Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN IJARAH DENGAN SEWA

Ada orang berpendapat ijarah sama dengan sewa (leasing), padahal pendapat ini tidak
sepenuhnya benar, perbandingan ijarah dengan leasing adalah sebagai berikut sebagai berikut:
No. Keterangan Ijarah Sewa
1. Objek Manfaat barang dan jasa Manfaat barang saja
2. Metode pembaaran Tergantung atau tidak Tidak tergantung pada kondisi
tergantung pada kondisi barang yang disewa
barang/jasa yang disewa

3. Perpindahan a. Ijarah : tidak ada a. Sewa Guan Operasi : tidak


kepemilikan perpindahan kepemilikan ada transfer kepemilikan
b. IMBT : janji untuk b. Sewa Guna dengan Opsi:
menjual/menghibahkan di memiliki opsi membeli atau
awal akad tidak membeli di akhir masa
sewa.

4. Jenis leasing lainyaa. Lease purvhase : tidak a. lease purchase : dibolehkan


dibolehkan karena akadnyab. sale and lease back :
gharar, yakni antara sewa dibolehkan
dan beli
b. Sale and lease back :
dibolehkan

Table diatas memberikan ikhtisar perbedaan dan kesamaan antara ijarah dan sewa.
Sedikitnya ada empat aspek yang dapat dicermati, yakni: objek, metode pembayaran,
perpindahan kepemilikanya dan jenis leasing.
1. Objek
Dalam ijrah, objek yang disewakan dapat berupa asset maupun jasa. Ijrah bila
diterapkan untuk mendapatkan manfaat dari asset disebut sewa menyewa, sedangkan bila
diterapkan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja disebut upah mengupah. Dalam
leasing hanya berlaku untuk sewa menyewa asset saja. Dengan kata lain terbatas pada
pemanfaatan asset. Dengan demikian ijarah memiliki cakupan yang lebih luas daripada
leasing.
2. Metode pembayaran
Dalam ijarah, metode pembayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah yang
pembayaranya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to performance).
3. Perpindahan kepemilikan
Pada dasarnya akad ijarah sama seperti operating lease, yakni dipindahkan adalah
manfaat dari asset yang disewakan. Untuk jenis akad ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT),
kepemilikan asset tetap pada pemberi sewa diawal akad berjanji (wa’ad) kepada pihak
penyewa. Pengalihan hak milik pada asset yang bersangkutan dapat dilakukan dengan
menjual atau dengan menghibahkanya. Atas pemindahan kepemilikan tersebut akan
dibuatkan akad secara terpisah.
Sementara dalam leaseing, jenis leasing tergantung pada sisi pemberi sewa dan
penyewa. Dari sisi pemberi sewa, secara umum dikenal 4 jenis leasing; yaitu financial
lease, sales type lease, operating lease, dan leverage lease. Sedangkan dari sisi penyewa,
dikenal 2 jenis yaitu operating lease dan capital lease.
4. Jenis leasing lainya
 Purchase lease
 Sale and lease back (al bai’ isumma ‘iadatul ijarah atau jual dan ijarah)

PERILAKU AKUNTANSI
Akuntansi untuk pemberi sewa (PSAK 107)
1. Biaya perolehan, untuk objek ijarah baik asset berwujud maupun tidak berwujud, diakui
saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Asset tersebut harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari
asset tersebut, dan
b. Biaya perolehanya dapat diukur secara andal
Jurnal :
Dr. asset ijarah xxx
Kr. Kas/utang xxx
2. Penyusutan, jika asset ijarah tersebut dapat disusutkan/diamortisasi maka penyusutan atau
amortisasinya diperlakukan sama untuk asset sejenis selama umur manfaat (umur
ekonomisnya). Jika asset ijarah untuk akad jenis IMBT maka masa manfaat yang
digunakan untuk menghitung penyusutan adalah periode akad IMBT.
Jurnal :
Dr. biaya penyusutan xxx
Kr. Akumulasi penyusutan xxx
3. Pendapatan sewa, diakui pada saat manfaat atas asset telah diserahkan kepada penyewa
pada akhir periode pelaporan. Jika manfaat telah diserahkan tapi perusahaan belum
menerima uang, maka akan diakui sebagai piutang pendapatan sewa dan diukur sebesar
nilai yang dapat direalisasikan.
Jurnal :
Dr. kas/piutang sewa xxx
Kr. Pendapatan sewa xxx
4. Biaya perbaikan objek ijarah, adalah tanggungan pemilik, tetapi pengeluaranya dapat
dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan
pemilik.
a. Jika perbaikan rutin yang dilakukan penyewa dengan persetujuan pemilik maka diakui
sebagai beban pemilik pada saat terjadinya.
Jurnal :
Dr. biaya perbaikan xxx
Kr. Utang xxx
b. Jika perbaikan tidak rutin atas objek ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada
saat terjadinya.
Jurnal :
Dr. biaya perbaikan xxx
Kr. Kas/utang/perbaika xxx
c. Dalam ijarah muntahiya bit tamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan
objek ijarah yang dimaksut dalam huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun
penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing atas objek ijarah.
Jurnal :
Dr. biaya perbaikan xxx
Kr. Kas/utang/perlengkapan xxx
5. Perpindahan kepemilikan objek ijarah dalam ijarah muntahiya bit tamlik dapat dilakukan
dengan cara:
a. Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban
Jurnal:
Dr. beban ijarah xxx
Dr. akumulasi penyusutan xxx
Kr. Asset ijarah xxx
b. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui
sebagai keuntungan atau kerugian.
Jurnal :
Dr. kas/piutang xxx
Dr. akumulasi penyusutan xxx
Dr. kerugian* xxx
Kr. Keuntungan** xxx
Kr. Asset ijarah xxx
*jika nilai buku lebih besar dari harga jual
**jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
c. Penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Jurnal :
Dr. kas xxx
Dr. kerugian* xxx
Dr. akumulasi penyusutan xxx
Kr. Keuntunagan** xxx
Kr. Asset ijarah xxx
*jika nilai buku lebih besar dari harga jual
**jika harga buku lebih kecil dari harga jual
d. Penjualan objek ijarah secara bertahap, maka:
 Selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah
dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Jurnal:
Dr. kas xxx
Dr. kerugian* xxx
Dr. akumulasi penyusutan xxx
Kr. Keuntungan** xxx
Kr. Asset ijarah xxx
*jika nilai buku lebih besar dari harga jual
**jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
 Bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai asset tidak lancar
atau asset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan asset tersebut.
Jurnal:
Dr. asset lancar/tidak lancar xxx
Dr. akumulasi penyusutan xxx
Kr. Asset ijarah xxx
Seluruh beban maupun keuntungan/kerugian yang timbul akibat penjualan ijarah
tersebut diakui sebagai beban/keuntungan/kerugian pada periode berjalan.
Keuntungan/kerugian yang timbul tidak dapat diakui sebagai pengurang atau
penambah dari beban ijarah.
6. Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban yang
terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.
7. Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah
dan ijarah muntahiya bit tamlik, tetapi tidak terbatas pada:
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
 Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika
ada wa’ad pengalihan kepemilikan)
 Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
 Agunan yang digunakan (jika ada)
b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok asset ijarah; dan
c. Keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada).

IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK (PEMINDAHAN KEPEMILIKAN)


Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk
menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan
alih kepemilikan objek sewa. Bentuk ini hampir sama dengan ijarah murni, perbedaannya
terdapat pada pengalihan kepemilikan atau tidak.
Berbagai bentuk alih kepemilikan IMBT antara lain:
1. Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dihibahkan kepada
penyewa.
2. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dibeli
oleh penyewa dengan harga yang berlaku pada saat itu
3. Harga ekuivalen dalam periode sewa, yaitu ketika penyewa membeli aset dalam periode
sewa sebelum kontrak sewa berakhir dengan harga ekuivalen.
4. Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih kepemilikan dilakukan bertahap dengan
pembayaran cicilan selama periode sewa.
Kasus ijarah muntahiya bit tamlik
Transaksi (dalam ribuan rupiah) Pemberi sewa Penyewa
Tgl. 2 jan 2007 pemberi sewa dan Saat pembelian aset dari PT B :
penyewa menandatangani akad ijarah Aset ijarah 150.000
atas mobil selama 3 tahun. Disepakati Kas 150.000
bahwa pembayaran dilakukan setiap
bulan sebesar Rp. 12.500

Pemberi sewa membeli mobil yang Saat menerima pendapat dari penyewa:
disewakan sebesar Rp. 150.000 dari PT Kas 12.500 Beban sewa 12.500
B. Dan disepakati bahwa pada akhir Pendapatan sewa 12.500 Kas 12.500
masa sewa akan dibeli oleh penyewa.
Setiap penerimaan pendapatan sewa Kas 12.500 Beban sewa 12.500
pada awal bulan. Pendapatan sewa 12.500 Kas 12.500

Pada akhir periode dilakukan alokasi Beban penyusutan 30.000


untuk beban depresiasi selama 5 tahun Akumulasi penyusutan 30.000
sesuai masa manfaat mobil dengan
metode garis lurus

Penyajian pada akhir tahun untuk aset Aset ijarah 150.000


ijarah, jurnal untuk tahun ke-2 dan ke-3 Akumulasi penyusutan 30.000
sama dengan pencatatan diatas. 120.000

Pada saat akhir kontrak aset ijarah dijual Kas 65.000 Aset nonkas 65.000
kepada pemberi sewa secara tunai Rp. Akumulasi penyusutan 90.000 Kas 65.000
65.000. dilakukan dengan akad jual beli. Aset ijarah 150.000
Keuntungan
penjualan 5.000
Apabila pada saat akhir kontrak aset Beban ijarah 60.000 Aset nonkas 40.000
ijarah dihibahkan dari pemberi sewa Akumulasi penyusutan 90.000 Keuntungan 40.00
kepada penyewa dan nilai wajar Aset ijarah 150.000
Rp.40.000

Anda mungkin juga menyukai