PENDAHULUAN
1
1.3.2 Untuk mendeskripsikan penerapan persamaan Poisson dalam menyelesaikan
permasalahan listrik statis,
1.3.3 Untuk mendeskripsikan konsep syarat batas,
1.3.4 Untuk menjelaskan penerapan konsep metode bayangan,
1.3.5 Untuk menjelaskan penerapan konsep metode pemisahan variabel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2 2 2
Di mana 2 2 2
x y z
Karena ρ di sebagain titik dalam ruang sama dengan nol (ρ = 0) maka
persamaannya akan menjadi
2 0
0
2 0 …………………………………………………………….(1)
yang dikenal sebagai persamaan Laplace
Misalkan terdapat N buah penghantar dengan potensial yang selalu pada
harga 1, 2 , 3 ...., N . Dalam hal ini untuk menentukan potensial di semua
Laplace, maka
C11 C2 2 ... Cn n ……………………………………….(2)
3
Dimana C merupakan tetapan sebarang, juga merupakan penyelesaian
Bukti dari teorema ini diperoleh dari
2 2 C11 2 C 2 2 ... 2 C n n
C1 21 C 2 2 2 ... C n 2 n
0
Berdasarkan teorema ini, kita dapat menjumlahkan dua atau lebih
penyelesaian persamaan Laplace sedemikian hingga persamaan Laplace
memenuhi seperangkat syarat batas tertentu.
Teorema II Persamaan laplace
(Teorema keunggulan) dua penyelesaian persamaan Laplace yang
memenuhi persyaratan batas yang sama, berbeda hanya dalam tetapan
tambahan
Untuk membuktikan teorema ini kita tinjau daerah tertutup V0 di luar
permukaan S1, S2,… SN dari berbagai penghantar yang dibatasi oleh
permukaan S yang dapat berupa permukaan di tempat tak hingga atau
permukaan benda nyata yang melingkupi V0. Misalkan 1 dan 2 adalah
dua penyelesaian persamaan Laplace di V0 yang selain itu memiliki syarat
batas sama dengan S, S1, S2,… SN sayarat batas ini dapat ditentukan dengan
menentukan niai ataupun pada permukaan batas. Dalam hal ini dapat
n
didefinisikan suatu fungsi baru 1 2 sehingga diperoleh persamaan
0
Karena integral ke dua mempunyai harga nol. Divergensi memenuhi
persamaan
2
2
4
2
dv 0
V0
Dalam hal ini 2 haruslah berharga positif atau nol di setiap titik
dalam V0 dan karena integralnya sama dengan nol, maka terbukti bahwa
satu-satunya kemungkinan adalah 0
2
2V
0 distribusi muatan umum di dalam penambahan beberapa syarat
batas, potensial dapat dicari dengan pemecahan bagian homogen dari persamaan
di atas yakni persamaan 2V 0 . Pemecahan ini ditambahkan dengan solusi
pemecahan persamaan poisson (hukum coulomb) :
1 d '
(r )
40 r r' + solusi persamaan Laplace……………………………...(7).
Contoh :
5
Bola yang dimuati secara uniform. Muatan q didistribusikan pada seluruh bola
berjari-jari R, dengan kerapatan muatan , dan untuk r >R kerapatannya adalah
nol.
Penyelesaian :
Di dalam daerah r R potensial mengikuti persamaan Poisson.
1 d 2 dV
r
r 2 dr dr 0
………………………………………………………(8)
Untuk daerah r>R, potensial mengikuti persamaan Laplace:
1 d 2 dV
r 0
r 2 dr dr ……………………………………………………………(9)
Solusi dari persamaan poisson di atas adalah :
( r ) r
2
A1
B1 ; r R
6 0 r
……………………………….………(10)
Dan solusi dari persamaan Lapalace adalah :
A2
( r ) B2 ; r R
r
Potensial tersebut harus memenuhi persamaan batas :
1. V r 0 ;
2. V r 0 adalah berhingga karena tidak ada muatan titik pada pusar bola;
3. dua potensial akan kontinous pada r =R; dan
Dengan syarat batas ke empat dapat digunakan untuk menghitung A2. Dengan
mengambil permukaan Gauss, yang mana kulit yang jari-jarinya r >R pada pusat
distribusi muatan, memberikan :
4R 3
E ˆ
n da
3 0
………………………………………………………..(11)
6
Medan listrik di luar bola dapat ditentukan dengan mengambil gradient dari
potensial yakni :
E V (r ) A2 B2 A2 r 2 ,
r r
Jadi:
nˆ da A2 rˆ
E r2
rˆ da
= A2 rˆ
r24r 2
4 A2
………………………………………………(12)
3 0
B2 R
2
2 . Dengan demikian potensial menjadi :
0
R 2 r2
V (r ) 1 2 ; r<R
2 0 3R
Atau
R 2 1
V (r ) ; r>R
3 0 r
Persamaan E nˆda 4R
3
menyatakan bahwa potensial di dalam boal
3 0
merupakan fungsi kuadratik dari r dengan potensial pada pusat lebih besar dari
pada di tepi bola. Perlu juga ditekankan bahwa medan listrik adalah kontinu pad r
= R.
Untuk r R, E r rˆ
3 0
Untuk r R. E R R rˆ pada r = R
3
7
Dalam hal ini penyelesaian dalam V akan ditemui bila diketahui sifat tertentu
untuk pemecahan masalah, dalam batas dari V. Karena itu sangat diperlukan
memperhatikan syarat batas.
Dalam hal ini ditentukan syarat batas pada bidang yang memisahkan dua
daerah dalam ruang. Contohnya, untuk muatan titik pada gambar di bawah ini.
r
q
Gambar 1. Syarat batas pada bidang yang memisahkan dua daerah dalam ruang.
Contohnya, untuk muatan titik
1 q
Kuat medan pada bidang bola yang menutupi muatan q adalah E .
4 0 r 3
Bidang ini membatasi ruang dalam bola dan ruang di luar bola. Besaran
1 q
E disebut syarat batas dari bidang batas bola di sekitar muatan titik q.
4 0 r 3
Contoh lain untuk muatan garis untuk muatan garis dengan muatan per satuan
1 ˆ
panjang sama dengan λ, dan pada bidang selalu berjari-jari r adalah E .
4 0 r
Persamaan E ini merupakan syarat batas pada bidang batas sekunder tersebut.
Solusi persamaan Laplace di suatu daerah, ditentukan secara khusus. Bila
harga V merupakan hasil dari fungsi pada semua batas dalam daerah tersebut. Hal
ini dapat dibuktikan pada gambar ditunjukkan suatu daerah dengan perbatasannya.
Batas luar dapat saja dibuat di suatu tempat tak berhingga, yang biasanya
dinyatakan potensialnya nol.
8
Dalam volume ini
V akan dicari
V khusus pada
permukaan batas
Misalnya terdapat
Gambar dua
2. solusi
Suatu dari persamaan
daerah Laplace, yaitu V1 dan V2 yang
dengan perbatasannya
memenuhi 2V1 0 dan 2V2 0 . Kedua solusi ini mempunyai harga tertentu di
permukaan batas dan dapat ditunjukkan bahwa V1=V2. Pembuktiannya dengan
mengambil solusi V3=V2-V1 yang memenuhi 2V3 2V1 2V2 0 . Jika V3=
0, maka V1 = V2. Persamaan Laplace tidak memerlukan adanya maksimum dan
minimum di titik lokal, sehingga harga maksimum dan minimum keduanya
dinyatakan dengan nol. Teorema keunikan pertama adalah suatu cara untuk
mencari solusi dengan ketentuan bahwa:
1) Solusinya memenuhi persamaan Laplace
9
Selanjutnya perhatikan bidang yang membatasi ruang 1 dan ruang 2.
Bidang ini bermuatan dengan jumlah muatan per satuan luas τ. Perhatikan gambar
berikut. E2
n
E1
c
Gambar 3. Bidang yang membatasi ruang 1 dan ruang 2. Bidang ini bermuatan
dengan jumlah muatan per satuan luas τ
Syarat batas pada komponen normal dari E adalah ( E 2 E1 ). n dimana E2 dan
0
E1 adalah besarnya E pada ruang 2 dan ruang 1. Hubungan antara komponen
tangensial E kawat bidang batas dapat ditentukan dengan rumus x E = 0.
Integral pertama ini dengan batas s didapatkan:
x E
s
0 da c d r 0 .........................................................................................(13)
10
Permukaan integrasi
Q1 Q3 Q5
Q2
Q4
Q6
Batas luar
11
Gauss E1 dan E 2 . Dalam bentuk integral dengan mengambil
0 0
permukaan Gauss mengelilingi setiap konduktor, maka dapat ditulis:
Q1 Q2
1 da dan
E
s1
0 2 da dengan Si = permukaan konduktor yang ke-i.
E
s1
0
Sama halnya untuk batas permukaan luar Sl (yang dapat pula dibuat besar
sampai tak hingga), hukum Gauss menjadi
Q Q
E
s1
1 da tot dan
0 E
s1
2 da tot ................................................................(14)
0
Dengan memakai cara seperti sebelumnya, E3 E1 E2 , di mana memenuhi
ketentuan:
E3 E1 E 2 0 untuk daerah ruang antara konduktor,
0 0
maka setiap batas permukaan S, berlaku perumusan integral:
3 da 0 .......................................................................................................(15)
E
s1
Untuk menetapkan apakah E3 = 0, tinjau ketentuan bahwa konduktor
merupakan benda yang ekipotensial artinya V3 adalah konstan pada setiap
konduktor. Walaupun tidak perlu bahwa potensial V3 mempunyai harga konstan
yang sama untuk setiap konduktor, dan harga V3 tidak perlu nol. Selanjutnya
dengan mengunakan aturan:
fA f A A f ..............................................................................(16)
untuk menyatakan hubungan V3 E3 V 3 E3 E3 V3 dengan E3 =
0 dan E3 V3 Sehingga diperoleh:
V3 E3 E3 .............................................................................................(17)
2
3 3 da E2 d .........................................................(18)
2
vol
V E
3 3 d V E
A vol
Dengan s meliputi semua permukaan batas daerah ruang yang menjadi perhatian,
termasuk semua permukaan konduktor dan batas luar. Karena potensial V3
12
konstan untuk setiap permukaan walaupun pada permukaan batas luar yang
ukurannya tak terhingga diambil V3 = 0, maka integral yang ke dua menjadi:
V3 E3 da E 2 d 0 .............................................................................(19)
2
vol
Kesimpulan yang diperoleh yaitu E3 = 0 yang berarti E1=E2.
Konduktor
P
-q z’ 0 z’ q z
Gambar 5
1 q q
V(r) = z0 ....................................... (20)
40 r zzˆ ' r zˆz '
13
Dalam koordinat silinder, r = ˆ zˆz , dan r z ' zˆ 2 z z ' . Medan
2 2
listrik dapat diperoleh dari pernyataan E(r) = - V r atau secara langsung dari
hukum coulomb untuk dua muatan titik:
1 qr z ' zˆ qr z ' zˆ
E(r) = z0 .............................. (21)
40 r zzˆ ' r zˆz '
Dari hasil ini kita akan dapat mencari rapat muatan permukaan pada z= 0
muka dari konduktor diperoleh:
q
0 E.zˆ z 0
z'
................................................ (22)
2 2 z ' 2
3
2
Gambar 7
14
Untuk menunjukkan muatan permukaan induksi total Q adalah sama
dengan –q, termasuk bahwa semua garis gaya berakhir pada konduktor. Kita
integrasikan rapat muatan untuk seluruh luas bidang konduktor yang memberikan
:
d
2d qz ' q .............................. (23)
0 2
z '
2
3
2
q2
F = - zˆ ................................................................... (24)
40 2 z '
2
Konduktor
Gambar 7
15
Muatan Titik Dengan Suatu Bola Konduktor
Untuk menganalisis potensial yang ditimbulkan oleh muatan titik dan bola
konduktor. Kita perhatikan gambar (6) dibawah ini.
P(r, )
r
r2 r1
a
r’
θ +q
O b q2
d
V=0
Gambar 8
Ada 2 buah muatan titik q1 dan –q2, dimana q1> -q2, dengan posisi (0,d)
dan (0,b). Apabila potensial pada permukaan bola dianggap mempunyai harga
v = 0, maka rumus potensial :
q1 q2
V=
1
0 ...................................................... (25)
40 r1 r2
q1 q 2
Maka diperoleh hubungan
R1 R2
Nyatakan titik asal koordinat kutub (r, ), dan dari gambar diatas diketahui
adanya ketentuan :
R12 = a2 + d2 – 2ad cos ......................................................... (26)
R22 = a2 + b2 – 2ab cos ......................................................... (27)
Karena v = 0 maka dapat dibuktikan persamaan berikut ini :
d d 2a cos
a2
q1 R
2
1 d ...................... (28)
b a b 2a cos
2
q2 R2
b
Persamaan diatas berlaku untuk setiap , bila dinyatakan bahwa:
(i) a2 =db
q1
(ii) 2 d karena d > b
q2 b
maka q1 > q2
16
Bila kita memilki bola konduktor dengan jejari a kemudian diberi
potensial nol, dan pada jarak d dipasang muatan q1 dari pusat bola. Menurut
metoda bayangan, maka bola tersebut dapat digantikan dengan muatan titik.
b d
q2 = d q1 a q ............................................................. (29)
Pada posisi b=(a2/d) dari pusat bola dan potensial dititik p dengan koordinat
(r, ) diluar bola:
q1 q2
V(p) = V (r, ) =
1
40 r1 r2
a
=
1
1
d
40 r1 r2
r1 r 2 d 2 2rd cos 1
2
r 2rb cos
1
r2 r
b2 2
Jadi,
a
q1 1 d
V(r, ) =
1
.....(30)
4a r 2 d 2 2rd cos 1
2
r
2 a 4
2r a 2
cos
2
d2 d
Khusus pada permukaan bola, dimana r = a, medan listrik arahnya radial
sehingga:
q1 d 2 a2
Er dan
4a a a 2 d 2 2ad cos 3
2
Eo 0.
Karena Er =
0 , maka diperoleh muatan induksi persatuan luas pada bola
konduktor, yaitu:
q1 d 2 a2
............................................. (31)
4a a 2 d 2 2ad cos 3
2
Sedangkan gaya antara bola dengan muatan q1 adalah:
2
1 q1q2 1 aq1
F .......................................... (32)
40 d b 2 40 d d b 2
17
Persamaan diatas juga menyatakan gaya antara muatan q1 dengan bola
konduktor yang dihubungkan dengan tanah.
Muatan Garis Dengan Silinder Bermuatan
Untuk menganalisis potensial yang ditimbulkan oleh muatan titik dan bola
konduktor, perhatikan gambar dibawah ini
P(r, )
r
r’
a
θ
x0
+λ
-λ
d
V=0
Ada 2 muatan garis saling sejajar terpisah sejarak d potensial dititk p akibat
adanya - dan adalah: Gambar 9
V(p) = ln r ' ln r C .................................................... (33)
20 20
C=
40
1
r
ln r '
2
Misalkan :
r r d 2 2rd cos
2
r'
m2
r
2
r
= konstan pada rentangan 0 < m < .
Jadi, r2+ d2 -2rd cos =m2r2
Apabila x = r cos , y = r sin , maka diperoleh:
2
d m2d 2
x 2 y 2
2
.................................................. (34)
m 1 m 1
2
Persamaan diatas menunjukkan rumus permukaan silinder. Dimana jarak
sumbu silinder hingga adalah:
d m2d
ma ..................................................... (35)
P=d+
m2 1
m2 1
18
d 2
a a
Dan jarak =
m 12 m p
.
Pada sub bab ini kita akan mengkaji pemecahan persamaan Laplace secara
langsung dengan metoda pemisahan variable. Strategi dasar yang digunakan
dalam metodi sangat sederhana, dimana solusi yang merupakan perkalian fungsi,
masing – masing dibuat hanya bergantung pada satu koordinat.
Dua buah pelat logam tak hingga terletak sejajar pada bidang xz, salah satu
pada y = 0, dan yang lainnya pada y = π. Pada ujung sebelah kiri pada x = 0,
ditutup dengan menggunakan pelat tak hingga dan potensialnya dibuat konstan.
V0 (seperti pada gambar dibawah). Carilah potensial di dalam sistem tersebut.
π V=0
V0 x
(y) V=0
Gambar 4.1
z
Penyelesaian.
19
2V 2 y
0...........................................................................................(35)
x 2 y 2
Dengan syarat batas
(i) V = 0, bila y = 0
(ii) V = 0, bila y = 0
(iii) V = V0(y), bila x = 0
(iv) V→ 0, bila x → ∞
Misalkan solusinya dalam bentuk perkalian fungsi yaitu:
V ( x, y ) X ( x) Y ( y ).....................................................................................(36)
20
diketahui. Kita mulai dengan memasukkan syarat batas yang pertama, yang
mengharapkan potensial nol pada jarak kearah x menuju tak hingga. Ini berrti
suku Ae kx tidak memenuhi, maka kostanta A harus diambil nol. Dengan demikian
solusinya menjadi
V ( x, y) Be kx (C sin ky D cos ky)..................................................................(44)
Dengan memasukkan syarat batas yang kedua, mengharuskan konstanta D = 0. Ini
berarti
V ( x, y) Ce kx sin ky......................................................................................(45)
Sedangkan untuk syarat batas yang ke tiga akan memberikan
sin k 0 ....................................................................................................(46)
Yang berarti harga k adalah bilangan bulat. Persamaan (45) tidak hanya memiliki
satu solusi saja, melainkan ada satu perangkat solusi yang mengikuti harga k.
karena persamaan Laplace merupkan persamaan yang linier, hal ini berarti bila
terdapat sejumlah solusi yang memenuhi syarat, yaitu : V1, V2,V3,.. maka
gabungan liniernya 1V1 2V2 3V3 .... juga menjadi solusinya, dengan
k 1
Ck sin ky sin( ly )dy V0 ( y) sin( ly )dy......................................................(50)
0 0
Dalam hal ini l adalah beberapa bilangan bulat positif. Harga integral pada ruas
kiri yaitu:
Dengan mengambil ketentuan k=1, maka diperoleh:
21
2
0
Ck V0 ( y) sin k ( y)dy..................................................................................(51)
Apabila kita tetapkan potensial pada x = 0 adalah konstana V0, maka diperoleh:
2 0
C k V0 sin( ky)d y
2V0 k
(1 cos )
k 2
0, jika k genap................................................................................(52)
4V0
k , jika k ganjil
Akhirnya diperoleh:
4V0
1 kx
V ( x, y)
k 1,3,5 k
e sin ky.........................................................................(53)
φ θ
r
O Arah kutub
22
Gambar 4.2. Letak titik P dalam koordinat r, θ, φ
1 d 2 dZ 1 d dP
r sin
Z dr dr p sin d d ……………………………(56)
Ruas kiri dari persamaan tersebut merupakan fungsi dari r saja, sedangkan ruas
kanan merupakan fungsi θ untuk semua nilai r dan θ. Selanjutnya, dimisalkan tiap
ruas dari persamaan tersebut sama dengan k yang merupakan tetapan pemisah.
1 a dP
sin kP 0.............................................................(57)
sin d d
1 V 1 V
( ) 2 0....................................................................................(58)
2
23
d R 1 d 2
.....................................................................................(59)
R d 2
Kedua sisi dari persamaan (4.24) akan diambil sama dengan K2, yang mana secara
terpisah dalah konstan. Persamaan untuk Φyaitu:
d 2
K 2 0..................................................................................................(60)
2
Mempunyai solusi:
( ) A cos K B sin K ................................................................................(61)
Untuk n ≠0, persamaan (4.29) ,mempunyai dua solusi, yakni n dan n dengan
demikian solusi umumnya adalah:
V (r , ) ( An cos n Bn sin n ) n (C n cos n Dn sin n ) n A0 A0 ln .................(65
'
n 1 n1
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Persamaan Poisson dan Persamaan Laplace
─ Penyelesaian atas persoalan listrik statis dapat dilakukan dengan mudah
untuk hal jika sebaran muatannya di mana-mana terinci, karena kemudian
sebagaimana kita ketahui, potensial dan medan listrik ditentukan secara
langsung sebagai integral dari sebaran muatan ini.
𝜌
𝛁2𝑉 = − 𝜀
0
25
1 ˆ z ' zˆ ˆ z ' zˆ
q
2 z ' zˆ
E(p) =
4 0 2 z ' 2 2
3
2 z'2 2
3
40
2 z ' 2 2
3
Dari hasil ini kita akan dapat mencari rapat muatan permukaan pada z= 0
muka dari konduktor diperoleh:
q
0 E.zˆ z 0
z'
2 2 z ' 2
3
2
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu menambah beberapa referensi
dari beberapa buku dan menghimpun materi tersebut dalam makalah.
26
DAFTAR PUSTAKA
27