Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan bisnis di Indonesia sekarang ini sangat pesat, karena
munculnya para pembisnis muda yang sangat inovatif dan kreatif di segala
bidang. Apalagi bisnis di bidang pakaian, para pembisnis muda tersebut tidak ada
habisnya membuat inovasi-inovasi baru agar kualitas produknya tidak kalah saing
dengan produk non lokal. Para pembisnis tersebut biasanya melakukan sebuah
kerjasama dengan beberapa pihak untuk mempromosikan produknya. Dalam
dunia bisnis pasti dibutuhkan suatu perjanjian atau kontrak yang berisi sebuah
kesepakatan para pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan
kerjasama. Perjanjian sendiri diatur pada Buku III, Bab II, Bagian Kesatu Pasal
1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Adapun syarat-syarat yang
diperlukan agar suatu perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-
Undang Hukum perumusan suatu perjanjian atau kontrak sendiri biasanya diawali
dengan negosiasi dari para pihak. Bagi pelaku bisnis modern, negosiasi
merupakan bagian yang inheren dengan ritme dan kinerja mereka.
Setelah ada kesepakatan dan kesepahaman dalam negosiasi, kemudian
para pihak akan mengadakan proses prakontraktual sebelum kontrak, salah
satunya dengan pembuatan nota kesepahaman atau sering disebut dengan istilah
“Memorandum of Understanding” (MoU). Dalam hukum Perjanjian di Indonesia,
tidak diberikan ketentuan khusus yang mengatur tentang MoU. MoU dapat
diberlakukan di Indonesia dengan berdasar pada Asas Kebebasan Berkontrak.
Sebenarnya banyak masalah yang melaterbelakangi dibuatnya Memorandum of
Understanding, salah satunya yaitu penandatanganan kontrak dianggap masih
lama dengan negosiasi yang rumit, maka daripada tidak ada ikatan antara para
pihak yang melakukan kerjasama dibuatlah Memorandum of Understanding untuk
sementara waktu.
Sekarang ini para pembisnis lebih memilih membuat MoU untuk dijadikan
dasar hukum dari kontrak kerjasamanya. Seperti yang dilakukan oleh Forinstinct
(Distro) dan Partner. Mereka membuat MoU untuk dijadikan dasar kontrak
kerjasama promosi produk, yang dibuat atas kesepakatan dan kesepahaman
bersama.Namun permasalahannya sekarang apakah MoU yang di buat oleh kedua
pihak sebagai kontrak kerjasama tersebut dapat dilaksanakan seperti Kontrak,
mengingat bahwa MoU merupakan suatu Pra Kontrak atau nota kesepahaman.

1.2 Rumusan Masalah


a Apa definisi dari home care nursing?
b Apa definisi dari MOU?
c Bagaimana Pentingnya Memorandum of Understanding (MOU) dalam
praktik home care nursing?
d Bagaimana contoh praktek home care nursing?

1.3 Tujuan Masalah


a Untuk mengatahui definisi dari home care nursing
b Untuk mengatahui definisi dari MOU
c Untuk mengtahui pentingnya Memorandum of Understanding (MOU) dalam
praktik home care nursing
d Untuk mengetahui contoh praktek home care nursing
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi home care nursing
Home care nursing adalah pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas pada pasien dirumah yang diberikan secara intermintent atau pertime
(rice 2006). Home care adalah sistem dimana pelayang kesehatan dan pelayanan
sosial diberikan dirumah kepada orang-orang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal dirumah karean kondisi kesehatannya. Departemen kesehatan RI (2002),
mengatakan bahwa home cara adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga ditempat tinggal mereka yang bertjuan ntuk meningkatkan,
mempertahankan, atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari dari penyakit.
2.2 Definisi MOU
MoU sendiri dalam Black’s Law dictionary memorandum mempunyai arti
sebuah pernyataan yang ditulis dan berisi uraian persyaratan sebuah kesepakatan
atau transaksi secara tidak langsung, pengikat kontrak dan pernyataan yang dibuat
harus berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
2.3 Pentingnya Memorandum of Understanding (MOU) dalam praktik home
care
nursing
Dalam praktik home care nursing sangat penting adanya kolaborasi antar
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan home care guna meningkatkan
kesehatan pasien. Dalam meningkatkan kolaborasi yang efektif dalam pelayanan
home care, maka perlu adanya MOU yang mengatur perjanjian kerja sama antara
piha home care dengan tim tenaga kesehatan. Adapun fungsi dari MOU tersebut:
1. Mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak
2. Sebagai alat kontrol bagi masing-masing pihak, apakah masing puhak
telah menunaikan kewajiban atau prestasinya atau belum ataukah bahakan
telah melakukan wanprestasi
3. Sebagai alat bukti bagi masing-masing phak apabila kemudian hari terjadi
perselisihan diantara para pihak, termasuk juga apabila ada pihak ke tiga
yang mugkin keberatan dengan suatu kontrak dan mengharuskan kedua
belah pihak untuk membuktikan hal-hal yng berkaitan dengan kontra yang
dimaksud.
4. Mengamankan traksaksi bisnis
5. Mengatur pola penyelesaian sengketa yang timbul aantara kedua belah
pihak.

2.4 Contoh MOU dalam Praktek Home Care

SURAT KESEPAKATAN BERSAMA


ANTARA
PERAWAT HOME CARE

DENGAN

KLINIK TRIO HUSADA 2 BATU

TENTANG

KERJA SAMA HOME CARE


TAHUN 2014

Pada hari ini, ……… Tanggal …........Bulan …… Tahun ……, kami yang
bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : OKKY RIZKA OCTAVIA


Jabatan : Perawat Koordinator Home care
Unit Kerja : Klinik Trio Husada 2 Batu
Selanjutnya dalam Surat Kesepakatan Bersama ini disebut sebagai PIHAK
PERTAMA
2. Nama : Drs. H. Triyo Sugeng, S.Kep.Ns.
Jabatan : Owner dan Pimpinan Klinik
Unit Kerja : Klinik Trio Husada 2 Batu
Selanjutnya dalam Surat Kesepakatan Bersama ini disebut sebagai PIHAK
KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melaksanakan
kerjasama Home care sebagaimana diatur dalam suatu naskah perjanjian
kerjasama dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
TIM HOME CARE

(1) Dalam Surat Kesepakatan Bersama ini, pihak pertama dan pihak kedua
melakukan ikatan kerjasama dalam hal penentuan jumlah anggota tim inti
home care.
(2) Adapun tim inti Home care ada 4 orang, dengan anggota sebagai berikut :
a. Okky Rizka Octavia
b. Iwan Setyawan
c. Agus Setyawan
d. Artanto Setyawan
(3) Pihak Pertama berkewajiban menjalankan tugas yang bersangkutan untuk
melaksanakan program home care pada Pihak Kedua.

Pasal 2
JENIS LAYANAN

Jenis layanan home care ada 8 macam, diantaranya adalah :


a. Home care pasca rawat inap
b. Rawat luka post operasi
c. Rawat luka kecelakaan
d. Rawat luka Diabetes militus: ringan, sedang, berat
e. Angkat jahitan
f. Pasang kateter
g. Nebulizer
h. Home care lansia
Pasal 3
Waktu Pelayanan Home care

Waktu pelayanan home care dibagi menjadi 2 macam, yaitu:


a. Pagi , jam layanan home care mulai jam 07.00 s/d 10.00 WIB
b. Sore , jam layanan home care mulai jam 15.00 s/d 18.00 WIB

Pasal 4
Biaya / Jasa

Biaya home care semuanya sudah dicantumkan pada halaman terlampir, adapun
pembagian biaya dan fee antara pihak pertama dengan pihak kedua adalah fifty-
fifty (50% - 50%).

Pasal 5
Alur Kerja
Semua perawat inti home care sudah dijadwalkan masing-masing, dan apabila ada
pihak yang berhalangan hadir, maka yang bertanggung jawab menggantikan tugas
home care secara otomatis langsung digantikan oleh perawat koordinator Home
care.
Pasal 6
Aturan Tambahan

(1) Hal – hal yang belum diatur dalam kesepakatan ini akan diatur kemudian
atas kesepakatan kedua belah pihak dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kesepakatan kerjasama ini.
(2) Kesepakatan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
berakhirnya masa kontrak kerjasama antara kedua belah pihak.

Disepakati di : Batu
Tanggal :
November 2014
PIHAK YANG MELAKUKAN KESEPAKATAN KERJASAMA

Pihak Pertama, Pihak Kedua,


Koordinator Home care Owner dan Pimpinan
Okky Rizka Octavia Drs. H. Triyo Sugeng, S.Kep.Ns.

……………………………………… ………………………………………
… …
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai