Anda di halaman 1dari 6

BIOSINTESIS ASAM AMINO NONESENSIAL

Dari 20 jenis asam amino yang ada, dikelompokkan menjadi dua yaitu pertama, asam amino esensial;
asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh akan tetapi tubuh itu sendiri tidak dapat mensintesisnya
sehingga tubuh hanya mendapatkan dari makanan yang dikonsumsi saja, diantaranya arginin, histidin,
isoleusin, leusin, lysin, methionin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan valin. Kedua, asam amino
nonesensial; asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh mampu mensintesisnya sendiri,
diantaranya alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin, dan tirosin.
Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana asam amino nonesensial dapat disintesis oleh tubuh:

Siklus sintesis asam amino nonesensial secara umum

Biosintesis Alanin

Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin disintesis dari
piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara
proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan
transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Glukosa yang
berasal dari hati masuk ke otot melalu pembuluh darah lalu diubah menjadi asam piruvat dan asam
laktat dan menghasilkan 2 ATP, asam piruvat sendiri akan mengalami transaminasi piruvat dengan
bantuan enzim alanin transaminase menjadi alanin, reaksi ini bersifar reversibel. Pada proses ini, asam α
amino akan diubah menjadi asam α keto. Alanin otot melalui sirkulasi darah akan dibawa ke hati lalu
diubah menjadi asam piruvat kembali dan NH2-. NH2-akan membutuhkan 2 ATP untuk berubah menjadi
urea dan asam piruvat akan membutuhkan 6 ATP untuk diubah kembali menjadu glukosa, glukosa
dibawa kembali ke otot begitu seterusnya

Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:

1. Secara langsung melalui degradasi protein

2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase; ALT (juga dikenal
sebagai serum glutamat-piruvat transaminase; SGPT).
Siklus glukosa-alaninBiosintesis Serin

Ada beberapa jalur sintesis serin, jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-
fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-
fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat sebagai
donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase. Jalur kedua untuk
serin dimulai dari 3-fosfogliserat menjadi gliserat dengan bantuan enzim 3-fosfogliserat fosfatase, lalu
diubah menjadi hidroksipiruvat dengan bantuam enzim hidroksipiruvat reduktase lalu menjadilah serin
dengan bantuan enzim hidroksi aminotransferase dan NH2-. Jalur ketiga melalui jalur yang berasal dari
glisin lalu diubah menjadi serin dengan enzim serin hidroksimetil tranferase, reaksi ini bersifat reversibel.

Siklus serin dan glisin

Biosintesis Glisin

Ada dua jalur pembentukan glisin, jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh
serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk
kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF. Jalur yang kedua, RuBP
diubah menjadi fosfoglikolat dengan bantuan enzim RUBISCO dan membutuhkan O2, lalu diubah
menjadi glikolat oleh enzim fosfoglikolat fosfatase selanjutnya dibuah menjadi glikosilat oleh enzim
glutamat-glioksilat aminotransferase dengan membutuhkan NH2-.

Biosintesis Sistein

Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh
enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil
(misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM
menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan
adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi
metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-adenosilmetionin
dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari
aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai
Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.

Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan
bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah
menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein

Biosintesis Tirosin dan Fenilalanin

Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan
untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin
sampai dengan 50%.

Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan
lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor
tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzim
dihydropteridine reductase (DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalaninBiosintesis Prolin

Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat titik
cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang
digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil fosfat
dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin.
Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.

Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari semialdehid
melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan
dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase.
Hasilnya adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-
carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.

Biosintesis Glutamat, Glutamin Aspartat, dan Asparagin

Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase
yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase, yang
dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan
kolektor umum nitrogen amino.
Reaksi biosintesis glutamate

Glutamin dibentuk dari sebuah kerja enzim glutamin sintesise. Enzim ini akan mengubah L-Glutamat
menjadi L-Glutamin dengan penambahan NH4+. Energi yang digunakan pada proses ini berasal dari ATP
yang kemudian diubah menjadi ADP.

Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi ini
menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat
juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase. Aspartat ini akan
menjadi senyawa turunan untuk jalur biosintesis lisin, metionin, treonin, dan isoleusin.

Jalur Sintesis Aspartat

Sedangkan pembentukan asam amino asparagin berasal langsung dari prekursornya yaitu aspartate dan
glutamin dengan dikatalisis oleh asparagin sintetase. Proses ini Membutuhkan ATP untuk diubah menjadi
AMP dan Ppi sehingga menghasilkan asparagin dan glutamin.
Jalur Sintesis Asparagin

Anda mungkin juga menyukai