Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI PANGAN

SITUASI PANGAN SUSU DAN HASIL OLAHANNYA

Kelompok 3 :

1. Sophia Danarena P1337431216012


2. Prafisca Tiara LarasatiP1337431216015
3. Eti Kristiania P1337431216016
4. Alvira Dwi Cahyaningrum P1337431216017
5. Safira Arsy Sahara P1337431216019

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama
dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga tulang lebih padat, tidak
rapuh dan tidak mudah terkena risiko osteoporosis pada saat usia lanjut. Susu
bisa dikonsumsi dalam bentuk susu murni atau dalam bentuk olahannya
seperti yoghurt, keju, dsb. Pada susu juga terkandung zat-zat gizi yang
berperan dalam pembentukan tulang seperti protein, fosfor, vitamin D,
vitamin C dan besi. Selain zat-zat gizi tersebut, susu juga masih mengandung
zat-zat gizi penting lainnya yang dapat meningkatkan status gizi.

Untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat,


tubuh memerlukan zat gizi yang lebih banyak dan lebih berkualitas, sehingga
apabila tidak di imbangi dengan pola konsumsi pangan yang sehat, masa
remaja dapat menjadi masa yang rawan gizi. Salah satu zat gizi yang
diperlukan pada masa remaja ini adalah kalsium. Menurut Khomsan (2004),
retensi kalsium pada remaja pria tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada
masa usia pra sekolah. Pada masa pra usia sekolah retensi kalsium sebagai
tulang adalah sebesar 100 mg/hari. Kalsium juga sangat berperan penting
dalam pertahanan tulang dari masa bayi hingga lansia. Pada masa bayi susu
dibutuhkan sebagai sumber lemak dan kalsium yang berfungsi dalam
pembenukan kerangka tubuh yang kuat. Sedangkan pada lansia kalsium
berfungsi untuk mempertahankan masa tulang agar tidak cepat keropos dan
mencegah terjadinya osteoporosis.

Untuk mencukupi kebutuhan individu terhadap susu maka ketahanan


pangan susu di rumah tangga harus cukup. Untuk mencukupi persediaan di
rumah tangga maka dibutuhkan pemasok susu mulai dari pendirian
peternakan yang menghasilkan susu, cara pemasok mendistribusikan susu,
cara menghasilkan berbagai produk olahan susu, menentukan harga susu
dipasaran, promosi pemasaran susu, hingga didapatkan ketersediaan susu
yang cukup dalam rumah tangga.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana produksi susu di Semarang?


2. Bagaimana distribusi susu di Semarang?
3. Bagaimana ketersediaan susu di Semarang?
4. Bagaimana pola konsumsi susu di Semarang?
5. Bagaimana harga susu di Semarang?

C. Tujuan
1. Mengetahui produksi susu di Semarang.
2. Mengetahui distribusi susu di Semarang.
3. Mengetahui ketersediaan susu di Semarang.
4. Mengetahui pola konsumsi susu di Semarang.
5. Mengetahui harga susu di Semarang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Susu

Menurut Hadiwiyoto (1983) susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui
lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang sehat, aman dan tidak dikurangi
atau ditambah bahan lainnya. Widodo (2003) menambahkan, susu didefinisikan sebagai
bahan pangan yang dihasilkan selama periode laktasi oleh hewan menyusui dengan tujuan
utama sebagai sumber nutrisi dan memberikan sistem kekebalan bagi anak yang baru
dilahirkannya.

2. Komposisi Susu

Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-
garam mineral dan protein dalam bentuk suspense koloidal. Air susu mengandung unsur-
unsur gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan. Komposisi unsur-unsur gizi
tersebut sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor keturunan, jenis
hewan, makanan yang meliputi jumlah dan komposisi pakan yang diberikan, iklim, waktu,
lokasi, prosedur pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama susu adalah air, lemak, protein
(kasein dan albumin), laktosa (gula susu), dan abu (Muharastri, 2008).
Menurut Eckles et al., (1980) komposisi susu dibagi menjadi dua bagian yaitu air
87,25% dan zat padat 12,75%, dimana zat padat dibagi lagi menjadi empat bagian yaitu
lemak 3,8%; protein 3,5%; laktosa 4,8% dan mineral 0,65%. Komposisi susu dipengaruhi
oleh spesies, individu dalam satu spesies dan metode analisa (Adnan, 1984). Komposisi
utama susu menurut Buckle et al., (1987) adalah air, protein, lemak, laktosa, vitamin dan
mineral.

3. Jenis-jenis Susu

Dalam buku Distribusi Perdagangan Komoditi Susu Bubuk Indonesia tahun 2014
menyebutkan jenis-jenis susu yang tersedia di pasaran beragam seperti Full cream, Low fat,
Skim, susu evaporasi, susu Pasteur, Flavoured, Calcium enriched, Ultra-High Temperature-
Treated (UHT) dan Conjugated Linoleic Acid (CLA).
Sebagian besar susu yang dikonsumsi oleh manusia berasal dari sapi perah, karena
jenis ternak ini adalah penghasil susu yang potensial. Ternak lain seperti kerbau, kambing,
domba dan kuda juga menghasilkan susu, tetapi masih dalam jumlah terbatas. Susu yang
berasal dari sapi perah lazim disebut susu, sedangkan susu dari ternak yang lain diberi
sebutan sesuai dengan nama hewan penghasilnya. Sebagai contoh, susu dari kerbau disebut
susu kerbau dan susu dari kambing disebut susu kambing (Muhamad, 2002).

4. Manfaat Susu
Susu dibutuhkan oleh manusia dari berbagai lapisan umur. Bayi yang susu ibunya
tidak mencukupi dapat dibantu dengan pemberian susu asal ternak. Susu juga sangat
bermanfaat untuk memelihara kesehatan tubuh orang dewasa maupun untuk orang lanjut
usia. Susu juga merupakan sumber makanan yang fleksibel yang dapat diatur kadar
lemaknya sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen, (Wahyuli, 1999).

BAB III
PEMBAHASAN

1. Produksi Susu di Semarang


Berdasarkan Badan Pusat Statistik Jawa Tengah yang bersumber dari Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Populasi Ternak Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Jawa Tengah, 2015 sebagai berikut:
Bersarakan Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan
Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 di kota semarang adalah sebagai berikut:
Kecamatan Jumlah Rumah Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba
Tangga Usaha
Peternakan
[010]MIJEN 1595 406 37 106 2 551 3

[020]GUNUNG PATI 1892 264 227 24 1 818 6

[030]BANYUMANIK 676 77 64 31 1 330

[040]GAJAH MUNGKUR 142 11 37

[050]SMG SELATAN 41 1 17 1

[060]CANDISARI 192 1 29

[070]TEMBALANG 706 149 10 66 2 270

[080]PEDURUNGAN 172 19 2 76

[090]GENUK 592 17 1 156

[100]GAYAMSARI 100 9 1 2 32

[110]SMG TIMUR 108 1 17 3

[120]SMG UTARA 109 1 1 33

[130]SMG TENGAH 7 1

[140]SMG BARAT 197 8 1 36

[150]TUGU 102 7 1 6 41 19
[160]NGALIYAN 674 104 2 18 261 2

[74] SEMARANG 7305 1075 346 254 6 2705 34

Salah satu produsen susu terbesar di semarang adalah cimory. Disana terdapat peternakaan
sapi perah yang menghasilkan susu sapi murni. Cimory tidak hanya menjual susu dalam
bentuk susu segar tapi juga menjual susu dalam bentuk olahan seperti yoghurt, permen, dsb.

2. Distribusi Susu
Susu merupakan bahan makanan yang mudah rusak. Susu tidak hanya
dipasarkan dalam keadaan segar (fresh milk ), tetapi juga dalam bentuk susu bubuk,
susu kental manis, susu skim (dihilangkan lemaknya), mentega susu (butter), keju
dsb.
Secara umum aliran distribusi susu di mulai dari peternak yang datang dari
berbagai lokasi mengantarkan susunya ke titik terdekat yang telah ditentukan oleh
koperasi atau disebut juga Tempat Penampungan Susu (TPS). Susu-susu dari TPS
tersebut diambil oleh koperasi melalui alat transportasi pengangkut susu untuk
ditampung di koperasi. Pihak koperasi melakukan test dan uji kualitas susu yang
dihasilkan peternak yang nantinya akan dikompensasi dengan harga susu per liternya.
Susu yang ditampung oleh koperasi selanjutnya dikirim ke Industri Pengolahan Susu
(IPS).
Koperasi peternak merupakan pelaku penting dalam industry sapi perah di
Indonesia. Dalam koperasi peternak, terdapat kegiatan mengumpulkan susu segar dari
peternak, memberikan kredit pada peternak, memberikan bimbingan dan konsultasi
pada peternak.
Berikut adalah bagan distribusi susu, input, dan sarana produksi susu di Indonesia:
3. Ketersediaan Susu
Banyak kendala yang menyebabkan tingkat konsumsi susu masyarakat
Semarang masih sangat rendah. Berbagai kendala tersebut dikategorikan dalam
kendala teknis dan nonteknis. Dari kendala teknis, seperti mahalnya harga susu
olahan, rendahnya ketersediaan susu lokal, serta rendahnya daya beli masyarakat.
Sedangkan kendala nonteknis, seperti kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
manfaat susu, dan pilihan adanya sumber protein dari makanan lain. Wakil Ketua
Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo mengaku prihatin terhadap
rendahnya tingkat konsumsi susu masyarakat Semarang. Dinas Ketahanan Pangan
perlu melakukan dan menguatkan sosialisasi kampanye dan promosi minum susu
dengan kerja sama bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Semarang
memang bukan penghasil susu olahan tetapi bukan berarti kesadaran mengonsumsi
susu rendah sebagai kewajaran. Kantor Ketahanan Pangan juga dinilai perlu
melakukan kerja sama dengan produsen-produsen susu olahan untuk ikut bertanggung
jawab meningkatkan kesadaran masyarakat. Produsen susu diharapkan tidak hanya
mempromosikan secara besar-besaran dan intens melalui media-media massa. Namun
diminta juga mengajak masyarakat khususnya anak-anak dalam kegiatan minum susu
bersama. (zal/ton/ce1), (Radar Semarang, 2004).
4. Pola Konsumsi Susu di Semarang
Tingkat konsumsi susu masyarakat Kota Semarang masih sangat rendah. Dari data
yang ada tingkat konsumsi hanya 2,1 liter per kapita per tahun. Sangat jauh sekali
dibanding angka ideal konsumsi susu nasional yang mencapai 17 liter. Bahkan lebih
rendah lagi kalau dibandingkan konsumsi susu rata-rata penduduk negara-negara
ASEAN yang sudah di atas 20 liter/tahun. Masih rendahnya tingkat konsumsi susu
tersebut diakui Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang.
Ditambah lagi dengan harga susu yang tergolong mahal membuat konsumsi susu di
Semarang kurang karena tingkat kebutuhan di Semarang yang sangat banyak dan
cukup terbilang mahal.
Tak lupa juga didukung dengan PUGS ataupun empat sehat lima sempurna (yang
dulu) membuat konsumsi susu dikesampingkan dengan tingkat konsumsi lauk hewani
dan nabati yang murah dan mudah didapatkan.

5. Harga Susu

Sumber Data : Seksi Promosi dan Informasi Pasar, Bidang PDN, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Jateng, 2018

Perubahan harga susu di Semarang tidaklah signifikan. Dan harga susu di pasaran merata,
tidak ada perbedaan yang mencolok di pasar Karangayu, pasar johar, pasar Gayamsari, Pasar
Peterongan, dan Pasar Bulu.
Saat ini, peternak sapi perah lokal menilai harga jual susu segar di tingkat peternak masih
sangat rendah. Data dari Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) mencatat harga
susu dengan kualitas terbaik hanya berkisar di angka Rp 5.700.Harga susu segar di kota
Semarang berkisar antara Rp 6.000,- sampai Rp 7.000,-.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Susu merupakan hewan menyusui lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan
makanan yang sehat, aman dan tidak dikurangi atau ditambah bahan lainnya sebagai sumber
nutrisi dan memberikan sistem kekebalan bagi anak yang baru dilahirkan. Jenis-jenis susu
yang tersedia di pasaran beragam seperti Full cream, Low fat, Skim, susu evaporasi, susu
Pasteur, Flavoured, Calcium enriched, Ultra-High Temperature-Treated (UHT) dan
Conjugated Linoleic Acid (CLA). Salah satu produsen susu terbesar di semarang adalah
cimory. Disana terdapat peternakaan sapi perah yang menghasilkan susu sapi murni. Cimory
tidak hanya menjual susu dalam bentuk susu segar tapi juga menjual susu dalam bentuk
olahan seperti yoghurt, permen, dsb. Tingkat konsumsi susu masyarakat Semarang sangat
rendah, dikarenakan mahalnya harga susu olahan, rendahnya ketersediaan susu lokal, serta
rendahnya daya beli masyarakat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat susu, dan
pilihan adanya sumber protein dari makanan lain.

B. Saran
Untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat di Semarang bisa dibuatkan
kemasan yang lebih ekonomis dengan bentuk yang mini dan harga yang terjangkau.
Dengan demikian mampu meningkatkan tingkat konsumsi susu di Semarang tak hanya
itu, tingkat penjualan dan produksi juga perlu diperhatikan agar tidak defisit ataupun
melonjak.
DAFTAR PUSTAKA

Diakses dari https://eprints.uns.ac.id/23165/1/H0511021_pendahuluan.pdf, pada tanggal 23


November 2018 pukul 18:27.
Diakses dari http://mydreampasuruan.blogspot.com/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html,
pada tanggal 23 November 2018 pukul 18:30
Diakses dari http://www.ilmuternak.com/2014/03/dasar-teknologi-hasil-ternak.html, pada
tanggal 23 November 2018 pukul 18:35
Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/48894-ID-distribusi-perdagangan-
komoditi-susu-bubuk-indonesia-2014.pdf, pada tanggal 23 November 2018 pukul
18:37
Diakses melaluai website Badan Pusat Statistik Kota semarang
https://semarangkota.bps.go.id/subject/24/peternakan.html#subjekViewTab3 pada
tanggal 24 November 2018
Diakses melalui website Badan Pusat Statistik Jawa Tengah https://jateng.bps.go.id/ pada
tanggal 24 November 2018
Idris Rusadi Putra. 2018. Kemendag: Penentuan harga susu segar dalam negeri lewat
mekanisme pasar. https://www.merdeka.com/uang/kemendag-penentuan-harga-
susu-segar-dalam-negeri-lewat-mekanisme-pasar.html (diakses 24 November
2018)

Anda mungkin juga menyukai