Dengan menempatkan kedua hubungan diatas , dapat dilihat bahwa sikap yang
mengabaikan hubungan sekunder merupakan sikap yang kurang bijaksana. Karena dalam
kenyatannya , hubungan sekunder sangat berpengaruh terhadap hubungan primer serta
seluruh operasi perusahaan tersebut. dalam etika bisnis, sikap yang hanya memperhatikan etis
dari hubungan primer dan mengabaikan etis dari hubungan sekunder akan menempatkan
perusahaan dalam situasi yang tidak menguntungkan
Dalam menjawab nya, dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang menjadi permasalahan
disini. Pada tingkat pertama kita semua tahu bahwa etika menyangkut sikap dan pola hidup,
yang bersumber dari nilai – nilai yang dianut seseorang di dalam seluruh hidupnya. Nilai ini
melahirkan standar moral tertentu yang mempengaruhi seluruh sikap dan tingkah laku setiap
orang. Masalah yang dihadapi adalah bahwa standar moral para pelaku bisnis masih sangat
lemah. Para pelaku bisnis adalah orang yang bekerja di bidang ahlinya, terampil dan
berpengalaman di bidang bisnis, namun mereka tidak dibekali dengan nilai – nilai moral dan
kesadaran yang tinggi mengenai dimensi etis dari kegiatannya. Kebanyakan mereka terjun ke
dunia bisnis hanya termotivasi untuk mencari keuntungan dan memperoleh hidup yang
bercukupan secara material. Hal ini diperkuat juga seleksi penerimaan tenaga kerja tidak
memperhitungkan dari segi etika bisnis, hanya melihat dari kemampuan dan keahlian bisnis.
Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan. Walaupun telah dibekali
kesadaran moral namun kenyataan di perusahaan sering kali bertentangan dengan kesadaran
moral. Mereka akan menghadapi suatu konflik yang sulit antara nilai pribadi dan tujuan yang
ingin dicapai perusahaan. Sehingga bagi mereka yang kuat, mungkin dapat mengendalikan
dengan baik, namun tidak bagi yang kurang kuat, mereka akan masuk dalam situasi yang
menjungkirbalikan segala nilai.
Kenyataan ini diperburuk lagi oleh tidak atau belum adanya organisasi profesi bisnis dan
manajemen yang berfungsi menegakkan kode etik bisnis dan manajemen yang diterima oleh
seluruh anggota dan kegiatan semua anggota dinilai juga berdasarkan kode etik ini. idealnya
organisasi profesi ini berfungsi sebagai semacam “pengawas moral” para pengusaha dan
manajer yang akan menegur atau menghukum anggota yang melanggar kode etik mereka atau
yang bertindak tidak sebagaimana kegiatan bisnis dan manajemen yang baik.
Selain itu, situasi ekonomi dan politik kita belum stabil, seperti masih meraba – raba mencari
format kebijaksanaan ekonomi dan politik yang tepat. Misalnya peraturan di bidang ekonomi
yang terlalu menekankan aspek ekonomi makro, sehingga merugikan aspek ekonomi mikro.
Akibatnya keadilan sosial menjadi semakin sulit terjangkau. Di politik, tidak adanya
lembaga atau aktivis sosial yang kuat dengan misi yang memperjuangkan kepentingan
masyarakat atau pihak yang dirugikan dalam bidang bisnis ikut menjadi penyebab belum
berfungsinya bisnis secara baik dari segi etika. Bersamaan dengan itu , media massa yang
kurang diberi iklim yang maksimal sebagai pengemban hati nurani rakyat serta pejuang
kepentingan rakywat menyebabkan harapan untuk membudayakan suatu iklim bisnis yang
sehat dari segi etika masih terlalu jauh.
Inilah beberapa masalah yang dihadapi dunia bisnis, khususnya Indonesia sekarang ini.
Persoalan sekarang adalah bagaimana upaya menyehatkan dunia bisnis, khususnya dari sudut
pandang etika. Hal yang paling pokok dalam menangani hal ini adalah dibentuknya
organisasi profesi bisnis dan manajemen yang memiliki kode etik bisnis dan manajemen.
Isinya tergantung pada kebijakan anggota profesi itu. Setidaknya mereka mempunyai suatu
komitmen untuk menegakkan citra profesi mereka sebagai profesi yang baik. Dengan adanya
komitmen , pada tingkat politik mereka bisa mendesak pemerintah untuk melahirkan produk
– produk hukum yang berfungsi menunjang komitmen etis tersebut. Tanpa komitmen yang
kuat dari orang bisnis dan manajemen sendiri, dan tanpa dukungan politik –legal, citra bisnis
akan tetap jelek di mata masyarakat. Karena betapa pun relevannya prinsip – prinsip etika
bisnis, tapi kalau tidak ada komitmen dan dukungan legal, prinsip – prinsip itu akan menjadi
mubazir