Anda di halaman 1dari 63

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT salah satunya untuk

menyempurnakan Akhlak manusia. Akhlak menjadi penting dalam kehidupan

karena Akhlak merupakan ruh dari kegiatan bermasyarakat yang baik dan

toleran, dari lingkup keluarga hingga masyarakat pada umumnya sehingga

pendidikan Akhlak harus diutamakan terhadap anak sebagai generasi yang

diharapkan mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik di masa

perkembangan jaman yang semakin menggilas nilai-nilai Akhlakul karimah.

Pada saat ini ini Akhlak dari sebagian generasi muda sudah mulai

bergeser, perilaku remaja yang sukar dikendalikan, berbicara dengan kata-

kata kasar, nakal, keras kepala, berbuat keonaran, merokok, bergaya hidup

hippies, bahkan melakukan tindakan-tidakan yang bersifat kriminal seperti

pembunuhan, tawuran, pesta miras,dan menggunakan obat-obat terlarang

serta tingkah laku menyimpang lainnya. Menghadapi fenomena tersebut,

tuduhan seringkali ditujukan kepada dunia pendidikan sebagai penyebab.

Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan tampak tidak berdaya

menghadapi krisis akhlak tersebut. Hal ini dimengerti, karena dunia

pendidikan berada pada barisan depan untuk dapat menyiapkan sumber daya

menusia yang berkualitas, secara moral memang harus berbuat demikian.

1
2

Sebagaimana tujuan awal pendidikan nasional seperti yang termaktub

pada UU No 20 tahun 2003 disebutkan pendidikan nasional bertujuan untuk

mengembangkan peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,

cakap, mandiri, dan menjadi warga demokratis yang bertanggungjawab.

Pendidikan akhlak siswa sangat penting untuk dilakukan dan tidak

dapat dipandang ringan mengingat psikologis usia menginjak remaja

merupakan usia kegoncangan, belum dapat berpikir panjang dan mudah

terpengaruh, belum mempunyai bekal pengetahuan, mental dan pengalaman

cukup. Akibatnya, para siswa mudah. sekali terjerumus ke dalam perbuatan-

perbuatan kenakalan.

Dalam Alquran Allah berfirman :

    


  
   
   

Artiya : “ dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan

janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.” ( QS. Albaqarah :

195 )

Rasulullah SAW bersabda :

‫اآلخ َر ِة ِفي ِم ِني َوأَق َر َب ُكم ِإلَي أ َ َحب ُكم ِإن‬


ِ ‫ َم َحا ِسنُ ُكم‬،‫ض ُكم َو ِإن أَخالقًا‬
َ َ‫ِفي ِم ِني َوأ َب َعدَ ُكم ِإلَي أَبغ‬
َ ‫أَخالقًا َم‬
ِ ‫سا ِوي ُكم‬
ِ‫اآلخ َرة‬
3

Artinya : “ Sesungguhnya diantara kalian yang paling aku cintai dan


yang paling dekat denganku besok di akhirat adalah yang
terbaik akhlaknya, Sesungguhnya diantara kalian yang paling
aku benci dan yang paling jauh denganku besok di akhirat
adalah yang terburuk akhlaknya”. (HR. Ahmad, 4/193 dari
abi sa'labah al-husyani, dihasankan oleh Al-Bani)

Timbulnya krisis akhlak ditandai dengan meningkatnya kenakalan

siswa, salah satu cara yang dapat di tempuh untuk mendidik akhlak siswa

adalah dengan menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk

teknologi modern. Kesempatan baris-berbaris, upacara, pengembaraan,

berkemah harus diterapkan sebagai peluang membina akhlak siswa. Kegiatan

berkemah, baris-berbaris, perlombaan dan upacara terdapat pada kegiatan

pendidikan Pramuka yang banyak diselenggarakan sekolah.

Pendidikan Pramuka merupakan salah satu jenis pendidikan

nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan

pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap

pendidikan formal. Pendidikan nonformal ini dapat berupa pendidikan

kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan keterampilan dan

penguasaan kerja serta pendidikan kepemudaan.

Pendidikan kepemudaan diselenggarakan untuk mempersiapakan

kader pemimpin bangsa, seperti organisai pemuda, keolahragaan, palang

merah, pecinta alam, kewirausahaan serta kegitan kepanduan/kepramukaan.

Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia berkepribadian dan


4

berwatak luhur, sehat jasmani dan rohani, serta menjadi warga Negara

Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang

baik, berguna, dapat membangun diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk

mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak dan pemuda

berbentuk satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia dan jenis kelaminnya

diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang berusia 17 s.d. 20

tahun.

Keadaan di Madrasah Aliyah (MA) Ibadul Ghofur Rajadesa yang

dapat disimpulkan sementara berdasarkan hasil observasi dan interview,

tingkat keaktifan siswa kelas dalam mengikuti kegiatan Pramuka masih

rendah, siswa kelas XI yang tidak aktif mengikuti kegiatan Pramuka juga

memilki akhlak yang kurang baik, misalnya kurang disiplin, kurang

menghormati guru, membuang sampah sembarangan, berbicara kasar dan

kotor, mereka lebih suka menghabiskan waktu di warnet, tempat rental game /

play station (PS), dan sebagainya. Tentunya hal tersebut banyak dihubungani

beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Bertolak dari uraian di atas

untuk mengetahui secara lebih dekat mengenai hubungan antara keaktifan

siswa kelas XI mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak siswa kelas

XI, maka penulis mencoba membahas mengenai masalah tersebut melalui

penelitian yang berjudul “PENGARUH EKSTRA KURIKULER PRAMUKA

TERHADAP PERILAKU AKHLAK SISWA KELAS XI DI MA IBADUL

GHOFUR KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS”.


5

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Wilayah dalam penelitian ini adalah pendidikan Pramuka Siswa kelas

XI di MA Ibadul Ghofur Rajadesa terhadap akhlak siswa.

b. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan empirik dengan

studi lapangan.

c. Jenis masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya akhlak

siswa kelas XI yang sejalan dengan kurang aktifnya siswa kelas XI

mengikuti ekstra kurikuler pramuka.

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi dalam

masalah tentang perbandingan antara siswa kelas XI MA Ibadul Ghofur

yang mengikuti ekstra kurikuler pramuka dengan yang tidak mengikuti

terhadap prilaku akhlak siswa yang meliputi akhlak terhadap allah,

terhadap guru, sesama, lingkungan dan alam ketika di sekolah.

3. Pertanyaan Penilitian

Selanjutnya masalah yang diteliti akan dijabarkan dalam bentuk

pertanyaan penelitian, yaitu :

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pramuka siswa

kelas XI di MA Ibadul Ghofur Kecamatan Rajadesa Kabupaten

Ciamis?

b. Seberapa baik perilaku akhlak siswa kelas XI di MA Ibadul Ghofur

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis?


6

c. Seberapa besar pengaruh ekstra kurikuler pramuka terhadap prilaku

Akhlak siswa kelas XI di MA Ibadul Ghofur Kecamatan Rajadesa

Kabupaten Ciamis?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas maka

penelitian ini memiliki tujuan antara lain :

a. Untuk menggambarkan bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler

Pramuka siswa kelas XI di MA Ibadul Ghofur Kecamatan Rajadesa

Kabupaten Ciamis.

b. Untuk mendapatkan data tentang seberapa baik perilaku Akhlak siswa

kelas XI di MA Ibadul Ghofur Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

c. Untuk mendapatkan data tentang seberapa besar pengaruh ekstra

kurikuler pramuka terhadap prilaku Akhlak siswa kelas XI di MA Ibadul

Ghofur Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu menjadi bahan bagi pihak pihak yang

berkepentingan, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Mengembangkan budaya membaca dan menulis dalam upaya

memperbaiki akhlak siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler Pramuka

2. Manfaat Praktis

1. Bagi lingkungan akademik sebagai realisasi tridarma Sekolah Tinggi

Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (STAI BBC), khususnya program


7

Pendidikan Agama Islam (PAI) jurusan tarbiyah sebagai sumbangan

pikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Bagi peniliti adalah penelitian ini memberikan manfaat pengetahuan

tentang informasi bagaimana pengaruh ekstra kurikuler pramuka

terhadap akhlak siswa dan juga sebagai syarat untuk mendapatkan

gelar Strata Satu (S1).

3. Bagi Guru hasil penelitian ini menjadi bahan informasi untuk

mendorong siswanya untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra

kurikuler pramuka

4. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi pertimbangan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI.

F. Kerangka Pemikiran

Pramuka Merupakan akronim dari Praja Muda Karana, Praja berarti

sekumpulan atau rakyat, muda berarti pemuda karana berarti bekerja atau

berkarya jadi Pramuka adalah sekumpulan pemuda yang suka berkarya.

Gerakan Pramuka, yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana adalah

gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.

Amin Abas (1997:4) menyatakan bahwa:

”Gerakan pramuka adalah badan non-pemerintah yang berusaha


membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan
bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan
dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
(PDK dan MK)”

Dari pengertian kepramukaan di atas maka hakikat kepramukaan adalah

:
8

1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi

anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa. Artinya proses

pendidikan dalam kepramukaan dikemas semenarik mungkin berbeda

dengan proses pendidikan yang kita kenal di dalam kelas. Di dalam kelas

ada guru dan siswa yang diartikan sebagai orang tua dan anak. Ada aturan-

aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada gurunya. Apa

yang dipelajari dalam kelas juga cenderung formal. Sedangkan pendidikan

kepramukaan tidak ada status orang tua dan anak. Yang ada hanya kakak

dan adik. Sehingga cenderung santai dan fleksibel. Kegiatannya tidak

berfokus pada materi-materi akademik. Melainkan materi-materi khusus

kepramukaan yang diselingi dengan permainan (game) sehinga dapat

mengurangi rasa jenuh.

2) Pramuka dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar

lingkungan pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip dasar dan

metode pendidikan kepramukaan. Artinya pramuka dilakukan di luar jam

sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk ekstrakurikuler yang dapat

dipilih oleh siswa sebagai kegiatan tambahan selain belajar di dalam kelas

bersama guru. Kegiatannya harus selalu berprinsip pada metode dan prinsip

dasar pendidikan kepramukaan.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi

pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di artikan

sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak

berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam Al Qur'an.
9

Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang

ditemukan semakna akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu

khuluq, tercantum dalam surat al Qalam ayat 4:

    

Artinya : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti

yang Agung”.

Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah hadis

riwayat Malik, “ Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlaqi”, yang

artinya: “ Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah

untuk menyempurnakan akhlak mulia”.

Kegiatan kepramukaan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler

sekolah mengandung banyak nilai-nilai kebaikan terutama nilai-nilai akhlak

dan kedisiplinan. Nilai-nilai akhlak yang diwujukan dalam kegiatan pramuka

merupakan suatu bentuk perwujudan akhlak terhadap allah SWT, terhadap diri,

alam, sesama, dan lingkungan. Semuanya tertuang dalam kode kehormatan

pramuka (Dasadarma Pramuka). Rinciannya adalah sebagai berikut.

1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3) Patriot yang sopan dan kesatria.

4) Patuh dan suka bermusyawarah.

5) Rela menolong dan tabah.

6) Rajin, terampil dan gembira.

7) Hemat, cermat dan bersahaja.

8) Disiplin, berani dan setia.


10

9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Dasadarma sebagai ketentuan moral untuk setiap anggota Gerakan

Pramuka merupakan suatu tuntunan sikap dan tingkah lagu yang berisi nilai-

nilai yang harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan. sebagai tuntunan

moral dasa darma merupakan sebuah pegangan hidup bagi seorang pramuka

dalam melakukan sesuatu tindakan dan kreatifitas dalam lingkungan

sekitarnya.

Gambar 1
KERANGKA KORELASI

KORELASIONAL

Pramuka Prilaku Akhlak siswa

1) Frekuensi kehadiran 1) Akhlak terhadap Allah SWT


mengikuti latihan 2) Akhlak terhadap Diri
2) Motivasi siswa mengikuti 3) Akhlak terhadap Guru
Pendidikan Pramuka 4) Akhlak terhadap Sesama
3) Minat mengikuti Pendidikan teman
Pramuka 5) Akhlak terhadap Alam dan
4) Perhatian mengikuti Lingkungan
Pendidikan Pramuka
5) Perasaan mengikuti
Pendidikan Pramuka

Siswa sebagai responden

F. Hipotesis
11

”Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul” (Arikunto,

1998 : 62). Dalam penelitian ini terdapat dua Variabel yang akan diteliti yaitu

variabel kegiatan kepramukaan, dan variabel Akhlak siswa.

Sesuai dengan perumusan masalah serta kerangka pemikiran yang

telah dikemukakan sebelumnya.

Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

Ha : Terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan dari kegiatan

estrakurikuler Pramuka terhadap perilaku akhlak siswa Kelas XI MA

Ibadul Ghofur Rajadesa Kabupaten Ciamis..

Ho : Tidak terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan dari kegiatan

estrakurikuler Pramuka terhadap perilaku akhlak siswa Kelas XI MA

Ibadul Ghofur Rajadesa Kabupaten Ciamis..

BAB II
12

LANDASAN TEORETIK

A. AHLAK

1. Pengertian Ahlak

Pengertian Akhlak menurut bahasa ( etimologi ) Kata akhlak

( ‫ )األخالق‬merupakan jama' dari khuluq ( ‫ ) ُخلُق‬yang masing-masing berakar

dari kata khalaqa ( َ‫ ) َخلَق‬yang secara bahasa memiliki arti sebagai berikut :

1. menaqdirkan, menciptakan (‫)التقدير واإلبداع‬,

Sebagaimana firman Allah :

َ‫ت َو أاْل َ أرض‬


ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َ َ‫َخل‬
َّ ‫ق هللا ال‬

Artinya : “Dialah ( Allah ) yang menciptakan langit dan bumi “

( Q.S Alankabut : 44 )

2. Harga diri ( ‫) ُم ُروءة‬

3. kebaikan ( ‫)البر‬

4. Agama ( ‫)الدين‬

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kata khalaqa ( َ‫َخلَق‬

) lebih cenderung pada bentuk lahirnya, sedangkan kata khuluq ( ‫ ) ُخلُق‬lebih

cenderung pada bentuk batinnya. Sehingga ada ungkapan :

‫فالن حسن الخلق والخلق‬

“ Si fulan baik lahirnya dan batinnya”

12
13

Sebagaimana tercakup dalam salah satu do'a Rasullah saw adalah :

" Ya Allah, jadikanlah pada akhlakku mulia seperti Engkau menjadikan

jasadku baik”

Hal itu karena manusia tersusun dari fisik lahir yang bisa dilihat

dengan mata kepala, dan ruh yang dapat ditangkap dengan mata

batin. Dari dua unsur ini tidak bisa dipisah-pisahkan, karena keduanya

saling terkait antara yang satu dengan lainnya. Jika baik maka memang

keluar dari akhlaq yang baik, dan ada pula yang buruk jika keluar dari

akhlaq yang buruk. Miqdad

Adapun kata akhlak kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

identik dengan kata moral , Dalam kamus besar bahasa Indonesia, moral

diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum

mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral juga

berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu

moral berarti sebagai ajaran Kesusilaan. Kata moral sendiri berasal dari

bahasa Latin “mores” yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat

dan kebiasaan.

Menurut Istilah, Akhlak memiliki arti :

1. Imam Ghazali dalam kitab ulumuddin, akhlak adalah suatu gejala

kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang dari

padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa

mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.


14

2. Abu Usman al-Jahidz dalam kitab Tahdhib Al-Ahlak, akhlak adalah

suatu gejala jiwa yang dengannya manusia berperilaku tanpa berfikir

dan memilih, terkadang perilku ini terjadi secara spontanitas karena

insting dan tabiat, dan terkadang pula membutuhkan sebuah latihan.

3. Prof. Dr. Ahmad Amin

akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila

membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak.

Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia

setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-

ulang sehingga mudah melakukannya, Masing-masing dari kehendak

dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu

menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan besar inilah yang

bernama akhlak

Dari pengertian-pengertian Akhlak yang berbeda-beda tersebut

di atas, dapatlah penulis menyimpulkan, bahwa akhlak adalah sebuah sifat

yang tertanam dalam seseorang baik secara fitrah atau usaha yang

melahirkan kehendak kebiasaan, baik yang terpuji maupun yang tercela

2. Macam-macam Akhlak

a) Akhlak Al-Karimah

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya,

namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia

dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:
15

1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran

bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji

demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun

tidak akan menjangkau hakekatnya.

2. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan

menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri

dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai

ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan

dengan sebaik-baiknya.

Contohnya : Menghindari minuman yang beralkohol,

menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan

perbuatan yang tercela.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya

secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain,

untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan

orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara,

Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan

merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat

dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan,

pertolongan dan menghargainya.


16

Jadi, manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah telah

mengaruniakan kepadanya keutamaan yang tidak dapat terbilang dan

karunia kenikmatan yang tidak bisa dihitung banyaknya, semua itu

perlu disyukurinya dengan berupa berzikir dengan hatinya. Sebaiknya

dalm kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan dan santun menjaga

jiwanya agar selalu bersih, dapt tyerhindar dari perbuatan dosa, maksiat,

sebab jiwa adalah yang terpenting dan pertama yang harus dijaga dan

dipelihara dari hal-hal yang dapat mengotori dan merusaknya. Karena

manusia adalah makhluk sosial maka ia perlu menciptakan suasana

yang baik, satu dengan yang lainnya saling berakhlak yang baik.

b) Akhlak Al-Mazmumah

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai

lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas.

Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan

agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara

menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai

macam akhlak yang tercela, di antaranya:

1. Berbohong

Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai

dengan yang sebenarnya.

2. Takabur (sombong)
17

Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi

orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.

3. Dengki

Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh

orang lain.

4. Bakhil atau kikir

Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya

itu untuk orang lain.

Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud

pengamalannya di bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang

tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian

melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak

yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh

Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk,

maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela.

3. Pembagian Akhlak

Akhlak dibagi menjadi 2 (dua) akhlak baik (mahmudah) akhlak buruk

(madzmummah). Para filosof dan teolog sering membahas tentang arti baik

dan buruk, serta tentang pencipta kelakuan tersebut, yakni apakah kelakuan

itu merupakan hasil pilihan atau perbuatan manusia sendiri, ataukah berada di

luar kemampuannya. Secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui bahwa

terdapat manusia yang berkelakuan baik, dan juga sebaliknya. Ini berarti
18

bahwa manusia memiliki kedua potensi tersebut.Terdapat sekian banyak ayat

Al-Quran yang dipahami menguraikan hal hakikat ini, antara lain:

  

Artinya : “Maka Kami telah memberi petunjuk (kepada)-nya

(manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk) “ (QS Al-Balad [90]: 10).

   

  



Artinya : “Dan (demi) jiwa serta penyempurnaaaan ciptaannya, maka

Allah mengilhami (jiwa manusia) kedurhakaan dan ketakwaan “ (Al Qur’an

dan Terjemahan, Depag RI).

Walaupun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, namun

ditemukan isyarat-isyarat dalam Al-Quran bahwa kebajikan lebih dahulu

menghiasi diri manusia daripada kejahatan, dan bahwa manusia pada

dasarnya cenderung kepada kebajikan. Al-Quran surat Thaha menguraikan

bahwa iblis menggoda Adam sehingga, durhakalah Adam kepada Tuhannya

dan sesatlah ia.

Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari persamaan

konsep-konsep pokok moral pada setiap peradaban dan zaman. Perbedaan

jika terjadi terletak pada bentuk, penerapan atau pengartian yang tidak

sempurna terhadap konsep-konsep moral, yang disebut ma'ruf dalam bahasa

Al-Quran.
19

Potensi yang dimiliki manusia untuk melakukan kebaikan dan

keburukan, serta kecenderungannya yang mendasar kepada kebaikan,

seharusnya mengantarkan manusia memperkenankan perintah Allah (agama-

Nya) yang dinyatakan-Nya sesuai dengan fithrah (asal kejadian manusia).

Dalam Al-Quran surat Ar-Rum(30): 30 dinyatakan :

   


     
    
    
  
   

Artinya “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama


Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahu” (QS. Ar-Rum(30): 30).
Itulah fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah

itu. Di sisi lain, karena kebajikan merupakan pilihan dasar manusia, kelak di

hari kemudian pada saat pertanggungjawaban, sang manusia dihadapkan

kepada dirinya sendiri.

Tolok ukur akhlak yang baik menurut Elizabeth Hur lock adalah :

True morality is behaviour wich conforms to social standards and wich

also carried out poluntary by the individual.

Yang pokok dari kutipan itu adalah, moralitas yang sungguhsungguh itu

sebagai berikut :

a. Kelakuan yang sesuai dengan ukuran masyarakat, yang timbul dari hati

sendiri(bukan paksaan luar).


20

b. Rasa tanggung jawab atas tindakan itu`

c. Mendahulukan kepantingan umum dari pada keinginan pribadi.

Kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada ketentuan Allah.

Demikian rumus yang diberikan oleh kebanyakan ulama. Perlu ditambahkan,

bahwa apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam esensinya. Demikian

pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan

baik, karena kebohongan esensinya buruk. Di sisi lain, Allah selalu

memperagakan kebaikan, bahkan Dia memiliki segala sifat yang terpuji. Al-

Quran suci surat Thaha (20): 8 menegaskan:

      

  

Artinya : “ (Dialah) Allah tiada Tuhan selain Dia, Dia mempunyai Sifat-

sifat yang terpuji (Al-Asma' Al-Husna) (QS Thaha [20]: 8)

4. Sasaran Akhlak

Akhlak mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriah.

Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak diniah

(agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah,

hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan

benda-benda tak bernyawa).Berikut upaya pemaparan sekilas beberapa

sasaran akhlak Islamiyah.

a. Akhlak terhadap Allah

Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran

bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji;


21

demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikat pun tidak

akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Mahasuci engkau --Wahai Allah--

kami tidak mampu memuji-Mu; Pujian atas-Mu, adalah yang Engkau

pujikan kepada diri-Mu. Demikian ucapan para malaikat. Itulah sebabnya

mengapa Al-Quran mengajarkan kepada manusia untuk memuji-Nya, Wa

qul Alhamdulillah (Katakanlah "al-hamdulillah"). Dalam Al-Quran surat

An-Naml (27): 93,secara tegas dinyatakan-Nya bahwa :

   

   

  

 

Artinya : “ Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, Dia akan

memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan

mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan." (

QS. Annaml (27):93 )

Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang

telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia Muhammad SAW.

Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist.

b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitan

dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini

bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif separti

membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang


22

benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan

menceritakan aib seseorang di belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau

salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya

itu. Dalam alquran dijelaskan :

    

    

   

Artinya : “ Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari

sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si

penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (QS Al-Baqarah [2]:

263)

c. Akhlak Terhadap Lingkungan

Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada

di sekitar manusia, baik binatang, tumbuhtumbuhan, maupun benda-benda tak

bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap

lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan

menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia

terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan,

serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.

Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah

sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti

tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan

penciptaannya. Manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses


23

yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang

demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak

melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain setiap perusakan terhadap

lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.

Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan, Bahwa

binatang melata dan burung-burung pun adalah umat separti manusia juga,

sehingga semuanya tidak bolehdiperlakukan secara aniaya.

     


   
  
    
    
 

Artinya : “ dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan


burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga)
seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan” (Al-An'am (6): 38)

Meyakini bahwa semuanya adalah milik Allah, mengantarkan

manusia kepada kesadaran bahwa apa pun yang berada di dalam genggaman

tangannya, tidak lain kecuali amanat yang harus dipertanggungjawabkan.

Setiap jengkal tanah yang terhampar di bumi, setiap angin sepoi yang

berhembus di udara, dan setiap tetes hujan yang tercurah dari langit akan

dimintakan pertanggungjawaban manusia menyangkut pemeliharaan dan

pemanfatannya, demikian kandungan penjelasan Nabi SAW.

Dengan demikian bukan saja dituntut agar tidak alpa dan angkuh

terhadap sumber daya yang dimilikinya, melainkan juga dituntut untuk


24

memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh Pemilik (Tuhan)

menyangkut apa yang berada di sekitar manusia. Pernyataan Allah ini

mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri

sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus

berpikir dan bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh

bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya.

Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal dalam ajaran Islam.

Istilah itu muncul dari pandangan mitos Yunani yang beranggapan

bahwa benda-benda alam merupakan dewa-dewa yang memusuhi manusia

sehingga harus ditaklukkan. Yang menundukkan alam menurut Al-Quran

adalah Allah. Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali

berkat kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Maha suci Allah

yang menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami, sedangkan kami sendiri

tidak mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13)

5. Faktor Pembentukan Akhlak Siswa

Akhlak adakalanya merupakan insting yang tumbuh tanpa

memerlukan latihan, namun mayoritas akhlak manusia terbentuk karena

latihan atau pengaruh dari dalam dan luar diri manusia. Seseorang yang

jiwanya sudah rusak sudah senantiasa dikalahkan oleh nafsu kebatilan, orang

yang demikian sukar untuk melatih diri berakhlak yang baik sehingga

beranggapan bahwa akhlak seseorang tidak dapat dirubah. Jika pendapat yang

demikian itu benar tentu tidak berguna lagi pemerintah untuk memberikan

wasiat, nasehat pesan dan pendidikan dan juga pastilah rasulullah tidak
25

bersabda yang artinya perbaikilah akhlakmu jadi jelas bahwa akhlak

seseorang itu dapat dirubah,

Sebagaimana manusia dapat mengubah tabiat binatang yang liar

menjadi jinak. segala yang wujud di dunia dibagi menjadi 2 dua macam

pertama, segala sesuatu yang tidak ada pengaruh manusia sejak awal mulanya

separti langit, bintangbintang dan lain sebagainya. Kedua sesuatu yang telah

ada dan masih dalam keadaan kurang tetapi di dalamnya dikaruniai Allah

SWT.

Suatu kekuatan untuk menerima kesempurnaan apabila telah

memenuhi syarat-syarat untuk mencapai kesempurnaan, syarat-syarat tersebut

adakalanya berhubungan dengan manusia separti biji buah apel tidak akan

dapat menjadi buah apel tanpa diolah (ditanam dan dirawat) oleh manusia

begitu juga akhlak.

6. Upaya Dalam Mendidik Akhlak Siswa.

Pendidikan akhlak bagi siswa mutlak harus dilaksanakan upaya-upaya

yang dapat dilaksanakan antara lain:

a. Memantapkan pelaksanaan pendidikan agama, yang tidak hanya terbatas

pada shalat, puasa, haji, zakat tetapi harus mencakup keseluruhan hidup

dan menjadi pengendali dalam segala tindakan. Model pengajaran yang

dilakukan tidak hanya pengalihan pengetahuan agama (transfer of religion

knowledge) tapi juga harus untuk mewujudkan perilaku manusia yang

sesuai dengan tuntutan agama. Pendidikan yang dilakukan harus


26

melibatkan seluruh guru bukan hanya tanggung jawab guru agama

semata.selain itu sekolah juga harus menjalin dengan pihak keluarga.

b. Menciptakan rasa aman dalam keluarga dan masyarakat, rasa aman

merupakan faktor yang mempengaruhi akhlak,diantara faktor timblnya

kerusakan moral adalah perasaan gelisah dan kurang aman. Rasa aman ini

harus diciptakan oleh keluarga, pemerintah (aparat terkait).

c. Memperbanyak bimbingan dan penyuluhan untuk mengurangi kegelisahan

siswa dalam menghadapi problem hidup perlu adanya biro konsultasi atau

badan yang dapat memmberikan penyeuluhan.

d. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi

perkembangan pribadi yang wajar.

e. Pengisian waktu luang (leisure time), pengaturan untuk mengisi waktu

luang harus terprogram dengan baik dan menyenangkan. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan memberikan latihan ketrampilan, dapat

memberikan kegembiraan dan kepuasan bagi yang mempuanyai bakat.

f. Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai

sarana termasuk teknologi modern, kesempatan berekreasi, pameran,

kunjungan, berkemah, dan sebagainya harus digunakan sebagai peluang

untuk membina akhlak. Demikian juga sarana masjid, radio, televisi,

internet dan sebagainya.

B. KEPRAMUKAAN

1. Pengertian Kepramukaan
27

Pramuka berasal dari istilah Praja Muda Karana (pramuka) yang

artinya pemuda bangsa yang giat bekerja. Menurut Anggaran Rumah

Tangga Gerakan Pramuka (ARTGP) pasal 6 ayat 1 kepramukaan adalah:

“Proses pendidikan yang dilakukan di luar sekolah dan di luar lingkungan

keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat,

teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip

dasar dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak,

akhlak dan budi pekerti luhur”.

Amin Abas (1997:4) menyatakan bahwa:

”Gerakan pramuka adalah badan non-pemerintah yang berusaha


membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan
bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan
dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan (PDK dan MK)”

Dalam buku “Kepramukaan”, Lord Baden Powell dalam

Sigalingging, ( 1998:37 ) menyebutkan bahwa:

“Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara


tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan
naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang
menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi
bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina
kesehatan, ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan”.

Dari pengertian kepramukaan di atas maka hakikat kepramukaan

adalah :

3) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan

bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa. Artinya

proses pendidikan dalam kepramukaan dikemas semenarik mungkin


28

berbeda dengan proses pendidikan yang kita kenal di dalam kelas. Di

dalam kelas ada guru dan siswa yang diartikan sebagai orang tua dan

anak. Ada aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada

gurunya. Apa yang dipelajari dalam kelas juga cenderung formal.

Sedangkan pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan anak.

Yang ada hanya kakak dan adik. Sehingga cenderung santai dan

fleksibel. Kegiatannya tidak berfokus pada materi-materi akademik.

Melainkan materi-materi khusus kepramukaan yang diselingi dengan

permainan (game) sehinga dapat mengurangi rasa jenuh.

4) Pramuka dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar

lingkungan pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip dasar dan

metode pendidikan kepramukaan. Artinya pramuka dilakukan di luar jam

sekolah.

Kegiatan in dilaksanakan dalam bentuk ekstrakurikuler yang dapat

dipilih oleh siswa sebagai kegiatan tambahan selain belajar di dalam kelas

bersama guru. Kegiatannya harus selalu berprinsip pada metode dan prinsip

dasar pendidikan kepramukaan.

Pendidikan kepemudaan diselenggarakan untuk mempersiapakan

kader pemimpin bangsa, separti organisai pemuda, keolah ragaan, palang

merah, pecinta alam, kewirausahaan serta kegitan kepanduan/kepramukaan.

Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan

dan ditugaskan menyelenggarakan Pendidikan Kepramukaan/Kepanduan

bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan menggunakan Prinsip Dasar


29

Metodik Pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan

dengan perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan

Negara. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia berkepribadian

dan berwatak luhur, sehat jasmani rohani, serta menjadi warga Negara

Republik Indonesia, berjiwa Pancasila, setia, patuh kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat baik dan berguna,

dapat membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Gerakan

Pramuka lahir pada 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang Gerakan

Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar

tahun 1900 sampai dengan 1960. Organisasi kepramukaan di Indonesia

dimulai adanya cabang Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO) tahun

1912, bertepatan pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri

serta kemudian berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders

Vereenigin (NIPV) tahun 19169 Organisasi kepramukaan yang diprakarsai

oleh bangsa Indonesia Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) yang berdiri

atas prakarsa S.P.Mangkunegara VII tahun 1916. Kenyataan bahwa

kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, separti di atas dapat

diperhatikan pada adanya Padvinder Muhammadiyah yang pada 1920

berganti nama menjadi Hisbul Wathon (HW), Nationale Padvinderij yang

didirikan oleh Budi Utomo. 10 Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam

Afdeling Padvinderij yang kemudian diganti menjadi Syarikat Islam

Afdeling Pandu dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe

Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan


30

Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh

Pemuda Indonesia. Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia

waktu itu tampak mulai terbentuknya PAPI yaitu Persaudaraan Antara

Pandu Indonesia merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP,

NATIPIJ dan PPS pada 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan

lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan

Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java

Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java

Padvinderij) PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi

Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada April 1938.

Antara 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang

bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. Kepramukaan yang

bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders

Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita

(SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas

agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam

Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma

(Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi

Indonesia (KMI).

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,

beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat

untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu

panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi


31

kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan

Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres yang dimaksud,

dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil

terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh

segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan

Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi

kepramukaan. Tertuang dalam keppres no.238 tahun 1961 tentang Gerakan

Pramuka pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs. Presiden RI Ir.

Juanda karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke Jepang. Gerakan

Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah

Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan,

sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan

gerakan pramuka dilarang keberadaanya.

2. Tujuan dan Sasaran Gerakan Pendidikan Pramuka

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan

kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:

a. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman,

bertakwa, berwawasan ilmu pengetahuan teknologi( IPTEK).

b. Membentuk sikap perilaku positif, menguasai keterampilan kecakapan

memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual

dan fisik sehingga dapat menjadi manusia berkepribadian Indonesia,

percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup membangun dirinya sendiri


32

serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat,

bangsa negara.

Sasaran kepramukaan mempersiapkan kader bangsa yang memiliki :

a. Kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila

b. Akhlak yaitu berpikir, bersikap dan bartingkah laku tartib

c. Kesehatan mental, moral dan fisik

d. Jiwa patriot berwawasan luas berjiwa nilai-nilai kejuangan yang

diwariskan oleh para pejuang bangsa.

e. Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian, kebersamaan,

kepedulian, bertanggungjawab, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya,

berani dan mampu menghadapi tugas-tugas serta memiliki komitmen.

3. Fungsi Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar

sekolah keluarga, sebagai wadah pembinaan, pengembangan sumber daya

generasi muda, berlandaskan sistem among menerapkan prinsip dasar

kepramukaan dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan

dengan keadaan, kepentingan, perkembangan bangsa serta masyarakat

Indonesia. Kepramukaan merupakan proses pendidikan dengan bentuk

kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang

dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar metode kepramukaan, yang

sasaran akhir pembentukan watak. Nilai-nilai akhlak dan budi pekarti luhur.

Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi

kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental,


33

moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, fisik, sebagai individu maupun

anggota masyarakat.

Pendidikan kepramukaan diartikan secara luas sebagai suatu proses

pembinaan yang berkesinambungan bagi sumber daya manusia Pramuka, baik

sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sasarannya

menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung

jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. Dengan

landasan uraian di atas, Kepramukaan mempunyai fungsi :

a. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

b. Kegiatan menarik (game) di sini dimaksudkan kegiatan yang

menyenangkan dan mengandung pendidikan.

c. Pengabdian (job) bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa Pramuka bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang

memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa

mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi

sukesnya pencapaian tujuan organisasi.

d. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi Kepramukaan merupakan

alat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, dan juga alat bagi organisasi

untuk mencapai tujuan organisasinya Agar Fungsi Pendidikan Pramuka

dapat tercapai dengan maksimal para pelaksana pendidikan dalam

kepramukaan agar menghayati dan menyadari bahwa:

1) Karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu mental,

moral, spiritual, emosional, sosial intelektual dan fisiknya


34

2) Pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan lebih pelan

daripada proses pengajaran.

3) Pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya adalah pihak yang

dididik, pendidik hanya pemberi bahan pendidikan yang selanjutnya

diproses oleh penerima bahan pendidikan tersebut sendiri.

4) Dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang meniru dan

harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus berharga/bernilai untuk ditiru.

4. Sifat Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka dapat didirikan di seluruh wilayah tanah air

Indonesia dan diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia tanpa membedakan Suku

dan Ras Gerakan Pramuka tidak terlepas dari idealisme, prinsip dasar dan

metode gerakan kepanduan sedunia. Keanggotaan Gerakan Pramuka bersifat

sukarela, yang berarti tidak ada unsur kewajiban dan paksaan. Gerakan

Pramuka berpegang pada peraturan perundang-undangan Negara dan

kebijakan umum pemerintah Republik Indonesia dan bukan organisasi

kekuatan sosial politik dan bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan

sosial politik manapun. Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak dibenarkan

ikut serta dalam kegiatan yang bersifat politik praktis.

Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk

beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing, membina

anggotanya agar meningkatkan ketakwaan dan menjalankan kewajiban

terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menumbuhkan dan memupuk


35

kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar umat beragama dengan

saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan orang lain.

5. Metode Pendidikan Pramuka

Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsurunsur

yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya

mempunyai fungsi pendidikan yang dan saling memperkuat serta menunjang

tercapainya tujuan. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif

progresif melalui Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan

Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang

disebut Darma merupakan satu unsure dari Metode Kepramukaan dan alat

pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. Kode Kehormatan Pramuka dalam

bentuk Janji yang disebut Satya yaitu janji yang diucapkan secara sukarela

oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan

keanggotaan. Pengucapan janji tersebut merupakan tindakan pribadi untuk

mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji dan juga

merupakan titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna

mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial,

intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat

lingkungannya.

Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan mengamalkan Pancasila.


36

2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan (untuk Pramuka Penggalang

diri)/ikut serta ( Pramuka penegak dan dewasa) membangun masyarakat.

3. Menepati Dasadarma

Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang

disebut Darma sebagai alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk

mengembangkan budi pekarti luhur, upaya memberi pengalaman praktis

yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati,

mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan

menjadi anggota. Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya

berbunyi sebagai berikut:

Dasadarma Pramuka itu :

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3. Patriot yang sopan dan kesatria

4. Patuh dan suka berMusyawarah

5. Rela menolong dan tabah

6. Rajin, terampil, dan gembira

7. Hemat, cermat, dan bersahaja

8. Disiplin, berani, dan setia

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kode Kehormatan dilaksanakan dengan:

a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masingmasing.


37

b. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara.

c. Mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya.

d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik dalam

lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, membina

persaudaraan dengan Pramuka sedunia.

Islam sebagai agama yang komprehensif dan sempurna,

menjadikan akhlak sebagai satu cabang yang asasi dalam program hidup

individu, merupakan tuntutan wajib bagi setiap orang. Ilmu akhlak berusaha

membina dan memupuk rohaniah manusia, membina insaniyyah, membentuk

tingkah laku dan mengarahkan individu ke arah kebaikan dan ketinggian di

samping mengingakan bahaya-bahaya keburukan dan kejahatan supaya

masing-masing berusaha menjauhkan diri daripada terjebak dengan pengaruh-

pengaruh sifat negatif. Oleh kerana ilmu akhlak ini menyentuh tentang

tingkah laku manusia, tentang ketinggian budi dan rohaniah, ia juga

dinamakan Ilmu Al-Suluk (Ilmu Tingkah Laku), Ilmu Hikmah dan Ilmu

Tahdhib Al-Akhlak (Ilmu Penceriaan Akhlak).

Jika dihubungkan ilmu ini dengan agama, tidak menjadi salah jika kita

menamakan ilmu ini sebagai Ilmu Aqliyy. Sekarang dapat dilihat persamaan

antara ilmu akhlak, moral dan etika, yaitu menetukan hukum atau nilai

perbuatan manusia dengan keputusan baik atau buruk. Perbedaannya pula

terletak pada ukuran masing-masing, di mana ilmu akhlak dalam menilai

perbuatan manusia menurut ukuran Al-Quran dan As-Sunnah, etika dengan


38

pertimbangan akal fikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum

berlaku dalam masyarakat.

C. PENDIDIKAN PRAMUKA IMPLEMENTASINYA DALAM

PEMBINAAN AKHLAK SISWA

Masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang di

mana saja baik masyarakat yang masih terbelakang maupun telah maju. Misi

diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk meyempurnakan agama

sebelumnya karenanya Islam yang beliau bawa misinya universal dan abadi,

universal artinya untuk seluruh umat manusia dan abadi maksudnya untuk

seluruh zaman. Dalam inti ajaran islam ialah mengadakan bimbingan bagi

kehidupan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang inilah terletak

hakekat manusia. Sikap mental dan jiwa itulah yang menentukan bentuk

kehidupan lahir. Nabi Muhammad bersabda :

‫انما بعثت التمم مكرم الخال ق‬

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak”

( HR. Ahmad dan Bayhaqy)

Menurut ajaran islam pendidikan Akhlak merupakan hal yang penting

dalam membina umat atau membangun suatu bangsa. Suatu pembangunan

tidak semata-mata ditenukan oleh besarnya investasi materil, karena betapun

melimpahnya investasi materil kalau pelaksananya tidak mempunyai akhlak

niscaya semuanya akan berantakan karena penyelewengan. Akhlak dari suatu

bangsa menentukan sikap hidup dan perbuatannya. Betapa pentingnya akhlak,


39

termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi menurut Gerakan Pramuka

merupakan pendidikan non formal yang berperan sebagai komplemen dan

suplemen terhadap pendidikan formal untuk melahirkan generasi yang

bertanggung jawab pada masa depan. Diperlukan sikap akhlak yang baik, dan

itu perlu ditanamkan dari sekarang dalam gerakan Pramuka telah

melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pembentukan akhlak para

generasi muda itu. Rasulullah bersabda yang artinya:

Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang
disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk
mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat,
maka ia tidak wajib untuk mendengar dan taat. (HR. Bukhori) .

Gerakan Pramuka memiliki banyak kegiatan positif bagi pembinaan

kaum muda. Apabila berbagai kegiatan ini dapat diselenggarakan dengan

baik, tujuan Gerakan Pramuka, seperti yang tercantum dalam AD/ART, yakni

membentuk generasi muda yang berkepribadian, berwatak dan berbudi

pekerti luhur, beriman dan bertakwa, cerdas dan terampil serta kuat dan sehat,

akan dapat dicapai dengan memuaskan, yang kesemuanya ini apabila dapat

diwujudkan pada gilirannya akan berperan sangat signifikan dalam mencegah

terjadinya pelbagai hal negatif diantara generasi muda.beberapa kegiatan

yang positif diantaranya:

1. Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa menurut agama masing-masing.

2. Kerukunan antar umat seagama dan antar umat pemeluk agama yang satu

dengan yang lain.


40

3. Penghayatan dan pengamalan pancasila untuk memantapkan jiwa

pancasila dan mempertebal kesdaran sebagai warga negara yang

bertanggung jawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan

negara.

4. Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya.

5. Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan teknologi

dengan keimanan dan ketakwaan.

Selain untuk membina akhlak siswa kegiatan-kegiatan Pramuka juga

bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada

tanah air dan bangsa memupuk dan mengembangkan persatuan dan

kebangsaan, memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan

baik nasional maupun internasional, menumbuh kembangkan pada para

anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang kreatif, dan inovatif, rasa

tanggung jawab, menumbuh kembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan,

memupuk dan mengembangkan kepemimpinan, membina dan melatih

jasmani, panca indra, daya pikir, penelitian, kemandirian dan sikap otonom,

ketrampilan, dan hasta karya.


41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunaakan metode deskriptif kuantitatif

dengan jenis penelitian korelasional yaitu suatu metode atau anlisis statistik

yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua

variabel. Adapun Jenis metode penelitian pada penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif karena akan menyajikan fakta atau akan

mendeskripsikan hubungan antar variabel, yakni variabel X (kegiatan Ekstra

Kurikuler Pramuka) dan variabel Y (Prilaku Ahlak siswa kelas XI ). Tingkat

eksplanasi (penjelasan) pada penelitian ini menggunakan model analisis

korelasi dan jenis analisis penelitian asosiatif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama Dua bulan, dimulai pada tanggal 2

September s.d. 2 November 2013 . Akan lebih jelas perhatikan tabel

jadwal pelaksanaan penelitian berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
42

Waktu Pelaksanaan
No Uraian
Penelitian
1 Tahap Penyusunan Proposal 18 Maret 2013
2 Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian 28 Agustus 2013
3 Tahap pengumpulan dan pengolahan data 2 – 10 September 2013
4 Tahap penulisan laporan penelitian 4 – 20 November 2014
2. Tempat Penelitian
41
Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Ibadul Ghofur Rajadesa.

MA Ibadul Ghofur berdiri pada tahun 1990, pada awalnya Madrasah

Aliyah Ibadul Ghofur ini merupakan Yayasan yang menaungi anak-anak

yatim dari berbagai provinsi. Di awal berdirinya yayasan ini jumlah anak

yang ditampung sebanyak 12 orang dari usia 7 tahun sampai dengan 25

tahun.

Pada Tahun 1994. Yayasan ini membuka sekolah yang diberi nama

Madrasah Aliyah Ibadul Ghofur sebagai wujud kepeduliannya di bidang

pendidikan untuk lingkungan masyarakat Rajadesa, karena waktu itu di

Rajadesa belum ada sekolah tingkat menengah atas atau sederajat.

Berikut ini adalah Profil Sekolah :

Nama Sekolah : MA Ibadul Ghofur

Jenis Sekolah : Madrasah Aliyah

Alamat Lengkap : Jl. Tanjung sukur no 1 A Dusun Kutasari

Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis 46254

Telp. : (0265) 2796014

Status Sekolah : Swasta

Akreditasi : B (Baik)

Luas Lahan : 2150 m2


43

Jumlah Rombel : 6 rombel

Jumlah Siswa : 182 Siswa

Jumlah Guru : 20 Orang

Jumlah Petugas TU : 3 Orang

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,

2006:130). Populasi yang diperoleh dari hasil dokumentasi yaitu siswa

kelas XI di MA Ibadul Ghofur Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis

tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006:131). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang

dipergunakan adalah random sampling. Teknik sampling ini diberi nama

demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti

“mencampur/mengacak” subjek-subjek di dalam populasi sehingga

semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi

hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan

dipilih menjadi sampel.

Cara pengambilan sampel dengan sistem sampel kuota (Quota

sample). Teknik sampling ini dilakukan tidak mendasarkan diri pada

strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah

ditentukan (Arikunto, 2006:141). Dengan jumlah sampel responden


44

sebanyak 30 siswa.Dari pendapat di atas penulis mengambil sampel

secara kuota, yakni mengambil dari kelas XI di MA ibadul Ghofur

rajadesa Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester 3 dengan jumlah 30 siswa

(responden).

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas (Variabel X)

Indikator variabel X (Pengaruh Ekstra Kurikuler Pramuka) dalam

penelitian ini meliputi:

a) Frekuensi kehadiran mengikuti latihan

b) Motivasi siswa mengikuti Pendidikan Pramuka

c) Minat mengikuti Pendidikan Pramuka

d) Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka

e) Perasaan mengikuti Pendidikan Pramuka

2. Variabel Terikat (Variabel Y)

Yaitu variabel yang terpengaruh oleh variabel penyebab.

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini meliputi:

a) Akhlak siswa terhadap Allah.

b) Akhlak siswa terhadap sesama manusia.

c) Akhlak siswa terhadap lingkungan.


45

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2006: 62). Jika peneliti tidak memahami teknik pengumpulan

data, penelitian tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar data

yang ditentukan.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Suharismi Arikunto dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Penelitian bahwa dalam penelitian kuantitatif, teknik

pengumpulan datanya meliputi angket, wawancara atau interview,

pengamatan, ujian atau tes, dokumentasi, dan lain sebagainya. Sementara

itu, instrumen pengumpulan datanya meliputi angket, daftar cocok,

pedoman wawancara, lembar pengamatan atau panduan pengamatan, soal

tes, inventory, skala dan lain sebagainya. (Suharismi Arikunto, 2003:

134).

a. Angket (Questionnanre)

Menurut Casta dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar

Statistika Pendidikan bahwa angket atau Questionnanre adalah alat

pengumpul data yang berbentuk kumpulan pertanyaan yang sudah

dipersiapkan sebelumnya dengan pilihan jawaban yang terstruktur atau

terarahkan (Casta, 2012: 11).


46

Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup.

“Angket yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan

responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap

pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono, 2006: 163)”. Teknik angket

dalam penelitian ini digunakan untuk menggali data tentang variabel

pengaruh active learning.

b. Daftar Cocok.

Daftar cocok atau checklist pada dasarnya adalah alat

pengumpul data yang berupa daftar tentang aspek-aspek perilaku atau

kondisi tertentu yang diambil datanya (Casta, 2012: 11).

2. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung berkaitan dengan objek

penelitian, tidak soal mendukung atau melemahkannya. (Andi

Prastowo, 2011: 31). Data primer ini disebut juga data asli atau data

baru. Data primer dalam penelitian adalah tentang Frekuensi

kehadiran mengikuti latihan, Motivasi siswa mengikuti Pendidikan

Pramuka, Minat mengikuti Pendidikan Pramuka, Perhatian mengikuti

Pendidikan Pramuka, Perasaan mengikuti Pendidikan Pramuka,

catatan nilai Pembina Pramuka, Catatan nilai Pembina Guru Akidah

Ahlak dan guru-guru pendukung.

b. Data Sekunder
47

Data sekunder adalah data yang mendukung proyek penelitian,

yang mendukung data primer, yang melengkapi data primer, atau ada

pula yang menyebutnya sama dengan data derivatif (Andi Prastowo,

2011: 32). Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari

laporan-laporan penelitian terdahulu. Dengan demikian data sekunder

dalam penelitian ini mengambil dari buku-buku sebagai bahan daftar

pustaka atau sebagai landasan teori.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah tentang Pengaruh

ekstra Kurikuler Pramuka terhadap Ahlak siswa meliputi buku

literatur, media cetak, media elektronik/internet dan sumber lainnya.

F. Teknik Pengolahan Data

Selain perlunya mengolah data untuk menjawab permasalahan juga

untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka diperlukan alat atau

instrumen. Menurut Arikunto (2006:160) instrumen penelitian adalah “alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.”

Untuk memudahkan dalam menangkap bagaimana pengaruh

ekstrakulikuler pramuka terhadap prilaku akhlak siswa di MA Ibadul Ghofur

Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis, maka digunakan angket sebagai alat

untuk memperoleh data yang bersifat kuantitatif. Instrumen yang penulis buat

sebanyak 20 butir soal dengan empat pilihan Ya (Y), Kadang-kadang (KK),

Tidak Setuju (TS), dan Tidak Setuju Sekali (TSS) Dengan ketentuan skor jika
48

menjawab Y skornya 4, KK skornya 3, TS skornya 2, dan TSS skornya 1.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut :

1. Persiapan.

2. Penyusunan kisi-kisi angket.

3. Penyusunan item angket.

4. Konsultasi dengan dosen pembimbing.

5. Penyebaran angket dengan sejumlah responden.

Adapun langkah-langkah statistik dijelaskan prosedur analisis data

meliputi:

1. Analisis Kriteria Skor Ideal

Analisis kriteria skor ideal digunakan untuk mengkualitatifkan data

kuantitatif suatu variabel. Hasil analisis kriteria skor ideal akan membagi

keadaan suatu data menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi/kuat, sedang, dan

kurang/rendah. Ketiga kategori ini dapat digunakan untuk membuat

kesimpulan sederhana dari keadaan suatu variabel.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kriteria skor ideal

menurut Dahlia (dalam Riduwan, 2005:215) yaitu :

X ideal + Z (SD ideal)

Data penelitian dibagi menjadi tiga kategori yang didasarkan pada

kriteria ideal dengan ketentuan sebagai berikut:


49

Kategori I : berada pada luas daerah kurva sebesar 27% atau sebesar

0,73 kurva norma dengan Z = 0,61.

Kategori II : berada pada luas daerah kurva sebesar 46% atau letaknya

terentang antara 0,72 kurva normal dengan Z = -0,61

sampai dengan Z = +0,61.

Kategori III : berada pada luas daerah kurva sebesar 27% atau 0,23 kurva

normal dengan Z = -0,61.

Jika dikonversikan dengan rumus di atas, maka didapat kriteria

sebagai berikut:

X≥Xid+0,61sd adalah tinggi/baik

Xid-0,61sd<X<Xid+o,61sd adalah sedang/cukup

X≤Xid-0,61sd adalah kurang

Dengan ketentuan:

Xid : ½ skor maksimal

Sdid : 1/3 Xid

2. Analisis Persentase

Analisis persentase merupakan gambaran data dalam bentuk

persentase yang baru berupa penyajian data, belum berupa analisis.

Gambaran seperti ini kemudian untuk kepentingan analisis dapat


50

ditafsirkan atau dikonversikan. Artinya data kuantitatif tersebut

kemudian dikualitatifkan melalui tabel konversi tertentu. Dengan

demikian keadaan suatu variabel tersebut dapat digambarkan kondisinya

secara kualitatif.

Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase menurut

Sudjana (dalam Casta, 2012:50) adalah:

f
P= x 100 %
N

Keterangan : P = Persentase
f = Frekuensi data yang diamati
N = Jumlah data
Persentase yang diperoleh kemudian dikonversikan sebagai berikut:

0,01 – 0,39 : sebagian kecil

0,40 – 0,49 : hampir setengahnya

0,50 : setengahnya

0,51 – 0,59 : lebih dari setengahnya

0,61 – 0,99 : sebagian besar

1,00 : seluruhnya

Deskripsi tabel dilakukan dengan mengkonversikan persentase

setiap jawaban angket dengan penafsiran kualitatif untuk skala

persentase misalnya menurut Anas Sudjiono ( 2001:41) sebagai berikut :

Persentase Penafsiran

100 % Seluruhnya

90 % - 99 % Hampir Seluruhnya
51

60 % - 80 % Hampir Sebagian

51 % - 59 % Lebih Dari setengahnya

50 % Setengahnya

40 % - 49 % Hampir Setengahnya

10 % - 39 % Sebagian kecil

1%-9% Sedikit Sekali

0% Tidak Ada Sama sekali

Untuk membuat kesimpulan tiap angket dapat dilakukan analisis criteria

skor ideal atau skor tiap angket dengan rumus ;

Skor Angket = Jumlah skor x 100 %


Skor Maksimal

Hasil skor angket kemudian dikonversikan dengan skala persentase

menurut ahli, misalnya :

Persentase Keterangan

86 % - 100 % Sangat Baik

76 % - 85 % Baik

60 % - 75 % Cukup Baik

55 % - 59 % Kurang Baik

< 54 % Kurang Sekali

3. Analisis Uji Prasyarat

Analisis uji prasyarat dapat dilakukan melalui Uji Normalitas

Distribusi Data, Uji Linearitas Data, dan Mengubah skor Mentah menjadi

Skor Baku.
52

a). Uji Normalitas Distribusi Data

Untuk menguji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengurutkan data (nilai/jumlah skor) dari setiap responden, dari

data tertinggi ke data terendah;

2) Mencari nilai Rentangan (R) dengan rumus : R = Skor terbesar –

skor terkecil

3) Mencari banyaknya kelas (K) dengan rumus : K = 1+ 3,3 log n

R
4) Mencari nilai Panjang Kelas (P) dengan rumus : P =
K

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi variabel X

Nilai
Kelas f. X12
No. F Tengah X12 f.X1
Interval
(X1)
1.

2.

3.

Jumlah

∑ 𝑓𝑥𝑖
6) Mencari rata-rata (mean) dengan rumus : 𝑥̅ = =………
𝑛

𝑛.∑ 𝑓𝑥𝑖2 −(∑ 𝑓𝑥𝑖 )2


7) Mencari Simpangan baku, dengan rumus : s =√ 𝑛.(𝑛−1)

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :


53

(a) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas

interval ditambah 0,5.

(b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅
𝑍=
𝑠

𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅
𝑍1 =
𝑠

𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅
𝑍2 =
𝑠

(c) Mencari luas O-Z dari Tabel Kurve Normal dari O-Z dengan

menggunakan angka-angka batas kelas.

(d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan

angka-angka O-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris

kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu

seterusnya, kecuali angka yang berbeda pada baris paling

tengah ditambahkan pada baris berikutnya.

(e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).


54

Tabel 3.3
Frekuensi luas tiap interval

Luas tiap
Batas Luas
No Z kelas fe fo
Kelas O-Z
interval
1

Jumlah
(f) Mencari Chi-Kuadrat hitung

𝑘
2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑥 =∑
𝑓𝑒
𝑖=1

Tabel 3.4
Chi-Kuadrat hitung

Luas (𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2


tiap 𝑓𝑒
Batas Luas (fo- (fo-
No Z kelas fe fo
Kelas O-Z fe) fe)2
interv
al
1

Jumlah
55

𝑘
2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑥 =∑
𝑓𝑒
𝑖=1

(g) Membandingkan chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel,

dengan ketentuan:

Taraf kepercayaan ά=0,05

Derajat kebebasan: dk=k-1 (sampel kecil) dk=k-3 (sampel

besar).

Kriteria pengujian:

Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya distribusi data tidak normal

Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya data berdistribusi normal

(h) Membuat kesimpulan apakah data berdistribusi normal atau

tidak. Jika data berdistribusi normal maka analisis korelasi

PPM dapat dilakukan, akan tetapi jika data tidak berdistribusi

normal maka analisis diganti dengan korelasi Rank Spearman.

b). Uji Linearitas Data

Uji Linearitas Regresi dilakukan untuk mengukur derajat keeratan

hubungan, memprediksi besarnya arah hubungan itu, serta

meramalkan besarnya variabel dependen jika nilai variabel

independennya diketahui.
56

Persamaan regresi yang digunakan adalah model regresi linear

sederhana dengan Y atas variabel X Rumus Regresi Sederhana

adalah:

𝑦̂ = 𝑎 + 𝑏𝑥

𝑦̂ adalah variabel tak bebas (terikat), X adalah variabel bebas, a adalah

penduga bagi intersap (ά), b adalah penduga bagi koefisien Regresi

(β).

Rumus untuk mencari a dan b adalah sebagai berikut:

∑𝑌 −𝑏∑𝑋
𝑎= = 𝑌̅ − 𝑏𝑋̅
𝑁

𝑁. (∑ 𝑋𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑏=
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2

Langkah-langkah untuk melakukan uji Regresi Linear Sederhana

adalah sebagai berikut:

1) Mencari angka statistik: ∑X; ∑Y; ∑X2; ∑Y2, ∑XY, s; a; b,

dengan bantuan tabel penolong berikut:

Tabel 3.5
Tabel Penolong Perhitungan Analisis Regresi

No. Resp. X Y X2 Y2 XY
1
2


Dst.
57

Jumlah
Rata-rata

2) Menghitung rata-rata skor variabel X dan rata-rata skor variabel

Y:

∑𝑋 ∑𝑌
𝑋̅ = 𝑛 𝑌̅ = 𝑛

3) Menghitung koefisien regresi (b) berdasarkan hasil perhitungan

tabel penolong di atas dengan rumus:

𝑁. (∑ 𝑋𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑏=
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2

4) Menghitung nilai a berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan

tabel pembantu di atas:

𝑎 = 𝑌̅ − 𝑏𝑋̅

5) Menentukan persamaan regresi :

𝑦̂ = 𝑎 + 𝑏𝑥

6) Membuat interpretasi

7) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a))

(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) = 𝑛

8) Menghitung jumlah kuadrat regresi b│a (JKreg b│a)

∑ 𝑋.∑ 𝑌
JK reg b│a=𝑏. (∑ 𝑋𝑌 − )
𝑛
58

9) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres)

𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌 2 - 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) − JK reg b│a

10) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b│a (RJKreg(a))

RJK reg(a) = JK reg(a)

11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b│a (RJKreg b│a)

𝑅𝐽𝐾reg b│a =𝐽𝐾reg b│a

12) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu:

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 =
𝑛−2

13) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus:

(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾𝐸 = ∑ = {∑ − }
𝑛
𝑘

14) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑇𝐶 = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 − 𝐽𝐾𝐸

15) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan


rumus:

𝐽𝐾𝑇𝐶
𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 = 𝐾𝑒𝑡: 𝑘 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘
𝑘−2

16) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus:

𝐽𝐾𝐸
𝑅𝐽𝐾𝐸 =
𝑛−𝑘
59

17) Menghitung F hitung, dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅𝐽𝐾𝐸

18) Menentukan keputusan pengujian

Jika Fhitung≤Ftabel, artinya data berpola linier

Jika Fhitung ≥ Ftabel, artinya data berpola tidak linier

19) Mencari F-tabel dengan rumus:

Ftabel= F(1-ά) (dk Tc, dkE)

Ftabel= F(1-0,05) (dk=k-2, dk=n-k)

Cara mencari Ftabel: dk = k-2 = sebagai angka pembilang

Dk = n-k = sebagai angka penyebut

c). Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku

Analisis Korelasi Product Moment menghendaki data bersifat

interval atau ratio. Jika data variabel X dan variabel Y adalah data

ordinal, maka harus diubah menjadi skor baku terlebih dahulu (agar

menjadi data interval) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari rata-rata (mean) diambil dari data ordinal yang

didistribusikan dengan rumus:

∑ 𝑓 𝑋𝑖
𝑥̅ =
𝑛

2) Mencari simpangan baku diambil dari data ordinal melalui data

yang didistribusikan dengan rumus:

𝑛.∑ 𝑓𝑥𝑖2 −(∑ 𝑓𝑥𝑖 )2


s=√
𝑛.(𝑛−1)
60

3) Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus:


(𝑋𝑖 − 𝑥̅ )
𝑇𝑖 = 50 + 10.
𝑠

Ti=Skor Baku

Contoh penghitungan:

Data ordinal=42; rata-rata=74,59; dan standar deviasi=21,46

4. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial dapat dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat

Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan

media berbasis komputer terhadap minat belajar siswa.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan penggunaan

media berbasis komputer terhadap minat belajar siswa.

b) Membuat hipotesis dalam bentuk statistik

Ha : r ≠ 0

Ho : r = 0

c) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM

No. X Y X2 Y2 XY
Resp.
1

3
61

Dst.

statistik ∑X= ∑Y= ∑ X2= ∑ Y2= ∑XY=

d) Mencari r hitung dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong dengan rumus:

𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)


𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }. {𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Nilai r (Koefisien korelasi) tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna; r = 0

artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

Nilai r yang telah diperoleh dari perhitungan di atas kemudian

ditafsirkan atau dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r

sebagai berikut:

Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup K)uat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah


62

(Riduwan; 2003: 228)

e) Menguji siginifikansi variabel X dengan variabel Y

𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√𝑛 − 𝑟 2

Kaidah Pengujian:

Dengan ά=0,05 dan dk= n-2

Jika t hitung ≥ t table, maka tolak Ho artinya signifikan

Jika t hitung ≤ t table, maka terima Ho artinya tidak siginifikan

Jika dk tidak ditemukan pada tabel Distribusi t Student, maka perlu

dilakukan pencarian dengan interpolasi, rumusnya adalah sebagai

berikut:

(𝐶 −𝐶 )
𝑐 = 𝑐𝑂 +(𝐵1 −𝐵𝑂) . (𝐵 − 𝐵𝑂 )
1 0

Dimana:

C = Nilai t-tabel yang dicari

C1 = Nilai t-tabel pada akhir nilai yang sudah ada

Co = Nilai t-tabel pada awal nilai yang sudah ada

B= Nilai dk yang dicari

Bo = Nilai dk pada awal nilai yang sudah ada

B1 = Nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada

f) Menghitung Koefisien Determinan (KD)

Penghitungan KD dilaksanakan untuk mengetahui besar kecilnya

sumbangan varaiabel X terhadap variabel Y. Koefisien Determinan


63

adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan

100%. Rumusnya adalah :

KD= r2 X 100%

Anda mungkin juga menyukai