Bahan Ajar KD 3.1
Bahan Ajar KD 3.1
Fisika dan
Prosedur
Ilmiah
HAKIKAT FISIKA DAN PROSEDUR ILMIAH
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di
laboratorium serta peran Fisika dalam kehidupan.
4.2 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja.
C. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Menjelaskan hakikat ilmu fisika
3.1.2 Mengaitkan hubungan antara fenomena-fenomena alam dan ilmu fisika untuk
menemukan konsep hakikat fisika
3.1.3 Menyebutkan ruang lingkup ilmu fisika
3.1.4 Menjelaskan peranan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari
3.1.5 Menyebutkan langkah-langkah metode ilmiah
3.1.6 Menjelaskan keselamatan kerja di laboratorium
3.1.7 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai langkah-langkah metode ilmiah
3.1.8 Membuat prosedur kerja ilmiah
3.1.9 Membuat prosedur keselamatan kerja pada percobaan pengukuran suhu
3.1.10 Melakukan percobaan pengukuran suhu sesuai prosedur kerja ilmiah
3.1.11 Membuat grafik hubungan antara suhu dan waktu
3.1.12 Menganalisis grafik hubungan antara suhu dan waktu
D. Peta Konsep
Keselamatan kerja
di laboratorium
Ingin tahu
Fakta
mempertimbangkan
Penasaran
Konse Metod
p e Percaya
Ilmiah
Model diri
Objektif
terdiri atas
disebut terdiri atas
Prinsip Jujur
Terdiri Tanggungjawab
Teori atas
Mandiri
Rumus Ulet
Hakikat Mendengar
Ilmu Fisika pendapat
orang lain
berkaitan dengan
Peran dalam
Fisika kehidupan
berkaitan dengan
D. Materi Pembelajaran
1. Sains, Teknologi dan Sosial
Sains dan teknologi mempengaruhi kehidupan sosial. Pengetahuan ilmiah
mempengaruhi cara berpikir seseorang tentang manusia, politik dan hubungan sosial.
Secara umum, pengetahuan ilmiah mempunyai dampak positif dan negatif bagi individu
dan sosial. Teknologi berperan penting bagi individu dan sosial dengan menyediakan
produk yang dapat memperbaiki kualitas kehidupan. Sosial, politik,dan perubahan
ekonomi dalam kehidupan dipengaruhi oleh teknologi terbaru. Beberapa orang takut
akan teknologi, mereka percaya bahwa masalah moderenisasi teknologi akan tumbuh
lebih cepat daripada solusi dari masalah tersebut.
2. Hakikat Fisika
Alam diciptakan Tuhan dengan segala keteraturannya, manusia adalah satu
satunya ciptaan Tuhan yang diberikan kelebihan untuk berpikir. Tujuan utama sains,
termasuk juga pada fisika merupakan usaha untuk mencari keteraturan dalam
pengamatan manusia pada alam sekitarnya.
Kata “sains” dalam bahasa inggis ‘science’ berasal dari bahasa latin ‘scientia’
yang berarti “pengetahuan” atau “mengetahui”. Biasanya kita berpikir tentang sains
yang terbagi-bagi menjadi beberapa bidang yang terpisah namun saling berhubungan.
Misalnya, biologi adalah studi tentang makhluk hidup. Kimia berhubungan dengan
interaksi antara unsur-unsur dan senyawa-senyawa. Geologi adalah illmu tentang bumi.
Astronomi adalah studi tentang tata surya, bintang, galaksi, dan alam semesta sebagai
satu kesatuan. Fisika berhubungan dengan materi dan energi, dengan hukum-hukum
yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, dengan interaksi anatar partikel, dan
dengan sifat-sifat molekul, atom, dan inti atom, dan dengan sistem-sistem berskala lebih
besar seperti gas, zat cair, dan zat padat.
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakikatnya
merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan
berpikir (a way of thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of investigating)”.
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakikat IPA adalah IPA
sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan
(a body of knowledge), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara
atau jalan berpikir (a way of thinking), dan IPA sebagai proses untuk pengganti
pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (a way of investigating). Karena fisika
merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat
menyamakan persepsi bahwa hakikat fisika adalah sama dengan hakikat IPA atau sains,
hakikat fisika adalah sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai sikap (a way
of thinking), dan fisika sebagai proses (a way of investigating).
a. Fisika sebagai produk ilmiah
Pada fisika, kumpulan-kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
1) Fakta adalah keadaaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa
yang terjadi di alam yang dapat ditangkap oleh indera manusia dan diakui oleh
banyak orang (umum) sebagai suatu pengetahuan. Dua kriteria yang digunakan
untuk mengidentifikasi sebuah fakta dalam fisika yaitu: dapat diamati secara
langsung dan dapat didemonstrasikan kembali di waktu yang lain. Fakta
merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya kita
juga dapat menyatakan bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model
keberadaannyan untuk menjelaskan dan memahami fakta. Contoh fakta dalam
fisika antara lain magnet dapat manarik besi, logam dapat menghantarkan listrik,
kalor dapat merubah wujud benda.
2) Konsep adalah gagasan atau abstraksi dari suatu benda atau fenomena alam yang
mempunyai sifat atau simbol tertentu. Konsep berfungsi sebagai penghubung
antara suatu fakta dengan fakta lain yang saling berubungan. Menurut Bruner,
Goodnow dan Austin (Collette dan Chiappetta: 1994) konsep memiliki lima
elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh.
Yang dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau,
dan sebagainya. Contoh-contoh konsep dalam fisika antara lain frekuensi yang
didefinisikan sebagai jumlah getaran per satuan waktu dan kecepatan yang
didefinisikan sebagai perubahan posisi benda tiap satuan waktu.
3) Prinsip adalah pola umum (generalisasi) dari hubungan antara konsep-konsep
yang berkaitan. Prinsip adalah hukum yang bersifat khusus. Contoh prinsip
dalam fisika adalah gaya sentripetal menyebabkan benda bergerak melingkar.
4) Hukum adalah prinsip yang bersifat umum dan kebenarannya telah diterima
karena telah teruji secara konsisten dan didukung oleh bukti-bukti ilmiah.
Hukum Fisika adalah suatu aturan dasar yang menyimpulkan pengamatan
berkaitan untuk menjelaskan suatu pola kejadian. Contoh hukum fisika antara
lain hukum pemantulan cahaya yang menyatakan bahwa sudut datang berkas
cahaya sama dengan sudut pantulnya. Hukum fisika tidak dapat memberi alasasn
mengapa fenomena ini terjadi, hukum fisika secara sederhana hanyalah
menceritakan fenomena tersebut.
5) Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori. Dalam rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-
konsep dan variabel-variabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat
dinyatakan secara matematis. Misalnya hukum II Newton dapat dinyatakan
dengan rumus F=ma. (F=gaya, m=massa: jika massa nya konstan, a=percepatan)
6) Teori adalah suatu penjelasan berdasarkan pada berbagai pengamatan yang
didukung oleh hasil-hasil eksperimen. Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu
yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori
kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum
atau fakta. Teori bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki.
Hawking (1988) yang dikutip oleh Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan
bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak
hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin
bahwa pada waktu yang akan datang hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori
tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup
dengan hanya satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang
berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum.
7) Model adalah representasi dari suatu benda atau sistem yang dibuat sebagai
visualisasi untuk memudahkan pemahaman terhadap suatu benda atau fenomena
alam tertentu. Contoh model dalam fisika antara lain model atom Thomson dan
model atom Rutherford.
Contoh soal: “Energi tidak dapat dimusnahkan dan energi tidak dapat diciptakan”.
Jelaskan pernyataan tersebut berdasarkan konsep hakikat fisika!
Jawab: Pernyataan tersebut merupakan peran fisika sebagai produk, yaitu hukum
kekekalan energi. Hukum merupakan prinsip yang bersifat umum dan kebenarannya
telah diterima karena teruji secara konsisten dan didukung oleh bukti-bukti ilmiah
Contoh soal: Jelaskan konsep fisika yang digunakan pada kacamata miopi?
Penyelasaian: rabun jauh (miopi) terjadi karena lensa mata tidak dapat memipih
sesuai dengan yang diperlukan sehingga bayangan benda yang sangat jauh jatuh di
depan retina. Agar dapat melihat benda yang jauh, penderita cacat miopi
menggunakan kacamata berlensa cekung (divergen) sehingga bayangan dari benda
yang jauh jatuh tepat di retina.
Contoh soal :
Urutkan prosedur kerja ilmiah di bawah ini!
a. Merumuskan hipotesis
b. Menganalisis data
c. Menemukan masalah
d. Mengulangi kerja ilmiah
e. Melakukan percobaan
f. Mengumpulkan kajian pustaka
g. Menarik kesimpulan
h. Merumuskan masalah
Penyelesaian : c-h-f-a-e-b-g-d
Contoh soal: Andi akan melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan bunsen.
Buatlah prosedur keselamatan kerja dalam penggunaan bunsen!
Penyelesaian: Jika api keluar dari pembakar bunsen dan menuju ke arah anda, segera
padamkan gas. Jangan sentuh pembakar bunsen saat api menyala. Padamkan bunsen
dengan menutup langsung saat api menyala pada bunsen tersebut.
E. Rangkuman
1. Hakikat fisika adalah sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai sikap (a way
of thinking), dan fisika sebagai proses (a way of investigating).
2. Ilmu fisika berperan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya memanfaatkan cermin cembung di
tikungan tajam dan membangun dasar bendungan yang kuat.
3. Ruang lingkup fisika sangat luas, muali dari benda elementer hingga superkluster
galaksi.
4. Ilmuwan fisika selalu bekerja dengan metode ilmiah sesuai prosedur yang benar.
Dengan demikian hasil temuan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga.
5. Keselamatan kerja di laboratorium adalah sekumpulan aturan yang harus dilaksanakan
untuk menjaga keselamatan kita dan lingkungan selama di laboratorium.
F. Referensi
Bambang Ruwanto. 2016. Buku Fisika SMA Kelas X. Yogyakarta: Yudistira.
Halaman: 3-12
Chiappetta, Eugene L & Thomas R. Koballa. 2016. Science Instruction in Middle and
Secondary Schools. United State: Allyn & Bacon. Halaman 232-240
Douglass, C. Giancoli. 1997. Fisika Jilid 1 Edisi 5. New York: Prentice-Hall, Inc.
Halaman 1-7
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-
SUTRISNO/Pelatihan/LS/FISIKA_DAN_PEMBELAJARANNYA.pdf diakses
tanggal 26 Februari 2018 pukul 08.00 WIB
www.beritainfo.web.id diakses pada tanggal 27 Februari 2018 pukul 09.33 WIB
https://satujam.com/cara-menggunakan-mikroskop/ diakses pada tanggal 27 Februari
2018 pukul 09.47 WIB
http://nenengelevia.blogspot.co.id/2017/04/keamanan-dan-keselamatan-kerja-di.html
diakses pada tanggal 27 Februari 2018 pukul 10.02 WIB