Anda di halaman 1dari 14

KRONOLOGI KONFLIK WADAS

Adi Wibowo1, Amarros Afiq Muhammad2, Heppi Wahyu Utami3,


Mutiara Zulyanti4

1,2,3,4
Pendidikan Sejarah, Universitas Sebelas Maret
*email: heppiwahyu2@student.uns.ac.id

ABSTRAK
Konflik Wadas adalah salah satu konflik agraria yang ada di Indonesia. Konflik
ini terjadi karena adanya keganjilan dalam pembangunan Bendungan Bener.
Konflik ini terjadi berkepanjangan sehingga perlu dikaji mengapa terjadi konflik
wadas ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif. Dalam melaksanakan penelitian digunakan
teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik studi pustaka. Hasil dari
penelitian ini adalah konflik wadas terjadi berawal dari rencana pembangunan
Bendungan Bener yang membutuhkan batuan andesit dari desa Wadas. Meskipun
pembangunan ini berdampak positif namun bagi masyarakat Desa Wadas,
pengambilan batuannya yang membuat berdampak negatif. Terdapat beberapa
aksi yang menolak pembangunan ini seperti GEMPADEWA dan kelompok
perempuan, Wadon Wadas, untuk menyuarakan penolakan mereka dan melakukan
perlawanan terhadap pengambilan batu andesit.

Kata kunci : Konflik, Wadas, Agraria

PENDAHULUAN setempat. Tujuan penambangan ini


Latar Belakang untuk memenuhi kebutuhan batu
Dewasa ini, penambangan andesit sebagai material
batu Andesit di Desa Wadas menjadi pembangunan Bendungan Bener.
konflik agraria yang masih belum Proyek ini termasuk dalam Proyek
menemukan titik terang baik dari Strategis Nasional (PSN) yang
pihak pemerintah maupun warga diemban oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dan menjelaskan kronologi secara
telah direncanakan sejak tahun 2018 komprehensif dan harapannya dapat
dan mulai beroperasi tahun 2023. memberikan informasi memadai
Sumber dana dari kontruksi ini yang kemudian dapat digunakan
berasal dari APBN dan APBD untuk kajian-kajian yang berkaitan.
dengan total Rp 2,06 triliun Selain itu, tulisanya juga diharapkan
(Bramasta et al., 2022). menambah kekayaan pustaka
Terdapat beberapa keganjilan akademik.
dan dampak lingkungan dari adanya
penambangan ini seperti lahan KAJIAN TEORI
perkebunan dan pertanian yang Konflik
menjadi sumber mata pencaharian Teori konflik telah banyak
warga wadas rusak dan tidak dapat dikemukakan oleh para ahli,
digunakan, rusaknya beberapa misalnya teori Karl Marx yang
sumber mata air, terjadinya banjir menjelaskan bahwa penyebab
dan tanah longsor. Selain itu, terjadinya konflik adalah sejarah
stakeholder kurang menunjukkan kehidupan manusia ditentukan oleh
keterbukaan kepada warga sehingga materi dan benda. Alat produksi ini
komunikasi kedua belah pihak tidak bertujuan untuk menguasai hajat
begitu baik. Hal ini menimbulkan hidup masyarakat. Alat produksi
keresahan pada warga yang merasa adalah setiap alat produksi untuk
haknya diambil. Penolakan demi menghasilkan barang- barang yang
penolakan warga terjadi bahkan secara sukarela dibutuhkan oleh
terjadi konfrontasi antara warga suatu masyarakat. Menurut fakta
dengan pihak pengaman. Kondisi ini Marx yang terpenting adalah
merupakan kekhawatiran jika tidak substansi ekonomi, karena konflik ini
adanya informasi terkait awal bisa muncul jika faktor ekonomi
terjadinya konflik. Hal ini digunakan untuk menguasai alat-alat
menyebabkan sulitnya membuat titik produksi.
terang dari konflik ini. Ralf Dahrendorf
Oleh karena itu, Tim penulis mengemukakan pandangan berbeda
mengambil topik ini untuk yang menyebutkan setidaknya ada
empat penyebab konflik dapat
muncul dalam suatu masyarakat. (a) mempunyai otoritas. tidak punya.
Semua masyarakat selalu berada otoritas. Pemisahan kekuasaan biner
dalam proses perubahan yang tidak seperti ini dianggap oleh para
pernah berakhir; dengan kata lain, pendukung pendekatan konflik
perubahan sosial yang lebih besar sebagai sumber konflik sosial di
sangatlah penting. Gejala-gejala masyarakat mana pun. Sebab,
masyarakat (b) Setiap masyarakat pemisahan kekuasaan ini sendiri
mengandung konflik dalam menimbulkan konflik kepentingan.
dirinya, dengan kata lain Mereka berada dalam posisi yang
konflik merupakan gejala yang mempunyai otoritas, dan mereka
melekat pada setiap masyarakat (c) yang tidak mempunyai otoritas
Setiap elemen masyarakat turut andil memiliki kepentingan yang
dalam terjadinya disintegrasi dan saling
perubahan sosial (d) Semua bertentangan.
masyarakat bersatu atas dasar dari Konflik dapat terjadi di
sejumlah besar orang atau dasar masyarakat atau struktur sosial mana
dominasi oleh sejumlah besar pun. Dapat kita simpulkan bahwa
orang lain. Perubahan sosial yang konflik adalah suatu keadaan yang
dimaksud muncul dari kenyataan timbul akibat adanya pertentangan
bahwa terdapat unsur-unsur yang antara keinginan, tujuan, nilai-nilai,
kontradiktif dalam setiap masyarakat. dan dapat terwujud sedemikian rupa
Menurut Dahrendorf, kontradiksi sehingga menimbulkan
internal ini bermula dari kenyataan ketidaknyamanan pada individu atau
bahwa setiap masyarakat mengakui kelompok. Konflik tersebut bermula
adanya distribusi wewenang dan dari perbedaan pendapat antara
wewenang yang tidak merata, yang pemerintah, pendukung, dan
berarti bahwa dalam setiap penentang mengenai rencana
masyarakat selalu ada dua jenis penambangan batu andesit di Desa
kategori sosial: otoritas dikatakan Wadas, salah satu wilayah terdampak
akan mengarah pada munculnya dan lokasi pembebasan lahan untuk
orang-orang yang mempunyai pembangunan Bendungan Bener.
otoritas dan orang-orang yang Untuk mempercepat pembangunan
Bendungan Bener, andesit harus
ditambang. Konflik wadas tidak konflik. Aktor-aktor tersebut antara
hanya terjadi antara kelompok lain adalah masyarakat, pelaku
masyarakat dengan Badan usaha, dan stakeholder. Aktor
Pertanahan Nasional (BPN), namun komunitas mengacu pada aktivis
juga antara Pemerintah Daerah Jawa komunitas, baik yang menguasai
Tengah dan Kabupaten Purworejo. lahan maupun yang tidak menguasai
Konflik disebabkan oleh lahan. Pelaku usaha adalah korporasi
ketimpangan hubungan atau perusahaan industri yang
antarmanusia, baik dalam aspek mengeksploitasi sumber daya alam,
sosial, ekonomi, maupun kekuasaan. seperti perkebunan, kehutanan,
Misalnya, ketimpangan kekayaan pertambangan, dan lain sebagainya.
dan ketimpangan akses Aktor negara adalah pemerintah atau
terhadap sumber aparatur negara (Afrizal, 2018).
daya menimbulkan permasalahan Selain aktor-aktor yang berkonflik,
dalam masyarakat. ada juga pihak-pihak yang terlibat
konflik yang bukan merupakan
Teori Aktor-aktor dan partisipan langsung. Partai-partai ini
Kepentingan dalam Konflik disebut partai pendukung. Pihak
Pengelolaan sumber daya pendukung juga dapat dibedakan
alam melibatkan peran serta berbagai menjadi (1) pihak pendukung pelaku
aktor, mulai dari masyarakat, dan (2) pihak ketiga yang membantu
pemerintah, hingga dunia usaha. penyelesaian konflik. Misalnya saja
Keterlibatan berbagai aktor tidak dalam tulisan Jeffrey Hadler (2010)
berarti bahwa distribusi manfaat yang menggambarkan bagaimana
sumber daya alam terbagi rata di aktor- aktor yang berkonflik dalam
antara mereka. Akibatnya timbullah Perang Padri adalah kelompok Islam
konflik-konflik yang kemudian tradisionalis dan kelompok Islam
melibatkan banyak pihak eksternal, reformis. Namun di luar kedua
baik untuk membela kepentingan kelompok tersebut, terdapat aktor
masing-masing maupun untuk lain yaitu Belanda yang tidak terlibat
membantu penyelesaian konflik. langsung dalam konflik melainkan
Afrizal memaparkan aktor
struktural yang bisa terlibat dalam
berperan sebagai pendukung salah kualitatif dengan menggunakan
satu pihak yang berkonflik. pendekatan desktiptif. Metode
Pemerintah Pusat dan penelitian kualitatif merupakan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah metode penelitian yang dimana data-
memiliki otoritas, sementara data yang dikumpulkan berupa
masyarakat kontra di Desa Wadas deskripsi dan gambar (Moleong:
tidak memiliki otoritas. Masyarakat 2012). Penelitian kualitataif
yang menentang berada dalam posisi deskriptif ini sebagai cara untuk
ketidakbebasan yang dipaksa, menghasilkan data secara deskripsi
sementara Pemerintah Pusat dan berupa uraian penjelasan dari sumber
Provinsi Jawa Tengah memiliki yang diperoleh. Teknik pengumpulan
wewenang atas Proyek Strategis data menggunakan studi pustaka
Nasional (PSN). Pemerintah Provinsi dengan mengkaji sumber-sumber
Jawa Tengah sebagai eksekutor yang berupa jurnal-jurnal yang
Pemerintah Pusat di daerah relevan. Penulis berusaha mencari
menetapkan lokasi tambang batu data dan fakta yang berasal dari masa
andesit di Desa Wadas untuk lampau yang berhubungan dengan
percepatan pembangunan Bendungan konflik Wadas.
Bener yang termasuk dalam Proyek
Strategis Nasional (PSN). Beberapa PEMBAHASAN
faktor yang menjadi pemicu konflik Latar Belakang Konflik Wadas
antara negara dan masyarakat dalam Sumber konflik pertanahan di
penolakan tambang batu andesit di Desa Wadas pada dasarnya berasal
Desa Wadas antara lain adalah dari desain proyek pembangunan
adanya benturan kepentingan, Bendungan Bener yang ada di
perbedaan persepsi tentang sumber Kabupaten Purworejo. Proyek ini
daya alam, dan faktor politik baik termasuk dalam proyek strategis
dari pemerintah maupun masyarakat. nasional (PSN) dengan izin
pembangunan Bendungan Bener, SK
METODE Gubernur Jawa Tengah Nomor
Dalam penelitian ini, penulis 509/41/2018 dan SK Gubernur Jawa
menggunakan metode penelitian Tengah Nomor 660.1/20 Tahun 2018
digunakan sebagai perantara dari sebesar 6 MW dan juga akan
Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun berfungsi sebagai destinasi wisata,
2013. Dalam pembangunan wilayah perikanan dan konservasi
bendungan ini membutuhkan daerah aliran sungai (DAS) di hulu
pemasok batuan andesit yang Bogowonto (Adriana et al., 2020).
digunakan sebagai bahan konstruksi. Selain itu, pembangunan
Sehingga, pemerintah berencana bendungan ini juga diharapkan dapat
mengambil batu andesit dari Desa mengurangi potensi banjir dengan
Wadas untuk membangun nilai reduksi banjir sebesar 8,73 juta
Bendungan Bener, yang berarti m3 untuk Kabupaten Purworejo dan
mereka akan menambang batu Kabupaten Kulonprogo. Selain
andesit di desa tersebut. Masyarakat manfaat tersebut, pembangunan
Desa Wadas menentang rencana ini, bendungan ini juga diharapkan dapat
yang menyebabkan konflik agraria meningkatkan potensi
antara pemerintah Jawa Tengah dan pengembangan pariwisata yang dapat
masyarakat Desa Wadas (Salsabila et berdampak positif pada
al., 2023) perekonomian setempat. Selain itu,
Rencananya, Bendungan masyarakat juga akan mendapatkan
Bener akan dibangun di tanah seluas kompensasi berupa uang ganti
500 hektar yang mayoritas masuk kerugian dengan nilai yang melebihi
wilayah Kabupaten Purworejo dan harga pasaran. Namun, di sisi lain,
sisanya masuk wilayah Kabupaten masyarakat Desa Wadas memiliki
Wonosobo dan akan memberikan air kekhawatiran terhadap pertambangan
kepada kabupaten Purworejo, batuan andesit yang dapat
Kebumen, dan Kulonprogo. mengancam kelangsungan hidup
Bendungan ini nantinya akan mereka. Masyarakat Desa Wadas
difungsikan sebagai irigasi, khawatir bahwa pertambangan
memasok air baku untuk Kabupaten tersebut akan merusak 28 titik
Purworejo, Kebumen sumber mata air di desa mereka.
Rusaknya mata air ini akan
dan berdampak pada lahan pertanian
Kulonprogo, Pembangkit Listrik mereka dan pada akhirnya
Tenaga Air (PLTA) juga akan masyarakat akan kehilangan mata
digunakan untuk menyediakan listrik pencaharian mereka. Selain itu,
pertambangan batuan andesit juga Perpustakaan Jalanan menunjukkan
berpotensi menyebabkan kerusakan bahwa potensi alam Desa Wadas
lingkungan yang dapat membuat sangat menjanjikan, dengan hasil
Desa Wadas menjadi rawan longsor. bumi seperti petai, kayu sengon,
Masyarakat Desa Wadas menolak kemukus, vanili, dan durian yang
pertambangan di wilayah mereka bernilai miliaran rupiah per tahun.
karena sejarah panjang mereka Komoditas kayu keras juga
sebagai petani multikultural di bukit memberikan kontribusi signifikan
Wadas. terhadap kebutuhan hidup dan
Namun dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat Desa
bendungan, membutuhkan sekitar Wadas. Pengelolaan lingkungan yang
145 hektar lahan, dengan 8,64 hektar baik juga turut berperan dalam
tambahan untuk akses jalan ke menjaga kelestarian lingkungan di
pertambangan batu andesit. Orang- Desa Wadas.
orang di desa Wadas menentang
penambangan batu andesit karena Konfrontasi Dengan Aparat
mereka khawatir bahwa tambang Terjadi perselisihan antara
tersebut akan menodai 27 sumber warga Desa Wadas dengan Balai
mata air yang dimiliki desa dan juga Besar Wilayah Sungai (BBWS)
akan merusak lahan pertanian desa. Serayu Opak sebagai pihak yang
Penambangan yang dilakukan di membutuhkan tanah yaitu
Desa Wadas akan mengakibatkan pengambilan batu andesit di desa
kerusakan sumber mata air dan Wadas. Namun warga Wadas
meningkatkan kemungkinan longsor menolak pengambilan batu yang
di Desa Wadas (Nursalim dan akan digunakan untuk pembangunan
Riyono, 2022). bendungan. Karena dapat merusak
Selain itu, kekayaan alam Desa ekosistem, membuat air tercemar,
Wadas memberikan penghidupan dan menghilangkan mata
yang cukup bagi penduduknya. Hasil pencaharian penduduk yang
survei potensi ekonomi yang kebanyakan profesinya adalah petani.
dilakukan oleh Gempa Dewa, Walhi Awalnya warga Wadas mendukung
Yogyakarta, LBH Yogyakarta, dan adanya pembangunan ini, namun
mereka
meminta pemerintah untuk meninjau GEMPADEWA, sebagai
ulang agar tidak ada pihak yang gerakan independen sebagaimana
dirugikan. Hal ini karena tanah yang digambarkan oleh Hansson dan
akan digunakan untuk pembangunan Weiss, merupakan sarana bagi
bendungan merupakan tanah yang mereka untuk mempengaruhi
produktif untuk pertanian (Adriansa, institusi sosialdan mendorong
Adhim, dan Silvana, 2020). partisipasi masyarakat.
Sebagai bagian dari Hingga saat ini,
masyarakat sipil, warga Desa Wadas GEMPADEWA terus melakukan
menciptakan ruang politiknya aktivisme untuk mempertahankan
dengan berkelompok dan melakukan hak atas tanahnya. Selain
mobilisasi secara kolektif, mengajukan banding ke PTUN
membentuk komunitas Gerakan Jakarta terkait izin pertambangan,
Peduli Lingkungan Desa Wadas mereka juga melakukan
(GEMPADEWA). Menurut tindakan dengan
persmaporos.com (2019), menghalangi alat-alat berat yang
GEMPADEWA berawal dari akan membuka akses jalan
pemuda Desa Wadas yang tidak pertambangan (CNN Indonesia,
ingin desanya dijadikan kawasan 2023). Selain
pertambangan. Melalui GEMPADEWA, Wadon Wadas atau
GEMPADEWA, masyarakat Desa kelompok perempuan di Desa Wadas
Wadas juga menyuarakan protes dan juga aktif membuka ruang politiknya.
perlawanannya melalui akun media Sebagai sayap organisasi
sosial GEMPADEWA GEMPADEWA, peran Wadon
@wadas_melawan di Instagram. Wadas tidak bisa dianggap remeh
Akun ini secara rutin memberitakan karena mereka terlibat aktif dalam
tindakan perlawanan mereka aktivisme anti pertambangan,
sehingga memperkuat ruang politik melakukan perlawanan dengan
yang mereka manfaatkan. menciptakan lagu atau nyanyian
GEMPADEWA berfungsi sebagai untuk GEMPADEWA, memasang
alat aktivisme mereka, menyediakan spanduk penolakan, mendatangi
platform bagi mereka untuk PTUN Semarang, dan mengadakan
membuka ruang politik yang ada. sesi doa (Nursalim & Riyono, 2022).
Di Desa Wadas, warga
membangun kehadiran politiknya
dengan membentuk kelompok dan Meskipun demikian, Ngatinah dan
melakukan mobilisasi secara kolektif rekan-rekannya tetap gigih dalam
sehingga memunculkan gerakan perjuangan menolak pertambangan.
masyarakat yang dikenal dengan Selain melawan aparat keamanan,
Gerakan Peduli Lingkungan Desa Wadon Wadas juga melakukan aksi
Wadas (GEMPADEWA). Bermula simbolik dengan melilitkan kain
dari pemuda Desa Wadas yang stagen di pohon-pohon Desa Wadas
menentang alih fungsi lahannya untuk menunjukkan penolakan
menjadi lokasi pertambangan, terhadap pertambangan.
GEMPADEWA memberikan wadah Aktivitas kelompok Wadon
bagi warga desa untuk Wadas tidak lepas dari risiko yang
menyampaikan protes dan harus mereka hadapi, terutama dalam
perlawanannya melalui akun media berhadapan dengan aparat keamanan
sosial GEMPADEWA yang seringkali menggunakan
@wadas_melawan di Instagram. kekerasan sebagai tindakan represif.
Kehadiran online ini berfungsi untuk Sebagai contoh, Ngatinah mengalami
memperkuat tindakan perlawanan kekerasan fisik oleh aparat keamanan
mereka, sehingga memperkuat ruang pada bulan April tahun sebelumnya.
politik yang mereka ciptakan. Meskipun demikian, Ngatinah dan
GEMPADEWA berfungsi sebagai rekan-rekannya tetap teguh dalam
alat aktivisme mereka, yang perjuangan menolak pertambangan.
memungkinkan mereka memperluas Selain itu, Wadon Wadas juga
lanskap politik yang ada. melakukan aksi simbolik dengan
Kelompok Wadon Wadas melilitkan kain stagen di pohon-
menghadapi berbagai risiko dalam pohon Desa Wadas untuk
menjalankan aktivisme mereka, menegaskan peran perempuan dalam
termasuk konfrontasi dengan aparat menjaga alam dan menolak
keamanan yang seringkali pertambangan.
menggunakan kekerasan. Sebagai Perjuangan kelompok Wadon
contoh, Ngatinah mengalami Wadas tidak terlepas dari risiko yang
kekerasan fisik oleh aparat keamanan harus mereka hadapi, terutama dalam
pada bulan April tahun sebelumnya. menghadapi aparat keamanan yang
seringkali menggunakan kekerasan Penelitian Lembaga Bantuan Hukum
sebagai bentuk represi. Sebagai (LBH) Yogyakarta. Dimulai pada
contoh, Ngatinah mengalami tahun 2013, masyarakat Desa Wadas
kekerasan fisik oleh aparat keamanan mendengar bahwa cadangan andesit
pada bulan April tahun sebelumnya. akan diambil di desa mereka. Pada
Meskipun demikian, Ngatinah dan tahun 2015, Balai Besar Wilayah
rekan-rekannya tetap gigih dalam Sungai Serayu Opak (BBWSSO)
perjuangan menolak pertambangan. melakukan pengambilan sampel
Selain berhadapan dengan aparat tanah dan batu di Desa Wadas. Pada
keamanan, Wadon Wadas juga tahun 2017, BBWSSO memasang
melakukan aksi simbolik dengan spanduk permohonan izin lingkungan
melilitkan kain stagen di pohon- di sekitar desa yang terdampak,
pohon Desa Wadas untuk tetapi tidak di Desa Wadas. Pada
menunjukkan penolakan terhadap bulan November 2017, dua warga
pertambangan. desa dan kepala Desa Wadas
diundang dan tiba-tiba diberikan
Aksi Penolakan Warga dokumen AMDAL tanpa penjelasan
Adanya konflik warga lebih lanjut. Pada bulan Maret 2018,
dengan stakeholder yang melibatkan SK Gubernur Jawa Tengah mengenai
pihak aparat sehingga terjadinya kelayakan lingkungan dan izin
konfrontasi seperti yang telah lingkungan dikeluarkan, sehingga
dipaparkan diatas dan banyaknya Desa Wadas secara tiba-tiba masuk
dampak yang ditimbulkan dalam daftar pembebasan lahan. Pada
mendorong warga sekitar melakukan bulan April 2018, dalam sebuah
penolakan. Banyak bentuk penolakan forum konsultasi publik, masyarakat
seperti menutup akses jalan menuju Desa Wadas diminta untuk
lokasi penambangan. Masyarakat menandatangani dokumen yang
Desa Wadas telah melakukan ternyata digunakan sebagai prasyarat
perjalanan panjang dalam upaya untuk izin lingkungan. Pada bulan
menentang pertambangan di wilayah Juni 2018, SK Gubernur Jawa
mereka, seperti yang disampaikan Tengah mengenai persetujuan lokasi
oleh Kharisma Wardhatul, Anggota diterbitkan. Pada tanggal 23 April
Divisi 2021, sebelas warga
Desa Wadas dan dua pendamping warga Desa Wadas tetap gigih dalam
hukum dari LBH Yogyakarta menentang rencana pertambangan
ditangkap setelah terlibat bentrokan tersebut, termasuk dengan
dengan BBWSSO dan polisi. mengajukan gugatan hukum terhadap
Meskipun mereka secara aktif keputusan izin pertambangan yang
menyampaikan lebih dari 13.000 diterbitkan oleh Gubernur Jawa
suara dalam petisi untuk Tengah.
menghentikan rencana
pertambangan, pada bulan Juni 2021 REFERENSI
Gubernur Jawa Tengah tetap A.G, Subarsono. (2013). Analisis
melanjutkan pemberian izin tersebut. Kebijakan Publik: Konsep,
Masyarakat Desa Wadas tidak Teori dan Praktik. Jogjakarta:
pasrah, mereka menggugat Pustaka Pelajar.
keputusan tersebut Adriana, M. Z., Adhim, N., &
Silviana, A. (2020). Pengadaan
KESIMPULAN Tanah Bagi Pembangunan
Konflik pertanahan di Desa Bendungan Bener di Desa
Wadas berakar dari rencana Wadas Kabupaten Purworejo
pembangunan Bendungan Bener (Tahap I) (Studi Kasus Kasus
yang membutuhkan batuan andesit Hambatan Dalam Pengadaan
dari desa tersebut. Meskipun proyek Tanah di Desa Wadas.
ini memiliki potensi untuk Diponegoro Law Journal, 9(1),
meningkatkan infrastruktur dan 138–154.
pariwisata, warga khawatir akan https://doi.org/10.14710/dlj.20
dampak negatifnya terhadap sumber 20.26278.
mata air, lahan pertanian, dan Afrizal. (2018). Sosiologi Konflik.
lingkungan mereka. Mereka Pola, Penyebab, Dan Mitigasi
membentuk GEMPADEWA dan Konflik Agraria Struktural Di
kelompok perempuan, Wadon Indonesia. Jakarta: Indomedia
Wadas, untuk menyuarakan Pustaka.
penolakan mereka dan melakukan CNN Indonesia. (2022). LBH Jogja:
perlawanan terhadap pengambilan Warga Wadas Tolak Tambang,
batu andesit. Meskipun menghadapi
konfrontasi dengan pihak aparat,
Bukan Bendungan. Sumber Daya Alam Capai
cnnindonesia.com. Jakarta. 10 Rp74,4 Triliun pada April
CNN Indonesia. (2022). Walhi: 2022. Data Boks.
Hasil Katadata.co.id. 27 Mei 2022.
Kebun Desa Wadas Capai Doris, Yulius, E,I. & Sihotang,
Rp8,5 M Per Tahun. 11. Leopoldus Giovani. (2022).
Februari 2022. Demokrasi Di Tengah Konflik
CNN Indonesia. (2023). Banjir Kepentingan Masyarakat Sipil
Terjang Desa Wadas Kemarin Dan Pemerintah Dalam Kasus
Imbas Jalan Tambang. 26 Wadas- Jawa Tengah (Tinjauan
Maret 2023. Berdasarkan Konsep Politik
CNN Indonesia. (2023). Serukan Demokrasi JeanJacques
Perlawanan, Warga Setop Rousseau). Jurnal Ilmiah
Aktivitas Alat Berat di Desa Falsafah : Jurnal Kajian
Wadas. 10 April 2023. Filsafat, Teologi dan
CNN Indonesia. 2023. KPA: Humaniora Vol. 8 No. hal. 42-
Wilayah Terdampak Konflik 51.
Agraria 2022 Naik 100 Farisa, Fitria C, (2022), Duduk
Persen. 11 Perkara Konflik di Desa
Januari 2023 Wadas yang Sebabkan Warga
DetikNews. (2022). Ada Dikepung dan Ditangkap
Pelanggaran di Wadas, Aparat. Kompas.com. Jakarta.
Komnas HAM Minta 9 Februari 2022.
Gubernur-Kapolda-PUPR Finger, Marina de Oliviera & Felipe
Evaluasi, detik.com. Jakarta. Bortoncello Zorzi, Felipe,
25 Februari 2022. Bortoncello. (2013).
Deutsch, M. (2006). The Handbook Enviromental Justice.
of Conflict Resolution. In M. UFRGSMUN. UFRGS
Deutsch, P. T. Coleman, & E. Fiser, Simon and Sri Nuraini
C. Marcus (Eds.), The Kartikasari. (2001).
Hanbook of Conflict Mengeloalah Konflik:
Resolution (2nd Editio). San ketrampilan dan strategi untuk
Francisco: Jossey- Bass
Dihni, Vika, Azkiya. (2022).
Kemenkeu Catat Pendapatan
bertindak. Jakarta: Translator Produksi Kapitalis. Hasta
(The British Council). Mitra. Model United Nations
Francis, D. (2006). Teori dasar Journal.
tranformasi konflik sosial. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
(Terjemahan Hindrik Muntu Penelitian Kualitatif. Bandung.
dan Yossi Suparyo). PT Remaja Rosdakarya
Yogyakarta: Quills. Nursalim, & Riyono. (2022).
Hansson, Eva & Weiss, Meredith L. Analisis Perlawanan
(2018). Political Participation Perempuan
in Asia Defining and Terhadap Kebijakan
Deploying Political Space New pemerintah Dalam
York : Routledge. Penambangan Batu Andesit di
Hidajat, K. (2021). kasus desa wadas Desa Wadas. Majalah Ilmiah
pembangunan bendungan FISIP UNTAG Semarang,
bener Perspektif SDG’s Desa. 19(1), 32–49.
Jurnal Pemberdayaan https://doi.org/10.56444/mia.v1
Nusantara, 1(1), 9i1.2970
1-8. Pruitt, Dean G dan Jeffrey Z. Rubin.
https://doi.org/10.52447/jpn.v1 (2009). Teori Konflik Sosial.
i1.5470 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jeffrey Hadler. (2010). Sengketa Raharjo, A. (2022). Warga Wadas
Tiada Putus Matriarkat, Gugat Dirjen minerba Soal
Reformisme Islam, dan tambang ilegal. Republika
Kolonialisme di Minangkabau. Online.
(Terjemahan https://news.republika.co.id/ber
ita/rkrfyr436/warga-wadas-
Syamsudin Berlian). Jakarta: gugat-dirjen-minerba-
Freedom Instutute. Rahman, M. Taufiq. (2011). Glosari
Kusumanegara, Solahuddin. (2010). Teori Sosial. Bandung: Ibnu
Model dan Aktor dalam Proses Sina Press.
Kebijakan Publik. Yoyakarta: Salsabila, A. S., Sefani, A., Kirsanto,
Gava Media. T. N., Arsita, L. Y., & Nurdin,
Marx, Karl. (2004). Kapital 1: N. (2023). Konflik Agraria dan
Sebuah Kritik Ekonomi
Politik Proses
Keterlibatan Rezim Lokal pada Desa, 5(1), 15.
Konflik Desa Wadas. Jurnal https://doi.org/10.47134/village
Administrasi Pemerintahan s.v5i1.80

Anda mungkin juga menyukai