Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

PRARANCANGAN PABRIK
KLOROFORM DARI ASETON DAN KAPORIT KAPASITAS 25.000
TON/TAHUN

Oleh :
Dani Wahyu Nugroho
D500100062

Dosen Pembimbing
1. Ir. HARYANTO AR, MS
2. KUSMIYATI, S.T., M.T., Ph.D.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
Nama : Dani Wahyu Nugroho
NIM : D 500 100 062
Judul Tugas Prarancangan Pabrik : Prarancangan Pabrik Kloroform dari
Aseton dan Kaporit Kapasitas 25.000
ton/tahun.
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Haryanto AR, MS.
2. Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D.

Surakarta, Juli 2013

Menyetujui,

Mengetahui,
INTISARI

Seiring dengan perkembangan pembangunan, salah satu industri yang


menjanjikan di bidang Teknik Kimia adalah kloroform. Saat ini di Indonesia
belum ada pabrik kloroform yang berdiri, maka prospek pembangunan pabrik
kloroform menguntungkan. Kloroform banyak digunakan dalam industri kimia
seperti sebagai bahan baku pada pembuatan polytetraflouroethylene, zat
pengekstrak untuk penicillin, bahan baku fungisida dan germisida, dan obat bius
dalam bidang kedokteran.
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang masih harus diimpor dari
luar negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang
pabrik kloroform dengan kapasitas 25.000 ton/tahun dengan bahan baku aseton
1.739,424 kg/jam dan kaporit 17.394,237 kg/jam. Kloroform dibuat dengan
mereaksikan aseton dan kaporit dalam reaktor batch still yang berpengaduk dan
berkoil pemanas pada suhu 50oC dan tekanan 1 atm dengan waktu reaksi 2 jam.
Reaksi ini terjadi secara eksotermis. Selain kloroform sebagai produk utama,
didalam reaktor batch still juga menghasilkan kalsium asetat (Ca(CH3COO)2),
kalsium hidroksida (Ca(OH)2), dan kalsium klorida (CaCl2). Pabrik direncanakan
berdiri di Kawasan Industri Cilegon, Banten pada tahun 2015 dengan luas 48.732
m2 .
Dari hasil analisis ekonomi diperoleh, ROI (Return on Investment) sebelum
dan sesudah pajak sebesar 78,486% dan 54,940%, POT (Pay Out Time) sebelum
dan sesudah pajak selama 1,13 tahun dan 1,54 tahun, BEP (Break Even Point)
41,97%, dan SDP (Shutdown Point) 32,36%. Sedangkan DCF (Discounted Cash
Flow) sebesar 33,21%. Jadi dari segi ekonomi, pabrik kloroform ini layak untuk
dipertimbangkan pendiriannya.

Kata Kunci : Aseton, Kaporit, Kloroform


PENDAHULUAN digunakan sebagai pelarut nonpolar di
1.1 Latar Belakang laboratorium atau industri.
Seiring dengan perkembangan
pembangunan, salah satu industri yang 1.2 Tujuan Penelitian
menjanjikan di bidang Teknik Kimia adalah Tujuan penelitian sebagai berikut :
kloroform. Saat ini di Indonesia belum ada 1. Mengurangi ketergantungan impor
pabrik kloroform yang berdiri, maka prospek terhadap kloroform
pembangunan pabrik kloroform 2. Memasarkan produk-produk yang
menguntungkan. Selain akan menguntungkan, berasal dari bahan baku kloroform
kita juga dapat memasarkan produk-produk dengan harga yang lebih murah.
yang berasal dari bahan baku kloroform dengan 3. Melakukan diversifikasi produk yang
harga yang lebih murah dan dapat mengurangi bernilai ekonomi tinggi untuk
ketergantungan impor kloroform serta menambah pendapatan negara sekaligus
melakukan diversifikasi produk yang bernilai membuka lapangan pekerjaan baru.
ekonomi tinggi untuk menambah pendapatan
negara sekaligus membuka lapangan pekerjaan TINJAUAN PUSTAKA
baru. 2.1 Kapasitas Rancangan Produksi
Kloroform merupakan salah satu produk Kebutuhan akan kloroform di Indonesia
yang pertumbuhannya terus meningkat dari pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
waktu ke waktu. Kebutuhan Indonesia terhadap dapat dilihat peningkatan impor kloroform di
kloroform cukup besar, sampai saat ini Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.
kebutuhan kloroform di Indonesia sepenuhnya Tabel 1 Data Impor Kloroform di Indonesia
mengimpor dari luar negeri. Tahun 2006-2010
Kloroform atau triklorometana Tahun Jumlah impor kloroform (ton)
mempunyai rumus molekul CHCl3. Dimana 2006 378,733
pada tekanan dan temperatur normal merupakan 2007 317,820
cairan bening dan berbau karakteristik. 2008 599,266
Kloroform lebih dikenal karena kegunaanya 2009 593,659
sebagai bahan pembius, walaupun pada 2010 490,019
kenyataannya kloroform lebih banyak (Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011)
Gambar 1 Grafik Kebutuhan Impor Kloroform di Indonesia
Kenaikan impor kloroform sesuai dengan 2.2 Proses Produksi Kloroform
persamaan garis lurus : Secara Umum kloroform dapat dibuat dengan
y = 0,0247 x2 – 49,349 x empat cara yaitu :
Dari persamaan tersebut dapat 1. Klorinasi Metana
diperkirakan besarnya impor kloroform pada 2. Klorinasi Fotokimia
tahun 2017 adalah sebesar 949,8 ton/tahun. 3. Reduksi Karbon Tetraklorida
Dengan perkiraan kebutuhan kloroform di atas 4. Reaksi Aseton dengan Kaporit
maka ditetapkan kapasitas pabrik sebesar Berdasarkan kelebihan dan kekurangan
25.000 ton/tahun. Dengan makin banyaknya yang dimiliki oleh masing-masing reaksi
kegunaan dari kloroform, maka pangsa pasarnya kloroform maka dipilih pembuatan kloroform
cukup baik dan dapat juga diekspor ke luar dari aseton dengan kaporit dengan pertimbangan
negeri. proses reaksinya cukup sederhana dengan
Berdasarkan pertimbangan ketersediaan temperatur operasi yang relatif rendah, yield
bahan baku, pemasaran produk, sarana yang dihasilkan cukup tinggi yaitu sekitar 86-
transportasi, fasilitas air, tenaga kerja, 91%.
kemasyarakatan, pembuangan limbah, energi, Reaktor yang digunakan adalah jenis
perpajakan, biaya konstruksi, perijinan dan reaktor batch still yang dilengkapi pengaduk
kebijakan pemerintah, maka lokasi pabrik dan koil pemanas. Perbandingan reaktan adalah
kloroform ini ditetapkan di Cilegon, Banten. 0,045 kg aseton : 0,453 kg kaporit. Reaksi
terjadi pada suhu 50ºC dan tekanan 1 atm
dengan reaksi berjalan eksotermis. Selain
kloroform sebagai produk utama, didalam
reaktor batch still juga menghasilkan kalsium =[
asetat (Ca(CH3COO)2), kalsium hidroksida ]
(Ca(OH)2), dan kalsium klorida (CaCl2).
─ [ ]
= - 305,634 kJ/mol
METODELOGI PENELITIAN
Karena harga Hr bernilai negatif, maka reaksi
3.1 Tinjauan Termodinamika
pembentukan kloroform tersebut bersifat
Tinjauan secara termodinamika ini
eksotermis. Untuk mengetahui arah suatu reaksi
ditujukan untuk mengetahui sifat suatu reaksi
dalam segi termodinamika diperlukan prinsip
termasuk eksotermis atau endotermis dan juga
kesetimbangan kimia. Perhitungan harga
arah reaksinya termasuk reversible atau
konstanta kesetimbangan reaksi (K) dapat
irreversible. Suatu reaksi dapat ditentukan
ditinjau dari rumus berikut :
eksotermis atau endotermis dari perhitungan
o
G = - R.T.ln K ...................................... (3.1)
panas reaksi standar (Hr).
d ln K H r
Besarnya harga panas pembentukan standar (H = ...................................... (3.2)
dT R T2
o
f
) masing-masing komponen pada suhu 298 K dimana :
o
dapat dilihat pada Tabel 2. G = Energi bebas Gibbs standar , J/mol
o R = Konstanta gas ideal ; 8,314 J/mol.K
Tabel 2 Harga ∆H f Masing-Masing
T = Temperatur , K
Komponen Pada 298 K
Hr = Panas reaksi standar , J/mol
o
No. Komponen H f ( kJ/mol ) K = Konstanta kesetimbangan reaksi
1 CH3COCH3 - 217,848 Dari persamaan (3.2) dapat dijelaskan
2 CaOCl2.H2O - 1.103,766 bahwa jika harga Hr bernilai negatif atau
3 CHCl3 103,246 reaksi bersifat eksotermis, maka harga konstanta
4 Ca(CH3COO)2 - 1.491,757 kesetimbangan reaksi (K) akan menurun ketika
5 Ca(OH)2 - 986,762 temperaturnya meningkat. Sedangkan jika harga
6 CaCl2 - 796,329 Hr bernilai positif atau reaksi bersifat
7 H2O - 286,025 endotermis, maka harga konstanta
(Yaws, 1999)
kesetimbangan reaksi (K) akan ikut meningkat
o
Berdasarkan data H f
tersebut dapat ketika temperaturnya meningkat.

dihitung besarnya panas reaksi standar (Hr) (Smith & Van Ness, 1996)

pembentukan kloroform :
o o
Data energi bebas Gibbs dapat dilihat
Hr = H f produk - H f reaktan
pada Tabel 3 sebagai berikut :
o
Tabel 3 Data Energi Bebas Gibbs Tiap karena reaksi dijalankan pada suhu 50 C (323
Komponen Pada 298 K K), maka :
o
G 298 305 .634  1 1 
ln K1 – 2.026,302 = .  
 323 298 
No. Komponen
(kJ/mol) 8,314
1 CH3COCH3 - 153,304 ln K1 = 36.761,367 ( -0,00026) + 2.026,302
2 CaOCl2.H2O 0 ln K1 = 2.016,744
3 CHCl3 70,405 Dari perhitungan di atas diperoleh harga
4 Ca(CH3COO)2 0 konstanta kesetimbangan reaksi (K1) sangat
5 Ca(OH)2 - 899,040 besar sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi
6 CaCl2 - 748,608 yang terjadi dalam proses pembuatan kloroform
7 H2O - 237,304 berjalan searah atau irreversible.
(Perry, 1999) (Smith & Van Ness, 1996)
o
Berdasarkan data G 298 di atas dapat
dihitung besarnya energi bebas Gibbs standar 3.2 Tinjauan Kinetika
o
(G ) : Reaksi pembentukan kloroform adalah
o o o
G = G produk - G reaktan sebagai berikut :
k
= - 5.020,31 kJ/mol 2 CH3COCH3(l) + 6 CaOCl2.H2O(s)
Dari persamaan (3.1) dan (3.2) dapat 2CHCl3(l) + Ca(CH3COO)2(s) +2 Ca(OH)2 (s) +
ditentukan harga konstanta kesetimbangan 3 CaCl2(s) + 6 H2O(l)
reaksi sebagai berikut : Reaksi di atas merupakan reaksi irreversible
o dan merupakan orde 2.
G = - R.T.ln Ko
G o (Faith & Keyes, 1957)
ln Ko = -
RT A + B C + D*
dC A dC B
ln Ko =
5.020 .310 -r A=  =  = k.CA.CB
8,314 . 298 dt dt

ln Ko = 2.026,302 Keterangan :

kemudian integrasi dari persamaan (3.2) k = konstanta kecepatan reaksi

diperoleh : CA = konsentrasi aseton

H r CB = konsentrasi kaporit
1

T1


K1
d ln K = dT
K0 R T0 T2 Dengan :
CA = CA0 (1-XA)
K H r  1 1 
ln 1 = -    b
Ko R  T1 T0  CB = CA0 (M - .XA )
a
H r  1 1 
ln K1 – ln Ko = -    -ra = CA0.
dX A b
= k .CA0 (1-XA). CA0 (M - .XA)
R  T1 T0  dt a
dX A b Tinggi Still = 9,404 m
-ra = CA0. = k.CA02.(1-XA) (M - .XA )
dt a Diameter Still = 1,786 m
XA t Pengaduk : Turbin
 = k.CA0.  dt
dX A
b Diameter Pengaduk : 1,93 m
0 (1 X A )(M - a .XA ) 0

Tinggi Pengaduk : 0,386 m


XA t
1 Lebar Pengaduk : 0,483 m
  dt
dX A
=
k.CA0 b Lebar baffle : 0,579 m
0 (1 X A )(M  X A ) 0
a
Rpm : 33 rpm
 M b X A 
Power Impeller : 30 HP
ln  
1 a
t=  M (1 X A ) 
b
k .C A0 .( M  )  
Bahan konstruksi: Stainless stell SA 167
a
type 304
(Levenspiel,1972)
XA = 0,91 b. Mixer 01 (M-110)
a =2 Fungsi: Tempat melarutkan Kaporit dengan
b =6 air
(Faith & keyes,1959) Jenis : Silinder Vertikal dengan head dan
k = 1,81.10-8 L/kmol.detik bottom berbentuk torispherical
(Amonette dkk.,2012) Jumlah : 1 Buah
Tangki : Diameter (D) : 1,372 m
 0,561 6 x0,91  Tinggi (H) : 2,319 m
ln  
1 2
t= 8 6  0,561x (1  0,91)  Pengaduk : Type marine propeller dengan 3
1,81.10 x0,013x(0,561  )   blades dan 4 baffle
2
t= 1.831 jam ≈ 2 jam Diameter : 0,443 m
rpm : 203,311 rpm
3.3 Spesifikasi Alat Utama Proses Tenaga Motor : 2 HP
a. Reaktor Batch Still (R-110) Bahan Konstruksi : Carbon steel grade C
Fungsi :Tempat berlangsungnya reaksi SA-285
antara kaporit dengan aseton yang
akan menghasilkan kloroform c. Tangki Netralisasi (M-310)
Jumlah : 8 buah (2 disusun seri) Fungsi : Untuk Mengikat H2SO4 dari produk
Kondisi : Tekanan = 1 atm dengan CaO
Temperatur = 50 oC Jenis : Silinder Vertikal dengan head dan
Dimensi : bottom berbentuk torispherical
Tinggi Reaktor = 8,330 m Jumlah : 1 Buah
Diameter Reaktor = 5,791 m Tangki : Diameter (D) : 0,508 m
Tinggi (H) : 0,910 m Bahan Konstruksi : Stainless stell SA 167
Pengaduk : Type marine propeller dengan type 304
3 blades dan 4 baffle
Diameter : 0,16 m f. Filter 02 (H-111)
rpm : 351,088 rpm Fungsi : Memisahkan kloroform dari
Tenaga Motor : 0,5 HP CaSO4
Bahan Konstruksi : Stainless stell SA 167 Tipe : Rotary vacuum filter
type 304 Jumlah : 1 Buah
Kapasitas : 1,977 ft3/siklus
d. Tangki Acidifier (M-210)
Dimensi : Diameter = 1,005 m
Fungsi : Mencampur crude kloroform dengan
Panjang = 2,011 m
asam sulfat untuk mengikat air
Tenaga Blower : 1 Hp
(H2O)
Bahan Konstruksi : Stainless stell SA
Jenis : Silinder Vertikal dengan head dan
167 type 304
bottom berbentuk torispherical
Jumlah : 1 Buah
g. Menara Distilasi (D-110)
Tangki : Diameter (D) : 1,219 m
Fungsi : Memurnikan kloroform dari air.
Tinggi (H) : 2,081 m
Tipe : Menara plate dengan sieve tray
Pengaduk : Type marine propeller dengan
Kondisi Operasi
3 blades dan 4 baffle
Tekanan : Umpan = 1 atm
Diameter : 14,323 in
Hasil atas = 1 atm
rpm : 245,553 rpm
Hasil bawah = 1 atm
Tenaga Motor : 1 HP
Suhu : Umpan = 70.8 oC
Bahan Konstruksi : Stainless stell SA 167
Hasil atas = 60,9 oC
type 304
Hasil bawah = 99,2 oC
Kolom/Shell
e. Filter 01 (H-110)
Diameter : Atas = 1,058 m
Fungsi: Memisahkan produk padatan hasil
Bawah = 1,058 m
bawah dari R-110
Material :Stainless stell SA 167 type 304
Tipe : Rotary vacuum filter
Tinggi Shell : 13,335 m
Jumlah : 2 Buah
Tinggi Menara : 10,317 m
Kapasitas : 32,375 ft3/siklus
Plate
Dimensi: Diameter = 2,110 m
Tipe : Sieve tray
Panjang = 4,220 m
Jumlah plate :13 (tanpa reboilerparsial)
Tenaga Blower : 1 Hp
Feed plate ke : 6 (dari bawah)
Plate spacing : 0,60 m Tahap reaksi dimaksudkan untuk
Material : Stainless stell SA 167 mereaksikan aseton dengan klorin yang
type 304 terdapat dalam kaporit cair.
Digunakan kondensor total dan reboiler Reaksi pembentukkan kloroform
parsial. dilakukan didalam reaktor batch still yang
dilengkapi pengaduk dan koil pemanas.
h. Dekanter (H-210) Cairan dari tahap penyiapan bahan baku
Fungsi : Memisahkan kloroform dari asam dialirkan ke reaktor batch still. Reaksi
sulfat, aseton dan air berdasarkan terjadi pada suhu 50ºC dan tekanan 1 atm
perbedaan densitas (gaya berat) dengan reaksi berjalan eksotermis. Selain
Kondisi operasi kloroform sebagai produk utama, didalam
Tekanan : 1 atm reaktor juga menghasilkan kalsium asetat
Suhu : 50 oC (Ca(CH3COO)2), kalsium hidroksida
Jumlah : 1 Buah (Ca(OH)2), dan kalsium klorida (CaCl2).
Diameter tangki (D) : 1,836 m
Panjang tangki (L) : 5,509 m c. Tahap pemurnian produk
Bahan konstruksi : Stainless stell SA 167 Produk yang keluar dari reaktor batch
type 304 still sebagai hasil atas berupa fase uap,
sementara hasil bawah adalah hasil samping
3.4 Langkah Operasi dan kloroform sisa 2% berat yang kemudian
Proses produksi kloroform dengan cara dialirkan menuju filter 01 (H-110). Hasil
mereaksikan aseton dengan kaporit cair pada atas dari reaktor batch still berupa crude
prinsipnya meliputi beberapa tahap, yaitu : kloroform 98% berat dan aseton sisa yang
a. Tahap penyiapan bahan baku kemudian dilewatkan di kondensor dan
Tahap penyiapan bahan baku dimaksudkan diturunkan suhunya dari 94,6ºC menjadi
untuk: 45ºC. Setelah itu kloroform dialirkan
- Mencampur kaporit dan air dengan menuju acidifier untuk dilakukan
perbandingan 1,36 kg : 3,78 liter air untuk penambahan H2SO4 98% dengan
menghasilkan kaporit cair. perbandingan 1 : 2 (H2SO4 : Kloroform)
- Mengatur perbandingan aseton dan kaporit yang berfungsi mengikat air yang ada dalam
sebanyak 0,045: 0,453 (kg) produk. Setelah dari acidifier kemudian
- Mengatur perbandingan H2SO4 dan dilewatkan di dekanter untuk pemisahan
kloroform sebanyak 1 : 2 untuk pemurnian cairan berdasarkan densitas. Hasil bawah
di acidifier. dari dekanter berupa H2SO4 sisa yang
b. Tahap reaksi kemudian dialirkan ke unit pengolahan
limbah. Hasil atas dekanter yang berupa
kloroform dan H2SO4 terikut masuk ke
tangki netralisasi (M-310) untuk
penambahan kalsium oksida dengan dengan
kemurnian 99% untuk netralisasi H2SO4
yang masih terikut produk. Di dalam tangki
netralisasi (M-310) kalsium oksida akan
bercampur dengan asam sulfat membentuk
kalsium sulfat. Setelah dari tangki
netralisasi, masuk ke filter 02 (H-111)
dimana hasil bawah filter 02 berupa kalsium
sulfat dan hasil atas berupa kloroform untuk
dimasukkan ke dalam menara distilasi untuk
pemurnian. Produk atas yang keluar dari
menara distilasi berupa kloroform dengan
kemurnian 99%.

HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisa ekonomi, nilai BEP
berada pada batas minimum yang diijinkan (40-
60%) yaitu sebesar 41,97%. Nilai BEP
dipengaruhi oleh harga jual produk yang relatif
lebih besar dari harga bahan baku, sehingga jika
selisihnya semakin besar maka nilai BEP juga
akan semakin rendah. Sebaliknya, nilai ROI
akan semakin tinggi seiring penurunan nilai
BEP. Nilai POT berada pada batas minimum
yang diizinkan (max 2 tahun) yaitu sebesar 1,54
tahun dan nilai DCF yang cukup tinggi yaitu
33,21% diatas bunga bank 25%, sehingga
peluang infestasinya cukup menjanjikan, maka
pendirian pabrik kloroform ini layak untuk
dipertimbangkan.
Gambar 2. Grafik Analisa Kelayakan
KESIMPULAN Levenspiel, O., 1972, “Chemical Reaction
Dari hasil analisa ekonomi diperoleh: Engineering“, 2nd ed., John Wiley &
1. Percent Return on Investment (ROI) setelah Sons, Inc., New York.
pajak sebesar 54,94% Perry, R.H. and Green, D.W., 1999, “Perry’s
2. Pay Out Time (POT) setelah pajak selama Chemical Engineer’s Handbook”, 7th ed.,
1,54 tahun McGraw-Hill Book Company, New York.
3. Break-event Point (BEP) sebesar 41,97% Smith, J.M. and Van Ness, H.C., 1996,
4. Shutdown Point (SDP) sebesar 32,36% “Introduction to Chemical Engineering
5. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar Thermodynamics”, Prentice Hall,
33,21% Englewood Cliffs., New Jersey.
Jadi, Pabrik kloroform dari aseton dan kaporit Yaws, C.L., 1999,“Thermodynamic and
dengan kapasitas 25.000 ton/tahun LAYAK Physical Properties Data”, Mc Graw Hill
untuk dipertimbangkan pendiriannya. Book Co., Singapore.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2011, “Statistik
Perdagangan Luar Negeri Indonesia”,
Jakarta.
Keyes, F., and Clark, R.S., 1959, “Industrial
th
Chemistry“, 4 edition, John Wiley and
Sons, Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai