Laporan Kasus Os Clavicula
Laporan Kasus Os Clavicula
Laporan Kasus
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan 1 (PKL 1)
Pembimbing Praktek : Erfin Sulistyaningsih, S.ST.
Disusun oleh :
Mukhammad Lutfan Nurrokhim P1337430115007
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan 1 dengan judul “Teknik Radografi Os Clavicula pada
Pasien Penderita Fraktur di Instalasi Radiologi RSUD Sleman”, telah disahkan pada
hari : Senin
Pembimbing Praktik
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul "Teknik
RSUD Sleman". Penyusunan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada
Kemenkes Semarang yang dilakukan di RSUD Sleman Yogyakarta yang berlangsung dari
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat banyak dukungan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Joko Hastaryo, M.Kes., selaku Direktur RSUD Sleman Yogyakarta.
Kemenkes Semarang.
3. Ibu Rini Indrati, S.Si., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
4. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST., M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III
5. Ibu dr. Budi Rahayu, Sp.Rad., selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD Sleman.
Lapangan.
7. Ibu Bety, Ibu Novi, Ibu Iin, Pak Ari, Pak Heru, Mas Danang, Mas Bowo, Ibu
Sendy, dan Ibu Isna selaku radiografer Instalasi Radiologi RSUD Sleman yang
3
8. Seluruh dosen dan staf Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
10. Ibu dan ayah tercinta, serta kakakku yang telah memberikan doa, dukungan moral,
11. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan yang bersifat membangun demi perbaikan laporan yang telah kami buat di masa
Penulis
4
DAFTAR ISI
B. Patologi ................................................................................................................. 10
D. Proteksi Radiasi...................................................................................................... 18
B. Pembahasan ........................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 25
B. Saran ...................................................................................................................... 25
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 27
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radiologi adalah suatu ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat tubuh manusia
seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI (magnetic resonance imaging). Radiologi
ini biasanya digunakan sebagai penunjang suatu tindakan yang akan dilakukan ataupun
untuk mengetahui proses dan hasil dari perawatan ataupun tindakan yang telah dilakukan
yang tidak bisa diamati secara klinis. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar – X
pertama kali ditemukan pada tanggal 8 November 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen.
Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil
penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian – bagian tubuh manusia yang
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia
radiologi sudah banyak mengalami perkembangan dalam segi peralatan maupun dalam
tata cara pemeriksaannya. Adapun pemeriksaan di radiologi ada dua macam yaitu :
1. Pemeriksaan Kontras
adalah suatu bahan yang digunakan untuk membedakan dan menambah kontras dari
struktur atau cairan dalam tubuh dalam pencitraan medik. Yang termasuk
pemeriksaan dengan kontras antara lain, pemeriksaan pada traktus urinarius, saluran
6
2. Pemeriksaan Non Kontras
menggunakan media kontras atau pemeriksaan non kontras. Indikasi pada tulang clavicula
yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang (patah
tulang) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan atau benturan yang timbul secara
RSUD Sleman adalah proyeksi AP axial. Pada laporan kasus ini, penulis ingin mengetahui
radiologi RSUD Sleman dalam mendukung diagnosa suatu penyakit atau fraktur, serta
untuk mengetahui perbedaan dengan proyeksi-proyeksi lain yang terdapat pada literatur
yaitu proyeksi AP, proyeksi PA dan proyeksi PA axial. Dengan alasan tersebut maka
penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk laporan dengan judul “Teknik
RSUD Sleman”.
B. Rumusan Masalah
Radiologi RSUD Sleman dalam menegakkan diagnosa suatu kelainan khususnya pada
kasus fraktur ?
3. Bagaimana perbedaan dengan proyeksi – proyeksi lainnya yang terdapat pada literatur
7
4. Bagaimana usaha proteksi radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Sleman ?
C. Tujuan Penulisan
RSUD Sleman.
3. Untuk mengetahui perbedaan dengan proyeksi – proyeksi lainnya yang terdapat pada
literatur.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan yaitu untuk memberikan informasi tentang prosedur
proyeksi yang tepat pada saat pemeriksaan os clavicula sesuai keadaan umum pasien.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar II.1. Os Clavicula dilihat dari arah superior dan inferior (Sumber:Atlas of Human
Anatomy Sobotta Vol I, Johannes Sobotta, 2001, Hal 167)
corpus atau body dan dua ujung yang membentuk sendi dengan tulang lainnya. Os
clavicula berada dalam posisi horisontal di atas costae pertama dan membentuk bagian
anterior dari shoulder joint. Pada sisi lateral disebut extremitas acromialis dan membentuk
sendi dengan acromion process dari scapula yang disebut acromioclavcular joint. Pada
sisi medial disebut extremitas sternalis yang membentuk sendi dengan sternum yang
disebut sternoclavicular joint. Clavicula berbentuk kurva ganda dan memanjang. Pada
wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang melengkung, dan permukaannya lebih halus.
9
Adapun fungsi dari os clavicula, yaitu berguna untuk :
- Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian dada
yang tidak memiliki rongga sumsum tulang seperti pada tulang panjang lainnya. Clavicula
B. Patologi
1. Dislokasi
Dislokasi adalah adalah keadaan dimana tulang – tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Dislokasi ini
Pada os clavicula dapat terjadi dislokasi pada dua bagian yaitu dislokasi pada sendi
2. Fraktur
Fraktur adalah patah atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Fraktur dapat
terjadi jika tulang dikenai tekanan yang lebih besar dari kemampuannya untuk
- Fraktur Tertutup (closed), fraktur yang terjadi dimana tulang tidak sampai keluar
melalui kulit.
- Fraktur Displaced, fraktur serius sampai terjadi pergeseran fragmen tulang dan
- Fraktur Nondisplaced, fraktur pada tulang tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
- Fraktur Terbuka (open), fraktur serius dimana tulang sampai keluar melalui kulit.
10
Klasifkasi secara umum dari fraktur terdaftar sebagai berikut dan terdentifikasi pada
gambar, yaitu :
c. Fraktur Simple
d. Fraktur Greenstick
e. Fraktur Transverse
g. Fraktur Comminuted
h. Fraktur Impacted
Gambar II.2. Klasifikasi umum fraktur (Sumber: Merrill’s Atlas of Radiographic Positions &
Radiologic Procedures 10th Edition. Philip Ballinger, Eugene Frank. 2003, Hal 74)
Merupakan penyakit yang sering terjadi pada atlet angkat besi yaitu pada
bagian sendi acromioclavicular joint karena tekanan yang tinggi pada pertemuan
merupakan resorpsi distal clavicula sebagai erosi korteks yang tak teratur, sedangkan
acromion tetap utuh. Yang mungkin terjadi pada penderita penyakit ini adalah
11
4. Degenerasi Tulang Clavicula
oleh berkurangnya massa dan mineral tulang sehingga menyebabkan kondisi tulang
menjadi rapuh, keropos, dan mudah patah. Degenerasi tulang ini termasuk penyakit
bahan-bahan untuk proses pertulangan secara normal, seperti zat kapur = kalsium,
1. Persiapan Pasien
diharuskan melepaskan benda – benda logam yang berada di sekitar area pemeriksaan
2. Persiapan Alat
a. Pesawat sinar-X
c. Marker R dan L
e. CR
f. Grid
3. Teknik Radiografi
a. Proyeksi AP (Antero-Posterior)
1) Posisi Pasien
12
- Jika pasien tidak kooperatif atau mengalami fraktur pada bagian clavicula
2) Posisi Objek
- Tangan di samping tubuh dan bahu rileks pada ketinggian yang sama.
3) Central Ray (CR) : horisontal tegak lurus (AP erect) atau vertikal
7) Kriteria Radiograf
13
Gambar II.5. Radiograf clavicula AP
b. Proyeksi PA (Postero-Anterior)
1) Posisi Pasien
sinar-X.
2) Posisi Objek
- Tangan di samping tubuh dan bahu rileks pada ketinggian yang sama.
1) Posisi Pasien
- Berdiri atau duduk satu langkah di depan bucky stand, dengan menghadap
2) Posisi Objek
posisi lordotic, dan letakkan leher dan bahu pada bucky stand. Leher
15
Gambar II.8. Clavicula AP axial, posisi lordotic Gambar II.9. Clavicula AP axial, posisi supine
7) Kriteria Radiograf
sternoclavicular joint.
Gambar II.10. Clavicula AP axial dari anak umur 3 tahun, menampakkan fraktur (panah)
d. Proyeksi PA axial
1) Posisi Pasien
16
2) Posisi Objek
- Posisikan clavicula pada pertengahan IP. Respirasi : tahan nafas pada saat
7) Kriteria Radiograf
sternoclavicular joint.
17
D. Proteksi Radiasi
Sebagai sarana bantu diagnostik, sinar – X mempunyai daya tembus yang besar
sehingga dapat menimbulkan efek pada jaringan yang terkena radiasi, oleh karena itu perlu
a. Membatasi dosis radiasi yang diterima oleh pasien hingga sekecil mungkin sesuai
b. Membatasi dosis radiasi yang diterima oleh petugas radiasi hingga sekecil
c. Membatasi dosis yang diterima oleh masyarakat umum agar berada pada batas
normal.
perhatian yang cukup besar dari pemerintah, begitu pula dengan transportasi zat
radioaktif.
18
b. Proteksi radiasi terhadap petugas
bertugas yang setiap bulan dikirimkan ke BPFK guna memonitor dosis radiasi
1) Prinsip jarak
radiasi harus senantiasa berada pada jarak yang jauh dari sumber radiasi.
2) Prinsip waktu
3) Prinsip perisai
radiasi.
daerah radiasi.
19
BAB III
A. Hasil Penelitian
1. Ilustrasi Kasus
Pada tanggal 14 September 2016 pasien dari IGD dan curiga mengalami fraktur
clavicula sinistra dibawa ke instalasi radiologi RSUD Sleman untuk dilakukan foto
rontgen dengan permintaan clavicula sinistra dengan identitas pasien sebagai berikut :
umur : 29 th
no. RM : 312359
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
berupa logam atau benda – benda padat lainnya di area tubuh yaitu bahu yang akan
diperiksa seperti kalung, bros, tali pakaian dalam wanita, dan sebagainya.
b. Persiapan Alat
1) Pesawat sinar-X
merk : Siemens
20
type : Siemens AG
kV maksimum : 150 kV
mA maksimum : 562 mA
3) Marker (L)
4) Plester
5) CR (FCR Capsula)
c. Teknik Radiografi
1) Proyeksi AP Axial
a) Posisi Pasien
b) Posisi Objek
21
d. Processing Kaset
1) Hasil Radiograf
2) Bacaan Radiograf
22
- Tampak diskontinuitas komplit multiple di clavicula pars tertia media,
Kesan :
- Fraktur kominutif clavicula pars tertia media, aposisi dan alignment jelek.
B. Pembahasan
RSUD Sleman adalah dengan menggunakan proyeksi AP axial, yaitu posisi pasien
berdiri di depan bucky stand menghadap ke arah tabung sinar-X, kemudian tabung
sinar-X dilakukan penyudutan 15° ke arah cephalad dengan titik pusat pada mid
clavicula.
kelebihan dan manfaat yaitu sebagian besar os clavicula nampak dari sternoclavicular
joint sampai acromioclavicular joint dan berada di atas tulang costae dan scapula
karena mengalami penyudutan 15° ke arah cephalad. Namun proyeksi ini juga memiliki
kekurangan yaitu meskipun sebagian besar os clavicula sudah terproyeksi dengan jelas,
namun bagian medial masih overlapping dengan costae pertama atau kedua serta jika
posisi pasien tidak kooperatif maka tidak dapat dilakukan dalam posisi lordotic
sehingga gambar akan sedikit mengalami distorsi saat tabung sinar-X disudutkan.
3. Jika dibandingkan dengan proyeksi yang lainnya misalnya proyeksi AP, proyeksi AP
axial lebih dapat memberikan gambaran os clavicula dengan cukup jelas dan sudah
dapat membantu dokter dalam mendiagnosa suatu kelainan khususnya fraktur, karena
dengan dilakukan penyudutan, objek akan lebih terlihat jelas karena tidak superposisi
dengan objek lainnya. Dari segi kenyamanan pasien juga lebih diutamakan, jika tidak
dapat dilakukan dengan posisi lordotic, pasien dapat diposisikan dengan hanya berdiri
di depan bucky stand atau supine di meja pemeriksaan tanpa harus mengambil resiko
23
membuat luka tambahan, seperti halnya dalam proyeksi PA atau PA axial yaitu objek
kenyamanan pasien. Namun dari segi detail gambar pada radiograf jika dibandingkan
dengan proyeksi PA atau PA axial, proyeksi AP axial akan lebih kurang detail
dibanding kedua proyeksi tersebut karena objek yang diperiksa lebih jauh dari kaset.
4. Usaha proteksi radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Sleman diterapkan terhadap pasien,
f. Jika ada orang yang tidak berkepentingan di dalam ruang pemeriksaan dipersilahkan
keluar.
g. Menutup semua pintu ruang pemeriksaan dengan rapat pada saat akan melakukan
ekspose.
i. Dinding dan pintu ruang pemeriksaan sudah dilengkapi dengan lapisan timbal (Pb).
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
axial memiliki kelebihan yaitu sudah dapat menampakkan sebagian besar tulang
clavicula secara jelas sehingga dapat membantu untuk menegakkan diagnosa suatu
kelainan yang diderita pasien, yang dalam kasus ini diketahui bahwa pasien
3. Proyeksi AP axial merupakan salah satu proyeksi yang lebih cenderung disarankan
proyeksi-proyeksi lainnya, karena dari segi kenyamanan pasien lebih diutamakan serta
kualitas gambar yang dihasilkan juga sudah dapat membantu untuk menegakkan
diagnosa.
4. Usaha proteksi radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Sleman sudah dilakukan dengan
cukup baik, yaitu sudah melakukan usaha proteksi terhadap pasien, petugas radiasi,
B. Saran
1. Perlu adanya penjelasan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu
2. Lebih memaksimalkan lagi usaha proteksi radiasi terhadap pasien, petugas, dan
masyarakat umum.
25
DAFTAR PUSTAKA
Badan Tenaga Atom Nasional. 1985. Pedoman Proteksi Radiasi di Rumah Sakit dan Tempat
Ballinger, Phillip; Eugene Frank. 2003. Merrill’s Atlas of Radiographic Positions &
Putz, R., R. Pabst. 2001. Atlas of Human Anatomy Sobotta. Munich: Urban & Fischer.
Whitley, A. Stewart, dkk. 2005. Clark’s Positioning in Radiography 12th Editon. London:
Hodder Arnold.
26
LAMPIRAN
27