Anda di halaman 1dari 48

EDITORIAL

SOEARA RAKJAT diterbitkan oleh Mereformasi Ketidakadilan Penguasaan


Perhimpunan Bantuan Hukum dan
Advokasi Rakyat Sumatera Utara Sumber Daya Alam
(BAKUMSU)
Reformasi yang telah berlalu 20 tahun silam bagaimanapun masih
Penanggung Jawab : secara umum dimaknai sebagai urusan pergantian rezim
pemerintahan, depolitisasi militer, kebebasan sipil pembagian
Sekretaris Eksekutif:
kekuasaan dan otonomi daerah. Dengan kata lain, reformasi yang
MANAMBUS PASARIBU
kita rasakan saat ini masih lebih mengarah pada perubahan tatanan
Pemimpin Redaksi: politik.
JUNIATY ARITONANG
Masa Orde Baru memang ditandai dengan jargon-jargon
Managing Director: pembangunan nasional. Proyek investasi skala besar pun sering
TONGAM PANGGABEAN dihubungkan dengan program kepentingan nasional. Kepentingan
nasional dan hak asasi manusia bergantung kepada penafsiran
Redaktur: pemerintah semata. Dalam sektor pertanahan misalnya, pemerintah
PRIHARTINI justru mendewakan doktrin Domein Verklaring warisan pemerintahan
kolonial Belanda. Semua tanah yang tidak dapat dibuktikan
Layout: kepemilikannya maka menjadi milik negara. Alhasil menjurus pada
TIM BUMIBARU penumpukan penguasaan sumber daya alam di lingkungan keluarga
Cendana dan kroninya dan klaim sepihak sebagai penguasa atau
Distributor:
pemilik agraria terutama tanah dan hutan.
ANTO
Saat ini kita masih merasakan dampak dari kebijakan tersebut.
Alamat Redaksi dan Sirkulasi: Konflik kepentingan yang terjadi di level bawah, utamanya di
Jl. Setia Budi Pasar II Komplek Ruko kawasan hutan terus berlangsung. Anggota komunitas masyarakat
Griya Pertambangan No. A7 adat/lokal dan petani kerap menjadi korban praktik kekerasan dan
Tanjung Sari, Medan kriminalisasi. Mereka terjepit diantara pilihan-pilihan yang rumit;
Telp/Faks: (061) 88802774 memperjuangkan hak-haknya sumber kepemilikan tanah dan
Email : bakumsu@indo.net.id sumber daya atau menyerah pasrah pada kegagalan memenuhi
Website : http://www.bakumsu.or.id kebutuhan pokok keluarga. Sebaliknya, pemberian perizinan
kepada perusahaan misalnya acapkali tidak diawali dengan
Percetakan :
pengakuan faktual keberadaan masyarakat turun-temurun di
CV. BUMIBARU
kawasan hutan.
Isi diluar tanggung jawab percetakan Program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS)
Jokowi yang pada intinya menitikberatkan pada redistribusi lahan
yang dibagi ke dalam dua bagian yakni 9 juta hektar tanah di luar
Wartawan SOEARA RAKJAT dilengkapi kawasan hutan dan 12,7 juta hektar kawasan hutan lewat
dengan kartu identitas dan tidak perhutanan sosial memang patut diapresiasi. Namun agenda
diperkenankan meminta/menerima nasional ini juga belum direspon secara konkrit di daerah. Alhasil,
imbalan dalam bentuk apapun dari
narasumber. respon pemerintah daerah yang lambat dan prosedur yang berbelit-
belit berdampak pada terhambatnya realisasi RAPS.
Lagipula tujuan pembaharuan agraria bukan hanya sekedar
Redaksi SOEARA RAKJAT menerima membagi-bagikan tanah kepada masyarakat, melainkan memiliki
kirima artikel opini, cerpen dan puisi, arti yang luas yakni mencakup perombakan struktur penguasaan
dengan syarat panjang tulisan maksimal SDA yang dinilai tidak adil selama ini. Dalam konteks pengakuan
6000 karakter (opini) dan 5000 karakter kembali hak-hak masyarakat atas tanah, penghapusan segala
(cerpen). Tulisan dikirim ke
bakumsu@indo.net.id disertai alamat praktek yang berlandaskan prinsip Domein Verklaring dalam
lengkap dan nomor telepon. berbagai undang-undang sektoral di bidang sumber daya
alamharus menjadi fokus pemerintah. Reformasi politik memang
telah membuka ruang terhadap koreksi ulang atas ketidakadilan
penguasaan sumber daya alam. Sekarang tugas kita untuk
menuntaskannya dengan langkah-langkah yang konsisten, terukur
dan bertumpu pada kebutuhan objektif rakyat. (tp)

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 1


SOERAK UTAMA
20 TAHUN REFORMASI :
KENANGAN MEREKA YANG MENGHIDUPINYA
Ratusan ribu mahasiswa bergerak dan Mereka melakukan aksi dan investigasi terkait
berteriak lantang dalam gelombang aksi unjuk rasa dengan kasus tersebut. Persoalan ini akhirnya
sepanjang Mei 1998 di ibukota negara, Jakarta. menjadi isu publik dan dibawa ke dalam proses
Peristiwa besar yang lebih dikenal dengan gerakan persidangan. Dalam proses persidangan tersebut,
reformasi ini diawali dari gelombang aksi di kampus- mahasiswa tetap melakukan aksi untuk memberikan
kampus. Massa yang terkoordinasi tersebut akhirnya gerakan di jalan agar dapat membantu persidangan
bertahan di gedung DPR RI hingga masa-masa untuk lebih sesuai dengan hukum. Sebagai ketua
lengsernya presiden Soeharto yang dianggap sebagai dari Aliansi Solidaritas Perempuan, yang hadir
tokoh utama sekaligus penguasa tertinggi karena terjadinya pelecehan seksual terhadap salah
pemerintahan Orde Baru. satu mahasiswi di IKIP Medan (sekarang Universitas
Peristiwa yang sama juga terjadi di Medan Negeri Medan).
sebagaimana penuturan Mulana
Samosir, salah seorang aktivis
mahasiswa yang saat itu ikut dalam
beberapa aksi demonstrasi. Bagi Mulana,
membahas peristiwa reformasi ibarat
kembali sejenak ke suasana yang sudah
berlalu 20 tahun yang lalu. “Terik
matahari pada saat itu tidak
menghilangkan semangat para
mahasiswa yang berkumpul dan
meneriakkan tuntutan-tuntutan
reformasi. Saat itu militer (tentara dan
polisi) mengerahkan kekuatannya
untuk mengawasi aktivitas kami”,
kenang pria yang sejak 1993, menjajaki
kehidupan menjadi aktivis mahasiswa di
Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka
(KSMM).
Menurutnya lagi, kesadaran untuk melawan Membaca novelnya Pramoedya Ananta Toer seperti
rezim Orde Baru sudah lama dipupuk sejak saat Madilog pada perjalanan panjang tersebut, masih
menjadi anggota organisasi eksternal mahasiswa. menjadi ketakutan yang luar biasa. Seketika anak-
Rezim yang sangat represif menumbuhkan banyak anak pada jamannya masih bisa bergagah membaca
kelompok-kelompok yang melawan baik dari buku sesuai dengan keinginannya. Di jaman itu,
kelompok buruh, mahasiswa dan kelompok yang membaca buku yang dilarang harus dengan hati-hati
lainnya. Hasilnya, sekitar 20.000 mahasiswa tumpah dan sebisa mungkin mengkoyak sampul buku.
di DPRD tingkat 1 propinsi Sumatera Utara pada Mei Dengan begitu, orang yang melihat buku tersebut
1998. Kericuhan sempat terjadi yang mengakibatkan tidak lagi perlu tahu apa isinya dan tentang apa yang
beberapa gedung hancur. Selain itu, beberapa dibaca. Di jaman itu, berdiskusi tentang negara
mahasiswa mengalami intimidasi oleh tindakan bukan lagi, diskusi yang menyenangkan sambil
repressif aparat keamanan. menghisap cerutu dan menyeruput segelas kopi.
Di tempat yang lain, Sri RM Simanungkalit, Volume suara pun tak bisa seenaknya dinaikkan.
salah seorang aktivis perempuan '98 menuturkan Harus ada kewaspadaan dan kehati-hatian dalam
kepada Soerak bahwa embrio kekritisan sudah mulai membawa isu yang akan didiskusikan. Pada zaman
tumbuh jauh sebelum tahun 1998 dimulai dengan mereka, membicarakan ideologi seseorang adalah
hadirnya beberapa organisasi mahasiswa. Krisis sebuah ketabuan. Harus diakui bahwa saat itu kita
moneter merupakan salah satu pemicu, harga diajak untuk seirama dengan apa yang telah
pangan yang melambung tinggi serta rendahnya diputuskan oleh pemangku kekuasaan.
upah buruh menjadi isu yang kuat pada saat itu.

2 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SOERAK UTAMA
Hari demi hari dilakukan mahasiswa dengan Tak hanya itu, mahasiswa di Kota Medan juga
turun ke jalan bergantian rute untuk mewujudkan bergerilya dengan membuat selebaran atau koran
enam tuntutan yang sudah dipersiapkan. Mahasiswa selembar untuk memuat ajakan diskusi atau sekedar
se-antero Indonesia mulai bergerilya dengan pemberian selamat atas aksi atau diskusi yang sudah
membangunkan saudara mereka sesama mahasiswa. dilaksanakan. Di dalamnya juga tertulis beberapa
Mereka saling mengirimkan beberapa pakaian dalam strategi selanjutnya yang akan dilaksanakan. Melalui
(kolor) paketan atau alat make-up berupa bedak. Hal media tersebut juga, mahasiswa di kota Medan bisa
tersebut merupakan salah satu bentuk cara untuk mengetahui keadaan saudara mereka di kota lain
membangunkan beberapa gerakan mahasiswa di dan berkolaborasi berbuat yang baru.
kota lain.

Lahir dari Gerakan Rakyat Sebelumnya


Melalui organisasi-organisasi
Di Medan, gerakan
ini buruh membangun forum-forum
reformasi bahkan bisa dirunut ke
diskusi untuk merawat kekritisan
gerakan rakyat yang terjadi
massa terhadap isu-isu perburuhan
sebelumnya. Salah satunya
dan juga memantapkan strategi
adalah gelombang gerakan buruh
perjuangan bersama. Organisasi-
yang menuntut hak-hak
organisasi mahasiswa sendiri belum
normatifnya kepada pemerintah
cukup kuat dan progresif dalam
pada tahun 1994. Selain
melakukan aksi-aksi terhadap isu
meletakkan keyakinan bahwa
nasional dan pendampingan
pemerintah telah melenceng dari
terhadap korban pembangunan.
kehendak rakyat, gerakan ini juga
Aktifitas utama yang dipilih lebih
berhasil menumbuhkan
pada pengembangan kesadaran kritis
kepercayaan diri dan semangat
melalui diskusi-diskusi dan
organisasi dalam
pendampingan terhadap kasus tanah,
memperjuangkan hak-haknya.
sebagaimana diungkapkan oleh
Parlin Manihuruk, yang
Iswan Kaputra. “Saat itu, saya sudah
salah seorang tokoh penggerak
terbiasa melakukan aksi di kota
buruh berkisah tentang hal itu.
Yogyakarta, dimana kota pertama kali
Menurutnya, tahun 1994
saya melanjutkan studi di Perguruan
menandai peletakan jejak
Tinggi. Karena sakit, maka pada
terbesar gerakan buruh di
tahun 1992 melanjutkan studi di
Indonesia. Sekitar 40.000 orang
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
tumpah ruah melakukan aksi.
Pembangunan (STIKP) Medan.
Perbaikan upah buruh dan
Melihat pergerakan mahasiswa di
tuntutan yang lainnya menjadi isu
kota Medan tidak seprogresif
bersama gerakan buruh pada saat
mahasiswa di kota lain. Saya mencoba
itu. Melalui beberapa aksi yang
mengajak beberapa senat mahasiswa
terjadi di Tanjung Morawa,
di delapan universitas (AMIK
Belawan dan Binjai yang
Kesatria, STIKP, ITM, UMSU, UNIKA,
merupakan pusat gerakan kaum
UMA, IAIN SU, dan IKIP Negeri
buruh, akhirnya upah buruh pun
Medan) dan beberapa orang yang
mengalami kenaikan dari Rp. 2.400 per hari menjadi
ingin ikut gabung di dalamnya. Memang situasi saat
Rp. 4.200 per hari. Selain itu, tuntutan lainnya
itu, banyak datang dan pergi serta sulit melakukan
tentang hak atas Tunjangan Hari Raya (THR)
konsolidasi. Akhirnya setelah beberapa kali
dipenuhi oleh pemerintah dengan mewajibkan
melakukan diskusi maka terbentuklah kelompok
perusahaan untuk menerapkannya. Ada tiga
yang kami sebut Forum Solidaritas Mahasiswa
lembaga yang gencar membentuk kelompok yang
Medan (FORSOLIMA),” ungkap pria yang kini
fokus untuk mengorganisir buruh yakni Kelompok
menjabat Manager Pengembangan Riset, Informasi,
Pelita Sejahtera (KPS), Yayasan Pondokan (YPRK)
Komunikasi dan Teknologi di BITRA Indonesia.
dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI).

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 3


SOERAK
SOERAK UTAMA
UTAMA
Dilanjutkannya, pada tahun
1993 terjadi demonstrasi pertama
oleh FORSOLIMA yang
m e nd am p i ngi warga d usun
Anggrek. Mereka menginap di
DPRD Deliserdang untuk
menuntut pengembalian tanah
mereka yang akan dijadikan
sebagai lokasi pembangunan
Bandara Kualanamu. Setelah itu,
masih banyak aksi yang lainnya
dan tahun 1995 disitulah kami
beberapa orang ditangkap. Pada
saat itu, rezim Soeharto ingin
membungkam seluruh gerakan
mahasiswa dan gerakan buruh.
Bagi siapa saja organisasi
mahasiswa dan buruh saat itu
yang membangkang akan dihabisi Selanjutnya pada akhir April di Jakarta
oleh penguasa kala itu. sudah mulai membentuk aliansi sebagai organ
penggerak seperti FORKOT dan FAMRED dan
beberapa elemen lainnya. Di Medan sebelum
1995, sudah membicarakan bagaimana lepas
jaket. Saya sudah dicari oleh aparat kepolisian
terkait kasus solidaritas terhadap Gunawan
Muhammad, Sri Bintang Pamungkas dan Deni
Rosa Damayanti. Saat itu kami masih
membicarakan bagaimana kelompok
mahasiswa melepaskan jaketnya dan
membentuk forum tingkat kota Medan yakni
OTK. Jakarta mengklaim duluan tapi, di Kota
Medan mulai dari ITM sejak Januari-Februari
sudah mulai bentrok dengan aparat
keamanan. Itu terjadi pada tiap harinya. Meski
di Medan tidak ada yang sampai hilang, akan
tetapi Forsolima dan KSMM pada tahun 1997
menjadi salah satu target dari aparat yang
ingin dihabisi. Hampir tiap minggu digerebek
dan ditunggui dalam diskusi. Kalau untuk
sampai hilang tidak ada tapi dalam buronan
diantara kami pasti ada. Beberapa dari kami
biasanya sering juga terkena peluru karet dan
gas air mata saat melakukan aksi./Pri

4 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SOERAK
SOERAK UTAMA
UTAMA
Wawancara Khusus
Dadang Darmawan Pasaribu, M.Si :

Reformasi '98 tidak mencetak


mentalitas negarawan
20 tahun sudah, Negara ini mencoba mengisi
ruang-ruang kosong yang menjadi agenda reformasi.
Dua puluh tahun menjadi angka yang sudah cukup
matang untuk melihat perubahan yang signifikan
dari tiap aspek. Akan tetapi, apakah realitanya sesuai
dengan harapan masyarakat Indonesia? Soerak pada
kesempatan ini melakukan wawancara khusus
dengan Dadang Darmawan Pasaribu, M.Si yang
merupakan aktivis '98 dari kelompok Cipayung yakni
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Beliau saat ini
menekuni pelayanannya sebagai akademisi di
Universitas Sumatera Utara dan sedang ingin
berganti haluan dengan mencalonkan diri menjadi
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Sumatera
Utara.

Setelah 20 tahun reformasi, menurut Anda


Saya tidak melihat harus membela salah satu kubu
bagaimana dan apa yang berubah sekarang?
Agenda reformasi yang saat itu dituntut dan tidak menyukai kubu yang lain. Selagi mereka
mahasiswa sebagian besar sudah terpenuhi. masih berpegang teguh pada cita-cita reformasi
Misalnya Presiden Soeharto sudah turun, sentralisasi yang membawa perubahan yang signifikan
menjadi desentralisasi, masa jabatan presiden sudah sehingga bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia
dibatasi, dwifungsi ABRI sudah dicabut kemudian itu sudah menjadi kekuatan mereka untuk
multi partai yang sudah berfungsi. Tuntutan sudah berjuang.
diselesaikan akan tetapi masalah tidak selesai hanya
dengan memenuhi tuntutan tersebut. Perubahan itu
Menurut Anda, pembelajaran apa yang kita
sudah terjadi tapi belum menjadi harapan akan
dapatkan dengan masuk ke dalam sistem?
kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Itu mungkin
Pelajaran yang paling penting yang bisa kita
paradoks akan kejadian tersebut.
dapatkan di dalam sistem adalah masalah
mentalitas. Orang-orang yang ada di dalam tanpa
Paska reformasi, perjuangan di dalam dan di luar
sistem terus menjadi perdebatan. Bagaimana mempunyai mental dan karakter yang kuat untuk
menurut Anda? menolak semua tawaran-tawaran yang justru
Sejauh ini belum ada signifikansi menyingkirkan nilai-nilai ideal justru akan
kebermanfaatan dari teman-teman kami yang ada di menghancurkan nilai-nilai pergerakan itu sendiri.
dalam sistem. Memang seharusnya teman-teman Mereka yang mempunyai mental dan karakter yang
yang ada di dalam sistem mengubah sistem tersebut kuat akan sanggup mengikuti arus system dan tetap
tapi kenyataannya malah mereka terbawa ke dalam berpegang teguh dengan cita-cita reformasi.
sistem (termakan sistem). Sementara yang berada di Pelajaran berharga dari '98 adalah tidak mencetak
luar pun juga tidak memberikan perubahan yang mentalitas yang negarawan dan penuh pengabdian
signifikan. Inilah dua hal yang secara realitas ada tapi kepada Negara ini. Maka setelah masuk ke dalam
belum memenuhi harapan akan perubahan itu sistem akan mengalami perubahan.
sendiri.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 5


SOERAK
SOERAK UTAMA
UTAMA
Bagaimana dengan perjuangan yang memilih tetap Sebagai partisipan partai politikkah maka ia
di luar sistem? terburu-buru masuk ke dalam pemerintahan atau
Untuk mereka yang berada di luar sistem, sebagai aktivis yang seharusnya bekerja untuk selalu
fungsi mereka adalah sebagai pengawas. Mereka mengkritisi perjalanan pemerintahan. Seharusnya
yang ada di dalam sistem perlu dikontrol untuk mahasiswa bisa menjadi pihak yang netral dan terus
diingatkan agar tidak melaju jauh dari idealismenya. mengkawal akan tetapi keadaannya tidak seperti itu
Selain itu juga, mereka yang diluar sistem bisa sekarang.
memberikan pendidikan dan pembangunan Dua puluh tahun ini, kita memiliki pelajaran yang
karakter yang dibutuhkan ditengah-tengah berharga dan kita masih banyak tugas ke depannya.
masyarakat. Bukan hanya menjadi penonton akan Reformasi sudah masa lalu dan kita perlu
tetapi, menjadi kontributor dalam memegang membangun masa depan. Pembangunan mental
peranan pembangunan masyarakat. Selain itu juga, harapannya tetap menjadi pondasi perubahan yang
mereka yang diluar sistem bisa memberikan akan terus digaungkan. Bung Karno pernah
pendidikan dan pembangunan karakter yang mengatakan “nation and character building”, jikalau
dibutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Bukan seseorang sudah berilmu tanpa jiwa (mental)
hanya menjadi penonton akan tetapi, menjadi kebangsaan yang kuat tidak akan mencapai
kontributor dalam memegang peranan tujuannya./pri
pembangunan masyarakat.

Setelah 20 tahun reformasi, apa harapan dan tugas


yang mesti diemban kedepannya?
Pada masa sekarang ini, gerakan mahasiswa
mulai tidak lagi ada gaungnya. Gerakan Mahasiswa
hari ini sangat cair dan tidak jelas, akhirnya tidak
dapat menjadi penentu. Akhirnya terjebak dalam
aktivitas-aktivitas yang semu, sekedar program. Kita
kehilangan resah di kalangan mahasiswa dan itu
yang kita sayangkan. Saat ini mahasiswa berhadapan
dengan dirinya sendiri, belum bisa menempatkan
dirinya sebagai apa.

6 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SOERAK KHUSUS

Bencana Sinabung & Penanganan Setengah Hati


Warga yang tinggal di sekitar gunung
Sinabung terancam semakin terpuruk
kehidupannya. Mereka kehilangan
tanah dan sumber penghasilannya.
Kucuran bantuan dari pemerintah dan
berbagai pihak lainnya pun belum
kunjung berhasil mengangkat mereka
dari keterpurukan.
Kurang lebih sejak delapan
tahun yang lalu gunung api yang
berada di dataran tinggi Karo,
Kabupaten Karo ini meletus. Letusan
yang masih terjadi dan sulit diprediksi
kapan berhentinya ini menempatkan
bencana Sinabung memiliki
kekhususan tersendiri apabila
dibandingkan letusan bencana
gunung merapi lainnya. Tercatat,
setelah sekitar empat abad tidak aktif, Masalah lain adalah terjadinya pencemaran udara
yakni terakhir kali tercatat meletus pada tahun berupa abu vulkanik yang mengandung bermacam-
1600-an, pada tanggal 26 Agustus 2010 Gunung macam gas (CO, CO2, H2S, SO2, NO2) yang potensial
Sinabung meletus. Letusannya berlanjut beberapa mencemari udara, meracuni mahluk hidup dan
kali sampai Oktober 2013. Jika pada tahun 2010, mengancam kesehatan masyarakat melalui berbagai
formasi letusan freatik berupa letusan gas atau abu, macam penyakit. Selain itu juga terjadi kerusakan
akan tetapi sejak tahun 2013 berubah menjadi ekologi dan perubahan posisi tata ruang alam akibat
magmatis, memuntahkan guguran lava pijar terpaan material-material vulkanik. Kawasan hutan
disertai awan panas. dan lahan pertanian hangus terbakar dan rusak, banjir
Menurut data dari Neumann Development lahar dingin saat musim hujan juga merusak lahan
Center (NDC), pada Januari 2014 tercatat sebanyak pertanian dan rumah-rumah warga yang berada di
28.221 orang atau 8.873 kepala keluarga dari 27 desa sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak
dan 2 dusun terpaksa harus mengungsi. Dari 27 Sinabung.
desa dan 2 dusun ini, ada 3 desa yang total Bencana Sinabung juga menyisakan penyakit
tertimbun lava, yaitu Sukameriah, Bakerah dan kulit bagi warga sekitar gunung tersebut. Penyakit
Simacem. Ketiga desa ini dihuni 1.186 orang atau kulit menempati urutan ke tujuh masalah kesehatan di
347 kepala keluarga yang keseluruhannya terpaksa daerah tersebut. Menurut Kepala Bidang Pelayanan
harus direlokasi. Selain itu terdapat 2.209 unit Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
rumah permanen maupun semi permanen sebagaimana diberitakan harian Kompas bahwa
mengalami kerusakan, baik rusak berat, sedang bahwa penyakit kulit belum pernah masuk ke dalam
maupun ringan. urutan ke tujuh dari sepuluh besar masalah kesehatan
Setidaknya seluas 10.408 hektar areal di kabupaten Karo.
pertanian rusak dan puso serta 19,78 hektar gagal Tercatat, ada tiga kecamatan yang memiliki
panen. Warga kehilangan sumber penghasilan dan sumbangsih penyakit kulit, yakni Payung, Naman
pekerjaan atau dengan kata lain tidak dapat Teran dan Simpang Empat. Ketiga kawasan itu
melakukan aktifitas yang produktif secara berdekatan dengan Gunung Sinabung, sehingga
ekonomi.Kerusakan sarana dan prasarana, yang termasuk terdampak erupsi. Adapun penyakit kulit itu
terdiri dari 5 unit balai pertemuan,10 unit rumah sendiri muncul lantaran abu vulkanik, air yang tidak
ibadah, 12 unit fasilitas kesehatan, 79 ruangan mencukupi, dan paparan sinar matahari berlebih.
pendidikan, jalan sepanjang 5 kilometer. Kulit menjadi kering, hingga masalah kulit lain. (tp)

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 7


SOERAK KHUSUS
SOERAK UTAMA

7 Tahun Penanganan Setengah Hati


Kurang lebih tujuh tahun warga yang menjadi Berdasarkan pemantauan Forum Advokasi
korban erupsi gunung Sinabung merasakan Sinabung (FASI) beberapa permasalahan dalam
penderitaan. Hal-hal tersebut di atas menimbulkan penanganan. Relokasi Tahap 1 ke Siosar, dengan 370
kerugian bagi masyarakat korban, yaitu berupa KK dari 3 desa (Bekerah, Simacem dan Suka Meriah)
terabaikannya hak-hak asasi masyarakat yang tenyata menyisakan persoalan. Dalam relokasi ini,
menjadi korban bencana letusan Gunung Sinabung. masing-masing Kepala Keluarga (KK) mendapat
Masyarakat menantikan skema penanganan yang hunian permanen dan lahan seluas 5.000 m².
menyeluruh dan dikelola dengan bertanggungjawab. Ditemukan masalah kurangnya debit air ke hunian,
Di lain pihak, pemerintah hingga saat ini masih kepemilikan tanah yang belum jelas (sertifikat tanah
terkesan setengah hati dalam dalam menjalankan yang belum diserahkan kepada warga), fasilitas jalan
mandat yang diberikan oleh peraturan perundang- yang belum baik untuk memperlancar pemasaran
undangan terutama undang-undang nomor 24 tahun produksi pertanian.
2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sebaliknya, Relokasi Tahap 2 atau Relokasi Mandiri juga
dalam upaya penyelenggaraan penanggulangan tidak luput dari persoalan. Pada relokasi ini,
bencana letusan gunung Sinabung, Pemerintah sebanyak 1.863 KK dari 4 desa, yakni Gurukinayan,
ternyata terkesan lamban, tidak terkoordinasi Gamber, Berastepu dan Kotatonggal harus mencari
dengan baik antara pusat dan daerah, kebijakan sendiri tapak rumah dan lahan dengan dana sebesar
penanganan yang simpang siur dan berubah-ubah Rp 110.000.000 dari pemerintah. Relokasi ini belum
serta tertutupnya informasi bagi masyarakat korban sepenuhnya selesai karena inkonsistensi data dan
terkait upaya-upaya penanggulangan yang akan manipulasi di sana sini. Kebanyakan masyarakat
dilakukan. Hal ini terlihat dari Runggu menyewa rumah (sekitar 505 dari total KK). Tidak ada
(musyawarah) III yang difasilitasi oleh Pemkab Karo transparansi informasi bagi korban, fasilitas umum
bulan April yang lalu, yang menghadirkan para yang belum terbangun, belum ada jalan (masih
pengambil kebijakan untuk penyelesaikan berupa batu-batu dan lumpur), belum ada parit,
penanganan korban erupsi gunung Sinabung. Wakil belum ada instalasi air dan listrik, kartu KIS dan KIP
Gubernur yang hadir dalam runggu tersebut merasa yang tidak bisa digunakan. Meski saat ini warga
berang dengan penyelesaian korban Sinabung. Soal sebagian telah menempati hunian tetap di desa Keci
data warga yang senantiasa berubah-ubah menjadi namun masih banyak menyisakan permasalahan.
satu persoalan yang menjadi bahasan dalam runggu Masalah terkait penanganan yang sudah
tersebut. Wakil gubernur Sumatra utara Dr dijalankan oleh pemerintah adalah kepastian nasib
Nurhazijah Marpaung, SH, MH bernada tinggi 32.953 KK dari 4 desa (Mardinding, Kuta Tengah, Kuta
menegaskan bahwa Pemda karo harus berani gugung dan Sigarang-garang) dalam skema bantuan
mengambil keputusan by name by address, silahkan Hunian Tetap (Huntap) melalui Hunian Sementara
mengajukan kembali yang 22 Kepala Keluarga (KK) (Huntara) terlebih dahulu. Relokasi ke Hunian
yang belum terdata selama ini, dan saya meminta Sementera (Huntara). Masalah yang terjadi antara
DPRD Karo, Polres karo dan TNI mengawal lain terkait kepastian relokasi ke Huntara yang belum
Bupati/pemerintahan/ masyarakat, ujar Wagubsu. selesai di bangun dan tidak adanya koordinasi yang
baik antara pihak-pihak terkait dalam
penanganan masyarakat korban. Selain itu,
realisasi bantuan Jaminan Hidup (Jadup)
berupa sejumlah uang setiap 3 bulan sekali yang
pernah dijanjikan oleh pemerintah tidak pernah
ada realisasinya, kartu Indonesia Sehat (KIS)
yang hanya berlaku 6 bulan, Kartu Indonesia
Pintar yang diberikan tidak bisa digunakan dan
pemberian dana dari Kartu Indonesia Sejahtera
yang hanya diberikan satu kali pada tahun 2014.
Walaupun warga sudah menyakan masalah ini
kepada pihak terkait, akan tetapi belum ada
perbaikan.

8 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SOERAK KHUSUS
Pada kelompok ini juga
ada dibagi Kartu
Indonesia Sehat, dan
Kartu Indonesia
Sejahtera, namun
pembagiannya tidak
merata dan tidak tepat
sasaran, bahkan
sebagai contoh, warga
Desa Perbaji sama
sekali tidak mendapat
bantuan Jaminan
Hidup (Jadup) yang
dijanjikan. Menurut
pengakuan warga,
mereka pernah
menyampaikan
persoalan-persoalan
Sementara itu, terdapat masyarakat lain yang tersebut kepada Bupati
terdampak namun tidak direlokasi. Mereka adalah Kabupaten Karo melalui audiensi kantor Bupati,
masyarakat dari desa Pintu Besi, Jeraya, Tiga Pancur, namun hingga saat ini tidak ada perbaikan.
Kutarayat, Sukandebi, Gung Pinto, Kebayaken, Menurut Abednego Tarigan dari Kantor Staf
Kutambelin, Naman, Ndeskati, Selena, Payung, Presiden yang telah beberapa kali turun ke
Kutambaru, Perbaji, Sukatendel, Sada Perarih, Ujung Kabupaten Karo untuk melihat secara langsung
Teram, Deram dan Cinta. Sayangnya, dalam penyelesaian korban erupsi gunung Sinabung
pemberian bantuan, kelompok yang sering dianggap mengungkapkan bahwa konsolidasi lintas sektor
bukan korban ini hak-haknya terabaikan. dalam penanganan pengungsi Sinabung masih
Sebagaimana disampaikan salah
seorang warga yang berasal dari desa
Perbaji ibu Irama br. Pelawi (50)
bahwa bantuan yang diberikan untuk
mereka sama sekali tidak jelas.
“Bantuan dana pertanian kepada kami
tidak jelas alokasinya, kami luput dari
perhatian pemerintah, padahal hasil
panen kami gagal akibat lahar dingin”,
ujarnya.
Sejumlah persoalan menimpa
warga ini, mulai dari alokasi bantuan
dana yang tidak jelas dan
kenyataannya tidak pernah diterima sangat kurang. Menurutnya kasus Sinabung sangat
oleh masyarakat. Mereka juga pernah dijanjikan berbeda dengan kasus bencana lain seperti yang
bantuan dana untuk perbaikan/penggantian seng- terjadi di Aceh, Bali, dan Yogyakarta. Dimana disana
seng atap rumah yang rusak akibat debu panas terlihat konsolidasi lintas aktor antar pelaku usaha,
letusan Gunung Sinabung namun tidak ada swasta, LSM, dan lainnya. Namun disini tidak terjadi.
realisasinya. Kesehatan masyarakat terutama lansia Untuk itu sebagai masukan, Abednego berharap
dan balita terganggu akibat debu (gangguan proses kerja pemerintah daerah diperbaiki dan
pernafasan dan mata) namun tidak mendapat konsolidasi non pemerintah ditingkatkan.(tp)
bantuan pengobatan, gagal panen, hilangnya mata
pencaharian karena irigasi rusak, mata air sumber air
minum rusak dan jalan atau jembatan rusak (putus)
akibat hantaman lahar dingin merupakan masalah
lain yang diabaikan oleh pemerintah.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 9


SOERAK KHUSUS
SOERAK UTAMA

Menuntut Tanggungjawab Pemerintah lewat CLS


Diabaikan dan terpuruk, masyarakat yang menjadi Yakni bertanggung jawab melindungi dan
korban erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten memenuhi hak warga. Terutama, memastikan
Karo, Sumatera Utara, bersama dengan Forum langkah implementasi yang efektif di segala bidang.
Advokasi Sinabung (FASI) akhirnya memutuskan Tambahnya, dalam Undang-Undang No 39 Tahun
untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah 1999 tentang HAM, setiap orang tanpa diskriminasi,
melalui mekanisme gugatan warga negara atau berhak untuk memperoleh keadilan dengan
Citizen Lawsuit (CLS). Sebagai langkah awal, para mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan,
penggugat terlebih dahulu mengajukan notifikasi baik dalam perkara pidana, perdata, maupun
(pemberitahuan atau peringatan) (Citizen Lawsuit) administrasi serta diadili melalui proses peradilan
kepada Pemerintah Pusat dan Daerah Kabupaten yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan
Karo, Jumat (20/4/2018). hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang
Adapun para pihak yang akan digugat, yakni objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk
Presiden Republik Indonesia, Menteri Koordinator memperoleh putusan yang adil dan benar.
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Ditambah kinerja pemerintah terkesan
Nasional Penangulangan Bencana, Gubernur lamban, tidak terkoordinasi dengan baik antara
Provinsi Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Karo, pusat dan daerah. Kebijakan penanganan yang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo, simpang siur dan berubah-ubah serta tertutupnya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi informasi bagi masyarakat korban terkait upaya-
Sumatera Utara dan Badan Penanggulangan Bencana upaya penanggulangan yang akan dilakukan. “Kami
Daerah Kabupaten Karo. Para penggugat menilai melihat dalam upaya penyelenggaraan
mereka telah lalai dalam mengatasi bencana erupsi penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung
Gunung Sinabung selama kurang lebih tujuh tahun. pemerintah ternyata belum bekerja secara maksimal
Gugatan tersebut diajukan setelah 10 orang sebagaimana mandat yang diberikan oleh peraturan
perwakilan korban dari 10 desa memberikan kuasa perundang-undangan," imbuhnya.
kepada Perhimpunan Bantuan Hukum & Advokasi Koordinator divisi Bantuan Hukum, Sahat
Rakyat Sumatera Utara (BAKUMSU) sebagai Hutagalung berharap dengan notifikasi tersebut,
pendamping hukum masyarakat. Mereka adalah pemerintah atau para tergugat mengeluarkan
Karta Perangin-angin, Sepsi Singarimbun, Irama Br. kebijakan yang konkrit dan menyeluruh untuk
Pelawi, Juni Eva Br. Ginting, Hermina Br. Sembiring, menjamin terlaksananya penanggulangan bencana
Erna Susanti Br. Perangin-angin, Hesron Milala, yang terkoordinasi dengan baik dan melibatkan
Judea Br. Brahmana, Maria Br. Sembiring dan Ahmad partisipasi masyarakat dalam penanggulangan
Jani Singarimbun. bencana. Salah satunya adalah dengan segera
Gugatan warga negara (Citizen Law Suit) menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) tentang
bertujuan untuk melindungi kepentingan umum Penanggulangan Bencana.
atau masyarakat luas dari kerugian publik berupa “Notifikasi merupakan salah satu syarat formil
terlanggarnya hak asasi manusia sebagai akibat untuk mengajukan gugatan ini. Itulah dasarnya
tindakan atau kelalaian/pembiaran yang dilakukan mengapa kami menyampaikan pemberitahuan
oleh negara yang bertentangan dengan hukum (notifikasi) kepada para pihak yang akan kami
sehingga gugatan dengan mekanisme Citizen Lawsuit ajukan sebagai pihak Tergugat. Jika 60 hari ke depan
merupakan terobosan bagi upaya pemenuhan hak tidak mendapat respon yang baik dari pemerintah,
asasi warga negara tersebut.Dalam beberapa maka gugatan warga negara tersebut akan kita
peraturan perundang-undangan mengamanatkan didaftarkan ke Pengadilan Negeri Kabanjahe,”
perlindungan kepentingan warga negara. ungkap Sahat. (tp)
Menurut sekretaris Eksekutif BAKUMSU,
Manambus Pasaribu, pemerintah sebagai
penyelenggara negara bertugas mengemban amanat
tujuan negara sesuai Pembukaan UUD 1945.

10 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


WAJAH
Selama Sembiring:
Kami sudah kuat menghadapi bencana Sinabung
Peristiwa Gunung api Sinabung banyak menyisakan cerita panjang
khususnya bagi para korban yang telah mengalami penderitaan hampir 7
tahun lamanya. Bukan tidak mungkin selama itu pula, banyak kisah yang
dialami oleh masyarakat terkena dampak erupsi gunung api Sinabung
bagaimana mereka bisa bertahan menghadapi bencana yang
berkepanjangan. Demikian pula yang dialami ibu Selama br Sembiring (55)
warga Gamber yang bertahan dalam ketidakpastian menghadapi terjangan
erupsi gunung Sinabung. Sebagai seorang petani ibu 4 (empat) orang anak ini
harus rela meninggalkan ladangnya yang memang begitu dekat sekali dari
lereng gunung Sinabung yang berjarak hanya 3 km dari kami gunung
Sinabung. Hidup dipengungsian sekian lama tidaklah membuatnya patah
semangat. Meski bantuan seadanya yang dia dapat baik dari pemerintah
maupun dari lembaga-lembaga sosial ibu Sembiring tetap melakukan
kegiatan yang menurutnya bisa menghasilkan uang. “Hidup kami pas pasan
sering bekerja diladang orang, upah yang kami dapatkan per hari cukup
untuk kebutuhan sehari hari dan menyekolahkan anak”. Bagi perempuan
yang sudah 11 tahun ditinggal mati sang suami bekerja serabutan sangat
membantu selama di pengungsian. Ibu Sembiring juga mencoba menggalang
ibu-ibu di pengungsian agar tidak hanya berpangku tangan pada bantuan
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, Desa Gamber tidak boleh ada aktivitas
yang ada dengan cara mengajak para ibu-ibu bekerja aron di ladang orang.
masyarakat karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, abu pekat
Desa Gamber berada pada radius 4 km di sisi Tenggara dari puncak
dan material lain dari erupsi gunung Sinabung.
kawah Gunung Sinabung yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau
Lalu tahun 2013 gunung Sinabung kumat lagi dengan letusan lebih
zona merah. Desa ini merupakan satu dari 4 desa yang masuk dalam
dasyat lagi dan beruntun. Letusan ini sangat berdampak bukan hanya warga
relokasi tahap II (mandiri). Sejatinya relokasi tahap II diberi tenggang waktu
yang berada disekitar lereng gunung tapi juga yang berada di zona aman turut
hingga Juni 2016 bagi 1.683 KK yang berasal dari 4 desa yakni Desa Gamber 185
diungsikan. Pada masa itu aktivitas vulkanik gunung Sinabung fluktuatif
KK, Guru Kinayan 778 KK, Berastepu 611 KK, Kuta Tonggal 109 KK. Namun
membuat warga harus berulangkali mengungsi di tempat yang telah disediakan
kenyataannya relokasi mandiri atau relokasi tahap II terealisasi tahun 2017
oleh pemerintah. Situasi kehidupan warga di pengungsian kontras berbeda
dengan berbagai persoalan di dalamnya. Terhadap 4 desa ini pemerintah
dengan situasi tempat tinggal mereka di desanya. Mereka tidak dapat lagi
memberikan bantuan sebesar Rp.110 juta per kepala keluarga yang terdiri
bertani, berkumpul melakukan kegiatan keagamaan dan sosial serta
atas Rp.59,4 juta untuk penyediaan tanah dan Rp.50,6 juta untuk lahan
melakukan kegiatan rutin yang produktif. Mereka harus menyesuaikan diri
pertanian, semuanya diserahkan kepada masyarakat lewat kelompok
dengan realitas kehidupan saat ini. Mendapatkan problem baru bagi pengungsi
untuk mencari sendiri areal untuk pembangunan rumah dan ladang. Salah
dan menempatkan mereka dalam situasi ketidaknyamanan. Rumah dan usaha
satu peristiwa tragis sebagai dampak dari relokasi mandiri adalah peristiwa
pertanian terlantar, tanaman dilahan rusak dan hancur, pendidikan anak
Lingga. Peristiwa ini merupakan akumulasi dari relokasi yang tidak pasti.
terkendala dan terbentur dengan biaya sekolah belum lagi persoalan psikologis
Terjadi konflik horizontal, masyarakat dibenturkan dengan pengembang
yang trauma dengan bencana.
hingga masyarakat akhirnya mengamuk dan membakar kantor polisi yang
Demikian jugalah yang dialami ibu Sembiring. Semuanya yang didesa
mengakibatkan jatuhnya satu korban jiwa. Peristiwa ini sungguh
ditinggalkan termasuk ladang sebagai mata pencahariannya. Walaupun begitu
disesalkan jika saja pemerintah melakukan pemetaan sosial budaya lebih
mereka harus makan dan membiayai anak sekolah. “Saya kerja apapun mau
dahulu tentu peristiwa ini tidak akan terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk
asalkan makan yang penting halal. Menjual sampo kewarung-warung, menjual
mendapatkan data secara konprehensif terkait kondisi sosial dan budaya
sirih untuk para ibu-ibu di pengungsian juga menjual obat gigi yang sudah saya
beserta potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh masyarakat.
kemas dalam plastik lebih dahulu itulah yang saya lakukan selama dalam
“Tahun 2010 untuk pertama kali terjadi bencana erupsi gunung
pengungsian. Selama 1 tahun bekerja di ladang orang tak membuat saya patah
Sinabung kami resah, barang kami kumpulkan lalu ada aba aba dari BNPB
arang. Dengan penuh semangat dan keyakinan saya mengerjakan pekerjaan
agar kami siap siap untuk menyiapkan pakaian, bekal kalau ada duit dan
baru saya”ungkap Sembiring.
surat-surat berharga untuk dibawa. Kami diungsikan di Jambur GBKP
Sebagai orang yang masuk dalam tim 15 juga menjadi persoalan
selama satu bulan. Dengan perasaan yang tidak tenang kami membawa
tersendiri bagi ibu Sembiring. Gunjingan dan cemooh dari orang-orang, bahkan
beberapa persediaan pakaian dan lain-lainnya untuk dipengungsian. Semua
intimidasi juga dialami sebelum mereka mendapatkan hunian tetap di Desa Keci
masyarakat panik dengan keadaan tersebut apalagi itu erupsi yang
keci. Meski kini beliau dan 69 KK lainnya telah menempati huntap di desa Keci
bertama sekali. Barulah setelah ada pemberitahuan dari pemerintah bahwa
keci kecamatan Simpang 4 Ndokun Siroga tentu masih ada persolaan yang
gunung sudah sehat dan aman barulah kami dipulangkan” cerita ibu
dihadapi oleh masyarakat. Semoga persoalan demi persoalan dapat mereka
Sembiring.
atasi dan mereka menjadi kuat sebagai seorang penyintas./JA

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 11


GAGAS
KESADARAN MORAL MENUJU
INDONESIA YANG LEBIH BAIK
* Ruth Vitri Yani Sinaga
Menyibak sepintas akan wajah (muram) negeri Hal krusial yang harus kita soroti dari ini ialah
ini, sejak awal tahun 2018 nampaknya tidak sedikit moralitas. Kasus guru Budi merupakan cerminan
polemik yang terjadi dan digadang-gadang berhasil betapa tingkat moralitas anak bangsa dewasa ini kian
menggeser stabilitas tatanan kehidupan masyarakat menurun. Memang, upaya yang dilakukan guru Budi
baik dari segi pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dalam menegur anak didiknya juga tidak sepenuhnya
bahkan politik. Tak sedikit pihak yang mengaitkan hal- dibenarkan akan tetapi sangat tidak pantas seorang
hal yang terjadi dengan konspirasi politik, isu SARA siswa berani bertindak demikian terhadap gurunya.
dan hal tersebut juga yang sebenarnya semakin Dalam hal ini kita dapat melihat pergeseran moral
membuat negeri ini menaiki level status terancam yang amat kentara. Dari yang dulunya jangankan
“tidak aman”. Tidak sedikit headline-headline berita berani memukul atau melawan guru, berpapasan
yang bukannya sarat informasi namun sebaliknya dengan guru saja merupakan momen yang sangat
menimbulkan beragam penafsiran oleh masyarakat menegangkan bahkan jika memang sempat kita akan
yang berujung pro dan kontra. memilih jalan lain, bukan karena takut salah atau
Sedikit mengintip problema di dunia ditegur, melainkan rasa segan yang berlebihan akan
pendidikan, dimulai sejak awal Februari 2018, masih sosok pengajar tersebut.
segar diingatan kita tentang pertikaian berujung maut Berbicara tentang moral dan kemanusiaan,
antara salah satu siswa berinisial MH yang bersekolah bangsa kita terkenal akan sopan dan santun
SMAN 1 Torjun, dengan bapak Ahmad Budi Cahyanto masyarakatnya hingga ke kancah internasional.
(guru Seni Rupa) di SMA tersebut. Kasus guru Budi ini Orang Indonesia terkenal akan sifat bersahaja,
bersahabat, dan kental akan adat istiadat. Nilai moral
sontak menyita perhatian masyarakat dan cukup
tentunya sudah tertanam dan terlatih di dalam diri
menimbulkan kontroversi. Bagaimana bisa hal sepele
kita sejak kecil. Itulah kenapa, pendidikan dini yang
berujung maut? Begitu kira-kira pendapat masyarakat.
sesungguhnya adalah berawal dari rumah, dari
“Dinilai dari sudut kemanusiaan, kasus guru
bimbingan orangtua. Faktor yang membangun
Budi ini adalah kasus yang sangat tragis dalam
karakter seseorang biasanya berawal dari kebiasaan
pandangan adat budaya Madura,” tutur Budayawan
di rumah, keadaan lingkungan sekitarnya, dan
Nasional asal Sumenep, saat takziah ke rumah sekolah. Moralitas merupakan hal yang sangat urgen
almarhum Ahmad Budi Cahyanto di Sampang, dalam kehidupan kita. Moralitas berarti menyangkut
Madura, Selasa (6/2). Padahal, dalam budaya Madura hubungan vertikal dan horizontal, hubungan kita
hal ketaatan dan penghormatan menjadi pegangan dengan Tuhan dan sesama manusia. Ketika kita
dan falsafah hidup termasuk dalam hal menghormati menjunjung tinggi moral, maka kita menjunjung
guru. Sangat disayangkan siswa MH gelap mata hanya tinggi pula asas ketuhanan. Sederhananya, itulah
karena mendapat teguran dari guru Budi berupa mengapa sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” berada di
coretan cat di pipi. Merasa tidak terima karena urutan teratas butir-butir Pancasila.
diperingatkan oleh guru Budi, siswa MH Seiring dengan berkembangnya zaman ke arah
mengeluarkan kata-kata kotor disambut pukulan milenial yang serba canggih dan didominasi
kertas absen oleh guru Budi namun siswa MH teknologi abad ini, nilai-nilai moral perlahan terkikis
menangkis pukulan tersebut dan langsung dan seolah ikut tergilas oleh pesatnya perkembangan
menghantam mengenai pelipis kanan guru Budi ilmu dan teknologi. Budaya tatap muka bukan lagi hal
hingga tersungkur ke lantai. Setelah sempat menerima yang mendominasi, melainkan sebaliknya candu
permintaan maaf dari pelaku yang disaksikan seluruh akan dunia maya, dikotak-kotakkan oleh
siswa di kelas, sepulang sekolah guru Budi beristirahat kecanggihan wadah komunikasi yang beraneka
karena mengeluh merasakan sakit di kepala, namun ragam, membawa masyarakat menuju kebiasaan
siapa sangka setelah dirujuk ke rumah sakit DR baru dan mendapat julukan baru, “generasi
Soetomo Surabaya sekitar pukul 21.40 WIB guru Budi menunduk”. Tidak peduli dari golongan apa, usia
dinyatakan meninggal dunia setelah divonis dokter berapa, pekerjaan yang bagaimana, hampir sebagian
mengalami mati batang otak yang menyebabkan besar penduduk abad ini telah mengenal teknologi
seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi. canggih, contohnya saja gawai. “Dunia dalam
(Republica.co.id, Selasa 06 Februari 2018). genggaman”, begitu istilah yang sering kita dengar.

12 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


GAGAS
Mirisnya, seiring perkembangan zaman banyak Dengan beredarnya video tersebut maka
kasus-kasus di negara ini yang bersifat amoral. Bahkan bertambah jugalah rasa benci di masyarakat.
kasus-kasus tersebut bukan hanya sekali dua kali terjadi, Bukannya iba, masyarakat malah merasa takut
seolah telah membudaya. Contohnya saja, korupsi. Bak dan berujung trauma. Seolah timbul doktrin
jamur di musim hujan, praktik korupsi maupun KKN baru di kepala masyarakat bahwa “teroris ada di
telah merambah seluruh lapisan masyarakat di negeri mana-mana”. Hal ini sungguh sangat
ini. Sudah menjadi rahasia umum, tindak korupsi telah meresahkan masyarakat.
dilakukan oleh oknum mulai dari jajaran elit di Belum lagi paham radikal yang saat ini
pemerintahan, hingga masyarakat golongan bawah. telah gencar menembus dunia pendidikan.
Selain kasus korupsi yang memuakkan masyarakat, Dosen dan mahasiswa yang diindikasikan telah
banyak lagi tindakan amoral yang terjadi di Indonesia, terpapar paham radikal di beberapa kampus di
seperti meningkatnya peredaran narkoba, tindakan Indonesia menuai tindakan dari
asusila (pelecehan seksual, pemerkosaan), pembunuhan, Kemenristekdikti. Diinformasikan bahwa
bullying, dan pergaulan bebas yang begitu meresahkan Kemenristekdikti berencana mendata seluruh
masyarakat. Yang paling disayangkan adalah, tindakan- nomor ponsel dosen dan mahasiswa serta
tindakan tersebut pada umumnya terjadi di kalangan memantau akun sosial media mereka masing-
anak-anak, remaja, mahasiswa, dan yang menjadi korban masing dengan harapan akan dapat memantau
perilaku tersebut adalah kalangan mereka juga. Maka kemudian mengurangi penyebaran paham
amat sangat disayangkan, kualitas moral generasi radikal. Namun menurut saya pribadi, hal
penerus bangsa semakin hari semakin luntur. Hal tersebut sangatlah tidak efektif. Untuk urusan
tersebut meyakinkan kita bahwa negara Indonesia saat pantau memantau sosial media dan nomor
ini sudah sampai pada titik krisis moral. Kita tak dapat telepon sudah menjadi tugas dari Kominfo. Maka
mungkir, bahwa moral Indonesia dewasa ini telah Kemenristekdikti harusnya berfokus saja pada
mengalami degradasi yang berimbas pada kesejahteraan pengembangan atau pun perbaikan sistem
masyarakat. Kasus-kasus tersebut di atas selama ini pendidikan negeri ini, bukan lagi pada hal-hal
“katanya” selalu ditangani, ditanggulangi, dan administratif seperti pendataan yang disebutkan
diupayakan agar tidak terjadi lagi. Akan tetapi, wibawa di atas. Jika memang sosial media yang saat ini
pihak berwajib negeri ini seolah mengerdil di mata digunakan oleh mahasiswa sudah benar-benar
masyarakat sebab bukannya berkurang kasus-kasus di terpapar paham radikal, maka kominfo
atas malah semakin meningkat. Para koruptor yang tak mempunyai hak mutlak untuk melakukan
pernah berujung hukuman setimpal, kasus narkoba yang pemblokiran baik akses pengguna maupun sosial
meluas hingga ke kalangan artis bahkan anggota badan media itu sendiri.
negara, kasus pembunuhan dan pembegalan merajalela, Banyak hal yang lebih substansial yang
kasus pemerkosaan, penganiayaan, bahkan yang paling harus ditangani oleh Kemenristekdikti. Saya
mengejutkan bangsa Indonesia beberapa waktu sendiri sebagai seorang mahasiswa merasa
belakangan adalah tindak teror yang kembali mencuat ke kurang setuju atau terganggu jika ponsel saya
permukaan. atau pun sosial media saya dipantau secara
Tragedi “bom bunuh diri” yang baru-baru ini langsung. Sebab setiap pribadi memiliki privasi
menimpa saudara kita di Surabaya sungguh semakin dan tindakan tersebut dapat membatasi ruang
mencoreng wajah Ibu Pertiwi. Sebab tindakan teror, gerak kreativitas mahasiswa. Untuk urusan sosial
bukan hanya merenggut nyawa para korban, tetapi yang media, pihak kominfo sudah lebih mengerti dan
paling fatal adalah meninggalkan trauma bagi keluarga memiliki hak untuk memblokir atau
maupun korban yang selamat dari kejadian tersebut. menindaklanjuti siapa saja yang berusaha
Perilaku yang berkedok paham agama tersebut jelas menyebar paham radikal melalui sosial media.
mengundang kontroversi besar di masyarakat. Tidak Dari sekian banyak permasalahan yang
sedikit masyarakat yang mengambil sikap memusuhi, telah terjadi, jelaslah penanaman nilai-nilai
mencaci pelaku melalui sosial media, menyebarkan moral dan etika pada diri tiap-tiap warga negara
paham-paham radikal yang semakin membuat negeri ini sangat dibutuhkan saat ini. Mulai dari lingkup
kacau balau. Segelintir oknum dengan alibi mencari yang paling sederhana, yakni lingkungan rumah.
simpati masyarakat dengan menebar foto atau video Orangtua saat ini harus lebih mampu melakukan
korban bom di sosial media, ini juga merupakan tindakan pendekatan terhadap anaknya, orangtua harus
salah besar. Hal itulah yang sesungguhnya diinginkan selalu mengupayakan punya akses untuk setiap
oleh pelaku teror. kegiatan yang dilakukan oleh anak.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 13


SOERAK UTAMA
GAGAS
Sejak dini, anak-anak harus diberi ultimatum akan hal Bangsa ini rindu seluruh jajaran
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Beranjak dari pemerintahan memberikan contoh, bukan hanya
rumah, sekolah dan dunia pendidikan juga mengemban mengumbar janji "kami akan usahakan". Bukan
tugas berat untuk mengarahkan anak bangsa agar jangan lagi mengusahakan, harus segera dilakukan.
sampai menyimpang dari nilai Pancasila. Seseorang Di atas semua itu, kesejahteraan bangsa
tidak harus menyebut dirinya Pancasilais, yang Indonesia ada di tangan bangsa itu sendiri. Perlu
terpenting bagaimana nilai luhur Pancasila itu dapat adanya kesadaran dalam diri masyarakat terlebih
tumbuh dalam dirinya sehingga menekan kemungkinan para pemimpin untuk perbaikan moral demi
untuk melakukan tindakan amoral yang mengkhianati kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Pancasila. Memang tidak mungkin dalam waktu singkat,
Moral bangsa Indonesia perlu mendapat perhatian tetapi jika mampu membangun komitmen
khusus, agar bias diarahkan dan diperbaiki secara bersama untuk teguh berdiri melawan paham
bertahap. Untuk menata kembali perilaku moral setiap radikal, tindakan teror, isu SARA, dan hal lain yang
warna negara tentu tidak semudah membalikkan telapak merusak nilai Pancasila percayalah kita sedang
tangan, namun tidak ada salahnya memulai dari hal-hal menuju Indonesia yang lebih baik.
kecil. Yang terpenting adalah kesadaran tiap-tiap "Di mana ada Tuhan, di situ ada kebaikan".
individunya. Yang terpenting adalah bagaimana Jika kalimat tersebut telah tertanam dalam diri
menumbuhkan kepekaan tiap individu terhadap hal-hal masing-masing kita, tidak akan mungkin terjadi
yang terjadi di sekelilingnya. Karena orang yang pada tindakan saling menyakiti. Tak usah sibuk mencari
dasarnya memang baik dan menyadari betul kodratnya siapa yang salah, sibuklah menilik diri sendiri.
sebagai manusia tidak akan mungkin melakukan Sudahkah kita sadar, sudahkah perkataan kita
kejahatan meski terpampang sejuta kesempatan di sesuai dengan tindak tanduk kita, sudahkah kita
depannya. berbuat sesuai aturan.
Para pemimpin bangsa ini, siapapun dan apapun Akhir kata, semoga kita semua semakin
jabatannya sudah sepatutnya menjadi teladan bagi sadar akan pentingnya nilai moral dan menjauhi
rakyat. Jangan malah merusak kepercayaan rakyat segala hal yang dapat memecah belah kesatuan
dengan tindakan korupsi, mendahulukan kepentingan demi wajah baru Indonesia yang lebih baik. **
pribadi, sebab rakyat memilih pemimpin untuk dapat
mengayomi, mendengarkan suara dan keluhan rakyat,
bukan malah membangun tameng seolah mereka tidak
boleh dikritik dan kebal hukum.
Sebab memimpin adalah amanah, bangsa ini rindu
terbebas dari tikus-tikus berdasi, bangsa ini rindu kaum
mudanya berdiri di forum mengutarakan pendapatnya
untuk kemajuan Indonesia dan bukan malah meneguk
miras atau pesta ekstasi, bangsa ini rindu kerukunan
beragama tanpa isu SARA, bangsa ini haus akan
Indonesia yang aman, tenteram, sejahtera, bukan malah
berkubu-kubu memasang hastag ganti pemimpin
sebelum waktunya.

14 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


GAGAS
REFLEKSI PILKADA SUMATERA UTARA 2018:
SARA MASIH BERKUASA
Ressi Dwiana, MA

Pilkada telah usai. Secara resmi, pada Minggu 8 Yang pertama mempromosikan air kemasannya
Juli 2018 yang lalu, KPU Provinsi Sumatera Utara kepada calon pembeli dengan alasan bahwa air
telah menggelar Rapat Pleno terbuka rekapitulasi tersebut diambil dari mata air suci dari pegunungan
hasil penghitungan suara tingkat provinsi. Hasilnya keramat.
memenangkan pasangan calon nomor urut satu, Edy Sementara yang satu mempromosikan
Rahmayadi-Musa Rajekshah, memimpin perolehan dagangannya dengan menyampaikan kandungan apa
suara. Dalam berbagai hasil hitung cepat disebut saja yang terdapat di dalam air kemasan yang ia jual.
paslon tersebut mendapat 58% suara pemilih di Jika penjual pertama-lah yang mendapat pembeli
Sumatera Utara. terbanyak, bukankah dapat disimpulkan bahwa para
Setelah Pilkada usai, patutlah kita membuat pembeli percaya bahwa air minum tersebut adalah
refleksi atas perhelatan politik tersebut. Secara air suci dari pegunungan keramat?
ringkas saya pernah menyampaikan dalam sebuah L a n t a s b a g a i m a n a se b e n a r n y a m o d e l
kampanye yang dilakukan oleh para pasangan calon
postingan di media sosial bahwa kemenangan paslon
di Pilkada Sumatera Utara? Dalam artikel saya di
yang mengusung isu-isu primordialisme tidak
buku New Media dan Komunikasi Politik, dipaparkan
mengejutkan sama sekali. Politisasi agama bukan
secara lebih detail tentang gaya kampanye di Pilkada
barang baru di Sumatera Utara.
Sumut 2018. Rujukan sejarah menunjukkan bahwa
Pada 2010, di Pemilihan Walikota Medan, isu SARA dipakai secara beragam di masa lalu.
Sofyan Tan kalah telak dari Rahudman (yang Namun, dari masa ke masa, semangat primordialisme
kemudian menjadi tahanan Kejaksaan Tinggi terus dipertahankan oleh pihak-pihak yang
Sumatera Utara). Isu agama cukup kencang kala itu, berkompetisi dalam perhelatan politik. Sulit untuk
salah satunya jargon pemimpin seiman yang mencari calon pemimpin yang mengusung program
dihembuskan oleh MUI saat itu (Aspinall dkk, 2011). yang benar-benar nyata, bukan sekadar retorika.
Rahudman menang dengan memperoleh 66% suara Semangat primordialisme ini tidak saja
di kota Medan. dihembuskan oleh calon yang berafiliasi pada agama
Angka 66% adalah angka yang sama dengan Islam. Untuk Pilkada 2018, ditelisik dari rentang
angka penduduk beragama Islam di Medan. Dengan waktu, justru gereja-lah yang terlebih dahulu
menggunakan logika sederhana yang sama, kita bisa dipolitisir oleh bakal calon gubernur JR Saragih. Pada
membandingkannya dengan hasil Pilkada 2018. Jika halaman 184-186 buku New Media dan Komunikasi
merujuk pada Sensus Penduduk 2015, ada sekitar Politik, saya memaparkan berbagai manuver politik
64% penduduk beragama Islam di Sumatera Utara. JR Saragih untuk mendapat dukungan dari berbagai
Dengan hasil quick count paslon 1 menang 58% suara, denominasi gereja.
maka ada selisih 6% suara umat Islam yang tidak Keterlibatan gereja bahkan terjadi jauh
memilih pasangan tersebut. sebelum putaran resmi Pilkada berlangsung. Sejak
Di angka kemenangan yang sama, 58%, Pilkada pertengahan 2017 (pendaftaran paslon baru
DKI Jakarta jauh lebih moderat. Dengan jumlah dilakukan pada 8-10 Januari 2018), foto-foto restu
dari sejumlah petinggi gereja kepada JR Saragih
penduduk beragama Islam sekitar 83%, maka ada
sudah memenuhi berbagai media. Langkah politisasi
25% suara umat Islam yang tidak termakan oleh isu
gereja ini kemudian terhenti ketika JR Saragih
SARA yang berhembus sangat kuat.
dinyatakan tidak lolos (dua kali) oleh KPU Sumut
Apakah angka ini valid untuk menyatakan sebagai calon gubernur.
bahwa setiap pemilih muslim memang berafiliasi Namun keterlibatan gereja dalam Pilkada tidak
pada isu SARA dalam memilih? Tentu dibutuhkan berhenti begitu saja. Pada Mei 2018 silam, sebuah
riset yang lebih sesuai dengan topik tersebut. Angka video pemberkatan oleh beberapa pendeta kepada
tersebut dipaparkan dalam kaitannya dengan model Edy Rahmayadi beredar luas. Acara pemberkatan itu
kampanye yang dilakukan oleh masing-masing dilakukan oleh para pendeta yang tergabung dalam
paslon. Analogi sederhananya bagini. Jika ada 2 orang Komunitas Pendeta Internasional Indonesia
menjual air kemasan. Sumatera Utara (medan.tribunnews.com).

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 15


GAGAS
Kentalnya aroma SARA dalam kampanye Apa yang ditunjukkan oleh pemuka agama dalam
politik di Sumatera Utara, tidak terlepas dari Pilkada Sumatera Utara tampak seperti para
memanasnya suhu Pilkada DKI Jakarta. Trik-trik endorser produk kecantikan di wall Instagram saya.
kampanye yang melibatkan politisasi rumah ibadah Sangat picisan.
dan lembaga-lembaga keagamaan, diwarisi juga di Merawat kebhinekaan memang butuh usaha
Pilkada Sumatera Utara. Bahkan salah satu lembaga yang luar biasa. Perhelatan politik selanjutnya isu
yang paling vokal menyuarakan penolakan terhadap SARA belum tentu mereda. Terutama di Sumatera
Ahok-Djarot di DKI Jakarta, Gerakan Nasional Utara yang masih jauh dari perilaku moderat, baik
Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) masyarakatnya, politisi, dan para pemuka agama.
menandatangani komitmen politik bersama dengan Butuh kerja keras dan kerja sama dari kita semua.
paslon pemenang Pilkada Sumut.
Sebagai sebuah refleksi kritis, setidaknya kita Juli, 2018
harus menyoroti dua pihak yang paling bertanggung
jawab terhadap merebaknya isu SARA yang dapat Penulis : Dosen Ilmu Komunikasi Universitas
memicu disintegrasi bangsa. Pertama adalah para Medan Area dan Mahasiswa Program S3 Ilmu
politisi. Pendidikan politik yang kita lihat melalui Komunikasi Universitas Indonesia
kampanye sama sekali masih jauh dari ideal. Kata-
Buku New Media dan Komunikasi Politik
kata “putera daerah”, “pemimpin seiman” lebih
dapat dibeli di kantor Bakumsu
menonjol ketimbang adu argumen program para
paslon yang bertarung. Ke-dua para pemuka agama.
Jika pada awal Reformasi kita meminta tentara
kembali ke barak, saya yakin sudah saatnya kita
minta pemuka agama kembali ke rumah ibadah.

16 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


GAGAS
PENGUATAN LITERASI MENYONGSONG
KECAKA PAN ABAD KE-21
* Nadia Odelan Simanjuntak
Literasi tidak terpisahkan dari kehidupan Hal ini terbukti dari adanya hasil tes yang
manusia. Literasi menjadi sarana kehidupan untuk dilakukan oleh Progress International Reading
mengenal, memahami dan menerapkan informasi Literacy Study (PIRLS), Indonesia menduduki
serta ilmu yang didapatkan baik di bidang peringkat 45 dari 48 negara peserta.
pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya Selanjutnya Programme for International
yang diperoleh dari rumah maupun dari masyarakat. Student Assessment (PISA) mengevaluasi
Literasi juga dimaknai sebagai cara untuk kemampuan anak berusia 15 tahun dalam dalam hal
menyatakan dan memahami ide dan informasi baik membaca, matematika dan sains 2009 berada di
dalam bentuk tes konvensional maupun bentuk tes peringkat 57 dan ditahun 2012 Indonesia berada di
inovatif seperti simbol dan multimedia. Dalam peringkat 64 dari 65 negara; di tahun 2015 Indonesia
konteksnya literasi memiliki fungsi utama untuk menduduki peringkat 64 dari 70 negara. Kemudian
mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu Indonesia National Assassment Program (INAP)
secara cerdas melalui berbagai aktivitas seperti mengevaluasi bahwa kemampuan membaca di
membaca, melihat, menyimak, menulis dan Indonesia hanya sebatas 46,83% dan itu termasuk
berbicara. dalam kategori kurang.
Agar mampu bertahan di abad 21 penguatan Dari data yang ditunjukkan dapat diketahui
literasi harus dilakukan, masyarakat harus bahwa kebiasaaan masyarakat Indonesia dalam hal
menguasai minimal enam literasi dasar yaitu literasi membaca hanya 1 banding 1000. Kondisi ini jelas
baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi memperihatinkan karena keterampilan membaca
teknologi informasi komunikasi, literasi keuangan merupakan dasar masyarakat untuk memperoleh
serta literasi budaya dan kewarganegaraan. informasi jika tidak dilakukan penguatan maka
Penguatan literasi ini pada intinya adalah sangat besar warga negara yang tidak memiliki minat
pemahaman terhadap teks dan konteksnya sebab baca yang memadai akan mendapatkan informasi
manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, palsu (hoax) di dalam kehidupannya. Oleh sebab itu
masa kehidupan hingga kematian. Untuk itu literasi upaya yang sistematis dan berkesinambungan sangat
bukan hanya sekedar membaca saja tetapi juga perlu dilakukan untuk menumbuh kembangkan budi
menyimak dan memahami konteks bacaannya sebab pekerti masyarakat agar menjadi pembelajar
sebagaimana yang disampaikan Mohammad Hatta sepanjang hayat.
bahwa “membaca tanpa merenungkan adalah Dalam hal ini, ada beberapa jenis-jenis literasi
bagaikan makan tanpa dicerna”. yang dapat dijumpai dan harus dikembangkan
Saat ini gerakan literasi yang cerdas belum menurut Clay (2001) dan Ferguson ialah:
optimal dilakukan dan dikembangkan di masyarakat 1. Literasi Dini yaitu kemampuan untuk menyimak,
khususnya bagi kaum muda bangsa Indonesia. Hal memahami bahasa lisan dan berkomunikasi
ini disebabkan antara lain karena minimnya melalui gambar yang dibentuk oleh pengalaman
pemahaman masyarakat khususnya kaum muda berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
terhadap pentingnya penguatan dan budaya literasi rumah sebagai contoh bahasa ibu menjadi dasar
bagi kehidupan serta minimnya bahan bacaan yang pengembangan literasi dasar;
digunakan oleh masyarakat baik dirumah, sekolah, 2. Literasi dasar yaitu kemampuan mendengarkan,
tempat kerja dan masyarakat. Bagi masyarakat berbicara, membaca, menulis dan berhitung
kegiatan literasi hanya sebatas membaca yang belum berkaitan degan kemampuan analisis untuk
mampu memaknai konteks isi bacaan secara memperhitungkan, mempersepsikan informasi,
mendalam dan belum melibatkan jenis bacaan yang mengkomunikasi dan menggambarkan informasi
berbeda-beda. Kurangnya minat baca pada contohnya literasi baca tulis; literasi numerasi dan
masyarakat khususnya kaum muda merupakan sebagainya;
faktor utama rendahnya gerakan literasi di 3. Literasi perpustakaan yaitu memberikan
Indonesia. pengalaman untuk membedakan bacaan fiksi dan
nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal;

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 17


GAGAS
4. Literasi media yaitu kemampuan untuk Penguatan literasi memberikan konstribusi
mengetahui berbagai bentuk media yang untuk menambah wawasan dan pengetahuan
berbeda, seperti media cetak, media elektronik sesuai dengan kesenangan dan minat yang
(media radio, media televisi), media digital (media mumpuni. Selain hal tersebut literasi yang
internet) dan memahami tujuan penggunaannya; berkembang haruslah membentuk masyarakat
3. Literasi perpustakaan yaitu memberikan
yang melek informasi, dalam hal ini masyarakat
pengalaman untuk membedakan bacaan fiksi dan
dapat memilah informasi dengan keterampilan
nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal; tingkat tinggi yang dituntut di abad ke-21 yaitu
4. Literasi media yaitu kemampuan untuk dengan secara kritis, kreatif, komunikasi dan
mengetahui berbagai bentuk media yang kolaborasi.
berbeda, seperti media cetak, media elektronik Untuk itu menurut penulis ada 3 tahapan
(media radio, media televisi), media digital (media yang dapat dilakukan dalam hal penguatan literasi
internet) dan memahami tujuan penggunaannya; bagi masyarakat yaitu pertama, pembiasaan dalam
5. Literasi teknologi yaitu kemampuan memahami hal ini yang dapat dilakukan ialah dengan
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti melakukan kegiatan membaca 15 menit sebelum
peranti keras (sotfware) dan perangkat keras melakukan aktifitas sehari-hari dalam hal ini bahan
(hardware) serta etika dalam memanfaatkan
bacaan dapat berupa koran ataupun majalah dan
teknologi untuk mencetak, mempresentasikan
dan menggakses internet serta pemahaman buku-buku yang diminati. Kedua, melakukan
menggunakan komputer; pengembangan dengan mengikuti kegiatan-
6. Literasi Visual yaitu pemahaman tingkat lanjut kegiatan dimasyarakat baik seminar, dialog dan
antara literasi media dan literasi teknologi yang diskusi-diskusi baik tingkat lokal maupun tingkat
mengembangkan kemampuan dan kubutuhan yang lebih luas. Ketiga, melakukan pembelajaran
belajar memanfaatkan meteri visual dan audio dengan membuat pojok bacaan baik dilingkungan
visual; rumah, sekolah ataupun masyarakat. Jika ketiga
7. Literasi budaya dan kewargaan yaitu kemampuan tahapan ini dapat dilakukan secara
dalam memahami dan bersikap terhadap berkesinambungan sudah pasti masyarakat
kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa
khususnya kaum muda dapat mengenali dan
serta dapat memahami apa yang menjadi hak dan
kewajiban warga negara yang diatur Undang- mengembangkan potensi dan keterampilan diri
undang. sebagai upaya meningkatkan kualitas diri sehingga
Jenis-jenis literasi tersebut diyakini dapat mampu menyongsong abad ke-21 dan bersaing
memberikan kreatifitas dan ide-ide baru bagi dalam kancah nasional dan internasional demi
masyarakat, menciptakan hal-hal yang dapat kemajuan bangsa Indonesia. Salam literasi!
dijadikan karya dan inovasi. Menyonsong abad ke-
21 penguatan literasi bagi masyarakat khususnya
kaum muda saat ini akan menjadikan bangsa
Indonesia yang unggul yang bermartabat dan
disegani dalam masyarakat Internasional.

18 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SUPLEMEN

SUPLEMEN

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 19


SUPLEMEN
PUTUSAN YANG MENYESUAIKAN HUKUMAN
DENGAN MASA PENAHANAN
(Analisis Putusan Nomor : 1843/Pid. B/2017/PN.Mdn)
Oleh :
Dr. Berlian Simarmata, SH,M.Hum
A. Terdakwa ATAU
1. Fadel Muhammad Harahap, 22 tahun, KETIGA
mahasiswa. Primer
2. Fikri Arif als. Fikri, 21 tahun, mahasiswa. Melanggar Pasal 351 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-
3. Erlangga Kurniawan, 23 tahun, pelukis. 1 KUHP : Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka
4. Seir Mensen Siahaan, mahasiswa. berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
B. Dasar Dakwaan Subsider
KESATU Melanggar Pasal 351 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-
Primer 1 KUHP : Penganiayaan diancam dengan pidana
Melanggar Pasal 214 ayat (2) ke-2 KUHP : Yang penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
bersalah dikenakan : pidana penjara paling lama pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
dua belas tahun, jika mengakibatkan luka berat. rupiah.
Subsider ATAU
Melanggar Pasal 214 ayat (2) ke-1 KUHP : Yang KEEMPAT
bersalah dikenakan : pidana penjara paling lama Melanggar Pasal 211 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
delapan tahun enam bulan, jika kejahatan atau : Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman
perbuatan lainnya ketika itu mengakibatkan kekerasan memaksa seorang pejabat untuk
luka-luka. melakukan perbuatan jabatan atau untuk tidak
Lebih Subsider melakukan perbuatan jabatan yang sah, diancam
Melanggar Pasal 213 ke-2 jo. Pasal 55 (1) ke-1 dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
KUHP : Paksaan dan perlawanan berdasarkan ATAU
Pasal 211 dan 212 diancam : dengan pidana KELIMA
penjara paling lama delapan tahun enam bulan, Melanggar Pasal 212 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
jika mengakibatkan luka-luka berat. : Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP : Dipidana sebagai kekerasan melawan seorang pejabat yang sedang
pelaku tindak pidana: mereka yang melakukan, menjalankan tugas yang sah, atau orang yang
yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta menurut kewajiban undang-undang atau atas
melakukan perbuatan; permintaan pejabat memberi pertolongan
Lebih Lebih Subsider kepadanya, diancam karena melawan pejabat,
Melanggar Pasal 213 ke-1 jo. Pasal 55 (1) ke-1 dengan pidana penjara paling lama satu tahun
KUHP : Paksaan dan perlawanan berdasarkan empat bulan atau pidana denda paling banyak
Pasal 211 dan 212 diancam : dengan pidana empat ribu lima ratus rupiah.
penjara paling lama lima tahun, jika kejahatan C. Status Penahanan
atau perbuatan lainnya ketika itu mengakibatkan 1. Penyidik, melakukan penahanan berdasarkan
luka-luka. Surat Perintah Penahanan No.
ATAU SP.Han/198/V/2017/Reskrim tertanggal 3 Mei
KEDUA 2017, untuk penahanan tanggal 3 Mei 2017 s/d
Melanggar Pasal 170 ayat (1) KUHP : Barangsiapa 22 Mei 2017.
dengan terang-terangan dan dengan tenaga 2. Perpanjangan penahanan di tingkat penyidikan oleh
bersama menggunakan kekerasan terhadap Penuntut Umum melalui Surat No. 1177/RT-
orang atau barang, diancam dengan pidana 2/Epp.1/KTM/05/2017 tertanggal 10 Mei 2017,
penjara paling lama lima tahun enam bulan. untuk penahanan tanggal 23 Mei 2017 s/d 1 Juli 2017.

20 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SUPLEMEN
3. Penuntut Umum, melakukan penahanan Penyusunan Surat Dakwaan Gabungan atau
berdasarkan Surat Perintah Penahanan Surat Dakwaan Kombinasi timbul dalam praktik.
No.Print.130/RT.3/Ep 2/KTM/06/2017 Dalam Surat Dakwaan Gabungan terdapat beberapa
tertanggal 16 Juni 2017, untuk penahanan dakwaan yang merupakan gabungan dari dakwaan
tanggal 16 Juni 2017 s/d 5 Juli 2017. yang bersifat alternatif maupun dakwaan yang
4. Perpanjangan di tingkat penuntutan oleh PN bersifat primer-subsider (berlapis). Surat Dakwaan
Medan ke-I, No. 72/Pen.Pid/2017/PM.Mdn Gabungan ini dipergunakan dalam hal terjadinya
tertanggal 5 Juli 2017, untuk penahanan kumulasi dari tindak pidana yang didakwakan,
tanggal 6 Juli 2017 s/d 4 Agustus 2017. misalnya Dakwaan Kesatu : primer melanggar Pasal
5. Majelis Hakim, melakukan penahanan 340 KUHP, subsider melanggar Pasal 338 KUHP,
berdasarkan Surat Penetapan No. lebih subsider melanggar Pasal 351 ayat (3) KUHP;
1843/Pid.B/2017/PM.Mdn tertanggal 14 Juli Dakwaan Kedua : primer melanggar Pasal 363
2017, untuk penahanan tanggal 14 Juli 2017 KUHP, subsider melanggar Pasal 362 KUHP;
s/d 12 Agustus 2017. Dakwaan Ketiga : melanggar Pasal 285 KUHP.
6. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua PN Pembuktian dakwaan kombinasi ini dilakukan
Medan, untuk penahanan tanggal 13 Agustus terhadap setiap lapisan dakwaan. Pembuktian
2017 s/d 11 Oktober 2017. terhadap lapisan dakwaan dilakukan sesuai dengan
7. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua PT bentuk lapisannya. Jika lapisan dakwaan disusun
Sumatera Utara, untuk penahanan tanggal 12 secara primer subsider (berlapis), pembuktian
Oktober 2017 s/d 10 Desember 2017. dilakukan mulai dari lapisan paling atas (primer)
dan seterusnya, demikian juga terhadap dakwaan
D. Bentuk Dakwaan yang lain.
Menurut Andi Hamzah dan Irdan Dahlan, Secara umum, dalam Putusan Nomor :
Surat Dakwaan dapat disusun dengan cara : 1843/Pid.B/2017/PN.Mdn, penuntut umum
a. Tunggal; membuat Surat Dakwaan secara kombinasi, yaitu
kombinasi dari Dakwaan Alternatif dan Dakwaan
b. Alternatif;
Berlapis. Dakwaan alternatifnya pun tidak
c. Subsidiair (berlapis);
tanggung-tanggung, ada 5 (lima) alternatif, yaitu
d. Kumulatif,
KESATU : Primer melanggar
tergantung perbuatan yang dilakukan oleh Pasal 214 ayat (2) ke-2 KUHP; Subsider
terdakwa. melanggar Pasal 214 ayat (2) ke-1 KUHP; Lebih
Berbeda dengan Andi Hamzah dan Irdan Subsider melanggar Pasal 213 ke-2 jo. Pasal 55
Dahlan, Harun M. Husein membagi Surat (1) ke-1 KUHP; Lebih Lebih Subsider melanggar
Dakwaan menjadi 5 (lima) bentuk yaitu : Pasal 213 ke-1 jo. Pasal 55 (1) ke-1 KUHP;
a. Surat Dakwaan Tunggal. ATAU KEDUA, melanggar Pasal 170 ayat
b. Surat Dakwaan Alternatif. (1) KUHP; ATAU KETIGA, Primer melanggar
c. Surat Dakwaan Subsider. Pasal 351 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,
d. Surat Dakwaan Kumulatif. Subsider melanggar Pasal 351 ayat (1) jo. Pasal
e. Surat Dakwaan Gabungan atau Kombinasi. 55 ayat (1) ke-1 KUHP; ATAU KEEMPAT
melanggar Pasal 211 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
Bentuk Surat Dakwaan Tunggal dipergunakan KUHP; ATAU KELIMA melanggar Pasal 212 jo.
apabila berdasarkan hasil penelitian terhadap Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Namun jika dilihat
materi perkara hanya ada satu tindak pidana secara keseluruhan, bentuk Surat Dakwaannya
yang dapat didakwakan. Penyusunan Surat adalah Dakwaan Alternatif. Hal ini berarti bahwa
Dakwaan Tunggal ini dapat dikatakan sederhana para terdakwa hanya melakukan satu perbuatan,
dalam perumusannya dan sederhana pula dalam namun ada 9 (sembilan) pasal yang dijadikan
pembuktiannya. Oleh karena itu, pada umumnya sebagai dasar untuk mendakwa para terdakwa,
Surat Dakwaan Tunggal ini dipergunakan dalam yang dibagi menjadi 5 (lima) alternatif. Hal ini juga
perkara yang diperiksa menurut acara bisa diartikan sebagai “keseriusan”
pemeriksaan singkat, yang proses pembuktian penyidik/penuntut umum untuk “menjaring”
serta penerapan hukumnya dianggap mudah dan para terdakwa atas perbuatan yang
sederhana. dipersangkakan/didakwakan kepada para
terdakwa.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 21


SUPLEMEN
Di atas telah disebutkan bahwa dasar Jadi, perpanjangan penahanan terhadap para
pertimbangan penggunaan Surat Dakwaan terdakwa nampaknya sudah direncanakan jauh
Alternatif adalah karena penuntut umum belum sebelum masa penahanan para terdakwa
yakin benar tentang kualifikasi tindak pidana atau berakhir. Padahal penahanan tersangka dalam
pasal yang tepat untuk diterapkan pada tindak rangka pelaksanaan penyidikan adalah
pidana tersebut. Untuk memperkecil peluang merupakan suatu tindakan yang darurat, artinya
lolosnya terdakwa dari dakwaan maka digunakanlah baru dilakukan jika memang diperlukan sekali,
dakwaan alternatif atau pilihan. Banyaknya sedangkan penggunaan wewenang perpanjangan
alternatif dakwaan dapat menunjukkan bahwa waktu penahanan itu harus penuh
penuntut umum kesulitan untuk mengkualifikasikan tanggungjawab.
perbuatan terdakwa, atau bukti-bukti yang dimiliki Walaupun terdakwa dalam Putusan Nomor :
oleh penuntut umum tidak kuat dan meyakinkan. 1843/Pid.B/2017/PN.Mdn ini ada 4 (empat)
Secara keseluruhan, ada 9 dakwaan penuntut umum, orang, namun perbuatan yang
yaitu 4 (empat) dakwaan pada alternatif ke satu, satu disangkakan/didakwakan kepada para terdakwa
dakwaan pada alternatif kedua, 2 (dua) dakwaan adalah sama. Karena perbuatannya sama, maka
pada alternatif ketiga, satu dakwaan pada alternatif proses penyidikannya relatif cepat, bahkan
keempat, dan satu dakwaan pada alternatif kelima. mungkin tidak perlu perpanjangan penahanan di
Secara teoritis, tidak ada yang salah dalam t i n g k a t p e n y i d i k . P a r a
pembuatan surat dakwaan dalam Putusan Nomor: tersangka/terdakwa/terpidana ditangkap segera
1 8 4 3 / P i d . B / 2 0 1 7 / P N. M d n , s e b a b h a l i t u setelah peristiwanya, sehingga dengan cepat
merupakan kewenangan penuntut umum. Setelah dapat segera diperiksa, apalagi saksi yang
menerima Berita Acara Penyidikan (BAP) dari diajukan adalah 6 (enam) orang dari polisi
penyidik, penuntut umum harus memeriksa BAP, sendiri, 2 (dua) orang juru parkir, dan 3 (tiga)
apakah telah lengkap, dan selanjutnya akan orang Satpam USU. Keterangan yang diberikan
membuat Surat Dakwaan. Bentuk surat dakwaan saksi a charge dari polisi tersebut relatif
mana yang akan dibuat oleh penuntut umum bersamaan. Jadi proses penyidikan mestinya bisa
merupakan kebijakan dan penilaian dari penuntut cepat, tanpa memperpanjang penahanan di
umum. Namun dalam Putusan Nomor : tingkat penyidikan. Namun, yang terjadi adalah
1843/Pid.B/2017/PN.Mdn, yang disusun secara sebaliknya, baru dikeluarkan Surat Perintah
alternatif, berarti para terdakwa hanya melakukan Penahanan oleh Penyidik, sudah diajukan
satu perbuatan, dan untuk satu perbuatan itu permintaan perpanjangan kepada penuntut
penuntut umum mendakwanya hingga 9 (sembilan) umum, dan penuntut umum pun segera
pasal. mengeluarkannya, yaitu 13 hari sebelum berakhir
masa penahanannya atau ketika penahanan baru
E. Masalah Penahanan berlangsung selama 7 (tujuh) hari.
Penahanan di tingkat penyidikan dilakukan Di tingkat penuntutan pun terjadi hal yang
berdasarkan Surat Perintah Penahanan oleh sama. Penuntut umum melakukan penahanan
Penyidik No. SP.Han/198/V/2017/Reskrim berdasarkan Surat Perintah Penahanan
tertanggal 3 Mei 2017, untuk penahanan tanggal 3 tertanggal 16 Juni 2017, No. Print.130/RT.3/Ep
Mei 2017 s/d 22 Mei 2017 (20 hari). Agak aneh, 2/KTM/06/2017 untuk penahanan tanggal 16
bahwa perpanjangan penahanan oleh Penuntut Juni 2017 s/d 5 Juli 2017 (20 hari). Kemudian
Umum sudah diperoleh penyidik pada tanggal 10 diperpanjang oleh Ketua PN Medan tertanggal 5
Mei 2017 melalui Perpanjangan Penahanan No. Juli 2017 melalui Surat No.
1 1 7 7 / RT - 2 / E p p . 1 / K T M / 0 5 / 2 0 1 7 , u n t u k 72/Pen.Pid/2017/PM.Mdn, untuk perpanjangan
perpanjangan sejak tanggal 23 Mei 2017 s/d 1 Juli penahanan di tingkat penuntutan tanggal 6 Juli
2017 (40 hari). Artinya, Surat Perintah penahanan 2017 s/d 4 Agustus 2017 (30 hari). Pada tingkat
oleh penyidik berlaku hingga tanggal 22 Mei 2017, penuntutan seharusnya tidak perlu ada
tetapi Perpanjangan dari penuntut umum sudah perpanjangan penahanan oleh Ketua PN Medan,
keluar tanggal 10 Mei 2017, ketika masa penahanan sebab ketika penuntut umum (jaksa peneliti)
masih tersisa 13 hari lagi. Tak lama setelah menyatakan bahwa BAP telah lengkap, rencana
dikeluarkan Surat Perintah Penahanan oleh penyidik dakwaan sudah ada. Mengubah rencana dakwaan
(tanggal 3 Mei 2017) sudah langsung diajukan menjadi surat dakwaan tidak perlu waktu yang
perpanjangan penahanan kepada penuntut umum. panjang di era komputerisasi sekarang.

22 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SUPLEMEN
Berbeda dengan ketika KUHAP dibuat tahun 1981, (Pasal 211 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP) 4
alat tulis masih menggunakan mesin ketik. Rencana (empat) tahun; atau Dakwaan Kelima (Pasal 212 jo.
dakwaan yang diketik dengan menggunakan mesin Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP) 1 (satu) tahun 4
ketik, ketika akan dirubah menjadi Surat Dakwaan (empat) bulan.
tetap harus diketik kembali. Sekarang, mengubah Dari beberapa dakwaan alternatif itu, akhirnya
rencana dakwaan menjadi surat dakwaan sudah hakim menghukum para terdakwa dengan
mudah sebab hanya perlu menyisipkan beberapa Dakwaan Alternatif Kedua (Pasal 170 ayat (1)
hal, seperti mengubah judul dari Rencana Dakwaan KUHP), dengan ancaman pidana penjara paling
menjadi Surat Dakwaan, tanggal surat dakwaan, lana 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan. Berdasarkan
dan status penahanan terdakwa oleh penuntut Pasal 29 KUHAP, di tingkat pengadilan pun
umum, ditahan atau tidak. Hal itu sudah dapat sebenarnya masa penahanan para terdakwa tidak
dilakukan dengan menyisipkan pada file yang sedah bisa diperpanjang oleh Ketua PT Sumatera Utara,
tersedia. Surat pelimpahan perkara dari penuntut tanggal 12 Oktober 2017 s/d 10 Desember 2017
umum ke pengadilan negeri pun pada umumnya (2x30 hari). Sebab, menurut Pasal 29 KUHAP
sudah ada pada file-file penuntut umum, tinggal perpanjangan penahanan di tingkat pengadilan
mengisi nama atau identitas terdakwa, format negeri hanya dapat dilakukan jika tersangka atau
suratnya sudah tersedia. Konsekuensinya, perkara terdakwa menderita gangguan fisik atau mental
tidak perlu lama-lama di tingkat penuntutan, bisa yang berat, yang dibuktikan dengan surat
hanya hitungan beberapa jam/hari. keterangan dokter, atau perkara yang sedang
Di tingkat persidangan di pengadilan pun Majelis diperiksa diancam dengan pidana penjara
Hakim tetap melakukan penahanan melalui sembilan tahun atau lebih. Kedua syarat ini tidak
penetapan hakim No. 1843/Pid.B/2017/PM.Mdn dipenuhi dalam Putusan No.
tertanggal 14 Juli 2017, untuk penahanan sejak 1843/Pid.B/2017/PM.Mdn.
tanggal 14 Juli 2017 s/d 12 Agustus 2017 (30 hari), Menurut Pasal 21 (4) KUHAP bahwa penahanan
dan tetap diperpanjang oleh Ketua PN Medan, sejak hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau
tanggal 13 Agustus 2017 s/d 11 Oktober 2017 (60 terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau
hari), bahkan diperpanjang lagi oleh Ketua PT percobaan maupun pemberian bantuan dalam
Sumatera Utara, sejak tanggal 12 Oktober 2017 s/d tindak pidana tersebut dalam hal (a) tindak pidana
10 Desember 2017 (2x30 hari). itu diancam dengan pidana penjara lima tahun
Nampaknya para tersangka/terdakwa/ atau lebih, atau (b) tindak pidana sebagaimana
terpidana sudah diprogram untuk diproses dengan dimaksud dalam Pasal 282 ayat (3), Pasal 296,
“santai” sehingga para tersangka/ terdakwa terlalu Pasal 335 ayat (1), Pasal 351 ayat (1), Pasal 353
lama ditahan. Dasar penahanannya, hanya karena ayat (1), Pasal 372, Pasal 378, Pasal 379 a, Pasal
Pasal 21 KUHAP memperbolehkan, tidak karena 453, Pasal 454, Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan
urgensi penahanannya. Dari 9 (sembilan) pasal Pasal 506 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, ....
yang dipersangkakan, hanya dakwaan KESATU : Namun di dalam Pasal 21 (1) KUHAP ditentukan
Primer (Pasal 214 ayat (2) ke-2 KUHP) yang bahwa perintah penahanan atau penahanan
diancam dengan pidana penjara di atas 9 (sembilan) lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka
tahun, yaitu paling lama 12 tahun, sedangkan yang atau terdakwa yang diduga keras melakukan
lain diancam dengan pidana penjara di bawah 9 tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup,
(sembilan) tahun. Dakwaan lain diancam dengan dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan
pidana penjara paling lama untuk Dakwaan Kesatu kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa
Subsider (Pasal 214 ayat (2) ke-1 KUHP) 8 akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan
(delapan) tahun 6 (enam) bulan, Lebih Subsider barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.
(Pasal 213 ke-2 jo. Pasal 55 (1) ke-1 KUHP) 8 Berdasarkan Pasal 21 (1) dan (4) KUHAP, ada 2
(delapan) tahun 6 (enam) bulan, Lebih Lebih (dua) dasar atau syarat penahanan yaitu
Subsider (Pasal 213 ke-1 jo. Pasal 55 (1) ke-1 KUHP) dasar/syarat obyektif dan dasar/syarat subyektif.
5 (lima) tahun, Dakwaan Kedua (Pasal 170 ayat (1) Syarat obyektif penahanan merujuk pada Pasal 21
KUHP) 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan, Dakwaan (4) KUHAP, bahwa tindak pidana yang
Ketiga Primer (Pasal 351 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat dipersangkakan kepada tersangka diancam
(1) ke-1 KUHP) 5 (lima) tahun, Subsider (Pasal 351 dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih,
ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP) 2 atau tindak pidana tertentu yang disebutkan
(dua) tahun 8 ( delapan ) bulan, Dakwaan Keempat secara tegas dalam Pasal 21 (4) huruf b KUHAP.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 23


SUPLEMEN
Syarat subyektif merujuk pada Pasal 21 (1) Ketidakobyektifan penilaian inilah yang
KUHAP, yaitu adanya kekhawatiran bahwa kemudian yang mengakibatkan para terdakwa
tersangka/terdakwa akan melarikan diri, terlalu lama dalam penahanan. Lama penahanan
merusak atau menghilangkan barang bukti, atau yang dialami oleh para perdakwa pada akhirnya
mengulangi tindak pidana. mempengaruhi hakim dalam menjatuhkan
Penerapan kedua ketentuan ini mestinya pidana bagi para terdakwa. Terdakwa I, terdakwa
dilakukan dengan mempertimbangkannya secara II, dan terdakwa III dipidana dengan pidana
utuh, bukan terpisah satu sama lain. Pasal 21 (4) penjara masing-masing 7 (tujuh) bulan dan 9
KUHAP telah memberi batasan tindak pidana (sembilan) hari, sedangkan terdakwa IV dipidana
yang “dapat” dikenakan penahanan, bukan yang dengan pidana penjara masing-masing 7 (tujuh)
wajib dikenakan penahanan. Jika suatu tindakan bulan dan 7 (tujuh) hari. Dalam amar putusannya
yang dipersangkakan atau didakwakan dapat hakim juga memerintahkan agar para terdakwa
dikenakan penahanan menurut Pasal 21 (4) segera dikeluarkan dari tahanan, sebab pidana
KUHAP, maka kemudian harus dipertimbangkan penjara yang diputuskan tersebut sama dengan
apakah pada diri para tersangka/terdakwa ada masa penahanan rumah tahanan negara yang
keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bagi telah dijalani oleh para terdakwa.
penyidik atau penuntut umum atau hakim bahwa
tersangka/terdakwa akan melarikan diri, F. Analisis Putusan Hakim.
merusak atau menghilangkan barang bukti, dan Putusan hakim merupakan akhir dari suatu
atau mengulangi tindak pidana. Kekhawatiran proses peradilan perkara pidana. Pengadilan
merupakan suatu hal yang bersifat subyektif. Ada merupakan benteng terakhir pencari keadilan
tidaknya kekhawatiran akan sesuatu hal, dalam untuk memperoleh keadilan. Inilah sebabnya
hal ini bahwa para tersangka/terdakwa akan sehingga proses pemeriksaan perkara di
melarikan diri, merusak atau menghilangkan pengadilan dilakukan secara terbuka untuk
barang bukti, dan atau mengulangi tindak pidana umum, dan pelanggaran terhadapnya akan
tidak akan sama antara satu sama lain. Namun, mengakibatkan putusan batal demi hukum (Pasal
karena hukum itu harus bersifat obyektif, maka 153 KUHAP). Segala sesuatu yang diperoleh
penilaian yang bersifat subyektif tersebut selama proses penyidikan/di luar persidangan
haruslah dinilai secara obyektif. hanya dapat digunakan untuk membantu
Penilaian secara obyektif itu dapat dilihat dari menemukan bukti di sidang pengadilan.
kemungkinan terjadinya kekhawatiran tersebut. Keterangan saksi pada saat penyidikan
Jika penyidik/penuntut umum/hakim khawatir belumlah menjadi alat bukti, sebab keterangan
bahwa para tersangka/terdakwa akan melarikan saksi sebagai alat bukti adalah apa yang seorang
diri, maka hal itu dapat dinilai secara obyektif dari saksi nyatakan di sidang pengadilan (Pasal 185 (1)
keadaan-keadaan apakah para KUHAP), demikian juga keterangan tersangka
tersangka/terdakwa memiliki kemampuan untuk pada saat penyidikan. Menurut Pasal 184 KUHAP,
melarikan diri dalam kapasitasnya sebagai salah satu alat bukti adalah keterangan terdakwa,
mahasiswa, kemampuan secara ekonomis, dan bukan keterangan tersangka. Keterangan
lain-lain. Jika penyidik/penuntut umum/hakim terdakwa sebagai alat bukti ialah apa yang
khawatir bahwa para tersangka/terdakwa akan terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan
merusak atau menghilangkan barang bukti, maka yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau
hal itu dapat dinilai secara obyektif, apakah alami sendiri. Keterangan terdakwa yang
barang bukti masih ada pada para diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk
tersangka/terdakwa atau sudah disita. Kalau membantu menemukan bukti di sidang, asalkan
sudah disita, tidak ada lagi alasan untuk keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang
melakukan penahanan atas dasar hal tersebut. sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan
Jika penyidik/penuntut umum/hakim khawatir kepadanya (Pasal 189 KUHAP).
b a h wa p a ra t e r s a n g k a / t e rd a k wa a k a n Berdasarkan Pasal 185 KUHAP dan Pasal 189
mengulangi tindak pidana, maka hal itu dapat jo. Pasal 184 KUHAP di atas, hakim harus benar-
dinilai secara obyektif, apakah kemungkinan benar menjadikan segala sesuatu yang terjadi
untuk itu masih ada mengingat kejadian bentrok dan terbukti di persidangan sebagai dasar
antara mahasiswa dengan masyarakat, dan lain untuk
sebagainya.

24 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SUPLEMEN
memutuskan suatu perkara, apakah para 1. Terdakwa Fadel M. Harahap :
terdakwa bersalah secara sah dan meyakinkan a. Bahwa pada saat barisan polisi dan water
atas perbuatan yang didakwakan atau tidak. Jika canon masuk ke dalam kampus (setelah
hakim berpendapat bahwa para terdakwa peristiwanya), terdakwa Fikri, dan saksi
bersalah secara sah dan meyakinkan, Jekson ikut masuk mengikuti polisi dari
selanjutnya hakim akan memutuskan berapa belakang. Ini berarti bahwa ketiganya masuk
lama hukuman yang pantas/adil bagi para ke dalam kampus setelah terjadi peristiwa
terdakwa. Semua keterangan saksi harus pemukulan, bukan sebelum peristiwanya.
menjadi pertimbangan, baik saksi a charge Ketiga orang tersebut berarti bukan peserta
maupun saksi a decharge. Hal yang sama berlaku demo, melainkan dari Pers Mahasiswa
bagi terdakwa, bahwa hakim harus dengan surat tugas yang resmi. Bahkan
mempertimbangkan keterangan para terdakwa menurut saksi Jekson, ia sendiri sempat
di persidangan, tidak boleh semata-mata ditangkap, namun kemudian dilepas oleh
menerima isi BAP yang dibuat oleh penyidik di polisi setelah berontak dan menunjukkan
tempat yang (mungkin) tertutup. Pemeriksaan surat tugas Pers LPM-ITM.
di persidangan dianggap lebih obyektif, karena b. Ketika terdakwa berusaha melepaskan
dilakukan di tempat (sidang) yang terbuka untuk dirinya dari tangkapan polisi sambil
umum daripada pemeriksaan saat penyidikan. memberitahukan bahwa ia bukan bagian dari
D a l a m P u t u s a n N o m o r : aksi demo, melainkan dari Pers Mahasiswa
1843/Pid.B/2017/PN.Mdn, nampaknya hakim untuk meliput berita, polisi yang melakukan
tidak cukup mempertimbangkan segala hal yang penangkapan tidak memperdulikan, dan
terjadi di persidangan. Pertimbangan hukum malah terus memukuli terdakwa. Bahkan
hakim di persidangan hanya setelah terdakwa berada di dalam truk
mempertimbangkan Surat Tuntutan dari Dalmas, terdakwa tetap dipukuli dan
penuntut umum dan keterangan saksi a charge, d i te n d a n g h i n g ga ke p a l a te rd a k wa
sedangkan nota pembelaan dari advokat dan mengeluarkan darah dan akhirnya pingsan.
keterangan a decharge sama sekali c. T e r d a k w a m e m b a n t a h s e l u r u h
dikesampingkan. k e t e r a n g a n nya d a l a m B A P, k a r e n a
Penuntut umum sudah secara obyektif keterangannya diberikan tidak dalam
memuat keterangan saksi, baik saksi a charge keadaan bebas, melainkan terus dipukuli
maupun saksi a decharge serta keterangan oleh penyidik, tidak diberi kesempatan tidur,
terdakwa. Advokat pun telah memuat serta tidak diberi pengobatan yang cukup
keterangan saksi a charge maupun saksi a atas luka-luka yang dialaminya akibat
decharge, serta keterangan terdakwa, namun siksaan polisi sebelum diperiksa. Keterangan
hakim sama sekali tidak mempertimbangkan tersangka dalam BAP diberikan dalam
kesaksian a decharge dan keterangan para keadaan tertekan, baik fisik maupun psikis.
terdakwa. Fakta hukum yang dikemukakan oleh Kebenaran tentang adanya
hakim, diambilalih dari semua keterangan a pemukulan/siksaan oleh polisi/penyidik
charge, dan sama sekali mengesampingkan terhadap terdakwa bisa juga ditelusuri dari
keterangan a decharge dan keterangan keterangan para terdakwa yang lain.
terdakwa. Penyidikan yang dilakukan dan disertai
Pada dasarnya saksi a charge dari dengan siksaan/pemukulan bertentangan
kepolisian mengatakan bahwa para saksi ini dengan Pasal 117 (1) KUHAP, yang
dipertemukan dengan para terdakwa setelah menentukan bahwa keterangan tersangka
peristiwanya, tetapi para terdakwa telah dan atau saksi kepada penyidik diberikan
membantah bahwa pernah dipertemukan tanpa tekanan dari siapa pun dan atau dalam
dengan para saksi. Beberapa keterangan bentuk apapun.
terdakwa yang mestinya masuk dalam d. Da la m p e m e ri ksa a n o le h p e ny i di k ,
pertimbangan hukum hakim, antara lain : tersangka/terdakwa tidak didampingi oleh
advokat prodeo secara sungguh-sungguh.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 25


SUPLEMEN
2. Fikri Arif : c. Bahwa terdakwa berusaha berontak, namun
a. Keterangan terdakwa Fikri sama dengan dipukuli oleh polisi hingga jatuh. Kemudian
terdakwa Fadel M. Harahap, karena mereka dibawa polisi ke RS Bhayangkara, dan
berada pada posisi yang sama, saat water dipertemukan dengan saksi korban.
canon masuk ke dalam kampus dan d. Selama di RS Bhayangkara, terdakwa
terdakwa ikut di belakang polisi. dipukuli oleh polisi, termasuk oleh saksi
b. Bahwa ketika terdakwa dibawa masuk ke korban. Kemudian terdakwa dibawa ke
dalam mobil truk Dalmas, di dalam truk Polrestabes Medan tanpa terlebih dahulu
sudah ada terdakwa Erlangga Kurniawan diobati luka-lukanya akibat pukulan dan
dan Fadel M Harahap dalam keadaan babak jatuh dari sepeda motor polisi, dan di
belur atau luka parah. Polrestabes pun terdakwa masih dipukuli
3. Erlangga Kurniawan : oleh polisi.
a. Bahwa terdakwa adalah warga biasa bukan e. Sama seperti terdakwa yang lain, terdakwa
mahasiswa, dan sempat menolong saksi juga membantah seluruh keterangannya
korban yang minta tolong karena dipukuli, dalam BAP, karena keterangannya diberikan
tetapi kemudian ia menjadi korban dalam keadaan tertekan, baik fisik maupun
pemukulan oleh masyarakat dan polisi, dan psikis karena terus dipukuli oleh penyidik,
kemudian ditangkap polisi. Walaupun ia tidak diberi kesempatan tidur, serta tidak
berteriak-teriak mengatakan bahwa ia diberi pengobatan yang cukup atas luka-luka
bukan mahasiswa tetapi masyarakat dan yang dialaminya akibat siksaan polisi
polisi terus memukulinya. sebelum diperiksa.
b. Bahwa terdakwa merupakan orang yang Hakim seharusnya mempertimbangan hal-
pertama dimasukkan ke dalam truk hal yang disampaikan oleh para terdakwa dalam
Dalmas, dan selama berada di dalam truk menilai kebenaran keterangan saksi a charge.
Dalmas, ia dan terdakwa lain dipukuli dan Sikap hakim yang tidak memihak dalam peradilan
ditendangi oleh polisi. pidana menuntut bahwa hakim harus berusaha
c. T e r d a k w a m e m b a n t a h s e l u r u h untuk membuktikan kebenaran dari keterangan
keterangannya dalam BAP, karena terdakwa tersebut.
keterangannya diberikan dalam keadaan 5. Ada hal yang sama dari keterangan keempat
tertekan, baik fisik maupun psikis, sebab terdakwa, yaitu bahwa semua mengaku dan
terus dipukuli oleh penyidik, tidak diberi saling melihat bahwa para terdakwa dipukuli dan
kesempatan tidur, serta tidak diberi ditendangi (disiksa) oleh polisi saat ditangkap,
pengobatan yang cukup atas luka-luka yang serta menarik keterangan yang diberikan pada
dialaminya akibat siksaan polisi sebelum saat penyidikan di BAP. Para terdakwa tidak
diperiksa. diperlakukan secara manusiawi, sebab para
d. Foto yang dijadikan sebagai barang bukti terdakwa ditangkap sekitar pukul 19.30 WIB,
diambil satu bulan setelah terdakwa dipukuli dan ditendangi hingga luka, lukanya
ditahan. tidak diobati secara layak, serta tidak dikasih
1. Seir Mensen S : tidur. Ada kesan bahwa cara-cara tersebut
a. Terdakwa mengakui bahwa ia ikut dalam dilakukan agar “proses penyidikan” versi
aksi demo mahasiswa, tetapi setelah penyidik akan berjalan cepat. Penderitaan yang
melihat bahwa aksi sudah mulai brutal, ia dialami oleh para terdakwa akan mengakibatkan
meninggalkan aksi dan pergi ke FIB (USU). mental menjadi jatuh. Akibatnya, para terdakwa
Ia ditangkap pada saat berbincang-bincang akan cenderung mengakui perbuatan yang
dengan kawannya sambil menonton konser dipersangkakan kepada para terdakwa. Cara-cara
musik oleh mahasiswa etnomusikologi di yang demikian tentu telah menyimpang dari
depan FIB. tujuan KUHAP itu sendiri sebagaimana
b. Berselang beberapa menit kemudian, dicantumkan di dalam Keputusan Menteri
datang 4 (empat) orang polisi Kehakiman RI Nomor : M.01.PW.07.03 TH.1982
menghampiri dan menangkapnya dengan te n t a n g Pe d o m a n Pe l a ks a n a a n KU H A P,
cara dipaksa ikut naik sepeda motor serta bahwa tujuan Hukum Acara Pidana adalah untuk
dibawa ke arah asrama haji.

26 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


SUPLEMEN
mencari dan mendapatkan atau setidak- Lalu, saksi korban juga menerangkan bahwa di
tidaknya mendekati kebenaran material, ialah antara para terdakwa ada yang melemparkan
kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari batu kepada saksi korban, dan saksi korban
suatu perkara pidana dengan menerapkan teringat sedikit wajah pelempar batu. Di dalam
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan keterangan saksi korban ini ada sesuatu hal yang
tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah tidak atau kurang logis, bagaimana bisa orang
pelaku yang dapat didakwakan melakukan melihat ketika ia menutup wajah dan kepala
suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya dengan tangan. Saksi korban hanya bisa melihat
meminta pemeriksaan dan putusan dari sedikit wajah pelempar/pemukul (para
pengadilan guna menemukan apakah terbukti terdakwa), tidak jelas wajah siapa dari terdakwa
bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan yang dilihat. Melihat sedikit wajah pelaku
apakah orang yang didakwa itu dapat pemukulan dan pelembar batu sangat potensil
dipersalahkan. menimbulkan keragu-raguan akan kebenarannya
Keterangan yang diberikan dalam keadaan keterangan saksi korban tersebut. Keadaan ini
yang tertekan mestinya dinyatakan batal demi sangat jauh dari tujuan KUHAP untuk mencari
hukum. Namun, hal itu sama sekali tidak masuk dan menemukan kebenaran material, yaitu
dalam pertimbangan hakim. Keterangan yang kebenaran yang sebenar-benarnya.
diberikan dalam keadaan tertekan, baik karena 2. Saksi Roy Simaremare : Sambil berlari
tekanan fisik seperti pemukulan dan ditendang, meninggalkan mahasiswa yang sedang mengejar
serta tekanan psikis yang tidak memberikan dan ada sekitar 20 orang yang memukuli saksi
waktu bagi para terdakwa untuk tidur serta korban, serta banyak kerumunan massa, jaraknya
tidak diobati mestinya juga dijadikan oleh kira-kira 15 meter di belakang, namun bisa
hakim sebagai pertimbangan untuk menerima melihat wajah para terdakwa. Keterangan ini pun
atau menolak keterangan para saksi a charge. patut diragukan kebenarannya. Sambil berlari,
Penarikan keterangan dalam BAP jarak 15 meter, ada sekitar 20 orang yang
sesungguhnya sangat relevan dengan memukuli, di tengah-tengah kerumunan massa
pengakuan para terdakwa atas penyiksaan yang yang banyak, kurang masuk akal jika saksi bisa
dialami, baik secara fisik maupun psikis. melihat dengan baik (benar) 4 (empat) orang dari
Pertimbangan hukum hakim dalam sekitar 20 orang pelaku pemukulan di tengah-
Putusan Nomor : 1843/Pid.B/2017/ PN.Mdn tengah massa yang banyak. Hal yang sama juga
telah disusun secara logis dan runtut, namun berlaku untuk saksi Zuharman dan Jeri Barus,
dasar untuk membuat pertimbangan hukum itu yang melihat peristiwa dari jarak 20 meter.
yang tidak fair karena tidak 3. Saksi Wahyu Ulil Amri, bisa melihat bahwa salah
mempertimbangkan segala hal yang terungkap seorang pelaku pemukulan terhadap saksi korban
di persidangan. Pembuktian unsur-unsur adalah Seir Mensen dari jarak 20 meter di tengah-
tindak pidana yang didakwakan hanya merujuk tengah kerumunan massa yang banyak, juga
pada surat tuntutan dari penuntut umum. Nota kurang logis.
pembelaan dan keterangan saksi a decharge 4. Saksi M. Rian Permana, memberi keterangan
sama sekali tidak masuk dalam pertimbangan setelah melihat Video, yang tidak pernah diajukan
hukum hakim. sebagai bukti di persidangan, juga tidak logis.
Keterangan para saksi a charge pun 5. Saksi Dedi Hamka Berutu, tidak ingat persis siapa-
diterima oleh hakim secara mentah-mentah, siapa yang memukul.
tanpa mempertimbangkan isi keterangan yang 6. Saksi Abdul Syahputra, mengatakan ia melihat
tidak atau kurang logis. Beberapa hal dari dari jarak 20 meter bahwa salah seorang pelaku
keterangan a charge yang dapat dipandang pemukulan memakai jaket merah, kemudian
tidak atau kurang logis, antara lain : menangkap terdakwa Erlangga hanya karena
1. Saksi korban, Hendri Joice : Bahwa ketika memakai jaket merah dan berada jauh dari
terjadi pemukulan dan pelemparan saksi tempat peristiwa. Jadi, saksi tidak melihat
korban menutupi wajah dan kepalanya terdakwa Erlangga melakukan pemukulan.
dengan tangan guna melindungi dirinya dari Keterangan saksi sebagai alat bukti haruslah
pukulan dan lemparan. mengenai apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia alami
sendiri.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 27


SUPLEMEN
Jaket merah yang dikenakan oleh terdakwa terutama keterangan terdakwa yang mencabut
Erlangga tentu bukanlah satu-satunya jaket keterangan pada BAP karena sejak ditangkap hingga
merah sejenis yang diproduksi. Hal yang sama diperiksa para tersangka/terdakwa disiksa, luka
dikemukakan oleh saksi Nasaruddin. akibat penyiksaan tidak diobati, serta tidak diberi
7. Saksi Gabriel YR Purba, tidak mengingat pelaku- kesempatan untuk tidur sejak ditangkap sekitar
pelaku pemukulan. pukul 19.30 Wib hingga besok harinya.
Penilaian terhadap kebenaran keterangan para Hakim menjatuhkan putusan pemidanaan yang
saksi ini mestinya hakim menggunakan Pasal 185 sama dengan masa penahanan, yaitu 7 (tujuh) bulan
(1) KUHAP, bahwa dalam menilai kebenaran 9 (sembilan) hari untuk terdakwa I, II, dan III, serta 7
keterangan seorang saksi, hakim harus dengan (tujuh) bulan 7 (tujuh) hari untuk terdakwa IV.
sungguh-sungguh memperhatikan persesuaian Secara teoritis, tidak ada yang salah dengan putusan
antara keterangan saksi satu dengan yang lain (saksi hakim tersebut, namun menjatuhkan pidana dengan
a charge dan saksi a decharge) serta alasan yang cara menyesuaikannya dengan masa penahanan
mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi terasa janggal dan pasti tidak sejalan dengan
keterangan yang tertentu. Jadi hakim tidak boleh pertimbangan hukum hakim. Putusan ini
s e m a t a - m a t a h a nya m e m p e r t i m b a n g k a n mengindikasikan bahwa sekiranya para terdakwa
keterangan saksi a charge, serta alasan dalam ditahan di bawah 7 (tujuh) bulan 9 (sembilan) hari,
memberikan keterangan, apakah logis atau tidak. hakim akan menjatuhkan pidana di bawah itu. Jadi,
Menurut M. Yahya Harahap, bahwa pada alat pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan
bukti keterangan saksi tidak melekat sifat pidana tidak utuh berdasarkan “pertimbangan
pembuktian yang sempurna (volledig bewijskracht), hukum” atas kasusnya, tetapi lebih dipengaruhi oleh
dan tidak melekat di dalamnya sifat kekuatan masa penahanan.
pembuktian yang mengikat dan menentukan
(beslissende bewijskracht), alat bukti keterangan Daftar Pustaka
saksi mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang
bebas, yang dapat dilumpuhkan oleh terdakwa Hamzah, Andi dan Irdan Dahlan, 1987, Surat
dengan alat bukti yang lain berupa saksi a decharge, Dakwaan, Alumni, Bandung.
keterangan ahli, dan sebagainya. Jadi, hakim juga H a r a h a p , M . Ya h y a , 1 9 8 8 , P e m b a h a s a n
harus memperhatikan keterangan saksi a decarge Permasalahan Dan Penerapan KUHAP,
dan keterangan terdakwa. Jilid II, Cet. II, Pustaka Kartini, Jakarta.
Husein, Harun M., 1990, Surat Dakwaan, Teknik
G.Penutup Penyusunan Fungsi Dan
Penanganan perkara dalam Putusan Nomor : Permasalahannya, Rineka Cipta, Jakarta.
1843/Pid.B/2017/ PN.Mdn sudah bermasalah
Karjadi, M. dan R. Soesilo, 1990, Kitab Undang-
sejak proses penyidikan, termasuk penahanan
Undang Hukum Acara Pidana Dengan
para tersangka/terdakwa dan proses di
Penjelasan Resmi Dan Komentar, Politeia,
persidangan. Penahanan yang berlarut-larut pada
Bogor.
akhirnya mempengaruhi putusan hakim.
Perpanjangan masa penahanan pada saat Kuffal, HMA, 2007, Penerapan KUHAP Dalam
penyidikan dan penuntutan tidak begitu urgen Praktik Hukum, Cet. Kesembilan, UMM
demi kepentingan pemeriksaan, apalagi Press, Malang.
perpanjangan penahanan saat persidangan oleh Sabuan, Ansorie, Syarifuddin Pettanasse, dan Ruben
Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara sama Achmad, 1990, Surat Dakwaan, Teknik
sekali tidak relevan karena tidak sesuai dengan Penyusunan Fungsi Dan
syarat yang ditentukan oleh Pasal 29 KUHAP. Permasalahannya, Edisi Ke-1, Angkasa,
Dalam persidangan hakim tidak berusaha Bandung.
mencari kebenaran material sebagaimana tujuan Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
dari Hukum Acara Pidana. Hakim semata-mata 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
mendasarkan putusannya pada keterangan saksi a
charge dan tuntutan penuntut umum, sedangkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor :
keterangan saksi a decharge dan keterangan M.01.PW.07.03 TH.1982 tentang Pedoman
terdakwa sama sekali tidak dipertimbangkan, Pelaksanaan KUHAP.

28 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


BUDAYA
CERPEN - Prihartini Simbolon :
IDEALIS UNTUK MENJADI LUPA
Angin yang semilir di sore hari memiliki nikmat tersendiri. Bahkan kami sudah sering sekali bertukar kolor hanya untuk
Semua manusia pasti menyukai kepulan asap dari sebatang rokok memuaskan kesenangan semata.
lintingku dan menghirupnya kembali dengan perlahan. Kaki diangkat Siang itu, lagi-lagi kami turun ke jalan. Aku bersama kawan-
satu ke atas kursi panjang yang terbuat dari kayu. Pijakan ubin tanah kawan yang lain menemani masyarakat yang hendak tergusur.
terlalu dingin kurasakan di sore hari ini. Setelah hari itu, aku masih Entah, pada saat itu kebetulan saja, kawan terbaikku tidak bisa
seperti ini. Pulang dari ladang aku hanya bisa menatap nanar masa dihubungi. Aku masih saja berpikir positif, mungkin ia tertidur. Kami
depan yang sudah kurancang. Andai waktu perlahan bisa diputar berarak berjalan bersama masyarakat menuju gedung yang disebut
kembali, aku hanya perlu beberapa bulan yang lalu tak kurasakan lagi gedung untuk menerima aspirasi masyarakat. Sebelumnya kami
dahaga akan mimpi seperti ini. Duduk seorang diri menunggu bapak- membagikan atribut aksi untuk menandai siapa kawan dan lawan.
bapak yang lain datang untuk bisa duduk bersama adalah Sesampainya di depan gedung tersebut, aku dan dua temanku
kebahagiaan tersendiri. Karena hanya itu yang bisa kunikmati. menjadi orator dan beberapa bapak-bapak yang juga ikut
Di kampung ini, aku merasa asing dengan diriku. Hal yang menyuarakan suaranya. Aku juga lupa, bagaimana bisa kericuhan
biasa bila cibiran menghantuiku. Itulah resiko hidup di kampung. terjadi. Tiba-tiba saja, ada yang melempar batu dari luar barisan dan
Bukan kota yang lebih individualis dan takkan peduli yang akan kau akhirnya memicu amuk dari massa. Tidak ada satupun yang mau
lakukan atau apa yang telah kau lakukan. Mereka tetap menyapa, mengalah dan akhirnya aku juga lupa, aku diseret oleh aparat
hanya saja tidak sehangat dulu. Mereka masih menatap tapi bukan keamanan dengan cara yang tidak mengasyikkan. Ya, karena tidak
tatapan menyukai atau mengajak untuk bekerja bersama. Lagi-lagi ada dokumentasi pada saat itu. Yang kuingat, aku sudah berlumur
tatapan itu tatapan sepele akan aku. darah begitu sampai di kantor polisi. Ini mungkin yang membuatku
Kulihat lurus ke depan, kampung ini masih asri dengan pohon- lupa karena kepalaku dihantam oleh benda keras yang membuatku
pohonnya. Tidak ada yang berani bermain ke ladang bila hari sudah hingga kini menjadi pelupa. Aku tidak tahu apa salahku. Mengapa
malam. Saat itu, bapakku pulang dari ladang paling lama jam 7 malam. sampai ada di kantor polisi dan harus merasakan dinginnya lantai
Sesampai di rumah, dia langsung makan makanan yang sudah bui selama beberapa minggu.
disiapkan oleh mamakku. Ladang yang bertetangga dengan hutan Aku juga lupa mengapa aku bisa keluar dari bui itu, yang
adalah ciri khas dari kampung kami. Menanam di darat dengan masih kuingat adalah mamakku menangis saat melihat aku seperti
menanam di sawah beda lagi tempatnya. Tapi jangan coba-coba orang bodoh saat memakan makanan yang dibawakannya. Ya,
menanam di sembarang tempat. Raja Huta akan memberimu teguran beberapa kawan-kawan dari organisasiku datang. Mereka
dan nasihat yang panjang lebar pastinya. Bahkan kemungkinan memberitahukan akan membantuku. Tenang saja begitu kata
besar, ia akan mengajarkanmu tarombo batak. Ya, semoga kamu mereka. Memang, ada dari beberapa orang yang mendatangiku,
menjadi lebih berilmu. mereka adalah orang yang katanya akan membantuku. Hingga
Andai kudengar ceramah panjang seorang mamak yang tidak akhirnya aku lupa apa yang sedang kulakukan hingga akhirnya aku
bersekolah tinggi itu dulu. Pasti aku bisa bermimpi layaknya yang bebas.
lain. Yang tidak perlu lagi hidup dalam kesunyian dan sudah hidup Akan tetapi, aku tidak melihat kawan terbaikku hadir disini
glamour di kota sana. Salahku, selalu membiarkan omongannya. Aku bersamaku. Keluar sebagai mantan napi sangat mendukakan hati
selalu merasa dia takkan bisa seperti aku yang selalu benar dalam orang tuaku. Mereka akhirnya memintaku untuk tidak melanjutkan
mengambil keputusan dalam hidupku. studi. Dikarenakan aku pun sudah lupa bagaimana seharusnya
memakai baju yang bagus dan meletakkan sendok di tempatnya.
Pagi itu, di kost-kostanku bersama kawan terbaikku sedang Aku sudah lupa. Dan sampai saat itu, aku belum melihat kawan
menikmati pagi dengan menyeruput segelas kopi kesukaan kami. terbaikku.
Kami mungkin bisa dibilang lelaki hits pencinta kopi tanpa gula. Siapa Aku tidak bisa lagi melanjutkan studi selain karena aku
bisa melawan kami. Tidak ada firasat sama sekali akan dibohongi sudah sepelupa opung boruku. Aku juga dikeluarkan dari perguruan
oleh kawan terbaikmu. Saat itu, aku sudah lelah mengajaknya tinggi yang menjadi tempatku menimba ilmu. Mamakku bukan
berdebat terkait konflik yang sedang ditangani oleh salah satu seperti mamak pejuang lainnya, yang terus mempertaruhkan hak
organisasi kami. Ya, negara memang tidak sebaik teorinya anaknya. Ya, kami adalah orang-orang yang dipaksa kalah oleh
menyejahterakan bangsa. Kehadiran mereka dalam kehidupan kekuasaan. Aku tak tahu tapi mamakku meminta aku untuk
masyarakat malah membuat masyarakat makin tidak mengerti membantu mereka bekerja saja di ladang, Biarlah adik-adikku yang
kedaulatan rakyat itu artinya apa. melanjutkan mimpi mereka menjadi orang yang besar dan memiliki
Masyarakat rel kereta api masih dalam penantian untuk gelar. Dan sampai hari itu, aku masih belum melihat kawan
mendapatkan haknya. Kami masih saja mengajak mereka untuk terbaikku.
berdiskusi dan melakukan aksi strategi. Itu yang sedang kami Sore ini membuatku mengenang masa lalu, kembali duduk di depan
perdebatkan dengan kawan terbaikku. Aku tak tahu bahwa warung nantulangku yang masih mau menyambutku dengan
perjuangan ini akan dikhianati olehnya. Peluh yang kita keluarkan hangat sama dengan kedua orang tuaku. Sore ini, mengingatkanku.
sama-sama kita rasakan asinnya. Yah, aku mungkin terlalu Aku hanya terlalu idealis untuk menjadi lupa dan akhirnya
melankolis selama tinggal di kampung ini. terlupakan. **

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 29


KRONIK
MASYARAKAT DARI 13 DESA MENOLAK KEHADIRAN
PT DPM DI DAIRI - PAKPAK BHARAT
Medan (Soerak) Plt. Kepala Dinas Energi dan Selain mendesak kepala ESDM untuk segera
Sumber Daya Mineral (ESDM), Provinsi Sumatera meninjau ulang keberadaan PT DPM, tuntutan
Utara, Zubaidi berjanji akan menindaklanjuti lainnya adalah realisasi hak kelola rakyat atas hutan
tuntutan Koalisi Advokasi Tambang dan mengingat adanya kebijakan Reforma Agraria dan
Penyelamatan Hutan Dairi-Pakpak Barat tentang Perhutanan Sosial (RAPS) yang merupakan
peninjauan izin dan operasional PT. Dairi Prima pemerintah pusat. Ketua Formatpetalihi, Sami
Mineral (DPM) di Dairi dan Pakpak Bharat. Hal ini Sitorus menyampaikan bahwa mereka sangat
disampaikan dalam diskusi bersama Formatpetalihi, bergantung pada tanaman pertanian dan kehutanan.
BAKUMSU, PDPK dan WALHI Sumut di kantor dinas Keberadaan pertambangan di kawasan hutan yang
ESDM Sumatera Utara, Medan, Selasa (22/5). secara turun-temurun berfungsi sebagai penyangga
Formatpetalihi yang merupakan forum masyarakat ekosistem terutama sumber daya air sudah mereka
dari 13 desa di Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat rasakan dengan berkurangnya produksi hasil
menjadi korban akibat keberadaan PT. Dairi Prima pertanian. Selain itu, terdapat beberapa kasus
Mineral (PT. DPM) sejak 2008. Ke -13 Desa tersebut penyakit kulit yang diduga akibat aliran sungai yang
yakni Lae Rembong, Lae Ambat, Lae Panginuman, tercemar limbah logam. Sitorus juga khawatir
Sumbari, Bonian, Bongkaras, Tungtung Batu, dengan potensi hilangnya mata pencaharian karena
Longkotan, Palipi, Markelang, Lae Haporas, Lae perubahan pola hidup masyarakat menjadi buruh
Lubung dan Sinar Pagi. industri tambang.

30 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
Sebelumnya, Koalisi Advokasi Tambang dan Selain itu, terdapat fakta bahwa masyarakat merasa
Penyelamatan Hutan Dairi-Pakpak Bharat yang tertipu dan dirugikan pasca transisi kepemilikan
terdiri dari BAKUMSU, WALHI Sumut, PDPK dan lahan maupun ganti rugi. Fakta tersebut juga
HARI dalam kertas posisinya yang telah diserahkan ke mendapat pengabaian dari perusahaan dan
ESDM Propinsi Sumut, menyimpulkan bahwa pemerintah atas keberadaan masyarakat di kawasan
pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan untuk hutan. Hal ini memicu konflik karena adanya klaim
usaha pertambangan tertutup kepada PT DPM sangat atas tanah baik antar keluarga maupun komunitas
bertentangan dengan fakta keberadaan masyarakat adat/marga.
yang telah melakukan kegiatan budidaya tanaman Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa dinas
pertanian dan kehutanan jauh sebelum kedatangan ESDM akan memfasilitasi pertemuan dengan
perusahaan tambang. Hal ini berpotensi akan mengundang para stakeholder termasuk PT. Dairi
semakin menghilangkan sumber pendapatan Prima Mineral. /Pri
masyarakat dari sektor agroforestry sehingga jelas
bertolak belakang dengan upaya pemerintahan
Presiden Joko Widodo untuk memulihkan hutan
rakyat dan peningkatan ketahanan serta kedaulatan
pangan dengan mencetak sawah.

KITA DANAU TOBA (KITADO) MENYIKAPI TENGGELAMNYA


KM SINAR BANGUN DI DANAU TOBA
Parapat (Soerak) Sebanyak 20 orang perwakilan Mengingat tragedi ini bukanlah yang pertama kali
organisasi masyarakat sipil yang ada di Sumatera terjadi di Danau Toba. Tragedi demi tragedi terjadi
Utara, yakni KSPPM, LPPM GKPI, Alusi Tao Toba, Boy tanpa ada pembenahan dan perbaikan. Pemerintah
Raja Lawfirm, BAKUMSU dan BITRA mengadakan harus memiliki langkah-langkah yang lebih
pertemuan di Parapat pada Jumat, (22/6) menyikapi komprehensif dan sistematis, bukan hanya langkah-
tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba. langkah yang diambil setelah terjadi tragedi. Harus
Pertemuan tersebut menyepakati membentuk sebuah ada pembenahan dan perbaikan yang serius.
wadah yang bernama KITA DANAU TOBA (KITADO)
yang akan membawa dan mengawal tragedi
tenggelamnya KM Sinar Bangun ke jalur hukum.
KITADO menilai tragedi ini adalah hasil dari
buruknya fasilitas publik di sektor transportasi serta
lemahnya kinerja pemerintah dari perencanaan,
implementasi dan pengawasan.
Dalam kesempatan ini forum KITADO mengapresiasi
respon dan instruksi Presiden Jokowi, terkait tragedi
tenggelamnya KM Sinar Bangun, terhadap Basarnas,
TNI, Polri, dan BNPB untuk secepatnya menemukan
dan menyelamatkan korban; memberikan jaminan
perawatan dan santunan kepada keluarga korban;
dan perbaikan sistem dan kinerja instansi-instansi
terkait dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan
Dinas Perhubungan.
KITA Danau Toba juga mendesak agar
pemerintah serius memperhatikan dan membenahi
system dan fasilitas transportasi publik yang
mengutamakan keselamatan penumpang.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 31


KRONIK

Kunjungan Dirjen Perhubungan Darat


Ditempat terpisah pada tgl 30 Juni Direktur Semua ini akan disampaikan ke operator kapal. Dalam
Jenderal Perhubungan Darat Kementerian ramp check ada keterkaitan menyangkut kelengkapan
Perhubungan Irjen Pol Budi Setiyadi beserta administrasi akan lakukan perbaikan, menyangkut
rombongan dari Jakarta melakukan kunjungan ke deregulasi dipusat akan dicek kembali sehingga muda
Tiga Ras melihat dari dekat perkembangan diimplementasikan.
pencarian korban KM Sinar Bangun yang Hal lain yang disampaikan menyangkut
tenggelam pada tgl 18 Juni 2018. Dirjen kemampuan atau keterampilan, pada kondisi sekarang
Perhubungan Darat mengatakan pemerintah dari para nakhoda termasuk masalah perilaku dan
hingga hari ini masih terus melakukan pencaharian sikap belum menunjukkan keterampilan. Kepada
terhadap 164 korban yang masih hilang dan akan nakhoda harus ada pengawasan yang ketat untuk ini.
diperpanjang untuk 3 hari ke depan. Akan ada pelatihan kepada para Dinas Perhubungan
khususnya di 7 kabupaten di kawasan danau
toba agar mereka punya keterampilan
terhadap aspek keselamatan termasuk
manifes. Juga pelatihan kepada para nakhoda
yang dilakukan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan selama 1
minggu nantinya.
Yang lain adalah soal komunikasi tidak
semua nakhoda punya alat komunikasi.
Banyak kapal tidak punya alat komunikasi.
Pemerintah akan memberi bantuan alat Re
piter yaitu alat bantu komunikasi kapal.
Terkait operator ditiap dermaga harusnya
ada.
Pemerintah juga sudah mempercepat untuk
pemberian santunan, Dirjen sudah meminta kepada
Menyangkut keselamatan di danau toba,
pemerintah propinsi Sumut untuk membuat SK nya
pemerintah akan melakukan penataan di kawasan
terkait keluarga yang belum ditemukan dan menjadi
danau toba, Menteri Perhubungan sudah
korban. Segera SK diterbitkan dan santunan akan
membentuk Tim ad hock dari internal Dirjen
diberikan.
Perhubungan juga dari stageholder lainnya ke
depan apa yang akan dilakukan bukan hanya fisik Dalam kesempatan tersebut Manambus Pasaribu
saja yang terpenting adalah perubahan mineset dari BAKUMSU mengatakan bahwa kejadian KM Sinar
masyarakat (pengguna), operator dan pemerintah Bangun menunjukkan pola pengelolaan trasportasi
setempat. Inspektur Jenderal akan mendampingi kita sangat buruk. Disatu sisi pemerintah sedang
tim ini yang akan bekerja selama 1 bulan, gencar-gencarnya membangun kawasan danau toba
pemerintah membuat Bulan Keselamatan yang masuk dalam 10 destinasi pariwisata. Namun
Pelayaran, harapannya ada perubahan mineset disisi lain dengan peristiwa ini ironi besar bagaimana
termasuk penambahan sarana keselamatan pemerintah membangun kawasan danau toba tapi
pelayaran. kondisinya seperti ini. Kami mencatat bahwa berbagai
regulasi terkait transportasi pelayaran itu tidak terjadi
Langkah lain yang akan dilakukan yaitu melakukan
di sini, pemerintah tidak melakukan fungsi
ramp check hingga memastikan jumlah penumpang
pengawasan selama ini. Fakta ini bahwa negara harus
tidak melampaui kapasitas. Demikian pula dengan
hadir karena selama ini negara lalai untuk
penggunaan life jacket untuk memastikan
memperbaiki seluruhnya termasuk regulasi. Kami
keselamatan. Dek lantai 3 untuk kapal kayu tidak
mendesak negara harus melakukan evaluasi untuk
akan ada lagi. Teralis dikanan kiri kapal diharapkan
perbaikan ke depannya trasportasi laut di kawasan
akan dibuang dan melebarkan pintu masuk akses ke
danau toba./Pri/JA
dek 2.
***********

32 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
PT TPL Menunda Kesepakatan Penyelesaian Konflik
dengan 5 Komunitas Masyarakat Adat
Medan (Soerak) Kementerian Lingkungan Hidup dan Dalam kesempatan tersebut, masyarakat adat sangat
Kehutanan melalui Dirjen Penanganan Konflik Tenurial menyayangkan sikap pihak menejemen PT TPL yang
dan Hutan Adat memfasilitasi perundingan antara 5 menolak untuk menandatangani dokumen perjanjian hasil
komunitas masyarakat adat dengan PT. Toba Pulp rumusan secara musyawarah dalam forum tersebut.
Lestari (PT TPL) di Hotel Santika Dyandra Medan, Kamis Adapun alasan keberatan perusahaan tersebut antara lain
(3/5). Sebagaimana dijelaskan oleh Irmansyah terkait ketentuan pelarangan penanaman eukaliptus
Rachman, Direktur penanganan Konflik Tenurial dan kembali di atas lahan objek konflik selama belum ada
Hutan Adat KLHK, pertemuan ini dalam rangka keputusan penetapan hutan adat sebagaimana disebutkan
percepatan realisasi prioritas pemerintahan pusat dalam bab 5 pasal 5 ayat 3 tentang penyelesaian
tentang penyelesaian konflik kehutanan dan penanganan konflik. Bentuk penolakan dengan dalih butuh
pengembalian hak-masyarakat adat atas wilayah konsultasi internal terlebih dahulu dinilai merupakan
adatnya yang berada di kawasan hutan. bentuk kurangnya itikad baik dalam menyelesaikan konflik
Selain itu turut hadir organisasi pendamping yang sebenarnya telah menjadi prioritas pemerintah pusat
yakni Delima Silalahi yang merupakan direktur KSPPM tersebut. Sementara itu, persoalan lain yang menjadi
dan Manambus Pasaribu sekretaris eksekutif BAKUMSU. sorotan dalam pertemuan tersebut adalah lambatnya
Sementara itu, manajemen PT. TPL yang hadir antara realisasi pembuatan peraturan daerah tentang pengakuan
lain Mulia Nauli. Adapun unsur pemerintah yang hadir masyarakat adat oleh pemerintahan kabupaten. Padahal
yakni Sondang Purba, mewakili kepala dinas kehutanan regulasi tersebut sangat dibutuhkan dalam memastikan
Provinsi Sumatera Utara, Minrod Sigalingging mewakili pengembalian tanah adat sebagaimana diamanatkan oleh
kepala Dinas Lingkungan Hidup Humbang Hasundutan, undang-undang.
Oswald Damanik mewakili Kepala Dinas Lingkungan 5 komunitas masyarakat adat tersebut merupakan
Hidup Simalungun, Viktor Siagian mewakili Kepala sebagian dari komunitas adat yang selama ini berkonflik
Dinas Lingkungan Hidup Tapanuli Utara, M. Jandi Pinem dengan PT TPL dan kementerian kehutanan atas areal
mewakili kepala BPHP Wilayah II Medan. hutan yang secara sepihak ditetapkan menjadi kawasan
Pertemuan dipimpin oleh Irmansyah Rachman hutan negara. Adapun total luasan wilayah adat yang
selaku Direktur Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan menjadi objek konflik sekitar 6.131 Ha yang melibatkan 5
Adat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan komunitas adat yakni masyarakat adat tersebut adalah
(KLHK). Dari unsur masyarakat adat turut hadir 15 Naga Hulambu seluas 399 ha, masyarakat adat Ama Raja
perwakilan pimpinan adat dari komunitas masyarakat Medang Simamora seluas 148 ha, masyarakat adat
adat Naga Hulambu dari kabupaten Simalungun, Pargamanan Bintang Maria 1762 ha, masyarakat adat Oppu
masyarakat adat Ama Raja Medang Simamora dari Bolus Simamora seluas 2602 ha, masyarakat adat Onan
Humbang Hasundutan, masyarakat adat Pargamanan Harbangan seluas 1074 ha./Pri
Bintang Maria dari
Kabupaten Humbang
Hasundutan,
masyarakat adat
Oppu Bolus
Simamora dari
kabupaten Tapanuli
Utara dan masyarakat
adat Onan
Harbangan dari
kabupaten Tapanuli
Utara.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 33


KRONIK

DPRD Kabupaten Humbahas Mensahkan Ranperda Pengakuan dan


Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Pandumaan Sipituhuta
Humbahas (Soerak) Selasa 3 Juli 2018 DPRD Diawali dengan membaca laporan hasil pembahasan
Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan rapat gabungan komisi DPRD Kabupaten Humbahas
rapat paripurna untuk membahas dua agenda yakni dengan eksekutif terhadap Ranperda PPMHA
membahas Rancangan Perda Pengakuan dan Pandumaan Sipituhuta yang disampaikan oleh Drs.
Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (PPMHA) Moratua Gajah. Setelah itu dilanjutkan dengan
Pandumaan Sipituhuta dan membahas rancangan pandangan setiap fraksi terhadap Ranperda PPMHA
peraturan daerah tentang penyelenggaraan Pandumaan Sipituhuta. Pandangan akhir semua fraksi
kearsipan Kabupaten Humbang Hasundutan. yakni Golkar, Gerindra, Nasdem, Hanura, Demokrat,
Rapat dihadiri oleh 24 anggota DPRD dari PDIP menerima dan menyetujui Rancangan Peraturan
total 25 anggota DPRD Kabupaten Humbang Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan
Hasundutan. Hadir juga dalam rapat tersebut wakil Masyarakat Hukum Adat Pandumaan Sipituhuta.
Bupati Humbang Hasundutan Saut Parlindungan Setelah pembacaan pandangan dari fraksi-fraksi
sekaligus bertindak sebagai anggota majelis sidang. pimpinan sidang menskor sidang setelah 10 menit
Sekretaris Daerah Humbang Hasundutan Tonny untuk melakukan rapat pimpinan. Setelah skor dicabut
Sihombing dan beberapa pimpinan Satuan Kerja sekretaris dewan perwakilan rakyat daerah Humbang
Pemerintah Daerah Humbang Hasundutan, Hasundutan membacakan putusan rapat paripurna
perwakilan masyarakat adat Pandumaan bahwa DPRD kabupaten Humbahas menerima dan
Sipituhuta, dan Kelompok Studi dan menyetujui Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM). Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum
Rapat paripurna dibuka oleh Bapak Togu Adat Pandumaan Sipituhuta. /rocky
Purba Wakil Ketua DPRD Humbahas pada pukul
14.30 wib.

34 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
Wujudkan Pilkada Bermartabat Menuju
Pemerintahan Bersih dan Tata kelola SDA Berbasis Keadilan Ekologi
Medan (Soerak) Sumatera Utara berada dalam situasi Sebagai sebuah organisasi yang fokus terhadap
paradoks. Proses demokrasi (politik elektoral) memang penguatan masyarakat sipil dan Hak Asasi Manusia
bergulir dengan baik, namun dominasi kekuatan modal (HAM), BAKUMSU menyampaikan sikap sebagai
dan makelar dalam praktik birokrasi pemerintahan berikut:
daerah juga masih belum bisa teratasi. Pembuatan dan 1. Menghimbau lembaga penyelenggara pilkada
pelaksanaan kebijakan daerah justru dikendalikan elit untuk profesional dan memberikan sosialisasi
oligarkis yang mempunyai jaringan patronase dengan maksimal kepada pemilih terutama terkait visi
elit politik formal (gubernur, bupati/walikota). misi dan rekam jejak para calon kepala daerah.
Disisi lain Sumut juga sedang menghadapi krisis Informasi yang disajikan secara objektif akan
ekologi. Ini ditandai dengan eksploitasi SDA di sektor bersumbangsih pada pencerdasan politik
pertambangan, kehutanan, perkebunan, energi masih rakyat yang memastikan lahirnya
menjadi penyumbang perampasan tanah dan degradasi
pemerintahan yang bersih.
lingkungan. Ironis, di tengah gencarnya arus modal,
2. Menolak ijon politik yakni pemberian uang
aspek-aspek yang terkait langsung dengan kepentingan
rakyat justru terpinggirkan. Salah satunya tampak pada kepada konstituen dengan tujuan mendapatkan
implementasi putusan MK Nomor 35/PUU-X/2012 yang suara, maupun utang politik atas dukungan
sangat lambat. Proses pengakuan masyarakat adat korporasi. Praktek ini terbukti menjadi sumber
sebagai subjek hukum di level provinsi dan kabupaten dari korupsi yang melibatkan kepala daerah.
lewat peraturan daerah (perda) sebagaimana 3. Menolak mobilisasi isu SARA sebagai alat untuk
diamanatkan oleh putusan tersebut belum terwujud memperoleh dukungan politik.
hingga saat ini. Agenda nasional reforma agraria dan 4. Calon kepala daerah supaya memprioritaskan
perhutanan sosial (RAPS) juga belum direspon secara penyelesaian konflik SDA dan lingkungan
konkrit di daerah. Alhasil, respon pemerintah daerah hidup dengan formulasi dan implementasi
yang lambat dan prosedur yang berbelit-belit kebijakan daerah yang mengakui dan
berdampak pada terhambatnya realisasi RAPS, melindungi masyarakat dan hak komunal atas
khususnya pengembalian hutan adat kepada 11 di kawasan hutan dan non-kawasan hutan.
komunitas adat yang telah diusulkan penyelesaiannya Implematasi putusan MK Nomor 35/PUU-
kepada KLHK oleh BAKUMSU, KSPPM dan AMAN Tano X/2012 dan realisasi agenda nasional reforma
Batak.
agraria dan perhutanan sosial (RAPS) harus
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, Sumut selalu
ditempatkan dalam kerangka penataan kembali
diwarnai rangkaian kekerasan dan kriminalisasi
terhadap masyarakat yang memperjuangkan haknya
relasi antara negara dan rakyat sebagai subjek.
(human rights defenders) di areal perkebunan dan eks 5. Calon kepala daerah supaya berkomitmen
HGU perkebunan tanah maupun kawasan hutan. dalam pencegahan konflik SDA dan lingkungan
Sepanjang 2017 BAKUMSU mencatat korban kekerasan hidup dengan memastikan politik perizinan
dan kriminalisasi sebanyak 114 orang sementara itu yang berbasis HAM dan kelestarian lingkungan
terdapat 24 kasus konflik tanah yang muncul ke dan peninjauan kembali izin korporasi,
permukaan dengan luas lahan mencapai ± 27.500 ha dan khususnya yang mengelola SDA, yang tidak
melibatkan ± 4.000 KK. Pola pendekatan birokrasi memiliki rekam jejak pelanggaran HAM dan
daerah yang menempatkan diri sebagai perpanjangan pengrusak lingkungan.
tangan negara sebagai penguasa absolut SDA dan 6. Calon kepala daerah supaya memastikan
praktek penegakan hukum yang masih cenderung pengelolaan kawasan strategis nasional
menempatkan diri sebagai satuan pengamanan khususnya kawasan industri pariwisata Danau
korporasi, menjadi penyumbang angka konflik agraria, Toba berbasis masyarakat adat dan lokal.
kekerasan dan kriminalisasi. 7. Calon kepala daerah supaya memiliki komitmen
BAKUMSU memandang bahwa pilkada serentak politik terhadap realisasi tata kelola
gubernur dan bupati/walikota di 8 daerah di Sumut
pemerintahan yang transparan, bebas dari
merupakan momentum penting dalam rangka
korupsi. Selain itu, memastikan keterlibatan
memastikan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan perbaikan tata kelola SDA dan penyelesaian masyarakat sipil dalam formulasi dan
konflik agaria. implementasi kebijakan publik.**

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 35


KRONIK
UU MD3 Inkonstitusional dan Melanggar
Hak Sipil-Politik Warga Negara
Medan (Soerak) Hari ini (14/3) genap sebulan sejak
DPR RI mengesahkan revisi Undang-undang Nomor Selain itu, terdapat upaya menggiring ke dalam
17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU situasi ketidakpastian hukum dan pelemahan upaya
MD3). Rancangan undang-undang yang memicu pemberantasan korupsi. Pasal 122 huruf k
gelombang penolakan tersebut akan segera menyiratkan bahwa DPR dapat mengambil langkah
dicatatkan ke dalam lembaran negara meskipun hukum dan atau langkah lain terhadap orang
belum mendapat persetujuan presiden. perseorangan, kelompok orang atau badan hukum
yang merendahkan kehormatan DPR dan anggota
Pembatasan kebebasan sipil-politik terhadap warga DPR. Kata merendahkan kehormatan terlihat terlalu
negara yang ingin bersuara (kritik) terhadap DPR subyektif untuk dimaksudkan dalam undang-
sebagaimana diatur di dalam regulasi ini tentunya undang. Pada pasal 245 ditetapkan bahwa DPR harus
merupakan preseden buruk dan kemunduran dipertimbangkan Mahkamah Kehormatan Dewan
pemenuhan hak-hak konstitusional dan hak-hak (MKD) terlebih dahulu sebelum dilimpahkan ke
sipil-politik warga negara. Ini sekaligus menambah Presiden untuk pemberian izin bagi aparat penegak
daftar buruk upaya lembaga legislatif tersebut untuk hukum. Sebagai wakil rakyat, lembaga ini seharusnya
menciptakan ketidakpastian hukum dan pelemahan menerima semua kritikan maupun saran dari
terhadap masyarakat sipil. masyarakat dan memastikan pemerintahan yang
bersih dan bebas dari korupsi.
Prinsip-prinsip universal Hak Asasi Manusia
sesungguhnya telah diadopsi dalam amandemen Berdasarkan pertimbangan di atas, BAKUMSU
UUD1945. Dengan demikian, hak-hak sipil-politik sebagai lembaga masyarakat sipil yang fokus pada
telah mendapatkan pengakuan yang kuat oleh negara penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia bersikap
menjadi hak konstitusional yang dijamin oleh hukum sebagai-berikut:
tertinggi. Selain itu, dalam instrumen HAM 1. Memandang perlu agar presiden RI segera
internasional, Indonesia merupakan negara pihak mengeluarkan peraturan pemerintah
setelah ratifikasi Kovenan Internasional Hak-hak pengganti Undang-undang (perpu) untuk
Sipil-Politik dalam undang-undang Nomor 12 tahun mengembalikan kedaulatan rakyat
2005. Dengan demikian, Indonesia wajib sebagaimana diatur dalam konstitusi dan
menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak instrumen HAM internasional.
sipil setiap warga negara. Hak-hak dan kebebasan 2. Mengapresiasi segala upaya berbagai pihak
warga negara yang dijamin di dalam konstitusi dan lewat instrumen demokrasi dengan
undang-undang tersebut akan dapat terpenuhi melakukan Judicial review terhadap undang-
apabila peran negara dikurangi terutama dalam undang tersebut dan mendesak Mahkamah
penggunaan kewenangan oleh aparatur negara yang Konstitusi untuk mencabut regulasi tersebut.
ingin bertindak represif. 3. Lembaga legislatif dan eksekutif supaya
memenuhi komitmennya terhadap
Secara umum, undang-undang MD3 dilandasi oleh partisipasi warga. Keterlibatan masyarakat
semangat melanggengkan kekuasaan legislatif yang sipil diperlukan dalam proses pembuatan
absolut dan membatasi kebebasan bersuara warga peraturan atau kebijakan untuk memastikan
negara. Beberapa ketentuan yang menjadi sorotan terpenuhinya hak-hak konstitusional dan
adalah penggunaan alat represif negara. Pasal 73 HAM setiap warga negara. **
menyebutkan; “dalam hal setiap orang sebagaimana
dimaksud setiap pejabat negara, pejabat pemerintah,
badan hukum tidak hadir setelah dipanggil 3 kali
berturut-turut tanpa alasan yang patut dan sah, DPR
berhak melakukan panggilan paksa dengan
menggunakan Kepolisian Negara Republik

36 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK

TOLAK RKUHP
Medan (Soerak) Rencana pengesahan Rancangan 2. Berbagai kriminalisasi baru dan ancaman
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) pidananya patut dikaji ulang khususnya
yang memuat banyak permasalahan dan telah pengaturan pasal perzinahan dan samen
menuai berbagai kritik dari berbagai elemen leven. Hal ini berkaitan dengan akses
masyarakat. Kiranya perlu disikapi sebagai masukan masyarakat yang tidak memiliki dokumen
bagi pemerintah dan DPR. Hal ini dikarenakan dan pencatatan perkawinan.
RKUHP baru tersebut berpotensi membungkam Mengkriminalisasi rakyat atas nama rezim
hak-hak warga negara. DPR dan Pemerintah administrasi adalah merupakan tindakan
hendaknya hati-hati dan tidak terburu-buru kesewenang-wenangan penguasa atas nama
mengesahkan RKUHP ini, mengingat hal-hal yang hukum.
diatur dalam UU ini sangat luas dan akan mengikat 3. RKUHP berpotensi menjadi bagian produk
seluruh warga negara dalam upaya penegakan politik yang mengancam kebebasan
hukum dan ketertiban masyarakat. berdemokrasi dan berekspresi dengan
Dalam kerangka pembaharuan hukum, menghadirkan kembali pasal kolonial yang
khususnya KUHP sebagai hukum nasional bertentangan dengan konstitusi terkait
menggantikan KUHP lama (warisan Kolonial), KUHP pasal-pasal penghinaan terhadap Presiden
baru diharapkan sebagai hukum yang menghargai dan pejabat negara. Pemuatan pasal ini
Hak Asasi Manusia (HAM). KUHP baru selayaknya merupakan kemunduran dalam
merupakan seperangkat hukum negara merdeka berdemokrasi.
dan demokratis, jangan hanya bagian upaya Berbagai catatan permasalahan dalam RKUHP
menghilangkan hukum warisan kolonial. Sebagai tersebut dengan ini kami menyatakan dan menuntut
hukum RKUHP hendaknya dibuat dan disusun Presiden Joko Widodo dan DPR agar:
dengan mempertimbangkan berbagai aspek 1. Menghentikan proses pengesahan RKUHP
kehidupan kemasyarakatan termasuk kultur dan karena tidak sesuai dengan semangat
adat istiadat yang hidup dalam masyarakat. RKUHP reformasi dan semangat Negara merdeka.
2. M e m b a h a s u l a n g R K U H P d e n g a n
harus menjadi pembaharuan hukum dan tidak
mengedepankan aspek kehidupan, kulktur
mengacaukan sistem penegakan hukum, khususnya
masyarakat Indonesia.**
menyangkut pasal-pasal kontroversi dan rumusan-
rumusan yang berpotensi menimbulkan
kriminalisasi.
Perhimpunan Bantuan Hukum & Advokasi
Rakyat Sumatera Utara (BAKUMSU) sebagai sebuah
lembaga yang konsern dalam perjuangan
demokrasi, penegakan hukum dan Hak Asasi
Manusia memberi catatan dan menolak atas RKUHP
ini atara lain:
1. Memasukkan tindak pidana korupsi ke
dalam KUHP adalah suatu kemunduran,
karena tindak pidana korupsi akan menjadi
tindak pidana umum yang sebelumnya
tindak pidana khusus. Selain itu korupsi
akan menjadi tindak pidana biasa padahal
tindak pidana korupsi merupakan kejahatan
luar biasa. RKUHP ini juga tentu akan
mereduksi berbagai UU yang sudah ada
seperti UU KPK, UU TIPIKOR dan UU
Pengadilan TIPIKOR.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 37


KRONIK
Silaturahmi YPKP 65 ke kantor BAKUMSU
Medan (Soerak) Rombongan YPKP '65 Bedjo Untung dan kawan-
kawan melakukan kunjungan ke kantor BAKUMSU, pada (14/3) di
jalan Setia Budi Pasar II Tanjung Sari Medan disambut hangat para
staff. Kunjungan ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi dengan
BAKUMSU. YPKP 65 selama ini konsern dalam pendampingan
terhadap korban-korban tragedi 65 termasuk korban yang berada di
Sumatera Utara dan sudah lama menjalin kerjasama dengan YPKP 65
di Jakarta. Kehadiran Bedjo dkk ke Sumatera Utara dengan tujuan
untuk meneliti sebuah temuan tempat- tempat pekuburan massal
korban peristiwa 65.
Menurut Bedjo Untung selaku Ketua Yayasan Penelitian Korban
Pembunuhan 1965-1966, ada sekitar 123 lokasi pekuburan massal
yang tersebar di seluruh Indonesia. Pekuburan massal yang
merupakan temuan dari YPKP '65 merupakan sebuah bukti bahwa
pada jamannya memang telah terjadi genosida. Pembunuhan secara
massal, bahkan dikubur hidup-hidup secara massal yang dilakukan
oleh Negara. Terlebih lagi Negara pada kesempatan ini ingin menolak
lupa hadirnya pelanggaran HAM pada rezimnya.
Melalui diskusi informal ini, rombongan Bedjo Untung juga bercerita
tentang penyerangan yang terjadi di LBH Jakarta pada 17 Oktober 2017.
Dengan ini juga beliau mengatakan untuk mendukung Pemerintah dalam
hal pemberantasan HOAX yang mulai merajalela. Keberadaan berita-berita
ilusi ini juga menjadi salah satu penyebab korban '65 masih dirundung
kecemasan dalam menjalankan aktivitasnya. /Pri

ASIMETRIS: Berdebu dan Penuh Asap


Medan (Soerak) Asimetris menuai banyak kesan Perkebunan Kelapa Sawit yang hadir di setiap pulau di
positif bagi penonton yang melakukan aksi nonton Indonesia ini luasnya hampir empat kali lipat pulau Bali.
bareng serentak di 26 kota di Indonesia. Film yang Yang mana krisis ini pasti sudah meresahkan banyak
berdurasi 68 menit ini adalah film dokumenter masyarakat.
yang sangat apik dikemas oleh dua jurnalis yang Pada awal
dikemas oleh Rumah Produksi Watchdoc- film, diungkapkan
Ekspedisi Indonesia Biru. Dimana ini adalah bahwa setiap
komunitas yang mengemas film-film dokumenter m a k a n a n ,
dengan baik. Respon yang datang dari kalangan kosmetik, fiber
mahasiswa, aktivis dan masyarakat sipil adalah baju bahkan bahan
respon yang mengagumkan. bakar pesawat
m e m a k a i
Film Asimetris yang merupakan produk
s e k u r a n g -
kesembilan dari Watchdoc Documentary yang
kurangnya 16
masih bercerita tentang lingkungan. Dimana pada
persen minyak
kesempatan ini, mereka mengupas habis
kelapa sawit untuk memenuhi perlengkapan kata BIO
bagaimana perkebunan kelapa sawit sangat
agar dinilai tidak merusak lingkungan. Padahal dalam
merusak kehidupan dan lingkungan hidup
kenyataannya tumbuhan yang hidup tersebut
manusia.
merupakan kerusakan lingkungan./Pri

38 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
PT. Pulo Padang Sawit Permai Diduga Melakukan
Manipulasi Izin Pendirian
Labuhan Batu (Soerak) Masyarakat Labuhan Batu Tanah seluas kurang lebih 17Ha tersebut awalnya
menemukan sedikit titik terang atas konflik yang merupakan tanah milik masyarakat namun telah
terjadi antara masyarakat dengan PT. Pulo Padang dibeli oleh rajaban. Namun, setelah beberapa bulan
Sawit Permai. Setelah hampir setahun lamanya terdengar oleh masyarakat bahwa lahan atau tapak
masyarakat Labuhan Batu membuat pengaduan atas perkebunan tidak jadi lagi untuk program
berdirinya PKS di dekat pemukiman warga di Labuhan pemerintah perumahan sejuta rumah, berubah
Batu Utara akhirnya diterima oleh pihak Kapolres menjadi pabrik kelapa sawit dengan nama PT. Citra
Labuhan Batu dan direspons oleh Kementerian Inti Sawit (CIS).
Hukum dan HAM. Ketika keresahan masyarakat terjadi akan
Polemik yang terjadi antara masyarakat sekitar berdirinya pabrik PT.CIS maka pihak pengembang
dengan PT. Pulo Padang Permai diawali dengan melalui Bapak Abdul Karim mengumpulkan
berdirinya Pabrik Kelapa Sawit di Kelurahan Pulo masyarakat yang hanya setuju pendirian pabrik
Padang Kecamatan Rantau Prapat Kabupaten saja. Pada saat itu salah seorang pengurus Yayasan
Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara. Dimana PKS Bapak Harun Hasibuan menolak Bapak Abdul
tersebut didirikan tidak sesuai prosedur yang berlaku. Karim. Beberapa tokoh masyarakat yang tidak
Sekitar awal tahun 2016 terjadi pembelian tanah setuju tidak diperbolehkan untuk ikut dalam
kurang lebih seluas 17 Ha oleh Pangonal Harahap dari pertemuan tersebut. Namun, akhirnya Bapak Harun
rajaban, yang dimana tanah tersebut diperuntukan Hasibuan bersama dengan 4 orang lainnya (Bapak
pembangunan sejuta perumahan rakyat yang Samsul Bahri Siregar, Bapak Ismail Fahmi Nasution,
dicanangkan oleh presiden Jokowi. Bapak Dedi Halomoan Rambe, Bapak Julfan Efendi
Rambe) diperbolehkan masuk.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 39


KRONIK

Pada bulan Oktober 2016 diketahui oleh Peraturan lain yang dilanggar yakni Surat
masyarakat akan berdiri pabrik yakni PT. Pulo Keputusan Gubernur Sumatera Utara
Padang Sawit Permai (PT.PPSP) yang terletak di No.188.44/594/KPTS/2015, tentang Evaluasi
Lingkungan Bandar Selamat I-Balik Gunung, Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Kelurahan Pulo Padang Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015-2035
Berdirinya PKS PT. PPSP bagi masyarakat sangat sebagaimana tertuang dalam pasal 34 ayat 2
mengherankan karena yang mereka ketahui “pengolahan hasil perkebunan sebagaimana dimaksud
sebelumnya adalah PT.CIS, tapi berubah menjadi pada ayat (1) huruf a berada di kecamatan Rantau
PT.PPSP. Hal ini menimbulkan keresahan di Selatan seluas 141 (seratus empat puluh satu) ha..”
masyarakat, karena pendirian pabrik ini berada sementara pabrik tersebut berdiri di Rantau Utara.
dilingkungan permukiman padat penduduk, Mengacu pada PERMENTAN No. 21 tahun 2017
berdekatan dengan fasilitas publik seperti sarana tentang perubahan atas permentan No.98 tahun 2013
pendidikan yakni Yayasan Perguruan Islam tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan
Misbahu Dzikri dan masih berada di Ibukota menyatakan bahwa pendirian pabrik kelapa sawit
kabupaten yang tentunya telah menabrak batas- mesti memiliki lahan sendiri untuk memproduksi 20%
batas rencana tata ruang karena berdiri di wilayah bahan olahan (tandan buah sawit) kelapa sawit.
yang bukan diperuntukkan sebagai daerah kawasan Demikian juga halnya sebagaimana yang diamanatkan
industri. oleh UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 22 “Setiap usaha
Melanggar Aturan dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
Berdasarkan informasi yang masyarakat dapat dari lingkungan hidup wajib memiliki amdal”. Selanjutnya
bidang Penanaman Modal dan Non Perizinan Pasal 24 dikatakan bahwa dokumen amdal
tercatat pada tanggal 24 Mei 2017 atas nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan
penanggung jawab Harkat Hasibuan mengajukan dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan
permohonan izin lingkungan pabrik kelapa sawit hidup”. Hal inilah yang telah dikangkangi oleh
atas nama PT. Pulo Padang Sawit Permai ke bidang perusahaan yang bernama PT.Pulo Padang Sawit
Penanaman Modal dan Non Perizinan, dan izin Permai. /Pri/JA
lingkungan tersebut selesai pada tanggal 31 Mei
2017. Terkait izin diduga Bupati mengeluarkan izin
sepihak, keanehan lain soal izin lingkungan No. 503
thn 2017 oleh PT.PPSP sementara pembangunan
pabrik ini sudah dimulai sejak tahun 2016.

40 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
BEDAH BUKU:
Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam
Medan (Soerak) “Sebagai akademisi, kampus Melalui diskusi ini, Eko Cahyono (Sajogyo
sebagai sentra para pembuat kebijakan harapannya Institute) mengatakan ada baiknya penanganan juga
lebih menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat dilakukan dari hulu sebagai upaya advokasi yang bisa
politik untuk memperbaiki kehidupan manusia” Ujar dilakukan selain advokasi yang biasa dilakukan oleh
Prof. Hariadi Kartodiharjo dalam acara Bedah Buku: pihak-pihak tertentu. Dalam buku ini akan dibahas
Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam di dengan rapih aktor-aktor yang selain masyarakat yang
Magister Studi Pembangunan, Universitas Sumatera berkepentingan. Ada beberapa aktor yang mencoba
Utara. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa elemen juga mengadakan pengelolaan sumberdaya alam
mahasiswa dan para aktivis di Kota Medan. melalui kepentingan yang lain.
Buku yang berisi narasi yang mengungkapkan Selain, Eko Cahyono, Direktur Sajogyo Institute
perlunya penanganan kebijakan selain mengadvokasi hadir sebagai pemantik Prof., Dr., R Hamdani Harahap,
terhadap keadaan masyarakat dampingan. M.Si., (Dosen Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam
Masyarakat baiknya diberikan pengetahuan dan juga dan Lingkungan (PSL) USU), Tongam Panggabean (Staf
kesadaran melalui alur kebijakan untuk menambah Studi dan Advokasi BAKUMSU) dan Sandrak
cakrawala masyarakat terkait kebijakan hukum. Manurung (Aktivis Walhi SUMUT)./Pri

Kriminalisasi Tinggi: Polisi Masih Gagal


Melakukan Reformasi Struktural dan Kultural
Medan (Soerak) BAKUMSU mengadakan temu Kasus kriminalisasi berada di peringkat pertama
ramah dengan media di awal tahun pada, Rabu, (31/1) dengan 23 kasus (31%), intimidasi 17 kasus (23%),
bertempat di Penang Corner Medan. Temu ramah ini penangkapan atau penahan sewenang-wenang 10 kasus
sekaligus diskusi terkait hasil Monitoring Tahunan (14%), pembiaraan kasus 9 kasus (12%), penganiayaan 6
Pelanggaran HAM Kepolisian Sumatera Utara periode kasus (8%), penyiksaan 5 kasus (5%) dan pengerahan
2017. Topik yang disampaikan pada kesempatan ini kekuatan atau penyalahgunaan senjata api 4 kasus (5%).
merupakan kilas balik temuan dan analisis BAKUMSU Sementara berdasarkan jenis korban, kasus
terkait pelanggaran HAM oleh kepolisian Sumatera pelanggaran HAM terdapat 114 korban.
Utara dalam kurun waktu satu tahun yakni
tahun 2017. Diskusi difasilitasi oleh Juniaty
Aritonang dengan narasumber Tongam
Panggabean dan Manambus Pasaribu
(Sekretaris Eksekutif).
Monitoring pelanggaran HAM terhadap
kepolisian difokuskan karena melihat
kepolisian sebagai garda terdepan dalam
pengawasan pelanggaran HAM sedangkan
realita yang kita lihat berbanding terbalik.
Sepanjang tahun 2017 hasil monitoring yang
BAKUMSU lakukan, terdapat sebanyak 74 kasus
pelanggaran HAM yang melibatkan aparat
kepolisian SUMUT (POLDASU). Bentuk
kekerasan diklasifikasikan atas 7 (tujuah) jenis
tindak kekerasan yakni intimidasi,
penangkapan/penahanan sewenang-wenang,
penganiayaan, penyiksaan, pengerahan
kekuatan/penyalahgunaan senjata api,
pembiaran kasus atau konflik dan kriminalisasi.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 41


KRONIK
Petani menduduki peringkat pertama dengan Dalam kesempatan ini, Tongam Panggabean
jumlah 82 kasus, mahasiswa sebanyak 16 kasus, staff divisi study dan advokasi Bakumsu mengatakan
masyarakat adat sebanyak 9 dan buruh sebanyak 7 bahwa pengawasan legislatif terhadap kasus
kasus. Kasus kriminalisasi merupakan bentuk pelanggaran HAM dinilai lemah, karena kurang
pelanggaran HAM yang paling sering terjadi dalam responsifnya para legislatif untuk melakukan
konteks konflik agraria, buruh dan pejuang HAM. pengawasan atas kasus yang dilaporkan. Konflik yang
Beberapa kasus yang menjadi sorotan pada tahun paling besar terjadi yakni kasus Sumber Daya Alam
2017 adalah kasus intimidasi, antara lain yang melibatkan perusahaan, pemerintah, petani dan
pengepungan dan penggerebekan Sekretariat masyarakat adat.
Forum Mahasiswa Anti Penindasan (FORMADAS) Manambus Pasaribu menambahi bahwa ada
dengan menangkap satu mahasiswa di Jalan kecenderungan selama tahun 2017 aparatus penegak
Sempurna Medan dan Sekretariat Gerakan hukum hadir sebagai pelanggar HAM terkait
Mahasiswa Pro Demokrasi (GEMAPRODEM) di Jalan kriminalisasi dan kebebasan berekspresi. Melalui
Rebab, Pasar 2, Padang Bulan Medan. Peristiwa ini kegiatan ini diambil rekomendasi yakni memberikan
berakhir diikuti penangkapan enam mahasiswa sanksi yang jelas kepada oknum Polisi yang
meskipun pada akhirnya mereka dilepaskan. Selain melakukan kekerasan dan pelanggaran HAM serta
itu terdapat kasus penyiksaan yang menimpa M. mendesak legislatif daerah untuk memperkuat fungsi
Dendi Hartono (21 tahun), seorang yang diduga kontrol dan pengawasannya terhadap kepolisian./Pri
melakukan tindak pidana curas adalah salah satu
korban penyiksaan.

Pemkab Karo memfasilitasi Runggu tahap III


Penanganan Bencana Sinabung
Karo (Soerak) Bertempat di Aula Kantor Bupati Hadir dalam runggu tersebut Anggota DPD RI komite
pada Rabu, (23/5) Pemerintah Kabupaten Karo II Parlindungan Purba, Wakil Bupati Karo Cory
menyelenggarakan Runggu atau musyawarah Seriwaty Br Sebayang, Dandim 0205/TK Letkol Inf
sebagai upaya penyelesaian penanganan Bencana Rizal Taufik, Danyonif 125/Smb Letkol Inf Victor
erupsi gunung Sinabung. Cokjro andika, Polres Tanah Karo, BNPB, PMK, KSP,
dan Para Asisten 1,2 dan 3 Setdakab.Karo, Para OPD
Kab.Karo, kepala BPBD Provsu Riadil Akhir Lubis,
Camat Simpang
Empat, Camat
Naman teran,
Camat Payung,
C a m a t
Tiganderket, dan
b e b e r a p a
masyarakat
pengungsi. Tokoh
agama dan tokoh
masyarakat.

42 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
Setelah runggu dibuka terlebih dahulu Bupati Karo Selanjutnya Asisten Deputi Penanganan Pasca
barulah secara bergantian para pejabat yang hadir Bencana pada Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan
memberikan keterangan, saran dan masukan. Wakil Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Dra. Detty
gubernur Sumatra utara Dr Nurhazijah Marpaung, Rosita, M.Pd, mengatakan bahwa penyelesaian
SH, MH bernada tinggi menegaskan bahwa Pemda bencana sinabung merupakan terlama di indonesia
karo harus berani mengambil keputusan by name by bahkan di dunia. Beliau meminta agar semua yang
address, silahkan Ajukan kembali yang 22 Kepala penting diutarakan dalam rapat ini, serta terkait 103
Keluarga (KK) yang belum terdata selama ini, dan KK dan tambahan 22 KK jangan sampai menyalahi
saya meminta DPRD Karo, Polres karo dan TNI aturan Permendagri no 33 dan lihat standar biaya
mengawal Bupati/pemerintahan/ masyarakat, ujar umum daerah.
Wagubsu. Didalam pandangan, Bupati Karo Terkelin
Abednego Tarigan Kepala Staf Kepresidenan Brahmana menyimpulkan bahwa terkait
(KSP) menyampaikan terkait lahan di Siosar Pembangunan dan Permukiman (rumah) yang
bukanlah masuk dalam Renaksi, relokasi tahap 3 di diusulkan oleh masyarakat Desa Sukameriah, Bakerah
siosar tidak masalah, dan perlu dan Simacem sejumlah 103 Kepala Keluarga(KK) akan
mengkomplementasikan dengan Renaksi, silahkan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
saja warga 22 KK mengajukan ke Provinsi, inventaris
dan lokasi yang disepakati berada di Areal
itu masalah yang berbeda, dan pisahkan juga dalam
Penggunaan Lain (APL).
Renaksi, siapa yang melakukan apa, di mana dan
Untuk Agropolitan perluasan Siosar Sibuatan,
kapan.
kelengkapan berkas usulan untuk masyarakat 103 KK
Masih menurut Abednego Tarigan bahwa
kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan
konsolidasi lintas sektor dalam penanganan
segera diselesaikan oleh Pemda Karo, serta untuk
pengungsi Sinabung masih sangat kurang.
Menurutnya sangat berbeda dengan kasus bencana usulan 103 KK desa Sukameriah, Bekerah dan
lain di Aceh, Bali, dan Yogyakarta. Konsolidasi lintas Simacem jika dimasukkan ke dalam Renaksi haruslah
aktor baik pelaku usaha, swasta, LSM, dan lainnya dijelaskan itu merupakan penanganan yang
terjadi. Untuk itu sebagai masukan, kami berharap dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumut.
proses kerja pemerintah daerah diperbaiki dan
konsolidasi non pemerintah ditingkatkan. Untuk Dan untuk masyarakat Desa Sukameriah, Bakerah dan
Program 103 dimasukkan ke dalam Renaksi dengan Simacem sejumlah 22 KK yang tidak mempunyai lahan
syarat Aset ganti Aset, untuk lahan 22 KK dapat dicari akan ditindaklanjuti di kemudian hari.
melalui kanal-kanal lain seperti dari pihak Swasta,
RAPS yang punya sertifikat jelas sesuai peraturan Beberapa yang menjadi keputusan runggu:
perundang-undangan, dan untuk Panitia 181 KK agar 1. Verifikasi ulang data KK secara lengkap
tidak membeli lahan yang salah, dan janganlah disetiap desa oleh kepala desa.
sampai semua pembangunan di Karo masuk dalam 2. Pembangunan infrastruktur jalan di siosar
keranjang bencana. harus disegerakan agar pembangunan rumah
Pembangunan dapat juga dilakukan dari Provinsi, 103 KK pengungsi bisa dipercepat.
Pemerintah Pusat,dan lain-lain, pendanaan dari 3. Proses administrasi lahan bagi 22 KK harus
Provinsi merupakan inovasi terhadap korban yang diajukan ulang ke propinsi.
terdampak bencana, jangan bolak-balik ubah 4. 3 desa yang tidak terdata harus dibuatkan
Renaksi, Pemkab karo harus punya pandangan dalam perda oleh DPRD karo.
memfasilitasi masyarakat didalam mengelola 5. Kerusakan dampak erupsi seperti lahan
dinamika masyarakat.. pertanian, atap rumah, saluran air, dan listrik
Direktur Penanganan Pengungsi BNPB Taufik segera diganti.
Kartika mengatakan, bila ada penambahan data lagi, 6. Dinas pertanian karo segera mengusahakan
Bupati harus berani buat Surat Keterangan (SK), ada penyediaan bibit untuk ditanami dilahan
perubahan komposisi dan skenario yang harus warga.
dilakukan, selesaikan dokumen agar secara legalitas 7. PLN menyediakan listrik token bagi 74 KK yang
dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel, belum dialiri listrik
harga sesuaikan dengan Renaksi dan data dari 8. Dinas PU karo perbaikan jalan di Siosar./JA
Provinsi, 59 juta BDR dari propinsi, dan 1 dokumen 1
legalitas.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 43


KRONIK
Masyarakat Korban Sinabung didampingi FASI menyampaikan
Notifikasi Gugatan CLS atas Buruknya Penanganan
Bencana Erupsi Gunung Sinabung

Karo (Soerak) Masyarakat korban erupsi sinabung bersama dengan FASI pada hari Kamis, (19/4)
menyampaikan notifikasi gugatan CLS (citizen law suit) kepada pemerintah pusat dan daerah atas
kelalaiannya dalam mengatasi bencana sinabung. 10 orang perwakilan korban dari 10 desa memberikan kuasa
kepada BAKUMSU sebagai pendamping hukum masyarakat.
Bukan itu saja telah terjadi pencemaran
udara berupa abu vulkanik yang
mengandung bermacam-macam gas (CO,
CO2, H2S, SO2, NO2) yang potensial
mencemari udara, meracuni mahluk hidup
dan menimbulkan bermacam penyakit.
Terjadi kerusakan ekologi dan perubahan
posisi tata ruang alam akibat terpaan
material-material vulkanik. Kawasan hutan
dan lahan pertanian hangus terbakar dan
rusak, banjir lahar dingin saat musim hujan
yang menerpa lahan pertanian dan rumah-
rumah warga yang berada di sekitar aliran
sungai yang berhulu di puncak Sinabung.
Masyarakat kehilangan tempat tinggal atau
terpaksa meninggalkan tempat tinggal dan
tinggal di pengungsian, warga juga menjadi
Yang menjadi dasar pertimbangan kehilangan pekerjaan/mata pencaharian
mengajukan notifikasi ini bahwa sejak tahun 2010, (lahan pertanian rusak/hancur), terganggu
hingga saat ini masyarakat yang menjadi korban kesehatan, anak-anak tidak bisa bersekolah, dan
bencana letusan gunung Sinabung telah mengalami berbagai permasalahan lainnya.
dampak negatif berupa perubahan kehidupan Pemerintah sebagai penyelenggara negara
khususnya di bidang sosial dan ekonomi. Menurut Republik Indonesia yang bertugas sebagai
data dari Neumann Development Center (NDC), pengemban amanat tujuan negara sebagaimana
pada Januari 2014 tercatat Pertama Sebanyak dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945
28.221 orang atau 8.873 kepala keluarga dari 27 desa bertanggung jawab memberikan perlindungan,
dan 2 dusun terpaksa harus mengungsi. Dari 27 desa pemajuan, penegakan, dan pemenuhan Hak Asasi
dan 2 dusun ini, ada 3 desa yang total tertimbun lava, M anusia terutama mengambil langkah
yaitu Sukameriah, Bakerah dan Simacem. Ketiga implementasi yang efektif dalam bidang hukum,
desa ini dihuni 1.186 orang atau 347 kepala keluarga politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
yang keseluruhannya terpaksa harus direlokasi. keamanan negara, dan bidang lain.
Kedua Terdapat 2.209 unit rumah permanen BAKUMSU melihat dalam upaya
maupun semi permanen mengalami kerusakan, baik penyelenggaraan penanggulangan bencana erupsi
rusak berat, sedang maupun ringan. Ketiga Seluas Gunung Sinabung pemerintah ternyata belum
10.408 hektar areal pertanian rusak dan puso serta bekerja secara maksimal sebagaimana mandat yang
19,78 hektar gagal panen. Warga kehilangan sumber diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
penghasilan dan pekerjaan atau dengan kata lain Kinerja pemerintah terkesan lamban, tidak
tidak dapat melakukan aktifitas yang produktif terkoordinasi dengan baik antara pusat dan daerah,
secara ekonomi. Keempat kerusakan sarana dan kebijakan penanganan yang simpang siur dan
prasarana, yang terdiri dari 5 unit balai berubah-ubah serta tertutupnya informasi bagi
pertemuan,10 unit rumah ibadah, 12 unit fasilitas m asyarakat korban terkait upaya-upaya
kesehatan, 79 ruangan pendidikan, jalan sepanjang 5 penanggulangan yang akan dilakukan.
kilometer.

44 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK
Hingga saat ini beberapa permasalahan dalam Atas berbagai masalah tersebut, selaku
penanganan masyarakat korban letusan Gunung pendamping hukum masyrakat korban
Sinabung masih terjadi. Pemerintah terkesan tidak serius BAKUMSU meminta agar pemerintah segera
dalam merespon kondisi yang terjadi. Banyak kebijakan mengeluarkan kebijakan yang komprehensif
penanganan yang dikeluarkan tanpa dilakukan yang menjamin terlaksananya tindakan-
sosialisasi, sehingga masyarakat korban kehilangan tindakan penanggulangan bencana yang
kepercayaan kepada pemerintah. terkoordinasi dengan baik dan melibatkan
Ketidak jelasan tindakan-tindakan penanggulangan partisipasi masyarakat sehingga masyarakat
bencana akibat letusan Gunung Sinabung yang dilakukan korban memperoleh kembali hak-hak asasi dan
oleh pemerintah adalah merupakan tindakan kelalaian hak hukumnya yang terlanggar./Pri
dari pemerintah. Hal ini dapat terlihat hingga saat ini
belum ada Peraturan Daerah tentang Penanggulangan
sebagai salah satu kebijakan yang penting khusunya
menyangkut anggaran kebencanaan.

Lembaga Adat Keturunan Oppu Mamontang Laut


Menuntut Pengembalian Tanah Adat
Simalungun (Soerak) Keturunan Oppu
Mamontang Laut Ambarita Sihaporas melakukan
audiensi dengan pemerintah Kabupaten
Simalungun di ruang Sekda Kabupaten Simalungun
pada Senin, (4/6) diterima oleh Asisten I Pemkab
Simalungun, Marolop Silalahi. Turut hadir dalam
audiensi tersebut perwakilan Aliansi Masyarakat
Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak dan BAKUMSU
sebagai pendamping dari Lembaga Adat Lamtoras.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Lamtoras
Judin Ambarita menyampaikan perihal kronologis
persoalan yang mereka hadapi. Sebagaimana
disampaikan menurut cerita turun-temurun, tanah
ompung kami dipinjam penjajah Belanda pada
tahun sekitar 1913. Tanah dipinjam dari generasi Dijelaskan pula bahwa sejak tahun 1998, pihaknya
kelima keturunan Ompung Mamontang Laut, yakni telah memohon agar tanah adat warisan Ompu
dari Ompu Lemok Ambarita, Ompu Jalihi Ambarita Mamontang Laut Ambarita seluas lebih kurang 1.900-an
dan Ompu Haddur Ambarita. Saat itu, tanam hektare dapat dikembalikan ke masyarakat adat.
dipinjam untuk ditanami pohon pinus. Perwakilan Lamtoras meminta kepada Pemkab
Simalungun untuk menerbitkan Surat Keputusan (SK)
Sesuai dengan janji pihak Belanda, tanah
dan Peraturan Daerah (Perda) tentang tanah adat. "Kami
tersebut akan dikembalikan setelah 30 tahun.
memohon supaya Pemkab Simalungun mengeluarkan
Ternyata, sebelum pinus panen, Belanda sudah
Perda. Bahwa kami warga Sihaporas Ambarita punya
kembali ke negerinya karena kalah perang, dan tanah adat” ujar Judin Ambarita.
tanah ompung kami terlantar. Setelah Penjajah Sebagaimana diinformasikan juga bahwa telah ada
Belanda meninggalkan Indonesia, terjadilah Peta enlcave Desa/Nagori Sihaporas tahun 1916 pada saat
peralihan kepemilikan tanah melalui program dikuasai penjajah Belanda. Peta ini diungkap pihak
nasionalisasi aset penjajah, kepada pemerintah Kantor Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kesatuan
Indonesia. Sampai tahun 1985, tanah tersebut masih Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematangsiantar di
dikuasai Departemen Kehutanan. Lalu sejak tahun hadapan warga perwakilan Lembaga Adat Keturunan
1985, tanah yang mereka yakini milik masyarakat Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras) di
adat telah dikuasai PT.Toba Pulp Lestari (TPL) kantor UPT KPH di Jalan Gunung Simanumanuk
hingga sekarang. Pematansiantar beberapa waktu sebelumnya./JA

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 45


KRONIK
JKLPK Region Sumut bedah UU No. 8 tahun 2016
tentang Penyandang Disabilitas
Medan (Soerak) Perlindungan dan Pemenuhan dan mengembangkan usaha. Jika pun ada, itu
Hak Asasi Manusia sudah diatur di dalam Pasal 28 merupakan inisiatif dan perjuangan dari
UUD 1945 termasuk Hak-Hak Penyandang Penyandang Disabilitas atau lembaga pendamping.
Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di
Disabilitas. Demikian juga Indonesia sudah
Indonesia Region Sumatera Utara mengapresiasi
merativikasi konvensi tentang Hak-Hak Penyandang
pemerintah RI atas terbitnya UU No.8 Tahun 2016
Disabilitas (Convention on the Right of Person with
tentang Penyandang Disabilitas dengan harapan
Disabilities/CRPD) Tahun 2007, kemudian
adanya perlindungan dan pemberdayaan terhadap
pemerintah merativikasi konvensi ini dengan
Penyandang Disabilitas. Akan tetapi di sisi lain kami
melahirkan UU No. 19 Tahun 2011 yang merupakan sangat menyayangkan pemerintah RI yang hingga
pengesahan terhadap CRPD. Kemudian pada Tahun saat ini belum menerbitkan Peraturan Pemerintah
2016 pemerintah Indonesia menerbitkan UU No. 8 sebagai implementasi UU No.8 Tahun 2016.
Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dengan JKLPK di Indonesia Region Sumatera Utara
tujuan menegaskan persamaan hak, penghentian sejauh pengamatannya beberapa pemerintah
diskriminasi, penghormatan, menghargai, daerah yang ada di Indonesia sudah menerbitkan
perlindungan, pemenuhan, pemberdayaan, Peraturan Daerah (Perda) sebagai bagian dari
aksesibilitas, dan akomodasi. Di dalam UU ini, amanat UU No.8 Tahun 2016. Maka dari itu JKLPK di
Penyandang Disabilitas mendapatkan pelayanan Indonesia Region Sumatera Utara meminta dan
publik yang sama sebagai warga negara. Demikian mendesak pemerintah provinsi Sumatera Utara
hasil analisis Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan (eksekutif dan legislatif) untuk segera memasukkan
Kristen Region Sumut terkait Undang-undang Perda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Penyandang Disabilitas No.8 tahun 2016 pada hari, Penyandang Disabilitas dalam Program Legislasi
Jumat (8/6) bertempat di YAPENTRA. Hadir dalam Daerah (Prolegda)./JA
pertemuan tersebut Yapentra, PDPK, Bakumsu,
KSPPM, Yapidi, YAK, Petrasa, PDPK, Komunitas
Disabilitas Deli Serdang, Pengmas HKBP, Elim
HKBP, PA Zarfat, PH Hepata, PPOS.
Sebagaimana dikatakan David Sitorus Ketua
DPC Disabilitas Sumatera Utara meski Indonesia
sudah mengadopsi CRPD dan melahirkan UU
tentang Penyandang Disabilitas, Perlindungan dan
Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di
Indonesia masih menjadi persoalan yang belum
mendapatkan perhatian khusus dan serius baik dari
pemerintah, maupun masyarakat umum.
Senada dengan yang disampaikan Jabes
Silaban Direktur YAPENTRA bahwa sebagai warga
negara Penyandang Disabilitas hampir bisa
dipastikan keterlibatan Disabilitas baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sangat
minim dan hampir terlupakan baik di tingkat desa
hingga nasional. Kami melihat pemerintah tidak
melibatkan masyarakat khususnya saudara-saudara
kita penyandang disabilitas. Pelayanan dan
aksesibilitas publik yang kurang ramah terhadap
kebutuhan dan hambatan yang dimiliki oleh
penyandang disabilitas, kesempatan kerja, kesempatan
mendapatkan pendidikan yang layak; membangun

46 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018


KRONIK

BAKUMSU bersama dengan Fakultas Hukum


Universitas HKBP Nomensen melaksanakan Siminar Publik
Medan (Soerak) PILKADA dan Agenda Pemerintahan yang Bersih serta Tata Kelola SDA Berbasis Keadilan
Ekologi menjadi tema yang diangkat BAKUMSU dalam Seminar Publik yang diselenggarakan bersama dengan
Fakultas Hukum HKBP
Nomensen, Kamis (26/4)
bertempat di ruang
perpustakaan Universitas
HKBP Nomensen, Medan.
Ketua Bawaslu
Sumatera Utara Syafrida R
Rasahan dalam paparannya
mengatakan bahwa ada tiga
isu yang penting yang perlu
diawasi oleh Bawaslu
menjelang pemilihan kepala
daerah yakni menyangkut
netralitas Aparatur Sipil
Negara (ASN), termasuk TNI,
POLRI dan PNS.

Kedua persoalan penyebaran berita hoax yang


akhir-akhir ini menjelang pilkada sangat kencang Saurlin Siagian yang mewakili dari masyarakat
terjadi bahkan menjadi kampanye yang gencar sipil dalam paparannya menyoroti soal ketimpangan
dilakukan. Ketiga penggunaan program anggaran kepemilikan sumber daya alam. Menurutnya
dan fasilitas negara dan penggunaan rumah ibadah timpangnya sumber daya belum disentuh sama sekali
yang dilakukan untuk kampanye. Ketiga hal ini oleh para calon yang kan bertarung dalam Pilkada
kedepan menjadi sorotan Bawaslu bagaimana Sumut. Satu orang bisa memiliki 1 hektar. Ini cermin
menciptakan pilkada kita yang bersih. ketidakadilan. Konflik tanah masih tinggi bahkan
Senada yang disampaikan oleh Iskandar belum disentuh. Padahal ini yang diperlukan
Zulkarnain Komisioner KPU Propinsi Sumatera masyarakat dan pemerintah harus punya komitmen
Utara tujuan dilaksanakannya pilkada serentak akan hal ini. Korupsi masih tetap berjalan bahkan
adalah untuk menciptakan iklim demokrasi yang semakin meningkat. Gubernur di Sumut beberapa kali
didalamnya ada partisipasi warga negara menjadi menjadi terpidana ini dikarenakan reformasi birokrasi
faktor penentu calon pemimpin ke depannya. yang masih memakai uang.
Dalam kesempatan tersebut beliau juga mengajak Pemerintah sejak 2014 sudah memiliki agenda
masyarakat terkhusus mahasiswa untuk implementasi ekonomi. Seperti jargon berdikari,
menggunakan hak pilihnya dalam pilkada serentak mandiri ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan
yang akan dilaksanakan tanggal 27 Juni. Silahkan yang dituangkan dalam nawacita revolusi mental
untuk melihat calon mana yang pas dan cocok Jokowi. Ini memang salah satu apresiasi yang diberikan
dihati kita. Tentu sebagaimana dengan tema diskusi termasuk apresiasi target yang sangat ambisius, 12,7
ini bagaimana lewat PILKADA menciptakan juta hektar wilayah hutan dan untuk wilayah pertanian
pemerintahan yang bersih yang mampu membawa dan eks perkebunan. Apakah janji ini sudah banyak
tata kelola Sumber Daya Alam yang lebih diimplementasikan./Pri/JA
berkeadilan.

SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018 47


KRONIK
KPU Propinsi Sumut gelar Seminar dan Sosialisasi
Pilgubsu bersama dengan BAKUMSU
Medan (Soerak) Sebagai bentuk partisipasi dan
keterlibatan masyararakat sipil dalam pilkada yang
akan berlangsung tanggal 27 Juni secara serentak di
seluruh Indonesia, Komisi Pemilihan Umum
Sumatera Utara menggandeng Perhimpunan
Bantuan Hukum & Advokasi Rakyat Sumatera Utara
(BAKUMSU) melakukan sosialisasi PILKADA
Gubernur & Wakil Gubernur pada, (8/6) bertempat
di Hotel Grand Antares, Medan. Hadir dalam
seminar tersebut Benget Silitonga dari KPU Sumut,
Manambus Pasaribu mewakili masyarakat sipil
(NGO) dan Muryanto Amin (akademisi/dekan FISIP
USU).
Sebagai penyelenggara Benget Silitonga
memandang bahwa konsolidasi demokrasi yang kita
hadapi saat ini mengarah kepada hal yang lebih
baik. Ada tiga tuntutan yang mendesak pertama Peran masyarakat sipil besar kaitannya dalam pilkada
memberikan otonomi daerah yang lebih spesifik khususnya dalam proses pemerintahan yang bersih.
yaitu mengelola kepentingan daerahnya sendiri. Harus kita sadari bersama masyarakat sipil merupakan
Semangat untuk melakukan pemilihan kepala satu kekuatan sosial dan harus ikut mendorong, ambil
daerah secara langsung yakni memberikan otonomi. bagian dan terlibat dalam penyelenggaraan
Ada UU No. 22 tahun 1999, UU No. 23 tahun 2014 ini pemerintahan yang bersih. Masyarakat sipil harus
merupakan buah hasil dari reformasi. Kedua, Hak mampu menyuarakan kepentingannya agar terlindungi.
otonomi setiap individu. Ketiga, penguatan kepada Masyarakat sipil adalah masayarakat yang berbudaya
organisasi masyarakat sipil. yang saling menghargai nilai-nilai sosial kemanusiaan
Senada yang disampaikan oleh Muryanto (termasuk dalam kehidupan politik).
Amin bahwa Pilkada langsung diadakan agar Demokrasi dan toleran adalah sikap yang mulai
pemimpin lebih dekat dengan masyarakatnya. dilupakan oleh masyarakat sipil. Yang terpenting juga ini
Dalam prakteknya, Pilgubsu sudah dilakukan tiga selalu dibuat jadi bahan kita terkait kebhinekaan.
kali, pilkada juga sudah dilakukan tiga kali yakni Mengapa masyarakat sipil harus terlibat yakni untuk
2005, 2010 dan 2018. "Apa yang kita perbuat tidak mendorong perubahan kebijakan publik. Masyarakat
begitu membuahkan hasil yang memuaskan. sipil agen untuk memperbaiki dan melengkapi sistem
Dengan terjeratnya pemimpin kepala daerah ke perwakilan politik. Selain turut berpartisipasi
dalam kasus korupsi mengakibatkan ini bukan hasil masyarakat sipil juga bertugas mengontrol demokrasi
yang memuaskan” ujarnya. Beliau juga memaparkan itulah yang menjadi salah satu kepentingan gerakan
hasil riset yang dilakukan tahun 2013, bahwa masyarakat sipil. Posisinya ada dalam nilai
Pilkada langsung membutuhkan cost politic yang independensinya terhadap negara. Mengambil fungsi
diperlukan mulai dari sosialisasi yang jumlahnya yang konsultatif dan fasilitator dalam konteks yang harus
cukup fantastis dari sekitar 25 sampai 200 M. menghormati.
Masih menurut Manambus Pasaribu bahwa
Biaya yang dikeluarkan oleh salah satu calon
keterlibatan masyarakat sipil harus dimulai dalam
itu sangat signifikan. Visi misi tidak terlalu
proses penyelenggaraan tahapan pemilu. Keterlibatan
signifikan dengan pengaruh seseorang memilih.
tidak hanya dalam pemungutan suara, tetapi juga
Hanya 8-11% pemilih yang benar-benar mau
mengawal. Menilai visi dan misi serta program calon
memilih karena visi dan misi. Kebanyakan pemilih
sebagai bahan pertimbangan memilih calon. Kemudian
akan memilih karena kebaikan, karena pernah
membangun kesadaran bersama. Yang kita harapkan
memberikan sesuatu kepadanya.
dari perhelatan pilkada lahirlah pemerintahan yang
Lalu bagaimana keterlibatan masyarakat sipil
bersih. Indikator pemerintahan yang bersih yakni
dalam Pilkada? Pertanyaan ini yang banyak diulas
akuntabilitas, transparan, partisipasi dan kepastian
oleh Manambus Pasaribu. hukum./Pri/JA

48 SOERAK – Edisi 47 Tahun XV, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai