Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH LOKAL

IDENTIFIKASI PRASASTI KERAJAAN SRIWIJAYA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : RIA HASTUTI

NIM : 06041181621065

DOSEN PENGAMPU : Dr. FARIDA, M, Si.

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017
PRASASTI-PRASASTI KERAJAAN SRIWIJAYA

 Prasasti chaiya

Teks Prasasti Chaiya

vastiSrimatrsrighanasasanagrasubhadam yas tambralin (2) gesvarah sa-diva


patmavamsajanatamvamsapradipotbhavah samru(3) pena hi candrabhanumadanah
sridharmmaraja yah dharmmasokasamanan (4) tinipunah pancana- avamsadhipah
svasti sri kamalakulasamutbhr tam (5) bralingesvarabhujababalabhimasena-
yayanas sakalamanusyapunya (6) nubhavena babhuva candrasuryyanubhavam iva
lokaprasiddhkirtti(7)dharacandrabhanutisridharmmarajakaliyugabarsanidvatrinsad
hikstrini(8satadhikacatvarasahasranyatikranteselalekhamivabhaktyamrtavaradam

….
Gambar Prasasti Chaiya

(sumber: g.cardes l-ch damais,h kulke,dan p-y manguin .2014.kedatuan


sriwijaya,Depok:komonitas bambu)

Terjemahan Prasasti Chaiya

Selamat!Pada suatu waktu adalah seorang raja sri dhamaraja ,raja


tambralinga,yang menciptakan kebahagiaan yang amat sangat bagi agama sang
Buddha…yang berasal dari pelita ,yaitu keluarga orang –orang yang melahirkan
keluarga seroja,yang bentuknya mirip cinta,secerlang bulan ,pandai berpolitik
seperti dharmasoka,ketua keluarga lima…Selamat !Bahagia! pada suatu waktu
adalah seorang raja pendukung keluarga seroja,raja tambralinga,yang mempunyai
tangan kuat…karena kekuatan amalnya yang baik terhadap semua orang (yang)
dapat dikatakan (mempunyai ?) kekuasaan matahari dan buan…sri bulan wadah
kejayaannya yang termasyur di dunia,raja seri dharmaraja.pada tahun kaliyuga
4335(1230M)...

Identifikasi:

1.Nama prasasti: Prasasti chaiya

2.Tempat ditemuka prasasti: Candra Bhanu (Malaysia barat )

3.Tahun:1230 M

4.Bahasa: Melayu Kuno

5.Huruf: Pallawa

6.Isi pokok prasasti Chaiya:” menyebutkan tentang raja tambralingga,candra


bhanu,sri dharmaraja meyamakan diri dengan raja asoka ,jasa-jasanya terhadap
umat manusia disamakan dengan bulan dan matahari “

 PRASASTI KEDUKAN BUKIT

Prasasti ini ditemukan oleh Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di


tempat suatu keluarga Melayu di Desa Kedukan Bukit di tepi Sungai Tatang, anak
Sungai Musi, di kaki Bukit Seguntang. Prasasti yang terdiri dari sepuluh baris itu
dipahat pada sebuah batu sungai bundar, ukurannya yang paling panjang kurang
lebih 45 cm dan kelilingnya 80 cm. (G. Cardes, dkk: 2014: 50-54)
(sumber: https://duniakujaya.wordpress.com/sejarah/prasasti-prasasti-
peninggalan-kerajaan-sriwijaya/)

Teks

(1)svasti śrī śakavaŕşātīta 605 ekādaśī śu (2)klapakşa vulan vaiśākha dapunta


hiyam nāyik di (3) sāmvau manalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa (4) vulan
jyeşţha dapunta hiyam maŕlapas dari mināna (5) tāmvan mamāva yam vala
dualakşa danan ko- (6)duaratus cāra di sāmvau danan jālan sarivu (7) tlurātus
sapulu dua vañakña dātam di mata jap (8) sukhacitta di pañcamī śuklapakşa
vula[n]--(9) laghu mudita dātam marvuat vanua...(10) śrīvijaya siddhayātra
subhikşa...

Terjemahan

Kemakmuran! Keberuntungan! Pada tahun Śaka 605, hari kesebelas paruh


terang bulan Vaiśākha, Sri Baginda naik kapal untuk mencari kesaktian. Hari
ketujuh paruh terang bulan Jyeştha, raja membebaskan diri dari [……]. Ia
memimpin balatentara yang terdiri dari dua puluh ribu [orang]; pengikut […]
sejumlah dua ratus orang menggunakan perahu, pengikut yang berjalan kaki
sejumlah seribu tiga ratus dua belas orang tiba dihadapan [Raja?], bersama –
sama, dengan sukacitanya. Hari kelima paruh terang bulan […], riang, gembira,
dating dan membuat negeri […] Śrīvijaya, sakti, kaya […].
Identifikasi Prasasti Kedukan Bukit

1. Nama prasasti : prasasti kedukan bukit


2. Lokasi : di Desa Kedukan Bukit di tepi Sungai Tatang, anak Sungai Musi,
di kaki Bukit Seguntang.
3. Penemu prasasti : ditemukan oleh Batenburg
4. Tahun ditemukan : pada tanggal 29 November 1920
5. Huruf : pallawa
6. Bahasa : melayu kuno
7. Isi pokok prasasti : ada seorang yang bernama Dapunta Hyang yang
mengadakan suatu perjalanan suci untuk mendapatkan Siddhayatra, naik
perahu berangkat dari Minanga Tamwan, membawa tentara sebanyak
20.000 orang sebagian naik perahu sebagian lagi berjalan darat dengan
sukacita dan menjadi makmur karena pemilikan Siddhayatra oleh
Sriwijaya. Dalam perjalanan itu berhasil ditaklukan beberapa daerah,
sehingga dengan kemenangannya itu Sriwijaya menjadi makmur.
Perjalanan ini memakan waktu lebih dari delapan hari.
 Prasasti Talang Tuwo

Prasasti Talang Tuwo terletak di sebelah barat Palembang, dalam jarak


kurang lebih lima kilometer di sebelah barat laut Bukit Siguntang. L.C.
Westenenk, Residen Palembang, pada tanggal 17 November 1920 menemukan
sebuahbatu yang pada permukaan nya yang tertelengkup ke tanah terdapat prsasti
empat belas baris dalam keadaan yang baik sekali. Menurut hasil pembacaan
pertama oleh Bosch, prasasti itu berangka 606 Saka ( 684 M ).

Teks prasasti yang terdiri atas empat belas baris itu dipahat pada
sebonhkah batu pasi. Permukaan yang bertulisan seluas 50 cm x 80 cm .
Tulisannya mudah sekali dibaca dan dalam keadaan baik, kecuali dua atau tig
aksara pada akhir setiap baris. ( G. Cardes & dkk : 2014 : 55 )

Gambar Prasasti Talang Tuwo


(https://www.google.co.id/search?dcr=0&q=gambar+prasasti+talang+tuo&oq=
gambar+prasasti+ta&g.)

Teks

// śwasti . śri śaka warṣa titā . 606 . diŋ dwitiya ṣuklapakṣa wulan caitra . sāna
tatkālāña parlak śri kṣetra ini . niparwuat parwaṇḍa punta hiyaŋ śrī jayanāga . ini
priṇadhānāṇḍa punta hiyaŋ . sawañakña yaŋ nitanaŋ di sini . ñīyur pinaŋ hanāu .
ru mwiya . dṅan samigra . ña yaŋ kāyu nimakan wuaḥña . tathapi hāur wuluḥ
pattuŋ ityewamādi . punarapi yaŋ parlak wukan dṅan tawad talāga sawañakña yaŋ
wuatku sucarita parāwis prayojanākaḥ puṇyaña sawwa satwa sacarācara
waropāyāña tmu sukha . di āsannakala di antara mārgga lai . tmu muaḥ ya āhāra
dṅan āir niminuŋña . sawañakña wuatña huma parlak mañcak mu aḥ ya .
maŋhidupi paśu prakāra . marhulun tuwi wṛddhi muaḥ ya jāṅan ya niknāi
savañakña yaŋ upasargga . pidanna swapnawighna . waraŋ wua taña kathamapi .
anukūla yaŋ graha nakṣatra parāwis diya . nirwyadhi ajara kawuatanāña . tathāpi
sawañakña yaŋ bhṛtyāna saṭyārjjawa dṛḍhabhagti muaḥ ya dya . ya mitrāña tuwi
jāṅān ya kapaṭa yaŋ winiña mulang anukūla bhāryya muaḥ ya waraŋ sthā naña
lāgi jāṅān cūri ucci wadhañca . paradāra di sāna . punarapi tmu ya kalyāṇamitra .
marwwaṅun wodhicitta dṅan maitri ṭadhāri di daŋ hyaŋ ratnatraya jāṅān marsarak
dṅan daŋ hyaŋ ratnatraya . tathāpi nityakāla tyaga marśila kṣānti . marwwaṅun
wiryya rājin tāhu di samiśraña śilpakalā parāwis . samāhitacinta . tmu ya prajñā .
smṛti medhāwi . punarapi dhaiyyamāni mahāsa(ttwa) wajra śarira . anupamaśakti .
jaya . tathāpi jātismara . awikalendriya . mañcak rupa . subhaga hāsin hālap
ādeyawākya . wrahmaswara . jādi lāki swayaŋbhu puna(ra)pi tmu
yacintāmaṇinidhāna . tmu janmawaŋśitā . karmmawaśitā . kleśa(va)śi(ta)awasāna
tmu ya anuttarābhisaŋmyaksaŋ wodhi //:// O //://

Terjemahan :

Kemakmuran, Keberuntungan! Tahun Saka 606, hari kedua paruh terang bulan
Caitra: pada saat itulah tanaman ini [ yang diberi nama ] Srisekta Pada tanggal 23
Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Śrīksetra dibuat di
bawah pimpinan Sri Baginda Śrī Jayanāśa. Inilah niat baginda: Semoga yang
ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu dan bermacam-macam pohon,
buahnya dapat dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan
sebagainya; dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-
bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat
digunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat pindah tempat dan yang
tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan.
Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka
menemukan makanan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka
menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang
mereka pelihara, dan juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak
terkena malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Apa pun yang mereka
perbuat, semoga semua planet dan bintang menguntungkan mereka, dan semoga
mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha mereka.
Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagipula
semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri mereka
menjadi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di
tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau
pembunuh, atau penzinah. Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan
sebagai penasihat baik; semoga dalam diri mereka lahir pikiran Boddhi dan
persahabatan (...) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga
Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada
peraturan, dan sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan,
pengetahuan akan semua kesenian berbagai jenis; semoga semangat mereka
terpusatkan, mereka memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan. Lagi pula
semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahāsattwa
berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan
mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum,
tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Brahmā. Semoga mereka dilahirkan
sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga mereka
menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran,
kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka
mendapatkan Penerangan sempurna lagi agung.

Identifikasi:

1. Nama Prasasti : Prasasti Talang Tuwo


2. Tempat / Letak : di daerah Talang Tuo ( sebelah barat kota Palembang )
kurang lebih 5 Km di sebelah barat laut Bukit Siguntang.
3. Penemu Prasasti : L.C Westenenk
4. Tahun : 606 Saka / 684 M
5. Bahasa : Melayu Kuno
6. Huruf : Pallawa
7. Isi Pokok Prasasti Talang Tuwo :
“ Dapunta Hyang Sri Jayanaga membuat taman Criksetra untuk
kebahagiaan makhluk. Hal ini menyebabkan terbangunnya pikiran akan
bodhi, tidak terpisahnya Triratna, akan naik tingkat lambat-lambat menuju
terhentinya kelahiran kembali dan tercapailah nirwana.
 Prasasti Kota Kapur

Kota Kapur terletak di Pulau Bangka, di sebelah utara sungai Menduk, J.K
Van Der Meulen pada bulan Desember 1892 semasa menjadi Administratur di
Sungai Selan. Batu temoat prasasti itu dipahat , diberi bentuk Obelisk tingginya
1,77 m, lebarnya 32 cm di alas dan 19 cm di puncak nya dan agaknya didatangkan
dari luar, karena di Pulau Bangka sendiri tak terdapat jenis batu itu. Ketikn
ditemukan letaknya disisi puing-puing sbuah tembok dari tanah. Batu tersebut
sampai sekarang tersimpan di Museum Jakarta. ( G. Cardes & dkk : 2014 : 55 )

Gambar Prasasti Kota Kapur

(https://www.google.co.id/search?dcr=0&source=hp&q=gambar+prasasti+kota
+kapur+kerajaan+sriwijaya&oq=gambar+prasasti+kota+kapur+kerajaan+
htm)

Teks Prasasti Kota Kapur

Siddha titam hamba nvari i avai kandra kayet ni paihumpaan namuha ulu lavan
tandrun luah makamatai tandrun luah vinunu paihumpaan hakairum muah kayet ni
humpa unai tunai. Umentern bhakti ni ulun haraki. unai tunai kita savanakta
devata mahardika sannidhana. manraksa yan kadatuan çrivijaya. kita tuvi tandrun
luah vanakta devata mulana yan parsumpahan. paravis. kadadhi yan uran
didalanna bhami paravis hanun. Samavuddhi lavan drohaka, manujari drohaka,
niujari drohaka talu din drohaka. tida ya. Marppadah tida ya bhakti. tida yan
tatvarjjawa diy aku. dngan diiyan nigalarku sanyasa datua. dhava vuathana uran
inan nivunuh ya sumpah nisuruh tapik ya mulan parvvanda datu çriwi- jaya. Talu
muah ya dnan gotrasantanana. tathapi savankna yan vuatna jahat. makalanit uran.
makasuit. makagila. mantra gada visaprayoga. udu tuwa. tamval. Sarambat.
kasihan. vacikarana.ityevamadi. janan muah ya sidha. pulan ka iya muah yan
dosana vuatna jahat inan tathapi nivunuh yan sumpah talu muah ya mulam yam
manu- ruh marjjahati. yan vatu nipratishta ini tuvi nivunuh ya sumpah talu, muah
ya mulan. saranbhana uran drohaka tida bhakti tatvarjjava diy aku, dhava vua- tna
niwunuh ya sumpah ini gran kadachi iya bhakti tatvjjava diy aku. dngan di yam
nigalarku sanyasa dattua. çanti muah kavuatana. dngan gotrasantanana. Samrddha
svasthi niroga nirupadrava subhiksa muah vanuana paravis chakravarsatita 608
din pratipada çuklapaksa vulan vaichaka. Tatkalana Yan manman sumpah ini.
nipahat di velana yan vala çrivijaya kalivat manapik yan bhumi java tida bhakti ka
çrivijaya.

Terjemahan Prasasti Kota Kapur

Keberhasilan ! (disertai mantra persumpahan yang tidak dipahami artinya) Wahai


sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kadātuan
Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan segala
sumpah ! Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan
ini akan ada orang yang memberontak yang bersekongkol dengan para
pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata
pemberontak; yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang
tidak takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat
sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut
mati kena kutuk biar sebuah ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah
pimpinan datu atau beberapa datu Śrīwijaya, dan biar mereka dihukum bersama
marga dan keluarganya. Lagipula biar semua perbuatannya yang jahat; seperti
mengganggu :ketenteraman jiwa orang, membuat orang sakit, membuat orang
gila, menggunakan mantra, racun, memakai racun upas dan tuba, ganja saramwat,
pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya, semoga
perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam mereka yang bersalah
melakukan perbuatan jahat itu; biar pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula
biar mereka yang menghasut orang supaya merusak, yang merusak batu yang
diletakkan di tempat ini, mati juga kena kutuk; dan dihukum langsung. Biar para
pembunuh, pemberontak, mereka yang tak berbakti, yang tak setia pada saya, biar
pelaku perbuatan tersebut mati kena kutuk. Akan tetapi jika orang takluk setia
kepada saya dan kepada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka
moga-moga usaha mereka diberkahi, juga marga dan keluarganya dengan
keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebasan dari bencana, kelimpahan segala-
nya untuk semua negeri mereka ! Tahun Śaka 608, hari pertama paruh terang
bulan Waisakha (28 Februari 686 Masehi), pada saat itulah kutukan ini diucapkan;
pemahatannya berlangsung ketika bala tentara Śrīwijaya baru berangkat untuk
menyerang bhūmi jāwa yang tidak takluk kepada Śrīwijaya.

Identifikasi Prasasti Kota Kapur

1. Nama : Prasasti Kota Kapur


2. Tempat / Lokasi : Pulau Bangka ( sebelah utara sungai Menduk )
3. Penemu Prasasti : J.K. Van Der Meulen Pada bulan Desember
4. Tahun : 608 Saka / 684 Masehi
5. Bahasa : Melayu Kuno
6. Huruf : Pallawa
7. Isi Pokok Prasasti :
“ Berupan ancaman kepada yang memberontak terhadap yang diangkat
oleh oleh Sriwijaya, sedang yang tunduk akan mendapat kebahagiaan.
Selanjutnya dikatakan permintaan kepada dewa yang menjaga kedatuan
Sriwijaya untuk menghukum setiap orang yang yang bermaksud jahat dan
mendurhaka terhadap kekuasaan Sriwijaya untuk menaklukkan Bhumi
Jawa yang tidak mau tunduk.”
 Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu dibuat dari bahan batu andesit dengan hiasan 7
kepala kobra di bagian atasnya dan pahatan berbentuk pancuran di bagian
bawahnya. Tulisan dalam prasasti Telaga Batu terdiri atas 28 baris bertuliskan
huruf palawa dan berbahasa Melayu Kuno. Dari bentuk fisik dan jenis bahasa
yang digunakan, diperkirakan oleh JG. De Casparis –seorang arkeolog
berkebangsaan Belanda, prasasti ini adalah prasasti yang dibuat pada pertengahan
abad ke 7 Masehi.

Secara fisik, prasasti Telaga batu memiliki ukuran lebar 148 cm dan
tinggi sekitar 188 cm. Isinya adalah tentang peringatan atau ancaman bagi siapa
saja, baik pembesar kerajaan maupun rakyat jelata yang tidak patuh terhadap
perintah sang Raja.

Teks Prasasti Telaga Batu

Om! sidham titam hamwan, wari awai kandra, kayet nipaihumpa, an


amuha ulu lawan tandrum, luah makamatai tandrun, luah an hakairu, luah kayet
nihumpa, unai umentem bhakti ni ulun haraki, unai tunai kamu wanak mamu
rajaputra, prostara, bhupati, senopati, nayaka, pratyaya, haji pratyaya,
dandanayaka, murddhaka tuha an watak wuruh, addhyaksi nijawarna, vasikarana,
kumaramatya, cathabhata, adhikarana, karmma, kayastha, sthapaka, puhawan,
waniyaga, pratisara, da kamu marsi haji, hulun hajo, wanak mamu uram niwunuh
sumpah dari mammam, kamu kadaci kamu tida bhakti, dyaku niwunuh, kamu
sumpah tuwi mulam kadasi, kamu drohaka, wanun luwi yam marwuddhi.

Terjemahan :

Om! Semoga berhasil. Kamu semua berapapun banyaknya, putra raja,


bupati, panglima, tokoh lokal terkemuka, bangsawan, bawahan raja, hakim,
pemimpin para buruh, pengawas pekerja rendah, ahli senjata, kumaramatya,
tentara, pejabat pengelola, karyawan toko, pengrajin, nakhoda, pedagang, pelayan
raja dan budak raja. Kamu semua akan mati karena kutukan ini, jika kamu tak
setia pada ku, jika kamu berlaku sebagai penghianat, berkomplot dengan orang-
orang dalam kejahatan.

Identifikasi Prasasti Telaga Batu

1. nama prasasti:prasasti telaga batu


2. tempat ditemukan : di sekitar kolam Telaga Biru yang letaknya tidak jauh dari
bukit Saboking, Kelurahan 3 Ilir, Kec. Ilir Timur 2, Kota Palembang

3.tahun:1935

4.bahasa:melayu kuno

5.huruf:palawa

6. penemu prasasti : ditemukan oleh JG. De Casparis –seorang arkeolog


berkebangsaan Belanda

7.isi pokok prasasti telaga batu :”berupa kutukan-kutuakan yang sangat seram
bagi mereka yang melakukan kejahatan dari tindakan tidak taat kepada perintah
raja”

Sumber: http://www.ipsmudah.com/2017/08/prasasti-telaga-batu-isi-keterangan-
dan.html

 PRASASTI PALAS PASEMAH

Prasasti ini ditemukan ditepi Way Pisang, Kabupaten Lampung Selatan


pada tahun 1957. Prasasti berbentuk setengah bulat – lonjong ini berhuruf Pallawa
dan berbahasa Jawa Kuno, tidak memuat angkat tahun. Berdasarkan palaeografi
prasasti ini diduga berasal dari sekitar abad ke – 7 Masehi. Prasasti ini terdiri dari
13 baris yang memuat kutukan bagi mereka yang tidak taat kepada raja Sriwijaya.
(sumber: www.lampungupdate.com/2016/08/prasasti-palas-pasemah-bukti-
kejayaan.html)

Teks Prasasti Palas Pasemah

(1)siddha kitan hamwan wari awai. kandra kayet. ni pai hu [mpa an] (2) namuha
ulu lawan tandrun luah maka matai tandrun luah wi [nunu paihumpa] (3) an
hankairu muah. kayet nihumpa unai tunai. umeten [bhakti ni ulun] (4) haraki unai
tunai. kita sawanakta dewata maharddhika san nidhana manra [ksa yan kadatuan]
(5) di sriwijaya. kita tuwi tandrun luah wanakta dewata mula yan parssumpah [n
parawis. kada] (6) ci uran di dalanna bhumi ainan kadatuanku ini parawis.
drohaka wanu [n. samawuddhi la] (7) wan drohaka. manujari drohaka. niujari
drohaka. tahu din drohaka [tida ya marpadah] (8) tida ya bhakti tatwa arjjawa di
yaku dnan di yan nigalar kku sanyasa datuaniwunuh yasu [mpah ni]….

Terjemahan Prasasti Palas Pasem


(1-4) Wahai sekalian dewa, yang maha kuat, yang melindungi (kerajaan)
(5) Sriwijaya, wahai para jin air dan semua dewa pemula rafal kutukan (jika) (6)
ada orang di seluruh kekuasaan yang tunduk pada kerajaan yang memberontak,
(berkomplot dengan) (7) pemberontak, bicara dengan para pemberontak, tahu
pemberontak (yang tidak menghormatiku) (8) tidak tunduk takzim dan setia
padaku dan bagi mereka yang dinobatkan dengan tuntutan datu, (orang – orang
tersebut akan terbunuh oleh (kutukan)…

Identifikasi Prasasti Palas Pasemah

1. Nama prasasti : prasasti palas pasemah


2. Lokasi prasasti : ditemukan ditepi Way Pisang, Kabupaten Lampung
Selatan
3. Huruf : pallawa
4. Bahasa : jawa kuno
5. Tahun ditemukan : pada tahun 1957
6. Isi pokok prasasti : isi dari prasasti ini adalah kutukan atau sumpah sapatha
kepada siapa saja yang berani melawan atau melanggar peraturan kedatuan
Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai