Anda di halaman 1dari 14

BUKU PENUNTUN KOAS OBSGIN

1. NYANYIAN LAPORAN

1. Laporan partus normal fisiologis

S :-- mules-mules bertambah sering

− pasien ingin meneran

O : - Status Generalis : TD =

N =

RR =

T =

- Status Obstetrikus :

- His 5x / 10’/ 40” / kuat / relaksasi baik

- DJJ normal (120-160)x/ mnt

- Pemeriksaan dalam (PD)/ VT : pembukaan lengkap

- perineum menonjol/meregang
- vulva-vagina & sfingter ani membuka
- dilakukan perlindungan perineum dengan tangan kanan
dengan ibu jari dan 4 jari tangan tsb dilipat paha pada
kedua sisi perineum
- dengan tangan kiri dilakukan tekanan lembut pada kepala
bayi dari atas dan dibiarkan kepala bayi keluar secara
bertahap dibawah kontrol tangan
- berturut-turut lahir : uub, dahi, muka, dagu dan seluruh
kepala. Tali pusat diperiksa . muka bayi di usap dengan
kain untuk membersihkan mulut & hidung bayi dari lendir
dan darah. kepala mengadakan paksi luar
- dengan pegangan biparietal dan tarikan kebawah dan
keatas lahir bahu depan dan belakang
- dengan kaitan pada ketiak, dilahirkan trochanter depan,
belakang, bokong dan seluruh kaki.
- Bayi dibaringkan diatas kain atau handuk diperut ibu,
dikeringkan.
- tali pusat diklem (dengan 2 buah klem) pada jarak 2-3
cm dari pangkal pusat bayi (jarak kedua klem ±1 cm).
Usapkan antiseptik/betadine, kemudian tali pusat
dipotong diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari
gunting dengan tangan kiri  ujung tali pusat diikat
dengan benang
- lahir bayi : perempuan, BB : 3,2 kg, PB: 45 cm, AS : 8/9
- dilakukan peregangan tali pusat
- klem tali pusat dipindahkan sekitar 5-10 cm dari vulva
- tangan di letakkan pada abdomen ibu tepat di atas tulang
simfisis pubis untuk meraba kontraksi dan menahan
uterus saat melakukan perengangan. Saat kontraksi tali
pusat ditegangkan kemudian tangan di abdomen
menekan korpus uteri ke arah dorso-kranial (kebelakang
dan atas) hingga plasenta lepas dari implantasinya
- setelah plasenta lepas, ibu disuruh meneran hingga
plasenta terdorong ke introitus vagina. Tali pusat tetap
ditegangkan, dengan kedua tangan plasenta dipegang
dengan hati-hati, plasenta diputar hingga selaput terpilin
- dilakukan penarikan secara lembut dan perlahan untuk
mengeluarkan selaput ketuban
- ajari ibu cara masase fundus uteri
-
A : post partus spontan fisiologis pada
primi/sekundi/multigravida

P :

- observasi kondisi umum ibu

- observasi perdarahan

- observasi kontraksi uterus

2. Laporan Operasi
a. SCK
− Pasien terlentang di meja operasi
− Dilakukan a/antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya dengan
alkohol dan betadien
− Buat insisi midline 1 jari diatas simfisis sampai 2 jari di wah pusat
− Insisi diperdalam sampai ke fasia secara tumpul
− Fasie dibuka dengan gunting, diperlebar ke kaudal dan ke kranial
secara tumpul
− Otot dipisahkan secara tumpul ke kiri dan ke kanan.
− Peritoneum parietal di buka.
− Plica retrouterina di buka sampai menembus uterus.
− Buat insisi semilunar pada segmen bawah rahim, sampai menembus
amnion.
− Bayi dilahirkan dengan cara melksir kepala bayi, bayi lk2/pr?, PB?,
BB?AS?
− Plasenta dilahirkan perabdominal, lengkap/tidak?
− Uterus dijahit jelujur terkunci dengan polisof no.1
− Kontrol perdarahan negatif.
− Peritoneum parietal di jahit jelujur terkunci dengan benang plan 1.0
− Otot-otot di dekatkan.
− Fasie dijahir jelujur terkenci dengan benang polisof no.1
− Subkutis dijahit satu-satu dengan benang plan 1.0
− Kutis dijahit satu-satu dengan benang silk black no.1
− Perdarahan ...cc (biasanya sih 600cc)
− Keadaan ibu S/S/S operasi baik. (sebelum/selama/sesudah)
b. Sectio Caesarean Trans Peritoneal (versi dr.Khaidir)
• Pasien dibaringkan di meja operasi.
• Dilakukan a/antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya dengan
alkohol dan betadien
• Ditutupkan duk steril
• Dilakukan insisi pada pfanenstil 1 cm di atas simfisis sampai tampak
fascia
• Fascia diperlebar dengan gunting ke arah kranial dan kaudal
• Otot-otot dipisahkan secara tumpul ke kanan dan kiri, kemudian
peritoneum paritel dibuka.
• Plika vesikouterina dipisahkan lalu diinsisi berbentuk semilunar dan
disisihkan ke kaudal
• Segmen bawah rahim diinsisi berbentuk semilunar kemudian
diperdalam dan diperlebar secara tumpul
• Janin dilahirkan dengan cara meliksir kepala janin; bayi lk/pr, BB, PB,
A/S.
• Plasenta dilahirkan perabdominal lengkap.
• Segmen bawah rahim dijahit jelujur terkunci dengan Chromic II satu
lapis.
• Plika vesikouterina dijahit jelujur terkunci dengan plain 2.0
• Dilakukan penjahitan otot untuk menghentikan perdarahan aktif
• Kontrol perdarahan negatif
• Peritoneum parietal dijahit jelujur terkunci dengan plain 2.0
• Otot dijahit satu-satu dengan plan 2.0
• Fascia dijahit jelujur dengan fascia II
• Subkutis dijahit subkutikuler dengan chromic III
• Operasi selesai dikerjakan
• Perdarahan terkontrol sekitar 700 cc
• Keadaan pasien sebelum, selama, dan setelah operasi: baik

c. laporan kuret
− kandung kencing dikosongkan
− pasien dalam posisi litotomi
− lakukan pemeriksaan dalam, tentukan posisi uterus, antefleksi atau
retrofleksi
− suntikan SA,,,mg, lalu suntikan pethidin...mg, suntikan ...mg valium.
− Pasang inspekulo sims.
− Masukkan sonde kuret sesuai posisi uterus, kemudian tentukan
kedalaman uterus.
− Masukkan sendok kuret yang sesuai, kemuidan lakukan pengerokan
sesuia arah jam.
− Bila sudah terdengar bunyi kruk-kruk sudah menandakan bersih.
− Jaringan yang keluar berapa ...cc. dan darah yang keluar sekitar..cc.
− Suntikan methergin 0,2 mg iv.
− Kuret selesai.

3. FORMAT LAPORAN
Jika laporan kasus dengan dr. KA, dr. HTJ, dan dr. SL, format laporannya
seperti buat laporan kasus seperti biasa (BAB I pendahuluan, BAB II tinjauan
pustaka, BAB III penyajian kasus, BAB IV pembahasan). Jika laporan dengan
dr.TW, maka format laporannya adalah

• Penyajian kasus

• Pembahasan berupa: bagaimana menegakkan diagnosis, referensi


sedikit (benar2 sedikit ya) tentang diagnosis, dan manajemennya
(udah benar blom menurut teori)

Format laporan jaga

1. Tanggal dan jam jaga

2. Koas jaga

3. Pasien baru : Obstetri = ? orang, ginekologi = ? orang

4. Obstetri

a. Partus spontan fisiologis

Contoh: Ny. Eva 23 tahun, telah partus spontan (dengan induksi)


pada pukul 18.30 WIB, P1A0.

Bayi perempuan, lahir hidup, tunggal, BB 2000 gr, PB 47 cm, A/S


5/8, ketuban hijau kental, kelainan belitan tali pusat 2 kali
longgar, anus (+). Plasenta lahir spontan, lengkap.

b. Partus spontan patologis

Contoh: Ny. Nurul 24 tahun, telah partus spontan dengan


presentasi bokong/kaki/muka/dahi, pada pukul 17.45 WIB, P4A0.

Bayi laki-laki, lahir hidup, tunggal, BB 3200 gr, PB 48 cm, A/S 7/8,
ketuban putih keruh, kelainan (-), anus (+). Plasenta lahir tidak
lengkap, dilakukan eksplorasi kavum uteri secara manual (manual
plasenta)  plasenta lahir lengkap.

c. Partus dengan tindakan

Contoh: Ny. Sukiyanti 25 tahun, telah dilakukan tindakan vakum


ekstraksi pada presentasi kepala, bayi 1 gemeli (triplet,
quadriplet) pada G1P0A0 hamil aterm inpartu kala 2 lama (7 jam)
lama persalinan 13 jam, pukul 19.15 WIB.

Bayi laki-laki, lahir hidup, kembar, BB 2500 gr, PB 48 cm, A/S 5/8,
ketuban hijau lumpur, kelainan caput, anus (+). Plasenta lahir
spontan lengkap.
d. Operasi

Ny. Hariyanti, 25 tahun. Telah dilakukan SC emergensi a/I CPD


pada G1P0A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif lama
persalinan 21 jam.

Bayi laki-laki, lahir hidup, tunggal BB 2000 gr, PB 43 cm A/S 5/7,


ketuban hijau kental, kelainan (-), anus (+). Plasenta dilahirkan
perabdominal lengkap.

5. Ginekologi

a. Kuretase

Ny. Asnab, 42 tahun. Telah dilakukan kuretase pukul 22.30 WIB


a/i mola hidatidosa pada G11P9A1M2.

b. Lain-lain

Ny. Dwiana, 39 tahun, telah abortus spontan pada pukul 20.21


WIB. Bayi laki-laki, meninggal, BB 500 gram, PB 32 cm, plasenta
lahir secara manual lengkap.

6. Sisa kamar bersalin

a. Ny. Khasanah, 26 tahun, CPD, KPD 36 jam potensial infeksi, PER


pada G1P0A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase laten lama
persalinan 20 jam.

Rencana : SC

b. Ny. Irwanti, 36 tahun. Missed abortion pada G5P4A0 hamil 31-32


minggu.

Rencana: induksi cytotex perservik.

4. TUGAS DI RUANGAN

1. Ruang Bersalin

Satu kelompok harus punya alat- alat buat periksa pasien (minimal meteran
dan lenec).

Jika pasien datang maka harus terlebih dahulu dianamnesis sesuai yang ada
d status, tapi jika pasien ibu hamil datang dalam keadaan gawat, maka
yang terlebih dahulu dilakukan adalah pemeriksaan DJJ dan tanda vital ibu
(pastikan DJJnx masih ada, jangan sampai DJJ hilang di tangan koas karna
akan berakibat fatal, untuk antisipasi yg gawat, djj dicek stiap 15 menit
sekali).(jika baru masuk obsgyn minta bimbing bidan jaga terlebih dahulu).
Setiap pasien harus ada koas yang bertanggung jawab sampai dia
keluar dari ruangan.

Jika telah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, jika pasien dalam
keadaan gawat kita harus melaporkan keadaan pasiennya ke dokter obsgyn
yg jaga pada hari itu tetapi terlebih dahulu bilang bidannya pasiennya mau
dilapor.

Selain itu, tugas koas adalah meminta Ijin Tindakan Medis (ITM) jika pasien
ingin operasi, kuret, biopsy, induksi persalinan, manual plasenta, vakum
ekstraksi, forcep dan sterilisasi (MOW).

Jika ada pasien yg ingin operasi harus ada koas yang ikut sebagai asisten
tetapi sebelumnya pasien harus sudah disiapkan diruangan. Persiapan itu
terdiri dari :

- Pastikan pasien tidak mengenakan pakaian, perhiasan dan gigi palsu


kalau ada kasi ke keluarganya ntar.

- Pasang infus dan kateter

- Cukur (kalau nda tau tanya dulu bidannx apa yg dicukur; hampir selalu
adik akbid/akper yg cukur asal dia FEMALE)

- Telpon OK dan ruangan peri kalau ada SC (seksio); biasanya sih bidan yg
telp.

- Jangan lupa bawa syntocinon dan Methergin ke OK kasi dengan penata


anastesinya, kalau pasien PEB / eklampsi, yg dibawa induksin 2 ampul.

Jika ingin menolong partus yang harus dilakukan adalah :

- Pasien Merupakan pasien koas yg bersangkutan (yang memeriksa dan


menjaga kondisi ibu selama diruangan)

- Jika ibu dalam keadaan inpartu, siapkan 2 baskom berisi air biasa dan air
klorin di bawah pasien

- Pastikan partus set lengkap (1 stengah koher, handscoon, 2 klem tali


pusat, 1 gunting tali pusat, alat heating, dan dele)

- Siapkan paket partus yg harganya Rp. 50.000,- minta ke keluarganya

- Jgn lupa cek2 alat-alat utk sambut bayi, seperti lampin bayi, alat suction
kecil yang manual (bentuknya macam gasing); kalo bayinya ud keluar,
langsung disuction di tempat pake alat itu, lalu lngsung dibawa ke meja
bayi, dilap2, bila gawat pasang O2.

- Sehabis menolong partus.... alat-alat harus dicuci dan ibu harus dalam
keadaan bersih  perhatikan perdarahaan pada 2 jam pertama
- Antar bayi ke peri. Jangan lupa bawa buku serah terima bayi dan bapak
si bayi ke ruang peri.

Jika ada yg mau kuret dan biopsi harus disiapkan...

Jika ada yg mau USG juga harus disiapkan...

Setiap hari harus memfollow up pasien dan ditulis di lembar perjalanan


penyakit oleh dokter. “Ruangan VK TIDAK boleh KOSONG, karena
dokter khaidir kalo mw nelp nda blg2 kecuali saat ronde besar di
nifas”

NB: kalo tempatkan pasien baru, usahakan jgn di VK1 atau VK5,
feng shui-ny krg bgs, pasien suka merepotkan.

2. Ruang Nifas

Pagi – pagi baca dulu laporan bidan. Habis itu tindakan dulu biasanya
banyak yg perlu diambil darahnya untuk cek Hb.

Setelah itu ikut kakak2 bidan tindakan misalnya GV, pasang dan up kateter,
bladder training, pasang dan up infus.

Habis itu baru follow up... dan tulis distatus.

Ruangan juga nda boleh kosong, karna koas terkenal jadi biasa dcari dokter
disuruh visit pasien.

Jika ada VISITE BESAR, hapal pasien (catat) harus tau semuanya. Jangan
sampai barang – barang pasien berserakan saat visite. Status harus disi
lengkap; kalo dr.Tri yg terpenting th wktu vsit laporkan: nama, usia, GPA,
lalu diagnosis obstetri atau ginekologi dan hapal Hb terakhir; harus liat dan
tahu infus dan kateter pasang berapa lama, perlu dilepas tidak; kalo tahu
itu semua, AGAK aman lah. Contoh pasien PEB dengan KPD 10 jam dan
makrosomia, telah di SC, maka bunyi diagnosisnya adalah

Post SC hari ? a/i PEB, KPD 15 jam (potensial infeksi), Makrosomia pada G?
P?A? hamil aterm/posterm inpartu kala 1 fase laten/aktif lama persalinan 5
jam…

NB : Barang2 keluarga pasien yang ada disekitar tempat tidur pasien harus
di rapikan...Jangan sampai terlihat ada yang berantakan pada saat “VISITE
BESAR”.

3. Poli OBSGYN

Setiap senin dan rabu harus ada penyuluhan temanya disesuaikan (minimal
2x seminggu). Periksa pasien baru dan anamnesis.

Jika ada tindakan ikut dan tanya bidannya. Jika dokter ingin melakukan
periksa dalam atau inspekulo kita (biasanya cewek sih) yg harus
menyiapkannya (baringkan pasien dalam posisi litotomi, pasang handscoon
ambil cocor bebek dan lakukan pemeriksaan).

Jika ada papsmear, lakukan dengan bimbingan, siapkan spatula arye dan
kaca objek yang sudah dilabel nama pasien dan alkohol untuk merendam
(atau tanya bidannya).

Jika ada buka jahitan lakukan dengan bimbingan bidannya.

Jika poli udah selesai, cuci alat dan...menunggu ada laporan apa tidak dari
VK atau nipas d RUKO.... he2

4. PERSIAPAN TINDAKAN

1. Persiapan Operasi SC :

1. Minta ijin Tindakan Medis dan Tindakan Anastesi

2. Telp ke perawat anstesi OK IGD untuk memberitahukan ada


operasi, telp ke ruang Perinatalogi untuk memberitahukan ada
opersi , telp ke ruang laboratorium untuk pemeriksaan BT CT.

3. Ambil darah vena, siapkan 3 tempat:

1. Untuk darah rutin

2. Untuk Cross

3. Untuk PMI, siapkan blangko pmi setlah itu


berikan kepada keluarganya

4. Cukur rambut pubis, sebelumnya beritahukan kepada keluarga


harga alat pencukur Rp.5000

5. Pasang kateter dan urin bag, pastikan jangan sampai terlepas

6. Pasang infus tranfusi set.

7. Kalau dr. Khaidir, berikan metronidazole infus guyur, inj.


Cefotaxime 1gr.

8. Siapkan Methergin dan Syntocynon masing-masing 1 ampul, kalo


PEB / eklampsia pake induksin 2 ampul.

9. Tunggu telp dari ok IGD, jika sudah ditelp langsung antar ke ok


IGD

2. Persiapan Kuret :

1. Minta ijin Tindakan Medis dan Tindakan Anastesi


2. Siapkan alat dan bahan kuret : spekulum sims C dan L, cunam
porsio (tenakulum), sonde, dilatator, tampontang, sendok kuret,
abortus tank, comb, kasa betadine dalam mangkok dan kasa2
tanpa betadine, hands coon 2 pasang (1 pasang utk dr, 1 pasang
utk kita sebagai asisten), bugie (hager) jika perlu.

3. Siapkan obat-obat: SA, validex atau valium, methergin; kalo dr.Tri


ditambah Petidin, kalo dr.lain ditambah Tradosik (tramadol).

4. Siapkan spuit 3 cc 2 buah, 5 cc 1 buah, aquadest 1 amp.

5. Pasang wing kalau tidak terpasang infus

6. Baskom berisi klorin 0,5%

7. Baskom yang dilapisi kantong plastik hitam dan bak sampah

8. Lampu pastikan hidup, siapkan tempat duduk dokter; siapkan


tempat duduk kecil diletakkan di bawah dekat kaki pasien utk kita
duduk jd asisten.

9. Siapkan under pad

10.Pas kuret tuh kita pake skot dan handscoon di tangan kanan aja
karena kita duduk Cuma pegang spekulumnya pake 1 tangan
kecuali klo kita yang disuruh melakukan kuretnya. Klo dr.Tri, kita
yang minta untuk melakukannya.

3. Persiapan Biopsi :

1. Minta ijin Tindakan Medis dan Tindakan Anastesi

2. Siapkan alat dan bahan biopsi: spekulum C dan L, cunam biopsi,


tampontang, Tampon, hands coon 2 pasang, kasa bethadine

3. Siapkan lembar PA

4. Baskom berisi klorin

5. Lampu pastikan hiidup, siapkan tempat duduk,

6. Siapkan under pad

7. Botol berisi formalin yang sudah dilabel dengan nama pasien.

4. Persiapan Partus:

1. 1 set alat partus berisi : gunting episiotomi, gunting tali pusat, 2


buah klem tali pusat, handscoon, spuit 3cc berisi syntocynon,
kasa steril
2. 1 set alat heacting berisi : jarum otot dan kulit, neddle holder,
handscoon, benang, lidokain

3. Siapkan baskom berisi air dan klorin, dan sarung tangan lap
pasien

4. Siapkan kantung tempat plasenta

5. Siapkan delle

6. Siapkan lampin

5. TUGAS JAGA

Tugas jaga malam

1. Mengisi status pasien dengan lengkap semua pasien baru yang


masuk ke VK.

2. Mengikuti semua kegiatan kamar operasi obstetric dan ginekologi


pada jam jaga.

3. Menolong semua persalinan .

4. Membantu/dengan seizin dokter dapat melakukan tindakan


obstetri dan ginekologi, misalnya kuret, biopsi, vakum ekstraksi.

5. Menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan untuk


tindakan obstetri.

6. Melaporkan semua pasien baru yang masuk kepada dokter jaga


pada hari yang bersangkutan.

7. Menuliskan semua instruksi dari dokter dilembar SOAP.

8. Jika ada terapi yang diberikan oleh bidan jaga yang tidak sesuai
dengan instruksi dokter atau tidak dilaporkan ke dokter, sifatnya
out of the record (jangan ditulis di SOAP)

9. Kalau dokter jaga tidak mengangkat telepon, JANGAN TULIS “telp.


Dokter jaga tidak diangkat”. Biasanya dokter jaga akan telepon
balik.

10.Membuat laporan jaga terhadap semua pasien baru yang masuk


dari pukul 07.00-07.00 berikutnya.

11.Melihat keadaan pasien di bangsal Nifas, jika ada pasien gawat


segera dilaporkan.

Tugas jaga pagi hari pada tanggal merah


• Tugasnya sama dengan semua tugas jaga malam,hanya ditambah
dengan mengisi follow up SOAP semua pasien di bangsal nifas

6. PENULISAN RESEP

Sekarang koas ga nulis resep lagi.

a. Penulisan resep Pre-Op


Ruang Vk :

R/ Urine Bag No. I

Folley Catheter no 16 No. I

Spuit 10 cc No. I

Transfusi Set No. I

iv Catheter no 16 No. I

Aquadest No. I

RL No. I

Syntocinon inj No. I

Methergine No. I

S. I m. m

Ruang Nifas :

R/ Dulcolax tab. No. II

Dulcolax Supp No. I

Folley Catheter no 16 No. I

Urine Bag No. I

iv Catheter no 18 No. I

Aquadest No. I

Transfusi Set No. I

Spuit 10 cc No. I

Spuit 3 cc No. I

S. i m m
b. Penulisan resep Post-Op
Terapi post-op dr. Khaidir

Ditulis di status :

 Ampisilin inj III  3x1 iv


 Gentamisin 80 mg III  3x1 iv
 Metronidazole infuse / 8 jam
 Ketorolac II  /12 jam iv
 RL II  1 : 1  20 tetes/menit
 D5% I 
 Observasi tanda vital
 Puasa sampai Bising Usus (BU) +
Tulis di Resep :

R/ Ampisilin inj. No. III

Gentamisin 80 mg No. III

Metronidazole infuse No. III

Ketorolac inj. No. III

RL No. II

D5% No. I

Spuit 10 cc No. III

Spuit 3 cc No. III

Aquadest No. I

S. i m m

c. Penulisan resep Pre-Kuret


R/ Wing Needle no… No. I

SA inj. No. I

Valium/Validex inj. No. I

Pethidine inj. No. I

Methergin inj. No. I

Ketorolac inj. No. I

S. i m m

d. Penulisan resep Post-Kuret


Obat oral :
R/ Amoxicillin tab 500 mg No. X

S. 3 d.d tab 1

Kalnex tab. No. X

S. 2 d. d tab 1

Asam mefenamat tab. 500 mg No. X

S. 3 d d . tab 1

Vitamin B-Komp No. X

S. 3 d d . tab 1

e. Penulisan resep Post- Partus


Resep oral post partus di VK = resep oral Post Op di Ruang Nifas

R/ Amoxicillin tab 500 mg No. X

S. 3 d.d tab 1

Asam mefenamat tab. 500 mg No. X

S. 3 d d . tab 1

Vitamin B-Komp No. X

S. 3 d d . tab 1

Vitamin C No. X

S. 3 d d . tab 1

f. Resep lain-lain
Ruang VK :

Meresepkan Cytotex :

R/ Gastrul tab. No. ……

S. i m m

Resep pasien Hiperemesis :

R/ Neurobion inj. No. III

Primperan inj. No. III

Ranitidineinj. No. III

Spuit 3 cc No. III

Spuit 5 cc No. III

S. i m m

Resep sebelum transfusi darah :


R/ Transfusi Set No. I

Iv Catheter no 16 No. I

Dexametasone inj. No. I

Spuit 3 cc No. I

S. i m m

Ruang Nifas :

Resep untuk pasien Meteorismus :

R/ Alinamin inj. No. II

Neurobion inj. No. II

Primperan inj. No. II

*Ranitidine No. II

Prostigmin No. II

Spuit 3 cc No. III

Spuit 5 cc No. III

*Note: resep meteorismus dr. Feery, ranitidin biasanya ulsikur.

Resep obat batuk :

1. (+) dahak :
R/ Bisolvon syr. No. I

S. 3 d d c

OBH syr. 100 ml No. I

S. 3 d d c

Note : bisa diganti dengan Gliseril Guaiacolat (GG)

2. (-) dahak / kering:


R/ DMP syr. 60 ml No. I

S3ddc

Resep lainnya :

R/ Lynoral tab. 0,05 mg No. ....

S. i m m

Created by : Group C

Anda mungkin juga menyukai