BAB I Buku Puisi
BAB I Buku Puisi
PENDAHULUAN
Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Hal itu, terbukti
dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi, cerpen, dan drama.
Semua itu merupakan hasil karya sastra yang diciptakan oleh pengarang
(penciptanya). Pengarang dalam menghasilkan sebuah karya sastra merupakan
salah satu wujud kemajuan perkembangan dunia sastra di Indonesia. Kemajuan ini
merupakan bukti bahwa di Indonesia saat ini banyak sekali para pencinta karya
sastra. Sastra merupakan bentuk kegiatan yang menghasilkan sebuah karya sastra
yang memiliki nilai-nilai keindahan yang mencerminkan kenytaan mengenai sosial
atau masyarakat. Sastra merupakan gambaran dari kehidupan manusia yang
didalamnya mempunyai sifat, tingkah laku, pemikiran, pengetahuan, dan imajinasi
mengenai manusia itu sendiri.
Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun
nonlisan (tulisan) yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan
memiliki nilai keindahan. Karya sastra merupakan hasil kreasi satrawaan dan
seseorang yang membuat puisi tetapi bukan sastrawan dapat disebut dengan
penyair, karena sebuah karangan puisi sangat banyak macam nya tidak selalu
mementingkan barisan bait yang memiliki diksi sulit dipahami, dengan
menggunkan barisan yang bermakna dan indah merupakan perwujudan dari
seorang penulis puisi melalui kontemplasi dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
dalam kehidupan itu beranekaragam baik yang mengandung aspek sosial, budaya,
politik, ekonomi, kemanusiaan, keagamaan, moral maupun jender.
Maka diperlukan media pengantar puisi, agar puisi dapat lebih mudah dipahami
saat mengartikan dari tiap baris puisi. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui
sebuah visual bergambar akan menambah minat baca bagi seseorang yang tidak
terlalu menyukai puisi. Fotografi pada perancangan media buku puisi ‘Surat Kopi’
karya Joko Pinurbo akan membuat pembaca ikut mengalir dalam tiap bait puisi
yang dibacakan menyentuh, merasakan, memahami dan mengerti.
Puisi memiliki unsur yang terbagi dua yaitu, struktur batin dan fisik:
tema, feeling, nada, tujuan lalu struktur fisik perwajahan puisi, diksi, imaji, data
konkret, gaya bahasa, rima. Puisi sendiri memiliki tiga bagian antara lain, puisi
lama, puisi baru dan kontemporer.
Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini
mengingat hakikatnya sebagai karya seni selalu terjadi ketegangan antara konvensi
dan inovasi. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan
konsep estetiknya (Riffaterre via Pradopo, 2005:3). Sehingga, sangatlah sulit untuk
membatasi pengertian puisi karena adanya perbedaan pendapat dan konsep dari
setiap orang. Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif dari manusia,
maka yang pertama kali diperoleh saat pembaca membaca puisi adalah pengalaman.
Sehingga, semakin banyak membaca serta menikmati puisi, maka semakin banyak
pula pengalaman yang diperoleh dan dinikmatinya (Tarigan, 1989:8).
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penyusunan karya tugas akhir ini, ada beberapa pembatasan masalah dan
pembahasan utama, yaitu:
1. Proses pembuatan desain media buku puisi surat kopi karya joko pinurbo.
2. Penggunakan prinsip dan elemen desain yang digunakan dalam pembuatan
desain media buku puisi surat kopi surat kopi karya joko pinurbo.
3. Perancangan media buku puisi surat kopi karya joko pinurbo untuk
memudahkan para pembaca puisi dalam menelaah kata yang ada.
Tujuan pembahasan pada karya tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat dan merancang media promosi pada buku puisi surat kopi karya
joko pinurbo.
2. Menjelaskan prinsip dan elemen – elemen desain yang digunakan dalam
pembuatan desain media promosi pada buku puisi surat kopi karya joko
pinurbo.
3. Menjelaskan media promosi yang digunakan pada buku puisi surat kopi
karya joko pinurbo meliputi poster, banner, kartu nama, brosur,
merchandise.
Dalam penyusunan karya tugas akhir perancangan desain media buku puisi
surat kopi karya joko pinurbo ini, Menggunakan metode penulisan yaitu secara
deskriptif atau menjelaskan. Pembuatan tugas akhir inin dilakukan dengan
penulisan dalam bentuk narasi dan menjelaskan mengenai beberapa teori, data dan
informasi yang sudah didapatkan.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan karya tugas akhir perancangan desain media buku puisi
surat kopi karya joko pinurbo ini, menggunakan beberapa metode pengumpulan
data. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui wawancara,
observasi, kuisioner dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan cara yang dilakukan untuk melakukan penelitian
dengan melakukan penelitian secara langsung ke perusahaan, dengan
meilihat keadaan fisik perusahaan dan perilaku yang terdapat di perusahaan
dan perilaku yang terdapat di perusahaaan. Observasi ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap media buku puisi yang sudah ada pada
puisi surat kopi karya joko pinurbo maupun terhadap media buku puisi yang
digunakan pada perusahaan lain sebagai kompetitornya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan tanya
jawab secara langsung dengan pemilik buku puisi surat kopi karya joko
pinurbo, karyawan buku, beberapa pelanggan buku dan kompetitor.
3. Kuisioner
Kuisioner merupakan penelitian yang dilakukan dengan menyebar
beberapa kuisioner melalui google form kepada beberapa konsumen dan
perusahaan pencetak buku dari buku puisi surat kopi karya joko pinurbo.
Kuesioner ini dilakukan untuk mendukung data – data yang ada.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengambil gambar perusahaan, dan mencari media promosi yang sudah ada
berkaitan dengan permasalahan yang dialami oleh buku puisi surat kopi
karya joko pinurbo.
5. Studi kepustakaan
Metode penelitian dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
mengutip data serta informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya
tugas akhir, melalui beberapa sumber refrensi berupa buku, jurnal, dan
beberapa makalah yang berkaitan dengan permasalahan melalui internet.
Dalam menyusun tugas akhir yang berjudul desain buku puisi “Surat Kopi”
karya Joko pinurbo, menggunakan sistematika yang baik agar pembahasan dan
penyajian materi lebih mudah untuk dipahami. Sistematika penulisan ditulis dengan
susunan penulisan sebagai berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai pendahuluan dari skirpsi tugas akhir desain
buku puisi “Surat Kopi” karya Joko Pinurbo pada bab ini membahas tema
“fotografi” buku puisi mengenai latar belakang, ruang lingkup pembahasan,
tujuan pembahasan, metode penulisan, metode pengumpulan data, serta
sistematika penulisan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
4. BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi mengenai pembahasan, visualisasi dari konsep
perancangan buku puisi “Surat Kopi” karya Joko Pinurbo yang berisi
Creative brief, mindmapping, sketsa kasar, sketsa halus dengan tahapan
selanjutnya adalah eksekusi desain yang dijelaskan juga mengenai elemen
dan prinsip desain yang digunakan. Eksekusi desain dibuat sebanyak tiga
alternatif dan dijelaskan salah satu desain terpilih dengan alasan pemilihan
desain tersebut akan dibandingkan dengan dua desain yang tidak terpilih.
5. BAB V TERTUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil dari perancangan desain
buku puisi ”Surat Kopi” karya Joko Pinurbo dan berisi mengenai saran dan
kesimpulan dari skripsi tugas akhir yang telah disusun.
BAB II
LANDASAN TEORI
Fotografi lebih dari sekedar sebuah saran ide komunikasi faktual. Fotografi adalah
sebuah seni kreatif. Fotografi sebagai media berekspresi dan komunikasi yang kuat,
menawarkan berbagai persepsi, interpretasi dan eksekusi yang tak terbatas. (Ansel
Adams, 1976)
Fotografi adalah sebuah seni observasi. Ini tentang menemukan suatu hal yang
menyenangkan di tempat biasa.(Elliot Erwitt, 1968)
Fotografi adalah media komunikasi dan alat dialog, fotografi juga dapat dilihat
secara fungsi, fotografi berfungsi secara dokumentatif, informatif, dan bagian dari
seni (art). (Yudhi Soerjoatmodjo, 2011)
Fotografi dalam perkembangan secara lebih lanjut tidak hanya berguna sebagai
sarana pedukung cerita, tetapi juga dapat menghiasi ruang kosong, misal pada
majalah, koran, dan brosur.
2.2 PengertianPuisi
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poites, yang artinya
membangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa latin dari kata poeta, yang
artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan menyair. Dalam
perkembangan selanjutnya, maka kata tersebut menyempit menjadi hasil seni
sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan
irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Sitomorang, 1983:10).
Puisi adalah susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai untuk menimbulkan
efek dan daya sentuh, tentunya dengan maksud yang lebih luas. Kata-kata atau
lebih luas lagi bahasa, sesungguhnya memiliki kekuatan- kekuatan, daya pukau,
dan daya sentuh yang luar biasa. Kekuatan-kekuatan inilah yang dieksplorasi
penyair untuk mengungkapkan maksud dan gagasannya agar dapat menyentuh
perasaan, imajinasi, dan pikiran pembacanya. Dengan pemilihan kata-kata,
dengan penggunaan majas, dengan eksplorasi bunyi, dengan penggambaran -
penggambaran yang seolah bisa diindera pembaca, dengan susunan struktur dan
kata-kata yang menimbulkan irama dan tempo yang dikehendaki, dan dengan
berbagai potensi-potensi atau kekuatan-kekuatan bahasa lainnya. Puisi merupakan
hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan(Aisyah, 2007:2).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kosasih (2012: 97), puisi adalah bentuk
karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan
sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam
karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi
disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam
puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa
yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah
kata-kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Puisisalah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan
isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang dituangkan dengan
memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif, dan imajinatif. Secara
bebas dapat dikatakan bahwa puisi adalah karangan yang singkat, padat, pekat
(Suroto,1989:40).
Puisi merupakan karya sastra yang terikat ketentuan atau syarat tertentu dan
pengungkapannya tidak terperinci, tidak mendetail atau tidak meluas. Isinya tidak
sampai pada hal-hal yang kecil dan tidak sejelas karya sastra berbentuk prosa.
Karya sastra puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan hal-hal
yang pokok dan pengungkapannya dengan cara pengonsentrasian, pemusatan dan
pemadatan. Pengonsentrasian, pemusatan, dan pemadatan dari segi isi maupun
dari segi bahasa.Dari segi isi, pemusatan yaitu pengungkapan berpusat pada
masalah yang pokok saja. Pemadatannya yaitu bentuk yang berupa larik-larik
tetapi dapat mencakup peristiwa yang sangat luas dan sangat mendalam.
Sedangkan, pengonsentrasiannya yaitu peristiwa tidak langsung
diungkap kan tetapi adanya pemilihan kembali pada peristiwa yang akan
diungkapkan. Dari segi bahasa terdapat pula penghematan, pemadatan, dan
pengonsentrasian serta pemusatan. Penghematan bahasa dalam arti penggunaan
kata yang sangat mendukung atau sangat tepat untuk digunakan. Pemadatan
bahasa dalam arti penggunaan kata tertentu dan terbatas dapat mewakili peristiwa
yang luas dan mendalam. Sedangkan, pengonsentrasian dan pemusatan bahasa
adalah adanya pertimbangan yang sangat masuk dalam menggunakan atau
memilih kata (Zainuddin, 1991:100)
1. B. Jassin
Menurut H. B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang
diucapkan dengan sebuah perasaan yang didalamnya mengandung suatu
fikiran-fikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
2. Herman Waluyo
Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik
dan struktur batinnya.
3. Sumardi
Menurut Sumardi, pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan
kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).
4. Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, pengertian puisi adalah suatu ekpresi
yang kongkret dan bersifat artistik dari sebuah pikiran manusia dalam
bahasa emosional dan berirama.
5. James Reevas
Menurut James Reevas, pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya
dan penuh daya pikat.
Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat
cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan
bunyinya, maupunhubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan
baitnya.Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting dalam puisi. Katakata
dalam puisi bersifat konotatif dan ada pula kata-kata yang berlambang.
Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih
hendaknya bersifat puitis, yang memunyai efek keindahan, bunyinya harus
indah dan memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya (Waluyo,
1987:106).
1 . Kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah
mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,
imajinasi, dan sebagainya. Kata-kata dalam puisi banyak
menggunakan makna konotatif atau kiasan terkadang ada yang merupakan
suatu perbandingan.
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti lambang, tanda, ataupun kata
yang menyatakan maksud tertentu, sering digunakan penyair dalam puisinya
contoh, puisi SURAT KOPI didalamnnya terdapat lambang-lambang itu,
misalnya dinyatakan dengan kata surat dan cinta. Surat merupakan
perlambangan bagi „komunikasi‟ atau „pesan‟. Sementara itu, cinta
bermakna „keindahan‟.
b.Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan
kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah:
1. mendengar suara (imajinasi auditif)
c. Kata Konkret
Cara yang digunakan oleh setiap penyair berbeda dari cara yang digunakan
oleh penyair lainnya. Pengonkretan kata ini erat hubungannya dengan
pengimajian, pelambangan dan pengiasan. Ketiga hal itu juga memanfaatkan
gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf,
namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir ke
tepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi
belum tentu terpenuhi tulisan, hal ini tidak berlaku untuk tulisan berbentuk
prosa. Baris-baris prosa dapat saja disusun seperti tipografi puisi, namun
makna prosa tersebut akan berubah menjadi lebih kaya, jika prosa itu
ditafsirkan sebagai puisi. Sebaliknya, jika tetap menafsirkan puisi sebagai
prosa, tipografi tersebut tidak berlaku. Cara sebuah teks ditulis sebagai lariklarik
yang khas menciptakan makna tambahan yang diperkuat oleh penyajian
tipografi puisi. Dalam puisi-puisi kontemporer seperti karya-karya Sutardji
Calzoum Bachri, tipografi itu dipandang begitu penting sehingga menggeser
kedudukan makna kata-kata.
2.2.4 Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau
nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari
beberapa macam, yaitu:
4. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan
atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta,
kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif
disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora,
simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks.
Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku
kata dl setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng pembagian suku
kata yg ditentukan oleh golongan sintaksis.
2. Rasa (feeling)
Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama,
jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan
tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi
saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis
dan psikologisnya.
3. Nada (tone)
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
4. Amanat/tujuan/maksud (itention)
Amanat adalah gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin
disampaikan pengarang kpd pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak,
ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa
dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.
http://eprints.ums.ac.id/29876/3/BAB_I.pdf
1. Sequence
2. Emphasis
3. Balance