Dosen :
Novia Sinata, M.Si, Apt
Oleh:
YANTO
NIM : 1801079
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa, dikarenakan telah memberikan
kesahatan dan pengetahuan sehingga terselesaikannya makalah farmakologi dasar ini
dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu kami yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini dan pihak-pihak bersangkutan yang telah
mendukung serta memberikan idenya. Tanpa dukungan tersebut makalah ini tidak akan
tersusun dengan baik dan rapi.
29 September 2019
Yanto
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
3.1. Simpulan...................................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Obat memiliki kerja yang khusus untuk menghasilkan efek pada penggunanya.
Perlu untuk mengetahui bagaimana sebenarnya nasib obat setelah dikonsumsi baik
respon tubuh terhadap obat maupun respon obat terhadap tubuh. Kedua hal tersebut
akan dapat dipelajari dalam farmakologi yaitu, studi tentang zat-zat yang berinteraksi
dengan sistem kehidupan melalui proses kimia, khususnya dengan mengikat molekul
pengatur dan mengaktifkan atau menghambat proses normal tubuh ( Bertram G.
Katzung, 2011)
Ada banyak tipe interaksi obat dan reseptor. ada yang bersifat agonis dan ada
yang bersifat antagonis. Agonis memiliki beberapa macam antara lain agonis parsial
dan agonis inverse. Antagonis juga memiliki beberapa macam yaitu antagonis
kompetitif, antagonis nonkompetitif, antagonis irreversible, antagonis kimia dan
antagonis fisiologis yang akan dibahas dalam makalah ini sehingga dapat memahami
prinsip farmakodinamik.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan farmakokinetik ?
2. Bagaimana mekanisme kerja obat ?
1.3. Tujuan
“Memberikan gambaran farmakodinamik dan pemahaman tentang mekanisme
kerja obat”
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kebanyakan obat akan bekerja melalui salah satu dari tiga proses berikut :
3
2.2. Mekanisme kerja obat
2.2.1. Agonis
Kerja obat berinteraksi dengan reseptor, atau dapat disebut dengan kunci
dan gembok dimana obat sebagai kunci dan reseptor sebagai gemboknya
(Gambar 1). Kemampuan obat untuk cocok dengan reseptornya tergantung pada
struktur molekulnya. Semakin cocok obat dan reseptor, intensitas yang
ditimbulkan semakin meningkat.
4
b. Agonis parsial
Obat yang berikatan dengan reseptornya tetapi menghasilkan efek
yang lebih kecil pada dosis penuh daripada agonis penuh. Secara klinis
ada beberapa obat agonis parsial yang bermanfaat karena dapat menjadi
antagonis kompetitif dihadapan agonis penuh. Alasan penggunaan
agonis parsial yang terbatas dikarenakan efek yang ditimbulkan tidak
cukup sehingga diperlukan untuk menambah agonis penuh untuk
menghasilkan respon maksimum. Contoh obat berupa praktikol dan
pindolol (beta adrenergic bloker) (Mark Tomlin, 2010)
c. Agonis Berbalik (Agonist Inverse)
Obat yang berikatan dengan molekul reseptor yang tidak aktif dan
mengurangi aktivitas konstitutif (Katzung & Trevor’s, 2015). Contoh
obat agonis berbalik adalah benzoldiazepine (beta-CCE) dan Ketanserin
pada reseptor serotonin 2A.
2.2.2. Antagonis
Suatu obat disebut antagonis ketika obat menduduki reseptor tetapi tidak
menimbulkan efek. Antagonis dapat dibilang adalah penghambat agonis. Jika
ikatan antagonis dan reseptor lebih kuat dibandingkan dengan agonis, maka
akan menghambat efek agonis (Priyanto, 2008)
a. Antagonis Kompetitif
Obat berikatan pada tempat yang sama persis dengan tempat
agonis. Antagonis kompetitif bisa diatasi bila konsentrasi agonis
ditingkatkan. Contoh obat antagonis kompetitif adalah antihistamin.
b. Antagonis non-kompetitif (irreversible)
Obat berikatan pada tempat yang sama dengan tempat agonis.
Dikatakan nonkompetitif dikarenakan antagonis tidak bisa diatasi
dengan menambah konsentrasi agonis. Tetapi antagonis nonkompetitif
tidak mengurangi afinitas agonis terhadap reseptornya. Contohnya aksi
papaverin terhadap histamine.
5
c. Antagonis kimiawi
Obat yang mengurangi efek obat lainnya dengan cara mengikat
obat agonis bukan reseptor. contohnya adalah tetrasiklin yang mengikat
logam bervalensi 3 (Al)
d. Antagonis fisiologis
Obat yang melawan efek obat lain dengan cara mengikat reseptor
yang berbeda sehingga menimbulkan efek lainnya
e. Antagonis farmakologis
Obat yang mengikat tanpa mengaktifkan reseptornya dan dengan
demikian mencegah aktivasi oleh agonis. (Katzung & Trevor’s, 2015)
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari perjalanan obat/nasib obat dalam
tubuh. Secara umum terdiri atas farmakokinetik yang mempelajari respon tubuh
terhadap obat meliputi absorpsi, distribusi, metabolism dan eksresi (ADME).
Sedangkan farmakodinamik membahas tentang respon obat terhadap tubuh sehingga
menimbulkan efek biologis yang berkaitan erat dengan reseptor.
Ada obat yang bekerja dengan berikatan dengan reseptor, berinteraksi dengan
enzim dan ada yang berkerja dengan nonspesifik (tidak berikatan dengan resptor/tidak
mempunyai reseptor). Mekanisme kerja obat ada yang bersifat agonis dan antagonis.
Dikatakan agonis bila obat yang mengikat reseptor dan menimbulkan efek. Dikatakan
antagonis bila obat yang berikatan dengan reseptor tidak menimbulkan efek
(inhibisi/penghambat).
3.2. Saran
Dikarenakan pengetahuan bersifat dinamis, diharapkan kepada pembaca untuk
selalu memperbarui pengetahuan yang ada dimakalah ini dengan cara mencari
sumber/literatur terbaru yang labih banyak lagi.
7
DAFTAR PUSTAKA
Katzung & Travor’s. 2015. “Pharmacology Examination & Board Review 11th Edision”.
New York : McGraw-Hill Companies.
Katzung, Bertram G, Master, S.B and Trevor, A.J. 2011. “ Bacic & Clinical Pharmacology
12th Edision”. New York : McGraw-Hill Companies.
Priyanto. 2008. “Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi & Keperawatan”. Depok :
Leskonfi.