Buku Penuntun Koass Bagian Obgyn
Buku Penuntun Koass Bagian Obgyn
1. NYANYIAN LAPORAN
O : - Status Generalis : TD =
N =
RR =
T =
- Status Obstetrikus :
- perineum menonjol/meregang
- vulva-vagina & sfingter ani membuka
- dilakukan perlindungan perineum dengan tangan kanan
dengan ibu jari dan 4 jari tangan tsb dilipat paha pada
kedua sisi perineum
- dengan tangan kiri dilakukan tekanan lembut pada kepala
bayi dari atas dan dibiarkan kepala bayi keluar secara
bertahap dibawah kontrol tangan
- berturut-turut lahir : uub, dahi, muka, dagu dan seluruh
kepala. Tali pusat diperiksa . muka bayi di usap dengan
kain untuk membersihkan mulut & hidung bayi dari lendir
dan darah. kepala mengadakan paksi luar
- dengan pegangan biparietal dan tarikan kebawah dan
keatas lahir bahu depan dan belakang
- dengan kaitan pada ketiak, dilahirkan trochanter depan,
belakang, bokong dan seluruh kaki.
- Bayi dibaringkan diatas kain atau handuk diperut ibu,
dikeringkan.
- tali pusat diklem (dengan 2 buah klem) pada jarak 2-3
cm dari pangkal pusat bayi (jarak kedua klem ±1 cm).
Usapkan antiseptik/betadine, kemudian tali pusat
dipotong diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari
gunting dengan tangan kiri ujung tali pusat diikat
dengan benang
- lahir bayi : perempuan, BB : 3,2 kg, PB: 45 cm, AS : 8/9
- dilakukan peregangan tali pusat
- klem tali pusat dipindahkan sekitar 5-10 cm dari vulva
- tangan di letakkan pada abdomen ibu tepat di atas tulang
simfisis pubis untuk meraba kontraksi dan menahan
uterus saat melakukan perengangan. Saat kontraksi tali
pusat ditegangkan kemudian tangan di abdomen
menekan korpus uteri ke arah dorso-kranial (kebelakang
dan atas) hingga plasenta lepas dari implantasinya
- setelah plasenta lepas, ibu disuruh meneran hingga
plasenta terdorong ke introitus vagina. Tali pusat tetap
ditegangkan, dengan kedua tangan plasenta dipegang
dengan hati-hati, plasenta diputar hingga selaput terpilin
- dilakukan penarikan secara lembut dan perlahan untuk
mengeluarkan selaput ketuban
- ajari ibu cara masase fundus uteri
-
A : post partus spontan fisiologis pada
primi/sekundi/multigravida
P :
- observasi perdarahan
2. Laporan Operasi
a. SCK
− Pasien terlentang di meja operasi
− Dilakukan a/antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya dengan
alkohol dan betadien
− Buat insisi midline 1 jari diatas simfisis sampai 2 jari di wah pusat
− Insisi diperdalam sampai ke fasia secara tumpul
− Fasie dibuka dengan gunting, diperlebar ke kaudal dan ke kranial
secara tumpul
− Otot dipisahkan secara tumpul ke kiri dan ke kanan.
− Peritoneum parietal di buka.
− Plica retrouterina di buka sampai menembus uterus.
− Buat insisi semilunar pada segmen bawah rahim, sampai menembus
amnion.
− Bayi dilahirkan dengan cara melksir kepala bayi, bayi lk2/pr?, PB?,
BB?AS?
− Plasenta dilahirkan perabdominal, lengkap/tidak?
− Uterus dijahit jelujur terkunci dengan polisof no.1
− Kontrol perdarahan negatif.
− Peritoneum parietal di jahit jelujur terkunci dengan benang plan 1.0
− Otot-otot di dekatkan.
− Fasie dijahir jelujur terkenci dengan benang polisof no.1
− Subkutis dijahit satu-satu dengan benang plan 1.0
− Kutis dijahit satu-satu dengan benang silk black no.1
− Perdarahan ...cc (biasanya sih 600cc)
− Keadaan ibu S/S/S operasi baik. (sebelum/selama/sesudah)
b. Sectio Caesarean Trans Peritoneal (versi dr.Khaidir)
• Pasien dibaringkan di meja operasi.
• Dilakukan a/antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya dengan
alkohol dan betadien
• Ditutupkan duk steril
• Dilakukan insisi pada pfanenstil 1 cm di atas simfisis sampai tampak
fascia
• Fascia diperlebar dengan gunting ke arah kranial dan kaudal
• Otot-otot dipisahkan secara tumpul ke kanan dan kiri, kemudian
peritoneum paritel dibuka.
• Plika vesikouterina dipisahkan lalu diinsisi berbentuk semilunar dan
disisihkan ke kaudal
• Segmen bawah rahim diinsisi berbentuk semilunar kemudian
diperdalam dan diperlebar secara tumpul
• Janin dilahirkan dengan cara meliksir kepala janin; bayi lk/pr, BB, PB,
A/S.
• Plasenta dilahirkan perabdominal lengkap.
• Segmen bawah rahim dijahit jelujur terkunci dengan Chromic II satu
lapis.
• Plika vesikouterina dijahit jelujur terkunci dengan plain 2.0
• Dilakukan penjahitan otot untuk menghentikan perdarahan aktif
• Kontrol perdarahan negatif
• Peritoneum parietal dijahit jelujur terkunci dengan plain 2.0
• Otot dijahit satu-satu dengan plan 2.0
• Fascia dijahit jelujur dengan fascia II
• Subkutis dijahit subkutikuler dengan chromic III
• Operasi selesai dikerjakan
• Perdarahan terkontrol sekitar 700 cc
• Keadaan pasien sebelum, selama, dan setelah operasi: baik
c. laporan kuret
− kandung kencing dikosongkan
− pasien dalam posisi litotomi
− lakukan pemeriksaan dalam, tentukan posisi uterus, antefleksi atau
retrofleksi
− suntikan SA,,,mg, lalu suntikan pethidin...mg, suntikan ...mg valium.
− Pasang inspekulo sims.
− Masukkan sonde kuret sesuai posisi uterus, kemudian tentukan
kedalaman uterus.
− Masukkan sendok kuret yang sesuai, kemuidan lakukan pengerokan
sesuia arah jam.
− Bila sudah terdengar bunyi kruk-kruk sudah menandakan bersih.
− Jaringan yang keluar berapa ...cc. dan darah yang keluar sekitar..cc.
− Suntikan methergin 0,2 mg iv.
− Kuret selesai.
3. FORMAT LAPORAN
Jika laporan kasus dengan dr. KA, dr. HTJ, dan dr. SL, format laporannya
seperti buat laporan kasus seperti biasa (BAB I pendahuluan, BAB II tinjauan
pustaka, BAB III penyajian kasus, BAB IV pembahasan). Jika laporan dengan
dr.TW, maka format laporannya adalah
• Penyajian kasus
2. Koas jaga
4. Obstetri
Bayi laki-laki, lahir hidup, tunggal, BB 3200 gr, PB 48 cm, A/S 7/8,
ketuban putih keruh, kelainan (-), anus (+). Plasenta lahir tidak
lengkap, dilakukan eksplorasi kavum uteri secara manual (manual
plasenta) plasenta lahir lengkap.
Bayi laki-laki, lahir hidup, kembar, BB 2500 gr, PB 48 cm, A/S 5/8,
ketuban hijau lumpur, kelainan caput, anus (+). Plasenta lahir
spontan lengkap.
d. Operasi
5. Ginekologi
a. Kuretase
b. Lain-lain
Rencana : SC
4. TUGAS DI RUANGAN
1. Ruang Bersalin
Satu kelompok harus punya alat- alat buat periksa pasien (minimal meteran
dan lenec).
Jika pasien datang maka harus terlebih dahulu dianamnesis sesuai yang ada
d status, tapi jika pasien ibu hamil datang dalam keadaan gawat, maka
yang terlebih dahulu dilakukan adalah pemeriksaan DJJ dan tanda vital ibu
(pastikan DJJnx masih ada, jangan sampai DJJ hilang di tangan koas karna
akan berakibat fatal, untuk antisipasi yg gawat, djj dicek stiap 15 menit
sekali).(jika baru masuk obsgyn minta bimbing bidan jaga terlebih dahulu).
Setiap pasien harus ada koas yang bertanggung jawab sampai dia
keluar dari ruangan.
Jika telah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, jika pasien dalam
keadaan gawat kita harus melaporkan keadaan pasiennya ke dokter obsgyn
yg jaga pada hari itu tetapi terlebih dahulu bilang bidannya pasiennya mau
dilapor.
Selain itu, tugas koas adalah meminta Ijin Tindakan Medis (ITM) jika pasien
ingin operasi, kuret, biopsy, induksi persalinan, manual plasenta, vakum
ekstraksi, forcep dan sterilisasi (MOW).
Jika ada pasien yg ingin operasi harus ada koas yang ikut sebagai asisten
tetapi sebelumnya pasien harus sudah disiapkan diruangan. Persiapan itu
terdiri dari :
- Cukur (kalau nda tau tanya dulu bidannx apa yg dicukur; hampir selalu
adik akbid/akper yg cukur asal dia FEMALE)
- Telpon OK dan ruangan peri kalau ada SC (seksio); biasanya sih bidan yg
telp.
- Jika ibu dalam keadaan inpartu, siapkan 2 baskom berisi air biasa dan air
klorin di bawah pasien
- Jgn lupa cek2 alat-alat utk sambut bayi, seperti lampin bayi, alat suction
kecil yang manual (bentuknya macam gasing); kalo bayinya ud keluar,
langsung disuction di tempat pake alat itu, lalu lngsung dibawa ke meja
bayi, dilap2, bila gawat pasang O2.
- Sehabis menolong partus.... alat-alat harus dicuci dan ibu harus dalam
keadaan bersih perhatikan perdarahaan pada 2 jam pertama
- Antar bayi ke peri. Jangan lupa bawa buku serah terima bayi dan bapak
si bayi ke ruang peri.
NB: kalo tempatkan pasien baru, usahakan jgn di VK1 atau VK5,
feng shui-ny krg bgs, pasien suka merepotkan.
2. Ruang Nifas
Pagi – pagi baca dulu laporan bidan. Habis itu tindakan dulu biasanya
banyak yg perlu diambil darahnya untuk cek Hb.
Setelah itu ikut kakak2 bidan tindakan misalnya GV, pasang dan up kateter,
bladder training, pasang dan up infus.
Ruangan juga nda boleh kosong, karna koas terkenal jadi biasa dcari dokter
disuruh visit pasien.
Jika ada VISITE BESAR, hapal pasien (catat) harus tau semuanya. Jangan
sampai barang – barang pasien berserakan saat visite. Status harus disi
lengkap; kalo dr.Tri yg terpenting th wktu vsit laporkan: nama, usia, GPA,
lalu diagnosis obstetri atau ginekologi dan hapal Hb terakhir; harus liat dan
tahu infus dan kateter pasang berapa lama, perlu dilepas tidak; kalo tahu
itu semua, AGAK aman lah. Contoh pasien PEB dengan KPD 10 jam dan
makrosomia, telah di SC, maka bunyi diagnosisnya adalah
Post SC hari ? a/i PEB, KPD 15 jam (potensial infeksi), Makrosomia pada G?
P?A? hamil aterm/posterm inpartu kala 1 fase laten/aktif lama persalinan 5
jam…
NB : Barang2 keluarga pasien yang ada disekitar tempat tidur pasien harus
di rapikan...Jangan sampai terlihat ada yang berantakan pada saat “VISITE
BESAR”.
3. Poli OBSGYN
Setiap senin dan rabu harus ada penyuluhan temanya disesuaikan (minimal
2x seminggu). Periksa pasien baru dan anamnesis.
Jika ada tindakan ikut dan tanya bidannya. Jika dokter ingin melakukan
periksa dalam atau inspekulo kita (biasanya cewek sih) yg harus
menyiapkannya (baringkan pasien dalam posisi litotomi, pasang handscoon
ambil cocor bebek dan lakukan pemeriksaan).
Jika ada papsmear, lakukan dengan bimbingan, siapkan spatula arye dan
kaca objek yang sudah dilabel nama pasien dan alkohol untuk merendam
(atau tanya bidannya).
Jika poli udah selesai, cuci alat dan...menunggu ada laporan apa tidak dari
VK atau nipas d RUKO.... he2
4. PERSIAPAN TINDAKAN
1. Persiapan Operasi SC :
2. Untuk Cross
2. Persiapan Kuret :
10.Pas kuret tuh kita pake skot dan handscoon di tangan kanan aja
karena kita duduk Cuma pegang spekulumnya pake 1 tangan
kecuali klo kita yang disuruh melakukan kuretnya. Klo dr.Tri, kita
yang minta untuk melakukannya.
3. Persiapan Biopsi :
3. Siapkan lembar PA
4. Persiapan Partus:
3. Siapkan baskom berisi air dan klorin, dan sarung tangan lap
pasien
5. Siapkan delle
6. Siapkan lampin
5. TUGAS JAGA
8. Jika ada terapi yang diberikan oleh bidan jaga yang tidak sesuai
dengan instruksi dokter atau tidak dilaporkan ke dokter, sifatnya
out of the record (jangan ditulis di SOAP)
6. PENULISAN RESEP
Spuit 10 cc No. I
iv Catheter no 16 No. I
Aquadest No. I
RL No. I
Methergine No. I
S. I m. m
Ruang Nifas :
iv Catheter no 18 No. I
Aquadest No. I
Spuit 10 cc No. I
Spuit 3 cc No. I
S. i m m
b. Penulisan resep Post-Op
Terapi post-op dr. Khaidir
Ditulis di status :
RL No. II
D5% No. I
Aquadest No. I
S. i m m
SA inj. No. I
S. i m m
S. 3 d.d tab 1
S. 2 d. d tab 1
S. 3 d d . tab 1
S. 3 d d . tab 1
S. 3 d.d tab 1
S. 3 d d . tab 1
S. 3 d d . tab 1
Vitamin C No. X
S. 3 d d . tab 1
f. Resep lain-lain
Ruang VK :
Meresepkan Cytotex :
S. i m m
S. i m m
Iv Catheter no 16 No. I
Spuit 3 cc No. I
S. i m m
Ruang Nifas :
*Ranitidine No. II
Prostigmin No. II
1. (+) dahak :
R/ Bisolvon syr. No. I
S. 3 d d c
S. 3 d d c
S3ddc
Resep lainnya :
S. i m m
Created by : Group C