MEDAN ELEKTROMAGNET
Nama Kelompok :
Sionariya Br Sembiring
Siti Lusitya Wati
Sumitro Haholongan Butar Butar
Tesalonika Br Ginting
Persamaan Poisson
Untuk menentukan metode khusus dalam penentuan potensial, dapat digunakan
persamaan poison.Untuk itu perlu di bahas mengenai Hukum Gauss. Di mana
secara matematis Hukum Gauss dinyatakan sebagai berikut :
𝟎
𝑸
න 𝑬. 𝒅𝒂 = … … … … … … … … … … … … … (𝟏. 𝟏)
𝒔 𝜺 𝟎
Persamaan Poisson dapat dengan mudah diturunkan dari persamaan Hukum
Gauss.Yaitu:
𝛁. 𝑫 = 𝝆𝒗 ……………………………………. (1.2)
Dimana,
𝑫 =∈ 𝑬 𝒅𝒂𝒏 𝑬 = −𝛁 …………………….…... (1.3)
𝝆𝒗
𝛁. 𝛁 𝑽 = ……………………………….. (1.4)
𝝐
Jika , ini berarti kerapatan volume muatannya nol, tapi masih ada kemungkinan
adanya kerapatan muatan titik, muatan garis, dan muatan permukaan pada posisi
singular sebagai sumber dari medan, sehingga :
𝛁𝟐 𝑽 = 𝟎 ……………………………………………….…. (1.5)
𝟐 𝟏𝝏 𝝏𝑽 𝟏 𝝏𝟐 𝑽
𝜵 𝑽= 𝝆 𝝏𝝆 + +…………………………..…. (1.6)
𝝆𝝏𝝆 𝝆𝟐 𝝏∅𝟐
𝟐 𝟏𝝏 𝟏 𝝏 𝝏𝑽 𝟏 𝝏𝟐 𝑽
𝜵 𝑽= 𝝏𝑽 + 𝒔𝒊𝒏𝜽 𝝏𝜽 + ……… (1.7)
𝝏𝒓 𝒓𝟐 𝝏𝒓 𝒓𝟐 𝒔𝒊𝒏𝜽 𝝏𝜽 𝒓𝟐 𝒔𝒊𝒏𝟐 𝜽 𝝏∅𝟐
Persamaan Laplace
Transformasi Laplace adalah suatu teknik untuk menyederhanakan
permasalahan dalam suatu sistem yang mengandung masukan dan
keluaran, dengan melakukan transformasi dari suatu domain
pengamatan ke domain pengamatan yang lain.
Dalam sistem fisika sebenarnya transformasi Laplace sering
dianggap sebagai suatu transformasi dari cara pandang domain-
waktu, di mana masukan dan keluaran dimengerti sebagai fungsi
dari waktu, ke cara pandang domain-frekuensi, di mana masukan
dan keluaran yang sama dipandang sebagai fungsi dari frekuensi
angular kompleks, atau radian per satuan waktu. Transformasi ini
tidak hanya menyediakan cara mendasar lain untuk mengerti
kelakukan suatu sistem, tetapi juga secara drastis mengurangi
kerumitan perhitungan matematika yang dibutuhkan dalam
menganalisis suatu sistem.
Persamaan Laplace dalam Satu Dimensi Jika V hanya
bergantung pada variabel x saja, maka persamaan umum
Laplace menjadi sebagai berikut:
𝝏𝟐 𝜵
= 𝟎 …………………………………… (2.1)
𝝏𝒙𝟐
𝜵 = 𝒎𝒙 + 𝒃 ................................................ (2.2)
Penurunan Persamaan Poisson dan Laplace
2.3.1 Penurunan persamaan Poisson
𝛁. 𝑫 = 𝝆𝒗 ………………………………………………… (3.1)
Dimana D adalah:
D =∈ 𝑬 ……………………………………………….… (3.2)
E = -𝛁 𝑽 ……………………………………………………(3.3)
Dan dengan serangkain penyulihan (subtitusi) akan diperoleh :
𝛁. 𝑫 = 𝛁 . ∈ 𝐄 = −𝛁 . ∈ 𝛁 𝐕 = 𝛒𝐯……………. (3.4)
Atau
𝝆𝒗
𝛁. 𝛁𝑽 = − …………..…………………………… (3.5)
∈
𝝏𝟐 𝜵 𝝏𝟐 𝜵
+ = 𝟎 ……… (3.7)
𝝋𝒙𝟐 𝝋𝒚𝟐
2.4 Solusi Hasil Kali Untuk Persamaan Laplace
Kita dapat mengambil kasus yang paling umum dengan
mengasumsikan bahwa medan potensial adalah sebuah fungsi dari
koordinat x dan y saja. sehingga persamaan Laplace menjadi
𝝏𝟐 𝐕 𝝏𝟐 𝑽
𝛁𝟐 𝑽 = + ……………………… (4.1)
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐
𝝏𝟐 𝝏𝟐
𝑿𝒀 + 𝑿𝒀 = 𝟎………..….…….…...(4.3)
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐
Dan dapat ditulis:
𝝏𝟐 𝝏𝟐
𝒀 𝟐𝑿+ 𝑿 𝟐𝑿 = 𝟎……………………………… (4.4)
𝝏𝒙 𝝏𝒚
𝒅𝟐 𝒅𝟐
𝒀 𝟐𝑿 + 𝑿 𝟐𝑿 = 𝟎 ………………………..…(4.5)
𝒅𝒙 𝒅𝒚
𝟏 𝒅𝟐 𝑿 𝟏 𝒅𝟐 𝒀 𝟏 𝒅𝟐 𝑿 𝟏 𝒅𝟐 𝒀
+ = 𝟎 atau = − …………….. (4.6)
𝑿 𝒅𝒙𝟐 𝒀 𝒅𝒚𝟐 𝑿 𝒅𝒙𝟐 𝒀 𝒅𝒚𝟐
1 𝑑2𝑋
Agar ruas kiri dan ruas kanan dalam persamaan 4.6 sama maka tidak boleh
𝑋 𝑑𝑥 2
2
1𝑑 𝑌
merupakan fungsi x dan𝑌 𝑑𝑦 2tidak boleh merupakan fungsi y. Oleh karena itu agar
sama, maka kedua-duanya harus merupakan konstanta atau tetapan
Bila sebuah fungsi : direpresentasikan sebagai X dan sebuah fungsi y sebagai
Y maka fungsi medan potensial adalah
V= XY…………………………………… (4.7)
Bentuk alternatif untuk solusi ini dapat diperoleh dengan menyatakan fungsi
hiperbolik dalam suku-suku eksponensial, mengelompokkan suku-suku yang
sama, kemudian memilih konstanta-konstanta pengganti A' dan B'.
Dengan mengasumsikan nilai nilai sederhana untuk konstanta konstanta, Bila kita
memilih
A = 0, C = 0, dan BD = V1, maka kita mendapatkan
V = V1sinhαx sin αy ……………………….………………… (4.11)
Atau
𝟏
αy = s𝒊𝒏 = …………………………………………... (4.13)
𝐬𝐢𝐧𝛂 𝒙
2.5 Pemecahan Persamaan Laplace Via Teknik Iterasi
Numerik
Bidang penampang
berbentuk bujur sangkar dari
sebuah pipa persegi dengan
sisi-sisi sebelah kiri, bawah,
dan kanan pada potensial nol
dan sisi atas pada 100 V.
Penampang melintang ini
dibentuk menjadi sebuah
grid dengan 16 bujur
sangkar, dan potensial
diperkirakan untuk tiap-tiap
Gambar 5.1 titik sudut. Nilai-nilai
taksiran yang lebih akurat
dapat diperoleh dengan
iterasi numerik
2.6 Teorema Keunikan Poisson dan Laplace
Gambar 6.1
2) Teorema Keunikan Kedua
Suatu cara yang sederhana dalam menetapkan seperangat syarat batas adalah
dengan memberikan ahrga V pada semua permukaan yang mengelilingi suatu
daerah tertentu. Kondisi tersebut sering terjadi dalam praktek. Prakteknya di
laboratorium, misalkan kawat konduktor dihubungkan baterai dengan potensial
tertentu, atau dihubungkan dengan tanah (V = 0).