Anda di halaman 1dari 10

BAB 7

Nama:
1. Sakinah Hisyam NIM:
2. Saras Oktavia NIM:
3. Siti Khairuzia L. NIM:
Soal dan Jawaban.
1.

Jawaban:
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial. Tidak ada orang yang dapat hidup
sendiri, melainkan butuh untuk hidup bersama dengan orang lain. Dalam kebersamaan
terdapat interaksi beragam dan berimplikasi terhadap seluruh aspek kehidupan. Allah swt.
mendorong manusia agar saling mengenal, membantu, bersinergi, hidup bersama kendati
berlainan suku, agama, ras, antargolongan, maupun ideologi. Dari interaksi yang terjalin dan
latar belakang golongan yang mendasari, perbedaan tentu tidak dapat dihindari. Dibutuhkan
toleransi, saling menghargai, mengerti, memahami, dan terbuka. Namun, belakangan sikap
toleransi semakin tercederai. Indikasi-indikasi masyarakat intoleran karena menguatnya
fanatisme terhadap diri sendiri. Fanatisme sewajarnya merupakan sikap yang lazim karena
dapat melahirkan jiwa korsa terhadap kelompok. Namun apabila dipraktikkan secara
berlebihan dan tidak pada tempatnya, maka dapat berimplikasi buruk terhadap kerukunan
dan kedamaian.
Dalam konteks masyarakat multicultural, fanatisme berlebihan menjadi sesuatu yang
membahayakan. Berlebihan menjadi sesuatu yang membahayakan. Maka, paradigma
multikulturalisme harus diterapkan di tengah menguatnya intoleransi.
Pertama, perbedaan harus dapat mempersatukan dan dirayakan. Apabila muncul suatu
perbedaan yang menimbulkan perselisihan, berhentilah agar tidak muncul masalah yang
lebih besar. Dalam konteks keindonesiaan, perbedaan dapat disatukan melalui kebinekaan.
Dalam Bahasa Emha Ainun Najib (2016), bhinneka harus ditunggalika-kan (perbedaan harus
disatukan). Pandangan pluralis inilah yang sesungguhnya tercermin dalam Bahasa
Indonesia.
Kedua, berusaha memilih pendapat yang moderat namun dengan tidak menyalahkan
pendapat lain.
Ketiga, menjauhi sikap mengklaim kebenaran secara sepihak. Gunakan waktu untuk
menebar perdamaian dan kerukunan.
Keempat, tolong menolong dalam masalah yang disepakati dan saling toleran dalam
masalah yang diperdebatkan.
Toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Perbedaan sendiri merupakan
keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Quraish Shihab menegaskan bahwa tanpa toleransi,
hidup akan terganggu.

2.

Jawaban:

3.
Jawaban:
NU dan Muhammadiyah sama-sama merupakan organisasi masyarakat yang bergerak
pada bidang keagamaan lebih tepatnya sebuah organisasi masyarakat agama Islam yang ada
di Indonesia. Kedua organisasi ini adalah organisasi Islam yang ada di beberapa tempat
khususnya di kota-kota besar. Seringkali kita mendapatkan atau meliha diberbagai media
terjadinya perbedaan prinsip serta tata cara kedua ormas ini dalam melakukan ibadah.
Namun sebenarnya keduanya sama-sama menerapkan ajaran Islam yang benar. Banyak
orang yang tidak mengerti perbedaan NU dan Muhammadiyah. Maka dari itu disini saya
akan menjelaskan tentang perbedaan NU dan Muhammadiyah, namun sebelum menjelaskan,
alangkah baiknya kalau kita mengetahui sejarah berdinya kedua organisasi masyarakat ini.

Pendiri Muhammadiyah ialah K.H. Ahmad Dahlan, organisasi ini didirkan pada
tanggal 18 November tahun1912 di Yogyakarta. Awalnya organisasi Muhammadiyah
didirikan dengan tujuan memberikan dukungan pada upaya pemurnian ajaran Islam yang
pada saat itu identik dengan hal – hal mistik. Awalnya Muhammadiyah hanya ada di di
daerah-daerah karesidenan, seperti Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Namun, saat ini
persebarannya ada di berbagai daerah.

Sedangkan NU didirikan pada tanggal 31 Januari tahun 1926 di Surabaya oleh K.H.
Hasyim Asy'ari. awalnya NU hanya bergerak pada bidang- bidang tertentu seperti sosial,
pendidikan dan ekonomi.

Perbedaan NU dan Muhammadiyah terletak pada hal dalam menyikapi sebuah


masalah yang terjadi didalam kehidupan. Muhammadiyah akan melihat terlebih dahulu
apakah pada Al-Quran ada dalil yang membahas mengenai persoalan yang muncul atau
tidak. Jika di dalam Al-Quran tidak ada dalil yang membahas mengenai persoalan tersebut,
maka Muhammadiyah akan mengkaji mengenai persoalan tersebut sesuai dengan pemikiran
dan melihat dalil – dalil yang masih ada kaitannya dengan persoalan tersebut . Sedangkan,
NU akan dikaji setiap masalah yang terjadi terlebih dahulu, setelah itu melihat dalil-dalil
tekait yang ada didalam Al-Quran
Ada banyak sebab yang yang menjadi latar belakang berdirinya organisasi masyarakat
NU. Salah satunya adalah perkembangan serta pembaharuan dari pemikiran Islam yang
mengingikan pelarangan amaliah dari kaum Sunni, agar umat Islam di Indonesia dapat
kembali pada ajaran Islam yang sesungguhnya.

Paham yang dianut oleh oraganisasi masyarakat NU ialah Ahlussunah waljama'ah,


yang merupakan suatu pola pikir yang dipilih untuk menjadi jalan tengah antara rasionalis
dengan skripturalis. Maka dari itu oragnisasi masyarakat Nu bersumber tidak hanya melihat
dari al-Qur'an dan sunnah saja, akan tetapi juga bersumber dengan menggunakan akal
realitas yang empirik. Selain itu oragnisasi masyarakat NU ini juga bersumber pada ilmu
fiqih yang cenderung mengikuti dan melihat mazhab imam Syafi'i namun tetap mengakui
adanya tiga madzhab lainnya, seperti madzhab imam Hanafi, madzhab imam Maliki, dan
madzhab imam Hanbali. Sementara pada ilmu tasawuf, NU menggunakan metode Al-
Ghazali serta Junaid Al-Baghdadi.

4.

Jawaban:

5.
Jawaban:
Ukhuwah Islamiah (persaudaraan keislaman) ialah persaudaraan yang juga dibangun
Nabi Muhammad SAW di Madinah, yakni persaudaraan orang-orang yang sama-sama
tunduk di bawah garis kebijakan Alquran dan hadis. Dasar persaudaraan ini bisa ditemukan
dalam banyak ayat dan hadis, antara lain yang sangat populer, “Dan berpegang teguhlah
kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah
nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah)
menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara.” (QS Ali Imran/3:103).

Dalam hadist sahih juga ditegaskan, “Sesungguhnya perumpaan seorang mukmin


dengan mukmin lainnya laksana bangunan kukuh, yang saling menguatkan satu dengan
lainnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Dasar untuk mencapai ukhuwah islamiah sejati tentu
rasa cinta satu sama lain secara tulus, sebagaimana ditekankan Nabi dalam hadis sahih,
“Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan belum sempurna keimanan kalian
hingga kalian saling mencintai...” (HR Muslim).

Ukhuwah islamiah sering kali juga dijadikan rujukan ayat Alquran, “Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara kalian, dan
bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS al-
Hujurat/49:10).

Jumhur ulama mengatakan yang dimaksud kata al-mu’minun dalam ayat di atas ialah
orang-orang Islam, yang mengimani Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dam
Mahakuasa meskipun ada juga ulama mengatakan kata al-mu’minun dalam ayat itu
menunjuk kepada orang-orang yang memiliki keimanan kepada Tuhan. Soal imannya benar
atau sesat atau setengah sesat, itu urusannya dengan Allah SWT dan tentunya bagian dari
garapan para mubalig untuk membenarkan keimanan mereka dengan cara-cara yang
dituntunkan Allah SWT.

Sebagai sesama umat Islam, segala bentuk usaha yang bisa menyebabkan perpecahan
harus dihindari. Salah satunya ialah fitnah dan dan kecurigaan satu sama lain. Nabi
menegaskan, “Jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah pembicaraan yang
paling dusta.” (HR Bukhari).

Dalam redaksi lain dikatakan, “Jauhilah prasangka karena prasangka itu ucapan yang
paling dusta. Janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, juga janganlah saling mendengki,
membenci, atau memusuhi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR
Bukhari).

Dalam ayat Alquran juga diperingatkan, "Hai orang-orang yang beriman janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-
olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang lalim." (QS al-Hujurat/49:11).
Penegakan ukhuwah islamiah tidak mesti dipertentangkan dengan konsep ukhuwah
imaniyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah karena ukhuwah-ukhuwah
tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan satu sama lain. Ukhuwah islamiah tidak
mesti harus diperhadap-hadapkan dengan jenis ukhuwah lain.

6.

Jawaban:

7.
Jawaban:

8.

Jawaban:
9.

Jawaban:
Terdapat dua gambar yang memiliki persamaan sekaligus perbedaan di antara
keduanya. Persamaannya adalah, keduanya merupakan cuplikan aksi sekumpulan massa
yang menyuarakan keinginan mereka. Perbedaannya adalah, gambar pertama (kiri) terlihat
dilakukan oleh sekumpulan laki-laki dewasa yang terlihat identitasnya sebagai muslim,
sementara gambar kedua (kanan) terlihat sekumpulan masyarakat berbagai kalangan
(terdapat laki-laki, perempuan, yang anak-anak maupun dewasa).
Kedua gambar tersebut memperlihatkan sekumpulan orang menyuarakan pendapat
ataupun keinginan. Dapat terlihat bahwa di negara ini, tidak ada larangan untuk
mengeluarkan pendapat dan menyuarakannya di hadapan public, bahkan hal ini diatur dalam
undang-undang. Dari hal tersebut, masyarakat juga dibebaskan untuk berserikat, berkumpul
untuk melakukan aksi dengan massa yang ramai.
Akan tetapi, apabila diperhatikan, aspirasi yang disampaikan dari kedua gambar ersbut
memiliki makna yang sama, yakni keduanya sama-sama menyampaikan suatu penolakan
terhadap suatu kebijakan atau keadaan.

Anda mungkin juga menyukai