Anda di halaman 1dari 82

SEJARAH ARSITEKTUR TIMUR / KELAS B

EKSPLORASI KARYA ARSITEKTUR NEGARA – NEGARA TIMUR


DAN PERBANDINGAN BANGUNAN MASA DULU DAN MASA KINI

Dosen Pengampu : Ir. Farida Murti, M.T

Nama Kelompok:

Hoirul Anam – 1441502131


Irfan Wahyudin – 1441502144
Fimar Affrizal Askho - 1441502140

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
NEGARA-NEGARA TERMASUK ARSITEKTUR TIMUR
1. INDONESIA
2. MALAYSIA
3. THAILAND
4. VIETNAM
5. PHIPILINA
6. CAMBODIA
7. MYANMAR
8. LAOS
9. PAPUA NUGINI
10. TIBET
11. INDIA
12. MONGOLIA
13. TAIWAN
14. JEPANG
15. KOREA SELATAN
16. CHINA
JEPANG
FILOSOFI ARSITEKTUR JEPANG
Menurut kepercayaan Jepang, arah mata angin mempunyai peran yang penting dalam perencanaan
bangunan khususnya ruang dalam dengan menggunakan A Compass Rose. Panduan A Compass Rose ini
menentukan sisi baik dan sisi buruk dalam penempatan ruang.
 Pintu masuk diusahakan berada di Selatan disesuaikan dengan A Compass Rose sebagai kebudayaan
dan sistem kepercayaan di Jepang.
 Arah Selatan pada A Compass Rosememiliki filosofi yang artinya adalah “kedatangan” (ri), sehingga
letak entrance khususnya pada bangunan umum, bangunan ritual dan banguanan pemerintahan
berada pada bagian selatan.
 Kamar mandi tidak ditempatkan di bagian Timur Laut karena menurut kepercayaan Jepang
(kebudayaan) dapat menimbulkan penyakit.
 Taman dibuat di bagian Timur Laut yang diyakini sebagai penangkal setan dan dapat diyakini
membawa keberuntungan bagi anggota keluarga.
 Perletakan taman tidak boleh berada di arah Barat Daya karena membawa dampak yang buruk
yaitu kemiskinan.
 Ruang minum teh “Chashitsu” pada arsitektur Jepang tradisional berbeda dengan arsiterktur Jepang
modern, di sini ruang minum teh letaknya tidak diharuskan pada sisi/ samping bangunan.
 Perluasan bangunan dapat dilakukan kecuali ke arah Timur Laut karena menurut kepercayaan
Jepang apabila perluasan dilakukan pada arah tersebut dapat menimbulkan ketidakharmonisan
dalam rumah tangga.
CIRI-CIRI ARSITEKTUR JEPANG

Konsep dasar desain interior pada rumah Jepang pada


umumnya adalah kesederhanaan. Desain interior Jepang
tidak terlalu suka dengan banyaknya peletakan furnitur,
karena dengan demikian akan membuat ruangan di
dalam rumah menjadi luas dan terasa lega, perasaan lega
akan mudah didapatkan ketika memasuki rumah dengan
desain interior seperti itu. Oleh karena itu, ada banyak
orang di jaman sekarang yang menggunakan ruangan
dengan desain Jepang sebagai tempat untuk menyendiri
atau kadang bermeditasi karena memang ruangan seperti
itu bisa membuat kita menenangkan pikiran.
CIRI-CIRI ARSITEKTUR JEPANG

Elemen Alam
Budaya Jepang sangat dekat dengan alam. Jadi, mereka memelihara hubungan dengan alam dengan
memadukan unsur-unsur alam pada hunian mereka. Tambahkan tanaman khas Jepang seperti bambu mini
atau bonsai untuk mendapatkan nuansa Jepang yang kental.
CIRI-CIRI ARSITEKTUR JEPANG

Sliding door
Pintu geser dalam desain interior Jepang dikenal dengan shoji. Pintu
semacam ini menghemat tempat di ruangan yang kecil.

Elemen kayu dan bambu


Selain tanaman hias berupa bambu mini, furnitur berbahan kayu
dan bambu adalah ciri khas desain interior rumah Jepang.
Penduduk Jepang juga mengkreasikan bambu sebagai bahan
untuk karpet, yang dikenal dengan tatami. Seperti contoh desain
ruangan di atas yang menggunakan tatami sebagai elemen pada
lantainya.
FILOSOFI MACHIYA

Machiya (kanji: 町家) bermakna "rumah kota" dikategorikan sebagai jenis tempat tinggal rakyat (minka).
Rumah ini pada awalnya dijadikan sebagai hunian bagi kelas bukan samurai, yakni seniman dan pedagang.
Rumah jenis ini diperkirakan telah ada sejak Zaman Heian yaitu pada tahun 794 M – 1185 M. Seiring waktu
bangunannya mengalami perubahan dan diwariskan pada masa modern. Machiya tertua yang masih ada
hingga kini telah melalui Zaman Edo dan Zaman Meiji.
KONSEP

Machiya menggunakan konsep arsitektur jepang.


Konsep arsitektur jepang yang salah satu cirinya adalah
menggunakan bahan kayu dan desain tampilan yang
sederhana.
Konsep machiya di jepang adalah “space – road –
shop”. Ma berarti space atau between, chi berarti jalan
dan ya berarti toko. Dalam arti lain berarti sebuah
space sepanjang jalan dengan pertokoan.
Plinth “tiang pancang” dapat digeser-geser yang
menimbulkan kesan “you are inside and outside at the
same time” juga terdapat koshi yang merupakan tiang-
tiang penutup yang dapat digeser untuk membuka
pintu masuk toko
KONSEP

Terdapat juga hanamaya machiya yang merupakan


machiya tetapi tidak berupa toko pada bagian
depan rumah, tetapi berupa tempat the yang
digunakan untuk upacara adat tertentu juga berupa
tempat berdoa bagi para tetangga-tetangga di
sekitar.
DENAH / ORIENTASI

Machiya Modern Machiya Tradisional

Denah pada rumah tradisional machiya pada zaman dahulu cenderung sempit. Tetapi terjadi perbedaan yang
terdapat pada denah machiya mulai dari zaman Heian hingga ke zaman Edo dan zaman Meiji yang terdapat
pada dimensi ruangan yang lebih besar dari pada machiya zaman terdahulu dan bahkan bertingkat.
DENAH / ORIENTASI (TOKO)

Machiya
Orientasi toko yang selalu berada di bagian depan rumah. Hal ini dikarenakan rumah machiya ini ditinggali
oleh para pedagang, petani, seniman, dll. Juga sesuai dengan konsep dari rumah machiya ini yaitu Space –
Road – Shop. Dimana setiap pemilik rumah ini akan mendagangkan sesuatu di dalam tempat tinggal nya
sekaligus sebagai mata pencaharian.
DENAH / ORIENTASI (GENKAN)

Machiya

Genkan merupakan ruangan atau zona yang digunakan untuk melepas alas kaki bagi para penghuni yang
ingin memasuki bagian dalam rumah. Bagian genkan ini pernah memunculkan kesan bahwa rumah ini
terkesan kecil karena bentuk ruangannya yang kecil dan memanjang, padahal sebenarnya tidak. Alasan dari
genkan ini dibuat kecil pintu masuknya karena semakin kecil pintu genkan maka semakin sedikit pajak yang
harus ditanggung oleh pemilik rumah. Juga mengapa genkan dibuat lebih tinggi (naik beberapa anak
tangga) dimaksudkan untuk mentransisikan antara area publik dan area private.
DENAH / ORIENTASI (RUANG MINUM TEH)

Machiya
Machiya pada zaman dahulu juga memiliki filosofi bahwa ruangan minum teh harus selalu berada di daerah
pinggiran rumah (tidak berada ditengah-tengah) tetapi pada machiya yang telah bertransformasi ruangan
minum teh selalu berada di bagian tengah rumah.
DENAH / ORIENTASI (WASHITSU)

Machiya
Terdapat ruangan bernama Washitsu. Washitsu merupakan ruang yang beralaskan tatami dalam bangunan
tradisional Jepang. Ukuran ruangan juga bisa diketahui lewat jumlah tatami yang digunakan. Tatami adalah
semacam tikar yang berasal dari Jepang yang dibuat secara tradisional. Tatami dibuat dari jerami yang sudah
ditenun, namun saat ini banyak Tatami dibuat dari Styrofoam. Ruangan ini biasanya terletak dibagian paling
ujung rumah dan merupakan ruangan serbaguna seperti sebagai ruang tamu, ruang belajar, ruang keluarga,
ruang tidur, hingga ruang pesta.
DENAH / ORIENTASI (TAMAN)

Machiya
Machiya memiliki taman utama di bagian hampir bagian belakang rumah, biasanya di sekeliling taman terdapat
selasar kecil untuk akses berjalan. Taman pada machiya di jepang tidak sama dengan taman konvensional, di taman
jepang cenderung lebih banyak batu besar, pasir halus, beberapa tumbuhan hijau (lumut, rumput, dsb), dan kolam
kecil yang isinya makhluk hidup yang tinggal di air, pepohonan (pohon sakura, dll). Benda-benda di taman memiliki
makna, Batu-batu dan pepohonan melambangkan kura-kura dan burung Jejang yang bermakna lambang umur
panjang di Jepang. Batu ditengah kolam dibuat seperti layaknya kura-kura dan diletakkan ditepian, air
melambangkan kesucian dalam hidup, tanaman melambangkan keabadian, batu melambangkan alam. Dan batu
merupakan elemen terpenting dari taman ini.
FURNITURE

Oshiire Fusuma Tatami Shoji


- Oshiire adalah rak besar untuk menyimpan barang, seperti Futon (matras tidur), bantal, dsb. Oshiire biasanya menyatu dengan dinding
ruangan, sehingga tidak boros tempat.
- Fusuma adalah panel berbentuk persegi panjang yang dipasang vertikal pada rel dari kayu. Fusuma juga bisa dikatakan pintu pemisah
antara 2 ruangan dengan cara didorong ke samping. Fusuma hampir mirip dengan dinding atau pintu-pintu biasa, tapi perbedaannya,
dinding Fusuma terdapat lukisan yang tidak berulang. Fusuma dipasangkan "Hikite", yaitu pedangan saat hendak membuka dan menutup
pintu. Fusuma tidak tembus cahaya.
- Shoji adalah pintu kayu geser yang mempunyai lebih dari 1 lubang. Di lubang Shoji ditempelkan kertas berwarna putih yang khusus untuk
Shoji, Shoji memiliki variasi desain yang berbeda-beda.
- Tatami adalah lantai tradisional Jepang yang ukurannya besar. Tatami bila dipasang, kelihatan jarak antara 2 Tatami. Tatami biasanya
ditaruh di semua ruangan kecuali kamar mandi dan dapur.
PERUBAHAN YANG TERJADI

Perubahan dari zaman Heian (794 M – 1185 M) menuju ke zaman Edo (1603 M - 1867 M) dan Zaman
Meiji (1868 M – 1912 M) yakni perubahan pada ukuran dimensi dasar bangunan machiya dari yang
awalnya kecil dan sederhana menjadi lebih besar dan kompleks.

Machiya Modern Machiya Tradisional


PERUBAHAN YANG TERJADI

Perbedaan ruang teh yang pada dulunya harus terletak di bagian pinggir rumah menjadi harus di
bagian tengah rumah, dan bahkan bagian toko “shop space” diubah menjadi tea shop seiring
berjalannya waktu.

Machiya Modern Machiya Tradisional


PERUBAHAN YANG TERJADI

Perubahan dari zaman Meiji (1868 M – 1912 M) menuju modern yang akibat terjadinya perang dunia II (WW
II) pada tahun 1939 – 1945 menyebabkan banyak machiya rusak dan hancur, sehingga keadaan tersebut
memaksa para penduduk untuk menciptakan hunian baru yang praktis dan berkepadatan tinggi sehingga
pada akhhirnya hunian vertikal sangat diminati. Tetapi filosofi-filosofi tradisional pada bangunan tradisional
sudah tidak di tuangkan kembali terhadap bangunan vertikal modern, hanya memperhatikan sifat
praktisnya.

Machiya
Apato Danchi Detached House Co-op House
HUNIAN MODERN JEPANG (APATO)
Apato / apartemen atau juga disebut sebagai mansion merupakan bangunan hunian konvensional bagi
rakyat jepang yang sangat dimintai di era modern. Apato sudah tidak menerapkan unsur filosofi terhadap
penciptaannya karena pemikiran warganya yang sudah modern, tetapi masih terdapat unsur budaya atau
kebiasaan kehidupan jepang yang diterapkan didalam apato ini. Pada dasarnya apato di Jepang dibagi
menjadi 2 tipe :

1. Apato Single (Apato Gyotoku)

Biasanya berukuran 1 R atau 1 K, maksudnya adalah 1 ruangan tidur beserta dapur. Ukuran standarnya
adalah sekitar 20 meter persegi. didalamnya sudah termasuk ruang tidur, toilet, kamar mandi dan dapur
(beberapa memiliki sunroom)

2. Apato Family (Apato Kodaira)

Biasanya apato family diberikan kode2x seperti 1DK, 1LDK, 2K, 2DK, dan 2LDK. Ukuran standarnya 40 meter
persegi atau lebih. Untuk lebih mengenal istilah tersebut, harap pahami legenda dibawah ini.
R = Room/tempat tidur/Ruangan
K = Kitchen/Dapur
L = Living room
D = Ruang Makan (biasa menyatu dengan dapur)
Jadi misal ada penawaran apato 2DK, artinya adalah apato itu memiliki 2 Kamar, 1 Ruang makan dan 1
Dapur. Lalu misal ada 2LDK, berarti memiliki 2 kamar, 1 ruang keluarga, 1 dapur dan 1 ruang makan. Lalu
mungkin ada 3K yang berarti 3 kamar dan 1 dapur.
HUNIAN MODERN JEPANG (APATO)

Salah satu contoh apato Gyotoku yang


terdapat di Tokyo, Jepang. Apato ini memiliki
tipe 1LDK.
Dari yang dapat dilihat dari apato ini sudah
tidak dimasukkan unsur filosofi arsitektur
Jepang atau sebagainya, hanya
mempertimbangkan kebutuhan dari user
apato tersebut.
Tetapi yang menarik meskipun bangunan
bersifat modern ternyata pada pintu beberapa
ruangan didalam bangunan masih
menggunakan Shoji (pintu geser) dimana hal
ini masih merupakan kebudayaan dan ciri-ciri
arsitektur jepang dari jaman dahulu.
HUNIAN MODERN JEPANG (APATO)
Contoh apato yang serupa.
Pada apato ini memiliki denah yang sudah
sangat mempertimbangkan fungsional dari
user apato ini seperti ruangan dapur yang
langsung berselebahan dengan ruang
makan (gambar 1) atau bahkan menjadi
satu dengan living room (gambar 2) dan
tidak terdapat nomina atau keharusan
dalam penyusunan ruang berdasarkan
filosofi dan sebagainya.
Juga pada bagian dalam apato cenderung
lebih modern dan minimalis, tidak banyak
material kayu yang digunakan.
Tetapi perlu di perhatikan bahwa masih
terdapat unsur tradisional arsitektur Jepang
di dalam apato ini yaitu penggunaan Shoji
PERBANDINGAN PERBEDAAN MACHIYA DENGAN APATO

Setelah kita mengetahui ciri-ciri dari masing-masing hunian rakyat jepang mulai tradisional hingga modern
maka akan nampak beberapa perbedaan diantaranya. Pada bagian Eksterior :
1. Machiya menggunakan lebih banyak material yang diambil dari alam, Apato menggunakan lebih banyak
material hasil olahan.
2. Ketinggian lantai machiya hanya sampai pada 2 lantai, Apato berfariasi bahkan hingga 5 lantai keatas.

Apato
Machiya
PERBANDINGAN PERBEDAAN MACHIYA DENGAN APATO

3. Machiya secara keseluruhan memiliki toko/tempat minum the dibagian depan rumah, apato sama
sekali tidak memiliki toko di dalam bagian bangunannya.
4. Machiya memiliki dimensi bangunan yang cenderung memanjang kebelakang, apato tidak memiliki
kepastian dalam dimensinya, dalam arti disesuaikan dengan user dan kapasitas yang akan ditempati.

Apato
Machiya
PERBANDINGAN PERBEDAAN MACHIYA DENGAN APATO

Setelah kita mengetahui ciri-ciri dari masing-masing hunian rakyat jepang mulai tradisional hingga modern maka
akan nampak beberapa perbedaan diantaranya. Pada bagian Interior :
1. Machiya memiliki ruang penyimpanan yang diletakkan di samping toko, apato tidak memiliki hal apapun
yang berhubungan dengan toko.
2. Machiya memiliki dimensi denah yang terkadang lebih besar dari apato dengan tipe kecil. Tetapi perbedannya
pada hal ini adalah bahwa apato tidak harus sama bentukan dimensinya (sesuai kebutuhan user) sedangkan
machiya seluruh bentukan dimensinya cenderung sama dengan machiya lainnya yang pernah ada.
PERBANDINGAN PERBEDAAN MACHIYA DENGAN APATO

3. Machiya memiliki keharusan dalam pengadaan jenis ruang didalamnya, seperti terdapat Washitsu, ruang
minum teh, toko, genkan, dan taman belakang dengan berbagai material didalamnya. Dimana hal ini
merupakan filosofi dari kebudayaan jepang yang sangat kental, sedangkan pada apato ruangan-
ruangan tersebut sudah ditiadakan, ruangan yang sepenuhnya fungsional yang hanya di adakan dalam
satu bangunan apato tersebut.
PERBANDINGAN PERBEDAAN MACHIYA DENGAN APATO

4. Machiya memiliki interior yang sangat cenderung penggunaan material dinding, atapnya berupa kayu
dan bambu. Pada apato dinding atau atapnya menggunakan material yang lebih konvensional pada
zaman sekarang yakni batu bata, semen, kayu, baja ringan.
5. Machiya masih kental menggunakan perabot-perabot khas jepang seperti tatami dan Fusuma,
sedangkan pada apato perabot tersebut sudah tidak ditemukan.
PERBANDINGAN PERSAMAAN MACHIYA DENGAN APATO

Ternyata dari berjalannya zaman yang menyebabkan banyak sekali perubahan pada rumah hunian warga jepang
ternyata terdapat persamaan unsur didalamnya yakni pada bagian Interior :
1. Machiya tradisional dan apato masih sama-sama menggunakan Shoji sebagai pintu pemisah setiap ruangan.
2. Machiya tradisional dan apato masih sama-sama menggunakan Oshiire pada penyimapanan barangnya
(berupa lemari).
3. Juga penggunakan lantai pada Machiya dan Apato cenderung sama yaitu sama-sama menggunakan lantai
kayu/parkit.
KESIMPULAN
 Jepang memiliki ciri khas arsitektur yang cukup menarik untuk di bahas, ciri khas dari arsitektur Jepang merupakan kesederhanaan yang
terdapat pada bangunnya.
 Salah satu karya arsitektur budaya Jepang adalah rumah tinggal para warganya yaitu machiya. Machiya merupakan rumah tinggal warga jepang
dengan cirikhas memiliki toko didepannya.
 Machiya hingga dahulu hingga sekarang mengalami perubahan baik dalam hal fungsional, filosofi, juga budaya. Machiya pertama kali diciptakan
pada Zaman Heian yaitu pada tahun 794 M – 1185 M dan mengalami perubahan hingga Zaman Edo dan Zaman Meiji.
 Machiya menggunakan konsep yaitu “space – road – shop”. Ma berarti space atau between, chi berarti jalan dan ya berarti toko. Dalam arti lain
berarti sebuah space sepanjang jalan dengan pertokoan.
 Machiya memiliki ruangan-ruangan yang wajib ada didalam nya seperti ruang toko, ruang minum teh, ruang keluarga (Washitsu), serta taman.
 Seiring berjalannya waktu dan akibat terjadinya perang dunia II (WW II) pada tahun 1939 – 1945 menyebabkan banyak machiya rusak dan
hancur, sehingga keadaan tersebut memaksa para penduduk untuk menciptakan hunian baru yang praktis dan berkepadatan tinggi sehingga pada
akhhirnya hunian vertikal sangat diminati. Tetapi filosofi-filosofi tradisional pada bangunan tradisional sudah tidak di tuangkan kembali terhadap
bangunan vertikal modern, hanya memperhatikan sifat praktisnya.
 Akibat dari perubahan zaman tersebut dari rumah sederhana yang bernama machiya pada zaman modernnya muncul lah banyak “Apato” yaitu
apartemen atau mansion untuk tempat tinggal bagi rakyat jepang.
 Machiya dan apato memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat tinggal tetapi terdapat perbedaan-perbedaan diantaranya baik dari segi
eksterior, interior, atau bentuknya.
 Meskipun terdapat banyak perbedaan diantaranya masih terdapat sedikit unsur budaya tradisional jepang yang diterapkan di rumah modern
jepang “Apato”
SUMBER

http://media.rooang.com/2016/11/perbedaan-gaya-interior-rumah-jepang-korea-dan-cina/
http://www.rumahku.com/artikel/read/mengenal-arsitektur-desain-rumah-jepang-39728
http://seputardunia23.blogspot.co.id/2013/04/arsitektur-jepang-kuno.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Machiya
http://asiainfo8random.blogspot.co.id/2013/01/rumah-tradisional-jepang-yang-unik.html
https://reisha.wordpress.com/2012/10/10/balada-pindahan-ke-apato-part-2/
https://www.slideshare.net/artnugraha/nugraha11-lifeinjapan
https://livingkanazawa.blogspot.co.id/2015/09/mencari-dan-mengenal-kode-apato-di.html
SUMBER

http://media.rooang.com/2016/11/perbedaan-gaya-interior-rumah-jepang-korea-dan-cina/
http://www.rumahku.com/artikel/read/mengenal-arsitektur-desain-rumah-jepang-39728
http://seputardunia23.blogspot.co.id/2013/04/arsitektur-jepang-kuno.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Machiya
http://asiainfo8random.blogspot.co.id/2013/01/rumah-tradisional-jepang-yang-unik.html
KOREA
FILOSOFI RUMAH TRADISIONAL “HANOK” KOREA SELATAN
 Hanok merupakan sejarah kebudayaan bangsa Korea yang sampai saat ini masih dilestarikan sebagai rumah
tradisional Korea. Hanok erat kaitannya dengan Ondol atau gudeul.
 Awal penggunaan ondol ialah pertama kali ditemukan situs tertua di sebuah situs arkeologis zaman perunggu
yang bertarikh sekitar 1000 SM di Unggi, propinsi Hamgyeong Utara, Korea Utara. Dari situs itu deitemukan
sisa gudeul di situs permukiman purba. Berdasarkan penelitian sejarawan Son Jintae (1900 - hilang semasa
Perang Korea 1950-1953), Gudeul berasal dari kata guun-dol, yang artinya batu yang dipanaskan, dan
pengucapannya berubah dari gudol atau gudul ke bentuk gudeul. Istilah ondol didapatkan dari karakter
hanja dari bahasa Tionghoa.
 Kebanyakan bangunan arsitektur yang dimiliki korea kebanyakan diambil dari pengaruh Budaya China,
Buddhisme dan Jepang.
KONSEP RUM AH TRADISIONAL “HANOK” KOREA SELATAN
Hanok adalah Rumah adat Korea asli Arsitektur Korea. Menerapkan konsep atau prinsip
Baesanimsu dalam membangun Rumah Adat mereka. Prinsip Baesanimsu memiliki arti secara
harfiah yaitu mengatur rumah ideal dengan cara membelakangi gunung, dan bagian depan
rumah menghadap sungai. Oleh sebab itu dalam membangun rumah adatnya, masyarakat Korea
Selatan selalu berorientasi ke Sungai dan membelakangi daerah Gunung. Rumah adat Hanok
selalu dibangun menghadap ke arah Timur atau Selatan dengan maksud untuk mendapatkan
sinar Matahari yang cukup.
MACAM – MACAM MODEL HANOK

Arsitektur Korea memperhitungkan lokasi rumah dari


lingkungan sekelilingnya, khususnya mempertimbangkan
keadaan geografi dan musim. Struktur interior juga
dirancang berdasarkan lokasi rumah (letak geografis).
1. Hanok (한옥) model huruf Miem (ㅁ) atau
Persegi
Hanok (한옥) model huruf Miem (ㅁ) ini adalah hanok (한
옥) yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti
bangun bidang persegi, atau huruf Miem (ㅁ) dalam
aksara Korea.
Hanok (한옥) model ini membantu menghambat atau
mengurangi angin dingin masuk ke bagian dalam rumah.
Rumah model huruf miem (ㅁ) ini adalah model rumah
yang banyak dimiliki oleh rakyat biasa yang terdapat di
wilayah Korea bagian utara dan bagian tengah.
MACAM – MACAM MODEL HANOK
2. Hanok (한옥) model huruf Giyeok/giyôk (ㄱ) atau letter
L
Hanok (한옥) model huruf Nien (ㄴ) ini adalah model hanok (한옥)
yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti huruf L dalam
abjad. Dalam aksara Korea (Hangeul ~ 한글) menyerupai huruf
Giyôk (ㄱ) atau huruf Nien (ㄴ).Rumah model ini adalah model
rumah rakyat biasa yang banyak terdapat di wilayah Korea bagian
selatan yang lebih hangat.

3. Model huruf I (ㅣ) atau Letter 1


Model hanok (한옥) yang seperti huruf I (ㅣ) ini adalah model
hanok (한옥) yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti
huruf I dalam abjad, atau huruf I (ㅣ) dalam aksara Korea.Rumah
ini banyak dimliki oleh para petani kecil yang terdapat di bagian
tengah Korea.
Di Pulau Jeju yang udaranya lebih hangat daripada di wilayah
utara dan dan wilayah tengah juga banyak rumah yang model
huruf I ini.
CIRI – CIRI RUMAH TRADISIONAL “HANOK” KOREA SELATAN
>> Hanok ini dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayu, tanah, batu, jerami, genting, dan kertas hanji yaitu
kertas tradisional Korea. Tiang pondasi dan kerangkanya dari kayu. Tembok pengisi kerangka rumah dibangun dari
bata yang dibuat dari campuran tanah dan rumput. Jerami dan genting digunakan sebagai atapnya. Kertas hanji
dipasang di rangka jendela, rangka pintu, dan pelapis dinding. Sementara lantainya dibuat dari batu atau tanah
yang dikeraskan.
.

>> Untuk desain taman sendiri, taman tradisional Korea


banyak dipengaruhi oleh konsep taman Cina dan Jepang.
Karakteristik tampilan dari taman korea biasanya
berupa taman yang sederhana dan sangat natural,
dilengkapi dengan kolam teratai dan batu-batuan.
CIRI – CIRI RUMAH TRADISIONAL “HANOK” KOREA SELATAN

>> Berdasarkan perbedaan mencolok di bagian


atap, secara garis besar hanok dibagi menjadi
dua jenis: giwajip (rumah beratap genting) yang
dihuni kalangan atas (yangban); dan chogajip
(rumah beratap jerami) yang dihuni kalangan
petani. Giwajip dibangun memakai genting
(giwa) sehingga biaya pembangunan rumah
menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat
biasa. Sebaliknya, rakyat biasa tinggal di rumah
beratap jerami yang bahan-bahannya mudah
didapat. Hanok beratap genting hingga kini
masih digunakan sebagai tempat tinggal,
sedangkan hanok beratap jerami sudah menjadi
bangunan langka.
BAGIAN RUMAH ADAT HANOK

1. Cheoma/choma (처마)

Cheoma/choma (처마) adalah bagian ujung atap hanok yang melengkung. Choma/choma (처마)
merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi hanok karena panjang atau ukuran choma (처마)
menentukan jumlah sinar matahari dan angin yang masuk ke dalam rumah atau hanok (한옥).Dengan
demikian udara di dalam hanok pada saat musim dingin rumah tetap hangat sementara pada musim panas
rumah tetap segar.
Bentuk cheoma yang ujungnya melengkung dengan lembut merupakan salah satu bentuk artistik hanok yang
membuat hanok terlihat indah.
BAGIAN RUMAH ADAT HANOK
2. Bang (방)

Bang (방) adalah ruangan, maksudnya di sini adalah ruang-ruangan yang terdapat di dalam hanok. Ruang-
ruangan di dalam hanok dibuat berdasarkan aturan-aturan konfusian yang berkembang di Korea.

Konfusian mengatur pemisahan ruangan di dalam rumah antara ruangan untuk pria yang disebut sarangbang
(사랑방) dengan ruangan untuk wanita dan anak-anak anbang (안방).
BAGIAN RUMAH ADAT HANOK

3. Bueok~buôk (부엌)

Bueok/buôk (부엌) adalah dapur. Posisi dapur lebih rendah sekitar 75 cm – 90cm daripada bangunan utama
rumah. Tungku di dapur berfungsi sebagai tempat memasak juga berfungsi sebagai sumber pemanas tradisional
(ondol ~ 온돌) bagi rumah-rumah tradisional Korea.
BAGIAN RUMAH ADAT HANOK
4. Ondol
Ondol (온돌) adalah sistem penghangat atau pemanas tradisional yang terdapat pada hanok. Tungku
ondol biasanya terdapat di dapur yang sekaligus digunakan untuk memasak. Tetapi ada juga yang terdapat di
bagian belakang rumah.

Di bawah lantai rumah tradisional korea yang lantainya dari kayu dibuat lorong yang digunakan sebagai aliran
penghangat rumah pada saat musim dingin. Lorong untuk aliran yang menghangatkan rumah ini berpangkal
pada bagian belakang tungku di dapur, menuju bawah lantai ruang keluarga dan kamar. Jadi dengan
demikian rumah-rumah tradisional Korea tetap hangat selama musim dingin.
BAGIAN RUMAH ADAT HANOK

5. Soseldaemun ~ Soseldêmun (솟을대문)


Soseldêmun (솟을대문) adalah pintu gerbang utama hanok. Biasanya pintu gerbang yang seperti ini terdapat
di rumah-rumah bangsawan atau yangban (양반).

Bagian-bagian lain yang terdapat di dalam area


rumah tradisional korea adalah:

-Madang (마당) atau halaman rumah.


-Haengnangchae ~ hêngnangchê (행랑채) atau
bangunan untuk tempat tinggal para pelayan yang
berada di dekat pintu masuk.
-Gwangchae ~ gwangchê (광채) atau bangunan
untuk gudang.
DENAH RUMAH TRADISIONAL HANOK

1. Halaman Tengah
2. Ruang Keluarga
3. Teras
4. Pintu Masuk/Lobby
5. Dapur
6. Ruang Utilitas
7. Ruang Makan
8. Kamar Tidur
9. Ruang Keluarga
10. Taman Belakang (Tertutup)

Denah Hanok Miem (Kotak)


DENAH RUMAH TRADISIONAL HANOK

1. Ruang/Kamar Tidur Ayah dan


Ibu
2. Ruang/Kamar Tidur Orang tua
3. Ruang/Kamar Tidur Anak
4. Ruang Belajar
5. Ruang Makan
6. Ruang Keluarga
7. Ruang Utilitas

Denah Hanok Nien (L)


PERBEDAAN RUMAH HANOK KUNO DAN MODERN

Pada mulanya kebanyakan hanok memakai unsur dari Cina dan Buddhisme dengan warna
bangunannya yang meriah, hanok modern yang banyak diadaptasi sekarang ini oleh penduduk korea
justru adalah jenis hanok yang banyak dipengaruhi budaya Jepang. Memang, mulai tahun 1910-1945,
terjadi perubahan trend pada arsitektur bangunan korea karena adanya invasi oleh Jepang.
Pada masa ini banyak orang Korea yang enggan menggunakan gaya tradisional Korea dengan
atap berwarna-warni meriah. Sehingga muncullah banyak hanok atau rumah-rumah tradisional Korea
mirip dengan gaya arsitektur Jepang yang natural dan sederhana. Jika ingin melihat arsitektur hanok
bernuansa Jepang, desa Jeonju merupakan tempat yang paling banyak dipadati rumah dengan gaya
arsitektur ini.
PERBEDAAN RUMAH HANOK KUNO DAN MODERN

Bentuk atap rumah adat Hanok didesain melengkung ke atas, lengkungan tersebut disebut cheoma.
Panjang cheoma menentukan jumlah sinar matahari yang masuk ke dalam Hanok. Material penutup
atap pada rumah adat Hanok ada dua macam, kedua material atap ini ditentukan oleh tingkat status
dari pemilik rumahnya, yaitu giwajip (rumah beratap genting) yang dihuni kalangan atas (yangban)
dan chogajip (rumah beratap jerami) yang dihuni kalangan petani.
Namun pada zaman modern atap bangunan hanok lurus kebawah dan ujungnya tidak melengkung
ke atas, material yang di gunakan adalah genteng keramik
PERBEDAAN RUMAH HANOK KUNO DAN MODERN

Dapur pada rumah hanok zaman kuno hanya ada satu dan tempatnya bergabung dengan ruang makan,
namun pada zaman modern terdapat dua dapur yang memungkinan anggota keluarga memasak secara
terpisah dan juga tidak bergabung dengan ruang makan
PERBEDAAN RUMAH HANOK KUNO DAN MODERN

Pada bagian material kayu rumah hanok pada zaman kuno agar kuat dan tidak mudah rapuh di olesi
dengan minyak kacang, sedangkan zaman modern material kayu agar kuat dan tidak mudah rapuh
yaitu dengan di cat menggunakan zat kayu yang warnanya juga tidak jauh beda dengan warmna
kayu aslinya seperti coklat keemasan, coklat muda, coklat tua, dll. Selain itu juga menambah
keindahan dari warna rumah hanok tersebut.
PERBEDAAN RUMAH HANOK KUNO DAN MODERN

Desain interior rumah hanok pada korea bertujuan untuk menghangatkan/mendinginkan ruangan, hal ini disebabkan
karena bahan lantai berlapis dua (batu dan kayu) yang kerap disebut ondol dan maru. Ondol adalah bahan dasar
lantai yang digunakan sistem pemanas untuk musim dingin dan sebaliknya maru merupakan bahan lantai seperti
kayu kualitas terbaik yang digunakan untuk menyerap pori yang dapat menyejukkan saat musim panas.

Namun pada jaman sekarang rumah hanok digantikan oleh rumah yang ber- AC, cara kerja ondol seperti panas
kompor tetapi pada ondol yang digunakan adalah asap panas dari pembakaran gas atau listrik dan dikeluarkan di
cerobong asap.
PERBEDAAN RUMAH HANOK KUNO DAN MODERN

Halaman rumah hanok zaman kuno masih terbentuk dari batu dan tanah liat yang di keringakan dan di
keraskan sedangkan pada zaman modern sudah terbuat dari beton, perkerasan semen
SUMBER

Fanpage Korea Tourism Organization Indonesia


https://kumparan.com/korea-chobo/indahnya-rumah-tradisional-korea-hanok
indesainrumah.blogspot.com
aldyrizkia.blogspot.com
https://www.priceline.com/hanok-eugenes-house-dongdaemun-seoul-seoul-
CHINA
FUJIAN TULOU
LONGYANG SHI – FUJIAN SHENG - CHINA
Filosofi Dalam Perkembangan
Ilmu Arsitektur China

Tien Yuan Ti Fang ( 天元蒂芳 )


Yaitu filosofi yang mengatakan bahwa langit berbentuk bulat sedangkan bumi itu sebenarnya
kotak (persegi). Dimana jika ditelisik lebih mendalam, bentuk kotak/persegi merupakan lambang
keteraturan dan intelektualitas manusia dan bentuk bundar merupakan lambang
ketidakteraturan sifat alam. Filosofi ini diterapkan pada arsitektur China, dimana bangunan yang
berfungsi tempat-tempat pemujaan kebesaran Tuhan memiliki bentuk dasar 4 bulat (lingkaran)
sedangkan permukiman masyarakat memiliki bentuk dasar kotak.
Filosofi Dalam Perkembangan
Ilmu Arsitektur China

Feng Shui ( 風水 )
Feng Shui adalah tradisi dari arsitektur China yang
umumnya berhubungan dengan pemilihan site,
mendesain, konstruksi, dekorasi interior dan eksterior.
Kalau diartikan per kata Feng berarti angin dan Shui
berarti air. Feng Shui mengkombinasikan antara Surga,
Bumi, dan Manusia untuk mencari keselarasan antara
lokasi yang dipilih, orientasi, doktrin alam dan nasib
manusia itu sendiri. Kemudian Feng Shui juga
dipengaruhi oleh keberadaan suatu lima elemen dasar,
yaitu kayu, api, tanah(bumi), logam, dan air. Dan
kelima unsur tersebut di disimbolkan dengan arah
mata angin yang berbeda-beda.
Prinsip Dasar

Kebudayaan asli china dulunya mengenal prinsip-prinsip dasar yana dipergunakan


didalamkehidupannya. Adapun prinsip dasar yang digunakan oleh seni arsitektur china adalah
sebagai berikut :
• Memfokuskan bumi bukan surga, mengutamakan ilmu pengetahuan bukan kemuliaan.
Disusun berdasarkan aturan-aturan yang dapat dimengerti secara rasional. Intelektualitas
menjadi latar dari masyarakat tradisional China, di mana kota-kota didominasi biro
kratterlatih, terutama dalam bidang sastra, walaupun secara umum sejarah China adalah
sejarah negeri agraris.
• Bentuk kotak diaplikasikan pada kebanyakan banguan China yang diaplikasikan dalam
empat gerbang pada empat orientasi, utara-selatan, timur-barat. Biasanya bentuk kotak ini
sendiri dapat ditemukan pada banguan-bangunan permukiman masyarakat China pada
umumnya.
• Tata nilai (mandala), terdapat perbedaan bagian-bagian rumah (courtyard) berdasarkan
kegunaan dan kesakralannya.
Prinsip Dasar

• Bentuk bulat diaplikasikan sebagai titik pusat yang secara kosmologis merupakan imitasi
dunia langit. Simbolisasinya merupakan sebuah titik di dalam sebuah lingkaran, mengandung
arti bahwa segala sesuatu di jagad raya (termasuk manusia) berawal dari suatu titik, dan
nantinya akan menuju kembali ke titik asalnya pula (pusat). Bentuk dasar bulat berhubungan
erat dengan hal-hal yang bersifat keTuhanan (Langit) yaitu pada bentuk dasar banguan
seperti kuil, dan tempat-tempat pemujaan lainya.

• Penggunaan orientasi arah mata angin selatan. Ini diaplikasikan pada beberapa
banguankuno China seperti istana-istana, permukiman dan pada Kota Terlarang. Dimana
denganpenggunan orientasi Selatan, seluruh bangunan banguan tersebut menghadap ke
arahselatan, selain itu gerbang utama pun terletak di sisi sebelah selatan. Hal ini lebih
karenakepercayaanmasyarakat china akan filosofi Feng Shui dimana arah Selatan
melambangkan kedamaianhidup, panjang umur serta kesuksesan pada karir. Selain
menghindari dari cahaya mataharimenghadap selatan juga menghalangi datangnya angin
dingin dari utara.
Prinsip Dasar

• Penggunan sumbu Timur Barat dan Utara-Selatan pada banguan China diaplikasikan pada
peletakan gerbang-gerbang utama yang diletakan pada arah utara-selatan, timur barat .

• Bangunan di China juga memiliki pembagian (separasi) bangunan tergantung fungsi dan
kegunaanya masing-masing. Ruang yang ada ditengah adalah ruang yang mendapat
perhatian utama karena ruang inilah yang digunakan untuk menyambut tamu dari luar.

• Halaman adalah salah satu yang mendapat perhatian dari arsitektur China, hal ini mengacu
pada filosofi Feng Shui dan Yin Yang. Natah ini juga sudah diperindah dengan keberadaan
taman masyarakat China yang sangat indah.
Fujian Tulou - Sejarah

Desa berdinding dibangun sejak jaman Dinasti Song (960-1279) ketika suku Hakka Han pindah dari
kampung halaman mereka di utara Tiongkok ke pegunungan di bagian tenggara Tiongkok.

Semenjak pertama kali dibangun, konstruksi desa ini tidak pernah berubah, hingga akhirnya
berkembang menjadi rumah yang menyerupai benteng setelah timbul konflik dengan desa tetangga.
Rumah berbentuk benteng ini bertahan dari era pemerintahan Dinasti Ming (1368-1644) hingga era
Republik Rakyat Tiongkok (1912-1949).
Fujian Tulou

Fujian tulou (China: 福建 土楼; secara harfiah: "bangunan tanah liat Fujian") adalah tempat tinggal
pedesaan di China yang unik di Hakka di daerah pegunungan di Fujian tenggara, China. Mereka
kebanyakan dibangun antara abad ke-12 dan ke-20

Sebuah tulou biasanya merupakan bangunan tanah yang besar, tertutup dan kokoh, konfigurasi
persegi panjang atau lingkaran yang paling umum, dengan dinding tanah berdinding tebal yang sangat
tebal antara tiga dan lima lantai dan menampung 800 orang. Bangunan interior yang lebih kecil sering
tertutup oleh dinding periferal besar yang bisa menampung ruang, gudang, sumur dan area kehidupan,
keseluruhan struktur menyerupai kota berbenteng kecil.
Fujian Tulou

Struktur luar yang diperkaya dibentuk oleh tanah yang dipadatkan, dicampur dengan batu, bambu,
kayu dan bahan lain yang tersedia, sampai dinding setebal 6 kaki (1,8 m) tebal. Cabang, potongan kayu
dan keripik bambu sering diletakkan di dinding sebagai tulangan tambahan. Hasilnya adalah bangunan
yang tahan angin, berventilasi baik, tahan angin dan tahan gempa yang hangat di musim dingin dan
sejuk di musim panas. Tulous biasanya hanya memiliki satu gerbang utama, dijaga oleh pintu kayu
setebal 4-5 inci (100-130 mm) yang diperkuat dengan lapisan luar pelat besi. Tingkat atas bangunan bumi
ini memiliki lubang senjata untuk tujuan pertahanan.
Fujian Tulou
Sejak tahun 1980an, Fujian Tulou telah banyak disebut "Hakka tulou", "hunian bumi", "rumah kaca
bulat" atau hanya "tulou". Tu lou (土樓) secara harfiah diterjemahkan sebagai struktur tanah.
Terjemahan harfiah dari Fujian Tulous adalah "struktur tanah liat Fujian", dan ilmuwan arsitektur
China baru-baru ini membetulkan istilah Fujian Tulou.
Fujian Tulou – Penemu / Pendiri
Hakka awalnya adalah imigran dari Cina utara yang menetap di provinsi selatan. Dari abad ke-17 dan
seterusnya, tekanan penduduk membuat mereka semakin terlibat konflik dengan tetangga mereka
(disebut punti dalam bahasa Kanton). Sebagai persaingan untuk sumber daya beralih ke perang
bersenjata, Hakka mulai membangun struktur hidup komunal yang dirancang agar mudah
dipertahankan. Rumah-rumah ini, kadang-kadang disebut tulou 土楼, seringkali berbentuk bulat dan
terbagi secara internal menjadi banyak kompartemen untuk penyimpanan makanan, tempat tinggal,
kuil leluhur, gudang senjata dll. Rumah-rumah terbesar ditutupi lebih dari 40.000 m² dan bukan hal
yang aneh untuk menemukan rumah-rumah yang masih hidup 10.000 m².
Fujian Tulou – Arsitektur – Halaman
Tata letak tulou Fujian mengikuti tradisi hunian China "konsep tertutup di luar, terbuka di dalam":
dinding kandang dengan tempat tinggal di sekitar pinggiran dan halaman umum di tengahnya.
Sebuah bangunan kecil di bagian tengah dengan front terbuka berfungsi sebagai aula leluhur untuk
pemujaan, festival, pertemuan, pernikahan, pemakaman dan fungsi seremonial lainnya. Rencana lantai
dasar meliputi lingkaran, setengah lingkaran, oval, persegi, persegi panjang, dan pentagon tidak
beraturan.
Fujian Tulou – Arsitektur – Lantai Dasar
Dasar bangunan tulou dibangun dengan batu beraspal di atas tanah yang dipadatkan, dalam dua
sampai tiga tingkatan. Ada saluran melingkar di sekitar pondasi tingkat atas untuk mencegah air hujan
merusak dinding tulou.
Fujian Tulou – Arsitektur – Material
Dalam kebanyakan kasus, beban berat dinding luar tulou terdiri dari dua bagian, bagian bawah
dibangun dari balok-balok batu yang dipotong atau kerikil sungai yang disatukan dengan campuran
kapur, pasir dan tanah liat sampai ketinggian sekitar satu atau dua meter, tergantung pada tingkat
air banjir regional. Tembok tanah yang dipadatkan ditumpuk di atas bagian batu. Pembangunan
dinding bumi dari tanah yang dipadatkan dicampur dengan nasi ketan dan diperkuat dengan batang
bambu horisontal digambarkan pertama kali dalam standar bangunan dinasti Song, Yingzao Fashi.
Fujian Tulou – Arsitektur – Dinding
Dinding yang dibangun miring ke arah pusat, sehingga gaya gravitasi alami mendorong dinding ke
arah yang sama. Metode inklinasi ke dalam ini juga digunakan dalam pembangunan Pagoda
Fogong Temple. Ketebalan dinding Tulou menurun dengan tinggi seperti yang ditentukan dalam
Yingzao Fashi. Dua lantai bawah tulou padat tanpa jendela atau lubang gun, jendela terbuka hanya
dari lantai tiga sampai lima, karena ruangan di lantai bawah berfungsi sebagai ruang penyimpanan
keluarga dan lantai atas adalah tempat tinggal.
Fujian Tulou – Arsitektur – Atap
Atap atap ditutupi dengan ubin tanah liat yang dipanggang, disusun secara radial; λ teknik penyisipan
digunakan secara berkala untuk mengkompensasi lingkar yang lebih besar di bagian luar. (Mayoritas
genteng diletakkan dari atas ke bawah, celah yang disebabkan oleh tata letak radial dikompensasikan
dengan bagian kecil ubin diletakkan dalam bentuk λ sisipan). Teknik ini memungkinkan ubin
diletakkan secara radial tanpa celah yang terlihat, dan tanpa penggunaan ubin kecil di bagian atas,
ubin lebih besar di bagian bawah.
Fujian Tulou – Arsitektur – Fungsi Ruangan

2 Setiap lantai melayani fungsi yang


berbeda - host pertama adalah sumur,
ternak dan dapur yang kedua adalah
untuk penyimpanan makanan dan lantai
3 ketiga dan lebih tinggi mengandung ruang
hidup.

2 3

1
1
Fujian Tulou – Konsep
Dari abad ke-12 sampai abad ke-19, bandit bersenjata melanda Cina selatan. Orang-orang di
Fujian selatan membangun benteng di atas pegunungan sebagai pertahanan. Benteng awal ini
kemudian berkembang menjadi Fujian Tulou. Untuk pemilihan tempat harus strategis yang dekat
dengan sumber daya alam.
Fujian Tulou – Transfomasi

• Desain pertama rata2 berbentuk bulat yang berfungsi untuk perlindungan dari penjajah pada
zamanya dengan sedikit bukaan pada bagian atas bangunan.
• Perubahan terjadi pada bentuk bangunan yang awalnya berbentuk bulat menjadi kotak
dengan tetap berfungsi sebagai perlindungan, dengan perkemabangan zaman setelah jarang
terjadi penjajahan bentuk bangunan mulai terbuka berbentuk persegi panjang dengan bukaan
yang sudah banyak.
Fujian Tulou – Karakter
• Bentuk yang tertutup

• Ventilasi sedikit

• Bentuk yang seperti benteng

• Mempunyai satu pintu masuk

• Bentuk yang melingkar

• Berlantai banyak
Fujian Tulou – Karakter - Lama

PENJELASAN SINGKAT

Fujian Tulou dibangun sebagai


tempat berlindung dari serangan
lawan, maka dari itu bangunan
ini dibuat dengan menggunakan
konsep tertutup, seperti akses
pintu masuk sedikit, mengurangi
ventilasi, dinding yang di buat
tebal. Ukuran yang besar
membuat musuh dari luar sulit
untuk masuk dan bentuk yang
melingkar dapat melihat musuh
dari segala arah.
Fujian Tulou – Karakter - Lama

• Seperti Benteng

• Ukuran Besar

• Konsep Tertutup

• Akses Pintu Masuk Sedikit

• Ventilasi Kecil

• Bentuk Yang Melingkar

• Dinding Tebal

• Sedikit Ornamen
Fujian Tulou – Karakter - Baru

PENJELASAN SINGKAT

Fungsi rumah sebagai tempat berlindung dari pemberontak mulai berubah dengan konsep terbuka para
warga membangun rumah untuk kenyamanan bagi penggunaya, dengan mengubah ukuran jendela
menjadi besar agar angin cepat masuk, menikmati pemandangan, dan menambahkan akses pintu masuk
depan dan belakang agar aktivitas lebih nyaman.
Fujian Tulou – Karakter - Baru

• Seperti Rumah Pada Umumnya • Ukuranya Kecil • Dinding Tipis & Diperhalus

• Konsep Terbuka • Ventilasi di Perbesar

• Akses Pintu Masuk Banyak • Bentuk yang Memanjang


Fujian Tulou – Transfomasi – Tertutup

1 2

1. Perubahan pada gambar pertama dari lingkaran ke bentuk persegi di karenakan membentuk
lingkaran sempurna sangat sulit dibandingkan membuat persegi hanya dengan menarik garis
dengan ukuran yang sama. Keuntungan bentuk lingkaran dapat melihat musuh dari segala arah.

2. Terjadinya bentuk bangunan pada gambar kedua bukan karena tren perkembangan jaman
atau mudah pembuatanya, dikarenakan terbatasnya lahan membuat bentuk bangunan
menjadi lebih berfariasi dengan konsep yang masin dibilang tertutup.
Fujian Tulou – Transfomasi – Tertutup ke Terbuka

Transformasi rumah kebanyakan membentuk bidang kotak dan persegi panjang tergantung lahan
yang dimiliki, dan arah hadap bangunan random. Terdapat bentuk bangunan yang lainya seperti di
gambar, seperti [ (Setengah lingkaran),( C ),( U ),( L ) ] untuk fungsi bangunan masih belum di
ketahui, apakah rumah, toko, kantor, pendidikan, pemerintahan dll
Sumber

https://en.wikipedia.org/wiki/Fujian_Tulou#Architecture

https://en.wikipedia.org/wiki/Hakka_walled_village#History

https://www.scribd.com/doc/233578753/Sejarah-Arsitektur-Cina
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/09/gaya-arsitektur-cina.html

Anda mungkin juga menyukai