Anda di halaman 1dari 2

POLA DASAR SISTEM DINAMIS

Dari hasil pengkajian oleh pakar secara empiris terhadap puluhan bahkan ratusan kasus
perilaku dinamis, dewasa ini telah dapat diidentifikasi sembilan pola dasar perilaku dinamis
hasil penyederhanaan kompleksitas dinamis. Masing-masing pola dasar perilaku dinamis
tersebut adalah
1. Tindakan koreksi dengan penundaan;
2. Sasaran yang berubah;
3. Batas keberhasilan;
4. Kesulitan bersama;
5. Kemajuan dan kekurangan modal;
6. Pemindahan beban;
7. Perbaikan yang gagal;
8. Eskalasi/percepatan. dan;
9. Sukses bagi yang berhasil,

Kesembilan pola tersebut mempunyai empat unsur (kecuali Pemindahan beban, pola
perbaikan yang gagal), yaitu: kejadian aktual, kejadian diinginkan, kesenjangan, dan tindakan
koreksi. Perbedaan antara kejadian aktual dengan diinginkan adalah kesenjangan. Untuk
memecahkan masalah itu diperlukan tindakan koreksi.

Pola Tindakan Koreksi dengan Penundaan


Tetapi di sini tindakan koreksi itu mengalami penundaan waktu, artinya tindakan koreksi
tidak langsung menghasilkan perbaikan kejadian aktual. Oleh karena tindakan koreksi
pertama tidak langsung menghasilkan perbaikan, maka masalah akan meningkat, yang
berakibat tindakan koreksi kedua lebih besar dari pada pertama. Efek tindakan-tindakan
koreksi kedua yang besar itu, akan menurunkan masalah berikutnya, yang berakibat tindakan
koreksi ketiga menurun. Demikian seterusnya, sehingga perilaku kejadian aktual akan turun
naik atau berosilasi.

Pola Sasaran yang Berubah


Di sini, tindakan tindakan koreksi itu juga mengalami penundaan waktu.. Di samping itu,
untuk memecahkan masalah juga dilakukan pergeseran kejadian yang diinginkan atau tujuan.
Perilaku yang dihasilkan juga mirip dengan sistem tindakan koreksi dengan penundaan,
perbedaannya adalah terjadi pergeseran unjuk kerja sesuai dengan pola perubahan tujuan

Pola Batas Keberhasilan


Pada tahap awal masalah dan tindakan koreksi adalah besar, makin lama makin kecil menuju
nol. Jika terdapat penundaan tindakan koreksi pada saat nilainya mengecil, maka tindakan
koreksi berikutnya akan melewati batas kejadian yang dinginkan, untuk selanjutnya menurun
kembali. Demikian. seterusnya jika batas adalah sumber yang dapat diperbarui maka terjadi
osilasi pada keadaan steady state.

Pola Kesulitan Bersama


Kedua komponen diikat oleh kejadian yang sama diinginkan, jadi terjadi perlombaan menuju
satu tujuan yang sama. Seperti halnya pola batas pertumbuhan, pada tahap awal masalah dan
tindakan koreksi adalah besar, makin lama makin kecil menuju nol, sehingga unjuk kerja
masing-masing komponen juga mulanya besar, selanjutnya mengecil kemudian nol dan
bahkan dapat menjadi minus. Keadaan yang menunjukkan penurunan hasil setelah perebutan
ini disebut sebagai tragedi. Masing-masing komponen akan memperoleh hasil sesuai dengan
usahanya menggarap sumber yang terbatas, sampai sumber itu habis

Pola Kemajuan dan Kekurangan Modal


Sistem ini adalah modifikasi dari sistem batas pertumbuhan. Modifikasinya adalah pada
unsur kejadian diinginkan (perencanaan modal) dikembangkan menjadi sub-komponen
tersendiri berdasarkan masalah yang telah terjadi. Di samping itu, sub-komponen ini juga
memiliki pola batas pertumbuhan, sehingga mengakibatkan pertumbuhan komponen tidak
diikuti oleh pertumbuhan sub-komponen (kekurangan modal).

Pola Pemindahan Beban


Pola ini adalah kombinasi dua pola tindakan koreksi. Dalam sistem ini terdapat lima unsur,
yaitu: kejadian aktual, kejadian diinginkan, kesenjangan, dan dua unsur tindakan koreksi.
Tindakan koreksi yang pertama bersifat langsung, dan sebaliknya koreksi kedua mengalami
penundaan. Di samping itu, tindakan koreksi pertama akan menjadi beban berkepanjangan

Pola Perbaikan yang Gagal


Pola ini adalah kombinasi dua pola tindakan koreksi. Tindakan koreksi gagal memecahkan
masalah, yang bahkan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, sehingga menambah
masalah. Dengan demikian, semakin besar upaya tindakan koreksi semakin besar pula
dampak yang ditimbulkan dan semakin bertambah masalah.

Pola Eskalasi/Percepatan
Di sini kejadian aktual pertama menjadi kejadian diinginkan pertama, sebaliknya kejadian
aktual kedua menjadi kejadian diinginkan pertama. Perbedaan antara kejadian aktual dengan
diinginkan adalah masalah. Untuk memecahkan masalah itu diperlukan itindakan koreksi.
Dengan demikian, tindakan koreksi yang pertama mempengaruhi oleh kejadian aktual yang
kedua, dan sebaliknya tindakan reksi kedua dipengaruhi oleh kejadian aktual yang pertama,
sehingga terjadi peningkatan persaingan atau eskalasi. Persaingan itu dapat terhenti jika
terjadi kelambatan respon antar satu dengan yang lain.

Pola Menang bagi yang Berhasil


Pola ini adalah persaingan dua pola tindakan koreksi. Dalam sistem ini terdapat empat unsur,
yaitu: kejadian aktual, kejadian diingmkan, kesenjangan, dan dua unsur tindakan koreksi. Di
sini terjadi penggabungan sumber daya dalarn satu wadah yang berasal dari kejadian aktual
masing-masing komponen. Basil penggabungan sumber daya ini dapat mengalami efek
pelipatan. dan merupakan sasaran bersama dari masing-masing komponen. Perbedaan antara
kenyataan dengan sasaran adalah masalah. Untuk memecahkan masalah itu diperlukan
tindakan koreksi. Dalam hal ini, fraksi masalah bagi masing-masing komponen adalah
ditentukan oleh pangsa sumber daya masing-masing. Semakin besar pangsa makin besar
hasil. Tetapi, komponen yang pangsanya kecil dapat menang jika berhasil menggarap sasaran
bersama sebanyak mungkin.

Anda mungkin juga menyukai