Salam perjuangan,
“Hari Ham Internasional” merupakan hari peringatan untuk mengenang hari diadopsinya
Deklarasi Universitas Hak Asasi Manusia tahun 1948. Dokumen deklarasi ini terdiri atas bagian
pembukaan dan 40 pasal yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia. Aliansi Soeara Rakjat (ASURO)
serta respon dari koalisi masyarakat sipil Malang yang resah terhadap situasi dan kondisi Krisis
keberpihakan Negara terhadap sejumlah hak-hak rakyat dalam berbagai sektor. kami menilai bahwa
Negara berada dalam belenggu Oligarkhi yang menciderai prinsip Demokrasi serta mengakibatkan
sejumlah permasalahan pokok warga negara yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.Oleh karena
itu, kami menyelenggarakan serangkaian diskusi publik lintas sektor dalam menyikapi
permalasalahan Hak Asasi Manusia, Pelemahan KPK, Perburuhan, Lingkungan, Agraria, Kesehatan,
Inkonsistensi Pemerintah dalam menangani Pandemi, Pendidikan dan Kebebasan Akademik dan
Perempuan yang kami menilai bahwa permasalahan-permasalahan tersebut merupakan satu
kesatuan dan memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.
Pekan Rakjat.
juga sangat mengurangi control negara terhadap hubungan kerja, karena banyaknya hal yang
dikembalikan pada mekanisme kesepakatan para pihak, seperti soal batas waktu PKWT dan hak
istirahat panjang yang bisa disepakati dalam perjanjian kerja.Secara sosiologis-empiris, pengaturan
seperti ini sangat merugikan pekerja karena ketimpangan antara pekerja dan pengusaha membuat
pekerja tidak memiliki posisi tawar yang cukup dalam melakukan perundingan dua arah secara
berkeadilan.Keenam, UU Cipta Kerja tidak ramah dengan penyandang disabilitas yang berposisi
sebagai pekerja.UU ini memberikan ketidakadilan bagi pekerja yang menjadi penyandang disabilitas
karena kecelakaan kerja yang kemudian dengan mudah diPHK.
Pekan Rakjat.
Terdapat perubahan judul RUU TPKS menjadi RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU
TPKS), penghapusan 85 pasal dan 5 jenis kekerasan seksual, serta hilangnya jaminan hak pemulihan,
perlindungan, dan akses terhadap keadilan secara umum bagi korban kekerasan seksual.Hal tersebut
berimplikasi berkurangnya substansi RUU TPKS yang dilatarbelakangi untuk menciptakan sistem
perlindungan bagi korban kekerasan seksual yang bersifat komprehensif untuk seluruh rakyat
Indonesia agar terbebas dari segala bentuk kekerasan, terutama bagi kelompok rentan seperti
perempuan dan anak.
Penutup:
Berangkat dari argumentasi diatas maka, Aliansi Soeara Rakjat (ASURO) Malang mengajukan
Sejumlah Tuntutan Dan Desakan Kepada Presiden Untuk:
A. HAM
1. Mengsut tuntas seluruh pelanggaran HAM berat, pelanggaran HAM masa lalu, dan dalang
pembunuhan Munir Said Thalib serta menetapkan Kasus Pembunuhan Munir sebagai
Pelanggaran HAM Berat;
2. Mengecam segala bentuk Kriminalisasi terhadap Aktivis pejuang HAM, Lingkungan dan
Masyarakat Adat, serta segala bentuk Represifitas Aparat terhadap pemberangusan
Demokrasi dan kebebasan berpendapat.
B. Pelemahan KPK: G 30 S TWK
1. Menolak segala bentuk pelemahan terhadap KPK sebagai anak kandung Reformasi;
2. Mendesak Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk
bertangungjawab atas pemberantasan Korupsi yang semakin mengkhawatirkan;
3. Mendesak Kepada Presiden untuk Membatalkan Keputusan Pemecatan 58 Pegawai KPK
oleh Rezim Firli yang Cacat, Diskriminatif dan sewenang-wenang serta segera melantik 58
Pegwai KPK sebagai ASN pada hari ini Juga.
C. Sahkan Segera RUU TPKS.
1. Mendesak DPR-RI bersama Presiden untuk Segera mengesahkan RUU TPKS.
2. Menuntut DPR-RI untuk memastikan RUU TPKS mengakomodir 6 elemen kunci dalam
substansi : (1) Melindungi hak-hak korban untuk mengakses keadilan sehingga
Pekan Rakjat.
mendapatkan proses peradilan yang berkeadilan; (2) Mencakup pencegahan, penanganan,
perlindungan, dan pemulihan korban serta pemidanaan pelaku; (3) Memberikan kepastian
hukum terhadap bentuk-bentuk kekerasan seksual: pelecehan seksual; eksploitasi seksual;
pemaksaan kontrasepsi; pemaksaan aborsi; perkosaan; pemaksaan perkawinan; pemaksaan
pelacuran; perbudakan seksual; dan penyiksaan seksual; (4) Mencakup juga pemidanaan
khusus bagi pelaku korporasi, pelaku yang menghambat, bertindak lalai menjalankan
kewajiban untuk penanganan kasus kekerasan seksual, serta sanksi administratifnya; (5)
Memberikan ruang partisipasi masyarakat dalam melakukan pencegahan tindak kekerasan
seksual; (6) Menegaskan pengaturan layanan pemerintah maupun layanan negara yang
sinergi dengan masyarakat dan LSM sebagai upaya pemulihan korban.
Seruan
Pekan Rakjat.
Dari Paparan diatas menunjukan berbagai permasalahan Fundamental Warga Negara yang
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya terhadap Pelemahan
Demokrasi serta bertolak belakang dari amanat Reformasi.Hal tersebut menunjukan bahwa
Negara gagal dalam menjalankan amanat Pancasila dan UUD NRI 1945 yang dalam
pelaksanaannya Negara justru terbelenggu oleh lingkaran Oligarkhi sehingga kekuasaan
dijalankan bertentangan dengan Filosofis kewajiban Negara dalam menjaga Demokrasi dan
Hak-hak Rakyat. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh elemen Rakyat pro-HAM dan
Demokrasi untuk bersama-sama bersolidaritas dan menggalangkan persatuan serta
melepaskan Ego-sektoral untuk memperjuangkan Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat yang
terbelengu oleh Lingkaran Kekuasaan dan Oligarkhi.
1. BEM FH UB
2. Komite Aksi Kamisan Malang
3. Malang Corruption Watch
4. HMI Hukum UB
5. HMI Pertanian UB
6. HMI Syariah Ekonomi UIN Malang
7. PMII Al-Hikam FH UNISMA
8. Forma PK FH UB
9. LYMI Malang
10. Kohati Hukum Brawijaya
Pekan Rakjat.
#HamInternasional#MenolakLupa#ReformasiDikorupsi#VirusOmnibusLaw#TWKKPK#LawanOligar
ki#TolakPerusakanLingkungan#ReformaAgrariaSejati#PerempuanMelawan#LawanPembungkaman
KebebasanAkademik
Pekan Rakjat.