TESIS
Yudi Hadinata
0806484490
TESIS
Yudi Hadinata
0806484490
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
NPM : 0806484490
Tanda tangan :
Ditetapkan di : Malang
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan penelitian ini yang merupakan
salah satu tugas ilmiah kami selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis
I Anestesiologi dan Terapi Intensif di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia /
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya / RSU dr Syaiful Anwar Malang. Tesis ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar dokter spesialis anestesiologi. Proses penyelesaian
tesis ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga pada kesempatan ini
perkenankan penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada :
Mohon maaf atas segala kekurangan saya selama ini semoga Tuhan membalas semua
kebaikan dan memberikan keberkahan kepada kita semua. Amin.
Yudi Hadinata
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di buat : Malang
Pada tanggal : 30 April 2013
Yang menyatakan
(Yudi Hadinata)
Latar Belakang. Propofol merupakan salah satu jenis obat induksi intravena yang
paling sering digunakan dalam pembiusan umum tetapi propofol dapat menimbulkan
rasa nyeri pada lokasi injeksi dengan angka kejadian hingga 88%. Penggunaan
campuran lidokain dalam propofol dapat mengurangi nyeri tersebut, akan tetapi nyeri
masih dapat terjadi, sementara penggunaan premdikasi lidokain perlakuan torniket
jarang digunakan karena prosedur yang lebih lama dan tidak semudah campuran
lidokain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan premedikasi
lidokain perlakuan torniket selama 1 menit dan campuran lidokain untuk mengurangi
derajat nyeri pada saat induksi anestesi menggunakan propofol.
Metode. Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar tunggal, bersifat eksperimental.
Pasien dengan kriteria klinis ASA I-II sejumlah 50 orang dilakukan randomisasi
sederhana menjadi 2 kelompok perlakuan dan mendapatkan perlakuan premedikasi
lidokain 40 mg iv dengan perlakuan torniket selama 1 menit, diikuti injeksi propofol
dan derajad nyeri dinilai berdasarkan verbal rating score. Kelompok lainnya
dilakukan pemberian campuran lidokain 40 mg iv dalam propofol dan dilakukan
injeksi campuran tersebut serta dilakukan penilaian Verbal Rating Score.
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan pemberian lidokain perlakuan torniket dapat
menurunkan derajad nyeri yang lebih baik (96% tidak nyeri, 4% nyeri ringan))
dibandingkan kelompok campuran lidokain dalam propofol (40% tidak nyeri, 44%
nyeri ringan, 16% nyeri sedang) dengan nilai p = 0.000 (p bermakna < 0.05) pada uji
statistik menggunakan mann whitney.
Kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa premedikasi lidokain perlakuan
torniket bermakna secara klinis dan statistik dalam menurunkan derajat nyeri
propofol dibandingkan pemberian campuran lidokain dalam propofol.
Kata kunci:
Nyeri Propofol, Lidokain, Torniket, Verbal Rating Score.
Keywords:
Propofol Pain, Lidocaine, Torniquet, Verbal Rating Score.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan
suatu perumusan masalah: Bagaimanakah perbandingan premedikasi lidokain
perlakuan torniket dan campuran lidokain derajat nyeri saat induksi anestesi
menggunakan propofol di RSSA Malang?
2.1 Nyeri
2.1.1 Pengertian Nyeri
Definisi nyeri berdasarkan The International Association for the Study of
Pain mendefinisikan nyeri sebagai sebuah sensasi subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan
jaringan yang sebenarnya sebagai nyeri akut atau potensial untuk merusak
jaringan, yang fungsinya untuk membangkitkan reflek menghindar. 1,6
2.1.2 Fisiologi Nyeri
Nyeri selain dipengaruhi oleh rangsangan nyeri atau rangsangan nosiseptif
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang keluarga, budaya dan
lingkungan. Lingkungan yang asing seperti rumah sakit dengan kebisingan,
cahaya dan aktivitasnya dapat menambah nyeri. Selain itu pengaruh sosial dari
keluarga dapat memberikan dampak psikologis bagi seseorang yang diperoleh
dengan adanya kehadiran orang terdekat yang diberikan oleh pasangan, keluarga,
dan teman dekat. Seseorang akan merasa diperhatikan, dicintai, dan dihargai
sehingga meningkatkan kestabilan emosi yang akan mempermudah untuk
penyesuaian diri terhadap situasi stress yang dapat mempengaruhi persepsi nyeri
seseorang. Latar belakang etnis dan warisan budaya telah diketahui sebagai faktor
yang mempengaruhi reaksi dan ekspresi seseorang terhadap nyeri. Latar belakang
budaya dapat mempengaruhi tingkat nyeri yang ditoleransi oleh individu. Pada
beberapa budaya Timur tengah dan Afrika, menghukum diri dengan dengan nyeri
adalah tanda dari berkabung atau berduka. Pada kelompok budaya lain, nyeri
mungkin diantisipasi sebagai bagian dari praktik kegiatan ritual dan oleh karena
itu toleransi terhadap nyeri menandakan kekuatan dan ketahanan. Selain itu
terdapat perbedaan yang signifikan dalam mengekspresikan rasa nyeri. Studi
menunjukkan bahwa individu keturunan Eropa Utara cenderung lebih dapat
menahan dan kurang mengekspresikan nyerinya dibandingkan dengan individu
dari Eropa Selatan. Sebuah studi menunjukkan bahwa setiap kelompok budaya
menggunakan deskriptor nyeri yang berbeda-beda. 8
12
Gambar 2.2 Persarafan vena
2.2 Propofol
2.2.1 Farmakologi Propofol
Propofol merupakan agen anestesi yang saat ini banyak digunakan.
Propofol pertama kali ditemukan pada tahun 1970 dengan rumus kimia 2,6
diisopropylphenol yang mengandung cincin phenol dengan dua ikatan isopropyl.
2
Gambar 2.4 Rumus molekul propofol
2.3 Lidokain
2.3.1 Farmakologi Lidokain
Obat anestesi lokal secara umum dibagi menjadi dua golongan berdasarkan
struktur kimianya, yaitu golongan ester dan amida. Lidokain merupakan anestesi
lokal golongan amida yang ditemukan oleh Lofgren pada tahun 1943. Rumus
molekul dari lidokain digambarkan pada gambar berikut:
2
Gambar 2.5 Rumus molekul lidokain
Reaksi alergi terhadap golongan amida yaitu lidokain jarang terjadi dibandingkan
anestesi lokal kelompok ester. Reaksi alergi yang terjadi diakarenakan hasil
metabolisme para-aminobenzoic acid atau zat pembawa seperti methylparaben
dan metabisulfit yang biasa digunakan pada kelompok ester. Reaksi alergi yang
ringan seperti urtikaria hingga yang berat seperti anafilaktik dilaporkan pada
penggunaan golongan ester, sedangkan pada golongan amida sangat jarang
terjadi.20
r = subyek penelitian
Dalam penelitian ini: t = 2 (kelompok premedikasi lidokain perlakuan
torniket dan kelompok campuran lidokain dalam propofol.
Dari uji mann whitney didapatkan nilai p = 0.000 atau p < 0.05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor VRS
5.1 Simpulan
1. Premedikasi lidokain yang disertai perlakuan torniket dapat menurunkan
derajat nyeri yang lebih baik dibandingkan campuran lidokain saat induksi
anestesi menggunakan propofol di RSSA Malang.
5.2 Saran
PENELITI
1. Saya telah mengerti tentang apa yang tercantum dalam lembar persetujuan
diatas dan telah dijelaskan oleh peneliti
2. Dengan ini saya menyatakan bahwa secara sukarela bersedia / tidak
bersedia *) untuk ikut serta menjadi salah satu subjek penelitian yang
berjudul PERBANDINGAN EFEK PREMEDIKASI LIDOKAIN
PERLAKUAN TORNIKET DAN PREMIXED LIDOKAIN UNTUK
MENGURANGI DERAJAT NYERI PADA SAAT INDUKSI ANESTESI
MENGGUNAKAN PROPOFOL
Malang,……………..,2013
1 Penyusunan x
proposal
2 Seminar x
proposal
3 Ethical x
Clearance
4 Pengambilan x
data
5 Tabulasi x
dan analisa
data
6 Seminar x
Hasil
7 Pengujian x
karya akhir
8 Perbaikan x
karya akhir
Sex ASA
Perlakuan Premixed 1 L 1.00
2 L 1.00
3 L 2.00
4 L 1.00
5 P 2.00
6 P 1.00
7 P 2.00
8 P 2.00
9 L 1.00
10 P 2.00
11 L 1.00
12 P 2.00
13 P 1.00
14 L 1.00
15 L 2.00
16 L 1.00
17 L 1.00
18 L 2.00
19 P 2.00
20 L 1.00
21 P 1.00
22 L 1.00
23 L 2.00
24 L 2.00
25 L 1.00
Total N 25 25
Premedikasi + Torniket 1 L 2.00
2 L 1.00
3 L 2.00
4 P 2.00
5 P 2.00
6 P 1.00
7 L 1.00
8 P 2.00
9 P 1.00
10 L 1.00
11 P 1.00
12 L 2.00
13 L 2.00
14 L 1.00
15 L 1.00
16 P 2.00
17 P 1.00
18 P 2.00
19 L 2.00
20 P 2.00
21 P 1.00
22 P 1.00
23 P 1.00
24 L 1.00
25 L 1.00
Total N 25 25
Total N 50 50
a. Lim ited to first 100 cases .
Sex
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 28 56.0 56.0 56.0
P 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
ASA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 28 56.0 56.0 56.0
2.00 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
VRS score
Cumulative
Frequency Percent Valid P erc ent Percent
Valid Tidak nyeri 34 68.0 68.0 68.0
Ny eri ringan 12 24.0 24.0 92.0
Ny eri s edang 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Perlakuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Premixed 25 50.0 50.0 50.0
Premedikas i + Torniket 25 50.0 50.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Perlakuan
Premedikas i
Premixed + Torniket Total
VRS Tidak nyeri Count 10 24 34
score % of Total 20.0% 48.0% 68.0%
Nyeri ringan Count 11 1 12
% of Total 22.0% 2.0% 24.0%
Nyeri s edang Count 4 0 4
% of Total 8.0% .0% 8.0%
Total Count 25 25 50
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Ranks
Test Statistics a
VRS score
Mann-Whitney U 135.500
Wilcoxon W 460.500
Z -4.191
As ymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: Perlakuan
Ranks
Test Statistics a
Sex
Mann-Whitney U 262.500
Wilcoxon W 587.500
Z -1.128
As ymp. Sig. (2-tailed) .259
a. Grouping Variable: Perlakuan
Ranks
Test Statistics a
ASA
Mann-Whitney U 312.500
Wilcoxon W 637.500
Z .000
As ymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Grouping Variable: Perlakuan
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Test Statistics a
Sat
Mann-Whitney U 233.000
Wilcoxon W 558.000
Z -1.729
As ymp. Sig. (2-tailed) .084
a. Grouping Variable: Perlakuan
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
us ia Premixed 25 30.1200 7.76380 1.55276
Premedikasi + Torniket 25 33.3200 6.24980 1.24996
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
BB Premixed 25 56.4400 6.31189 1.26238
Premedikasi + Torniket 25 54.2800 5.01265 1.00253
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
TB Premixed 25 1.6364 .06422 .01284
Premedikasi + Torniket 25 1.6240 .04637 .00927
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
BMI Premixed 25 21.0221 1.32504 .26501
Premedikasi + Torniket 25 20.5448 1.14256 .22851
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Sis tolik Premixed 25 122.6000 13.46910 2.69382
Premedikas i + Torniket 25 120.0800 11.93007 2.38601
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Diastolik Premixed 25 74.8800 10.05949 2.01190
Premedikasi + Torniket 25 64.1200 9.38225 1.87645
Group Statistics
Std. Error
Perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
nadi Premixed 25 80.0000 7.69740 1.53948
Premedikasi + Torniket 25 77.3600 9.81445 1.96289