Anda di halaman 1dari 28

GAYA SENTRAL

OLEH :
RINI LESTARI DALIMUNTHE (8206175006)
LUSI MARDIAH (8206175005)
MUHAMMAD ISMAIL (8206175002)
GAYA SENTRAL

•• Central
  Force ( Gaya Pusat ) didefinisikan sebagai suatu gaya yang mempunyai arah radial dan besarnya
hanya bergantung pada jarak dari sumber. ( tidak bergantung pada sudut di sekitar sumber ). Dengan kata
lain, central force (gaya pusat) adalah sesuatu yang mempunyai potensial yang besarnya hanya bergantung
pada jarak dari sumber. Oleh karena itu, jika sumber diposisikan sebagai titik asal, maka Energi potensial
merupakan fungsi dari V(r) = V(r). Persamaan central force (gaya pusat) dinyatakan dengan persamaan :
• F(r) = -V(r) = - ……………………………….(6.1)
• Beberapa contoh dari central force (gaya pusat) adalah gaya gravitasi dan gaya elektrostatis, dimana V(r)
1/ r. Gaya pegas juga termasuk dalam gaya central, dengan V(r) (r – l)2 , dimana l adalah panjang dalam
posisi setimbang.
MOMENTUM ANGULAR ( L )

•• Momentum
  angular ( L ) merupakan hal penting/ kunci penting dalam gaya central, dinyatakan dengan persamaan :
• L = r x p ………………………………………………………( Beberapa contoh dari central force (gaya
pusat) adalah gaya gravitasi dan gaya elektrostatis, dimana V(r) 1/ r. Gaya pegas juga termasuk dalam gaya central,
dengan V(r) (r – l)2 , dimana l adalah panjang dalam posisi setimbang.
• 6.2)
• Vektor L bergantung pada dimana kita menaruh titik asal pada sistem koordinat. L adalah vektor yang orthogonal
terhadap r dan p, sehingga menggunakan perkalian cross product. L konstan terhadap waktu. Hal ini bisa
dibuktikan pada theorema 6.1.
• Theorema 6.1. Jika suatu partikel adalah subject dalam gaya sentral, maka momentum angularnya bersifat
konservatif. Oleh karena itu,
• Jika
  V(r) = V (r) maka = 0 ……………………………………(6.3)
Pembuktian :
= (rxp)
= xp+rx
=vx(mv)+rxF
= 0, ………..………………………….(6.4)
Karena v berhimpit dengan v, dan r parallel atau sejajar dengan F, maka hasil perkalian cross product
dari persamaan di atas adalah 0.
POTENSIAL EFEKTIF

• Potensial
  efektif menghasilkan metode penyederhanaan dari problem gaya sentral tiga
dimensi menjadi satu dimensi.
• Jika suatu partikel dari massa adalah subject pada gaya sentral, yang mempunyai
potensial V(r), r dan θ adalah koordinat polar pada bidang gerak. Persamaan Lagrangian
untuk koordinat polar tersebut dinyatakan sebagai berikut :
• Persamaan gaya dalam arah radial beserta percepatan sentripetal, dinyatakan dalam
persamaan :
• = m ( + ) – V() …………………………………………..(6.5)
•• Sedangkan
  persamaan gerak dalam dan θ adalah :
• m = mr – V’() ,
• ( m ) = 0 ……………………………………………………….(6.6)
• Persamaan pertama (6.5) adalah persamaan gaya dalam arah radial beserta percepatan sentripetal.
Persamaan kedua (6.6) merupakan pernyataan dari hukum kekekalan momentum angular, karena m = m)
= pθ ( dimana pθ adalah besar momentum dalam arah angular ) dengan besar L = r x p, dan vektor L
konstan terhadap waktu.
• Karena m tidak berubah terhadap waktu, maka nilai L dapat juga dinyatakan dengan :
• L ≡ m ……………………………………………………………(6.7)
•L ditentukan
  sebagai kondisi awal, yang dispesifikasikan dengan memberikan nilai awal pada r
dan . Dengan menggunakan = L/ m, kita dapat mengeliminasi dari persamaan pertama (6.6).
dan menghasilkan :
m = – V’( ……….…………………………………………(6.8)
m– + V’(
Dengan menggunakan hukum kekekalan Energi yang memenuhi sifat konservatif, maka
persamaan di atas menjadi :
m– + V’(
•  Persamaan (6.8) dikalikan dengan dan diintegralkan terhadap t, didapatkan :
• m – + V’(
• m + + V( ……………………………………….(6.9)
Dimana potensial efektif dinyatakan dalam persamaan :
Veff (= + V( ……………………………………(6.10)
…………………………………(6.11)

•  
Sedangkan gaya efektif dinyatakan dengan persamaan :
Feff (r) = L2mr3 – V’(r)
…………………………………(6.11)

• Sehingga dapat disimpulkan bahwa : Feff = –s V’eff (

• Jika V(= Ar2, maka :

• Veff (= + Ar2 ………………………………………(6.12)


PENYELESAIAN PERSAMAAN GERAK

• Dengan
  mengintegrasi persamaan (6.6), (6.7) dan (6.9), kita dapatkan persamaan
sederhana dari pernyataan kekekalan momentum angular dan kekekalan Energi :
• m = L,
• m + + V( ……………………………………..(6.13)
MENEMUKAN R (T) DAN Θ (T)

•  Dari persamaan (6.13) didapatkan :


• m + + V(
• m = E – – V( ……………………..ruas kanan dan kiri dibagi m
• = – ……………………..ruas kanan dan kiri dikali 2
• = –
• = – V(r) )
•  = ± …………………………………………..(6.14)
• =±

• = ± dt = ± ( t – to) …………………………..(6.15)
MENEMUKAN R (Θ)

•  Dari persamaan (6.13) didapatkan :


• m = L,
• m + + V( ………………ruas kiri dan kanan dikali dengan
• Menjadi :
• = – – V(
• = – – V(
•  = – – V(
• = – – V( …………………………………….(6.16)
GRAVITASI, HUKUM KEPLER
•  Dimana : ≡ ……………………….…………………………(6.25)
• Adalah eksentrisitas dari gerak suatu partikel.
• The minimum r dicapai jika ruas kanan pada persamaan (6.24) mencapai nilai
maksimum, yaitu cos θ =1, sehingga persamaan ruas kanan menjadi ( 1 + . Sehingga
dapat disimpulkan :
• rmin = …………………………………………………………(6.26)
• Nilai
  maksimum r bergantung pada nilai . Jika (orbit lingkaran atau elips), maka
persamaan ruas kanan (6.24) , cos θ = dan persamaan ruas kanan menjadi ( mα/L 2) (1) ,
sehingga :
• rmax = (Jika ) …………………………………………(6.27)

• Jika (orbit parabola atau hiperbola), persamaan ruas kanan pada persamaan (6.24)
menjadi nol. (dimana cos θ = ). Sehingga didapatkan :
• rmax = ∞ (Jika ……………………………………….(6.28)
HUKUM KEPLER

• Hukum Pertama: bergerak dalam orbit elips planet-planet dengan matahari pada satu
fokus. Kita membuktikan persamaan ini.(6.32). Tentu saja, ada tidak diragukan lagi benda
terbang melewati matahari dalam orbit hiperbola. Tapi kita tidak menyebut hal ini planet-
planet, karena kita tidak pernah melihat satu sama dua kali. 
•  Hukum Kedua: Vektor radius untuk planet menyapu luas pada tingkat yang independen
dari posisinya dalam orbit.
• Hukum Ketiga: Kuadrat dari periode orbit sebuah komet, T, adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari panjang sumbu semimajor, a. Lebih tepatnya

di mana adalah massa matahari. Perhatikan bahwa massa


planet, m, tidak muncul dalam persamaan ini.
Ketiga UU tersebut menggambarkan gerakan semua
planet (dan asteroid, komet, dan semacamnya) Dalam
sistem tata surya.Tetapi sistem tata surya kita hanyalah
puncak gunung es. Ada hal-hal lebih banyak di luar
sana, dan itu semua diatur oleh gravitasi (meskipun
hukum kuadrat terbalik Newton harus digantikan oleh
teori Relativitas Umum Einstein gravitasi).
ORBIT

•• Lingkaran
  (
E = 2/2L2 . E bernilai negatif berarti Energi potensial lebih negatif dibandingkan Energi kinetik yang lebih
positif. Partikel terjebak dalam dinding potensial. Persamaan (6.26) dan (6.27) memberikan r min = rmax = L2/mα,
sehingga partikel bergerak dalam orbit lingkaran dengan radius L2/mα.
Dari gambar Energi sebesar 2/2L2 merupakan nilai minimum,
dimana E dihasilkan pada persamaan (6.13).
Untuk mendapatkan nilai minimum, maka = 0.
Dan dari nilai E dihasilkan pula Veff = L2/2mr2 .
 
PEMBUKTIAN DARI TIAP ORBIT

•   persamaan berikut, akan lebih mudah jika kita menggunakan koordinat kartesius.
Pada
k ≡ L2/mα …………………………………………(6.29)
Dengan mengalikan persamaan (6.24) dengan kr, dan menggunakan cos θ = x / r, didapatkan persamaan sebagai
berikut :
k = r + x………………………………………….(6.30)
dan x2 + y2 = k2 – 2kx + 2x2 ……..……………………(6.31)
Melalui pembuktian dari berbagai variasi tiap orbit, panjang fokus atau perbandingan sumbu mayor dan sumbu
minor, didapatkan :
Lingkaran (
•Pada
  kasus ini, persamaan (6.31) menjadi x2 + y2 = k2. Sehingga kita mempunyai lingkaran
dengan radius/ jari-jari k = dengan pusat di titik asal (0,0)
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai