Anda di halaman 1dari 13

 Makanan Khusus

Makanan peristiwa khusus adalah makanan yang disajikan pada acara atau upacara
tertentu. Ada bermacam-macam tujuan pengadaan makanan untuk peristiwa khusus. Ada yang
dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur, rasa riang dan senang, rasa duka cita, ataupun
memohon keselamatan restu. Jenis masakan yang dihidangkan bervariasi sesuai tujuan dan
adat kebiasaan. Secara garis besar makanan peristiwa khusus dapat dibedakan atas makanan
selamatan, makanan pesta dan makanan bekal

 Makanan Selamatan
Istilah selamatan berasal dari kata “selamat”. Tujuannya adalah untuk membina
keselamatan dan kerukunan antar manusia. Seseorang yang merasa mendapatkan anugerah
atau karunia dari Tuhan misalnya mendapatkan kenaikan pangkat, dapat rejeki, atau hal lain
yang perlu disyukuri akan mewujudkan rasa syukur dengan cara masing-masing.. Secara
tradisi, ungkapan rasa syukur dilakukan dengan mengadakan upacara kecil berupa syukuran
atau slametan. Upacara syukuran dilakukan bersama dengan keluarga , teman-teman dekat,
teman-teman sejawat, tetangga bahkan dapat dilakukan dengan orang yang tidak dikenal,
misalnya anak-anak yatim, penghuni panti jompo, narapidana dll. Selamatan juga dilakukan
untuk memperingati hari kematian keluarga, menolak bala dan hal lain yang sifatnya bukan
untuk sukacita.
Berikut ini adalah contoh menu selamatan dari berbagai daerah di Indonesia

 Menu selametan 7 bulanan


◦ Menu Utama:
Nasi putih – Ayam Ingkung – Sambal goreng tempe – Urap sayuran – Rujak buah
◦ Kue-kue jajan pasar:
Apem – nagasari – pisang raja – lapis legit – kacang rebus
◦ Klemeng :
Ubi rebus – singkong rebus –talas rebus

 Menu selamatan pernikahan


◦ Menu Utama:
Nasi – soto ayam – ayam panggang jawa – rawon - pecel madiun - sate ayam – empal
gentong
◦ Kue:
Nagasari – mendut – lepet –apem (serabi)
◦ Minuman & buah:
Teh manis – es agar-agar kelapa kopyor – pisang raja

 Menu Selametan Mendirikan Rumah


◦ Hidangan utama:
Nasi – sambal goreng kerecek – Tempe bacem – ayam goreng – Urap sayur – gudeg –
kerupuk
◦ Kue-kue:
Tape ketan – uli ketan
◦ MInuman:
Teh manis – air putih

 Makanan Pesta

Acara pesta dapat dilakukan dirumah ataupun dengan menyewa gedung. Untuk
mengadakan pesta perlu menyesuaikan jumlah tamu yang diundang dan luasnya tempat pesta.
Kenyamanan tamu harus mendapat perhatian khusus, baik dari segi kenyamanan ruangan
maupun makanan dan minuman. Makanan dan pesta merupakan dua hal tidak terpisahkan dari
gaya hidup. Menu untuk pesta diupayakan yang istimewa agar pesta lebih meriah. Diperlukan
kreatifitas dalam memilih menu dan makanan yang dinginkan, agar sesuai dengan tema pesta
dan kemampuan dana.
Ada berbagai bentuk jamuan/ pesta dilihat dari jenis makanan yang dihidangkan, antara lain:
a) Pesta dengan jamuan hidangan berupa makanan kecil.
Umumnya acara diselenggarakan pada sore hari sesudah jam makan siang. Dapat juga
dilakukan pada pagi hari sebelum jam makan siang. Hidangan berupa berbagai macam
makanan selingan dan minuman. Makanan yang dihidangkan dikombinasikan antara berbagai
rasa dan jenis. Seperti rasa gurih dan manis, teksturnya garing dan empuk, ada yang berkuah
dan kering. Minuman yang dihidangkan berupa variasi antara minuman panas dan minuman
dingin.
Contoh menu:
◦ Minuman, dapat berupa:
- Minuman panas seperti Air panas, teh bubuk/teh celup, kopi, ataupun minuman jahe
seperti sekuteng, bandrek.
- Dapat juga dihidangkan minuman dingin dalam gelas kecil seperti jus buah atau
minuman bersoda. Pada beberapa kesempatan juga dihidangkan minuman beralkohol
- Pelengkap minuman yaitu gula, cream, irisan jeruk lemon

◦ Kue dalam irisan/ bentuk kecil dan aneka rasa gurih dan manis. Dapat berupa kue
tradisional maupun modern, dalam bentuk menarik dan porsi kecil. Dapat juga ditambah
dengan aneka keripik, aneka kacang atau makanan kering lainnya sesuai selera.

◦ Bila dianggap perlu, dapat dihidangkan aneka snack yang lebih padat seperti . mie goreng,
somai, gado-gado dll
b) Pesta dengan jamuan hidangan berupa makanan utama.
Umumnya acara dilakukan bertepatan dengan waktu makan, baik makan siang maupun makan
malam. Pada acara ini dihidangkan minimal makanan lengkap, mulai dari makanan utama yang
berupa makanan pokok/ nasi dengan lauk pauk dan sayuran serta makanan penutup dan kue-
kue. Untuk pesta yang mewah jumlah dan variasi hidangan lebih banyak dibanding pesta yang
sederhana. Kombinasi makanan dapat bervariasi sesuai keinginan penyelenggara pesta
Contoh menu prasmanan
Nasi putih , nasi goreng, dendeng balado, kakap gr tepung, ayam bakar, sop kimlo, gado-
gado, aneka pudding, aneka buah segar
aneka snack, soft drink, air es

 Nasi Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk
seperti kerucut; karena itu disebut pula 'nasi tumpeng'. Olahan nasi yang dipakai umumnya
berupa nasi kuning, meskipun kerap juga digunakan nasi putih biasa atau nasi uduk. Cara
penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan biasanya dibuat pada
saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia
mengenal kegiatan ini secara umum.
Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman bambu) dan
dialasi daun pisang

 Sejarah dan Tradisi


Masyarakat di pulau Jawa, Bali dan Madura memiliki kebiasaan membuat tumpeng untuk
kenduri atau merayakan suatu peristiwa penting, seperti perayaan kelahiran atau ulang tahun
serta berbagai acara syukuran lainnya. Meskipun demikian kini hampir seluruh rakyat Indonesia
mengenal tumpeng. Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama
pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Tumpeng berasal dari tradisi purba masyarakat
Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur
(nenek moyang). Setelah masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu,
nasi yang dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru.
Tempat bersemayam dewa-dewi.
Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri
adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil
panen dan berkah lainnya. Karena memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini tumpeng
sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun.
Dalam kenduri, syukuran, atau slametan, setelah pembacaan doa, tradisi tak tertulis menganjurkan
pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang yang paling penting, paling terhormat, paling
dimuliakan, atau yang paling dituakan di antara orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk
menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Kemudian semua orang yang hadir diundang
untuk bersama-sama menikmati tumpeng tersebut. Dengan tumpeng masyarakat menunjukkan
rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan.[1]
Acara yang melibatkan nasi tumpeng disebut secara awam sebagai 'tumpengan'.
Di Yogyakarta misalnya, berkembang tradisi 'tumpengan' pada malam sebelum tanggal 17
Agustus, Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, untuk mendoakan keselamatan negara.

Berikut jenis-jenis Tumpeng yang ada di Indonesia :

1. Tumpeng Megana

Tumpeng Megana digunakan untuk perlengkapan sesaji. Biasanya dibuat ketika orang
mempunyai hajatan, yaitu ketika memasang tarub. Biasanya tumpeng dililiti kacang panjang
yang sudah di masak, lalu di pasang melingkar sampai puncak tumpeng, kemudian di atas
tumpeng diberi bawang merah dan yang paling atas di beri cabai merah.
Dibuat untuk merayakan suatu kelahiran, dengan nasi bewarna putih yang merupakan lambang
kesucian dan sayur masyur yang merupakan lambang pengharapan doa bagi kehidupan sang
anak kelak. Hiasan paling mencolok dari tumpeng ini Pur, bawang merah, dan cabai berada di
puncak tumpeng yang juga memiliki arti di baliknya. Cara peletakannya Tumpeng di atas
tampah yang sudah dialasi dengan daun pisang.
Makna sesaji Tumpeng Megana adalah bahwa manusia awalnya secara fisik tidak ada di dunia.
Akan tetapi, roh sucinya sudah ada dan berada di sisi Sang Ilahi di atas sana. Tumpeng Megana
dan ubarampenya tersebut sebagai perumpamaan Gunung Meru yang sedang diputar oleh
Dewa Siwa. Lauk-pauk dan sayur-mayur sebagai isi lautan yang mengelilingi Gunung Meru.
Bawang merah dan lombok merah di atas tumpeng diibaratkan sebagai api yang menjilat-jilat
ke angkasa sebagai akibat dari Gunung Meru yang diputar oleh Dewa Siwa.
Kacang panjang yang melilit tumpeng diibaratkan Naga Antaboga yang dipakai Dewa Siwa
untuk mengaduk Gunung Meru. Sehingga bahan yang di taruh atau di letakkan di tumpeng
tersebut memiliki makna dan arti masing-masing. Orang-orang Jawa pada masa itu yang
menganut agama Hindu dimanifestasikan dalam wujud Tumpeng Megana ini.

1. Tumpeng Punar

Tumpeng punar dibuat untuk mengekspresikan rasa syukur dan kegembiraan. Tumpeng ini
biasanya ada pada perayaan ulang tahun atau baru mendapat rezeki. Lauk pauknya berbeda
dengan tumpeng megana dan biasanya menggunakan kedelai goreng, abon, kering tempe, dan
lain-lain. Rasa lauk tumpeng punar beragam untuk melengkapi nasi kuning.
Tumpeng Punar merupakan tumpeng nasi kuning dengan kelengkapan lauk-pauk bisa 2
macam:
a. Untuk memperingati kehamilan 4 bulan dengan kelengkapan lauk-pauk daging
lengkap, sambal goreng, telur, cap jae, acar, perkedel, rempeyek dan kerupuk.
b. Untuk memperingati kehamilan 5 bulan lauk-pauknya kentang goreng, kacang tanah
goreng, abon daging sapi, entho-entho, rese goreng, telur dadar, kacang kedele hitam
goreng.

c. Tumpeng Punar ini juga bisa untuk menyatakan rasa syukur karena berbagai macam
keberhasilan.

Jadi pada intinya tumpeng punar menyatakan kebahagiaan, kebesaran, syukur dan harapan
baik masa depan. Lauk-pauk masakan aneka rasa menyatakan banyaknya peristiwa yang
dialami dengan berbagai pengalaman dalam hidup.
2. Tumpeng Robyong

Tumpeng robyong adalah jenis tumpeng yang terbuat dari nasi yang dilengkapi dengan
beragam lauk-pauk seperti gudhangan yang sudah dicampur dengan bumbu, ayam goreng,
tempe goreng dan ikan asin. Gudhagan merupakan sebutan sayuran yang direbus hingga
matang yang dalam penyajiannya dilengkapi atau dicampur dengan bumbu megono.
Bumbu megono adalah sejenis bumbu yang terbuat dari parutan kelapa muda yang diberi
bumbu bawang putih, bawang merah, cabai, kencur, teri, pete, salam, laos, daun jeruk
purut, serai, gula jawa dan garam

Salah satu keunikan tumpeng robyong adalah bentuk tumpeng yang terlihat sangat meriah
dengan bagian atas atau pucuk tumpeng dihias dengan bawang merah, terasi, bawang putih,
telur rebus dan cabai merah. Tumpeng robyong melambangkan agar manusia selalu
waspada pada aral melintang dalam hidupnya sebagaimana kita selalu waspada pada
gunung yang sewaktu-waktu dapat meletus. Keberadaan telur, terasi dan cabai yang
ditusukkan di atas tumpeng juga memiliki arti tersendiri yang tentunya berhubungan
dengan dengan perlambangan gunung berapi. Telur melambangkan batu, terasi
melambangkan lumpur lava dan cabai merah melambangkan api.
Dulunya tumpeng robyong ini merupakan sajian yang disajikan dalam beragam acara besar
seperti musim panen besar, mengusir penyakit atau meminta hujan. Kini tumpeng jenis ini
dipakai untuk acara siraman, upacara pernikahan atau pemberkatan dan syukuran. Dalam
penyajiannya, nasi tumpeng akan ditempatkan dalam cething ataupun tambir, sebuah
tempat yang dibuat dari anyaman bambu. Di sekeliling nasi diberi beragam lauk yang telah
disebutkan tadi.

Cething adalah bakul tempat nasi yang biasa Anda jumpai di kedai makan tradisional yang
mengangkat suasana ataupun kuliner tradisional Jawa. Sedangkan tambir kini lebih banyak
digunakan untuk proses napeni atau memilih kotoran yang ada pada butiran beras. Proses
napeni sendiri kini masih banyak dilakukan ibu-ibu di pedesaan. Tujuannya tidak lain
adalah untuk menyingkirkan kotoran pada butiran beras sebelum dimasak

Tumpeng ini begitu berbeda karena di empat penjuru tumpeng terdapat lidi yang disulut
kapas dan diberi minyak. Ketika saatnya lidi kapas akan dibakar. Tumpeng ini digunakan
apabila keluarga memiliki hajat dan semoga hajatan tersebut dapat didukung oleh orang
sekelilingnya. Acara istimewa seperti mengangkat mantu atau mendirikan rumah biasanya
ada tumpeng robyong ini

3. Tumpeng Pungkur

Tumpeng Pungkur adalah suatu prosesi yang dilakukan oleh keluarga seseorang yang telah
tiada. Dalam beberapa masyarakat Suku Jawa menyebutnya sebagai Tumpeng Ungkur-
ungkuran. Ungkur-ungkuran dalam arti kata berarti saling membelakangi. Secara
konstektual tumpeng ini adalah sebuah tumpeng yang dibuat dengan cara dibelah dari
ujung sampai kepangkal tumpeng kemudian diposisikan saling membelakangi. Tumpeng
ini disajikan pada saat peringatan kematian mulai dari hari pertama, ketiga, sampai hari
ketujuh.
Selain tumpeng biasanya juga disertakan ubarampe (perlengkapan) lainnya. Seperti: sayur
tujuh macam misalnya, kangkung, kacang panjang, bayam, kubis, kecambah, wortel, dan
buncis; daun pisang; nasi untuk membuat tumpeng; telor ayam direbus; ayam ingkung; dan
gebing kelapa. Tradisi berisi ungkapan rasa perpisahan keluarga dengan
almarhum/almarhummah bahwa sudah berbeda alam dan harus ikhlas.

Tradisi Tumpeng Pungkur ini berarti ungkapan rasa perpisahan tanpa ada ganjalan lagi.
Keluarga yang ditinggalkan sudah mengikhlaskan dan merelakan kepergian
almarhum/almarhummah, dan memberikan doa restu bagi arwah untuk melanjutkan
perjalanan ke alam kematian. Sedangkan bagi arwah sendiri telah rela melepas urusan
keduniawian, dan menetap dalam satu tujuan yaitu menghadap kepada Sang Pencipta Alam
Semesta, sehinggan bagi arwah sudah tidak ada lagi urusan dunia yang mengganjal.

Tradisi Tumpeng Pungkur memerlukan beberapa rangkaian upacara pelaksanaannya dan


bahan-bahan yang dapat digunakan. Rangkaian upacara mulai dari pengurusan jenazah
(memandikan, mengkafankan, mensholatkan, dan pemakaman). Selanjutnya ada
pembuatan nasi tumpeng yang dilengkapi oleh beberapa hidangan pelengkapnya seperti
mie rebus, gebing kelapa, tempe yang digoreng, ayam ingkung, dan kerupuk. Selesai
pembutan akan dilakukan doa bersama dan diakhiri dengan pemotongan Tumpeng
Pungkur.

Tumpeng Pungkur ini merupakan simbol penyempurnaan arwah. Sebagian masyarakat


mengatakan bahwa tumpeng ini sengaja diposisikan saling membelakangi dengan maksud
sebagai simbol perpisahan antara arwah dengan kerabatnya. Disamping itu juga sebagai
simbol keikhlasan masyarakat Suku Jawa terhadap kerabatnya yang sudah meninggal.
Membelakangi sebagai bukti bahwa mereka tidak akan lagi melihat atau menangisi
kepergian/perpisahan dengan kerabatnya. Hal tersebut merupakan bentuk dari tindakan
simbolis masyarakat Suku Jawa sebagai alat komunikasi dengan pihak lain dalam waktu
yang panjang, meskipun hanya dilakukan pada saat yang singkat.

4. Tumpeng Kapuranto
Tumpeng bewarna biru dengan lauknya tujuh macam, tumpeng ini merupakan lambang
permintaan maaf. Pewarna biru pada nasi tumpeng biasanya menggunakan daun bunga
telang.
merupakan lambang permohonan maaf. Tumpeng ini terbuat dari nasi yang berwarna biru,
dengan lauk sambal goreng daging, urap, bakmi, capcai, telur, semur daging, perkedel, acar
dan kerupuk.
5. Tumpeng Kendit

Tumpeng warna putih dan warna kuning yang melingkari dua pertiga dari puncaknya.
Menandakan orang tersebut sedang terbebas dari suatu kesulitan.
Terbuat dari Nasi Putih. Di tengah gunungan nasi putih diberikan perasan kunyit warna
kuning mengelilingi tumpeng. Sambel Goreng Daging Giling, Capcai, Acar, Semur
Daging, Terik Daging, Telur Ceplok, Pekedel, Kerupuk Udang, dan Rempeyek Kacang.
Tumpeng ini konon syahdan dibuat sebagai sebuah permohonan untuk keluar dari berbagai
kesulitan permasalahan kehidupan yang sedang melanda, tidak diganggu oleh kekuatan
jahat. Gangguan dan kesulitan kehidupan dilambangkan dengan warna kuning meliliut
kunyit di tengah gunungan nasi putih tumpeng. Lauk Pauk digambarkan sebagai lambang
berbagai pemecahan masalah yang mungkin akan muncul sebagai pilihan solusi. Setiap
jenis lauk menggambar sebuah jenis pemecahan masalah.
6. Tumpeng Ponco Worno
Terdiri dari berbagai warna dimaksud untuk seluruh alam di dunia, termasuk alam gaib
yang dipercaya dalam kepercayaan Jawa. Tumpeng ini dimaksud untuk keselarasan
dengan alam gaib dan alam nyata.
Tumpeng ponco warno. nasi tumpeng ini dibuat dalam lima warna, yakni merah, biru,
kuning, hijau, dan putih. Nasinya dilengkapi, antara lain, irisan ubi jalar, empo-empoan
dan bunga setanam.
Tumpeng ponco warno biasa nya untuk hal yang ghaib-ghaib yang bisa si bilang
sesajenan.tumpeng ini. Memang agak aneh,karena isi nya berupa kembang dan sesajenan.

7. Tumpeng Rasulan

Tumpeng Rasulan biasanya dibuat saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tumpeng ini juga sering disebut sebagai Tumpeng Tasyakuran yang bertujuan untuk
ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

 Isi Tumpeng
Menu yang tersaji dalam Tumpeng Rasulan adalah sebagai berikut:
a) Tumpeng nasi gurih atau nasi uduk
b) Ayam ingkung bumbu areh
c) Lalapan (mentimun, daun kemangi, kol, dan taoge)
d) Rambak goreng
e) Kedelai hitam goreng
f) Tumis cabai hijau
g) Telur pindang
h) Pisang raja setangkep.

 Makna
1. Bentuk dan Warna Tumpeng
Bentuk kerucut pada tumpeng sebagai lambang harapan kepada yang Maha Agung
agar permohonan terkabul. Selain itu, bentuk kerucut melambangkan gunungan (méru)
sebagai sifat awal dan akhir, simbolisasi dari sifat alam dan manusia yang berawal dari
Tuhan dan akan kembali lagi (berakhir) pada Tuhan. Warna putih pada nasi uduk
menandakan kesucian.

2. Nasi Uduk
Nasi yang digunakan adalah nasi uduk sebagai lambang permohonan keselamatan
dan kesejahteraan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya termasuk
penyelenggara dan peserta upacara.

3. Ayam Ingkung Bumbu Areh


Merupakan simbol kesucian dan kepasrahan manusia dalam menyembah Tuhan
dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Ketenangan hati dicapai
dengan mengendalikan diri dan sabar (nge”reh” rasa). Hal ini digambarkan dari posisi
ingkung yang unik karena mirip posisi sholat, yaitu bagian sayap dan kaki diposisikan
menghadap ke belakang sementara kakinya menunduk ke bawah.

4. Lalapan (Mentimun, Daun Kemangi, dan Taoge)


Lalapan merupakan jenis sayur-sayuran, hal ini melambangkan ketenteraman dan
rezeki yang melimpah. Taoge sendiri melambangkan kesuburan dan menandakan
bahwa manusia mengalami proses pertumbuhan.

5. Kacang panjang
Kacang panjang yang cenderung menjadi garnish melambangkan agar manusia
selalu berpikir panjang sebelum bertindak. Selain itu sebagai perlambangan umur
panjang.

6. Telur Pindang
Telur direbus pindang bukan didadar atau mata sapi dan disajikan utuh dengan
kulitnya, jadi tidak dipotong, sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih
dahulu. Hal tersebut melambangkan bahwa semua tindakan kita harus direncanakan
(dikupas), dikerjakan sesuai rencana, dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan.
Telur pindang juga melambangkan kebulatan tekad

7. Pisang Raja Setangkep


Pisang raja melambangkan “sabda pandhita ratu” atau apa yang telah diucapkan
raja tidak boleh ditarik kembali. Hal ini mengandung arti bahwa apabila telah
memutuskan sesuatu harus mantap dengan segala pertimbangan. Selain itu, pisang raja
juga sebagai lambang harapan agar hidup bahagia seperti raja

Biasanya di setiap tumpeng memiliki menu yang sama yaitu :


a) Nasi Putih
b) Urapan
c) Orem-orem
d) Lodeh Kluwih
e) Rempah
f) Rempeyek
g) Bandeng
h) Ayam bekakak / ayam ingkung

Tetapi ada tumpeng yang memiliki menu berbeda dari tumpeng yang lainnya, yaitu TUMPENG
KUNING Tumpeng ini memiliki menu masakan sebagai berikut :
a) Nasi Kuning
b) Ayam Goreng
c) Perkedel Kentang
d) Sambal goring ati kentang
e) Sambal goreng kering tempe
f) Telur dadar
g) Abon
h) Udang Goreng

 Yang membuat berbeda antara tumpeng satu dengan yang lainnya adalah dari
pelengkapnya :

1. TUMPENG ROBYONG, pelengkap : jajan pasar, bubur, polopendem, dawet ayu, pisang ayu
2. TUMPENG MEGONO, pelengkap : jajan pasar, bubur, polopendem, pisang ayu
3. TUMPENG KENDIT, pelengkap : jajan pasar, bubur, polopendem, dawet ayu, pisang ayu,
cangkir gading
4 TUMPENG BROKOHAN, pelengkap : sego golong
5. TUMPENG TENDHAK SITI, pelengkap : tetel, bubur

Anda mungkin juga menyukai