Misalkan V tergantung hanya pada satu variabel x. Maka persamaan Laplace menjadi:
Solusi umum
Persamaan ini untuk garis lurus. Persamaan ini mengandung dua konstanta yang tidak
dapat ditentukan (m dan b), sebagaimana sesuai untuk persamaan diferensial orde kedua.
Persamaan tersebut akan tetap, dalam kasus tertentu, dengan kondisi batas dari masalah
itu. Misalnya ditetapkan bahwa V = 4 di x = 1, dan V = 0 pada x = 5. Dalam hal ini maka
m = -1 dan b = 5, sehingga V = -x + 5 ( lihat Gambar 3.1).
Maka diperoleh hasil bahwa dalam satu dimensi, dimana bisa
dituliskan solusi umum secara eksplisit:
1. V (x) merupakan rata-rata V (x+a) dan V (x-a), untuk setiap a:
2. Persamaan Laplace tidak mentolelir baik local maksimum atau minimum; nilai-nilai ekstrim
dari V harus terjadi pada titik akhir. Sebenarnya, ini adalah konsekuensi dari (I), karena jika
ada local maksimum, V pada saat itu akan lebih besar daripada di kedua sisi, oleh karena itu,
bisa tidak rata-rata. Biasanya, diharapkan turunan kedua negatif pada maksimum dan positif
pada minimum. Karena persamaan Laplace membutuhkan hal yang sebaliknya, yaitu turunan
kedua menjadi nol, tampaknya masuk akal bahwa solusi harus menunjukkan tidak ekstrim.
Namun, hal ini tidak merupakan bukti, karena terdapat fungsi yang memiliki point maksimum
dan minimun pada titik-titik dimana turunan kedua hilang: misalnya, memiliki nilai
minimum pada titik x = 0.
2. Persamaan Laplace dalam Dua Dimensi
Tidak ada lagi persamaan diferensial biasa (yaitu, satu yang melibatkan turunan biasa
saja) akan tetapi merupakan persamaan diferensial parsial. Akibatnya, beberapa
aturan sederhana yang biasa tidak berlaku lagi. Misalnya, solusi umum untuk
persamaan ini tidak hanya berisi dua konstanta acak, dalam hal ini, setiap jumlah yang
terbatas meskipun secara fakta merupakan persamaan orde kedua. Sekarang, jika
anda merancang koordinat (x,y) pada bagian bawah kotak, ketinggian V (x,y) dari
lembar atas titik (x,y) akan memenuhi persamaan Laplace. Analogi dari satu dimensi
akan membentang antara dua titik. Tentu saja, itu akan membentuk garis lurus.
3. Persamaan Laplace dalam Tiga Dimensi
Dalam tiga dimensi tidak dapat diberikan solusi secara eksplisit (sebagaimana pada satu
dimensi) atau menawarkan contoh fisik sugestif untuk memandu intuisi (sebagaimana
pada dua dimensi). Namun demikian, dua sifat sama tetap benar, adapun bukti-buktinya,
yaitu:
Nilai V pada titik r adalah nilai rata-rata rata-rata V pada permukaan bola dengan jari-
jari R berpusat di r:
𝟏
𝑽 (𝒓 )=
𝟒𝝅𝒓
𝟐
∮ 𝑽 𝒅𝒂
Akibatnya, V tidak dapat memiliki lokasi maksimum atau minimum; nilai-nilai ekstrim
dari V harus terjadi pada batas. Karena jika V memiliki maksimum lokasi di r, maka
dengan sifat dari maksimum bisa menggambar bola disekitar r dimana semua nilai V
dan rata-rata untuk teori akan kurang pada r.
Bukti:
Mari kita mulai dengan menghitung potensial rata-rata dari
permukaan bola dengan jari- jari R terhadap titik muatan tunggal q
yang terletak diluar bola. Juga pusat bola dititik asal dan memilih
koordinat sehingga q yang terletak pada sumbu z (Gambar diatas).
Potensial pada sebuah titik dipermukaan adalah:
𝟏 𝒓
𝑽=
𝟒 𝝅 𝜺𝟎 𝒒
dimana 𝒓 𝟐=𝒛 𝟐+ 𝑹𝟐 −𝟐 𝒛𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝜽
Jadi
𝟏
𝟏 𝒒
𝑽 𝒂𝒗𝒆 =
𝟒 𝝅 𝑹 𝟒 𝝅 𝜺𝟎
𝟐 ∫ [ 𝒛 + 𝑹 − 𝟐𝒛𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝜽 ] ¿ 𝑹 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝒅 ∅
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝒒 𝟏
¿
𝟒 𝝅 𝜺𝟎 𝟐 𝒛𝑹
√ 𝒛 +𝑹 −𝟐 𝒛𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝜽¿𝟎𝝅
𝟐 𝟐
𝒒 𝟏 𝟏 𝒒
¿
𝟒 𝝅 𝜺𝟎 𝟐 𝒛𝑹
[ ( 𝒛 +𝑹 ) − ( 𝒛 − 𝑹 ) ] =
𝟒 𝝅 𝜺𝟎 𝒛
Tapi ini lebih tepat pada potensial yang disebabkan q ada dipusat bola. Dengan
prinsip superposisi, hal yang sama berlaku untuk setiap kumpulan muatan diluar
bola: rata-rata potensial bola adalah sama dengan potensial yang dihasilkan
pada pusat.
4. Syarat Batas Dan Teorema Keunikan