility in Price, Sylvia, A. (2006). Patofisologi konsep
normal and Hyperlipidemic rats. klinis proses proses penyakit. Edisi 6,
Volume 1. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku
Patofisologi, Edisi 3. Jakarta: EGC. Purba, JM.,& Pujiastuti, RSE.(2010). Dilema
etik dan pengambilan keputusan etis.
Hidayat, A. (2007). Riset keperawatan dan Jakarta: EGC.
tehnik penulisan ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika Purwaningsih, A.(2010). Gambaran
pengetahuan perawat dalam pencegahan
Kozier, Erb., Berman, Snyder.(2010). dekubitus di RSUP Dr. Wahidin
Fundamental keperawatan: konsep, Sudirohusodo Makasar.
proses, &praktek. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Sabandar, A. (2016). Penatalaksanaan tekanan
Langhorne, P., Stott, D., Robertson, L., Jones, darah pada intracebral hemoragik (ICH).
C., McAlpine, C., Dick, F., Taylon, G., Dikutippada tanggal 15 Januari 2016,
Murray, G. (2010). Medical dari:

21
Idea Nursing Journal Henny Syapitri dkk

http://dokumen.tips/documents/penatala Suriadi.(2004). Perawatan Luka. Jakarta : CV


ksanaan-tekanan-darah-pada- Sagung Seto.
intracerebral-hemoragik.html.
Susianti.(2013). Pengaruh ekstrak jintan hitam
Sanada, Hiromi, et al.(2004). D-E-S-I-G-N: (nigella sativa) terhadap gambaran
Wound healing progress tool reliability histopatologi hepar, paru, dan testis tikus
and validity, Scientific Education putih (rattus norvegicus) yang diinduksi
Committee of Japanese Society of gentamisin. Jurnal Sainsmat, Vol II (2):
Pressure Ulcers. 107-118.

Sanjaya, I Dewa Gede Windu. (2013). Faktor- Tambun, GV.(2014). Tindakan perawatan
faktor manajerial yang melatarbelakangi dekubitus oleh perawat di RSUD Dr.
tingginya kejadian jumlah pasien dengan Pirngadi Medan. [Skripis]. Dikutip dari:
dekubitus (indikator patient safety) pada http://repository.usu.ac.id /handle/12345
pasien rawat inap di Rumah Sakit 6789/42594.
Umum Puri Raharja Tahun 2012.
[Skripsi] DIperoleh dari: Utomo, W.(2012). Efektifitas nigella sativa oil
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jch/articl untuk mencegah terjadinya ulkus
e/download/7630/ 5729. dekubitus pada pasien tirah baring lama.
Jurnal Ners Indonesia, Vol. (2) : 151-
Setyajati.(2011). Faktor-faktor yang 157.
mempengaruhi yang kejadian dekubitus
pada pasien tirah baring di RS Dr. Yunita, S.(2012). Luka tekan (pressure ulcer):
Moewardi Surakartra. penyebab dan pencegahan. Dikutippada
tanggal 15 Januari 2016, dari:
Sopia, Siti.(2009). Pengaruh pemberian http://www.inna-
minyak jintan hitam (nigella sativa) ppni.or.id/index.php?nama=News&file=
terhadap motilitas spermatozoa tikus print&sid=12k.
wistar hiperlipidemia.
Dikutippadatanggal 15 Januari 2016, Yusuf, MS.(2014). Efektivitas penggunaan
dari : http://undip.ac.id. jintan hitam (nigella sativa) dalam
proses percepatan penyembuhan luka
Suheri.(2010). Gambaran lama hari rawat setelah pencabutan gigi. [Skripsi].
dalam terjadinya luka dekubitus pada Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas
pasien immobilisasi di RSUP Haji Adam Hasanuddin.
Malik Medan. [Skripis]. Dikutip dari:
http://repository.usu.ac.id/handle/12345 Widodo, A.(2007). Uji kepekaan instrumen
6789/17133.3. pengkajian risiko dekubitus dalam
mendeteksi dini risiko. Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi, Vol. (8): 1: 39 - 54.

22

Anda mungkin juga menyukai