Anda di halaman 1dari 27

BERITA ACARA SIDANG

SIDANG KE VIII PADA HARI SENIN TANGGAL 14 MEI 2018

NO. REG. PERKARA: 13/G/2018/PTUN-JKT

Persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang


memeriksa dan mengadili perkara sengketa tata usaha negara
dengan acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama, yang
bersidang di Gedung Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang
telah ditentukan untuk itu, yaitu di Jalan Sentra Primer Baru
Timur, Pulo Gebang, RW 8, DKI Jakarta, 13950, hari Senin
tanggal 14 Mei 2018 pukul 10.00 WIB dalam perkara antara:

SUWINDI LATIFAH

Bertempat tinggal di Jalan Pertengahan no. 39, RT 13 RW 07,


Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pekerjaan wiraswasta,
dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya: 1) Andyl Shaila,
S.H., LL.M., 2) Evan Merril, S.H., M.H., dan 3) Sheza Balqis,
S.H., M.H.; semuanya berkewarganegaraan Indonesia; pekerjaan
advokat pada kantor advokat Manggoana and Partners; beralamat
di Cemindo Tower lantai 15, Jl. H. R. Rasuna Said Kav. C-22,
RT 2/RW 5, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12940; selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ----

MELAWAN

KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 768 JAKARTA

Berkedudukan di Jalan Mahakam Buungan No. 23, Jakarta Timur,


dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tertanggal 9 Maret 2018, yaitu: 1) Hendra Wango,
S.H., LL.M., 2) Hillary Febryna Rosalia, S.H., LL.M., dan 3)
Gabriela Fredika Kodongan, S.H., LL.M.; semuanya
berkewarganegaraan Indonesia; pekerjaan advokat pada kantor
advokat Paci & Baba beralamat di Capital Place, level 63 & 73,
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 18, Jakarta, Indonesia,
selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT --------------------

SUSUNAN PERSIDANGAN

Audy Pratama, S.H., M.H. HAKIM KETUA MAJELIS


Tiara Berlian, S.H., M.H. HAKIM ANGGOTA
Astarini Naning Pratiwi, HAKIM ANGGOTA
S.H., M.H.
Robby Hartono, S.H. PANITERA PENGGANTI
Andyla Shaila, S.H., LL.M. KUASA HUKUM PENGGUGAT
Evan Merril, S.H., M.H. KUASA HUKUM PENGGUGAT
Sheza Balqis, S.H., M.H. KUASA HUKUM PENGGUGAT
Hendra Wango, S.H., LL.M KUASA HUKUM TERGUGAT
Hillary Febryna Rosalia, KUASA HUKUM TERGUGAT
S.H., LL.M.
Gabriela Fredika Kodongan, KUASA HUKUM TERGUGAT
S.H., LL.M.

Hakim membuka kembali persidangan dan menyatakan bahwa


sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum serta
menanyakan kepada para pihak apakah datang sendiri atau
diwakilkan dan para pihak menyatakan diwakilkan sehingga
datang memberikan Surat Kuasa Khusus, Berita Acara Sumpah
Advokat, dan Kartu Advokat untuk diperiksa oleh Hakim.

Hakim Ketua Sidang kemudian menyampaikan bahwa agenda


sidang hari ini adalah pemeriksaan Saksi dan/atau Ahli oleh
Kuasa Hukum Tergugat.

Selanjutnya Hakim Ketua Sidang menanyakan berapa Saksi


dan/atau ahli yang akan dihadirkan oleh Kuasa Hukum Tergugat,
dan atas pertanyaaan Hakim Ketua Sidang, Kuasa Hukum Tergugat
menerangkan akan menghadirkan 4 (empat) orang saksi yaitu
Nurul Asyrifah, Donna Amnessia, Dr. Stella Inarma, dan Farra
Jihan, serta 2 (dua) orang ahli yaitu Dr. Arnestia Cintania
Mariana, S.E., M.Si dan Pratama Heri Herlambang, S.H., M.H.
pada sidang hari ini.

Hakim Ketua sidang kemudian menanyakan kepada Kuasa Hukum


Tergugat apakah Saksinya yang pertama sudah berada di dalam
ruang sidang, dan atas pertanyaan tersebut Kuasa Hukum
Tergugat menjawab ya. Selanjutnya Hakim Ketua Sidang juga
mengingatkan kepada Kuasa Hukum Tergugat agar menjaga saksinya
agar tidak saling berhubungan sebelum mereka memberikan
keterangan dalam persidangan.

Karena saksi pertama telah berada di ruang sidang, maka


kuasa hukum Tergugat meminta izin kepada Majelis Hakim untuk
menghadirkan saksi Nurul Asyrifah. Saksi datang ke ruang
sidang dan Hakim Ketua menanyakan bahwa saksi tersebut adalah:
NURUL ASYRIFAH, S.Pd., M.Or.

Lahir di Surakarta, pada tanggal 18 Oktober 1973, Warga


Negara Indonesia, Agama Islam, pekerjaan Wakil Kepala Sekolah
SMA Negeri 768 Jakarta, alamat Jalan Melati No. 17, Kelurahan
Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.

Selanjutnya Majelis Hakim bertanya kepada Saksi apakah ia


mempunyai hubungan persaudaraan atau pekerjaan dengan
Penggugat maupun dengan Tergugat, dan terhadap pertanyaan
tersebut, Saksi menjawab bahwa ia tidak memiliki hubungan
persaudaraan ataupun pekerjaan.

Majelis Hakim memperingatkan kepada saksi untuk


memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan Saksi
memahaminya. Lalu berdasarkan Pasal 87 ayat (4) UU PTUN,
Sebelum memberi keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah
atau janji menurut agama atau kepercayaannya, saksi disumpah
dibantu oleh juru sumpah dengan mengikuti kata-kata hakim
anggota. Saksi disumpah dibantu oleh juru sumpah dengan
mengikuti kata-kata hakim anggota. Kemudian Majelis Hakim
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Saksi yang dijawab
sebagai berikut:

Pertanyaan Majelis Hakim: Jawaban Saksi:

1. Apakah saudara Saksi benar menjabat sebagai Wakil Kepala


Sekolah SMA Negeri 768 Jakarta? --------------------

Iya benar, sebagai Wakil Kepala Sekolah


SMA Negeri 768 Jakarta Bidang Kesiswaan.
------------------------------------

2. Apakah saudara Saksi mengetahui apa yang menjadi objek


sengketa dalam perkara ini? ------------------------
Iya tau, karena saya terlibat dalam proses
penerbitan obyek sengketa ini.
3. Apakah saudara Saksi tau kapan obyek sengketa tersebut
diterbitkan? ---------------------------------------
Iya diterbitkan pada tanggal 30 Januari
2018. -------------------------------
4. Apakah saudara Saksi tau apa yang menjadi penyebab
diterbitkannya obyek sengketa tersebut? ------------
Jadi waktu itu SMA Negeri 768 Jakarta
kedatangan tamu tiga orang tua siswa yang
menyampaikan informasi terkait adanya
tindak kekerasan pada saat kegiatan
dilingkungan SMA Negeri 768 Jakarta.
Ketiga orang tua yang melapor ada Ibu Ari
Widyastuti orang tua dari ananda Natasya,
Ibu Dwi orang tua dari ananda Carolus, dan
Ibu Utari orang tua dari ananda Dominikus
Bintang Pramudya. Ketiga orang tua murid
ini hadir di SMA 768 dengan membawa bukti.
ketiga orang tua murid ini hadir di ruang
kepala sekolah pada pukul 08.00 WIB, Saksi
bersama-sama pembina OSIS, Ketiga orang
tua siswa menyampaikan mulai dari Ibu Ari
Widiastuti bahwa anaknya bernama Natasya
menerima perlakuan kasar pada saat
kegiatan yang namanya LDK, dari kakak
kelas atau seniornya. ---------------

Selanjutnya Majelis Hakim menanyakan apakah Tergugat mempunyai


pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis Hakim, Tergugat
menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian Majelis Hakim
mempersilakan Kuasa Hukum Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan:

Pertanyaan Tergugat: Jawaban Saksi

1. Apakah ada keluhan-keluhan apa yang disampaikan oleh


orang tua murid setelah anak-anaknya mengikuti kegiatan
LDK tersebut? --------------------------------------
Para orang tua murid tersebut menyampaikan
setelah putra-putrinya mengikuti kegiatan
OSIS banyak perubahan-perubahan pada diri
putri-putrinya, seperti pulang malam,
perangainya berubah, sering membantah,
sering berkata kasar dengan orang,
meninggalkan sholat, meninggalkan les.
Orang tua murid juga meminta agar anaknya
dilantik sebagai pengurus OSIS. ----

2. Setelah mendengar keluhan-keluhan tersebut, tindakan apa


yang bapak lakukan? --------------------------------
Setelah menerima informasi tersebut, saya
memanggil salah satu pengurus OSIS dan
saya katakan bahwa tidak ada kegiatan LDK
selain LDK yang sudah disahkan melalui
proposal yang saya ajukan ke Kepala
Sekolah SMA Negeri 768 Jakarta. ----

3. Bisakah Saksi sebutkan tindakan konkrit apa yang Saksi


lakukan? -------------------------------------------
Saya melakukan pendekatan dari salah satu
putri dari ketiga orang tua murid yang
melapor. Saya juga menyarankan kepada anak
tersebut untuk tetap patuh pada orang
tuanya dan apabila mengikuti kegiatan OSIS
harus ijin terlebih dahulu pada orang tua.
------------------------------------

4. Apakah benar setelah menerima laporan tersebut, Saksi


melakukan sidak ke kelas-kelas? --------------------
Iya benar, setelah ada laporan tersebut
saya bersama-sama dengan tim melakukan
Sidak ke masing-masing kelas untuk
mengumpulkan Handphone yang ada di siswa-
siswa di kelas XII untuk kita periksa isi
dalam Handphone tersebut, dan kemudian
kami menemukan video kekerasan waktu itu.
Yang menemukan video tersebut merupakan
guru agama, dan kami semua merasa kaget
dan miris melihat video tersebut. ---

5. Setelah Saksi melakukan sidak, apakah benar Saksi


memberikan sanksi kepada siswa yang ada dalam video
tersebut? ------------------------------------------
Iya benar, setelah sidak, saya kemudian
menyampaikan hasilnya kepada Kepala
Sekolah selaku pimpinan dan selaku
pengambil kebijakan. kemudian pada hari
Rabu, tanggal 31 Januari 2018 saya
melakukan koordinasi terkait ditemukannya
video-video tersebut dengan Kepala
Sekolah, STP2K, Pembina OSIS dan guru-guru
yang hasilnya perlu ditindaklanjuti, dan
semua guru meminta untuk diberikan sanksi
pada siswa yang ada di video sesuai tata
tertib yang ada di sekolah. ---------
6. Apakah benar Saksi membuat tata tertib baru di SMA Negeri
768 Jakarta? --------------------------------------
Iya benar, pada tanggal 14 Juli 2017.

7. Apakah benar, tata tertib tersebut sudah Saksi


sosialisasikan kepada murid-murid SMA Negeri 768 Jakarta?
---------------------------------------------------
Iya benar, tata tertib sudah saya
sosialisasikan. sosialisasi saya
sampaikan langsung kepada peserta didik
pada tanggal 20-24 Juli 2017. Tetapi pada
saat tata tertib disosialisasikan belum
berbentuk buku tata tertib, tata tertib
saya naikan untuk dicetak bulan September
tetapi karena ada kesalahan teknis dari
pihak percetakan dan kami mengejar-ngejar
dan ternyata buku tata tertib itu jadi
pada bulan Januari 2018, dan pada
sosialisasi itu saya sampaikan kepada
seluruh siswa-siswi SMA Negeri 768 Jakarta
dan harapannya semua siswa-siswi memahami
semua apa yang telah saksi sampaikan.

8. Apakah benar setelah menemukan video kekerasan tersebut,


saudara Saksi bersama dengan guru-guru lainya
menindaklanjuti dengan membuat suatu keputusan? ----
Iya benar, setelah ditemukan video
tersebut, pada hari Rabu 31 Januari 2018
yang hadir disana Kepala Sekolah Saksi
selaku Wakil Kepala Sekolah, guru-guru,
teman-teman dari bidang kesiswaan, dari
STP2K dari BK memutar video hasil sidak,
sesuai masukkan dari Bapak Ibu Guru agar
tidak hanya melibatkan internal guru yang
ada di SMA 1 tapi juga menghadirkan Komite
Sekolah SMA Negeri 1 Semarang, serta
menghadirkan Alumni, dan pada proses
konferensi tersebut semua guru
menyampaikan untuk ditindak lanjuti untuk
dibuat keputusan. -------------------
9. Apakah benar dalam menetapkan Surat Keputusan Kepala
Sekolah SMA Negeri 768 Jakarta meminta pertimbangan ke
Komite dan Guru? ----------------------------------
Iya benar, pada saat Kepala Sekolah akan
menetapkan Surat Keputusan Kepala Sekolah
SMA Negeri 768 Jakarta pernah meminta
pertimbangan ke Komite dan Guru. ----

Selanjutnya Tergugat menyatakan sudah cukup dengan


pertanyaannya. Majelis Hakim kemudian menanyakan apakah
Penggugat mempunyai pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis
Hakim, Penggugat menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian
Majelis Hakim mempersilakan Kuasa Hukum Penggugat untuk
mengajukan pertanyaan:

Pertanyaan Penggugat: Jawaban Ahli

1. Bisa saudara Saksi sebutkan apa yang menjadi isi dari


tata tertib tersebut? ------------------------------
Jadi dalam tata tertib tersebut ada reward
dan punishment, kalau ada pelanggaran yang
dilakukan maka bisa mengurangi terhadap
prestasi yang dimiliki. -------------
2. Apakah tata tertib tersebut Saksi laporkan kepada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan? -------------------------
Tata tertib itu tidak perlu saya laporkan
ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan
tidak perlu juga persetujuan dari Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. ----
3. Apakah Saksi mengetahui pada saat kegiatan OSIS tersebut
ada kegiatan yang melibatkan fisik? ----------------
Yang saya tahu, dalam kegiatan OSIS tidak
melibatkan kegiatan fisik, hanya kegiatan
pembekalan kepada mereka sebagai calon-
calon pengurus OSIS, dengan materi
kepemimpinan yang diisi oleh narasumber
yaitu guru-guru pembina OSIS. -------

Setelah Tergugat menyatakan tidak ada pertanyaan lagi,


Majelis Hakim menyatakan bahwa pemeriksaan saksi dan ahli
telah selesai dan menyuruh saksi untuk duduk di tempat yang
telah disediakan serta tidak bercakap-cakap dengan saksi atau
ahli lainnya. -------------------------------------------
Maka persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan Saksi
kedua dari pihak Tergugat. Hakim Ketua sidang kemudian
menanyakan kepada Kuasa Hukum Tergugat apakah Saksinya yang
kedua sudah berada di dalam ruang sidang, dan atas pertanyaan
tersebut Kuasa Hukum Tergugat menjawab ya. Selanjutnya Hakim
Ketua Sidang juga mengingatkan kepada Kuasa Hukum Tergugat
agar menjaga saksinya agar tidak saling berhubungan sebelum
mereka memberikan keterangan dalam persidangan.

Karena saksi kedua telah berada di ruang sidang, maka kuasa


hukum Tergugat meminta izin kepada Majelis Hakim untuk
menghadirkan saksi Donna Amnessia, S.Pd. Saksi datang ke ruang
sidang dan Hakim Ketua menanyakan bahwa saksi tersebut adalah:

Donna Amnessia, S.Pd.

Lahir di Ambon, pada tanggal 1 Maret 1975, Warga Negara


Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Alamat
Jalan Mawar Mewer No. 17, Kelurahan Kucingan, Kecamatan
Kodongan, Jakarta Pusat.

Saksi merupakan Komite Sekolah SMA Negeri 768 Jakarta.


Selanjutnya Majelis Hakim bertanya kepada Saksi apakah ia
mempunyai hubungan persaudaraan atau pekerjaan dengan
Penggugat maupun dengan Tergugat, dan terhadap pertanyaan
tersebut, Saksi menjawab bahwa ia tidak memiliki hubungan
persaudaraan ataupun pekerjaaan.

Majelis Hakim mempertimbangkan kepada saksi untuk


memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan Saksi
memahaminya. Lalu berdasarkan Pasal 87 ayat (4) UU PTUN,
Sebelum memberi keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah
atau janji menurut agama atau kepercayaannya. Kemudian Majelis
Hakim mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Saksi yang
dijawab sebagai berikut:

PERTANYAAN MAJELIS HAKIM: JAWABAN SAKSI:

1. Apakah saudara Saksi benar menjabat sebagai Komite


Sekolah SMA Negeri 768 Jakarta? --------------------

Iya benar, sebagai Komite Sekolah SMA


Negeri 768 Jakarta sekaligus orang tua
dari Lucinta Lunlun murid kelas 12 Ipa 1.

2. Apakah saudara Saksi mengetahui tindak kekerasan dalam


lingkungan sekolah? --------------------------
Iya saya tahu. ----------------------

Selanjutnya Majelis Hakim menanyakan apakah Tergugat mempunyai


pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis Hakim, Tergugat
menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian Majelis Hakim
mempersilakan Kuasa Hukum Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan:

PERTANYAAN TERGUGAT: JAWABAN SAKSI:

1. Bagaimana saudara saksi mengetahui kejadian tersebut?

Jadi sebagai komite sekolah saya ikut


diundang pada rapat hari Jumat tanggal 2
Februari 2018, saya hadir agak telat dan
saat itu situasi di ruang kepala sekolah
mencekam, kondisi guru dan orang tua
menangis saat itu, awalnya saya tidak
mengetahui ada apa, setelah mendengar
pengakuan dari orang tua korban semua
bicara dan adanya masukan-masukan oleh
semua dewan guru akhirnya saya mengetahui
kejadian seperti ini. ---------------

2. Apa yang saudara lakukan saat mengetahui kejadian itu?

Saya memberi masukan supaya pertama putus


mata rantainya, kedua diberikan shock
terapi punishment bagi pelaku karena kalau
tidak diberikan hukuman kejadian ini akan
terus berlanjut. --------------------

3. Apakah pihak sekolah melakukan mediasi para pihak? -

Pihak sekolah melakukan mediasi untuk


mempertemukan antara orang tua pelaku dan
orang tua korban dan saya selaku komite
sekolah saat itu hadir, namun dalam
mediasi tersebut tidak ada yang diputuskan
karena dari salah satu orang tua pelaku
dan orang tua korban saling berdebat.

Kuasa Hukum Penggugat memohon kepada Hakim untuk menayangkan


kembali video yang sebelumnya sudah dihadirkan Penggugat.
Ketua Majelis Hakim memanggil dan menyuruh petugas untuk
membantu menampilkan video.

4. Apakah saudara saksi mengetahui video ini? ---------


Iya tahu dan saya juga menontonnya.

Selanjutnya Tergugat menyatakan sudah cukup dengan


pertanyaannya. Majelis Hakim kemudian menanyakan apakah
Penggugat mempunyai pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis
Hakim, Penggugat menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian
Majelis Hakim mempersilakan Kuasa Hukum Penggugat untuk
mengajukan pertanyaan:

PERTANYAAN PENGGUGAT: JAWABAN SAKSI:

1. Apa yang dilakukan pihak sekolah saat mengetahui ada


bullying?
Dalam rapat komite sekolah, saya sering
mendengar ada laporan dari orang tua siswa
kalau ada bullying, karena pihak sekolah
tidak mempunyai bukti sehingga belum bisa
menindaklanjuti laporan itu. --------
2. Apakah saudara saksi tahu kalau pihak sekolah sudah
membentuk tim khusus untuk melakukan pencegahan dan
penanggulangan kekerasan terutama untuk menindaklanjuti
kasus ini? -----------------------------------------
Saya tidak tahu. --------------------

3. Apakah Saksi pernah diundang dalam sosialisasi SOP


terkait pencegahan dan penangulangan kekerasan? ----
Saya tidak pernah diundang. ---------
4. Apakah saudara saksi pernah menyarankan pihak sekolah
untuk menghadirkan Hanna ataupun pengurus OSIS lainnya
dalam forum untuk menjelaskan isi dari video tersebut?
Tidak pernah. -----------------------

Setelah Tergugat menyatakan tidak ada pertanyaan lagi, Majelis


Hakim menyatakan bahwa pemeriksaan saksi telah selesai dan
menyuruh saksi untuk duduk di tempat yang telah disediakan
serta tidak bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Maka persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan Saksi ketiga


dari pihak Tergugat. Hakim Ketua sidang kemudian menanyakan
kepada Kuasa Hukum Tergugat apakah Saksinya yang kedua sudah
berada di dalam ruang sidang, dan atas pertanyaan tersebut
Kuasa Hukum Tergugat menjawab ya. Selanjutnya Hakim Ketua
Sidang juga mengingatkan kepada Kuasa Hukum Tergugat agar
menjaga saksinya agar tidak saling berhubungan sebelum mereka
memberikan keterangan dalam persidangan.

Karena saksi ketiga telah berada di ruang sidang, maka kuasa


hukum Tergugat meminta izin kepada Majelis Hakim untuk
menghadirkan saksi. Saksi datang ke ruang sidang dan Hakim
Ketua menanyakan bahwa saksi tersebut adalah:

Dr. STELLA INARMA, S.Pd., M.Si

Lahir di Jakarta, pada tanggal 5 Februari 1970, Warga Negara


Indonesia, Agama Islam, Pendidikan S-1, Kepala Bagian
Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DKI
Jakarta, Alamat Alamat Jalan Asana nomor 42 RT 10 RW 04,
Cibubur, Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Selanjutnya Majelis Hakim bertanya kepada Saksi apakah ia


mempunyai hubungan persaudaraan atau pekerjaan dengan Tergugat
maupun dengan Penggugat, dan terhadap pertanyaan tersebut,
Saksi menjawab bahwa ia tidak memiliki hubungan persaudaraan
namun memiliki hubungan pekerjaan dengan Tergugat yaitu Saksi
adalah Kepala Bagian Pendidikan dari sekolah-sekolah di
wilayah DKI Jakarta.

Majelis Hakim memperingatkan kepada saksi untuk memberikan


keterangan sebenar-benarnya dan saksi memahaminya. Lalu
berdasarkan Pasal 175 RBg, saksi disumpah dibantu oleh juru
sumpah dengan mengikuti kata-kata hakim anggota.

Saksi bersumpah menurut cara agamanya bahwa Saksi akan


memberikan keterangan yang benar dan tidak lain daripada yang
sebenarnya. Kemudian Majelis Hakim mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada Saksi yang dijawab sebagai berikut:

PERTANYAAN HAKIM: JAWABAN SAKSI:

1. Apakah saudara saksi tahu bahwa di SMA Negeri 768 DKI


Jakarta telah terjadi dugaan kasus kekerasan yang
melibatkan senior kepada yunior di dalam kegiatan LDK
yaitu termasuk melibatkan Hanna? -------------------

Iya tahu. ---------------------------

2. Sebagai kepala bagian pendidikan dinas pendidikan DKI


Jakarta, apa yang semestinya dinas pendidikan lakukan
jika ada kasus pengembalian anak didik kepada orang tua
seperti ini? ---------------------------------------

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi


DKI Jakarta, sesuai Peraturan Gubernur No.
57 Tahun 2016, memiliki tugas
penyelenggaraan pemerintahan di bidang
pendidikan, maka Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan berprinsip bahwa hak anak harus
dilindungi, agar masa depan anak dapat
terjamin melalui kebijakan dari Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. ----

3. Lalu untuk kasus ini setelah dikeluarkannya Surat


Keputusan dari Kepala Sekolah SMAN 768 DKI Jakarta, apa
yang dilakukan Dinas Pendidikan? -------------------

Kepala Dinas mengumpulkan Kepala SMA se


DKI Jakarta dengan harapan agar mau
menerima siswa yang dikembalikan tadi ke
sekolah yang dipilih, namun saat itu yang
bersangkutan belum mau menerima, sehingga
Kepala Dinas menugaskan saya untuk
melakukan pendekatan, yang pertama,
mediasi oleh Dinas Perempuan dan Anak,
mediasi yang dilakukan oleh Komisi
Perlindungan Anak Indonesia, bahkan
audensi dengan Bapak Gubernur juga
dilakukan. Pada prinsipnya, orang tua
Hanna belum mau menerima, tetapi sekali
lagi saya diminta oleh Kepala Dinas, maka
pendekataan-pendekatan itu saya lakukan
sampai tingkat personal. -----------

4. Pendekatan personal seperti apa yang Saudara lakukan demi


menyelesaikan masalah ini? -------------------------

Saya bersama Kasi Kesiswaan datang ke


sekolah ketemu Hanna, dan saya menyatakan
kalau Keputusan Kepala Sekolah itu sudah
final, maka kita harus mau mengambil
pilihan untuk bersekolah dimana saja baik
itu di SMA 11 atau di SMA 2, saat itu Hanna
tidak menjawab, kemudian saya tinggal dan
diteruskan oleh Pak Deny. -----------
5. Lalu setelah Saudara datang menemui Saudara Hanna, apa
langkah yang Saudara lakukan mengingat akan adanya Ujian
Nasional? ------------------------------------------

Karena saat itu batas waktu untuk


pemindahan peserta untuk mengikuti Ujian
Nasional sudah limit batas akhir, walaupun
belum ada jawaban, Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan memerintahkan untuk
memindah data-datanya ke SMA Negeri 2
Jakarta dengan pertimbangan: kurikulumnya
sama yaitu kurikulum 13 dan jaraknya
dekat, masalahnya nanti apabila USBN
berjalan dan anaknya tidak mau
menjalankan, itu bukanlah kesalahan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, karena kita
sudah memfasilitasi. ---------------

6. Lalu bagaimana tanggapan Saudara Hanna dan orang tuanya


mengenai pemindahan tersebut? ----------------------

Pada tanggal 14 Maret 2018 kita masih


melakukan pendekatan ke rumahnya, orang
tua Hanna juga datang ke Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan untuk menemui Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, namun pada saat
itu masih rapat. Orang tua Hanna
menyampaikan bahwa besok pagi tanggal 15
Maret 2018, Hanna akan masuk di SMA Negeri
2 Jakarta, dan mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan yang telah memfasilitasi,
dan pada tanggal 15 Maret 2018 pukul
06.30, Hanna datang untuk ditempatkan di
kelas XII MIPA 11. ------------------

Selanjutnya Majelis Hakim menanyakan apakah Tergugat mempunyai


pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis Hakim, Tergugat
menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian Majelis Hakim
mempersilakan Kuasa Hukum Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan:

PERTANYAAN TERGUGAT: JAWABAN SAKSI:


1. Apakah saudara saksi tahu ada surat Kepala Sekolah SMA
Negeri 768 DKI Jakarta kepada Dinas Pendidikan DKI
Jakarta untuk meminta solusi? ----------------------

Iya saya tahu. ----------------------

2. Upaya apa lagi yang saudara lakukan untuk memberikan


solusi terhadap masalah ini, khususnya terkait penundaan
yang diajukan oleh penggugat mengenai pemindahan sekolah?
---------------------------------------------------

Ada, pada tanggal 28 Februari 2018 saya


ditugaskan oleh Kepala Dinas bersama Kasi
Kesiswaan SMA Negeri 768 Jakarta dan Pak
Deny untuk menemui Hanna untuk meyakinkan
Hanna, marilah kita terima putusan itu dan
masuk di SMA lain termasuk SMA 2 Jakarta
agar bisa ikut USBN dan Ujian Nasional,
namun jika tetap tidak mau, kalau mau
melakukan proses hukum silakan. -----

3. Apakah benar ada mediasi yang diselenggarakan oleh Dinas


Pemberdayaan Perempuan dan Anak, bisa jelaskan mengenai
pertemuan tersebut? --------------------------------

Benar, saya mengikuti mediasi yang


diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Anak, namun dari SMA Negeri
768 Jakarta tidak hadir karena kedatangan
tamu dari Ombusdman. Dinas Pendidikan akan
tetap memberikan perlindungan terbaik
terhadap anak. Mediasi yang dilakukan oleh
KPAI yang hadiri oleh SMA Negeri 768
Jakarta, kemudian Mediasi yang
diselenggarakan oleh Asisten I. Yang hadir
saat itu adalah dari SMA Negeri 768
Jakarta, SMA Negeri 2 Jakarta, dan SMA
Negeri 6 Jakarta. -------------------

4. Sebagai pegawai dari dinas pendidikan, setelah menerima


surat keputusan yang dijadikan objek sengketa, apa
tindakan yang seharusnya dilakukan oleh dinas pendidikan
untuk pihak sekolah? -------------------------------

Yang pertama Tata tertib di sekolah harus


ditegakkan, 2. Menghargai sepenuhnya
langkah-langkah Kepala Sekolah di dalam
penindakan itu, 3. Memfasilitasi siswa
yang dikembalikan agar tetap diterima
belajar di SMA lain untuk kelanjutan ujian
nasionalnya dan masa depan pendidikannya.
------------------------------------

5. Apakah pihak dinas pendidikan sudah melakukan itu?


Sudah. ------------------------------

Selanjutnya Tergugat menyatakan sudah cukup dengan


pertanyaannya. Majelis Hakim kemudian menanyakan apakah
Penggugat mempunyai pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis
Hakim, Penggugat menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian
Majelis Hakim mempersilakan Kuasa Hukum Penggugat untuk
mengajukan pertanyaan.

PERTANYAAN PENGGUGAT: JAWABAN SAKSI:

1. Apakah setelah menerima surat keputusan kepala sekolah,


Dinas Pendidikan melakukan verifikasi atas kejadian
tersebut? ------------------------------------------

Tidak. ------------------------------

2. Jadi yang dilakukan dinas pendidikan hanya


menindaklanjuti surat tersebut ya tanpa membuktikan
apakah benar terjadi? ------------------------------
Iya. --------------------------------

Setelah Tergugat menyatakan tidak ada pertanyaan lagi, Majelis


Hakim menyatakan bahwa pemeriksaan saksi telah selesai dan
menyuruh saksi untuk duduk di tempat yang telah disediakan
serta tidak bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Maka persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan Saksi kedua


dari pihak Tergugat. Hakim Ketua sidang kemudian menanyakan
kepada Kuasa Hukum Tergugat apakah Saksinya yang kedua sudah
berada di dalam ruang sidang, dan atas pertanyaan tersebut
Kuasa Hukum Tergugat menjawab ya. Selanjutnya Hakim Ketua
Sidang juga mengingatkan kepada Kuasa Hukum Tergugat agar
menjaga saksinya agar tidak saling berhubungan sebelum mereka
memberikan keterangan dalam persidangan.

Karena saksi kedua telah berada di ruang sidang, maka kuasa


hukum Tergugat meminta izin kepada Majelis Hakim untuk
menghadirkan saksi Farra Jihan. Saksi datang ke ruang sidang
dan Hakim Ketua menanyakan bahwa saksi tersebut adalah:

Farra Jihan
Lahir di Bandar Lampung, pada Tanggal 28 April 1978, Warga
Negara Indonesia, Agama Islam, Pendidikan Sarjana, Pegawai
Swasta, Alamat Jalan Sawo no. 12 Jakarta.

Majelis Hakim bertanya kepada Saksi apakah ia mempunyai


hubungan persaudaraan atau pekerjaan dengan Penggugat maupun
Tergugat, dan terhadap pertanyaan tersebut, Saksi menjawab
bahwa ia tidak memiliki hubungan persaudaraan ataupun
pekerjaan.

Majelis Hakim memperingatkan kepada Saksi untuk


memberikan keterangan sebenar-benarnya dan saksi memahaminya.
Lalu berdasarkan Pasal 175 RBg, Saksi disumpah dibantu oleh
juru sumpah dengan mengikuti kata-kata hakim anggota. Saksi
bersumpah menurut cara agamanya bahwa Saksi akan memberikan
keterangan yang benar dan tidak lain daripada yang sebenarnya.

Kemudian Majelis Hakim mengajukan pertanyaan-pertanyaan


kepada Saksi yang dijawab sebagai berikut:

Pertanyaan Majelis Hakim: Jawaban Saksi:

1. Apakah hubungan Saudara dengan Penggugat? ----------


Saya orang tua dari salah satu korban.
2. Bagaimana perasaan Saudara mengetahui anak Saudara
menjadi salah satu korban? -------------------------
Setelah tahu anak saya menjadi korban
bullying yang ada dalam video, terus
terang saya emosi, kenapa hal itu bisa
terjadi. ----------------------------

Selanjutnya Majelis Hakim menanyakan apakah Tergugat mempunyai


pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis Hakim, Tergugat
menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian Majelis Hakim
mempersilakan Kuasa Hukum Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan:

Pertanyaan Tergugat: Jawaban Saksi:

1. Apa yang Saudara lakukan setelah tahu hal tersebut?

Saya tanya ke Pihak sekolah, ternyata


sudah ada tindakan, tetapi hati kecil saya
yakin yang dilakukan ke anak saya tidak
hanya seperti yang ada di video.

2. Apakah Saudara tahu apa saja tindakan yang telah


dilakukan kepada anak Saudara? ---------------------
Tidak, anak saya sampai pelaporan tidak
mau mengaku dan hanya mengaku ditempeleng
saja. -------------------------------

3. Apakah Saudara melaporkan hal ini ke kepolisian? ---

Ya. ---------------------------------

4. Kapankah Saudara melaporkan? -----------------------


Tanggal 13 Maret 2018. --------------
5. Mengapa Saudara baru melapor pada tanggal 13 Maret 2018,
dan tidak sebelumnya? ------------------------------

Niat saya mau lapor setelah tahu video


tersebut karena ini sudah keluar jalur dan
mohon supaya budaya tidak baik ini
diberhentikan, tetapi pihak sekolah
menahan saya. -----------------------

6. Apakah Saudara tahu mengapa pihak sekolah menahan Saudara


untuk melapor? -------------------------------------

Karena pihak sekolah mengatakan bahwa


sekolah punya etikat bersama, sehingga
tidak perlu lapor polisi. -----------

7. Apakah Saudara tahu apa yang dimaksud pihak sekolah


dengan etikat bersama tersebut? --------------------

Pihak sekolah melakukan mediasi ketemu


dengan korban dan pelaku. -----------

8. Kapankah mediasi tersebut? -------------------------


Bulan Febuari 2018. -----------------
9. Apa saja yang Anda dilakukan pada saat mediasi tersebut?
---------------------------------------------------

Saya bertemu dengan orang tua siswa, dan


awalnya saya bersalam-salaman dengan
semua yang hadir disitu. ------------

10. Apakah Saudara tahu apa saja yang telah dilakukan


kepada anak Saudara?
Anak saya mengatakan bahwa selain
ditampar, disuruh ngamen, harus setor
uangnya ketiga pelaku, kurang lebih Rp.
1.000.000,-
11. Apakah Saudara tahu siapa ketiga pelaku tersebut?
Ya, Hanna, Anggi, dan Cut.
12. Apakah Saudara tahu apa saja akibat dari perlakuan
siswa-siswa senior terhadap anak Saudara?

Anak saya trauma, sempat masuk rumah sakit


juga, katanya disuruh lari seharian di Tri
Lomba Juang pada saat LDK yang tidak
resmi, khususnya oleh Hanna.

13. Kapankah anak saudari mengatakan hal yang terjadi


terhadapnya ini?
Setelah ditemukan video, tapi sebelumnya
saya sudah menemukan keanehan-keanehan
pada anak saya.
14. Apakah Saudara mengetahui setelah kejadian ini pihak
sekolah SMA Negeri 768 Jakarta mendatangkan psikiater
untuk pemulihan siswa-siswi?
Ya, tahu.
15. Mengapa pada akhirnya Saudara memutuskan untuk lapor
ke polisi?
Dengan berjalannya waktu, tidak ada upaya
dari pihak Pelaku pada saat mediasi,
jangankan beriktikad baik minta maaf,
merasa bersalah saja tidak, itu yang saya
sesalkan, akhirnya saya melapor.

Selanjutnya Tergugat menyatakan sudah cukup dengan


pertanyaannya. Majelis Hakim kemudian menanyakan apakah
Penggugat mempunyai pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis
Hakim, Penggugat menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian
Majelis Hakim mempersilakan Kuasa Hukum Penggugat untuk
mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan Penggugat: Jawaban Saksi:

1. Apakah Saudara tahu bahwa orang tua pelaku hadir atau


tidak? ---------------------------------------------
Tidak tahu. -------------------------
2. Wah tidak tahu ya, apakah pihak sekolah tidak
memperkenalkan saudara dengan pihak pelaku? --------
Ya Tidak, pihak sekolah tidak mengenalkan
dan tidak memberikan kesempatan untuk
mengobrol. --------------------------
3. Menurut saudara apakah pihak sekolah melaksanakan itikad
baik jika tidak memfasilitasi saudara untuk mengobrol
dengan pelaku? -------------------------------------
Ya tidak sih menurut saya, dikenalkan saja
tidak apalagi berbicara untuk berdiskusi.
------------------------------------

Kemudian kuasa hukum Penggugat menyatakan cukup Cukup yang


mulia, menurutnya dalam hal ini pihak tergugat memang tidak
menjalankan perannya dengan itikad baik untuk menjadi
mediator.

Setelah Tergugat menyatakan tidak ada pertanyaan lagi dan


menyatakan bahwa dalam hal ini pihak Tergugat memang tidak
menjalankan perannya dengan itikad baik untuk menjadi
mediator.

Kemudian Majelis Hakim menyatakan bahwa pemeriksaan saksi


telah selesai dan menyuruh saksi untuk duduk di tempat yang
telah disediakan serta tidak bercakap-cakap dengan saksi atau
ahli lainnya. -------------------------------------------

Maka persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan ahli pertama


dari pihak Tergugat. Hakim Ketua sidang kemudian menanyakan
kepada Kuasa Hukum Tergugat apakah Ahlinya yang pertama sudah
berada di dalam ruang sidang, dan atas pertanyaan tersebut
Kuasa Hukum Tergugat menjawab ya.

Karena ahli pertama telah berada di ruang sidang, maka kuasa


hukum Tergugat meminta izin kepada Majelis Hakim untuk
menghadirkan ahli Dr. Arnestiana Cintania Mariana, S.E., M.Si.
Ahli datang ke ruang sidang dan Hakim Ketua menanyakan bahwa
ahli tersebut adalah:

Dr. ARNESTIANA CINTANIA MARIANA, S.E., M.Si.

Lahir di Tangerang, pada tanggal 16 Desember 1979, Warga Negara


Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan Dosen, Alamat Langham
Residence, District 8, RT.5/RW.3, Senayan, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Ahli merupakan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Bidang


Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Selanjutnya Majelis Hakim bertanya kepada Ahli apakah ia
mempunyai hubungan persaudaraan atau pekerjaan dengan
Penggugat maupun dengan Tergugat, dan terhadap pertanyaan
tersebut, Ahli menjawab bahwa ia tidak memiliki hubungan
persaudaraan ataupun pekerjaaan.

Majelis Hakim mempertimbangkan kepada ahli untuk memberikan


keterangan yang sebenar-benarnya dan Saksi memahaminya. Lalu
berdasarkan Pasal 87 ayat (4) UU PTUN, Sebelum memberi
keterangan, ahli wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
agama atau kepercayaannya. Kemudian Majelis Hakim mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada Saksi yang dijawab sebagai
berikut:

PERTANYAAN MAJELIS HAKIM: JAWABAN AHLI:

1. Saudara Ahli, apakah dalam menyusun suatu tata tertib


maupun keputusan di dalam sekolah, kepala sekolah bisa
diintervensi? --------------------------------------
Kepala Sekolah di dalam menyusun suatu
Tata Tertib dan menerbitkan suatu
keputusan tidak dapat dipengaruhi
atasannya yaitu Kepala Dinas Pendidikan,
sudah ada dasarnya yang dimaksud dengan
otonomi sekolah itu diartikan kewenangan
sekolah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan warga sekolah, menurut
prakarsa sendiri dan aspirasi warga
sekolah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pendidikan nasional
yang berlaku, jadi itu meskipun otonomi
hak sekolah atau kewenangan sekolah untuk
menetapkan sesuatu dalam konteks
pembelajaran itu sah-sah saja tapi semua
dilakukan di bawah peraturan perundang-
undangan pendidikan nasional yang
berlaku. ----------------------------
2. Saudara ahli apabila suatu nama siswa terdaftar di dua
sekolah yang berbeda, itu implikasinya bagaimana?

Bisa saja terhadap siswa yang tercatat di


Daftar Nominasi Tetap di sekolah lain, dan
yang berhak mengeluarkan ijazah adalah
sekolah dimana siswa tersebut mengikuti
ujian. ------------------------------

PERTANYAAN TERGUGAT: JAWABAN AHLI:


1. Apakah yang menjadi kewenangan Kepala Sekolah dalam
menentukan suatu tata tertib sekolah? --------------

Begini Yang Mulia, Kewenangan Kepala


sekolah dalam menentukan tata tertib
sekolah didasarkan pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 51 ayat (1)
menyatakan bahwa Pengelolaan Satuan
Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah
dilaksanakan berdarkan standar layanan
minimal dengan prinsip manajemen berbasis
sekolah atau otonomi sekolah. -------

2. Apakah ijazah SMA dapat dikeluarkan oleh sekolah


terdahulu, sementara siswa ini mengikuti ujian di sekolah
di sekolah lain? -----------------------------------

Terkait siswa yang dikembalikan kepada


orang tua kemudian dipindahkan ke sekolah
lain dan mengikuti ujian di sekolah
tersebut, maka Ijazah yang mengeluarkan
sekolah dimana ia mengikuti ujian, tidak
bisa peserta didik sudah ikut ujian di
sekolah A Ijazah dikeluarkan oleh sekolah
B berarti keabsahan ijazah ini akan
dipertanyakan. ---------------------

3. Apakah dalam penyusunan suatu aturan di sekolah memiliki


suatu standar yang dijadikan acuan? ----------------

Dalam penyusunan tata tertib dalam ranah


pendidikan itu berbicara proses
pembelajaran di sekolah dalam rangka
pembelajaran atau proses pendidikan ada
standar nasional pendidikan lebih khusus
lagi standar penilaian pendidikan yang
menjadi rambu rambu seorang Kepala Sekolah
untuk melakukan tindakan apapun terhadap
peserta didik. ----------------------

4. Jadi sebenarnya yang berwenang atas tata tertib sekolah


itu siapa? ----------------------------------------

Tata tertib sekolah itu menjadi kewenangan


Kepala Sekolah, karena tata tertib dibuat
untuk membentuk sikap terhadap peserta
didik. -----------------------------

5. Apakah untuk membuat tata tertib sekolah perlu ada


persetujuan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan?
---------------------------------------------------
Tata tertib tidak perlu ada persetujuan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
itu menjadi kewenangan Kepala Sekolah.

Selanjutnya Tergugat menyatakan sudah cukup dengan


pertanyaannya. Majelis Hakim kemudian menanyakan apakah
Penggugat mempunyai pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis
Hakim, Penggugat menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian
Majelis Hakim mempersilakan Kuasa Hukum Penggugat untuk
mengajukan pertanyaan.

PERTANYAAN PENGGUGAT: JAWABAN AHLI:

1. Bisakah Ahli jelaskan bentuk standar tata tertib yang


bisa ditetapkan oleh Kepala Sekolah? ---------------

Otoritas Kepala Sekolah untuk menetapkan


tata tertib sudah ada bentuk standarnya,
yaitu bentuknya standar nasional yang
telah ditetapkan antara lain: standar
kelulusan, standar kurikulum, standar
proses, standar pengelolaan, standar
pendidik/tenaga pendidik, standar sarana
dan prasarana, standar penilaian itu
diatur dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. -------

2. Apakah tata tertib dapat dijadikan sebagai tolak ukur


penilaian pada siswa? ------------------------------

Boleh, Tata tertib itu sebagai tolok ukur


penilaian, dan dijadikan sebagai dasar
untuk mengeluarkan peserta didik, kalau
siswa melakukan pelanggaran berat. --

3. Apakah saat melakukan pelanggaran siswa harus langsung


dikeluarkan? --------------------------------------
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 82 Tahun 2015 Tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
kekerasan pasal 11 walaupun disitu tidak
disebutkan bahwa siswa harus dikeluarkan,
ternyata siswa tersebut dikeluarkan, dan
sepanjang sifatnya edukatif boleh, tetapi
harus ada tindak lanjut dan solusinya agar
anak tetap bisa mengikuti proses
pembelajaran. -----------------------

4. Apakah pihak sekolah wajib memberikan informasi kepada


peserta didik terkait dengan pelanggaran yang dilakukan?
---------------------------------------------------
Jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh
peserta didik maka Peserta didik yang
melanggar peraturan tersebut harus
mengetahui pelanggaran apa yang telah
dilakukan. --------------------------
5. Saudara ahli, bagaimana pendapat saudara apabila
pengambilan keputusan tanpa melibatkan siswa? ------
Di dalam pengambilan suatu kebijakan tanpa
melibatkan siswa yang melakukan
pelanggaran dirasa kurang edukatif. -

Setelah Tergugat menyatakan tidak ada pertanyaan lagi, Majelis


Hakim menyatakan bahwa pemeriksaan ahli telah selesai dan
menyuruh saksi untuk duduk di tempat yang telah disediakan
serta tidak bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya.

Maka persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan ahli kedua


dari pihak Tergugat. Hakim Ketua sidang kemudian menanyakan
kepada Kuasa Hukum Tergugat apakah ahlinya yang kedua sudah
berada di dalam ruang sidang, dan atas pertanyaan tersebut
Kuasa Hukum Tergugat menjawab ya. Selanjutnya Hakim Ketua
Sidang juga mengingatkan kepada Kuasa Hukum Tergugat agar
menjaga ahlinya agar tidak saling berhubungan sebelum mereka
memberikan keterangan dalam persidangan.

Karena ahli kedua telah berada di ruang sidang, maka kuasa


hukum Tergugat meminta izin kepada Majelis Hakim untuk
menghadirkan ahli Pratama Heri Herlambang. Ahli datang ke
ruang sidang dan Hakim Ketua menanyakan bahwa ahli tersebut
adalah:
Pratama Heri Herlambang, S.H., M.H.

Lahir di Kendal, pada tanggal 13 Februari 1963, Warga Negara


Indonesia, Agama Kristen, Pendidikan S-2, Alamat Jalan Miranda
nomor 13 RT 11 RW 97, Cibubur, Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Ahli merupakan seorang dosen Hukum Adminstrasi Negara


Universitas Indonesia. Selanjutnya Majelis Hakim bertanya
kepada Ahli apakah ia mempunyai hubungan persaudaraan atau
pekerjaan dengan Tergugat maupun dengan Penggugat, dan
terhadap pertanyaan tersebut, Ahli menjawab bahwa ia tidak
memiliki hubungan persaudaraan ataupun pekerjaan.

Majelis Hakim memperingatkan kepada Ahli untuk memberikan


keterangan sebenar-benarnya dan tidak berada di bawah tekanan
manapun. Lalu berdasarkan Pasal 175 Rbg, Ahli disumpah dibantu
oleh juru sumpah dengan mengikuti kata-kata hakim anggota.
Kemudian Majelis Hakim mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
Ahli yang dijawab sebagai berikut:

Pertanyaan Majelis Hakim Jawaban Ahli

1. Saudara Ahli, bisa Saudara jelaskan riwayat pendidikan


Saudara? -------------------------------------------
Saya mengenyam pendidikan dari S1 sampai S2 di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Saya juga
merupakan dosen Hukum Administrasi Negara di
FHUI. ------------------------------------
2. Saudara sudah berapa kali menjadi ahli di persidangan?
Kalau di pengadilan negeri sudah tidak
terhitung, tapi kalau di PTUN saya sudah 8
kali. ------------------------------------

Selanjutnya Majelis Hakim menanyakan apakah Tergugat mempunyai


pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis Hakim, Tergugat
menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian Majelis Hakim
mempersilakan Kuasa Hukum Tergugat untuk mengajukan
pertanyaan:

Pertanyaan Tergugat: Jawaban Ahli

1. Saudara ahli, saya punya konstruksi sebuah kondisi.


Apabila terbit suatu aturan/tata tertib dalam sebuah
instansi pada tanggal 22 Januari 2017 dan telah dilakukan
sosialisasi pada bulan Februari 2017. Namun, buku tata
tertibnya belum tercetak pada saat diterbitkan, yaitu 22
Januari 2017. Buku tersebut baru selesai dicetak pada
bulan Januari 2018, yang mana 1 tahun setelah tata tertib
tersebut terbit. Menurut Saudara, kapan dapat dikatakan
bahwa tata tertib tersebut telah berlaku dan mengikat?
Tata tertib tersebut sudah berlaku dan mengikat
pada saat diundangkan, yaitu pada tanggal 22
Januari 2017 karena dikenal adanya prinsip
fiksi hukum yaitu semua orang dianggap tahu
suatu peraturan sejak tanggal diundangkannya.
-----------------------------------------
2. Menurut Saudara, apakah dalam membuat, mengesahkan, dan
melaksanakan suatu peraturan perlu persetujuan pihak
tertentu? ------------------------------------------
Apabila peraturan itu berbentuk suatu peraturan
kebijakan, maka tidak membutuhkan persetujuan
atasannya, karena sudah ada asas delegasi
sesuai dengan Pasal 13 UU Administrasi
Pemerintahan, yang memberikan wewenang penuh
terhadap suatu instansi untuk melaksanakan
peraturan kebijakan tersebut. ------------
3. Lalu bagaimana apabila di dalam tata tertib itu sendiri
yang menyatakan bahwa peraturan tersebut baru berlaku sah
jika sudah ada persetujuan dari atasan, walaupun menurut
peraturan di atasnya tidak mengharuskan? -----------
Ketentuan yang dipakai ialah peraturan yang di
atasnya, walau di dalam tata tertib itu
tertulis baru berlaku sah kalau sudah ada
persetujuan dari atasan. -----------------

Selanjutnya Tergugat menyatakan sudah cukup dengan


pertanyaannya. Majelis Hakim kemudian menanyakan apakah
Penggugat mempunyai pertanyaan dan atas pertanyaan Majelis
Hakim, Penggugat menyatakan mempunyai pertanyaan. Kemudian
Majelis Hakim mempersilakan Kuasa Hukum Penggugat untuk
mengajukan pertanyaan:

Pertanyaan Penggugat: Jawaban Ahli

1. Bisa Saudara jelaskan apa yang disebut dengan perbuatan


sewenang-wenang? -----------------------------------
Perbuatan sewenang-wenang diatur dalam Pasal 17
dan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
yang intinya menyatakan bahwa dikatakan
perbuatan sewenang-wenang apabila Keputusan
atau Tindakan yang dikeluarkan atau dilakukan
tanpa melampaui masa jabatan, batas waktu dan
wilayah berlakunya wewenang, dasar dan
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan. --------------------------------

2. Kemudian bisa Saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan


asas bertindak cermat? -----------------------------
Berdasarkan UU Administrasi Pemerintahan, asas
itu disebut asas kecermatan, yaitu apabila
sebelum melakukan atau mengeluarkan surat
keputusan tersebut sudah ada pengumpulan
informasi, harus ada keterangan informasi dan
data sehingga surat keputusan tersebut keluar
sudah dilakukan secara cermat. -----------

Setelah Tergugat menyatakan tidak ada pertanyaan lagi, Majelis


Hakim menyatakan bahwa pemeriksaan ahli telah selesai dan
menyuruh ahli untuk duduk di tempat yang telah disediakan serta
tidak bercakap-cakap dengan saksi atau ahli lainnya. ----

Kemudian Hakim Ketua Sidang menanyakan kepada Kuasa Hukum


Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat masih akan menghadirkan
Saksi atau ahli lagi ke dalam ruang persidangan, dan terhadap
pertanyaan tersebut, Kuasa Hukum Tergugat menyatakan tidak ada
Saksi atau ahli lagi yang akan dihadirkan. --------------

Setelah mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari Kuasa


Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat, Majelis Hakim
menyatakan bahwa persidangan akan dilanjutkan ke dalam tahap
pembacaan Kesimpulan dari Kuasa Hukum Penggugat, dan
Kesimpulan dari Kuasa Hukum Tergugat. -------------------

Selanjutnya, Hakim Ketua Sidang menanyakan kepada Kuasa Hukum


Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat, apakah sudah siap dengan
kesimpulannya. Atas pertanyaan itu Kuasa Hukum Penggugat dan
Kuasa Hukum Tergugat, mengatakan membutuhkan waktu 7 (tujuh)
hari untuk menyiapkan Kesimpulan. -----------------------

Selanjutnya Hakim Ketua Sidang menunda persidangan untuk


dilanjutkan kembali pada hari Senin tanggal 21 Mei 2018 pukul
10.00 WIB, dengan agenda pembacaan Kesimpulan oleh Kuasa Hukum
Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat. -------------------

Setelah dinyatakan sidang ditunda maka Hakim Ketua


memberitahukan kepada para pihak bahwa pemberitahuan tersebut
merupakan panggilan yang sah bagi para pihak untuk hadir di
sidang berikutnya. --------------------------------------

Demikian dibuat Berita Acara Persidangan ini yang


ditandatangani oleh Ketua Majelis dan Panitera Pengganti.

Jakarta, 14 Mei 2018

PANITERA PENGGANTI KETUA MAJELIS

Robby Hartono, S.H. Audy Pratama, S.H., M.H

Anda mungkin juga menyukai